• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERIMAAN LAKI-LAKI DEWASA DI SURABAYA TERHADAP PROGRAM ACARA UFC (Analisis Resepsi Laki-Laki Dewasa Di Surabaya Terhadap Program Acara UFC di RCTI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERIMAAN LAKI-LAKI DEWASA DI SURABAYA TERHADAP PROGRAM ACARA UFC (Analisis Resepsi Laki-Laki Dewasa Di Surabaya Terhadap Program Acara UFC di RCTI)."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

OLEH :

EXCHORINA WITHARADIA 0943010063

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

Fighting Champions (UFC) di RCTI)

Disusun Oleh :

EXCHORINA WITHARADIA 0943010063

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 10 J anuar i 2014

PEMBIMBING TIM PENGUJ I :

1. Ketua :

Dra. Sumardjijati,M.Si Dra. Sumardjijati,M.Si NIP : 196203231993092001 NIP. 196203231993092001

2. Sekertar is :

Dra. Diana Amalia M.Si NIP. 16309071991032001

3. Anggota :

Dra. Dyva Claretta,M.Si NPT. 36601 94 00251

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Landasan Teori ... 17

2.2.1 Televisi Sebagai Media Massa ... 17

2.2.2 Fungsi Televsi ... 20

2.2.3 Karakteristik Media Televisi ... 26

2.2.4 Sejarah Televisi ... 27

(4)

2.5 Olahraga... ... 39

2.6 Kerangka Berfikir... . 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 44

3.2 Opresionalisasi Konsep ... 47

3.2.1 Resepsi ... 47

3.2.2 Laki-Laki Dewasa ... 48

3.2.3 UFC di RCTI ... ... 48

3.3 Lokasi Penelitian ... 49

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.5 Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Objek penelitian ………. 53

4.1.1 Ultimate Fighting Championship ... 53

4.1.2 RCTI ... 58

4.2 Analisis Data ………..… 61

4.3 Identitas Informan ………..… 62

(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 87

5.2 Saran ……….. 88

DAFTAR PUSTAKA

(6)

Penelitian ini di dasarkan pada fenomena tentang tayangan olahraga

extreme di stasiun televisi di Indonesia. Salah satu tayangan tersebut adalah UFC yang ditayangkan di RCTI. Sebagai pertarungan yang sangat keras UFC banyak menimbulkan kontroversi dimasyarakat, banyak yang mengatakan jika acara tersebut hanya mempertontonkan adegan kekerasan tanpa ada unsur olahraga. Bahkan banyak dari masyarakat yang menginginkan agar acara tersebut dihentikan. Namun ternyata banyak masyarakat yang menganggap UFC sebagai tayangan olahraga yang menghibur.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada pada masyarakat dengan sedalam-dalamnya. Penelitian ini menggunakan analysis resepsi teori encoding-decoding Stuart Hall dan metode purposive sampling untuk pemilihan informan. Penelitian ini memfokuskan pada penerimaan laki-laki dewasa terhadap acara UFC.

Hasil dari penelitian ini menurut peneliti, masyarakat mempersepsi bahwa seseorang yang memiliki background beladiri menganggap UFC sebagai tayangan olahraga yang menarik. Pukulan keras kepada lawan adalah segi penarik masyarakat dalam menonton UFC.

Kata kunci : Laki-laki, UFC, RCTI, Analisis penerimaan.

ABSTRACT

EXCHORINA WITHARADIA, RECEPTION OF ADULTS MALE PROGRAM UFC ON RCTI.

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk

informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai

dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari

informasi yang di sajikan (Sobur,2004:162)

Bentuk media massa ini antara lain adalah surat kabar dan majalah

sebagai media cetak, serta radio dan televisi sebagai media elektronik. Suatu

media massa selain di tunjang dari segi kualitas juga harus di dukung oleh

faktor kecepatan dan ketepatanya dalam mengulas sebuah informasi. Media

massa cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak di

gunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan social, terutama di masyarakat

kota. Media massa yang sesuai dengan faktor ini adalah media massa

elektronik. Salah satu media massa yang di gunakan adalah televisi.

Media televisi merupakan media dari jaringan kounikasi dengan

cirri-ciri yang di miliki oleh komunikasi massa. Televisi telah banyak memberikan

pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manuisa. Televisi lahir karena

perkembangan teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang

muncul belakangan di banding media cetak, televisi baru berperan selama tiga

(9)

dari semua itu pada kenyataan media televisi dapat di bahas secara

mendalam, baik dari isi pesan maupun penggunanya (Kuswandi, 1996:6)

Media televisi saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat

televisi di bandingkan dengan waktu yang di gunakan ntuk waktu ngobrol

dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak teman televisi adalah

teman, televisi dapat menjadi candu (Morissan, 2004 : 1)

Media televisi merupakan perpaduan antara unsure-unsur film dan

unsure-unsur radio. Khalayak di rumah tidak mungkin dapat menagkap siaran

televisi, jika tidak ada unsur-unsur film, sebaliknya pemirsa tidak mungkin

dapat mendengarkan suara dan televisi jika tidak ada unsure-unsur radio

(Effendi, 1992:177)

Media televisi sebagai alat sarana yang di pergunakan komunikator

untuk menyampaikan pesanya kepada khalayak, yang di harapkan khlayak

tersebut dapat menangkap sasaran atau tujuan yang ingin di capai oleh

komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu alat yang ingin di capai

oleh komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu bentuk media massa

elektronik, televisi dengan kelebihanya dapat menampilkan peristiwa tertentu

yang terjadi di daerah tertentu dengan jelas tanpa harus berada di tempat

kejadian serta dapat memperoleh berbagai macam informasi, karena di

dukung oleh unsur kata-kata, music dan sound effect. Melalui informasi

(10)

serta peranya dalam masyarakat, karena informasi disini sudah menjadi

kebutuhan yang sangat esensial untuk mencapai tujuan.

Pemirsa menonton televisi meruppakan minat setiap manusia. Pemirsa

(television watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi melalui

televisi siaran yang karena heterogen masing-masing mempunyai kerangka

acuan (frame of reference) yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda

bukan saja dalam usia dan jenis kelamin. Tetapi juga dalam latar belakang

social dan kebudayaan, sehingga pada giliranya berbeda pula dalam pekerjaa,

pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan,

kesenangan, dan lain sebagainya (Effendi 1992:8)

Saat ini media televisi bukan lagi di lihat sebagai barang mewah, seperti

ketika pertama kali. Kini media televisi tersebut menjadi salah satu kebutuhan

pokok bagi kehidupan masyarakat luas untuk mendapatkan informasi.

Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari ha manusia untuk

aktualitas diri. Perkembangan teknologi komunikasi massa khusunya televisi

sangat menguntungkan bagi kehidupan masyarakat luas. Televisi saat ini

merupakan sarana atau media yang di sukai oleh masyarakat luas khususnya

para kaum dewas yang sudah mempunyai kegiatan yang padat mulai dari

kegiatan bekerja atau kegiatan menuntutilmu atau kuliah.

Media televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media

cetak dan radio ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam

(11)

menguasai jarak geografis dan sosiologi. Televisi telah menjelma menjadi

teleskop atau jendela dunia tempat kita bisa menyaksikan semua peristiwa,

baik itu di bidang politik, ekonomi, pendidikan, social dan budaya dari luar

dan dalam negeri.

Pada akhirnya media televisi mampu menjadi alat atau sarana untuk

mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik maupun

perdagangan, bahkan mampu melakukan perubahan ideology serta tatanan

budaya manusia sudah ada sejak lama.

Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat antara lain dengan

hadirnya tiga belas stasiun televisi, yaitu : TVRI, RCTI, INDOSIAR, ANTV,

SCTV, MNC TV, TV ONE, GLOBAL TV, METRO TV, TRANS TV, dan

TRANS 7 yang mengudara secara nasional. Hiburan-hiburan televisi bisa

berupa acara music, film, kuis, reality show, siaran langsung olahraga.

