• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tata Letak Pabrik dalam Peningkatan Pemanfaatan Ruang pada PT Mirella Jaya Perkasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tata Letak Pabrik dalam Peningkatan Pemanfaatan Ruang pada PT Mirella Jaya Perkasa."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PT. Mirella Jaya Perkasa bergerak di bidang furniture khususnya springbed, memiliki banyak pesaing sehingga dibutuhkan perbaikan secara terus menerus baik secara internal maupun eksternal agar tidak sekedar bertahan di pasaran melainkan terus bekembang.

Salah satu usaha perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak internal perusahaan adalah mengatur tata letak pabriknya secara efisien, karena pengaturan tata letak merupakan sebuah keputusan strategis perusahaan dan dapat memberikan

benefit untuk jangka panjang bagi perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa tata letak pabrik yang digunakan perusahaan adalah layout by product meskipun belum terlihat secara jelas dikarenakan penataan mesin-mesin dan antar-area produksi yang masih berjauhan.

Menurut hasil wawancara, perusahaan melakukan pengaturan tata letak pabrik tanpa melakukan penelitian dan perhitungan, melainkan berdasarkan gejala yang kasat mata. Ketidakdisiplinan karyawan dalam menempatkan barang merupakan masalah yang timbul akibat dari penataaan tata letak pabrik, sehingga

layout alternatif diharapkan dapat memberikan solusi bagi perusahaan.

Tata letak alternatif dibuat dengan alat bantu Activity Relationship Chart (ARC), Activity Relationship Worksheet (ARC Worksheet), Activity Relationship

Diagram (ARD), Area Allocation Diagram, Flow Diagram, dan From to Chart.

Dari hasil penelitian, apabila perusahaan menggunakan tata letak alternatif maka perusahaan dapat mengurangi total luas area yang digunakan sebesar 376,67 �2 atau dapat melakukan efisiensi total luas area sebesar 34,56 %. Tata letak

alternatif juga meningkatkan efisiensi total jarak perpindahan sebesar 36,54%. Selain itu, tata letak alternatif juga mengurangi masalah cross movement yang terjadi pada tata letak saat ini yang semula berjumlah 4 titik, menjadi 3 titik dan masalah perpindahan barang yang masih jauh pada tata letak saat ini sebanyak 2 titik menjadi 1 titik.

Kata Kunci:

Tata Letak Pabrik, Activity Relationship Chart, Activity Relationship

(2)

ABSTRACT

PT. Mirella Jaya Perkasa engaged in the furniture especially the springbed, has many competitors that required continual improvement both internally and externally in order to survive in the market and also continue developping.

One of the business improvements that can be made by the company's internal is set layout of the factory efficiently, because the layout arrangement is a strategic decision of the company and can provide long-term benefits for the company.

Based on the results it can be seen that the plant layout used by the company is the layout of the product although not clearly visible due to the arrangement of the machines and inter - area production were still far apart.

According to the interview, the company doing the layout of the factory settings without doing research and calculations, but based on visible symptoms. Indiscipline employees in placing the goods are issues that arise as a result of setting plant layout, so that an alternative layout is expected to provide a solution for the company.

Alternative layout created with tools Activity Relationship Chart (ARC), Activity Relationship Worksheet (Worksheet ARC), Activity Relationship Diagram (ARD), Area Allocation Diagrams, Flow Diagrams, and From to Chart. From the research, if the company uses an alternative layout, the company can reduce the total area used by 376,67 �2, or can perform a total area efficiency of 34.56 % . Alternative layout also improves the efficiency of the total distance moved by 36.54 %. In addition, alternative layout also reduces the problem of cross movement that occurs in the current layout which originally totaled 4 points, 3 points and issues into the movement of goods is still far in the current layout as much as 2 points to 1 point.

