• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash 147

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash 147"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

APLIKASI HIPNOTERAPI BERBASIS MULTIMEDIA FLASH

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Ilmu Komputer

Oleh :

MUHAMMAD ZUHDI EKO UTOMO M3107109

PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

APLIKASI HIPNOTERAPI BERBASIS MULTIMEDIA FLASH

Disusun Oleh

MUHAMMAD ZUHDI EKO UTOMO NIM. M3107109

Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan Di hadapan dewan penguji

pada tanggal 27 Juli 2010

Pembimbing Utama

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

APLIKASI HIPNOTERAPI BERBASIS MULTIMEDIA FLASH Disusun Oleh

MUHAMMAD ZUHDI EKO UTOMO NIM. M3107109

Dibimbing Oleh

Pembimbing Utama

Fendi Aji Purnomo, S.Si. NIDN. 0626098402

Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan oleh dewan penguji Tugas Akhir Program Diploma III Ilmu Komputer

pada hari ____________tanggal _______________

Dewan Penguji

1. Penguji 1 Fendi Aji Purnomo, S.Si. ( )

NIDN. 0626098402

2. Penguji 2 Agus Purbayu, S.Si. ( )

NIDN. 0629088001

3. Penguji 3 Rudi Hartono, S.Si. ( )

NIDN. 0626120402

Disahkan Oleh Dekan

Fakultas MIPA UNS

Prof. Drs. Sutarno, M.Sc. PhD NIP. 19600809 198612 1 001

Ketua Program Studi DIII Ilmu Komputer UNS

(4)

ABSTRACT

Muhammad Zuhdi Eko Utomo. 2010. Hypnotherapy Application Based on Flash Multimedia. Computer Science Diploma III. Informatics Engginering Program. Faculty of Mathematics and Natural Science. Sebelas Maret University of Surakarta.

Hypnotherapy is closely related to the utilization of audio to give suggestions to the patient. So this time a lot of outstanding audio CDs containing sound recordings therapists accompanied by soft music. However, these are often not attractive for patients. Lack of informative guides that are the main factors why CD hypnotherapy less attractive. Therefore, hypnotherapy applications need to be made.

This application is created using Macromedia Flash 8.0 software. Making these applications using the method of observation and interviews.

In this software contain of stop smoking therapy, mental block breaker for success and slimming therapy. Based on this analysis has been done, then we concluded that the Hypnotherapy Application Based on Flash Multimedia has been successfully created.

(5)

ABSTRAK

Muhammad Zuhdi Eko Utomo. 2010. Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash. Program DIII Ilmu Komputer. Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hipnoterapi erat kaitannya dengan pemanfaatan audio untuk memberikan sugesti kepada pasien. Sehingga sekarang ini banyak sekali beredar CD audio yang berisi rekaman suara para terapis diiringi dengan alunan musik yang lembut. Namun, hal tersebut seringkali menjadi tidak menarik bagi para pasien. Kurangnya panduan yang informatif merupakan faktor utama kenapa CD hipnoterapi kurang diminati. Oleh karena itu, aplikasi hipnoterapi perlu dibuat.

Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan software Macromedia Flash 8.0. Pembuatan aplikasi ini menggunakan metode observasi dan wawancara.

Di dalam aplikasi ini terdapat terapi berhenti merokok, terapi menghancurkan mental block penghambat kesuksesan dan terapi slimming. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash ini telah berhasil dibuat.

(6)
(7)

PERSEMBAHAN

! "#$

%

& $ '

( ) *

+ $ ' "#$

, - '

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu menuntun jalan penulis, melimpahkan karunia, rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan judul

“APLIKASI HIPNOTERAPI BERBASIS MULTIMEDIA FLASH”.

Dalam penyelesaian laporan ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. YS. Palgunadi, M.Sc selaku Ketua Program Diploma III Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Fendi Aji Purnomo, S.Si. selaku dosen pembimbing yang memberikan kritik dan saran bagi penulis dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.

3. Bapak Agus Purbayu, S.Si dan Bapak Rudi Hartono, S.Si selaku dewan penguji.

4. Muhammad Zain Fuadi, MCh. selaku pakar hipnoterapi LPT Citra Indonesia yang dengan senang hati membantu dan berbagi pengalaman serta ilmu kepada penulis.

5. Keluarga penulis yang senantiasa memberikan semangat di setiap waktu. 6. Asih Parwati dan Rosita Dian Purna yang senantiasa meluangkan waktu

untuk menemani penulis dalam mengumpulkan materi yang dibutuhkan. 7. Teman-teman Teknik Informatika B UNS 2007.

8. Pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, baik secara teoritis maupun praktis. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi sumbangan pemikiran di masa yang akan datang.

(9)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.4.1 Tujuan ... 2

1.4.2 Manfaat ... 2

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Hypnosis ... 5

2.1.1 Sejarah Hypnosis ... 6

2.1.2 Hipnoterapi ... 8

2.2 Multimedia ... 9

2.2.1 Teks ... 10

2.2.2 Suara ... 10

2.2.3 Gambar ... 11

(10)

2.2.5 Animasi ... 11

2.3 Struktur Navigasi ... 12

2.3.1 Struktur Linier ... 12

2.3.2 Struktur Hirarki ... 12

2.3.3 Struktur Jaringan ... 13

2.3.4 Struktur Kombinasi ... 13

2.4 Perangkat Lunak ... 14

2.4.1 Macromedia Flash 8 ... 14

2.4.2 Adobe Photoshop CS ... 14

2.4.3 Cool Edit Pro 2 ... 14

2.4.4 Corel Draw X3 ... 15

BAB III DESAIN DAN RANCANGAN SISTEM ... 16

3.1 Kebutuhan Sistem ... 16

3.1.1 Perangkat Keras ... 16

3.1.2 Perangkat Lunak ... 16

3.2 Rancangan Program ... 17

3.3 Desain Tampilan Program ... 19

3.3.1 Intro Awal ... 19

3.3.2 Utama ... 19

3.3.3 Hipnoterapi ... 20

3.3.4 Panduan ... 21

3.3.5 Credit ... 22

3.3.6 Konten Utama ... 22

3.3.7 Intro Akhir ... 23

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA ... 24

4.1 Deskripsi Aplikasi ... 24

4.2 Analisis Kebutuhan ... 24

4.2.1 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 24

4.2.2 Analisis Perangkat Keras ... 24

4.2.3 Analisis Perangkat Lunak ... 25

(11)

