• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRICE TO BOOK VALUE (PBV), PRICE EARNING RATIO

(PER) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN

SAHAM PADA INDUSTRI REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 - 2013

1

Najmiyah,

2

Edy Sujana,

3

Ni Kadek Sinarwati

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {mia_najmia2@yahoo.co.id, edysujana_bali@yahoo.co.id,

Kadeksinar20@gmail.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis pengaruh Price to Book

Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pada industri real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009

sampai 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, yang didasarkan pada perusahaan industri Real Estate dan Property yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode amatan 2009-2013, menggunakan laporan keuangan yang memiliki tahun buku berakhir tanggal 31 Desember, dan data keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh di laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun 2009 sampai 2013. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 19.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, (2) Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, (3) Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Kata kunci: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity

Ratio (DER) dan return saham.

Abstract

The study aimed at analyzing the effect of price to book value (PBV), price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity ratio (DER) on the company’s stock Return. The study was conducted on the real estate and property companies listed in the Indonesia stock exchange during the period of 2009-2013. The samples were determined by using purposive sampling technique, which was made based on the companies listed consistently in the Indonesia Stock Exchange during the period of observation 2009-2013, by using the financial report with the financial year ended on 31 Desember. The financial data in this study obtained from financial report during the period of 2009-2013. There were all in the forms of secondary data collected by using documentation method. The analysis was made by using multiple linear regression supported by SPSS version 19.

The results indicated that (1) Price to Book Value (PBV) had no significant effect on the stock returns, (2) Price Earning Ratio (PER) had a significant effect on

(2)

the stock returns, ( 3) Debt to Equity Ratio (DER) had no significant effect on the stock returns.

Keywords: Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity

Ratio (DER) and returns saham.

PENDAHULUAN

Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya membutuhkan tambahan modal yang tidak sedikit. Kebutuhan tambahan modal dapat diperoleh dengan cara hutang atau dengan menambah jumlah kepemilikan saham dengan penerbitan saham baru. Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk menghimpun dana yang berfungsi untuk membiayai secara langsung kegiatan perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di bursa efek yang sering di sebut go public.

Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memperoleh dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh.

Risiko dalam investasi saham dapat dikelompokkan atau digolongkan menjadi dua risiko yaitu: risiko sistematis dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko sistematis adalah bagian dari risiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi atau membentuk portofolio, istilah lain dari risiko ini adalah risiko pasar atau risiko umum. Sedangkan risiko tidak sistematis (unsystematic risk) adalah risiko yang berhubungan dengan keadaan perusahaan sebagai suatu lingkup investasi yang mempunyai karakteristik sendiri, berbeda dengan perusahaan lainya.

Informasi yang diperlukan oleh investor di pasar modal meliputi informasi yang bersifat fundamental dan teknikal. Informasi yang bersifat teknikal seperti: keadaan perekonomian, sosial dan politik suatu negara. Selain memperhatikan informasi yang teknikal, investor juga mulai memperhatikan informasi yang bersifat fundamental yang diperoleh dari intern

perusahaan khususnya kondisi keuangan perusahaan dalam melakukan transaksi saham di bursa efek Indonesia (Rosyadi, 2002 dalam Hartati, 2012).

Laporan keuangan merupakan informasi yang lazim digunakan karena laporan keuangan perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi bagi calon investor dan calon kreditur guna mengambil keputusan yang terkait dengan investasi dana mereka. Dari laporan keuangan perusahaan dapat diperoleh informasi tentang kinerja, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dangan laporan keuangan. Informasi tersebut setidaknya harus memungkinkan mereka untuk melakukan proses penilaian (valuation) saham yang mencerminkan hubungan antara risiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi masing-masing investor. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi bila publikasi dari laporan keuangan tersebut menyebabkan bergeraknya reaksi pasar.

Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi akuntansi yang diterbitkan perusahaan sudah cukup menggambarkan perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Dengan analisis terhadap informasi akuntansi, investor bisa mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bias membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham yang bersangkutan untuk memperoleh keuntungan.

Investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal akan menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu agar investasi yang dilakukannya dapat memberikan keuntungan (return). Memperoleh return (keuntungan) merupakan tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di

(3)

pasar modal. Para investor menggunakan berbagai cara untuk memperoleh return yang diharapkan, baik melalui analisis sendiri terhadap perilaku perdagangan saham, maupun dengan memanfaatkan sarana yang diberikan oleh para analisis pasar modal, seperti broker, dealer dan manajer investasi. Pola perilaku perdagangan saham di pasar modal dapat memberi kontribusi bagi pola perilaku harga saham di pasar modal tersebut. Pola perilaku harga saham akan menentukan pola return yang diterima dari saham tersebut (Amelia 2012).

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Harapan untuk memperoleh return yang maksimal tersebut diusahakan agar dapat terwujud dengan mengadakan analisis dan upaya tindakan-tindakan yang berkaitan dengan investasi dalam sahamnya. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi return saham sehingga harapan untuk memperoleh return yang maksimal bisa dicapai.

Di dalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Robbert

Ang dalam Amelia (2012)

mengelompokkan rasio keuangan ke dalam lima rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan dari kondisi keuangan suatu perusahaan serta dapat memprediksi return saham di pasar modal. Beberapa penelitian terhadap return saham ditemukan bahwa Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap return. Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara Price to Book Value (PBV) dengan return saham disebabkan oleh banyaknya variable-variabel lain yang mempengaruhi return saham. Dan para investor tidak lagi beranggapan bahwa PBV dapat digunakan sebagai patokan untuk membeli saham, tetapi investor lebih mempertimbangkan faktor-faktor lain yang tidak dapat dikontrol seperti tingkat bunga, inflasi dan sebagainya yang berpengaruh.

Damayanti (2009) menunjukkan hasil penelitian yang berbeda terhadap Price to

Book Value (PBV). Sasaran yang

digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang masuk dalam kelompok saham LQ45 pada Bursa Efek Indonesia pada tahun pengamatan, yaitu tahun 2004 sampai dengan 2006. Dalam penelitianya diketahui bahwa variabel Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini membuktikan bahwa rasio penilaian dapat memprediksi tingkat return saham, semakin tinggi nilai Price to

Book Value (PBV) menunjukkan

perusahaan semakin dipercaya, artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi untuk memberikan return saham pada investor (Weston dan Brigham, 2005: 306)

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Juanda (2003) tentang pengaruh informasi akuntansi terhadap prediksi keuntungan investasi bagi investor di pasar modal, disimpulkan bahwa Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend yield. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo (2006) menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) untuk kurun waktu 2000-2002 tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham, sedangkan hasil regresi pada tahun 2003 Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Pengaruh positif signifikan ini menunjukkan bahwa kebanyakan dari investor memandang harga saham masih menjadi pertimbangan bagi investor di dalam membeli saham. Jika harga suatu perusahaan tinggi maka para investor beranggapan bahwa kinerja dari perusahaan tersebut bagus sehingga mereka cenderung tertarik pada Price Earning Ratio (PER) yang tinggi.

Selanjutnya pada penelitian tentang pengaruh Debt To Equity (DER) terhadap return saham yang dilakukan oleh Debora Santosa dan Raharjo bahwa Debt To Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan Aminatuzzahra (2010) yang juga meneliti tentang pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap return saham di perusahaan manufaktur menyimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

(4)

Perbedaan hasil ini disebabkan oleh perbedaan anggapan investor terhadap DER, dimana tidak selamanya DER dalam perusahaan manufaktur dapat digunakan sebagai patokan yang kuat dalam pengambilan keputusan untuk pembelian saham dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.

Penelitian lainnya, Suarjaya (2012), Debt to Equity Ratio menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap return saham. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Yuliaty (2008) yang menyatakan bahwa

debt to equity ratio (DER) tidak

berpengaruh terhadap return saham. Sesungguhnya hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang mendasarinya bahwa semakin tinggi rasio DER, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.

Berdasarkan hal tersebut, sesungguhnya penelitian mengenai return saham telah banyak dilakukan mengingat pentingnya faktor fundamental dalam mempengaruhi nilai return saham. Namun berdasarkan bukti empiris yang menghubungkan faktor-faktor fundamental dengan return saham masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membuktikan bagaimana pengaruh faktor-faktor fundamental tersebut terhadap return saham terutama pada sektor Industri Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.