Keywords:

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

ABSTRACT

Lembar Kata Pengantar………..……...………i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….………..……….………1

1.2Identifikasi Masalah………..……….4

1.3 Maksud dan Tujuan………..……….7

1.4Kegunaan Penelitian...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi...10

2.2 Pengertian Perencanaan Fasilitas...11

2.3 Pengertian Perancangan/Perencanaan Tata Letak...12

2.4 Jenis-jenis Masalah Tata Letak Pabrik...13

2.5 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Pabrik...17

2.6 Prinsip-prinsip Dasar Tata Letak Pabrik...20

2.7 Prosedur SLP...22

(4)

2.9 Aliran Bahan...28

2.10 Alat Analisis Tata Letak Pabrik...30

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan...40

3.2 Struktur Organisasi...41

3.3 Kegiatan Produksi...45

3.4 Metode Penelitian...52

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data...54

4.2 Analisis Tata Letak Saat Ini...58

4.3 Alternatif Tata Letak...68

4.4 Perbandingan Antara Tata Letak Saat Ini dengan Tata Letak Alternatif...84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...86

5.2 Saran...87

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Produk Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional Bruto Per Kapita dan

Pendapatan Nasional Per Kapita, 2007-2012...1

Tabel 1.2 Nilai Tambah Menurut Subsektor pada Tahun 2001-2010...2

Tabel 3.1 FPC Headboard...46

Tabel 3.2 FPC Matras (Mesin Combining Matic)...48

Tabel 3.3 FPC Matras (Mesin Combining Manual)...49

Tabel 3.4 FPC Divan...51

Tabel 4.1 Mesin dan Meja Pengerjaan...56

Tabel 4.2 Penggunaan Area Pabrik...58

Tabel 4.3 From To Chart Jarak Perpindahan Produksi Headboard...60

Tabel 4.4 From To Chart Jarak Perpindahan Produksi Matras (Mesin Combining Matic)...62

Tabel 4.5 From To Chart Jarak Perpindahan Produksi Matras (Mesin Combining Manual)...64

Tabel. 4.6 From To Chart Jarak Perpindahan Produksi Divan...66

Tabel 4.7 Alasan Tingkat Hubungan...68

(6)

Tabel 4.9 Luas Lantai Untuk Mesin / Meja Pengerjaan...76

Tabel 4.10 Kebutuhan Luas Ruangan Seluruhnya...77

Tabel 4.11 From To Chart Jarak Perpindahan Produksi Headboard Berdasarkan

Tata Letak Alternatif...80

Tabel 4.12 From To Chart Jarak Perpindahan Produksi Matras (Mesin Combining

Matic) Berdasarkan Tata Letak Alternatif...81

Tabel 4.13 From To Chart Jarak Perpindahan Produksi Matras (Mesin Combining

Manual) Berdasarkan Tata Letak Alternatif...82

Tabel. 4.14 From To Chart Jarak Perpindahan Produksi Divan Berdasarkan Tata

Letak Alternatif... ...83

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Flow Diagram PT. Mirella Jaya Perkasa Saat Ini...5

Gambar 2.1 Hirarki Perencanaan Fasilitas...11

Gambar 2.2 Diagram Prosedur SLP...22

Gambar 2.3 Tata Letak Produk...26

Gambar 2.4 Tata Letak Proses...26

Gambar 2.5 Tata Letak Lokasi Tetap...27

Gambar 2.6 Tata Letak Group Technology...28

Gambar 2.7 Operation Process Chart...31

Gambar 2.8 Flow Process Chart...32

Gambar 2.9 Multi Product & Activty Process Chart...33

Gambar 2.10 Flow Diagram...34

Gambar 2.11 String Diagram...35

Gambar 2.12 From to Chart...35

Gambar 2.13 Triangular Flow Diagram...36

Gambar 2.14 ARC...37

(8)

Gambar 2.16 ARD...38

Gambar 2.17 Activity Allocation Diagram...38

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Mirella Jaya Perkasa...42

Gambar 4.1 ARC PT. Mirella Jaya Perkasa...70

Gambar 4.2 Block Template ARD...72

Gambar 4.3 AAD PT.Mirella Jaya Perkasa...78

(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan perekonomian di Indonesia saat ini dilihat secara fundamental

menunjukkan angka positif, seperti yang ditunjukkan dalam data BPS tahun

2007-2012 berdasarkan pendapatan per kapita berikut:

Tabel 1.1 Produk Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional Bruto Per Kapita dan

Pendapatan Nasional Per Kapita, 2007-2012 (Rupiah)

Deskripsi Tahun

2007 2008 2009 2010 2011* 2012**

Atas Dasar Harga Berlaku Produk Domestik

Bruto Per Kapita 17,179,215.67 21,013,538.84 23,647,682.56 26,786,768.35 30,424,351.68 33,338,986.87 Produk Nasional

Bruto Per Kapita 16,472,702.16 20,266,765.27 22,820,003.44 26,034,839.86 29,556,683.81 32,371,459.18 Pendapatan

Nasional Per Kapita

15,125,923.58 18,774,283.37 20,731,425.57 23,759,818.77 27,298,811.57 30,516,670.73

Atas Dasar Harga Konstan 2000

Produk Domestik

Bruto Per Kapita 8,541,259.06 8,842,701.15 9,190,669.38 9,616,611.75 10,102,168.25 10,590,578.20 Produk Nasional

Bruto Per Kapita 8,017,025.95 8,432,529.13 8,727,437.66 9,230,228.55 9,706,805.16 10,183,417.30 Pendapatan

Nasional Per Kapita

7,344,733.98 7,797,691.36 7,916,021.37 8,412,617.54 9,025,532.92 9,490,533.09

Keterangan:

*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

(10)

Dari tabel 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi di Indonesia sedang

bertumbuh karena pendapatan per kapita masyarakat meningkat dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan ekonomi mendorong persaingan yang ketat antar perusahaan

lama dan berpengalaman yang diikuti dengan munculnya pendatang baru dalam

berbagai sektor bisnis tidak hanya dari pelaku bisnis dalam negeri, melainkan pelaku

bisnis asing. Ketatnya persaingan merupakan seleksi alam terhadap keberlangsungan

perusahaan. Bagi yang tidak mempersiapkan diri lama kelamaan akan kalah di

tengah kompetisi antar perusahaan yang semakin meningkat sehingga perusahaan

yang tidak merespon perubahan akan tereliminasi dari lingkungan bisnis.

Perusahaan akan selalu berusaha untuk mencari cara dan peluang agar bisa

survive untuk memenuhi tuntutan baru dalam masyarakat sebagai konsumen akhir

yang semakin beragam. Tuntutan baru dalam masyarakat ini menjadi peluang bisnis

bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar. Salah satu sektor

bisnis yang menarik untuk dimasuki adalah bisnis furniture. Sebagai pendukung,

dalam pengamatan BPS tahun 2001 hingga tahun 2010 menjelaskan pula bahwa nilai

tambah sektor furniture dan industri pengolahan lainnya di Indonesia cenderung

terus meningkat walaupun sempat terjadi penurunan di tahun 2008, seperti yang

terdapat pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2 Nilai Tambah Menurut Subsektor pada Tahun 2001-2010 (Milyar Rupiah)

Subsektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1. Furniture dan industri

(11)

Berdasarkan dukungan dari data BPS 2013 di atas, maka dapat dilihat bahwa

sektor industri furniture sedang berkembang di Indonesia. Hal ini berpengaruh pada

meningkatnya permintaan yang dihadapi perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan

pasar, perusahaan perlu memperhatikan kegiatan produksinya dengan harapan dapat

memenuhi kebutuhan pasar dengan menghasilkan produk secara efektif dan efisien,

namun setiap perusahaan memiliki keterbatasannya masing-masing, salah satunya

adalah ruang/area produksi baik dari segi luas, bentuk bangunan, kontur tanah,

kelembaban ruang, pencahayaan, dan lain-lain, sehingga perusahaan perlu mengatur

tata letak pabrik secara tepat agar proses produksi dapat berjalan lancar. Namun,

pentingnya mengatur tata letak pabrik yang baik sering dilupakan oleh perusahaan,

