SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
OLEH :
EXCHORINA WITHARADIA 0943010063
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
Fighting Champions (UFC) di RCTI)
Disusun Oleh :
EXCHORINA WITHARADIA 0943010063
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 10 J anuar i 2014
PEMBIMBING TIM PENGUJ I :
1. Ketua :
Dra. Sumardjijati,M.Si Dra. Sumardjijati,M.Si NIP : 196203231993092001 NIP. 196203231993092001
2. Sekertar is :
Dra. Diana Amalia M.Si NIP. 16309071991032001
3. Anggota :
Dra. Dyva Claretta,M.Si NPT. 36601 94 00251
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
ABSTRAK ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11
2.2 Landasan Teori ... 17
2.2.1 Televisi Sebagai Media Massa ... 17
2.2.2 Fungsi Televsi ... 20
2.2.3 Karakteristik Media Televisi ... 26
2.2.4 Sejarah Televisi ... 27
2.5 Olahraga... ... 39
2.6 Kerangka Berfikir... . 43
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 44
3.2 Opresionalisasi Konsep ... 47
3.2.1 Resepsi ... 47
3.2.2 Laki-Laki Dewasa ... 48
3.2.3 UFC di RCTI ... ... 48
3.3 Lokasi Penelitian ... 49
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.5 Teknik Analisis Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Objek penelitian ………. 53
4.1.1 Ultimate Fighting Championship ... 53
4.1.2 RCTI ... 58
4.2 Analisis Data ………..… 61
4.3 Identitas Informan ………..… 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……… 87
5.2 Saran ……….. 88
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini di dasarkan pada fenomena tentang tayangan olahraga
extreme di stasiun televisi di Indonesia. Salah satu tayangan tersebut adalah UFC yang ditayangkan di RCTI. Sebagai pertarungan yang sangat keras UFC banyak menimbulkan kontroversi dimasyarakat, banyak yang mengatakan jika acara tersebut hanya mempertontonkan adegan kekerasan tanpa ada unsur olahraga. Bahkan banyak dari masyarakat yang menginginkan agar acara tersebut dihentikan. Namun ternyata banyak masyarakat yang menganggap UFC sebagai tayangan olahraga yang menghibur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada pada masyarakat dengan sedalam-dalamnya. Penelitian ini menggunakan analysis resepsi teori encoding-decoding Stuart Hall dan metode purposive sampling untuk pemilihan informan. Penelitian ini memfokuskan pada penerimaan laki-laki dewasa terhadap acara UFC.
Hasil dari penelitian ini menurut peneliti, masyarakat mempersepsi bahwa seseorang yang memiliki background beladiri menganggap UFC sebagai tayangan olahraga yang menarik. Pukulan keras kepada lawan adalah segi penarik masyarakat dalam menonton UFC.
Kata kunci : Laki-laki, UFC, RCTI, Analisis penerimaan.
ABSTRACT
EXCHORINA WITHARADIA, RECEPTION OF ADULTS MALE PROGRAM UFC ON RCTI.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk
informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai
dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari
informasi yang di sajikan (Sobur,2004:162)
Bentuk media massa ini antara lain adalah surat kabar dan majalah
sebagai media cetak, serta radio dan televisi sebagai media elektronik. Suatu
media massa selain di tunjang dari segi kualitas juga harus di dukung oleh
faktor kecepatan dan ketepatanya dalam mengulas sebuah informasi. Media
massa cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak di
gunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan social, terutama di masyarakat
kota. Media massa yang sesuai dengan faktor ini adalah media massa
elektronik. Salah satu media massa yang di gunakan adalah televisi.
