iv ABSTRAK
Pemberian susu formula menggunakan botol hingga saat ini semakin meningkat, namun susu botol yang diberikan pada anak sering menjadi penyebab munculnya karies jika diberikan dengan tidak benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan minum susu formula dalam botol terhadap indeks karies pada anak usia 3–4 tahun di PAUD ‘X’ Kota Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 3–4 tahun sebanyak 45 anak. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Orang tua diberikan kuesioner penelitian untuk mengetahui kebiasaan minum susu formula dalam botol pada anak yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kebiasaan minum susu formula dalam botol sampai usia ≤ 1,5 tahun dan sampai usia > 1,5 tahun. Sampel dalam penelitian sebanyak 32 anak. Jumlah anak pada tiap kelompok adalah 16 anak.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa indeks karies pada kelompok anak dengan kebiasaan minum susu formula dalam botol sampai usia ≤ 1,5 tahun yaitu 5,50 sedangkan pada kelompok anak dengan kebiasaan minum susu formula dalam botol sampai usia > 1,5 tahun sebesar 10,19. Analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata indeks karies yang signifikan pada kedua kelompok tersebut.
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa semakin lama penggunaan susu formula dalam botol semakin tinggi indeks karies.
v ABSTRACT
Formula bottle feeding is increasing nowadays, but the bottle feeding for the children often cause the dental caries if it was given improperly. The aim of this research was to determine the influence of formula bottle feeding habit to caries index in children aged 3 to 4 years at PAUD 'X' in Bandung City.
This research was using analytic observational method. The population of this study were 45 childrens aged 3 to 4 years. Samples were taken by using purposive sampling technique. A questionnaire study were administered to the mothers to inquiring about the formula bottle feeding habit of their children who were divided into two groups: children with formula bottle feeding habit until age ≤ 1,5 years and until age > 1,5 years. The samples of the research were 32 childrens. The number of children in each group was 16 childrens.
The result of this research showed that the caries index in the group of children with formula bottle feeding habit until age ≤ 1,5 years was 5,50, while in the group of children with formula bottle feeding habit until age > 1,5 years was 10,19. The statistical analysis shows a significant difference the mean of caries index in both groups.
This research concluded that the longer of using formula bottle feeding the higher caries index found.
vi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis ... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ... 4
vii
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 5
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 6
1.6 Metode Penelitian ... 6
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Formula ... 8
2.1.1 Definisi Susu Formula ... 8
2.1.2 Komposisi Susu Formula ... 8
2.1.3 Tipe Susu Formula ... 11
2.1.4 Susu Formula dalam Botol ... 12
2.3 Karies Gigi ... 13
2.3.1 Definisi Karies Gigi ... 13
2.3.2 Etiologi Karies Gigi ... 13
2.3.2.1 Bakteri dalam Plak Gigi ... 14
2.3.2.2 Substrat ... 14
2.3.2.3 Host ... 15
2.3.2.3.1 Struktur Gigi ... 15
2.3.2.3.2 Aliran dan Komposisi Saliva ... 16
2.3.2.4 Waktu ... 16
2.3.3 Klasifikasi Karies Gigi ... 17
2.3.4 Nursing Caries ... 22
viii
2.3.4.2 Mekanisme Nursing Caries Akibat Susu Botol ... 25
2.3.4.3 Penatalaksanaa Nursing Caries ... 25
2.3.4.3.1 Pencegahan Nursing Caries ... 25
2.3.4.3.2 Perawatan Nursing Caries ... 26
2.4 Pengukuran Indeks Karies ... 30
2.4.1 Indeks DMF ... 30
2.3.3 Indeks def ... 31
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 33
3.1.1 Alat ... 33
3.1.2 Bahan ... 33
3.2 Desain Penelitian ... 33
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3.4 Variabel Penelitian ... 35
3.5 Definisi Operasional ... 35
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 36
3.7 Prosedur Penelitian ... 37
3.8 Alur Penelitian ... 38
3.9 Metode Analisis ... 39
ix BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 40
4.1.1 Analisis Deskriptif... 40
4.1.1.1 Identitas Responden ... 40
4.1.1.2 Distribusi Data Penunjang ... 41
4.1.1.3 Indeks Karies ... 42
4.1.2 Analisis Statistik ... 46
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 47
4.2 Pembahasan ... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 52