perusahaan biasanya lebih fokus pada perbaikan kualitas, inventory, teknologi,

logistik, dan lain-lain. Padahal dengan mengatur tata letak secara tepat dapat

memberi banyak benefit bagi perusahaan, seperti: menaikkan volume produksi,

mengurangi waktu delay, mengurangi proses pemindahan barang, proses

manufakturing menjadi lebih singkat, mengurangi inventory in process, penghematan

biaya, dan lain-lain.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk membuat perencanaan tata

letak pabrik dengan meneliti salah satu perusahaan yang bergerak dalam sektor

furniture, yaitu PT. Mirella Jaya Perkasa sebagai perusahaan yang memproduksi

spring bed berbagai ukuran dan merk seperti Cosmoland, Mirella, Alexa dan Fuji

yang dipasarkan di seluruh Indonesia dengan konsentrasi penjualan di pulau Jawa.

Untuk memenuhi seluruh pesanan, perusahaan memproduksi barang dalam jumlah

banyak, namun sebagian besar proses produksi dilakukan secara manual dan mesin

(12)

sehingga memerlukan space yang cukup besar. Akibat keterbatasan yang dialami

perusahaan, prinsip-prinsip dasar di dalam perencanaan tata letak pabrik yang baik

menjadi sering terabaikan.

Berdasarkan uraian di atas, penting bagi perusahaan untuk merancang tata

letak pabrik yang tepat agar proses produksi lancar dan kualitas serta kuantitas

produknya dapat maksimal, maka penelitian ini berjudul “Analisis Tata Letak

Pabrik Dalam Peningkatan Pemanfaatan Ruang pada PT. Mirella Jaya Perkasa.”

1.2 Identifikasi Masalah

Tata letak pabrik PT. Mirella Jaya Perkasa diatur menggunakan oleh common

sense oleh owner berdasarkan jumlah mesin, fasilitas, area yang tersedia, dan bahan

baku. Hal ini masih belum efisien mengingat pembatasan menggunakan sekat baik

permanen maupun semi permanen antar departemen belum terlihat secara jelas

sehingga masih perlu ditingkatkan, berikut denah pabrik PT. Mirella Jaya Perkasa

(13)

Gambar 1.1 Flow Diagram Pabrik PT. Mirella Jaya Perkasa Saat Ini

Keterangan:

= tidak ada sekat/tembok = proses produksi matras = tembok/sekat permanen = proses produksi headboard = sekat semi permanen = proses produksi divan = area indoor = Cross Movement

= panjang jarak perpindahan

= proses produksi yang yang sama pada matras, headboard,dan divan

(14)

Gambar 1.1 di atas merupakan flow diagram pabrik PT. Mirella Jaya Perkasa

saat ini. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada lingkaran kuning menandakan

terdapat cross movement dan pada segitiga kuning menandakan jarak perpindahan

bahan masih jauh / tidak minimal, padahal area pabrik besar dan seharusnya

pemanfaatan ruang dapat maksimal.

Berdasarkan uraian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana perencanaan tata letak pabrik yang efisien bagi PT. Mirella Jaya

Perkasa dalam usaha meningkatkan pemanfaatan ruang dibandingkan dengan tata

letak pabrik pada saat ini?

2. Bagaimana peran perencanaan tata letak pabrik alternatif bagi PT. Mirella Jaya

Perkasa dalam peningkatan pemanfaatan ruang?

Peneliti juga mempunyai batasan atas penelitian di pabrik PT. Mirella Jaya

Perkasa, yaitu :

1. Hanya meneliti kegiatan produksi springbed yang dihasilkan PT. Mirella Jaya

Perkasa karena core bisnis dan kegiatan rutinnya adalah memproduksi springbed,

sedangkan interior furniture lainnya merupakan bisnis yang sedang

dikembangkan sebagai unit / divisi baru.

2. Tidak mengikutsertakan dalam menghitung area transit kayu, area oven kayu, area

potong dan rakit kayu, serta area stok kayu oven karena ketiga area tersebut

berada di luar ruangan / outdoor dan tidak memungkinkan apabila diubah tata

letaknya (letaknya terpisah dari proses produksi yang berada di dalam ruangan

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui serta menganalisisperencanaan tata letak pabrik yang efisien bagi PT.