4.3.1 Halaman Intro Awal ... 25

4.3.2 Halaman Utama ... 26

4.3.3 Halaman Pengenalan Hipnoterapi... 28

4.3.4 Halaman Panduan Pemakaian Aplikasi ... 39

4.3.5 Halaman Credit ... 30

4.3.6 Konten Utama ... 31

4.3.7 Halaman Intro Akhir ... 34

4.4 Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi ... 34

4.4.1 Kelebihan ... 34

4.4.2 Kekurangan ... 35

BAB V PENUTUP... 36

5.1 Kesimpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

(12)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Struktur Linier ... 12

Gambar 2.2 Struktur Hirarki ... 12

Gambar 2.3 Struktur Jaringan ... 13

Gambar 2.4 Struktur Kombinasi ... 13

Gambar 3.1 Rancangan pengembangan aplikasi hipnoterapi ... 17

Gambar 3.2 Site map rancangan aplikasi hipnoterapi ... 18

Gambar 3.3 Struktur menu aplikasi hipnoterapi ... 18

Gambar 3.4 Rancangan halaman intro awal ... 19

Gambar 3.5 Rancangan halaman utama aplikasi ... 20

Gambar 3.6 Rancangan halaman pengenalan hipnoterapi ... 21

Gambar 3.7 Rancangan halaman panduan pemakaian aplikasi ... 21

Gambar 3.8 Rancangan halaman kerjasama instansi ... 22

Gambar 3.9 Rancangan desain konten utama ... 23

Gambar 4.1 Halaman intro awal ... 26

Gambar 4.2 Halaman utama ... 28

Gambar 4.3 Halaman hipnoterapi ... 29

Gambar 4.4 Halaman panduan ... 30

Gambar 4.5 Halaman credit ... 31

Gambar 4.6 Terapi pemecah mental blok penghambat sukses ... 32

Gambar 4.7 Terapi melancarkan diet dan pola hidup sehat ... 33

Gambar 4.8 Terapi berhenti merokok ... 33

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kata hypnosis di Indonesia masih memiliki stigma buruk sampai dengan saat ini. Mendengar kata hypnosis, orang pada umumnya seringkali terasosiasi dengan berbagai hal yang berada di area negatif, mulai dari kejahatan, pemaksaan kehendak, sampai dengan kuasa kegelapan, serta penggunaan

kekuatan mistik dan magis.

Menurut Nurinda (2008) pendiri The Indonesian Board of Hypnotherapy, “Hypnosis sesungguhnya merupakan fenomena biasa, yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan pada saat ini hypnosisme di dunia barat telah berkembang menjadi suatu pengetahuan yang sejajar dengan pengetahuan-pengetahuan ilmiah lainnya. Saat ini di beberapa universitas USA, hypnosisme dapat dipelajari sampai dengan tingkat Doktoral”.

Untuk menghilangkan stigma buruk tersebut, maka penyuluhan-penyuluhan mengenai hypnosis itu sendiri saat ini gencar dilaksanakan. Hal ini bermanfaat untuk mengenalkan hypnosis pada masyarakat awam, sekaligus menghilangkan pandangan-pandangan negatif terhadapnya.

Berbagai macam cara dilakukan oleh para terapis untuk mengenalkan hypnosis kepada masyarakat, misalnya mengadakan seminar-seminar serta pelatihan mengenai hypnosis, mencetak berbagai macam buku pengenalan hypnosis untuk terapi kesehatan, mengadakan praktek-praktek terapi dengan menggunakan hypnosis, dan tidak ketinggalan penyebarannya dengan memanfaatkan teknologi informasi di dunia maya.

Hipnoterapi itu sendiri sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan audio untuk memberikan sugesti kepada pasien. Sehingga sekarang ini banyak sekali beredar CD audio yang berisi rekaman suara para terapis diiringi dengan alunan

(14)

Oleh karena itu, dengan adanya ide untuk menggabungkan antara audio dan menyisipkan visualisasi untuk menambah ketertarikan dari pasien, yang dikemas dalam sebuah aplikasi menarik, diharapkan akan memberikan solusi pada masalah ketidakpopuleran CD audio hipnoterapi. Sehingga pasien atau masyarakat umum tersebut dapat dengan mudah menikmati manfaat dari hipnoterapi itu sendiri dengan menjalankan aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang dibahas adalah bagaimana membuat aplikasi hipnoterapi yang menarik, informatif, dan mudah digunakan masyarakat umum dalam bentuk sebuah CD interaktif.

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash ini mencakup konten pengenalan hipnoterapi, panduan pemakaian aplikasi, audio hipnoterapi, dan video visualisasi.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Pembuatan aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Tujuan

Tujuan pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat CD audio hipnoterapi dengan cara mengemasnya dalam sebuah Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash yang lebih informatif dan menarik.

1.4.2 Manfaat

Dalam pembuatan aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash ini memiliki manfaat untuk beberapa pihak, antara lain:

1. Manfaat bagi pengguna

Pembuatan aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash ini bermanfaat

(15)

2. Manfaat bagi terapis

Pembuatan aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash ini juga bermanfaat bagi terapis. Dengan dibuatnya aplikasi ini, dapat membantu terapis memperkenalkan hipnoterapi itu sendiri kepada masyarakat umum sekaligus sebagai media promosi.

3. Manfaat bagi instansi terkait

Dengan dibuatnya aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash ini, maka dapat terjalin kerjasama antar dua instansi. Dan dengan terjalinnya kerjasama

antar pakar tersebut dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

1.5 Metodologi Penelitian

Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengambilan data untuk kelengkapan aplikasi. Metode-metode tersebut yaitu:

1. Metode wawancara dilakukan dengan mewawancarai narasumber secara langsung. Narasumber tersebut bernama Muhammad Zain Fuadi, MCh. Beliau adalah seorang master terapis dari Lembaga Psikologi Terapan Citra Indonesia.

