• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN MORAL SISWA DI MA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL JANNAH DESA TEGALREJO KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "POLA KOMUNIKASI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN MORAL SISWA DI MA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL JANNAH DESA TEGALREJO KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

i

POLA KOMUNIKASI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN MORAL SISWA

DI MA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL JANNAH DESA TEGALREJO KECAMATAN MAYANG

KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Fakultas Dakwah

Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam

Oleh :

Sheila Halimatus Suhro NIM : D20181040

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS DAKWAH

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM DESEMBER 2022

(2)

ii

POLA KOMUNIKASI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN MORAL SISWA

DI MA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL JANNAH DESA TEGALREJO KECAMATAN MAYANG

KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Fakultas Dakwah

Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam

Oleh:

Sheila Halimatus Suhro NIM: D20181040

Disetujui Pembimbing

Dr. H. Sofyan Hadi, S.Sos.I., M.Pd.

NIP. 197505142005011002

(3)

iii

POLA KOMUNIKASI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN MORAL SISWA

DI MA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL JANNAH DESA TEGALREJO KECAMATAN MAYANG

KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI Telah diuji dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Fakultas Dakwah

Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Hari : Rabu

Tanggal : 28 Desember 2022 Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Mochammad Dawud, S.Sos., M.Sos Fiqih Hidayah Tunggal Wiranti, M.M NIP. 197907212014111002 NIP. 199107072019032008

Anggota:

1. Dr. Siti Raudhatul Jannah, S.Ag., M.Med.Kom ( )

2. Dr. H. Sofyan Hadi, S.Sos.I., M.Pd ( )

Mengetahui, Dekan Fakultas Dakwah

Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag NIP. 19740606 200003 1 003

(4)

iv MOTTO

ُهللَّ ٱ َن َسۡحَٱ َٓ َكَم ن ِسۡحَٱَو َۖاَيۡهُّلد ٱ َنِم َكَبيِصَه َسنَت َلََو ََۖةَرِخٓٔ ۡل ٱ َراهلد ٱ ُهللَّ ٱ َكٰىَتاَء ٓاَيمِف ِغَتۡب ٱَو َِۖ ۡرَ ۡل ٱ ِلۡ َيا َسَدَۡ ٱ ِغۡبَت َلََو ََۖكۡيََ ا ك

َنيِد ِسۡدُمَۡ ٱ ُّبُِيُ َلَ َهللَّ ٱ هن ا ك ٧٧

Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”(Qs. Al-Qasas [28]: 77)

Amin Muchtar, Syaamil Al-Qur’an Edisi Usul Fiqh, (Bandung: Sygma Publishing, 2011), 394.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Rasa syukur terucap kepada-mu, yang telah memberikan kemudahan dan pemahaman sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Saya persembahkan karya sederhana ini kepada:

1. Bapak dan ibu tercinta bapak Edi, ibu Yayuk, adik saya Faris, suami saya Guntur beserta keluarga besar saya dengan segala tulus, kasih sayang dan ikhlas yang selama ini menyertai setiap langkah saya dan memberikan dukungan nomal serta material yang sangat besar demi keberhasilan saya.

2. Bapak Dosen pembimbing, Bapak Dr. H. Sofyan Hadi, S.Sos.I., M.Pd.

yang bersedia meluangkan waktunya dengan tulus dan ikhlas memberikan bimbingan maupun arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Segenap Yayasan Pondok Pesantren Raudlatul Jannah khususnya MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah yang telah memberikan izin penelitian saya.

4. Kepada pimpinan, dosen, karyawan serta seluruh civitas akademik UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah terlibat selama proses kegiatan belajar mengajar hingga selesai.

5. Guru-guru saya yang sangat mulia, karena dengan barokah serta do’a nya yang luar biasa, saya bisa sampai tahap ini.

6. Sahabat-sahabat saya (Diah, Kisya, Chaca, Munt, Dina, Dewita, Anggi, Oyek, Meli dan Eka) yang selalu setia menyemangati saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

vi

7. Keluarga besar Komunikasi Penyiaran Islam 2018 terutama kelas KPI O1 yang telah berjuang bersama mulai dari semester awal hingga semester akhir.

8. Almamater saya UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang selalu saya banggakan.

9. Kepada semua pihak yang mendukung saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

10. Tak lupa juga terima kasih sebanyak-banyaknya kepada diriku sendiri karena telah bertahan dan menikmati proses panjang dalam pengerjaan skripsi. Semoga skripsi ini menjadi karya terbaik yang dapat memotivasi saya untuk belajar lebih baik lagi.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

بِسۡمِ

ه َللّٱ حۡمَٰنَِرلٱ هميهحَرلٱ

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segenap rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana (S-1) dengan lancar.

Salam dan salawat tak lupa penulis curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.

2. Bapak Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.

3. Bapak Mochammad Dawud, S.Sos., M.Sos selaku Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Bapak Dr. H. Sofyan Hadi, S.Sos.I., M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar meluangkan waktu dan pemikirannya untuk memberikan ilmu dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini.

(8)

viii

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama berada di bangku kuliah.

6. Bapak Suudi, S.Ag selaku kepala sekolah MA Raudlatul Jannah beserta dewan guru dan staf karyawan yang bersedia memberi izin kepada penulis untuk melakukan serangkaian kegiatan penelitian pada guru akidah akhlak dan siswa kelas X MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah.

7. Seluruh civitas akademika UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, kepada pimpinan, para dosen dan karyawan yang telah membantu dalam kelancaran proses penyelesaian tugas akhir ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan yang ada didalamnya. Sehingga saran dan kritik yang konstruktif sangat peneliti harapkan.

Semoga skripsi ini dapat menjadi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca.

Jember, Desember 2022 Penulis

Sheila Halimatus Suhro D20181040

(9)

ix ABSTRAK

Sheila Halimatus, 2018: Pola Komunikasi Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Moral Siswa Di MA Pondok Pesantren Raidlatul Jannah Desa Tegalrejo Kec.Mayang Kab.Jember.

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Guru Akidah Akhlak, Pembinaan Moral.

Manusia membutuhkan komunikasi sebagai satu bagian yang berperan penting, sebab komunikasi telah hampir memenuhi sebagian besar hidup manusia guna menjalankan kehidupan. Pertukaran informasi antar manusia satu dengan lainnya disebabkan oleh peran komunikasi guna menjalin interaksi dalam sehari- hari sehingga manusia dapat memiliki tujuan yang jelas dengan informasi yang diperoleh. Pelaksanaan pembelajaran dalam lembaga pendidikan juga tidak lepas dari peran komunikasi. Berbeda dari komunikasi yang digunakan kebanyakan yang dilakukan tanpa membutuhkan metode dan pola, komunikasi dalam pendidikan harus mempunyai kejelasan pola dan tidak asal-asalan serta menerapkan metode yang baik dan benar.

Permasalahan yang diangkat pada penelitian dalam skripsi ini yaitu 1) Bagaimana pola komunikasi yang digunakan guru akidah akhlak dalam pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah? 2) Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah?. Sementara tujuan pada penelitian ini sesuai permasalahan yaitu 1) Untuk mendeskripsikan pola komunikasi guru akidah akhlak dalam pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah, 2) Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan hambatan yang ditemui guru dalam pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah juga yang berkaitan dengan masalah pola komunikasi yang digunakannya.