5.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN ... 58
x
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Restorasi ... 28
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 40
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
Tabel 4.3 Distribusi Data Penunjang ... 41
Tabel 4.4 Kategori Indeks Karies pada Kelompok Anak dengan Kebiasaan Minum Susu Botol Sampai Usia ≤ 1,5 Tahun ... 43
Tabel 4.5 Kategori Indeks Karies pada Kelompok Anak dengan Kebiasaan Minum Susu Botol Sampai Usia > 1,5 Tahun ... 44
Tabel 4.6 Rerata Skor Karies pada Kelompok Anak dengan Kebiasaan Minum Susu Botol Sampai Usia ≤ 1,5 Tahun dan Sampai Usia > 1,5 Tahun ... 45
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 47
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
Gambar 2.1 Etiologi Terjadinya Karies ... 14
Gambar 2.2 Karies Pit dan Fisur ... 18
Gambar 2.3 Karies Smooth Surface ... 18
Gambar 2.4 Karies Akar ... 19
Gambar 2.5 Karies Akut ... 20
Gambar 2.6 Karies Kronis ... 20
Gambar 2.7 Karies Insipien... 22
Gambar 2.8 Gambaran Klinis Nursing Caries Tipe 1... 23
Gambar 2.9 Gambaran Klinis Nursing Caries Tipe 2... 24
Gambar 2.10 Gambaran Klinis Nursing Caries Tipe 3... 24
Gambar 2.11 Aplikasi Fluoride Varnish ... 27
Gambar 2.12 Stabilisasi Karies dengan GIC ... 27
xii
DAFTAR DIAGRAM
No. Teks Halaman Diagram 3.1 Alur Penelitian ... 38
Diagram 4.1 Indeks Karies Gigi pada Kelompok Anak dengan Kebiasaan Minum Susu Botol Sampai
Usia ≤ 1,5 ... 43
Diagram 4.2 Indeks Karies Gigi pada Kelompok Anak dengan Kebiasaan Minum Susu Botol Sampai
xiii
DAFTAR GRAFIK
No. Teks Halaman Grafik 4.1 Rerata Skor Karies Gigi pada Kelompok Anak
dengan Kebiasaan Minum Susu Botol Sampai
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian ... 58
Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian ... 59
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ... 60
Lampiran 4 Informed Consent ... 61
Lampiran 5 Kuesioner ... 62
Lampiran 6 Lembar Pemeriksaan Kesehatan Gigi... 65
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ... 66
Lampiran 8 Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gigi... 67
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karies gigi merupakan suatu penyakit yang tersebar luas pada sebagian besar
penduduk di dunia, sehingga menjadi masalah utama dalam kesehatan gigi dan
mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General pada
tahun 2000 menyatakan bahwa karies gigi merupakan penyakit infeksi kronis
yang paling umum dan banyak diderita anak, khususnya usia balita.1,2
Prevalensi dan keparahan karies pada anak usia dibawah 5 tahun masih cukup
tinggi dibeberapa negara.3 Di Mesir pada tahun 2011 prevalensi karies anak
sebesar 60,4%, di Jakarta berdasarkan hasil survei kesehatan tahun 2008 yang
dilakukan oleh Suryawati, dkk melaporkan bahwa prevalensi karies pada anak
usia 3–5 tahun sebesar 81,7 %,sementara di Bandung prevalensi karies pada anak
usia 15–60 bulan terjadi sebesar 56,78 % dari hasil penelitian oleh Chemiawan
pada tahun 2012.4,5,6 Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa angka kejadian karies yang tinggi terjadi pada anak usia
prasekolah dan anak usia sekolah.7
Anak usia prasekolah merupakan kelompok masyarakat dimana kebutuhan
nutrisinya perlu diperhatikan karena masih dalam masa pertumbuhan. Indonesia
mencatat kemajuan yang cukup berarti dalam pemberian nutrisi bagi anak untuk
harapan mencapai target Millenium Development Goals (MDG) pada tahun 2015.
2
formula pada anak balita diharapkan dapat menunjang kebutuhan gizi yang
diperlukan selama masa pertumbuhannya, tetapi prioritas utama tetap pada
pemberian air susu ibu (ASI).8,9
Di negara berkembang, termasuk Indonesia, terdapat kecenderungan
menurunnya jumlah pemberian ASI karena beberapa alasan seperti kurangnya
informasi tentang kualitas ASI, pengaruh iklan susu formula di media massa,
status sosial ekonomi yang rendah, ibu pekerja, persiapan antenatal yang tidak
memadai, ingin dianggap modern, dan takut kehilangan kecantikan setelah
menyusui.10 Fenomena ini membuat pemberian susu formula dalam botol sebagai
salah satu makanan sapihan pada anak semakin meningkat karena dianggap lebih
praktis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan anak usia prasekolah, namun
susu formula yang diberikan menggunakan botol sering menjadi penyebab
munculnya karies gigi pada anak jika tidak dilakukan secara benar.7,11
Kondisi yang memperparah terjadinya karies pada anak adalah karena
ketidakpahaman orang tua terhadap penyebab utama terjadinya karies tersebut.