2. Metode observasi, metode yang dilakukan dengan cara survey secara langsung dalam acara-acara hipnoterapi.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini menggunakan sistematika sebagai berikut : 1. BAB I Pendahuluan

Pada bab ini diberikan gambaran umum tentang laporan yang berisi : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian serta Sistematika Penulisan

2. BAB II Landasan Teori

Pada Landasan Teori memuat tinjauan pustaka yang digunakan sebagai referensi pembuatan CD Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash.

3. BAB III Desain dan Perancangan

(16)

4. BAB IV Implementasi dan Analisa

Pada implementasi memuat hasil analisa dan perancangan aplikasi yang ditampilkan dalam gambar dan penjelasan dari masing masing gambar. Pada evaluasi memuat kekurangan dan kelebihan sistem.

5. BAB V Penutup

(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hypnosis

Hypnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-conscious/unconcious), di mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas

hidup. Individu yang berada pada kondisi “hypnotic trance” lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebih (phobia), trauma ataupun rasa sakit. Individu yang mengalami hypnosis masih dapat menyadari apa yang terjadi di sekitarnya berikut dengan berbagai stimulus yang diberikan oleh terapis.

Terapi hypnosis (hipnoterapi) kini merupakan fenomena ilmiah, namun hingga kini masih belum terdapat definisi yang jelas, bagaimana sebenarnya mekanisme kerja hipnoterapi. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hipnoterapi menstimulir otak untuk melepaskan neurotransmiter, zat kimia yang terdapat di otak, encephalin dan endhorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga dapat merubah penerimaan individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya.

Sementara menurut Profesor John Gruzelier, seorang pakar psikologi di Caring Cross Medical School, London, guna menginduksi otak dilakukan dengan memprovokasi otak kiri untuk non aktif dan memberikan kesempatan kepada otak kanan untuk mengambil kontrol atas otak secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat otak fokus pada suatu hal secara monoton menggunakan suara dengan intonasi datar (seolah-olah tidak ada hal penting yang perlu diperhatikan).

Secara umum mekanisme kerja hipnoterapi sangat terkait dengan aktivitas

(18)

(Electroenchepalograph). Berikut diuraikan berbagai gelombang otak disertai dengan aktivitas yang terkait:

1. Beta ( 14 - 25 Hz) (normal)

Atensi, kewaspadaan, kesigapan, pemahaman, kondisi yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kecemasan, ketidaknyamanan, kondisi lawan / lari. 2. Alpha (8 – 13 Hz) (meditatif)

Relaksasi, pembelajaran super, fokus relaks, kondisi trance ringan, peningkatan produksi serotonin, kondisi pra-tidur, meditasi, awal

mengakses pikiran bawah sadar (unconscious). 3. Theta (4 – 7 Hz) (meditatif)

Tidur bermimpi (tidur REM / Rapid Eye Movement), peningkatan produksi catecholamines (sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi yang dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi mendalam, lebih dalam mengakses pikiran bawah sadar (unconscious) .

4. Delta (0,5 – 3 Hz) (tidur dalam)

Tidur tanpa mimpi, pelepasan hormon pertumbuhan, kondisi non fisik, hilang kesadaran pada sensasi fisik, akses ke pikiran bawah sadar (unconscious) dan memberikan sensasi yang sangat mendalam ketika diinduksi dengan Holosinc (id.wikipedia.org, 2010).

2.1.1 Sejarah Hypnosis

Melalui pictograph dan tulisan-tulisan kuno lainnya dapat disimpulkan bahwa hypnosis telah digunakan sejak zaman pra sejarah. Papirus Ebers di Mesir, dokumen yang berusia 3000 tahun, mencatat bagaimana para pendeta mesir melakukan pengobatan. Dijelaskan dalam dokumen tersebut berbagai teknik yang digunakan yang ternyata merupakan gambaran atas mekanisme kerja hypnosis.

Pada era primitif, sedikitnya terdapat dua bentuk hypnosis yang

diterapkan, keduanya berkaitan dengan ritual keagamaan, antara lain; 1. Pengulangan ritmik (rhythmical repetition)

(19)

Pada abad pertengahan, hypnosis diterapkan di antara para bangsawan dan dikenal sebagai “sentuhan bangsawan” (royal touch). Para tokoh hypnosis pada saat itu antara lain adalah Edward the Confessor (1066) dan para raja di Perancis, yang menganggap diri sebagai Tuhan. Ide tersebut kemudian mati di akhir abad ke-18, bersamaan dengan terbitnya periode renaissance, ketika kebanyakan orang mencari dasar ilmiah atas berbagai fenomena. Ritual sentuhan bangsawan dihidupkan kembali pada saat penobatan Charles X. Salah seorang yang berpengaruh pada periode tersebut adalah Paraselsus. Ia beranggapan bahwa

tubuh surgawi memberi makan ke tubuh manusia melalui perantara magnet. Ia berkeyakinan bahwa magnet mampu mengobati berbagai penyakit.

Kasus pencabutan gigi pertama menggunakan hypnosis dilakukan pertama kali pada tahun 1823. Diikuti dengan proses melahirkan menggunakan hypnosis pada tahun 1826.

Pada tahun 1880, dua sekolah hypnosis mulai didirikan. Charcot, seorang neurologist (terminologi awal untuk psikolog) di Perancis memberikan hypnosis pada dua belas wanita yang mengalami hysteria. Charcot memberikan demonstrasi pada saat hypnosis para pasien dapat berjalan dan melakukan banyak hal lainnya, namun mereka kembali kehilangan kemampuan tersebut ketika mereka berada pada kondisi normal. Charcot tidak sepenuhnya memahami hypnosis (ia menganggap hypnosis sangat berbahaya dan hanya kepada pasien yang secara mental sakit hypnosis dapat dilakukan).

Bernheim, seorang neurologist Perancis yang sangat terkenal, dan Liebeault, seorang dokter, membuat klinik di Nancy, Perancis. Mereka mengobati lebih dari 12.000 pasien menggunakan hypnosis, dan memperkenalkan konsep suggestibility dan sexuality.

Selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, hypnosis digunakan untuk memberikan perlakuan pada para prajurit yang mengalami trauma. Pada tahun 1955, British Medical Association menyatakan bahwa hypnosis layak digunakan

(20)

1960, American Psychology Association membentuk dewan penilai kelayakan seorang hypnotis.