Metode penelitian yang bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif pada penelitian ini, serta informan yang telah ditentukan, yaitu kepala sekolah, guru akidah akhlak, biro kepesantrenan dan siswa. Peneliti mengumpulkan dan memperoleh data menggunakan teknik, yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Penelitian yang dilakukan telah memperoleh hasil yaitu berbagai pola komunikasi dilakukan oleh guru akidah akhlak dan moral, diantaranya pola komunikasi satu arah, pola komunikasi dua arah dan pola komunikasi banyak arah berperan penting untuk membina moral dan etika siswa melalui pesan yang disampaikan tersebut. Hal ini didukung dengan adanya faktor komitmen serta visi utama dan peraturan tertulis atau tata tertib pada MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah. Sementara penghambat pelaksanaan penerapan pola komunikasi, antara lain waktu, teknologi yang memadai dan maju, serta tidak adanya latar belakang pendidikan pesantren. Pemikiran dan cara siswa bersikap berbeda dengan apa yang diajarkan menjadi fenomena yang banyak dijumpai di sekolah. Pada MA Raudlatul Jannah, penerapan pola komunikasi dalam membina akhlak telah berjalan dan terwujud dengan sangat baik dibuktikan dengan penerapan akhlak dalam lingkungan sekolah oleh siswa.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7 7 C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 10

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 14

A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Teori ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi Penelitian ... 31

(11)

xi

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Analisis Data ... 37

F. Keabsahan Data... 39

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 40

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 44

A. Gambaran Objek Penelitian ... 44

B. Penyajian Data dan Analisis ... 48

C. Pembahasan temuan ... 65

BAB V PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran-saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 1. Pernyataan Surat Keaslian Tulisan ... 82

2. Matriks Penelitian... 83

3. Pedoman Penelitian ... 84

4. Surat Izin Penelitian ... 92

5. Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 93

6. Jurnal Kegiatan Penelitian ... 94

7. Biodata Penulis ... 95

(12)

xii

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

2.1 Originalitas Penelitian ... 17

(13)

BAB I

PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pesatnya sekolah MA (Madrasah Aliyah) yang berada di Jember menimbulkan persaingan ketat, di antaranya banyaknya MA yang terdapat di Mayang. Di sisi lain, masih banyak siswa MA yang cenderung mengabaikan sopan santun melanggar dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan oleh pihak sekolah. Namun demikian, ada pula MA yang siswanya relatif sopan dan berakhlak mulia, sebagaimana ditunjukkan oleh siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah.1

MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah merupakan salah satu sekolah yang bernilai baik akhlaknya di lingkungan masyarakat di bandingkan dengan sekolah lain yang berada di Mayang menurut riset khalayak yang telah dilakukan.

Komunikasi antara guru dan siswa juga terlihat sangat baik termasuk kegiatan yang dilakukan manusia sebagai makhluk sosial dan saling memerlukan bantuan antar yang lainnya guna melakukan suatu hubungan atau interaksi.2

Komunikasi menjadi indikator pada interaksi seorang muslim dengan muslim lainnya, sehingga pola komunikasi sangat diperhatikan

1 Observasi, Jember 17 Maret 2022

2 Deuis Nur, Pola Komunikasi Antara Penyuluh Agama Dengan Residen, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2014), 03.

1

(14)

oleh agama Islam yang sempurna. Hal ini seperti dijelaskan dalam Al- Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 23.

َحَٱ َ َبَِكَۡ ٱ َكَدنِع هنَغُلۡبَي اهم ا ۚاًنَٰ َ سۡح ك ا ِنۡي َ ِلدََٰوَۡ ك ٱِبَو ُههيَّ ا ٓ هلَ ك

ك ا ْآوُدُبۡعَت هلََٱ َكُّبَر ٰ َضََقَو ّّٖ فٱ ٓاَمُُهَ َُُت َََف اَ ُُ َ ِِ ۡوَٱ ٓاَ ُُ ُد

اايمِرَك الَ ۡوَق اَمُُهَ ُقَو اَ ُُۡرَ ۡنَۡت َلَ َو ٣٢

Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan

"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Ayat di atas menjelaskan memerintahkan kepada kita untuk menjalankan komunikasi dengan menyeru kebaikan dengan mengucap perkataan yang baik dan mulia atau interaksi dalam komunikasi secara baik dan benar sebagai bentuk komunikasi yang menyenangkan.

Komunikasi adalah komunikator melakukan proses menyampaikan pesan berbentuk simbol ataupun lambang kepada komunikan atau audiens dengan tujuan supaya penerima pesan memahami pesan tersebut untuk harapan berubahnya sikap dan tingkah laku.3

Onong Uchjana berpendapat bahwa komunikasi telah dikenal dan terjadi setiap hari pada manusia namun pemahaman terhadap komunikasi tersebut sangat minim. Manusia tidak mampu mengetahui arti komunikasi sendiri yang telah dilakukan sehari-hari. Sederhananya, terdapat tiga unsur dalam terwujudnya komunikasi, yaitu komunikator, pesan dan komunikan.

3 Ety Nur, “Peranan Komunikasi Dalam”, Jurnal Al-Ta’dib, Volume 6, No. 1 (2013): 180.

(15)

Pengertian komunikasi secara teoritis yang terjadi antar pribadi, yaitu pesan yang diproses dari penyampaian oleh seseorang dan mampu memberikan efek serta umpan balik secara langsung kepada orang lain atau kelompok orang yang menerima pesan. Komunikasi antar masing- masing pribadi memegang peranan penting dalam kehidupan termasuk kehidupan lembaga atau organisasi salah satunya adalah sekolah. Pada sekolah yang dikenal sebagai lembaga tempat pengetahuan, moral, kedisiplinan serta etika ditempa dan dikembangkan dimana prestasi siswa dalam belajar menjadi tanda pengetahuan bertambah, namun perlu juga disertai pengembangan dan kemajuan etika dan moral yang baik. Sehingga dalam mengupayakan hal tersebut dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan, guru memiliki andil penting yang berperan dalam membina siswa melalui pengajaran dan pendidikan supaya kualitas siswa meliputi perilaku dan akhlak dapat ditingkatkan.4

Pasal yang penjelaskan mengenai komunikasi, yaitu peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28F menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan imformasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.5

4 Anggi Anisa, “Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Guru Dan Siswa Dalam Mencegah Kenakalan”, 2 (April, 2014), 288.

5 Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 28F Tahun 1945 tentang Komunikasi (Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI, 2000), 70

(16)

Definisi komunikasi dalam pembelajaran adalah penyampaian gagasan yang diproses oleh seseorang dengan tujuan efisiensi dan efektivitas pada keberhasilan pengiriman pesan. Komunikasi antar pribadi dalam proses belajar mengajar memiliki peran penting guna terciptanya hubungan dan interaksi antara pengajar serta siswa secara harmonis.

Komunikasi dapat terlaksana efektif dipengaruhi faktor antara pengajar dengan siswa, namun dalam pembelajaran keberhasilan proses komunikasi bergantung pada pengendalian dan tanggung jawab pengajar supaya terjadi komunikasi yang sehat serta efektif.6

Keterampilan pengajar sangat memperngaruhi berhasil tidaknya pengajar dalam melaksanakan tanggung jawab pengendali jalannya komunikasi pembelajaran. Komunikasi dapat disebut efektif jika siswa dapat menerima dan memahami pesan yang disampaikan dalam proses pembelajaran serta dapat menyebabkan timbulnya umpan balik positif.