Demikian semakin banyaknya stasiun televisi, maka mengharuskan setiap

stasiun televisi memiliki program acara yang beraneka ragam di kemas

semenarik mungkin agar masyarakat menjadi tertarik untuk menonton

program acara tersebut. Program-program acara yang disiarkan adalah

meliputi program acara berita, program acara hiburan (music dan sinetron)

program acara discovery channel (ilmu pengetahuan) dan lain-lain.

Menjamurnya beberapa stasiun televisi, membuktikan bahwa

masyarakat kita membutuhkan media yang bisa memberikan informasi

(12)

segala macam informasi banyak stasiun televisi emilih untuk memberikan

tayangan yang bersifat menghibur daripada mendidik.hiburan mencoba di

jadikan suatu kekuatan untuk menarik perhatian khalayak sehingga tidak aneh

jika keberadaan hiburan dieksploitasi sedemikian rupa dengan tujuan untuk

memperoleh perhatian dan daya tarik dari khalayak media yaitu masyarakat

atau pemirsa itu sendiri. Hiburan yang ringan dan tidak membutuhkan

konsentrasi atau ketegangan, saat ini menjadi alternatif taynagna yang di

anggap paling menguntungkan bagi media televisi. Hal tersebut selaras

dengan salah satu fungsi media televisi sebagai media hiburan. Sebagai media

hiburan, televisi menyediakan hiburan untuk pengalihan perhatian dan saran

relaksasi serta merendahkan ketegangan-ketegangan social (Alatas, 1997:2)

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak sekali dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis

program itu dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya yaitu : (1) program

informasi (2) program hiburan. Program informasi kemudian di bagi lagi

menjadi beberapa jenis yaitu berita keras atau hardnews yang merupakan

laporan berita terkini dan harus segera di siarkan. Dan berita lunak atau biasa

di sebut softnews yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan opini.

Sementara program hiburan terbagi atas lima kelompok besar yaitu musik,

drama, permainan (gameshow), pertunjukan dan sport.

Saat ini banyak bermunculan olahraga ekstrim. Olahraga ekstrim

(13)

kalangan anak muda. Salah satu yang banyak diminati saat ini adalah

Ultimate Fighting Championship (UFC). Acara UFC pertama diadakan pada

tahun 1993 di Denver , Colorado . Tujuan dari acara ini adalah untuk

mengidentifikasi seni bela diri yang paling efektif dalam pertarungan nyata

antara pesaing disiplin pertempuran yang berbeda , termasuk Boxing ,

Brazilian Jiu -Jitsu , Sambo , Gulat , Muay Thai , Karate , Judo, dan gaya

lainnya. Dalam kompetisi berikutnya, pejuang mulai mengadopsi teknik

efektif dari lebih dari satu disiplin , yang secara tidak langsung membantu

menciptakan gaya yang sama sekali terpisah dari pertempuran yang dikenal

sebagai masa kini dicampur seni bela diri.

Dengan kesepakatan TV dan ekspansi ke Kanada , Eropa , Australia

Timur Tengah, Asia dan pasar baru di Amerika Serikat , UFC sebagai tahun

2011 telah mendapatkan popularitas, bersama dengan lebih utama -media

cakupan. Seperti tahun 2011 pemirsa dapat mengakses program UFC di

televisi pay-per-view di AS, Brasil, Australia, Kanada, Selandia Baru dan

Italia. Pemrograman UFC juga dapat ditemukan di Fox, Fox Sports 1 dan Fox

Sports 2 di Amerika Serikat, pada BT Sport di Inggris dan Irlandia, serta di

150 negara dan 22 bahasa yang berbeda di seluruh dunia. Pemrograman UFC

ditampilkan di 130 negara di seluruh dunia, dan UFC berencana untuk terus

memperluas internasional , menjalankan acara rutin di Kanada , Brasil dan

Inggris , dengan kantor yang didirikan di Inggris yang bertujuan untuk

(14)

dan Filipina adalah kandidat penayangan UFC selanjutnya. http://id.wikipedia.org/wiki/ufc

Saat ini program acara ini juga ditayangkan di Indonesia. Yaitu di

RCTI setiap selasa pukul 23.30. RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)

adalah stasiun televisi swasta Indonesia pertama. RCTI pertama mengudara

pada 13 November 1988 dan diresmikan 24 Agustus 1989 dan pada waktu

itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki

dekoder dan membayar iuran setiap bulannya. RCTI melepas dekodernya

pada akhir 1989. Pemerintah mengizinkan RCTI melakukan siaran bebas

secara nasional sejak tahun 1990 tapi baru terwujud pada akhir 1991 setelah

membuat RCTI Bandung pada 1 Mei 1991. Pada 2004 RCTI termasuk stasiun

televisi yang besar di Indonesia. Sejak Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh

Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki

Global TV dan MNCTV. RCTI telah memiliki hak siar atas ajang sepak bola

bergengsi Eropa, Euro 2008 bersama Global TV dan MNCTV. http://

rcti.com/profil

Sebagai ajang pertarungan bebas, UFC tidak memiliki peraturan seketat

seperti olahraga serupa seperti tinju. Pada UFC petarung bebas memukul

bagian tubuh manapun kecuali bagian alat vital. Pertarungan UFC dipimpin

oleh seorang wasit yang berhak menentukan berhentinta pertarungan. Sebuah

(15)

telah mengadakan pertarungan non-kejuaraan jyang tidak merebutkan sabuk

selama 5 ronde, contohnya pertarungan Mauricio Shogun Rua melawan Dan

Henderson di UFC 139.

http://mmaddictindonesia.wordpress.com/tag/peraturan-ufc/

Seperti halnya dengan ajang lainnya yang serupa seperti Smackdown,

UFC juga kerap dipertanyakan apakah ajang adalah murni olah raga atau

hanya kegiatan yang menggumbar kekerasan yang tidak dikelompokkan

sebagai olah raga. Sering kali pertarungan UFC menyebabkan petarungnya

berdarah-darah akibat mendapatkan banyak pukulan dari laawannya. Kadang

kala sebagian penonton juga dibuat ngeri ketika melihat salah satu petarung

yang kalah roboh akibat pukulan telak maupun tedangan dari lawannya. Hal

tersebut banyak dikeluhkan masyarakat. Banyak yang menulis lewat blog dan

juga forum yang mengeluhkan kebrutalan UFC ini. Namun banyak juga

masyarakat yang merasa kebrutalan tersebut menjadi keunikan olahraga ini.

Menurut hasil poling yang di ambil dengan melibatkan 100 orang

responden mengenai olah raga pertarungan paling keras, didapati hasil bahwa

UFC menempati peringkat satu dengan perolehan poling 73 responden,

diikuti kemudian dengan kick boxing / Muay Thai dengan perolehan 10

responden, tinju dengan 7 responden, tae kwon do dan karate masing -

masing dengan 5 responden. Hal itu memang sangat terbukti dari setiap

pertandingan yang diadakan dari masing - masing cabang olah raga

(16)

olah raga tarung yang kadang sampai merasa ngilu ketika menyaksikan

sebuah pertandingan dari UFC. Pandaartistafc.com

Setiap hasil teleivisi selalu menyajikan simbol-simbol yang harus

dimakanai sendiri oleh khalayaknya. Dalam pemaknaan inilah akan

menyebabkan penerimaan yang berbeda dari para khalayaknya. Setiap pesan

komunikasi akan mendapatkan penerimaan yang berbeda-beda dari khalayak

atau komunikan, banyak faktor yang akan mempengaruhinya. (Hariyanto

2009 : 136)

Dengan banyaknya olahraga extreme yang ada, UFC yang terkenal

dengan kebrutalannya mendapat tempat tersendiri bagi penonton televise

Indonesia. Apalagi saat ini juga ada UFC versi Indonesia. Acara yang

ditayang kan di RCTI ini ditayangkan lama setelah tidak ada lagi program

acara Smackdown. Hal tersebut membuat acara ini sebagai sesuatu yang

ditunggu oleh penonton. Namun olahraga yang sarat dengan pukulan ini juga

memantik kontroversi mengenai kekerasan didalamnya. Hal tersebut

membuat penulis terdorong untuk melakukan penelitian Pemaknaan Penonton

Laki-Laki Terhadap Program Acara UFC.