Kini beberapa Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi telah memberikan mata kuliah hypnosis. Adapun universitas yang memiliki jurusan khusus hypnosis adalah Universitas Pepperdine di California (id.wikipedia.org, 2010).

2.1.2 Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam hypnosis.

Kata "hypnosis" adalah kependekan dari istilah James Braid's (1843) "neuro-hypnotism", yang berarti "tidurnya sistem syaraf". Orang yang terhipnotis menunjukan karakteristik tertentu yang berbeda dengan yang tidak, yang paling jelas adalah mudah disugesti. Hipnoterapi sering digunakan untuk memodifikasi perilaku subjek, isi perasaan, sikap, juga keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan stress, manajemen rasa sakit, dan perkembangan pribadi.

Hypnosis secara perlahan telah menunjukkan keberadaannya seiring dengan semakin meningkatnya penerimaan pada dunia medis. Hypnosis banyak digunakan dibidang seperti pengobatan dan olahraga untuk mengubah mekanisme otak manusia dalam menginterprestasikan pengalaman dan menghasilkan perubahan pada persepsi dan tingkah laku. Aplikasi hypnosis untuk tujuan perbaikan (therapeutic) dikenal sebagai hipnoterapi.

Hipnoterapi telah terbukti memiliki beragam kegunaan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang berkenaan dengan emosi dan perilaku. Bahkan beberapa kasus medis serius seperti kanker dan serangan jantung, hipnoterapi mempercepat pemulihan kondisi seorang penderita. Hal ini sangat dimungkinkan karena hipnoterapi diarahkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memprogram ulang penyikapan individu terhadap penyakit yang dideritanya.

Hypnosis sangat berguna dalam mengatasi beragam kasus berkenaan

(21)

berbagai kondisi emosional positif berkenaan dengan menjadi seorang bukan perokok dan penolakan terhadap rasa ataupun aroma rokok.

Khusus untuk phobia, hipnoterapi digunakan untuk mereduksi kecemasan yang mengambil alih kontrol individu atas dirinya. Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan suatu gambaran nyata tentang kondisi yang menyebabkan phobia namun individu tetap dalam kondisi relax, sehingga membantu mereka untuk menyesuaikan ulang reaksi mereka pada kondisi yang menyebabkan phobia menjadi normal dan respon yang lebih tenang.

Hipnoterapi dapat digunakan untuk membawa orang mundur ke masa lampau atau Past Life Regression untuk mengobati trauma dengan memberikan kesempatan untuk merubah “fokus” perhatian. Salah satu Hypnotherapist yang expert di bidang ini adalah Nathalia Sunaidi C.Ht, penulis buku Journey to My Past Lives.

Hipnoterapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan optimalitas pembelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran, hipnoterapi dapat aplikasikan untuk meningkatkan daya ingat, kreativitas, fokus, merubuhkan tembok batasan mental (self limiting mental block) dan lainnya. Tinjau lebih mendalam mengenai hipnoterapi dalam pembelajaran dapat merujuk pada seri buku Total-Mind Learning.

Hipnoterapi akan lebih berdaya guna lebih optimal jika dipadukan dengan media terapi lainnya, seperti NLP (Neuro Linguistic Programming) , EFT (Emotional Freedom Therapy) dan lainnya.

Contoh terapi sukses dalam hipnoterapi yang menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming), adalah terapi / hipnoterapi gagap bicara baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, yang telah diselenggarakan pada sebuah Klinik Hipnoterapi Gagap di Bandung, yang juga menterapi pasien yang trauma public speaking. Pasien hipnoterapi gagap biasanya cukup datang 1 x 4-5,5 jam sudah menunjukkan kesembuhan yang sangat signifikan (id.wikipedia.org, 2010).

2.2 Multimedia

(22)

koneksi sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi (Suyanto, 2003).

Multimedia berasal dari kata multi yang berarti banyak atau lebih dari satu media antara lain berupa gambar, tulisan, foto, video dan audio. Multi dalam bahasa latin berarti banyak atau berbagai, medium dalam bahasa latin berarti perantara atau suatu perantara yang digunakan untuk menghantar atau menyampaikan sesuatu seperti komunikasi massa. Multimedia juga dapat diartikan gabungan teks, grafik, bunyi, video dan animasi yang menghasilkan

prestasi dan interaktif yang tinggi. 2.2.1 Teks

Teks adalah elemen paling awal dan sederhana dalam multimedia, yang biasanya mengacu pada kata, kalimat dan alenia atau segala sesuatu yang tertulis atau ditayangkan. Sebagian besar multimedia menggunakan teks karena teks sangat efektif untuk menyampaikan ide dan panduan kepada pengguna (Suyanto, 2003).

2.2.2 Suara

Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik.

Dengan perkembangan multimedia yang pesat telah memungkinkan komputer merekam dan memutar kembali semua jenis suara yang dapat didengar

(23)

2.2.3 Gambar

Citra atau gambar atau bayangan atau imaji (Inggris: image, dan Latin: imago) adalah benda buatan manusia, dua dimensi, yang mempunyai kemiripan dengan obyek-obyek fisik atau manusia. Gambar merupakan tampilan diam atau tidak bergerak. Gambar juga merupakan salah satu komponen penting dalam multimedia karena dapat meringkas dan menyajikan data kompleks serta mampu menyampaikan seribu kata. Gambar dalam publikasi multimedia lebih menarik perhatiasn dan dapat mengurangi kebosanan dibandingkan ddengan teks sebab

manusia selalu berorientasi terhadap visual (Suyanto, 2003). 2.2.4 Video

Video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan keamanan. Kata video berasal dari kata Latin, "Saya lihat". Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam video serta pemutar video (id.wikipedia.org, 2010).

2.2.5 Animasi

Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi tiga dimensi daripada film animasi dua dimensi.

Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar (Suyanto, 2003).

Menurut Hakim dan Mutmainah (2003) teknik animasi dalam Flash yaitu:

1. Motion

(24)

2. Shape

Animasi pada Flash yang digunakan untuk mengubah atau mengganti suatu bentuk dengan bentuk lain.