Alasan penggunaan Industri Real Estate dan Property karena perkembangan sektor property saat ini semakin pesat. Perkembangan ini tentunya diikuti dengan semakin tingginya permintaan akan kebutuhan property, sehingga membuat emiten-emiten property membutuhkan dana dari sumber eksternal. Dana dari sumber eksternal dapat diperoleh melalui pasar modal. Banyak masyarakat menginvestasikan modalnya di industri property dikarenakan harga tanah yang

cenderung naik. Penyebabnya adalah penawaran tanah bersifat tetap sedangkan permintaan akan selalu besar seiring pertambahan penduduk (Kurniawan, 2013).

Adapun permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut yaitu Pertama, Apakah Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan, keduan Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan, ketiga Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan.

Dalam rangka menjawab

permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan pertama, untuk menganalisis pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Return Saham perusahaan, kedua, untuk menganalisis pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham perusahaan, ketiga, untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham perusahaan.

Price to Book Value (PBV)

merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Semakin tinggi rasio Price to Book Value (PBV) yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Ang dalam Novita Sari, 2013). Hal ini sesuai dengan signaling teori dimana dengan informasi yang diperoleh dari sinyal yang diberikan oleh perusahaan, investor akan mengetahui seberapa besar nilai perusahaan. Semakin baik nilai perusahaan, maka investor akan semakin tertarik untuk menginvestasikan dananya. Dengan begitu harga saham akan naik dan return saham juga ikut naik. Oleh karena itu perumusan masalah pertama dalam penelitian ini yakni:

H1 : Apakah Price to Book Value (PBV)

berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan.

Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio perbandingan antara harga saham dengan pendapatan setiap lembar saham, dan merupakan indikator perkembangan atau pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (Winda Adistya, 2012). Semakin tinggi PER menunjukkan prospek

(5)

harga saham suatu perusahaan dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, sehingga PER yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya (Malintan, 2012). Hal ini sesuai dengan signaling theory, dengan sinyal yang diberikan perusahaan yang berupa informasi mengenai seberapa besar rasio PER, investor akan mengetahui besar atau kecilnya prospek harga saham di perusahaan tersebut. Semakin besar maka semakin banyak investor yang ingin menginvestasikan dananya. Hal tersebut menimbulkan kenaikan harga saham dan juga return sahamnya. Berdasarkan alasan tersebut, maka diperoleh turunan hipotesis sebagai berikut.

H2 : Apakah Price Earning Ratio (PER)

berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan.

Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total

shareholders equity yang dimiliki

perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara seluruh hutang perusahaan baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total utang terhadap total ekuitasnya (Ang dalam Novita Sari, 2013). Semakin besar DER juga akan menunjukkan komposisi total utang yang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri sehingga akan meningkatkan tingkat resiko investor, karena hal tersebut akan berdampak pada menurunnya harga saham. Hal ini sesuai dengan Signaling Theory, dimana dengan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berupa informasi maka investor akan tau seberapa hutang yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dengan hutang yang tinggi akan memiliki resiko yang besar, bahkan perusahaan bisa mengalami kebangkrutan. Hal tersebut akan menyebabkan investor enggan menginvestasikan dananya dan menimbulkan penurunan harga saham, kemudian return saham juga akan turun. Maka, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H3 : Apakah Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan.

METODE

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh PBV, PER dan DER terhadap Return Saham secara parsial dan simultan di perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.

Sumber informasi utama dari penelitian ini adalah perusahaan Real Estate dan Property yang telah terdaftar dan mencatatkan sahamnya serta perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan tahun 2009-2013. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent) dari penelitian ini adalah PBV, PER dan DER sedangkan variabel terikat (dependent) dari penelitian ini adalah Return Saham.

Proses pengumpulan data tersebut, dilakukan dengan metode dokumentasi. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu mengolah data dengan lebih banyak mengumpulkan data berupa angka dan menguraikannya secara menyeluruh dan sesuai dengan pemasalahan yang sedang diteliti, sehingga akan diperoleh suatu hasil dari pengolahan data yang disebut hasil penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pada industri real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai 2013. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel yang didasarkan pada: pertama, Perusahaan industri Real Estate and Property yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode amatan 2009-2013, kedua perusahaan menggunakan laporan keuangan yang memiliki tahun buku berakhir tanggal 31 Desember, ketiga data keuangan yang dibutuhkan dalam

(6)

penelitian ini diperoleh di laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun 2009 sampai 2013.