Alasan di pilihnya penonton Laki-laki karena olah raga semacam ini

adalah olah raga yang identik dengan laki-laki. Penelitian ini menggunakan

teori encoding-decoding analisis resepsi Stuart Hall yang menggangap

khalayak sebagai khalayak aktif yang terbagi menjadi tiga kategori. Analisis

(17)

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan atau

persepsi ialah memberikan makna pada stimulasi inderawi (Rakhmat

Jalaludin,1996:51).

Penelitian ini menggunakan studi dekskriptif kualitatif dengan judul

“Penerimaan Penonton Laki-Laki Terhadap Program Acara UFC”

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah Pemaknaan Penonton Laki-Laki Terhadap Program Acara UFC”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemaknaan

penonton laki-lakiterhadap program acara UFC.

Manfaat penelitian

1. Kegunaan teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang berkaitan

dengan penelitian persepsi dan media massa, sehingga hasil penelitin ini

diharapkan bisa menjadi landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian

selanjutnya.

2. Kegunaan praktis : penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan

bagi pihak RCTI mengenai penerimaan penonton laki-lakki di Surabaya

sehingga digunakan untuk mengembangkan program acara tersebut sesuai

(18)

2.1 Penelitian Ter dahulu

Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu

komunikasi yang relevan dengan penelitian penulis. Dengan adanya jurnal tersebut

diharapkan bisa digunakan dalam referensi penyusunan penelitian. Jurnal penelitian

pertama ditulis oleh Drs.Ido Prijana Hadi,M.Si. dosen dari UK Petra Surabaya yang

berjudul “ KHALAYAK MAYA DALAM MEDIA ONLINE ” Pesatnya

perkembangan tekhnologi di jaman sekarang sangat mempengaruhi perubahan cara

berkomunikasi. Banyak media komunikasi yang bermunculan di masyarakat seperti

halnya telepon selular, internet dan lain-lain. Media komunikasi seperti itulah yang

saat ini banyak diminati masyarakat untuk berkomunikasi, teruatama media internet.

Semakin popularnya internet sebagai sebuah medium komunikasi sejak 1990-an

merupakan fenomena tersendiri. Internet sebagai jejaring komputer global

menciptakan dunia maya dimana lautan data, informasi,maupun pengetahuan diolah,

diproses, disimpan, ditrsnsmisikan, dan serentak dihadirkan kembali. Internet berbeda

dengan media konfesional sebelumnya, karena ia dapat merengkuh dan

menggabungkan citra, gambar gerak, teks, dan audio visual ( selanjutnya disebut

multimedia ) secara sempurna dan nyata. Internet membedakan diri dari jenis media

(19)

Interaktivitas merupakan keunikan dalam medium internet terutama dalam hal

isinya, seperti adanya mekanisme feedback melalui e-mail (electronic mail) , obrolan

online (online chatrooms) atau wawancara langsung . Informasinya mudah ditelusur

(searchable), terupdate (diperbarui) setiap saat, dan dapat dihubungkan (link) ke situs

lain (Folkerts, 2004:53). Nilai lainnya adalah adanya sifat globalitas , koonektivitas

komunikan personal, ekonomis dan politik, serta hilangnya kontrol jurnalistik atas

pasar informasi. Dipihak lain, komunikasi internet menjangkau kemungkinan

mendapatkan informasi dengan satu cara yang belum tersedia sampai saat ini.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

paradigma interpretif konstruktifis dengan metode reception analysis, dimana secara

metodologis reception analysis adalah merujuk pada sebuah komparasi antara analisis

tekstual wacana media dan wacana khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada

konteks, seperti cultural setting dan context atas isi media lain.(Jensen, 2003 : 139).

Khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretive communitive yang selalu aktif dalam

mempersepsi pesan dan mempoduksi makna, tidal hanya sekedar menjadi individu

pasif yang hanya menerima saja makna yang diproduksi oleh media massa (McQuail,

1997:19).

Dan pada Jurnal penelitian kedua yang ditulis oleh Desliana Dwita , Dosen

Ilmu Komunikasi Universitas Putera Batam, yang berjudul “RESEPSI

MASYARAKAT TERHADAP SIARAN TELEVISI ASING”.

Penelitian ini didasari dari Provinsi Kepulauan Riau memiliki beberapa

(20)

adalah Kota Batam yang berdekatan dengan negara Singapura. Jarak tempuh antara

Kota Batam dengan Singapura hanya memakan waktu kurang lebih satu jam

perjalanan menggunakan kapal feri. Karena letaknya yang berdekatan, maka siaran

televisi Singapura bisa tertangkap bersih di hampir seluruh wilayah Batam. Meskipun

lebih dekat dengan Singapura, siaran televisi Malaysia juga bisa tertangkap bebas

(free to air) di Batam.

Saat ini di Batam bisa tertangkap siaran dari 14 buah stasiun televisi milik

negara Singapura dan Malaysia. Stasiun televisi tersebut terdiri dari 8 milik negara

Singapura (Channel 5, Channel 8, Channel U, Channel News Asia, HD 5, Okto,

Suria, dan Vasantham) dan 6 stasiun televisi yang dipancarkan dari negara Malaysia

(RTM 1, RTM 2, TV 3, NTV7, 8TV, dan TV 9).

Untuk siaran televisi Indonesia, saat ini di Batam bisa disaksikan siaran dari

10 stasiun televisi swasta nasional (RCTI, SCTV, Indosiar, TransTV, Trans7, TVOne,

ANTV, MNCTV,Global TV, dan Metro TV), 4 stasiun televisi yang bersiaran lokal

(Batam TV, Semenanjung TV, Urban TV, dan Barelang TV), serta TVRI.

Dengan kondisi siaran televisi negara tetangga jumlahnya hampir sama

dengan siaran televisi Indonesia, maka bagi masyarakat Batam siaran televisi asing

sudah menjadi tontonan yang biasa. Ragam program yang ditayangkan siaran televisi

negara tetangga juga banyak disukai masyarakat Batam.

Selain memberi pelajaran dan hiburan, ternyata ada juga ditemui program

(21)

Singapura. Batasan pornografi yang berbeda serta perbedaan waktu antara Indonesia

dan Singapura, membuat anak-anak dapat menonton dengan bebas program untuk

dewasa yang ditayangkan oleh siaran televisi Singapura. Padahal Pedoman Perilaku

Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang dibuat oleh Komisi Penyiaran

Indonesia tentang peraturan mengenai penayangan sebuah program siaran, tidak

berlaku di negara tetangga.

Kondisi penyiaran di Batam seperti yang diuraikan di atas sudah berlangsung

sejak lama. Masyarakat Batam menanggapinya beragam. Ada yang merasa

terganggu, ada yang biasa saja, ada juga yang tergantung dengan siaran tetangga.

Anak muda umumnya menyukai tayangan hiburan milik siaran televisi Singapura,

sedangkan orang dewasa menyukai tayangan hiburan milik siaran televisi Malaysia.