2.3 Struktur Navigasi

Struktur navigasi merupakan alat bantu untuk merancang aliran aplikasi multimedia. Ada beberapa cara yang digunakan dalam mendesain aliran aplikasi multimedia, diantaranya adalah struktur linier, struktur hirarki, struktur jaringan

dan struktur kombinasi (Suyanto, 2004). 2.3.1 Struktur Linier

Struktur yang paling sederhana dalam mendesain aliran aplikasi multimedia adalah struktur linier. Dalam menampilkan apliasi dapat maju (next) dan mundur (back), jika mouse di-klik akan menampilkan isi informasi dari aplikasi multimedia tersebut dan bila di-klik lagi akan muncul pada halaman berikutnya (Suyanto, 2004).

Gambar 2.1 Struktur Linier

2.3.2 Struktur Hirarki

Struktur hirarki merupakan struktur seperti tangga atau pohon, dimana masing-masing obyek menyediakan sebuah menu pilihan yang memiliki lebih banyak menu degan banyak pilihan. Tidak ada batas ukuran atau jumlah menu dan sub-menu yang dapat dimiliki dalam sebuah struktur hirarki (Suyanto, 2004)

(25)

2.3.3 Struktur Jaringan

Bentuk struktur jaringan merupakan desain yang paling kompleks dengan banyak objek dalam setiap arah pada setiap objek dalam aplikasi multimedia (Suyanto, 2004).

Gambar 2.3 Struktur Jaringan 2.3.4 Struktur Kombinasi

Struktur kombinasi meupakan struktur seperti tangga, pohon-pohon gabungan antara struktur linier dan menu, dimana didalamnya tidak ada batasuntk menyediakanbanyak pilihan dengan menu utama dan sub menu yang ada (Suyanto, 2004).

Menu Utama

Menu Utama Menu Utama

Objek multimedia Objek multimedia Objek multimedia Objek multimedia

(26)

2.4 Perangkat Lunak

Pada proses pembuatan aplikasi multimedia ini digunakan beberapa perangkat lunak (software) antara lain :

2.4.1 Macromedia Flash 8

Perangkat lunak ini digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi gambar. Perangkat lunak ini mempunyai ekstensi file *.swf dan dapat diputar di penjelajah web yang telah dipasangi flash player. Flash menggunakan bahasa pemrograman yang dinamakan dengan action script yang muncul pertama

kalinya pada flash 5.

Sebelum tahun 2005, flash dirilis oleh Macromedia. Flash 1.0 diluncurkan pada tahun 1996 setelah Macromedia membeli program animasi vektor bernama Future Splash. Versi terakhir yang diluncurkan di pasaran dengan menggunakan nama Macromedia adalah Macromedia Flash 8. Pada tanggal 3 Desember 2005 Adobe System mengakuisisi Macromedia dan seluruh produknya. Sehingga nama Macromedia Flash kini berubah nama menjadi Adobe Flash (id.wikipedia.org, 2010).

2.4.2 Adobe Photoshop CS

Perangkat lunak editor citra buatan Adobe System yang dikhususkan untuk pengeditan foto / gambar dan pembuatan efek. Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pemimpin pasar (market leader) untuk perangkat lunak pengolah gambar, dan bersama Adobe Acrobat dianggap sebagai produk terbaik yang pernah diproduksi oleh Adobe System.

Versi kedelapan aplikasi ini disebut dengan nama Photoshop CS (Creative Suit), versi sembilan disebut Photoshop CS2, versi sepuluh disebut Adobe Photoshop CS3, dan versi yang terakhir (kesebelas) disebut Adobe Photoshop CS4 (id.wikipedia.org, 2010).

2.4.3 Cool Edit Pro 2

(27)

parametic EQ yang memungkinkan untuk memilih lebar atau konstanta Q. Fasilitas Organizer yang memudahkan untuk mencari dan mengurutkan file audio, file MIDI, dan file audio secara alfabetik. Dilengkapi dengan Mixer yang dapat mengubah level, menggunakan real time track EQ serta menambah efek-efek lain secara real time (Suyanto, 2003).

2.4.4 Corel Draw X3

Corel Draw merupakan aplikasi desain grafis yang dibuat untuk membuat dan memanipulasi gambar vektor (vector drawing). Fasilitas yang disediakan

(28)

BAB III

DESAIN DAN RANCANGAN SISTEM

3.1 Kebutuhan Sistem

Perancangan sistem multimedia digunakan sebagai alat untuk bersaing pada sebuah lembaga atau instansi. Hal tersebut juga harus memenuhi beberapa tahapan pengembangan yang terdiri dari pendefinisian masalah, studi kelayakan, analisis kebutuhan, perancangan konsep, perancangan isi, penulisan naskah,

produksi sistem, tes pemakaian, penggunaan sistem dan pemeliharaan sistem. Pembuatan aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash membutuhkan beberapa perangkat keras dan perangkat lunak penunjang.

3.1.1 Perangkat Keras

Perangkat keras (hardware) minimum yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah PC (Personal Computer) dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Processor Intel Pentium 4 2,2GHz 2. RAM 512 Mb

3. Hardisk 20 Gb 4. VGA 32 Mb

Dan perangkat tambahan yang diperlukan lainnya seperti : 1. Headset

2. Microphone 3. Speaker

3.1.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut :

(29)

3.2 Rancangan Program

Aplikasi multimedia berupa Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash ini dibuat dengan perangkat lunak Macromedia Flash 8. Aplikasi ini dibuat dengan tipe navigasi campuran. Salah satu keunggulan flash yang digunakan adalah sistem load file dan level. Dalam pembuatan aplikasi flash, flash player mempunyai tingkatan susunan (stack) dalam penempatannya. Dengan action script, animasi flash dapat diproses flash player pada level yang berbeda. Animasi yang dimainkan pada level yang sama, akan menutupi animasi lain. Namun, jika

animasi tersebut diletakkan pada level yang berbeda, maka di urutkan sesuai dengan nomor levelnya.

Flash player merupakan aplikasi untuk membuka file *.swf. Dengan menggunakan flash player, file *.swf dapat dibuka tanpa harus menyertakan file *.fla di dalamnya. Maka dari itu, tidak harus menginstal perangkat lunak Macromedia Flash 8 jika sudah memiliki flash player dalam suatu komputer.