Karies pada gigi sulung disebabkan karena terpaparnya gigi oleh cairan manis
dalam jangka waktu lama. Lamanya larutan tersebut berada di rongga mulut,
seperti ketika anak tertidur sambil mengedot air susu atau cairan manis lainnya
menggunakan botol yang akan memperparah terjadinya karies, bahkan dapat
menyebabkan rampan karies pada gigi anak tersebut. Menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nurhidayah pada tahun 2012 menunjukkan bahwa sebanyak
58,3% anak yang diberikan susu botol mengalami karies. Tingginya angka
3
oleh Kompas tahun 2009 bahwa masalah karies gigi di Indonesia dialami oleh
anak usia dibawah 5 tahun sebanyak 85% salah satu penyebabnya adalah minum
susu botol.12,13 Proses perkembangan karies terjadi dimulai pada saat gigi sulung
pertama erupsi, dimana erupsi pertama gigi sulung terjadi sekitar usia 7,5 bulan
dan erupsi lengkap terjadi pada usia sekitar 2,5 tahun.2
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh
kebiasaan minum susu botol terhadap indeks karies pada anak usia 3 sampai 4
tahun di PAUD Cahaya Iman Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka timbul masalah yang menjadi dasar
dilakukannya penelitian ini bahwa peneliti ingin mengetahui :
Apakah kebiasaan minum susu formula dalam botol mempengaruhi indeks karies
pada anak usia 3–4 tahun di PAUD Cahaya Iman Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kebiasaan
minum susu formula dalam botol terhadap indeks karies pada anak usia 3–4 tahun
di PAUD Cahaya Iman Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat baik secara akademis
4
1.4.1 Manfaat Akademis
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk mengembangkan
penelitian lainnya dalam bidang Ilmu Kedokteran Gigi Anak dan ilmu
kedokteran gigi pencegahan.
2. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kesehatan gigi kepada
tenaga kesehatan gigi dan mulut dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dimasa yang akan datang.
1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Orang tua
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan edukasi kepada
orang tua mengenai pengaruh pemberian susu formula dalam botol terhadap
karies sehingga dapat melakukan pencegahan dalam upaya meningkatkan dan
menjaga kesehatan gigi anak sejak dini.
2. Bagi institusi sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk mengadakan program
penyuluhan kesehatan gigi dan program pemeriksaan gigi secara berkala pada
anak.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman
5
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Seiring dengan pertumbuhan anak usia balita maka kebutuhan gizinya akan
semakin bertambah diantaranya adalah dengan pemberian vitamin, susu formula,
dan makanan pedamping ASI.11 Penggunaan susu formula menggunakan botol
susu sebagai salah satu makanan sapihan pada anak hingga saat ini semakin
meningkat, karena susu botol dianggap lebih praktis, selain itu pemberian susu
botol dapat memberikan kepuasaan dan rasa kenyang yang lebih lama bagi anak
karena formula susu yang dibuat dari susu sapi lebih sulit dicerna daripada ASI,
namun pemberian susu botol dapat menjadi pemicu timbulnya karies.12,13,14
Jenis karies gigi yang umum terjadi pada anak adalah rampan karies atau
nursing caries.15 Nursing caries merupakan masalah kesehatan yang serius pada anak yang masih berusia sangat muda, meskipun tidak mengancam kehidupan
anak karies yang dibiarkan dan tidak diobati dapat menyebabkan rasa sakit pada
anak, bakteremia, berkuranganya kemampuan mengunyah, maloklusi gigi
permanen, masalah fonetik, dan kurangnya rasa percaya diri pada anak.16 Karies
gigi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih luas serta
pertumbuhan yang lebih lambat dibanding dengan anak yang bebas karies.