Rasa suka masyarakat Batam akan siaran televisi milik negara tetangga tersebut

disebabkan karena kebiasaan, kebutuhan, dan kedekatan. Masyarakat Batam yang

sejak kecil terbiasa menonton siaran Singapura dan Malaysia, menjadi butuh dengan

siaran berbahasa Inggris, Mandarin serta Melayu. Sedangkan bagi yang merasa butuh

dengan informasi budaya, sejarah, dan berita tentang keluarganya yang berada di

negara tetangga, merasa harus menyaksikan siaran televisi milik Singapura atau

Malaysia setiap harinya.

Meskipun ada yang terbiasa dan ada yang butuh, ternyata ada juga masyarakat

Batam yang tidak berkepentingan dengan siaran Singapura dan Malaysia dan tidak

menontonnya. Masyarakat Batam yang mengonsumsi siaran televisi Singapura dan

(22)

televisi Negara tetangga, atau yang hanya 1-2 jam setiap harinya, dalam tulisan ini

selanjutnya akan disebut sebagai khalayak.

Melihat keberagaman masyarakat Batam dalam menyikapi kehadiran siaran

televisi Singapura dan Malaysia yang dihadapkan pada kekhawatiran pemerintah

akan terkikisnya rasa nasionalisme masyarakat di daerah perbatasan, maka penulis

tertarik untuk menganalisis keberagaman khalayak tersebut dalam sebuah penelitian

berjudul ”Resepsi Masyarakat Terhadap Siaran Televisi Asing (Analisis Resepsi

Khalayak di Batam Tentang Isi Siaran Televisi Singapura dan Malaysia)”.

Memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan

penelitian dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana resepsi khalayak di Batam tentang

isi siaran televisi Singapura dan Malaysia.”

Pertanyaan penelitian untuk menguraikan lebih spesifik atas fenomena tersebut

adalah :

1. Bagaimana konsumsi siaran televisi Singapura dan Malaysia oleh khalayak di

Batam?

2. Bagaimana resepsi khalayak di Batam tentang isi siaran televisi Singapura dan

Malaysia?

3. Bagaimana posisi individu khalayak di Batam dalam meresepsi isi siaran televisi

Singapura dan Malaysia?

Subjek penelitian atau unit analisis dalam penelitian ini adalah individu khalayak di

(23)

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dengan jenis studi kajian media ini adalah

:

1. Untuk mengetahui konsumsi siaran televisi Singapura dan Malaysia oleh khalayak

di Batam.

2. Untuk mengetahui resepsi khalayak di Batam tentang isi siaran televisi Singapura

dan Malaysia.

3. Untuk mengetahui posisi individu khalayak di Batam dalam meresepsi isi siaran

televisi Singapura dan Malaysia.

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberi informasi dan

referensi bagi pengembangan dan pengayaan (enrichment) ilmu-ilmu sosial

khususnya ilmu komunikasi, dalam kaitannya dengan ilmu komunikasi massa

terutama kajian media, dengan fokus penelitian tentang khalayak. Hasil penelitian ini

juga diharapkan bisa memacu riset selanjutnya mengenai kajian media tentang

penerimaan khalayak.

Secara praktis atau pragmatis manfaat dari hasil penelitian ini bagi peneliti

diharapkan menjadi penunjang untuk melatih kemampuan berpikir, menganalisis, dan

bersikap ilmiah dalam mencari penjelasan dari berbagai fenomena sosial, khususnya

fenomena komunikasi baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan

pendekatan Analisis Resepsi Model Encoding/Decoding Stuart Hall. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

(24)

dan lainnya. Fenomena ini kemudian ditulis dalam suatu konteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah, dengan cara

mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata dan bahasa.

Dengan adanya dua jurnal penelitian terdahulu tersebut, maka penulis tertarik

untuk meneliti “ PEMAKNAAN PENONTON LAKI-LAKI SURABAYA

TERHADAP ACARA UFC DI RCTI “. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode kualitatif dan deskriptif sebagai analisis datanya dan

menggunakan teori reception analysis Suart Hall.

2.2. Landasan Teor i

2.2.1 Televisi sebagai Media Massa

Untuk menyampaikan informasi di perlukan medium dalam penyampaianya.

Hal itu dapat di lakukan oleh media massa yang menjangkau khalayak yang berada di

tempat yang berbeda. Media massa sendiri berupa Koran, majalah, radio, dan televisi

(deddy iskandar,2003:4)

Peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan

informasi tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa individu yang bertugas

melakukan pengolahan informasi sebelum informasi sampai kepada audience. Hal

tersebut di namakan sebagai gatekeeper, dimana pesan-pesan yang akan di sampaikan

(25)

Televisi merupakan salah satu saluran dalam kegiatan komunikasi massa.

Pengertian televisi adalah tele dan vision, yang mempunyai arti masing-masing yaitu

tele yang artinya jauh dan vision yang artinya tampak. Jadi televisi berarti melihat

dari jarak jauh. Melihat jauh ini di artikan dengan gambar atau suara yang di produksi

di suatu tempat dan dapat dilihat dari tempat lain melalui perlengkapan dan perangkat

penerima.

Secara umum perkembangan pertelevisian di dunia sudah berkembang sejak

tahun 1884 di jerman yang di prakarsai oleh paul nipkow. Perkembangan

pertelevisian merupakan perkembangan medium kedua setelah dunia surat kabar dan

radio berkembang secara spesifik dan lebih maju. Niphow mwnwmukan alat yang

kemudian di beri nama jantra niplow atau niplow sheibe. Penemuanya tersebut

melahirkan electrische teleskop atau televise elektris (ibid,2008:4).

Perkembangan televisi berlangsung dengan begitu cepatnya sejalan dengan

perkembangan teknologi elektronika, peranya kini amat besar dalam membentuk pola

dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyenangi produk –produk

tertentu, demikian pula peranya amat besar dalam pembentukan perilaku dan pola

pikir manusia. Televisi merupakan media audio visual (pandang dengar) dimana

informasi dan indera mata sebagian besar merupakan informasi yang kongkrit yang

cukup jelas , baik warna, bentuk serta ukuranya, karena itu media audio visual sangat

(26)

Media audio visual tidak hanya bersifat visual saja, tetappi juga memberikan

informasi melalui suara meskipun unsur-unsur visual atau gambar sangat dominan

dalam menentukan keberhasilan informasi yang di berikan, sebab suara sifatnyahanya

sebagai pendukung, dalam arti memberikan tamahan informasi yang belom ada di

dalam gambar tadi.

Televisi bila di bandingkan dengan media-media yang lainya memang

memiliki kelebihan, antara lain sifatnya yang audio visual yang mampu disiarkan

secara langsung maupun di lakukan secara rekaman. Kalau peristiwa itu disiarkan

langsung, jelas sebagai media massa akan sangat menguntungkan dan menentukan

eksistensinya.

Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penonton

apa yang di sebut dengan simulated experience yaitu pengalaman yang didapat ketika

melihat sesuatu yang belum pernah di lihat sebelumnya, seperti berjumpa dengan

seseorang yang sebelumnya belum pernah di jumpai atau datang ke suatu tempat

yang belum pernah di kunjungi (alatas fahmi,1997:30).

Sama halnya seperti media massa yang lainya, televisi juga memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televise dapat di lihat dari sisi

progmatis yaitu : (1) menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun dapat di

rekayasa mampu memebdakan mana yang fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas.

(27)

sepenuhnya dan intim. (3) memiliki tokoh berwatak, sementara media lain hanya

memiliki bintang yang di rekayasa.

2.2.2 Fungsi Televisi

Menurut Roedi Hofmann (1999: 54-58) ada 5 (lima) fungsi televisi dalam

masyarakat, karena sekarang ini televisi tidak dilihat lagi sebagai sarana pendidikan

dan alat promosi perdagangan. Lima fungsi itu adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia

Fungsi ini disebut fungsi informasi. Seandainya fungsi ini diperhatikan betul,

televisi dapat menjadi media komunikasi yang cukup demokratis, sejauh

hidup di dalam masyarakat dikembalikan lagi kepada masyarakat lewat siaran.