Di dalam perangkat lunak Macromedia flash 8, terdapat sebuah fasilitas untuk mengubah file *.fla menjadi *.swf maupun *.exe. Jika file animasi tersebut sudah diubah menjadi bentuk file yang berekstensi *.exe, maka file tersebut akan dapat dijalankan di komputer manapun yang bersistem operasi Windows tanpa harus ada perangkat lunak pendukung seperti flash player untuk mengeksekusinya.

Rancangan pengembangan CD aplikasi hipnoterapi ini memiliki berbagai tahapan. Tahapan-tahapan tersebut yaitu : perancangan konsep, perancangan isi, penulisan naskah, produksi sistem, tes pemakaian, penggunaan sistem dan pemeliharaan sistem.

(30)
[image:30.595.156.467.168.396.2]

Berikut ini adalah site map rancangan dari aplikasi multimedia hipnoterapi berbasis flash yang dibuat :

Gambar 3.2 Site map rancangan aplikasi hipnoterapi

Struktur menu pada aplikasi multimedia ini menggunakan srruktur menu kombinasi / campuran yang digambarkan pada Gambar 3.3.

[image:30.595.132.493.505.680.2]
(31)

3.3 Desain Tampilan Program

Perancangan desain aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash ini terdiri dari beberapa halaman aplikasi. Seperti pada hirarki yang digunakan, alur utama pada aplikasi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : intro awal, bagian utama dan penutup atau intro akhir.

3.3.1 Intro Awal

Pada halaman intro awal ini terdapat animasi slide foto tentang gambaran acara-acara yang berkaitan tentang hipnoterapi. Di bagian tengah, terdapat tombol

[image:31.595.115.513.318.592.2]

yang berguna untuk menuju ke halaman utama aplikasi. Desain halaman seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Rancangan halaman intro awal

3.3.2 Utama

(32)
[image:32.595.112.514.149.435.2]

halaman. Dan di kanan bawah aplikasi terdapat tombol keluar yang berhubungan dengan bagian intro akhir sebelum keluar dan menutup aplikasi.

Gambar 3.5 Rancangan halaman utama aplikasi

3.3.3 Hipnoterapi

(33)
[image:33.595.123.500.109.370.2]

Gambar 3.6 Rancangan halaman pengenalan hipnoterapi 3.3.4 Panduan

Pada halaman panduan, rancangan desain halaman aplikasinya tidak berbeda jauh dengan halaman hipnoterapi. Halaman ini terdiri dari judul, tombol navigasi close dan text area yang berada di tengah halaman.

[image:33.595.123.501.473.734.2]
(34)

3.3.5 Credit

[image:34.595.121.502.254.515.2]

Halaman credit merupakan halaman yang berisi tentang profil instansi dan trainer yang bekerjasama. Halaman ini memuat judul, tombol navigasi close dan profil itu sendiri. Berbeda dengan halaman hipnoterapi maupun halaman panduan, halaman credit tidak hanya berisi teks, tetapi juga dilengkapi dengan gambar logo dari dua instansi yang saling bekerjasama dalam pembuatan aplikasi hipnoterapi berbasis multimedia flash.

Gambar 3.8 Rancangan halaman kerjasama instansi

3.3.6 Konten Utama

(35)
[image:35.595.116.514.111.392.2]

Gambar 3.9 Rancangan desain konten utama

3.3.7 Intro Akhir

(36)

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALIASA

4.1 Deskripsi Aplikasi

Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash ini merupakan aplikasi yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum akan panduan informatif mengenai pemakaian CD audio hipnoterapi itu sendiri. Pembuatan CD Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash menggunakan perangkat lunak

Macromedia Flash 8 sebagai software utama dan didukung dengan perangkat lunak yang lain seperti Adobe Photoshop CS dan Corel Draw X3 untuk mengedit gambar, dan Cool Edit Pro untuk mengedit suara.

Rancangan Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash ini dibuat dalam bentuk CD interaktif, sehingga user harus memasukkan CD aplikasi tersebut ke dalam komputer terlebih dahulu jika ingin menjalankan aplikasi. 4.2 Analisis Kebutuhan

Untuk menjalankan Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash ini memerlukan berbagai macam kebutuhan perangkat pendukung, maupun kondisi pengguna itu sendiri.

4.2.1 Analisis Kebutuhan Pengguna

Aplikasi ini dirancang untuk masyarakat khususnya remaja dan dewasa yang ingin menggunakan CD audio hipnoterapi informatif serta mencakup konten pengenalan hipnoterapi, panduan pemakaian aplikasi, audio terapi, dan video visualisasi.

4.2.2 Analisis Perangkat Keras

Persyaratan perangkat keras yang direkomendasikan agar bisa menjalankan CD Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash ini adalah komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

5. Processor Intel Pentium 4 2,2GHz

(37)

9. Monitor dengan resolusi minimal 800 x 600

Dan perangkat tambahan yang diperlukan lainnya seperti : 4. Headset (earphone) / speaker aktif

5. Mouse 6. Keyboard

4.2.3 Analisis Perangkat Lunak

Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash ini berekstensi *.exe sehingga dapat dieksekusi di sistem operasi Windows. Jika ingin menjalankan CD

Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash pada sistem operasi selain Windows, maka harus menginstall perangkat lunak yang dapat mengeksekusi format *.exe dan *.swf.

4.3 Implementasi dan Analisis Desain Aplikasi

Pembuatan Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash ini memiliki beberapa halaman. Sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, hirarki yang dipakai dalam pembuatan halaman adalah campuran / kombinasi. Sehingga di dalam suatu halaman terdapat tombol tombol yang mengacu pada file-file lain yang bersesuaian dengan tombol itu sendiri.

4.3.1 Halaman Intro Awal

Pada halaman ini terdapat slide foto mengenai gambaran acara-acara hipnoterapi. Hal ini berguna untuk memberikan gambaran secara umum kepada pengguna aplikasi mengenai kegunaan hipnoterapi itu sendiri.