Berdasarkan hasil penelitian Ayhan menunjukkan bahwa berat dan tinggi badan
anak penderita karies lebih rendah dibandingkan dengan anak yang bebas karies.15
Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang bersifat progresif dan menjadi
masalah yang paling sering terjadi pada masyarakat, bukan hanya pada orang
6
jumlahnya cukup besar dan memiliki prevalensi karies gigi yang cukup tinggi.18
Berdasarkan Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2011 juga
menunjukkan angka kejadian karies pada anak masih tinggi yaitu sebesar 75–
90%. Data ini didukung oleh penelitian Rizal yang menyebutkan bahwa sebesar
85% anak balita di Indonesia mengalami karies.12
Tingginya prevalensi karies pada anak menyebabkan peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), karena PAUD
merupakan suatu kesempatan bagi anak untuk memperoleh pendidikan sedini
mungkin mengenai cara makan dan minum secara mandiri sehingga diharapkan
anak secepat mungkin lepas dari penggunaan botol, serta dapat memberikan
pengenalan secara sederhana mengenai jenis makanan dan minuman yang dapat
menyebabkan karies.
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Ho: Tidak terdapat pengaruh kebiasaan minum susu formula dalam botol
terhadap indeks karies berdasarkan jangka waktu pengunaan
Ha: Terdapat pengaruh kebiasaan minum susu formula dalam botol terhadap
indeks karies berdasarkan jangka waktu penggunaan
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan
7
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PAUD Cahaya Iman Bandung pada bulan
52 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kebiasaan
minum susu formula dalam botol terhadap indeks karies dimana semakin lama
penggunaan susu botol semakin tinggi indeks karies.
5.2Saran
1. Bagi Fakultas Kedokteran Gigi Maranatha diharapkan dapat memberikan
program pemeriksaan kesehatan gigi secara berkala pada anak di PAUD
Cahaya Iman dan PAUD disekitar kampus, serta melakukan penyuluhan dan
pembinaan terhadap guru dan orangtua tentang pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut pada anak.
2. Bagi orangtua diharapkan agar lebih memperhatikan kesehatan gigi anak serta
dapat melakukan pencegahan karies gigi dengan cara :
a) melepas penggunaan susu botol sedini mungkin dan mulai membiasakan
anak minum susu dengan gelas
b) mengubah cara pemberian susu yaitu tidak memberikan susu pada waktu
tidur
c) mengawasi makanan anak yang dapat menimbulkan terjadinya karies
53
e) membimbing dan memberikan pengertian pada anak mengenai cara
menyikat gigi yang baik dan waktu yang tepat yaitu setelah sarapan dan
70
RIWAYAT HIDUP
Nama : Siska Sihombing
NRP : 1190029
Tempat dan Tanggal Lahir : Kandis, 18 September 1992
Alamat : Jl. Rasamala Perumahan Beringin Indah No. 432 Pekanbaru
Riwayat Pendidikan :
SD Negeri 008, Libo Pauh, tahun 1999 - 2005
SMP Bhayangkari, Pekanbaru, tahun 2005 - 2008
SMA Negeri 7, Pekanbaru, tahun 2008 - 2011
54
DAFTAR PUSTAKA
1. Entjang I. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Citra Aditya Bakti; 2002.
2. McDonald RE, Avery DR, Dean JE. Dentistry for the Child and Adolescent. 9th ed. Mosby Elsevier; 2004.
3. Sugito F S, Djoharnas H, Darwita RR. Breastfeeding and early childhood caries (ecc) severity of children under three years old in DKI Jakarta. Jurnal Makara Kesehatan; 2008.
4. Abou El-Yazeed M, Rashed M, El Sayed M, Salah A. Dental Caries Prevalence among a group of Egyptian Nurseries Children. Life Science Journal; 2011: 8 (1).
5. Sukmono Suryawati, dkk. Prevalensi karies gigi pada balita usia 3-5 tahun. Jurnal Medika; 2009.
6. Chemiawan E, Riyanti E, Tjahyaningrum S N. Prevalensi nursing mouth caries pada anak usia 15-60 bulan berdasarkan frekuensi penyikatan gigi di Posyandu Desa Cileunyi Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung tahun 2004. Bagian Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Anak Universitas Padjajaran; 2012.
7. Avianti RS, Tedjosasongko U, Irmawati. Aktivitas karies anak usia prasekolah berdasarkan pola nursing bottle feeding. Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Airlangga: Surabaya.
8. Sari DW, Nur E, Purwanto S. Hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1-5 tahun di Posyandu Buah Hati Ketelan Banjarsari Surakarta. Jurnal Kesehatan; 2012.
9. Pangestuti RD, Pramono MS, Handayani A. Karakteristik konsumen susu formula balita. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan; 2007: 10 (4): 309-314.
10.Markum AH. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia : Jakarta; 1991.
55
12.Nurhidayah E, Diana S. Hubungan antara penggunaan dot dalam pemberian susu formula dengan kejadian karies hospital gigi balita usia 4-5 tahun di TK Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Mojokerto. Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto; 2013: 5 (1): 46-60.