2. Menghubungkan satu dengan yang lain

Televisi dapat menghubungkan hasil pengawasan satu dengan hasil

pengawasan lain secara jauh lebih gampang sesuai dengan keinginan

masyarakat.

3. Menyalurkan kebudayaan

Sebetulnya kebudayaan rakyat sudah cukup terangkat, kalau televisi lebih

proaktif berfungsi sebagai pengawas masyarakat.

4. Hiburan

Hiburan itu merupakan rekreasi, artinya berkat hiburan manusia menjadi lebih

segar untuk kegiatan-kegiatan lain. Kalau televisi tidak menghibur umumnya

(28)

5. Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat

Misalnya kalau terjadi wabah penyakit di suatu daerah, televisi bisa saja

memberitakan berdasarkan fungsinya sebagai pengawas. Berita ini kemudian

dapat dihubungkan dengan keterangan vaksinasi / sejenisnya. Namun televise

juga harus proaktif memberi motivasi dan menganjurkan supaya orang mau

dibantu secara preventif.

Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial, fungsi media

massa (televisi) sedikitnya di golongkan menjadi 6 aspek, yaitu di antaranya (deddy

iskandar,2003:10) :

1. Menyampaikan fakta (the fact)

Media massa (televisi) menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua

belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim

(iklan, propaganda, dll) dan di sisi lain kebutuhan dan harapan penerima

(berita, laporan, dll)

2. Menyajikan opini dan analisis (opinions and analyses)

Pada laporan berita berita, reporter memakukan opini-opini orang luar,

analisis berita di lakukan oleh staf redaktur khusus (kolom,editorial, dll).

3. Melakukan investigasi (investigation)

Fungsi ini adalah yang paling sulit di lakukan, tetapi jika berhasil nilai

(29)

kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan

intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan waktu tahunan.

4. Hiburan (entertainment)

Sajian pers dan media massa (televisi) kadang-kadang berfungsi sekaligus

untuk menghibur, mendidik, dan memberikan informasi.

5. Kontrol

Fungsi ini dapat di manfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga

sebaliknya.

6. Analisis kebijakan (policy analysis)

Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk menyoroti kebijakan yang di

terapkan pemerintah, kemudian di analisis oleh media tersebut dengan

memberikan solusi alternative lain.

Televisi telah menjadi salah satu fenomena yang mengiringi perkembangan

peradaban kehidupan manusia dalam kurun waktu hampir satu abad. Kehadiranya

malah telah membentuk cakrawala baru dalam peradaban kehidupan manusia saat ini

dan di masa yang akan datang.

Televisi sebagai media massa memberikan informasi dan membantu

masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya kemudian

menyimpanya dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas

bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengar,

(30)

sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh

masyarakat pada umumnya.

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi dan

praktek mengatakan : “media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk

menyebarkan informasi karena dapat di terima oleh komunikan dalam jumlah relative

banyak” (effendy,2003:17)

Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting

dalam masyarakat. Menurut McQuail dalam bukunya teori komunikasi massa:

1. Media massa merupakan sumber kekuatan alat control manajemen dan

inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti

kekuatan atau sumber daya lainya.

2. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk untuk

menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang

bertaraf nasional maupun internasional.

3. Media telah menjadi sumber dominana bukan saja bagi individu untuk

memperoleh gambaran dan citra realitas social, tetapi juga bagi

masyarakat dan keluarga secara kolektif, media menyujuhkan nilai-nilai

dan penilaian normative yang di baurkan dengan berita dan hiburan.

Dari pemaparan diatas terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil

(31)

yang di butuhkan. Di abad ke 20 informasi memang telah menjadi komodotif yang

amat penting, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi

sebanyak-banyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa hidup tanpa informasi.

Pada prinsipnya media massa (televisi) merupakan satu institusi yang

melembaga yang berfungsi dan bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada

khalayak sasaran agar well informed. Media massa adalah alat bantu yang dipakai

oleh suatu organisasi untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas kegiatannya 1

Terlebih bagi keluarga yang hidup di kota-kota besar di mana kedua orang tuanya

sibuk bekerja mencari nafkah sepanjang hari, televisi dapat dikatakan sebagai sarana

utama bagi anak untuk belajar tentang kehidupan dan budaya dalam masyarakatnya

dalam rangka mencapai tujuan masyarakat organisasi yang bersangkutan.

Asep S. Muhtadi dan Sri Handajani (2000: 102) menyebutkan sebagai media

komunikasi massa, televisi adalah sumber informasi yang paling akrab di masyarakat,

karena kemampuan daya jangkau (accessability) yang dimiliki, ketersediaan

(availability) serta potensi yang sangat besar dalam membentuk pendapat khalayak

(public opinion).

Ada beberapa unsur penting dalam media massa, yaitu adanya sumber

informasi, isi pesan, khalayak sasaran, saluran informasi (media) dan efek dari

informasi. Media televisi sebagaimana media massa lainnya mempunyai berbagai

(32)

mempengaruhi, membimbing, mengkritik dan sebagai kontrol sosial (Wawan

Kuswandi, 1996: 98-99).

Sebagaimana yang tulis oleh Wawan Kuswandi (1996: 24- 25), menurut

Robert K. Avert dalam bukunya “Communication and The Media” dan Sanford B.

Wienberg dalam “Messages – A Reader in Human Communication”, Randon House,

New York 1980, mengungkapkan 3 ( tiga ) fungsi media:

1. The surveillance of the environment, yaitu mengamati lingkungan;

2. The correlation of the part of society in responding to the environment, yaitu

mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan

khalayak asaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi

dan interprestasi;

3. The transmission of the social heritage from one generation to the next,

maksudnya ialah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke

generasi berikutnya.

Ketiga fungsi tersebut pada dasarnya memberikan satu penilaian pada media

massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara untuk

menyambung atau menyampaikan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat.

Charles Wrigt menambahkan fungsi media massa adalah sebagai hiburan yang

lebih bersifat human interest. Selain itu, menurut Wilbur Schramm, media massa juga

berfungsi sebagai “to sell goods for us”. Artinya media massa menjadi sarana efektif

(33)

2.2.3 Kar akter istik Media Televisi

Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah

hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra

pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. Adapun karakteristik

televisi (Ardianto, 2004:128-130) adalah sebagai berikut :

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat

(audiovisual). Karena sifatnya yang audiovisual maka siaran berita harus selalu

dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film

berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. Pemirsa pada umumnya

merasa terpenuhi keingintahuannya bila setiap berita televisi dilengkapi dengan film

berita. Terlebih lagi bila kualitas rekamannya baik, serta moment pengambilannya

tepat, seolah-olah pemirsa melihat langsung peristiwa tersebut.

2. Berfikir dalam Gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, aalah

visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan

yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara

harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu manjadi gambar yang jelas dan

menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua

dari proses “berfikir dalam gambar” adalah penggambaran (picturization) yakni

kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga

(34)

3. Pengoperasian Lebih Kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan

lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran berita yang

dibawakan oleh dua orang pembaca saja dapat melibatkan 10 orang. Peralatan yang

digunakannya pun harus dilakukan oleh orang-orang terampil dan terlatih. Dengan

demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran.

2.2.4 Sejarah Televisi

Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.

Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang

mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, menemukan

sistem penyaluran sinyal gambar, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu

tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis, sehingga diadakan percobaan

pemancaran serta penerimaan sinyal televisi tersebut. Hal ini terjadi antara tahun

1883-1884. Akhirnya Nipkov diakui sebagai ‘Bapak’ televisi.

Menurut sejarah, Inggrislah negara yang pertama menggunakan televisi

sebagai media komunikasi massa. Pada tahun 1924, orang Inggris bernama John

Logie Baird mendemonstrasikan televisi. Meskipun Inggris adalah negara pertama

yang menanyangkan televisi, namun secara internasional kurang dikenal oleh publik.