Di bagian tengah aplikasi, terdapat tombol yang berguna untuk masuk ke halaman utama aplikasi. Pada tombol ini menggunakan action script sebagai berikut :

on (release) {

gotoAndPlay(11);

}

Kemudian animasi akan menuju ke frame terakhir sampai mengeksekusi action script sebagai berikut :

stop();

(38)
[image:38.595.127.498.114.406.2]

Gambar 4.1 Halaman intro awal 4.3.2 Halaman Utama

Halaman utama Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash adalah halaman aplikasi yang paling banyak memiliki tombol navigasi. Hal ini dikarenakan halaman utama.swf adalah halaman pokok aplikasi tersebut. Pada bagian atas, terdapat tiga tombol menu yang berguna untuk masuk ke halaman-halaman lain dari aplikasi. Tombol tombol tersebut adalah tombol hoipnoterapi, tombol panduan dan tombol credit.

Pada bagian tengah terdapat kotak yang berguna untuk wadah dari video visualisasi. Dan pada bagian kiri bawah, terdapat konten utama dari Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash itu sendiri. Di bagian kanan bawah terdapat tombol keluar yang berguna untuk memanggil intro akhir dan kemudian

keluar serta menutup aplikasi.

Pada tombol hipnoterapi, menggunakan action script : on (release) {

loadMovieNum("hipnoterapi.swf", 2);

(39)

on (release) {

unloadMovieNum(3);

}

Pada tombol panduan, menggunakan action script : on (release) {

loadMovieNum("panduan.swf", 2);

}

on (release) {

unloadMovieNum(3);

}

Pada tombol credit, menggunakan action script : on (release) {

loadMovieNum("credit.swf", 2);

}

on (release) {

unloadMovieNum(3);

}

Dan pada tombol keluar, menggunakan action script : on (release) {

loadMovieNum("akhir.swf", 2);

}

on (release) {

unloadMovieNum(3);

}

(40)
[image:40.595.127.499.110.411.2]

Gambar 4.2 Halaman utama

4.3.3 Halaman Pengenalan Hipnoterapi

Pada halaman hipnoterapi, terdapat keterangan mengenai gambaran umum dari hipnoterapi itu sendiri. Hal ini berguna agar user yang masih awam sekalipun bisa memiliki gambaran dan sekaligus menghilangkan pandangan buruk mengenai hypnosis.

Halaman hipnoterapi memiliki tiga bagian pokok, yaitu : judul yang terletak di bagian kiri atas aplikasi, tombol navigasi close yang berguna untuk kembali ke menu utama, serta penjelasan tentang hipnoterapi itu sendiri terletak di dalam text area pada posisi tengah halaman.

Tombol navigasi close meiliki action script sebagai berikut : on (release) {

loadMovieNum("utama.swf", 2);

(41)
[image:41.595.127.496.110.412.2]

Gambar 4.3 Halaman hipnoterapi

4.3.4 Halaman Panduan Pemakaian Aplikasi

Pada halaman panduan pemakaian aplikasi berisi tata cara pengkondisian user sebelum menggunakan konten utama. Hal tersebut berguna agar pemakaian konten utama bisa menjadi lebih maksimal.

Halaman panduan memiliki tiga bagian pokok, yaitu : judul yang terletak

di bagian kiri atas aplikasi, tombol navigasi close yang berguna untuk kembali ke menu utama, serta penjelasan tentang cara pemakaian aplikasi yang benar dan pengkondisian sebelum membuka konten utama. Bagian tersebut terletak di dalam text area pada posisi tengah halaman.

Tombol navigasi close meiliki action script sebagai berikut : on (release) {

loadMovieNum("utama.swf", 2);

(42)
[image:42.595.128.496.113.413.2]

Gambar 4.4 Halaman panduan 4.3.5 Halaman Credit

Pada halaman credit berisi tentang profil instansi dan para pakar yang bekerjasama. Disini profil yang dimaksud adalah profil D3 Teknik Informatika UNS dan profil dari LPT Citra indonesia, serta profil dari Muh. Zain Fuadi, MCH. Halaman credit memiliki tiga bagian pokok, yaitu : judul yang terletak di bagian kiri atas aplikasi, tombol navigasi close yang berguna untuk kembali ke menu utama, serta penjelasan tentang cara pemakaian aplikasi yang benar dan pengkondisian sebelum membuka konten utama. Bagian tersebut terletak di dalam text area pada posisi tengah halaman.

Tombol navigasi close meiliki action script sebagai berikut : on (release) {

loadMovieNum("utama.swf", 2);

(43)
[image:43.595.127.498.112.412.2]

Gambar 4.5 Halaman credit

4.3.6 Konten Utama

Konten utama merupakan bagian dari halaman utama.swf. Bagian ini terdiri dari tiga tombol, yaitu : tombol terapi pertama, tombol terapi kedua dan tombol terapi ketiga.

Ketiga konten utama tersebut adalah :

1. Hipnomotivasi pemecah mental blok penghambat kesuksesan. 2. Hipnoterapi untuk melancarkan diet dan gaya hidup sehat. 3. Hipnoterapi untuk membantu berhenti kecanduan merokok.

Pada setiap konten utama, terdapat animasi video yang muncul. Animasi tersebut terdri dari video pendek yang dimasukkan ke dalam sebuah movie clip, sehingga terus diputar hingga menjadi sebuah video yang berulang.

(44)

Di bawah tombol terapi terdapat sebuah tombol navigasi. Tombol navigasi tersebut adalah tombol navigasi stop. Tombol navigasi stop berfungsi untuk memberhentikan suara secara keseluruhan.

Action script yang digunakan pada tombol navigasi stop adalah : on (release) {

unloadMovieNum(3);

}

[image:44.595.128.497.290.586.2]

Gambar tampilan beberapa konten utama ditunjukkan pada Gambar 4.6, Gambar 4.7 dan Gambar 4.8.