Secara umum, terdapat dua fungsi pada komunikasi pembelajaran, yaitu kelangsungan hidup pribadi dan masyarakat. Kelangsungan hidup pribadi terdiri atas keselamatan fisik, peningkatan kesadaran pribadi, tercapainya ambisi pribadi, serta menampilkan diri di depan orang lain. Sementara, kelangsungan hidup bagi masyarakat, anara lain interaksi sosial dengan kondisi suatu masyarakat guna memperbaiki hubungan serta

6 Muh. Rizal, “Komunikasi Pembelajaran”, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keislaman, Volume 13, No. 02 (2018): 4.

(17)

perkembangan sosial dalam masyarakat. 7 Pada bidang pendidikan, komunikasi memiliki peran yang sangat penting, yaitu:

1. Fungsi pengawasan, berbentuk kontrol, peringatan serta kegiatan yang bersifat persuasif. Fungsi pengawasan dan kontrol digunakan untuk melakukan kegiatan yang prevensif guna pencegahan terhadap sesuatu yang tidak dikehendaki, misalnya informasi bahaya narkoba yang disampaikan kepada pelajar dan masyarakat melalui media massa.

1. Fungsi sosial learning. Fungsi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan petunjuk pencerahan kepada siswa dan masyarakat pada saat komunikasi massa berlangsung yang dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan sosial serta guilding terhadap semua orang.

2. Fungsi penyampaian informasi dimana fungsi proses komunikasi yang bertujuan supaya tersampaikannya informasi kepada masyarakat luas.8

Komunikasi berperan dalam sosialisasi kehidupan proses belajar mengajar sebab hakikat pembelajaran merupakan proses komunikasi.

Proses komunikasi dalam pembelajaran merupakan penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa sebagai penerima pesan menggunakan saluran atau media tertentu. Pesan berupa materi atau

7 Ibid, 5.

8 Ety Nur, “Peranan Komunikasi Dalam”, Jurnal Al-Ta’dib, Volume 6, No. 1 (2013): 183.

(18)

bahan ajar yang terdapat pada kurikulum akan disampaikan melalui guru kepada siswa menggunakan media pendidikan.

MA pondok pesantren Raudlatul Jannah merupakan salah satu lembaga pondok pesantren yang beralamat di Jl. Banyuwangi No. 09 Dusun Kebun Gunung, Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, yang merupakan salah satu lembaga sekolah yang memiliki ciri khas keislaman berbeda di daerah Mayang. Dikatakan begitu karena sekolah ini dapat menerima siswa-siswi dari luar lingkungan pondok, karena madrasah pondok pesantren lainnya yang ada di Mayang diwajibkan untuk sekolah dan mondok.

Banyak bidang pelajaran dalam proses pembelajaran baik pembelajaran umum dan agama yang dapat dikembangkan. Namun pada lembaga madrasah ini lebih berfokus pada mata pelajaran pendidikan akidah akhlak sebab zaman sekarang ini lebih menekankan pada pendidikan akhlak anak-anak terlebih remaja dimana pendidikan ini termasuk dalam peran dakwah.9

Pembinaan moral juga berperan dalam pembangunan nilai budi pekerti supaya perilaku menjadi lebih baik. seorang guru mengupayakan kepada siswa untuk membina moral serta akhlaknya guna menjadi pribadi yang lebih baik, baik itu untuk dirinya sendiri maupun orang lain dalam hal ini termasuk untuk MA Raudlatul Jannah.10

9 Observasi, Jember 17 Maret 2022

10 Observasi, Jember 17 Maret 2022

(19)

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian yang berjudul “Pola Komunikasi Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Moral Siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang”.

Pentingnya penelitian ini dilakukan guna mengkaji lebih jauh mengenai penerapan pola komunikasi yang dilakukan dalam membina moral siswa di MA Raudlatul Jannah Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang.

B. Fokus Penelitian

Penentuan fokus penelitian ini didasarkan pada penjelasan latar belakang yang telah dipaparkan diatas. Fokus penelitian yang ditentukan, yaitu:

1. Bagaimana pola komunikasi yang digunakan guru akidah akhlak dalam pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah?

C. Tujuan Penelitian

Pada penelitian memerlukan arah dan gambaran terhadap apa yang akan dilakukan yang disebut dengan tujuan penelitian.11 Dalam penentuan tujuan, masalah yang telah dirumuskan akan dijadikan sebagai acuan.

Berikut merupakan tujuan penelitian dari proposal skripsi ini:

11 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember : IAIN Jember Press, 2020), 45.

(20)

1. Untuk mendeskripsikan pola komunikasi guru akidah akhlak dalam pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah.

2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung, dan hambatan-hambatan yang ditemui guru akidah akhlak dalam pembinaan moral siswa di MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah, juga yang berkaitan dengan masalah pola komunikasi yang digunakannya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan pasti memiliki harapan dari hasil penelitiannya baik secara teoritis maupun praktis. Pada penelitia yang bersifat kualiatif, manfaat yang diperoleh lebih bersifat teoritis dengan tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa melupakan manfaat praktif melalui penyelesaian permasalahan yang diangkat. Penelitian kualitatif bagi peneliti bermanfaat dalam mendapat teori untuk menjelaskan, memaparkan, membuat prediksi serta pengendalian suatu gejala.12

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pola komunikasi guru akidah akhlak dalam pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah bagi peneliti khususnya, serta memperluas wawasan keilmuan bagi pembaca pada umumnya.

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta CV, 2015), 291.

(21)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pemahaman kepada peneliti tentang pola komunikasi guru akidah akhlak dalam pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah. Penelitian ini menjadi bagian dari studi untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas Dakwah Universitas KH Achmad Siddiq Jember.

b. Bagi Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember

Manfaat dari hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat untuk menambah pengetahuan dan menambah nuansa ilmiah di lingkungan kampus Universitas KH Achmad Siddiq Jember dengan kontribusi peneliti menambah literatur di perpustakaan Universitas KH Achmad Siddiq Jember terkhusus bagi Fakultas Dakwah khususnya program studi Komunikasi Penyiaran Islam serta kontribusi terhadap pengetahuan mahasiswa terkait penelitian ini.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian berupa pola komunikasi antara guru akidah akhlak terhadap pembinaan moral siswa MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah diharapkan dapat memberikan informasi dengan tujuan guru memahami serta melaksanakan penerapan pola komunikasi yang telah diterapkan sebelumnya.

(22)

E. Definisi Istilah

Pada definisi istilah dijelaskan mengenai beberapa istilah penting pada karya ilmiah ini dimana menjadi titik fokus peneliti dalam penelitian yang dilakukan. Tujuan dari definisi istilah, yaitu menghindari salah paham akan makna dan arti istilah terhadap penafsiran makna istilah oleh peneliti.13 Oleh sebab itu, perlu adanya makna yang tegas yang dijabarkan dalam definisi istilah, diantaranya:

a. Pola Komunikasi

Arti pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu bentuk atau sistem, cara atau bentuk (struktur) yang tetap. Pada dasarnya makna pola merupakan bentuk gambaran dari proses sebuah peristiwa yang terjadi guna membantu seseorang melakukan analisis untuk meminimalisir berbagai kekurangan serta dapat dilakukan diperbaiki. Arti komunikasi secara istilah, yaitu sama dengan maksud terjadi kesamaan persepsi terhadap pesan yang disampaikan antara penyampai pesan dengan penerima pesan.