Ini dikarenakan meletusnya Perang Dunia II yang melibatkan seluruh negara Eropa.

Sebaliknya Amerika berhasil mengembangkan televise melalui pakar di bidang

(35)

1939 untuk pertama kalinya publik Amerika menyaksikan siaran TV di arena World’s

Fair, New York (Sam Abede Pareno, 2002: 138).

Perang Dunia II telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televise itu

terhenti. Baru setelah itu, tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi.

Pada waktu itu di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar

saja, tetapi kemudian teknologi berkembang dengan pesat, jumlah pemancar TV

meningkat dengan hebatnya. Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia

pertelevisian karena pada tahun tersebut ada perubahan dari televise eksperimen ke

televisi komersial di Amerika.

Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak dapat dimonopoli

oleh Amerika Serikat saja. Sewaktu Amerika giat mengembangkan media massa itu,

negara-negara Eropa lain pun tidak mau ketinggalan. Perkembangan televisi sangat

cepat sehingga dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Menurut Skormis (Kuswandi, 1996 : 8) dalam bukunya “Television

andSociety : An Incuest and Agenda “, dibandingkan dengan media massa lainnya

(radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya). Televisi tampaknya mempunyai

sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang

bisa bersifat informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga

unsur tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti

(36)

2.2.5 Per kembangan Televisi di Indonesia

Onong Uchjana Effendy (1993: 54) menyebutkan bahwa di Indonesia, televisi

bisa dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia mulai tahun 1962 bertepatan

dengan dilangsungkannya Asian Games di gelanggang olah raga Senayan Jakarta

yang berlangsung 24 Agustus – 4 September 1962 yang disiarkan oleh TVRI

(Televisi Republik Indonesia). Itulah sebabnya tanggal 24 Agustus ditetapkan sebagai

hari lahir TVRI. Pada bulan Oktober 1963 terbitlah Surat Keputusan Presiden

Republik Indonesia No. 215 Tahun 1963 tentang Pembentukan Yayasan Televisi

Republik Indonesia yang antara lain menegaskan bahwa tujuan TVRI adalah untuk

menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam

melaksanakan pembangunan mental / spiritual dan fisik bangsa dan Negara Indonesia

serta pembentukan Manusia Sosialis Indonesia pada khususnya.

Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari

dengan segala kesederhanaannya TVRI yang berada di bawah Departemen

Penerangan, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia.

Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan dari stasiun TV lainnya, yakni (RCTI)

Rajawali Citra Televisi Indonesia yang bersifat komersial. Kemudian secara

berturut-turut berdiri stasiun televisi (SCTV) Surya Citra Televisi Indonesia, (TPI) Televisi

Pendidikan Indonesia dan (ANTEVE) Andalas Televisi (Ardianto, 2004 : 127).

Dengan kehadiran RCTI, SCTV, dan TPI maka dunia pertelevisian di

(37)

pertengahan tahun 1993, RCTI telah mengudara secara nasional dan membangun

beberapa stasiun transmisi di berbagai kota besar di Indonesia , seperti : Jakarta,

Bandung, Surabaya, Medan, Batam, dan daerah-daerah lain. Kemudian stasiunstasiun

televisi swasta bertambah lagi dengan kehadiran Indosiar, Trans TV, Trans 7, Global

TV, Metro TV, TV One dan Kompas TV.

2.2.6 Pr ogram siar an Televisi

Program siaran acara televisi pada umumnya di produksi oleh stasiun televisi

yang bersangkutan. Ada juga yang di beli atau di pesan dari suatu production

company atau production house, bahkan cara ini di anggap lebih menguntungkan

kedua belah pihak. Stasiun televisi dapat memilih program yang menarik

danmemiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara

televisi dapat meraih keuntungan dari produksinya.

Program-program acara yang biasanya di beli dari production house

diantaranya adalah sinetron, kuis dan beberapa acara hiburan lainya. Cara seperti ini

memang menguntungkan bagi stasiun televisi tersebut karena semuanya dapat di

lakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis yaitu untung dan rugi.

Berbagai jenis program acara televisi jumlahnya sangat banyak dan jenisnya

(38)

a. Program Informasi (news)

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuanya untuk

memberikan tambahan penegetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya tarik

program ini adalah informasi. Program informasi dapat di bagi menjadi dua

bagian besar yaituberita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). Berita

keras yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera di ketahui

oleh khalayak. Sedangkan berita lunak adalah segala informasi yang penting

dan menarik yang di sampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus

segera di tayangkan. Salah satunya contohnya adalah infotainment yang

menginnformasikan gossip-gosip artis dan orang-orang terkenal.

b. Program hiburan (non news)

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur

audiens dan di bagi kedalam beberapa bentuk jenis program yaitu :

1. Drama yaitu pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan

atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang di perankan oleh

pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program televise yang

termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan

film.

2. Permainan atau game show, merupakan bentuk program yang melibatkan

sejumlah orang baik secara individu atau kelompok (team) yang saling

(39)

Program permainan biasanya membutuhkan biaya produksi yang relative

rendah namun dapat menjadi acara televise yang sangat di gemari.

Program permainan dapat di bagi menjadi tiga jenis, yaitu kuis (quiz

show), ketangkasan dan reality show.

3. Musik, program music dapat di tampilkan dalam dua format yaitu video

klip atau konser. Program music berupa konser dapat dilakukan di

lapangan terbuka (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program

music di televisi saat ini sangat di tentukan dengan kemampuan artis

menarik audiens, tidak saja dari kualitas suara tetapi juga berdasarkan

bagaiman mengemas penampilanya agar menjadi lebih menarik.

4. Pertunjukan adalah siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain

yang berada diatas panggung yang menunjukkan kemampuanya kepada

sejumlah orang atau hanya kepada audiens televise. Pertunjukkan ini dapat

berupa lawak, sulap, dan juga pertunjukkan lain seperti ketoprak, wayang

dan sebagainya.

5. Sport adalah siaran yang isinya tentang olahraga. Baik itu siaran langsung

atau tidak.

Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu mutlak yang harus

ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan

(40)

programyang akan tayang biasanya juga harus di pertimbangkan dari sisi visi dan

misi stasiun televisi.

Beberapa stasiun televisi saat ini memang lebih condong menayangkan

program-program yang lebih menguntungkan, hal ini tidak bisa di pungkiri karena

apabila sebuah stasiun televisi mampu menayangkan program acara yang dapat

menarik banyak pemirsa, maka dengan sendirinya pemasang iklan akan datang. Dan

hal itulah yang di butuhkan guna memperpanjang hidup sebuah stasiun televisi.

2.3 Teor i Analysis Resepsi

Dalam tradisi studi audience, setidaknya pernah berkembang beberapa varian

di antarannya disebut secara berurutan berdasar perjalanan sejarah lahirnya: effect

research, uses and gratification research, literary criticism, cultural studies,

reception analysis (Jensen&Rosengen,1995:174). Reception analysis bisa dikatakan

sebagai perspektif baru dalam aspek wacana dan sosial dari teori komunikasi

(Jensen,1999:135).

Sebagai respon terhadap tradisi scientific dalam ilmu sosial, reception

analysis menandaskan bahwa studi tentang pengalaman dan dampak media, apakah

itu kuantitatif atau kualitatif, seharusnya didasarkan pada teori representasi dan

wacana serta tidak sekedar menggunakan operasionalisasi seperti penggunaan skala

dan kategori semantik. Sebaliknya, sebagai respon terhadap studi teks humansitik,

(41)

perlu dilihat sebagai suatu spesifik sosial tersendiri dan menjadi objek analisis

empiris. Perpaduan dari kedua pendekatan (sosial dan perspektif diskursif) itulah

yang kemudian melahirkan konsep produksi sosial terhadap makna (the social

production of meaning). Analisis resepsi kemudian menjadi pendekatan tersendiri

yang mencoba mengkaji secara mendalam bagaimana proses-proses aktual melalui

mana wacana media diasimilasikan dengan berbagai wacana dan praktik kultural

audiensnya (Jensen, 1999:137).