(45)
[image:45.595.129.498.115.409.2]

Gambar 4.7 Terapi melancarkan diet dan pola hidup sehat

[image:45.595.127.497.427.732.2]
(46)

4.3.7 Halaman Intro Akhir

Pada bagian intro akhir terdapat ucapan terimakasih dan info pembuat aplikasi hipnoterapi ini. Setelah seluruh frame selesai dimainkan, pada frame terakhir akan dieksekusi action script sebagai berikut:

fscommand("quit");

[image:46.595.125.498.251.554.2]

Action script ini berguna untuk menutup aplikasi. Dan tampilan halaman intro akhir seperti pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Halaman intro akhir

4.4 Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi

Menurut Muhammad Zain Fuadi, MCh. Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash tersebut memiliki kelebihan maupun kekurangan.

4.4.1 Kelebihan

1. Tampilan aplikasi menjadi lebih interaktif dan user friendly.

(47)

3. Pengguna dapat lebih memahami informasi yang disampaikan.

4. Sudah dimasukkan file video di dalam aplikasi multimedia ini, sehingga lebih menambah daya tarik.

4.4.2 Kekurangan

1. Aplikasi ini baru menyajikan beberapa macam hipnoterapi dari berbagai macam terapi yang ada.

2. Berbeda dengan CD audio hipnoterapi yang biasa, CD aplikasi hipnoterapi ini hanya bisa digunakan dengan media komputer. Sedangkan CD audio

(48)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah menyelesaikan pembuatan produk Tugas Akhir ini, dapat diambil kesimpulan bahwa telah dibuat sebuah Aplikasi Hipnoterapi Berbasis Multimedia Flash berbentuk CD interaktif yang memiliki konten pengenalan hipnoterapi, panduan pemakaian aplikasi, audio terapi, dan video visualisasi. Dengan macam

hipnoterapi yang disajikan berupa :

1. Terapi mental block breaker for success (pemecah mental blok penghambat sukses).

2. Terapi slimming (melancarkan diet dan pola hidup sehat). 3. Terapi stop smoking (berhenti merokok).

5.2 Saran

Pada aplikasi flash ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu perlu diadakannya beberapa perbaikan yang meliputi:

1. Mengembangkan aplikasi memakai fasilitas XML, sehingga dari pihak instansi dapat dengan mudah memperbarui informasi untuk kelengkapan aplikasi itu sendiri.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Fuadi, Zain, 2009, Hypnotherapy, www.lptcindo.com, diakses pada tanggal 20 Juni 2010.

Fuadi, Zain. 2009. Hypnotherapy, www.zain-institute.com, diakses pada tanggal 20 Juni 2010.

Suyanto, M, 2003, Multimedia Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi: Yogyakarta.

Suyanto, M, 2004, Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran, Andi: Yogyakarta.

Taufik Hidayatullah, 2002, Berkreasi dengan CorelDRAW, Yogyakarta.

Wikipedia. 2010. Animasi, id.wikipedia.org/wiki/animasi, diakses pada tanggal 23 Juni 2010.

Wikipedia. 2010. Multimedia, id.wikipedia.org/wiki/multimedia, diakses pada tanggal 23 Juni 2010.

(50)

LAMPIRAN

Catatan wawancara dengan terapis Muhammad Zain Fuadi CH, MCh. Tanya : Apakah yang dimaksud dengan hipnoterapi itu?

Jawab : Hipnoterapi berasal dari kata hypnosis dan terapi. Dengan kata lain, terapi yang menggunakan metode hypnosis. Kata hypnosis sendiri adalah kependekan dari istilah James Braid's (1843) "neuro-hypnotism", yang berarti tidurnya sistem syaraf.

Tanya : Apa saja kegunaan dari hipnoterapi?

Jawab : Hipnoterapi sering digunakan untuk memodifikasi perilaku subjek, isi perasaan, sikap, juga keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan stress, manajemen rasa sakit, dan perkembangan pribadi. Hypnosis sangat berguna dalam mengatasi beragam kasus berkenaan dengan kecemasan, ketegangan, depresi, phobia dan dapat membantu untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti ketergantungan pada rokok, alkohol dan obat-obatan. Dengan memberi sugesti, seseorang terapis dapat membangun berbagai kondisi emosional positif berkenaan dengan menjadi seorang bukan perokok dan penolakan terhadap rasa ataupun aroma rokok.

Tanya : Bagaimana urutan proses hipnoterapi dari awal sampai subjek tersebut terhipnosis?

Jawab : Inti dari proses hipnoterapi ada tiga tahapan proses, yaitu : proses induksi, kondisi trance, dan proses awakening.

Tanya : Apa kelemahan audio terapi dengan terapi secara langsung pada umumnya?

Jawab : Kelemahannya audio terapi dibandingkan terapi pada umumnya adalah, terapis tidak bisa melihat kondisi pasien secara langsung. Sehingga sangat sulit menentukan bahwa pasien sudah memasuki kondisi trance

Gambar

Gambar 2.2 Struktur Hirarki
Gambar 2.3 Struktur Jaringan
Gambar 3.1 Rancangan pengembangan aplikasi hipnoterapi
Gambar 3.2 Site map rancangan aplikasi hipnoterapi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bervariasinya sumber mata pencaharian dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: 1) adanya kesempatan kerja di luar sektor pertanian yang semakin terbuka, 2)

Tujuan dari diskusi tanpa tutor bisa bervariasi, seperti mengidentifikasi pertanyaan secara teoritis, mengidentifikasi tujuan pembelajaran kelompok, untuk memastikan

Paulo Rumah Sakit Jawa Timur Kota Surabaya PMDN BIRU. 375 RSU Dr Soetomo Rumah Sakit Jawa Timur Kota Surabaya PMDN

Berdasarkan hasil evaluasi penggunaan lahan menurut kelampuan lahan saat ini maka dikembangkan arahan RHL sebagai berikut : sekitar 85 % wilayah DTA danau Tondano tergolong dalam

Begitu sebaliknya, pengaruh kualitas laba terhadap efisiensi investasi akan kuat ketika risiko litigasi yang dihadapi perusahaan tinggi.. H2: Risiko litigasi akan

Bank Negara Indonesia,Tbk , dalam hal ini Kanwil Medan memiliki tanggung jawab untuk menjalankan kewenangan penerimaan pegawai baru sesuai dengan penerapan Prinsip Good

pemahaman mengenai konsep kewirausahaan dan memberikan motivasi untuk menjadi wirausaha muda dan memberikan ketrampilan yang dapat digunakan sebagai modal untuk