Media televisi merupakan media dari jaringan kounikasi dengan
cirri-ciri yang di miliki oleh komunikasi massa. Televisi telah banyak memberikan
pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manuisa. Televisi lahir karena
perkembangan teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang
muncul belakangan di banding media cetak, televisi baru berperan selama tiga
dari semua itu pada kenyataan media televisi dapat di bahas secara
mendalam, baik dari isi pesan maupun penggunanya (Kuswandi, 1996:6)
Media televisi saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat
televisi di bandingkan dengan waktu yang di gunakan ntuk waktu ngobrol
dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak teman televisi adalah
teman, televisi dapat menjadi candu (Morissan, 2004 : 1)
Media televisi merupakan perpaduan antara unsure-unsur film dan
unsure-unsur radio. Khalayak di rumah tidak mungkin dapat menagkap siaran
televisi, jika tidak ada unsur-unsur film, sebaliknya pemirsa tidak mungkin
dapat mendengarkan suara dan televisi jika tidak ada unsure-unsur radio
(Effendi, 1992:177)
Media televisi sebagai alat sarana yang di pergunakan komunikator
untuk menyampaikan pesanya kepada khalayak, yang di harapkan khlayak
tersebut dapat menangkap sasaran atau tujuan yang ingin di capai oleh
komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu alat yang ingin di capai
oleh komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu bentuk media massa
elektronik, televisi dengan kelebihanya dapat menampilkan peristiwa tertentu
yang terjadi di daerah tertentu dengan jelas tanpa harus berada di tempat
kejadian serta dapat memperoleh berbagai macam informasi, karena di
dukung oleh unsur kata-kata, music dan sound effect. Melalui informasi
serta peranya dalam masyarakat, karena informasi disini sudah menjadi
kebutuhan yang sangat esensial untuk mencapai tujuan.
Pemirsa menonton televisi meruppakan minat setiap manusia. Pemirsa
(television watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi melalui
televisi siaran yang karena heterogen masing-masing mempunyai kerangka
acuan (frame of reference) yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda
bukan saja dalam usia dan jenis kelamin. Tetapi juga dalam latar belakang
social dan kebudayaan, sehingga pada giliranya berbeda pula dalam pekerjaa,
pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan,
kesenangan, dan lain sebagainya (Effendi 1992:8)
Saat ini media televisi bukan lagi di lihat sebagai barang mewah, seperti
ketika pertama kali. Kini media televisi tersebut menjadi salah satu kebutuhan
pokok bagi kehidupan masyarakat luas untuk mendapatkan informasi.
Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari ha manusia untuk
aktualitas diri. Perkembangan teknologi komunikasi massa khusunya televisi
sangat menguntungkan bagi kehidupan masyarakat luas. Televisi saat ini
merupakan sarana atau media yang di sukai oleh masyarakat luas khususnya
para kaum dewas yang sudah mempunyai kegiatan yang padat mulai dari
kegiatan bekerja atau kegiatan menuntutilmu atau kuliah.
Media televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media
cetak dan radio ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam
menguasai jarak geografis dan sosiologi. Televisi telah menjelma menjadi
teleskop atau jendela dunia tempat kita bisa menyaksikan semua peristiwa,
baik itu di bidang politik, ekonomi, pendidikan, social dan budaya dari luar
dan dalam negeri.
Pada akhirnya media televisi mampu menjadi alat atau sarana untuk
mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik maupun
perdagangan, bahkan mampu melakukan perubahan ideology serta tatanan
budaya manusia sudah ada sejak lama.
Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat antara lain dengan
hadirnya tiga belas stasiun televisi, yaitu : TVRI, RCTI, INDOSIAR, ANTV,
SCTV, MNC TV, TV ONE, GLOBAL TV, METRO TV, TRANS TV, dan
TRANS 7 yang mengudara secara nasional. Hiburan-hiburan televisi bisa
berupa acara music, film, kuis, reality show, siaran langsung olahraga.
Demikian semakin banyaknya stasiun televisi, maka mengharuskan setiap
stasiun televisi memiliki program acara yang beraneka ragam di kemas
semenarik mungkin agar masyarakat menjadi tertarik untuk menonton
program acara tersebut. Program-program acara yang disiarkan adalah
meliputi program acara berita, program acara hiburan (music dan sinetron)
program acara discovery channel (ilmu pengetahuan) dan lain-lain.