Sehingga jika disatukan arti pola komunikasi, yaitu gambaran atau pola hubungan dua orang atau lebih untuk dapat memahami pesan yang disampaikan melalui cara penyampaian yang tepat dalam proses mengirim dan menerima pesan.14

13 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2020), 45.

14 Inceradiah, “Pola Koumnikasi Guru Dalam Pembinaan Akhlak Murid Tunarungu Di SLBB-Y”, (Skripsi, UIN Alauddin Makasar,2017),17.

(23)

a. Guru Akidah Akhlak

Definisi guru akidah akhlak atau disebut pendidik, yaitu orang yang berkewajiban kepada murid untuk memberikan pemahaman diri dan bertanggungjawab melakukan pendidikan serta pembimbingan moral. Definisi guru berbeda dengan pengajar, jika pengajar sekedar menyampaikan materi saja tanpa melakukan pembinaan kepada siswa. Keberhasilan seorang pengajar diukur ketika prestasi diperoleh setinggi-tingginya oleh siswa akibat penguasaan dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan.

Namun tidak dengan seorang guru yang mendidik, maka karakter yang terdapat pada siswa menjadi tanggung jawabnya guna membentuk karakter yang berkepribadian dan bernilai tinggi selain memberikan pengajaran materi pelajaran.15

b. Pembinaan Moral

Pembinaan merupakan upaya pengarahan melakukan pengembangan pengetahuan, keterampilan kecakapan, dan pengalaman mengenai ajaran islam serta membimbing secara sadar, direncanakan serta konsisten untuk mencapai pemahaman serta mampu diterapkannya dalam sehari-hari. Pengertian moral, yaitu kemunculan perilaku, sifat, perangai, atau tabiat dengan mudah tanpa melalui pikir panjang. Sehingga pembinaan moral dapat diartikan, yaitu Jadi pembinaan akhlak adalah upaya berdaya guna

15 Jayanti, “Pola Komunikasi Guru Pendidikan Akhlak tasawuf Islam Dalam Pembinaan Akhlak Peserta Didik”, (Skripsi, UIN Alauddin Makasar,2017),16.

(24)

dalam sebuah proses meliputi tindakan serta penanaman nilai perilaku baik kepada Allah swt, diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap alam sekitar supaya memperoleh hidup yang bahagia di dunia dan diakhirat.16

c. Pondok Pesantren

Menurut definisi dari Imam Zarkasyi yang menjelaskan bawa makna pesantren merupakan pusat pendidikan islam dengan lembaga bersistem asrama atau pondok lembaga pendidikan islam dengan sistem asrama atau pondok yang terdapat kyai sebagai sentral figure, pusat jiwa kegiatan berada di masjid, serta kegiatan utama berupa pengajaran dan bimbingan pada santri oleh kiai.

Pesantren singkatnya disebut sebagai laboratorium dalam proses kehidupan dimana santri mempelajari aspek segala kehidupan termasuk bermasyarakat di dalamnya. Pondok pesantren merupakan rumah bagi para santri sekaligus tempat menempa ilmu agama.17

F. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi membutuhkan sistematika yang runtut guna menjelaskan bahasan di dalamnya, dimana sistematika pembahasan penelitian terdiri dari:

16 Syaepul. Manan, “Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan Dan Pembiasaan”, Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim, Volume15,No1(2017):52.

17 Sukarno, Budaya Politik Pesantren (Perspektif Interaksionalisme Simbolik), Yogyakarta:

Interpena, 2012. 21.

(25)

BAB I Pendahuluan, berisi penjelasan dan pemaparan latar belakang permasalahan, fokus penelitian, tujuan serta manfaat dari penelitian, definisi istilah, dan rincian sistematika pembahasan

BAB II Kajian Kepustakaan, bab ini memaparkan mengenai penelitian terdahulu yang relevan terhadap penelitian saat ini yang akan dilakukan serta penjabaran kajian teori atau literatur terkait dengan judul penelitian.

BAB III Metode Penelitian, metodologi memaparkan pendekatan dan jenis penelitian, lokasi, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahapan penelitian.

BAB IV Penyajian Data dan Analisis, penyajian data berupa penggambaran objek penelitian, hasil penelitian serta analisis dan pembahasan yang disampaikan dari hasil temuan penelitian.

BAB V Penutup, pada bab ini memaparkan mengenai akhir dari penelitian berupa kesimpulan serta saran peneliti.

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Bagian ini merupakan tempat berbagai ringkasan atau resume hasil dari penelitian sebelumnya terkait judul dicantumkan oleh peneliti bersumber dari skripsi, tesis, serta artikel dalam jurnal ilmiah dan sumber lain yang telah dipublikasikan maupun yang belum.18 Dalam melakukan penulisan skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Moral Siswa Di MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang Kabupaten Jember”. Penulis mengembangkan penelitian dengan mempersiapkan beberapa penelitian atau penelitian dalam bentuk disertasi yang berkaitan dengan pembahasan diatas, dan referensi serta membandingkan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menjadi lebih baik dan lebih bertanggung jawab. Tinjauan pustaka yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Antara Guru dan Murid SSDLB Meulaboh” yang ditulis oleh Tri Bharata Yudha, Mahasiswi Ilmu Sosial tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dari hasil

18 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember:IAIN JEMBER PRESS,2018),45.

14

(27)

penelitian tersebut dijelaskan bahwa komunikasi merupakan sentral dari segala sesuatu kegiatan yang dilakukan sehari- hari kepada masyarakat, mulai dari perkantoran, pendidikan, pergaulan, penjualan dan lain-lain. Banyak problema- problema yang menyangkut golongan akan dapat ditelusuri, terdapat komunikasi yang buruk karena kemacetan dan hambatan-hambatan komunikasi atau karena tidak ada komunikasi sama sekali. Skripsi ini mengambil topik bagaimana pola komunikasi guru dan murid disekolah.

Kesimpulan dari peneltian ini adalah Pola komunikasi guru dan murid di SDLB Meulaboh adalah guru-murid, murid- guru dan murid-murid. Hal ini dikarenakan dengan jumlah murid yang sedikit, maka guru mengambil inisiatif mengumpulkan murid dalam satu kelas agar guru bias total dalam memberikan perhatian kepada murid ketika proses belajar mengajar.

2. Skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Guru Agama Dalam Menanamkan Nilai Akhlak Siswa di SDN Bintaro 02 Pagi Pasanggarahan” yang ditulis oleh Iqbal Nasyaruddin, Mahasiswa Dakwah tahun 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pola komunikasi guru dan murid di SDLB Meulaboh adalah guru-murid, murid-guru dan murid-murid.

(28)

Hal ini dikarenakan dengan jumlah murid yang sedikit, maka guru mengambil inisiatif mengumpulkan murid dalam satu kelas agar guru bias total dalam memberikan perhatian kepada murid ketika proses belajar mengajar.

3. Skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Dalam Menyampaikan Pendidikan Agama Bagi Anak Usia Dini” merupakan hasil karya Dely Hazna Dian Saputra, Mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dari kesimpulan penelitian tersebut pola komunikasi dalam penyampaian pendidikan agama di TKIM Bhakti Mulia melalui pola komunikasi primer dan pola komunikasi sirkular. Pola komunikasi primer merupakan proses komunikasi langsung secara verbal dan nonverbal. Pola komunikasi sirkular merupakan proses komunikasi yang melibatkan banyak unsur dan langsung mendapatkan feedback. Faktor-faktor yang menghambat dalam penyampaian pendidikan agama yaitu kurangnya konsentrasi dan pembelajaran yang membosankan.