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian yang diakses dari situs resmi BEI (www.idx.co.id).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka yaitu, data laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian periode akuntansi yang berakhir tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, yang berasal dari buku ICMD (International Capital Market Directory).

Sumber data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni data berupa dokumen dan informasi berhubungan dengan objek penelitian yang diterbitkan oleh pihak lain dalam hal ini pihak Bursa Efek Indonesia melalui otoritas Pusat Informasi Pasar Modal untuk daerah Bali, yakni buku ICMD dan data yang diakses dari situs resmi BEI (www.idx.co.id).

Untuk menjawab masalah pokok apakah Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio

(DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham secara parsial dan simultan, maka Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis berganda dengan menggunakan program SPSS. Tahap analisis statistik yang dilakukan adalah analisis statistic deskriftif, uji asumsi klasik, uji t, uji F (Anova) dan perumusan model analisis regresi berganda. Selanjutnya menggunakan Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi (Ghozali, 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji statistik yang bersifat umum berupa statistik deskriptif. Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian. Variabel dependent dalam penelitian ini yakni return saham, sedangkan variabel independent price to book value (PBV), price earning ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER). Berikut statistik deskriptif variabel penelitian yang dapat disajikan pada tabel 1 yaitu sebagai berikut.

Tabel 1 yakni statistik deskriptif hasil dari olahan data SPSS menunjukkan bahwa variabel price to book value (PBV) dimana dari 35 sampel penelitian diperoleh nilai mean 2,2611, nilai maksimum adalah 4,48 dan nilai minimumnya adalah 0,61. Kemudian untuk variabel price earning ratio (PER) dari 35 sampel penelitian ternyata nilai rata-rata (mean) sebesar 16,697 sedangkan nilai maximum 49,24 dan yang

terendah 5,33. Kemudian debt to equity ratio (DER) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1,4774, sedangkan nilai maximum sebesar 2,90 dan yang terendah 0,55. Selanjutnya dilihat dari return saham memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,7435 dan nilai tertinggi untuk dari 35 sampel penelitian sebesar 8,44 dan terendah sebesar -0.74.

Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Price to Book Value 35 .61 4.48 2.2611 1.01915

Price Earning Ratio 35 5.33 49.24 16.6969 9.47546

Debt to Equity Ratio 35 .55 2.90 1.4774 .70024

Return Saham 35 -.74 8.44 .7435 1.56786

Valid N (listwise) 35 Sumber: Data Primer Diolah, 2014

(7)

Dari hasil Uji Normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov data dinyatakan berdistribusi normal, karena tingkat signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 yaitu 0,986 untuk variabel price to book value, 0,24 untuk variabel price earning ratio, 0,848 untuk variabel debt equity ratio, dan 0,057 unuk variabel retur saham. Selnajutnya pada Grafik Uji Normalitas dapat dinyatakan data berdistribusi normal karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut

Gambar 1 Grafik Normalitas Data Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Hasil Uji autokorelasi menunjukkan bahwa uji Durbin-Watson menghasilkan nilai 2.266. Nilai ini lebih besar daripada nilai dU = 1,6528 dan lebih kecil dari nilai 4 – 1,6528 (4-dU) = 2,3472. Jadi dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi dalam model regresi yang diprediksi.

Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan pada gambar 2 berikut.

Gambar 2 Grafik Scatterplot Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Dari Grafik scatter plot pada gambar 2 dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas karena,tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Selain dengan grafik scatter plot, uji heteroskedatisitas bisa juga diuji dengan menggunakan uji gletser.

Syarat untuk Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel bebasnya terhadap nilai absolut residual statistik diatas α = 0,05. Hasil uji Gletser menunjukkan bahwa nilai signifikan setiap variabel lebih bear dari 0,05 ini berarti bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada data.

Hasil uji koefisien determinasi variabel return saham yang ditunjukkan oleh tabel 2 berikut.

Sumber : Data Primer Diolah, 2014

Dari hasil Uji Koefesien Determinasi bahwa Nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0,172, hal ini menunjukkan bahwa perubahan return saham di perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh perubahan price to book value (PBV), price earning ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER)

sebesar 17,2% sedangkan sisanya 82,8 %, dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini.