Analisis penerimaan menggunakan kombinasi pendekatan humanistik sebagai

teorinya dan ilmu sosial sebagai metodologinya. Pendekatan humanistik memandang

komunikasi massa sebagai proses kultural produksi dan penyampaian pesan dalam

sebuah konteks sosial. Sedangkan ilmu sosial menjelaskan penggunaan pertanyaan

empiris tertentu sebagai proses interaksi pesan media massa dengan khalayaknya.

Pemanfaatan teori reception analysis sebagai pendukung dalam kajian

terhadap khalayak sesungguhnya hendak menempatkan khalayak tidak semata pasif

namun dilihat sebagai agen kultural (cultural agent) yang memiliki kuasa tersendiri

dalam hal menghasilkan makna dari berbagai wacana yang ditawarkan media. Makna

yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka atau polysemic dan bahkan bisa

ditanggapi secara oposisif oleh khalayak (Fiske, 1987).

John Fiske dan Michael de Certeu (1989 : 74) mengungkapkan bahwa dalam

(42)

bukan sebagai konsumen media. Pemaknaan teks media, dalam penelitian ini yaitu

televisi, oleh khalayak berkaitan dengan kondisi sosial dan kulturalnya, serta

pengalaman individu tiap khalayak. Mereka menguraisandikan teks media dengan

cara-cara yang selaras dengan kondisi sosial dan budayanya serta cara-cara yang

mereka jalani secara pribadi. Berkembang pada awal hingga pertengahan 1980-an

metode ini berpijak pada pandangan bahwa khalayak bersifat aktif dan adanya

gagasan “penolakan” terhadap isi teks atau teks media. Seperti yang diungkap Fiske:

A text is the site of struggles for meaning that reproduce the conflicts of interest

between the producers and consumers of the cultural commodity. A program is

produced by the industry, a text by its reader.

(Teks adalah tempat pertarungan makna yang menghasilkan konflik kepentingan

di antara produsen dan konsumen dari komoditas kebudayaan. Program di

produksi oleh industri, teks diproduksi oleh pembaca).

Stuart Hall mengkonsepsi proses encoding televisi sebagai peneguhan momen

– momen produksi, sirkulasi, distribusi, reproduksi, yang saling berhubungan namun

berbeda. Tiap momen memiliki praktik spesifik, tetapi hal tersebut tidak menjamin

momen berikutnya. Artinya, produksi makna tidak menjamin konsumsi makna sesuai

dengan keinginan pengode. Pesan-pesan televisi dikonstruksi sebagai sistem tanda

dengan komponen yang beraneka ragam yang dapat mengandung berbagai makna

(43)

Khalayak dalam hal ini dikonsepsikan sebagai individu yang memiliki kondisi

sosial dan budaya yang beragam dan pemaknaan atas suatu pesan dapat

berbeda-beda, sesuai dengan kondisi khalayak tersebut. Khalayak yang berbagi kode budaya

dengan pengode/produsen pesan, maka akan mendekode pesan dalam kerangka yang

sama. Lain halnya jika khalayak berada dalam kondisi sosial dan budaya yang

berbeda (misal: kelas, ras, gender), maka khalayak akan memiliki alternatif dalam

mendekode pesan. Model encoding-decoding Hall memberikan tiga posisi khalayak

dalam menerima pesan, antara lain :

• Dominan-hegemonik → khalayak menerima ‘makna yang dikehendaki’

(preferred meaning)

• Negosiasi → mengakui adanya legitimasi kode hegemonik secara abstrak

namun khalayak membuat aturannya sendiri dan beradaptasi sesuai dengan situasi

sosial tertentu.

• Oposisional → khalayak memahami encoding (pesan), namun menolaknya dan

men-decode (memaknai pesan) dengan cara sebaliknya.

Salah satu cara untuk mengukur khalayak media adalah dengan menggunakan

reception analysis, dimana analisis ini berusaha memberikan sebuah makna atas

pemahaman atas teks. Media (elektronik, cetak, maupun internet) dengan memahami

bagaimana karakter teks media dibaca oleh khalayak. Konsep terpenting dalam

(44)

media tersebut, tetapi makna diciptakan alam interaksinya antara khalayak dan teks,

dengan kata lain ”makna diciptakan karena menonton atau membaca dan memproses

teks media”. (Hadi, 2008:2).

Pendekatan reception analysis berfokus pada penerimaan pesan-pesan media

oleh khalayak dan interpretasi-interpretasi yang dimiliki oleh khalayak mengenai isi

media dalam hal ini mahasiswa anggota komunitas fotografi dalam menerima

prgoram acara Klik! Arbain Rambey di Kompas tv. Dengan cara ini, peneliti dapat

mengungkapkan sampai sejauh mana interpretasi mahasiswa anggota komunitas

fotografi di Surabaya acara tersebut.

2.4 Pr ogram Acar a Ultimate Fighting Championship

Acara UFC pertama diadakan pada tahun 1993 di Denver , Colorado . Tujuan

dari acara ini adalah untuk mengidentifikasi seni bela diri yang paling efektif dalam

pertarungan nyata antara pesaing disiplin pertempuran yang berbeda , termasuk

Boxing , Brazilian Jiu -Jitsu , Sambo , Gulat , Muay Thai , Karate , Judo, dan gaya

lainnya. Dalam kompetisi berikutnya, pejuang mulai mengadopsi teknik efektif dari

lebih dari satu disiplin , yang secara tidak langsung membantu menciptakan gaya

yang sama sekali terpisah dari pertempuran yang dikenal sebagai masa kini dicampur

(45)

Dengan kesepakatan TV dan ekspansi ke Kanada , Eropa , Australia Timur

Tengah, Asia dan pasar baru di Amerika Serikat , UFC sebagai tahun 2011 telah

mendapatkan popularitas, bersama dengan lebih utama -media cakupan. Seperti tahun

2011 pemirsa dapat mengakses program UFC di televisi pay-per-view di AS, Brasil,

Australia, Kanada, Selandia Baru dan Italia. Pemrograman UFC juga dapat

ditemukan di Fox, Fox Sports 1 dan Fox Sports 2 di Amerika Serikat, pada BT Sport

di Inggris dan Irlandia, serta di 150 negara dan 22 bahasa yang berbeda di seluruh

dunia. Pemrograman UFC ditampilkan di 130 negara di seluruh dunia, dan UFC

berencana untuk terus memperluas internasional , menjalankan acara rutin di Kanada

, Brasil dan Inggris , dengan kantor yang didirikan di Inggris yang bertujuan untuk

memperluas penonton Eropa. UFC juga telah diadakan acara di Jerman , Australia,

Indonesia dan Uni Emirat Arab , sementara Afghanistan , Meksiko dan Filipina

adalah kandidat penayangan UFC selanjutnya. Saat ini acara UFC ditayangkan oleh

RCTI setiap Selasa pukul 23.30. Acara ini adalah program acara sport yang

ditayangkan secara tunda.

2.5 Olahr aga

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, penerbit Gitamedia Press, kata

olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. Sedang

menurut para pakar olahraga, adalah sebuah aktivitas manusia yang bertujuan untuk

(46)

Dalam aktivitas olahraga tentu ada aspek positif dan negatifnya. Aspek

positifnya , yaitu 1) Mampu menggerakkan aktivitas sosial, ekonomi, dan politik:

adanya interaksi antar manusia (individu dan kelompok), adanya kegiatan jasa,

adanya penyerapan tenaga kerja. 2) Mampu mengangkat harga diri pelaku

olahraga/atlet/pelatih/pembina/ organisasi/daerah dan bangsa, kesejahteraan pembina

olahraga, dan martabat bangsa di dunia internasional. Sedang aspek negatifnya, antara

lain seperti masih adanya kecenderungan dari banyak atlet dalam mengikuti suatu

pertandingan menggunakan segala cara dalam upaya memenangkan

pertandingan/perlombaan, misalnya tidak fair play, tidak disiplin, memanipulasi,

melanggar ketentuan (peraturan pertandingan/perlombaan), dan pemakaian doping

Olahraga adalah sebuah kata dalam bahasa inggris yang berarti olahraga.