(29)

Tabel.2.1

Originalitas Penelitian Terdahulu No Nama, Judul

Penelitian, dan Tahun Penelitian

Persamaan Perbedaan Originalitas Penelitian 1 Tri Bharata Yudha,

yang berjudul “Pola Komunikasi Antara Guru dan Murid SSDLB Meulaboh (2014)

Meneliti pola komunikasi satu arah, pola komunikasi dua arah, dan pola komunikasi banyak arah yang digunakan.

Perbedaan pada subjek dan objek yang diteliti.

2 Iqbal Nasyaruddin, yang berjudul “Pola Komunikasi Guru Agama Dalam Menanamkan Nilai Akhlak Siswa di SDN Bintaro 02 Pagi Pasanggrahan (2017)

Kesamaan pada pembahasan mengenai pola komunikasi guru pada pembinaan akhlak siswa, serta persamaan pada

penggunaan metode kualitatif.

Terletak pada penggunaan metode, yaitu pada penelitian sebelumnya digunakan untuk meneliti tentang pola komunikasi oleh guru agama guna mendidik akhlak siswa sedangkan pada karya ilmiah ini meneliti tentang pola komunikasi guru akidah akhlak dalam menanamkan nilai moral siswa.

3 Dely Hazna Dian Saputra, yang berjudul

“Pola Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Dalam Menyampaikan Pendidikan Agama Bagi Anak Usia Dini (2019)

Kesamaan pada pola komunikasi yang dibahas, yaitu

komunikasi antara guru dan siswa serta penggunaan kualitatif deskriptif sebagai metodenya.

Perbedaan mengenai subjek dan objek yang diteliti dimana peneliti saat ini memilih objek pendidikan agama pada anak usia dini.

4

(30)

4 Sheila Halimatus Suhro, yang berjudul

“Pola Komunikasi Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang Kabupaten Jember (2022)

Pembahasan yang sama mengenai pola komunikasi antara guru dan siswa untuk pembinaan akhlak serta metode yang digunakan, yaitu kualitatif

deskriptif.

Subjek dan objek yang diteliti berbeda

1. Bagaimana pola komunikasi yang digunakan guru akidah akhlak dalam pembinaan moral siswa MA Pondok

Pesantren Raudlatul Jannah?

2. Bagaimana faktor

pendukung dan penghambat dalam pembinaan moral siswa?

B. Kajian Teori

Pada kajian teori akan menjadi bagian dalam mempersepsikan hal yang dapat dilakukan ketika penelitian. Fungsi mengkaji teori, yaitu untuk memperdalam secara lebih luas teori yang berkaitan dengan penelitian, supaya bertambahnya wawasan peneliti sehingga penyelesaian masalah oleh peneliti dapat sesuai mengikuti rumusan yang ditentukan serta tujuan penelitian.19

1. Pola Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pernyataan kepada orang lain oleh penyampai pesan melalui media baik langsung secara lisan ataupun tidak langsung guna

19 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember:IAIN JEMBER PRESS,2020),46.

(31)

menginformasikan atau mengubah perilaku, pendapat, serta sikap.20

Menurut pengertian berdasarkan terminologi, definisi komunikasi memiliki banyak arti dari berbagai pendapat para ahli, antara lain:

a. Menurut Wilbur Schramm, asal kata komunikasi, yaitu communia dari bahasa latin dengan arti berarti informasi, ide atau sikap dapat dibagikan melalui pengirim sebagai media dalam penyampaian isi pesan.21 b. Sedangkan arti komunikasi menurut Arni Muhammad,

yaitu proses antar hubungan masing-masing individu, kelompok, organisasi serta masyarakat untuk pemberian informasi.22

Penulis memperoleh kesimpulan dari uraian definisi di atas bahwa inti dari komunikasi, yaitu penyampaian pesan dari komunikator menuju komunikan dengan tujuan yang sama dimana informasi atau pesan mempunyai kesamaan persepsi antar kedua unsur tersebut.

Sehingga dapat diartikan bahwa seseorang berharap pada partisipasi orang lain sebagai penerima pesan untuk mencapai tujuan dari isi pesan. Komunikasi dapat berjalan dengan efektif

20 Onong Uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016) 6.

21 Wilbur schramm, Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: 2016) 48.

22 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001) 3.

(32)

dan baik jika yang terlibat komunikasi mempunyai persepsi yang sama terhadap maksud dari pesan yang dikomunikasikan.

Menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Mass, sebaaimana dikutip oleh Jalaludin Rahmat, dalam bukunya psikologi diuraikan mengenai kriteria komunikasi yang efektif dan baik komunikasi ia menguraikan lima ciri-ciri yang ditimbulkan dari komunikasi yang baik dan efektif, yaitu:

1. Komunikator mampu memahami pesan yang akan dikirimkan menuju komunikan.

2. Terjadi keakraban serta kehangatan yang menyenangkan.

3. Terjadinya perubahan sikap atau perilaku orang lain dalam tindakan tanpa paksaan dari komunikator.

4. Timbul interaksi sosial yang baik serta mampu menciptakan hubungan yang memuaskan serta mempertahankannya.

5. Komunikan bertindak sesuai isi pesan yang diinginkan komunikator.23

Dilihat berdasarkan ciri-ciri di atas, bahwa komunikasi yang efektif dan baik dapat memunculkan jati diri yang mampu digunakan sebagai pengembangan konsep pada diri, serta membuat hubungan dengan dunia sekitar. Pada proses

23 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000)13-16.

(33)

komunikasi terdapat lima unsur, yaitu sumber, komunikator, pesan, saluran (chanel), dan hasil (effect) dengan tujuan supaya transformasi komunikasi dapat dilakukan secara efektif.

b. Unsur-unsur Komunikasi

Penjelasan dari lima unsur komunikasi sebagai berikut:

1. Sumber

Sumber merupakan dasar ketika menyampaikan pesan guna mendukung penguatan pesan yang disampaikan yang dapat berbentuk orang, buku, lembaga, dokumen atau sejenisnya.

Sumber diklasifikasikan dalam bentuk berikut:

- Lembaga, diantaranya universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dll.

- Persona, seperti rektor, dekan, direktur, karena jabatan, atau Saudara Amir, Bapak Hasan, Ibu Sjarif, dan lain-lain

- Nonlembaga/nonpersona berupa buku pedooman universitas, buku pedoman fakultas, undang-undang dasar dll.

2. Komunikator

Peran setiap orang atau kelompok dalam proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dapat berperan berbalik, dimana komunikator dapat berposisi sebagai

(34)

komunikan serta sebaliknya. Komunikator harus memenuhi kriteria persyaratan yang mampu menguasai berbagai bentuk, model serta taktik dalam mencapai tujuan komunikasi sebab berjalannya komunikasi ditentukan berdasarkan peran komunikator.

3. Pesan

Pesan merupakan hal yang disampaikan oleh komunikator secara menyeluruh. Inti pesan atau tema dimana berperan dalam mengarahkan untuk melakukan usaha mengubah perilaku komunikan. Inti pesan pada komunikasi akan memberikan pengaruh pada tujuan akhir komunikasi meskipun pesan dapat dijabarkan secara lebih luas.

4. Saluran Komunikasi (chanel)

Chanel adalah saluran untuk sarana penyampaian pesan kepada komunikan oleh komunikator serta untuk pemberian feedback umpan balik dari komunikan kepada komunikator. Pembagian media dalam komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu:

- Media Umum, yaitu media untuk segala jenis komunikasi, seperti radio dll.