Analisis regresi pada penelitian ini digunakan model regresi berganda dengan variabel dependen (variabel terikat) berupa return saham (Y) dan variabel independen (variabel bebas) berupa price to book value (PBV) (X1), price earning ratio (PER) (X2)

Tabel 2. Uji Koefisien Determinasi Variabel Return Saham Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

(8)

dan Debt to Equity Ratio (DER) (X3). Model

hubungan yang terbentuk pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Y= α + β1 X1+ β2 X2 + β3 X3 + e…………(1)

Hasil olah data regresi dapat disajikan persamaan regresi sebagai berikut.

Y= 0,006 – 0,484 X1+0,088 X2 + 0,241 X3 +

e……(2)

Berdasarkan model persamaan regresi linier berganda di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, Konstanta = 0,006, Konstanta menunjukkan besarnya nilai Y apabila tidak ada pengaruh dari X1, X2, dan X3. Artinya apabila

pengaruh price to book value (PBV), price earning ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) sama dengan nol (tidak memberikan pengaruh), maka return saham di perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI akan naik sebesar 0,006.

Kedua, Koefisien regresi variabel price to book value (PBV) (X1) = -0.484

Artinya jika X1 berubah satu satuan, maka

Y akan berubah sebesar 0,484 dengan anggapan variabel X2 dan X3 tetap. Tanda

negatif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang berlawanan arah antara X1 dan Y, artinya apabila

tingkat price to book value (PBV), semakin meningkat, maka return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI akan turun sebesar 0,484.

Ketiga, Koefisien regresi variabel price earning ratio (PER) (X2) = 0,088

Artinya jika X2 berubah satu satuan, maka

Y akan berubah sebesar 0,088 dengan anggapan variabel X1 dan X3 tetap. Tanda

positif pada nilai koefisien regresi

melambangkan hubungan yang searah antara X2 dan Y, artinya apabila price

earning ratio (PER) semakin meningkat, maka return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI akan naik sebesar 0,088.

Keempat, Koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio (DER) (X3) = 0,241.

Artinya jika X3 berubah satu satuan, maka

Y akan berubah sebesar -0,241 dengan anggapan variabel X1 dan X2 tetap. Tanda

positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara X3 dan Y, artinya apabila tingkat

Debt to Equity Ratio (DER) semakin meningkat, maka return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI akan naik sebesar 0,241.

Hasil Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Jika nilai thitung> ttabel dengan signifikansi 0,05, dapat

disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikan di bawah 0,05. ttabel untuk df 35-4=31 dengan

signifikansi 0,05 adalah 2,039

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan untuk variabel price to book value (PBV) (X1), price earning ratio

(PER) (X2) dan Debt to Equity Ratio (DER)

(X3) terhadap return saham (Y), maka

hasilnya secara lengkap disajikan dalam tabel 3 berikut ini:

Tabel 3 Hasil Uji Statistik t

Model T Sig.

1 (Constant) .007 .995

Price to Book Value -1.764 .088

Price Earning Ratio 3.059 .005

Debt to Equity Ratio .623 .538

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Berdasarkan tabel 3 dan ketentuan di atas maka diambil keputusan:

H1: Price to book value (PBV)

(9)

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel price to book value (PBV) lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,088>0,05) sehingga H1 ditolak dengan

tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh

adalah sebesar 1,609, karena nilai thitung

lebih besar dari ttabel (1,764< 2,039) maka

H1 ditolak artinya price to book value (PBV)

tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.

H2: Price earning ratio (PER)

berpengaruh terhadap return saham.

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel price earning ratio (PER) lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,005<0,05) sehingga H2 diterima dengan

tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh

adalah sebesar 3,059, karena nilai thitung

lebih besar dari ttabel (3,059>2,039) maka H2

diterima artinya price earning ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. H3 : Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh terhadap return saham

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai signifikansi pada uji t variabel Debt to Equity Ratio (DER) lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,538>0,05) sehingga H3 ditolak dengan

tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh

adalah sebesar 0,623, karena nilai thitung

lebih kecil dari ttabel (0,623<2,039) maka H3

ditolak artinya Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.