Mirella Jaya Perkasa dalam usaha meningkatkan pemanfaatan ruang

dibandingkan dengan tata letak pabrik pada saat ini.

2. Membuat perencanaan tata letak pabrik alternatif bagi PT. Mirella Jaya Perkasa

untuk memberikan solusi terhadap peningkatan pemanfaatan ruang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi Peneliti

- Melatih kemampuan analisis plant layout dalam sebuah perusahaan dengan

menerapkan teori-teori yang telah dipelajari.

- Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di jurusan Manajemen.

- Sebagai pembelajaran bagi peneliti dalam menyelesaikan sebuah masalah yang

berkaitan dengan layout dan melatih untuk membuat solusinya.

- Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti.

2. Bagi perusahaan (PT. Mirella Jaya Perkasa)

- Memberi informasi bahwa ada masalah dalam perencanaan tata letak pabrik.

- Memberikan solusi bagi perusahaan dalam merancang tata letak pabrik yang

(16)

- Sebagai alternatif dan pertimbangan untuk membuat perancangan tata letak

pabrik apabila perusahaan akan membuat pabrik baru atau memindahkan pabrik.

- Sebagai salah satu informasi dan referensi perusahaan dalam merancang tata

letak pabrik yang baru.

3. Bagi Akademisi

- Menambah wawasan, pengetahuan, gambaran dan pelengkap informasi dalam

praktik atau penerapan teori-teori tata letak pabrik suatu perusahaan dalam

peningkatan pemanfaatan penggunaan ruang yang dipelajari dalam perkuliahan.

- Sebagai salah satu referensi untuk pembuatan karya tulis dalam bidang

manajemen operasi terutama mengenai tata letak pabrik.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan.

Memaparkan alasan peneliti tertarik untuk meneliti topik dalam judul disertai

dengan alasan dan masalah yang relevan berkaitan dengan topik untuk mencapai

tujuan penelitian.

Bab II Kajian Pustaka.

Memaparkan keterkaitan antara isu berdasarkan uraian teoritis yang ada

untuk memecahkan masalah-masalah yang diangkat dalam judul skripsi.

Bab III Objek dan Metode Penelitian.

(17)

Bab IV Pembahasan.

Memaparkan keseluruhan hasil penelitian dengan menjelaskan proses analisis

data hingga menghasilkan solusi yang dapat diterapkan oleh perusahaan dengan

harapan dapat menyelesaikan masalah.

Bab V Kesimpulan dan Saran.

Memaparkan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan dan memberikan

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Mirella Jaya Perkasa,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Tata letak pabrik di PT. Mirella Jaya Perkasa perlu dilakukan relayout untuk

meningkatkan pemanfaatan ruang, dikarenakan tata letak yang ada belum efisien.

2. Bila perusahaan menggunakan tata letak alternatif, maka perusahaan dapat

mengurangi total luas area yang digunakan sebesar 376,67 �2 atau melakukan

efisiensi total luas area sebesar 34,56 %.

3. Tata letak alternatif juga dapat meningkatkan efisiensi total jarak perpindahan

36,54%, dan dapat mengurangi cross movement yang terjadi pada tata letak saat

ini yang semula berjumlah 4 titik, menjadi 3 titik dan masalah perpindahan barang

yang masih jauh pada tata letak saat ini sebanyak 2 titik menjadi 1 titik apabila

perusahaan menerapkan tata letak alternatif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis, berikut adalah saran bagi PT. Mirella Jaya Perkasa

agar tata letak pabrik dapat menjadi lebih baik:

1. Agar pengaplikasian tata letak alternatif maksimal, maka sebaiknya perusahaan

(19)

kedisiplinan, terutama dalam meletakkan temporary stock maupun scrap dan

waste karena dapat mengganggu kelancaran proses produksi.