(35)

- Media Massa digunakan untuk komunikasi yang bersifat massal, misalnya media Pers, radio, film, dan televisi.

5. Hasil (effect)

Efek merupakan hasil dari proses komunikasi berupa kesesuaian tingkah laku dengan tujuan yang diinginkan sebagai indikator keberhasilan dari komunikasi. Effect atau hasil sebenarnya ditinjau dari penilaian pada interaksi sosial, pendapat pribadi, serta penilaian atau pendapat mayoritas dari sebagian besar masyarakat atau publik.24

c. Macam-macam Pola Komunikasi

1. Komunikasi Intrapersonal (komunikasi dengan diri sendiri) Komunikasi Intrapersonal merupakan komunikasi dalam diri sendiri, yaitu proses mengolah informasi dalam diri seseorang dengan sistem saraf dan panca indera. Ketika seseorang menghadapi pengambilan maka manusia akan mengkomunikasikan dahulu dengan diri sendiri atau proses berpikir sebelum terjadi penerimaan atau penolakan pesan.

2. Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar pribadi) Pengertian komunikasi interpersonal, yaitu pertukaran informasi yang terjadi antara komunikator dan

24 Drs. H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000), 30-38.

(36)

komunikan. Dampak komunikasi ini dirasakan seketika itu oleh pihak terlibat sebab sifat dialogis dari komunikasi ini berupa percakapan. Sehingga komunikasi secara interpersonal dianggap menjadi komunikasi yang efektif untuk melakukan perubahan sikap, mempengaruhi pendapat, serta perilaku orang lain.25

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi Kelompok terjadi dalam kelompok antara komunikator (seseorang) dengan komunikan (sejumlah orang) yang berkumpul bersama. Karakteristik dari komunikasi ini, yaitu penyampai pesan berupa seseorang pembicara pada khalayak umum yang lebih besar secara tatap muka langsung serta bersifat kontinue. Terjadi perbedaan yang jelas antara sumber dengan penerima.

d. Tujuan Komunikasi

1. Supaya penyampaian informasi dapat dimengerti orang lain.

2. Supaya dapat memahami orang lain.

3. Gagasan dapat diterima oleh orang lain.

4. Supaya orang lain dapat digerakkan untuk melakukan sesuatu.26

25 Nuruddin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005),33.

26 Dr. Zikri Fachrul Nurhadi, Teori Komunikasi Kontemporer, (Depok: Balebat Dedikasi Prima, 2017), 5.

(37)

e. Pola Komunikasi

Pengertian pola komunikasi adalah rangkaian dari dua kata dengan makna satu sama lain saling mendukung. Pola mempunya arti yang merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu ketetapan atau ketentuan dari bentuk atau

sistem, cara atau bentuk (struktur) yang dapat disebut sebagai contoh atau cetakan.27 Sedangkan menurut Kamus Ilmiah Populer kata pola berarti model, contoh atau pedoman

(rancangan).28

f. Teori Komunikasi Lasswel

Penelitian ini menggunakan teori Lasswel untuk menjelaskan komunikasi dengan teori model komunikasi berbentuk S-O-R (Stimulus-Organism-Respon). Terdapat lima tahap dalam teori ini untuk berjalannya komunikasi dengan baik, yaitu Who (siapa yang terlibat), What (apa pesannya), In Which Channel (penggunaan media), To Whom (penerima

pesan) dan Effect (dampak perubahan yang terjadi).

Berdasarkan model Teori S-O-R, menekankan pada motivasi yang mampu dibangun oleh penyampaian pesan supaya

27 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2019), 885.

28 Puis A. Partanto dan M. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), 605

(38)

komunikan lebih cepat menerima pesan dengan tujuan terciptanya perubahan perilaku.29

2. Guru Akidah Akhlak

a. Pengertian Guru Akidah Akhlak

Guru Akidah Akhlak merupakan orang yang berperan sebagai pengganti orang tua dalam menjalankan tanggung jawab mendidik, melatih, melakukan bimbingan, memberikan arahan, serta membentuk karakter pribadi pada siswa meliputi berkembangnya sikap pada jasmani dan rohani melalui pemahaman diri siswa supaya tercapainya kedewasaan serta dapat menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT. Melalui pembinaan dan pendidikan di luar rumah, pengetahuan serta akhlak siswa diharapkan akan menjadi lebih baik. perbedaan guru pendidik dengan pengajar, yaitu terletak pada tugas dan tanggung jawabnya dimana seorang pengajar hanya menyampaikan materi saja karena tugasnya menyampaikan, sementara pendidik harus melakukan pendidikan karakter selain materi pembelajaran.

b. Tugas Guru Akidah Akhlak

Peran guru agama Islam terkhusus guru bidang akidah akhlak sangat penting bagi tertanamnya nilai islami pada peserta didik. Tujuannya supaya perilaku dan karakter

29 Dani. Kurniawan, “Komunikasi Model Laswell dan Stimulus Organism Responden Dalam Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan”, Jurnal Komunikasi Pendidikan, No.1, (Januari 2018)63.

(39)

peserta didik dapat terbentuk dan menjadi pegangan guna menghadapi pengaruh negatif dari lingkungan luar.

Perubahan perilaku dari siswa sangat dipengaruhi oleh peran pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah akhlak.

Guru memiliki tugas penting, yaitu menasehati, membimbing seraya membina akhlak para siswa dengan tujuan supaya mereka mendekatkan diri kepada Allah Swt., dalam belajar dan menuntut ilmu. Sebab ilmu akan diperoleh karena cahaya yang dipancarkan dalam hati manusia oleh Allah, bukan berasal dari banyaknya kajian dan bacaan yang dilakukan. Pembinaan dan pendidikan melalui peran guru dan pendidik ini telah sesuai dengan tujuan diutusnya rasul Allah sebagai pendidik dan guru yang agung bagi manusia supaya berakhlak mulia.

Pengajaran akhlak dilakukan dengan pondasi dan sumber berupa keimanan dimana iman merupakan kenikmatan terbesar bagi manusia untuk mencapai hidup dunia akhirat yang bahagia.30

Menyuruh siswa dalam perbuatan baik bukan hal yang mudah, namun melalui kebiasaan dan pembiasaan serta berbagai pengarahan dan pengertian secara istiqomah

30 Asy Syaikh Fuhaim Musthafa, Pendidikan Anak Muslim. (Jakarta: Mustaqiim, 2004), hal. 26

(40)

yang harus diajarkan kepada siswa dapat menjadikan siswa memahami sehingga mampu melakukan kebajikan.

3. Pembinaan Moral Siswa

a. Pengertian Pembinaan Moral

Pembinaan moral merupakan proses yang dilakukan secara berdaya guna untuk mencapai hasil dalam menanamkan nilai perilaku yang berbudi pekerti, perbuatan serta perilaku yang baik terhadap Allah Swt., terhadap sesama manusia baik diri sendiri ataupun lingkungan alam sekitar manusia, diri sendiri dan alam sekitar dengan tujuan hidup di dunia serta akhirat yang bahagia.31

b. Pola Komunikasi Pembinaan Moral di Sekolah

Peran komunikasi tampak sangat menonjol pada pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah dimana dalam proses pembelajaran berjalan akibat terjadinya komunikasi baik intrapersonal ataupun antarpersonal.