Sedang sportif yang merupakan kata sifat yang berarti jujur dan ksatria atau gagah.

Dan kata sportivitas yang sebagai kata benda mempunyai arti orang yang melakukan

olahraga tersebut (harus) memiliki kejujuran dan sikap ksatria dalam bertindak dan

berprilaku saat berolahraga, seperti disiplin, mengikuti ketentuan dan peraturan yang

telah ditetapkan atau yang telah disepakati bersama, terutama saat mengikuti suatu

pertandingan atau perlombaan olahraga.

Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang

dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.

(47)

aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu

atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).

Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa

segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina

potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota

masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak

dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan

Pancasila.

Edward (1973) mengatakan olahraga harus bergerak dari konsep bermain,

games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; a.

Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang

tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi, b.

hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang

lingkup sport; permainan yang dilembagakan.

Dalam kehidupan modern saat ini banyak orang yang melupakan pentingnya

olahraga untuk tubuh. Padahal olahraga merupakan cara untuk sehat yang paling

murah dengan hasil yang mengagumkan untuk kebugaran badan. Selain itu olahraga

dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun kita suka melakukannya baik siang

(48)

Menurut Asosiasi Kebugaran di Inggris ada beberapa manfaat olahraga untuk

tubuh kita, adalah:

• Meningkatkan kisaran gerak

• Meningkatkan stamina

• Melepaskan kecemasan

• Meredakan kinerja seksual

• Meredakan gejala menopause

• Membantu mencegah penyakit jantung

• Mencegah osteoporosis

• Memperbaiki ketajaman mental

• Memperbaiki konsentrasi

• Mengurangi resiko kanker payudara

• Memperbaiki pandangan hidup

• Mengurangi nyeri radang sendi

• Mengendalikan kolesterol

• Membakar lemak

• Mempercepat metabolisme

• Menghilangkan gejala pra-menstruasi

• Membantu kita berhenti merokok

(49)

• Mengurangi biaya hidup

• Meningkatkan kepuasan kerja

• Mengawetkan otot

• Mengawetkan organ-organ internal (hati, ginjal)

• Memperbaiki waktu reaksi

• Memperbaiki kebugaran kardiovaskuler

• Meningkatkan energi

• Memperbaiki koordinasi saraf dan otot

• Meningkatkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi

• Mengurangi resiko glaukoma

• Mengurangi resiko kanker usus besar

• Menurunkan tekanan darah

• Mengurangi resiko kegemukan

• Membakar kalori

• Memperbaiki sembelit

• Mencegah endometriosis

• Mengurangi konsumsi alkohol

• Mengurangi stres

(50)

• Meningkatkan perasaan sejahtera

• Meningkatkan IQ

• Meningkatkan kreativitas

• Mengurangi absensi kerja

• Meningkatkan produktivitas

• Memperbaiki kelenturan

• Memperbaiki peredaran darah

• Meningkatkan mobilitas

• Meningkatkan daya ingatan/mengurangi resiko pikun

• Memperpendek waktu pemulihan sesudah sakit atau cedera

• Meningkatkan kesehatan punggung

• Tidur nyenyak

• Memperpanjang hidup

2.6 Kerangka ber fikir

Dengan munculnya berbagai macam media massa membuat masyarakat dapat

dengan mudah mendapatkan hiburan. Untuk mendapatkankan hiburan penonton bisa

memilih program hiburan yang disediakan televise, saah satunya dengan menonton

program acara sport atau olahraga. Berbagai macam program acara olah raga yang

(51)

secara tunda acara UFC. UFC adalah olah raga yang menggabungkan berbagai

macam olah raga beladiri seperti wushu, jujitsu, karate, yang pertarungannya di

lakukan didalam ring yang melingkar. UFC menimbulkan banyak kontroversi

dikalangan masyarakat karena olahraga ini memunculkan adegan-adegan kekerasan.

Melalui analisis resepsi, peneliti dapat menganalisis bagaimana posisi audiens

dalam hal penonton laki-laki di Surabaya sebagai decoder dalam memaknai acara

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang

bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada pada masyarakat dengan

sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini

tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau

samplingnya sangat terbatas. Jika data yang dikumpulkan sudah mendalam dan

menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainya .

disini yang lebih di tekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data, bukanya

(kuatitas) data (Kriyantono, 2006:58).

Menurut Rakhmat (2004:24), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan

untuk beberapa hal, diantaranya adalah :

1. Mengidentifikasi masalah atau memeriksan kondisi dan praktek –praktek

yang berlaku

2. Membuat perbandingan atau evaluasi

3. Mengumpulkan informasi aktual yang melukiskan gejala yang ada.

4. Menetukan apa yang dilakukan oran lain dalam menghadapi masalah yang

(53)

Metode penelitian kualitatif ini menggambarkan atau menguraikan atas

suatu keadaan sejernih mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap obyek yang

diteliti. Metode ini merupakan suatu metode yang berupaya dan memeberikan

gambaran mengenai suatu fenomena tertentu secara terperinci, yang pada

hakekatnya akan diperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai fenomena yang

sedang diteliti.

Metode kualitaif berasumsi bahwa realita merupakan hasil konstruksi

mental dari individu-individu. Setiap individu memiliki pengalaman dan latar

belakang serta konteks yang berbeda-beda dengan demikian individu atau

kelompok dapat dipandang sebagai pencitraan yang berbeda dan unik, yang tidak

bisa diseragamkan satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang dimiliki itu

menyebabkan persepsi yang dilakukan terhadap suatu hal juga berbeda.

Hasil dari penelitian kualitatif ini tidak dapat digeneralisasikan (membuat

kesimpulan yang berlaku secara umum) atau bersifat universal, jadi hanya berlaku

pada situasi dan keadaan yang sesuai dngan situasi dan keadaan dimana peneltian

yang serupa dilakukan (Kountur, 2003 : 29)

Penelitian ini memfokuskan pada persepsi masyarakat terhadap band

independent dalam menggunakan youtube sebagai medium eksistensi. Dengan

menggunakan persepsi peneliti dapat mengetahui lebih dalam mengenai proses

Referensi

Dokumen terkait

Desa adat Tenganan Pegringsingan yang menjadi salah satu andalan pariwisata Karangasem, tidak hanya terkenal dengan kain tenun ikat ganda gringsing, tetapi ada

Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SDN 1 Sengobugel Jepara ” disusun guna memenuhi salah satu syarat

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual

Genetik dan atopi penderita biduran 21,2n/o danatopi berupa hidung tersumbat 17,5%.Di antara penderita urtikaria kronik didapatkan 159 kasus urtikaria fisik, pada

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jowkar dkk, terdapat peningkatan kadar insulin yang bermakna pada pasien dengan skin tag dibandingkan dengan kelompok kontrol

Kalau ada pelanggan yang komplain tentang barang yang tidak sesuai itu semua perintah dari bapak karena orang tersebut masih nunggak hutang dan semua itu adalah arahan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar IPA dapat diupayakan melalui model pembelajaran DBL siswa kelas 5SD Isdiman Jambu Kabupaten

Dengan nilai signifikansi dibawah 0,05 menunjukkan bahwa secara bersama-sama ease of use , design web, customization, responsiveness , assurance , dan kepuasan