2. Perusahaan sebaiknya menambahkan meja pada area pengerjaan headboard dalam

tata letak alternatif karena meja pengerjaan dalam tata letak saat ini adalah meja

permanen yang tidak dapat dipindahkan.

3. Sisa luas area dalam tata letak sebaiknya segera dimanfaatkan untuk memproduksi

unit furniture lainnya sebagai unit / divisi baru atau dapat juga digunakan untuk

mesin-mesin baru yang akan ditambahkan perusahaan sehingga dapat

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ampuh, Rika & Setiawam, Heri. (2008). “Tata Letak Pabrik”. Edisi Pertama. Andi Offset. Yogyakarta.

Edel, Findra. (2013). “Perencanaan Tata Letak dalam Meminimumkan Jarak

Perpindahan Barang pada CV. Cihanjuang Inti Teknik”. Skripsi Fakultas

Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Heizer, J dan Render, B. (2006). “Operations Management”. Eighth Edition. Pearson Education. New Jersey.

http://web1.eng.coventry.ac.uk/EMDATA/54MFGDES.html pada tanggal 15 November 2013

Jogiyanto. (2010). “Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman”. BPFE. Yogyakarta.

Manulang, M. (2004). “Dasar-Dasar Manajemen”. Cetakan Ketujuh Belas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Mariska, Eka. (2010). “Tata Letak”. Digital Library Telkom Institude of Technology, 3 Mei 2010. Diakses dari:

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id

=670:tataletak&catid=25:industri&Itemid=14 pada tanggal 15 November 2013

Probosuci, Kustania. (2012). “Tata Letak Fasilitas Keripik Kentang Istana”.

Diakses dari: http://blog.ub.ac.id/kustaniaps/2012/10/30/tata-letak-fasilitas-keripik-kentang-istana/ pada tanggal 15 November 2013

Riyani. (2010). “Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi”.

Diakses dari: http://artozz29.blogspot.com/2010/12/analisis-perancangan-kerja-dan-ergonmi.html pada tanggal 15 November 2013

Samantha, Evi. (2010). “Analisis Efektifitas Saluran Distribusi dalam Meningkatkan

Penjualan Cosmoland pada CV. Duta Mandiri Cirebon”. Skrispsi Fakultas

Ilmu Sosial. Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Unversitas Katolik Parahyangan. Bandung

Schroeder, R.G. (2007). “Operations Management”. Third Edition. McGraw-Hill International Edition. Singapore

(21)

Sumayang, L. (2003). “Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi”. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.

Tompkins, et all. (2003). “Facilities Planning”. Third Edition. John Wiley & Son International Edition. New York

Gambar

Tabel 1.2 Nilai Tambah Menurut Subsektor pada Tahun 2001-2010 (Milyar Rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Algortima Greedy Untuk Penukaran Uang Rupiah ini dapat dipakai di bank-bank dimana fungsinya untuk masalah penukaran uang agar petugas tidak membutuhkan

[r]

Pengujian ini dilakukan oleh ahli materi yaitu guru SMK. Dari hasil pengujian formatif didapatkan data sebagai berikut : 1) Aspek Substansi Efektifitas; hasil uji

4.38: Tanggapan responden tentang peningkatan jumlah pendapatan……….80 4.39: Tanggapan responden tentang perubahan jumlah pendapatan setelah adanya PNPM

Pada rangkaian ini Power Supply digunakan untuk mem- berikan input tegangan pada keseluruhan komponen yang terdapat pada sistem alat ini, yaitu pada mikrokontroler

Kavitas didefinisikan sebagai keadaan patologis dengan gambaran gas Kavitas didefinisikan sebagai keadaan patologis dengan gambaran gas yang mengisi ruang dalam

Aktivitas enzim protease pada hepar tikus putih (Rattus norvegicus) akibat induksi CsA diamati melalui uji aktivitas protease hasil isolasi hepar tikus putih (Rattus norvegicus)

ketatausahaan, keuangan, kerumahtanggaan dan arsip dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia bidang kesehatan mempunyai sasaran kegiatan yaitu : 1. meningkatnya