Membina dan menanamkan budi pekerti atau moral dalam jiwa menjadi sangat penting untuk dilakukan pada seorang anak. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan seorang guru akidah akhlak serta pihak sekolah dalam melakukan pembinaan moral kepada siswa melalui

31 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2019) 152.

(41)

penerapan pola komunikasi, antara lain, faktor guru dan faktor siswa.

4. Kajian Pondok Pesantren

a. Pengertian pondok pesantren

Pesantren secara bahasa berasal dari kata dasar santri, hanya saja terdapat penambahan awalan “pe” dan akhiran “an”

menjadi pesantrian dengan arti tempat tinggalnya kaum santri.

Pesantren menurut kamus poedarminta diartikan sebagai tempat pembelajaran bagi murid-murid untuk mengaji atau sebagai asrama. Menurut Louis Ma’luf pesantren diartikan dengan kata pondok yang berfungsi sebagai penginapan dan tempat singgah yang besar bagi para turis. Arti pesantren menurut pendapat Soegarda yang berasal dari kata santri dimana santri merupakan seseorang yang mempelajari mengenai agama islam sehingga arti pesantren, yaitu tempat berkumpul orang yang mempelajari agama islam.32

b. Fungsi pondok pesantren 1. Sebagai Lembaga Pendidikan

Pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab dalam mencerdaskan seluruh bangsa, terlebih secara khusus pesantren bertugas mengemban tanggung jawab terhadap tradisi keagamaan dalam arti luas

32Sukarno, Budaya Politik Pesantren, (Yogyakarta: Interpena, 2012), 21.

(42)

untuk terbentuknya kualitas moral dan intelektual pada diri manusia mukmin.

2. Sebagai Lembaga Sosial

Pesantren berfungsi menampung anak dari seluruh masyarakat muslim tanpa perbedaan status sosial maupun ekonomi orang tua.

3. Sebagai Lembaga Penyiaran Agama (Dakwah)

Lembaga penyiaran agama dalam pesantren terlihat dari kondisi pesantren sebagai pusat dakwah berupa masjid dimana secara operasional berperan sebagai masjid umum serta tempat masyarakat belajar ilmu agama dan beribadah, seperti majlis ta’lim (pengajian), diskusi keagamaan dll.

c. Tujuan pondok pesantren

Pondok pesantren bertujuan untuk melatih dan membentuk akhlak spiritual santri supaya memiliki kepribadian dan sikap yang bijaksana melalui pengetahuan intelektual serta spiritual yang diajarkan oleh kiai. Harapan hasil dari pembelajaran seorang santri supaya berbekal dengan ilmu yang berpengetahuan luas serta memiliki kepribadian yang mulia sebagai muslim.33

33 Yasmad, Modernisasi Pesantren, (Jakarta, Ciputat Press 2002),5.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif (deskriptif). Penelitian kualitatif menurut bodgan dan taylor merupakan penelitian berbentuk prosedur dengan hasil data berupa pernyataan deskriptif dari perkataan, tulisan serta pengamatan perilaku terhadap objek penelitian. Pemahaman mengenai fakta dalam penelitian ini akan diperoleh dengan cara proses berpikir secara induktif. Tujuan pendekatan kualitatig, yaitu mendeskripsikan gambaran tentang faktor, sifatm serta hubungan fenomena pada objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat.

Pada penelitian ini pendekatan kualitatif digunakan untuk memudahkan calon peneliti untuk mengumpulkan data beserta proses analisisnya mengenai pola komunikasi guru akidah akhlak dalam pembinaan moral di MA Raudlatul Jannah Mayang.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian memerlukan tempat dalam meneliti objek yang digunakan. Penelitian ini dilaksanakan dengan lokasi di MA Pondok Pesantren Raudlatul Jannah yang beralamat di Jl. Banyuwangi No. 09 Dusun Kebun Gunung, Desa Tegalrejo, Kecamatan. Mayang, Kabupaten.

Jember. Fokus yang ditekankan pada penelitian ini adalah pola komunikasi guru akidah akhlak dalam pembinaan moral siswa, dimana segmen

31

(44)

audiensnya adalah kepala sekolah, biro kepesantrenan, guru akidah akhlak dan siswa kelas X MA Raudlatul Jannah.

C. Subjek Penelitian

Subyek penelitian, dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan subyek penelitian dengan cara sengaja oleh peneliti berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu. Penggunaan purposive sampling dalam penelitian ini yaitu bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana interaksi sosial yang terjadi antara penyiar dan penonton. Dengan menggunakan teknik tersebut, peneliti dapat merumuskan beberapa informan yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah MA Raudlatul Jannah yaitu bapak Suudi

Peneliti memilih informan pada bagian kepala sekolah karena melihat objek dari penelitian skripsi ini yang berfokus pada MA Raudlatul Jannah. Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Suudi karena beliau merupakan bagian paling paham dengan sekolah tersebut. Dengan begitu peneliti dapat memperoleh data serta dapat menguraikan dan menjawab rumusan masalah pada penelitian skripsi ini.

Bapak Suudi merupakan informan kunci dengan kriteria informan aktif dalam organisasi, kelompok yang diteliti atau telah melalui tahap ekulturasi. Informan harus terlibat dalam masalah yang diteliti, dan

(45)

informan harus menyampaikan informasi dengan menggunakan bahasa sendiri.

b. Biro Kepesantrenan MA Raudlatul Jannah yaitu bapak Muhtar

Peneliti memilih informan Biro Kepesantrenan MA Raudlatul Jannah karena pada bagian ini peneliti bisa mendapatkan data keseharian akhlak siswa yang ada di sekolah yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini.

Bapak Muhtar merupakan informan kunci dan informan utama dengan kriteria orang yang mengetahui secara teknis dan detail tentang masalah penelitian. Informan aktif dalam organisasi, kelompok yang diteliti atau telah melalui tahap enkulturasi. Informan harus terlibat dalam masalah yang diteliliti, dan informan harus menyampaikan informasi dengan menggunakan bahasa sendiri.

c. Guru Akidah Akhlak MA Raudlatul Jannah yaitu bapak Zamroni Peneliti memilih informan pada guru Akidah Akhlak karena, fokus masalah pada penelitian skripsi ini mengacu pada mata pelajaran Akidah Akhlak, sehingga peneliti membutuhkan data tentang berlangsungnya proses komunikasi antara guru dan siswa didalam kelas pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

Bapak Zamroni merupakan informan pendukung, untuk informan jenis pendukung memiliki kriteria sebagai berikut, orang yang mampu memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian.

(46)

d. Siswa kelas X MA Raudlatul Jannah yaitu Rina dan Anis

Peneliti melakukan wawancara kepada Rina dan Anis kelas X MA Raudlatul Jannah dikarenakan mereka siswa yang bisa menjawab fokus penelitian yang dapat membina moral siswa.

Rina dan Anis merupakan informan pendukung, untuk informan jenis pendukung memiliki kriteria sebagai berikut, orang yang mampu memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian.

e. Wali murid siswa MA Raudlatul Jannah yaitu ibu Wasil dan ibu Ainun Peneliti melakukan wawancara kepada ibu Wasil dan ibu Ainun karena mereka merupakan wali murid dari siswa atas nama Anis dan Rina yang dapat menilai akhlak dan moral anaknya selama belajar disekolah seperti menurut fokus masalah penelitian ini yang membahas tentang pembinaan moral siswa.