Pembahasan

Pengaruh Price To Book Value (PBV) terhadap Return Saham

Hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi

berganda Y=0,006 – 0,484 X1+0,088 X2 +

0,241 X3. Untuk hasil pengujian hipotesis

nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,764<2,039)

maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti

H1 ditolak artinya price to book value (PBV)

tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Selain itu dilihat dari nilai signifikansi pada uji t variabel price to book value (PBV) lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,088>0,05) sehingga H2 ditolak

dengan tingkat signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil perhitungan statistic terlihat bahwa variabel price to book value (PBV) menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Hal ini disebabkan takutnya investor membeli saham dengan harga yang rendah yang nantinya berakibat harga saham di masa yang akan datang akan semakin menurun, sehingga akan mempengaruhi tingkat pengembalian (return) perusahaan.

Price to Book Value (PBV)

merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Semakin tinggi rasio Price to Book Value (PBV) yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Ang dalam Novita Sari, 2013). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan signaling teori dimana dengan informasi yang diperoleh dari sinyal yang diberikan oleh perusahaan, investor akan mengetahui seberapa besar nilai perusahaan. Semakin baik nilai perusahaan, maka investor akan semakin tertarik untuk menginvestasikan dananya. Dengan begitu harga saham akan naik dan return saham juga ikut naik.

Tidak adanya hubungan yang signifikan antara variabel PBV terhadap return saham menunjukkan bahwa variabel ini tidak dapat mempengaruhi keputusan investor dalam membuat keputusan investasi. Hal ini mungkin disebabkan karena variabel ini dapat memberikan informasi bagi investor ataupun calon investor mengenai seberapa besar pasar menghargai suatu saham.

(10)

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Juanda (2003), Raharjo (2006), Basuki (2006) serta Suarjaya Adi dan Rahyuda Henny (2012) yang menyatakan bahwa price to book value (PBV) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham. Sedangkan penelitian

Damayanti (2007) menyatakan bahwa price to book value (PBV) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham

Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda Y=0,006 – 0,484 X1+0,088 X2 +

0,241 X3. Untuk hasil pengujian hipotesis

nilai thitung lebih besar dari ttabel

(3,059>2,039) maka H0 ada di daerah

penolakan, berarti H2 diterima artinya Price

Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Selain itu dilihat dari nilai signifikansi pada uji t variabel Price Earning Ratio (PER) lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,005<0,05) sehingga H2 diterima dengan tingkat

signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa semakin tinggi PER maka tingkat return saham semakin tinggi. PER merupakan rasio pasar yang digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba earning power di masa yang akan datang. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi biasanya PER tinggi pula, hal ini menunjukan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah cenderung mempunyai PER rendah pula (Prastowo dan Juliaty, 2002 : 96). Jadi dengan PER yang semakin tinggi akan menunjukkan tingkat kinerja perusahaan yang baik yang nantinya akan menarik perhatian investor untuk membeli saham diperusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juanda (2003) yang menyatakan bahwa PER

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham

Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan analisis regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berganda Y=0,006 – 0,484 X1+0,088 X2 +

0,241 X3. Untuk hasil pengujian hipotesis

nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,623<2,039)

maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti

H3 ditolak artinya Debt to Equity Ratio

(DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Selain itu dilihat dari nilai signifikansi pada uji t variabel Debt to Equity Ratio (DER) lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,538>0,05) sehingga H3 diterima dengan

tingkat signifikansi 0,05.

Semakin besar debt to equity rasio menandakan kinerja perusahaan buruk. Dimana perusahaan memanfaatkan hutang jangka panjang sebagai pendanaan usahanya. Sehingga mengakibatkan semakin besar risiko yang harus ditanggung investor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa debt to equity ratio signifikan negatif terhadap return saham, semakin besar debt to equity ratio perusahaan akan mengakibatkan return saham yang diterima kecil.

Debt to Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi harga saham. DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi menandakan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan. Sehingga semakin tinggi hutang (DER) cenderung menurunkan return saham.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara DER dengan return saham mungkin disebabkan oleh banyaknya variabelvariabel lain yang mempengaruhi return saham dan banyaknya faktor-faktor lain yang tidak dapat dikontrol seperti

(11)

tingkat bunga, inflasi dan sebagainya yang berpengaruh.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Debora Setiadi Santosa (2009) yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Aminatuzzahra (2010) serta Suarjaya Adi dan Rahyuda Henny (2012) yang menyatakan bahwa DER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama, secara parsial dapat diketahui bahwa Variabel Price to Book Value (PBV) terhadap return saham menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan yang ditunjukkan oleh nilai sig-nya yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.088 dan nilai thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 1,764<2,039.

Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini tidak terbukti.

Kedua, secara parsial dapat diketahui bahwa variabel Price Earning

Ratio (PER) terhadap return saham

menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan yang ditunjukkan oleh nilai sig-nya yang lebih kecil dari 0.05 yaitu 0,005 dan nilai thitung

lebih besar dari ttabel yaitu 3,059>2,039.

Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini terbukti yakni Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.

Ketiga, secara parsial dapat diketahui bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan yang ditunjukkan oleh nilai sig-nya yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0,538 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu

0,623<2,039. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini tidak terbukti, jadi Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return saham

perusahaan industry real estate yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.

Saran

Bagi para investor ataupun calon investor hendaknya tidak menyampingkan rasio Price to Book Value (PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER) walaupun dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan namun PBV dan DER juga merupakan salah satu rasio yang penting yang bisa digunakan untuk menilai return saham seperti dalam penelitian yang lain. Sebaiknya lebih memperhatikan kriteria keuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan serta juga perlu lebih memperhatikan kondisi pergerakan harga saham dan faktor lingkungan yang mungkin berpengaruh cukup besar terhadap return sahamya.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Anggun BP. 2012. Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PVB terhadap Return Saham (Studi kasus pada industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009). Skripsi S1. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Aminatuzzahra. 2010. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asser Turnover, Net Profit Margin Terhadap return saham (Study Kasus Pada Perusahaan

Manufaktur Go-Public di BEI

Periode 2005- 2009). Skripsi S1. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Damayanti. Giantari. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Potensio Vol. 11 No 1 Juli 2009. STIE YPPI Rembang.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas.

(12)

Edisi Ketiga. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Juanda, P. 2003. Penggunaan Informasi

Akuntansi Untuk Memprediksi

Keuntungan Investasi Bagi Investor Di Pasar Modal (Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta Pada Periode 1999-2002)

Kurniawan, Yohanes J. 2013. Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) terhadap Return Saham. Skripsi S1. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Novitasari, Ryan. 2013. Analisis Pengaruh

Faktor Fundamental terhadap

Return Saham (pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012). Skripsi S1. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Raharjo, Susilo 2006. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ-45 Di

Bursa Efek Jakarta. Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Suarjaya, Adi W. dan Rahyuda, Henny.

2012. Pengaruh Faktor

Fundamental terhadap Return

Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI. Fakultas ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

Yuliaty, Erma. 2008. Pengaruh PER, PBV, NPM, GPM, dan DER Terhadap Return Saham periode Pengamatan 2001-2005. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 13(2): h: 54-59

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Peni Padan, Wahyuni. 2012. Pengaruh

Informasi Keuangan Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Jakarta. Skripsi Jurusan

Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.

Gambar

Gambar 1 Grafik Normalitas Data  Sumber: Data Primer Diolah, 2014  Hasil  Uji  autokorelasi  menunjukkan  bahwa  uji Durbin-Watson menghasilkan nilai 2.266

Referensi

Dokumen terkait

discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Proses mental tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna, mengerti,

Adapun untuk melihat besar pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan adalah dengan melihat nilai pada tabel Beta dalam kolom Standardzide

Pura Barutama divisi Engineering sebelumnya telah melakukan pelaporan karyawan dengan ​ form ​ yang harus diisi oleh setiap karyawan bagian produksi yang sudah selesai

Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya dan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis mengenai perbandingan dana bagi hasil pajak provinsi dengan pendapatan

Hubungan Banyaknya Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja di SMU. Negeri

48 No Variabel Keterangan Analisis Dampak Lingkungan SPAM Kota Bandar Lampung, 2017 Permen PU Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM No 18/PRT/M/2007 Modul

Penelitian ini mengkaji tentang penerapan salah satu konsep dalam kalkulus, yaitu turunan, yang merupakan hasil bagi diferensial. Turunan erat hubungannya

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 50 remaja sampai dewasa (usia 17-50 tahun), yang mempunyai handphone / smartphone dan sudah pernah melakukan