13.Widjayanti DM. Hubungan pemberian susu botol menjelang tidur dengan kejadian karies gigi pada balita 2-4 tahun di PAUD Melati Kelurahan Kandangan Kecamatan Benowo Surabaya. Jurnal Kesehatan; 2011: 1 (1) 12-21.
14.Puspitasari R I. Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di bidan praktek swasta Hj. Renik Suprapti Kelurahan Bantarsoka Kecamatan Purwekerto Barat Kabupaten Banyumas Tahun 2011.Jurnal Ilmiah Kebidanan; 2011.
15.Heriandi Y. Silver diamine fluoride salah satu alternative impregnasi karies rampan pada anak. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi; 2001: (46): 167-173.
16.Adhani R, Sari NV, Aspriyanto D. Nursing mouth caries anak usia 2-5 tahun di Puskesmas Cempaka Banjarmasin. Jurnal PDGI; 2014: 63(1):1-7.
17.Wala HC, Wicaksono DA, Tambunan E. Gambaran status karies gigi anak usia 11-12 tahun pada keluarga pemegang Jamkesmas di Kelurahan Tumatangtang I Kecamatan Tomohan Selatan.
18.Adiwiryono. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini dalam kurikulum PAUD. Surakarta: Universitas Muhammadiyah; 2011. 19.Muaris H. Hidangan Sehat Untuk Ibu Menyusui. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama; 2009.
20.Widyastuti E. Motivasi wanita bekerja dalam memberikan susu formula pada bayi usia 0-6 bulan. Jurnal Kesmadaska; 2011: 2 (2): 6-11.
21.E Ronald, Kleinman. Pediatric nutrition handbook. 6th ed. USA: American Academy of Pediatrics; 2009.
56
23.Zafar S, Harnekar SY, Sidiqqi A. Early childhood caries: etiology, clinical considerations, consequences and management. International Dentistry SA; 2010: 11 (4): 24-36.
24.Edwina AMK, Joyston S, Beckal. Dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya. 2nd ed. Jakarta: EGC, 1992.p. 1-9, 12-14.
25.Muthu MS, Sivakumar N. Pediatric dentistry: principle and practice. India: Elsevier; 2009.
26.Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s art and science of operative dentistry. 5th ed. St. Louis, Missouri: Elsevier; 2006: 68.
27.Samaranayake, L. Essential microbiology for dentistry. 3rd ed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier; 2006.
28.A Cameron, R Widmer. Handbook of pediatric dentistry. Mosby Elsevier; 1997.
29.Qualtrough AJE, Satterthwaite JD, Morrow LA, Brunton PA. Principles of operative dentistry. USA: Blackwell Munksgaard;2005.
30.Banerjee A, Watson TF. Pickard’s manual of operative dentistry. 9th ed. New York: Oxford University Press; 2011.
31.Rao A. Principle and practice of pedodontics. 3rd ed. India: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2012.
32.Srivastava VK. Modern pediatric dentistry. India: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2011.
33.Rajendran R, Sivapathasundharam B. Shafer’s textbook of oral pathology. 6th ed. India: Elsevier; 2009.
34.Darby ML, Walsh M. Dental hygiene: theory and practice. 4th ed. Elsevier Saunders; 2014.
57
36.Ripa LW. Nursing caries: a comprehensive review. Literature review; 1988: 10 (4): 268-282.
37.Chandra Satish, Chandra Shaleen, Chandra Girish, Kamala R. Oral medicine. India: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2007.
38.Roth G, Robert C. Oral biology. Philadelphia: Mosby Co; 1981.
39.Welbury R, Duggal M. Paediatric dentistry. 3rd ed. New York: Oxfors University Press; 2005.
40.Supriani Dewi NN, Artawa Nudi IM, Wirata IN. Hubungan karbohidrat pada susu yang dikonsumsi dengan kejadian karies gigi botol pada anak play group. Jurnal Kesehatan Gigi; 2013: 1 (1): 27-31.
41.American Academy of Pediatric Dentistry. Policy on early childhood caries (ECC): classification, consequences, and preventive strategies. Oral Health Policies; 2014: 36 (6): 50-52.
42.Block El, Percel E. Clinical Practice Guidelines: Management of severe early childhood caries. 2nd ed. 2012.
43.O Fejerskov, K Edwina. Dental caries: the disease and its clinical management 2nd ed. Blackweel Munksgaard; 2008: p: 1-6; 164-85; 338.
44.Hiremath SS. Textbook of preventive and community dentistry. 2nd ed. India: Elsevier; 2007.