Ibu Wasil dan ibu Ainun merupakan informan pendukung, untuk informan jenis pendukung memiliki kriteria sebagai berikut, orang yang mampu memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian.

Kriteria pemilihan informan diatas meliputi subyek informan yang menguasai permasalahan pada penelitian tersebut, memiliki data, dan yang bersedia memberikan informasi yang lengkap dan akurat.

Terdapat tiga jenis informan pada penelitian ini yakni, informan kunci, informan utama dan informan pendukung. Untuk menunjang

(47)

validalitas penelitian penulis menggunakan Buku, Jurnal, Artikel sebagai subjek sekunder.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dan dikumpulkan menggunakan teknik, antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a) Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap perilaku serta aktivitas pada objek yang dilakukan peneliti dengan terjun di lapangan lokasi penelitian.34 Observasi partisipan aktif diterapkan pada penelitian ini yang merupakan bentuk observasi dengan keterlibatan peneliti langsung dalam kegiatan.

Peralatan yang disediakan dalam pelaksanaan observasi ini, yaitu buku, alat penyimpanan gambar (camera digital) dan alat perekam audio. Kegunaan buku catatan adalah untuk pencatatan hal penting dari hasil temuan peneliti ketika melakukan pengamatan dengan data berbentuk catatan lapangan (fieldnote).

Fungsi alat penyimpanan gambar (camera digital) adalah untuk mengabadikan kejadian dari pengamatan pada lapangan penelitian.

Sementara perekam audio untuk mendukung dan menguatkan bukti data. Peneliti dapat melakukan sistematika refleksi serta dokumentasi dari interaksi dan kegiatan terhadap subjek penelitian.

34 John, Creswell. W, Research Design Pendekatan Metode Kualitatif dan Campuran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), 254

(48)

b) Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara pewawancara (interviewer) dengan terwawancara (interviewee) dengan tujuan

tertentu melalui pertanyaan yang diajukan serta jawaban yang diperoleh.35

Penelitian yang dilakukan akan menerapkan wawancara jenis tidak berstruktur (Unstructured Interview), dalam artian peneliti bebas melakukan wawancara untuk memperoleh data tanpa memakai pedoman yang disusun sistematis. Peneliti hanya menulis garis besar sebagai inti permasalahan yang akan dijadikan pertanyaan. Pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan keadaan serta keunikan dari narasumber sehingga pertanyaan tidak disusun dahulu.

c) Dokumentasi

Teknik ketiga setelah observasi dan wawancara yang digunakan peneliti, yaitu dokumentasi. Dokumentasi adalah catatan dari peristiwa yang sudah berlalu dapat berbentuk gambar, tulisan maupun karya sejarah monumental seseorang. Fungsi dokumentasi adalah sebagai bukti pendukung supaya data dari observasi dan wawancara yang dihasilkan menjadi lebih kredibel dan dapat dipercaya, seperti kehidupan bersejarah dalam pribadi seseorang

35 Lexy J, Moleong. Metode Penelitian Kualitatif.186

(49)

pada masa kecil, saat sekolah ataupun tempat kerja.36 Sehingga metode dokumentasi digunakan guna mencari data yang telah didokumentasikan, seperti buku-buku, catatan, arsip laporan dan sebagainya.

E. Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan saat berlangsungnya pengumpulan data serta setelah data dikumpulkan dalam waktu tertentu. Peneliti sekaligus menganalisa dari jawaban narasumber ketika wawancara berlangsung. Menurut Miles & Huberman analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:

reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi yaitu sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan

36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.240

(50)

sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka- angka atau peringkatperingkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.

b. Penyajian Data

Suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan.

Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

c. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan- kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di

(51)

antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.37

Analisis memerlukan beberapa proses tidak langsung jadi dalam sekali tahap, hal ini menurut pendapat Miles Huberman. Kegiatan analisis melalui analisa interaktif dilakukan secara berulang mulai dari reduksi data, penyajian hingga dan penarikan kesimpulan dalam waktu yang ditentukan saat penelitian. Kesimpulan setelah data dilakukan verifikasi sehingga menarasikan sajian data menjadi lebih mudah dan data yang dihasilkan menjadi lebih terpercaya.

F. Keabsahan Data

Perhitungan terhadap keabsahan data menjadi prosedur yang telah dikembangkan guna memberi kepastian bahwa data penelitian dapat dipertanggungjawabkan, sebab jika melakukan verifikasi pada alat yang digunakan peneliti sangat tidak mungkin sehingga pemeriksaan absahnya data ini dilakukan.

Penelitian ini melakukan pengecekan keabsahan data menggunakan uji realibilitas pada data hasil penelitian dimana diterapkan teknik triangulasi dengan penjelasan sebagai berikut.

37 Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2014, hlm.

16.

(52)

a. Triangulasi sumber adalah memberikan informasi dari proses pengecekan keabsahan data dari berbagai sumber perolehan untuk meyakinkan peneliti mengenai kelayakan serta valid pada data penelitiannya sebelum data dianalisis. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara memberi informasi atau melakukan wawancara kepada pihak lain untuk dibandingkan dengan narasumber yang pertama kali dijadikan sumber data.38

b. Triangulasi teknik merupakan pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan validasi pada data penelitian dari penggunaan metode yang berbeda dengan tujuan untuk menanamkan kepercayaan pada peneliti mengenai valid dan layak hasil perolehan data penelitiannya. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan konfirmasi menggunakan metode yang lain pada data yang sudah didapat.39

G. Tahap-Tahap Penelitian

Pada bagian ini rencana penelitian yang akan dilakukan peneliti akan dijelaskan secara rinci dimulai dari tinjaun pustaka dari penelitian sebelumnya, proses pengembangan desain penelitian, hingga pelaksanaan penelitian sebenarnya yang akan dilakukan. Terdiri dari beberapa tahapan umum dalam penelitian, yaitu pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data dan pelaporan.40

38 Sigit, Amirullah, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif (Malang: Media Nusa Creative, 2016), 225.

39 Ibid., 226

40 Lexy J Moleong, 127

Referensi

Dokumen terkait

Informasi stabilitas tebing sungai dan lereng bermanfaat sebagai manajemen mitigasi bencana banjir bandang Kecamatan Leuser untuk mempertahankan kelestarian sumber daya

pembiayaan yang mungkin timbul. Dengan menjalankan prinsif 5C menandakan bahwa Bank Syari’ah sudah melaksanakan prinsif kehati -hatian. Jika ditinjau dari Ekonomi Islam

Hasil penelitian dari sikap ibu terhadap efek samping KB suntik 3 bulan diperoleh gambaran pada diagram 1 yang menunjukkan bahwa dari 76 responden KB suntik 3 bulan

Masuknya logam berat kedalam tubuh organisme perairan dengan tiga cara, yaitu melalui makanan, insang, dan difusi melalui permukaan kulit (Sahetapy, 2011). Kontaminasi Cd

Sistem penunjukan kepala negara pada calon penggantinya, meskipun terdapat unsur positifnya, (seperti ketika Abu Bakar menunjuk Umar untuk menjadi khalifah setelah beliau, dengan

Patsiendi hormoonanalüüsides oli vere- seerumi kilpnäärmehormoonide, adrenokor- tikotroopse hormooni, kortisooli, aldoste- rooni ja reniini sisaldus normi piires, esines aga

[r]

Aksi- aksi teror ini menyebabkan hilangnya rasa aman ditengah-tengah masyarakat, selain itu juga menurunkan wibawa pemerintah sebagai badan yang seharusnya memberikan