Menjamurnya beberapa stasiun televisi, membuktikan bahwa
masyarakat kita membutuhkan media yang bisa memberikan informasi
segala macam informasi banyak stasiun televisi emilih untuk memberikan
tayangan yang bersifat menghibur daripada mendidik.hiburan mencoba di
jadikan suatu kekuatan untuk menarik perhatian khalayak sehingga tidak aneh
jika keberadaan hiburan dieksploitasi sedemikian rupa dengan tujuan untuk
memperoleh perhatian dan daya tarik dari khalayak media yaitu masyarakat
atau pemirsa itu sendiri. Hiburan yang ringan dan tidak membutuhkan
konsentrasi atau ketegangan, saat ini menjadi alternatif taynagna yang di
anggap paling menguntungkan bagi media televisi. Hal tersebut selaras
dengan salah satu fungsi media televisi sebagai media hiburan. Sebagai media
hiburan, televisi menyediakan hiburan untuk pengalihan perhatian dan saran
relaksasi serta merendahkan ketegangan-ketegangan social (Alatas, 1997:2)
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak sekali dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis
program itu dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya yaitu : (1) program
informasi (2) program hiburan. Program informasi kemudian di bagi lagi
menjadi beberapa jenis yaitu berita keras atau hardnews yang merupakan
laporan berita terkini dan harus segera di siarkan. Dan berita lunak atau biasa
di sebut softnews yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan opini.
Sementara program hiburan terbagi atas lima kelompok besar yaitu musik,
drama, permainan (gameshow), pertunjukan dan sport.
Saat ini banyak bermunculan olahraga ekstrim. Olahraga ekstrim
kalangan anak muda. Salah satu yang banyak diminati saat ini adalah
Ultimate Fighting Championship (UFC). Acara UFC pertama diadakan pada
tahun 1993 di Denver , Colorado . Tujuan dari acara ini adalah untuk
mengidentifikasi seni bela diri yang paling efektif dalam pertarungan nyata
antara pesaing disiplin pertempuran yang berbeda , termasuk Boxing ,
Brazilian Jiu -Jitsu , Sambo , Gulat , Muay Thai , Karate , Judo, dan gaya
lainnya. Dalam kompetisi berikutnya, pejuang mulai mengadopsi teknik
efektif dari lebih dari satu disiplin , yang secara tidak langsung membantu
menciptakan gaya yang sama sekali terpisah dari pertempuran yang dikenal
sebagai masa kini dicampur seni bela diri.
Dengan kesepakatan TV dan ekspansi ke Kanada , Eropa , Australia
Timur Tengah, Asia dan pasar baru di Amerika Serikat , UFC sebagai tahun
2011 telah mendapatkan popularitas, bersama dengan lebih utama -media
cakupan. Seperti tahun 2011 pemirsa dapat mengakses program UFC di
televisi pay-per-view di AS, Brasil, Australia, Kanada, Selandia Baru dan
Italia. Pemrograman UFC juga dapat ditemukan di Fox, Fox Sports 1 dan Fox
Sports 2 di Amerika Serikat, pada BT Sport di Inggris dan Irlandia, serta di
150 negara dan 22 bahasa yang berbeda di seluruh dunia. Pemrograman UFC
ditampilkan di 130 negara di seluruh dunia, dan UFC berencana untuk terus
memperluas internasional , menjalankan acara rutin di Kanada , Brasil dan
Inggris , dengan kantor yang didirikan di Inggris yang bertujuan untuk
dan Filipina adalah kandidat penayangan UFC selanjutnya. http://id.wikipedia.org/wiki/ufc
Saat ini program acara ini juga ditayangkan di Indonesia. Yaitu di
RCTI setiap selasa pukul 23.30. RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)
adalah stasiun televisi swasta Indonesia pertama. RCTI pertama mengudara
pada 13 November 1988 dan diresmikan 24 Agustus 1989 dan pada waktu
itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki
dekoder dan membayar iuran setiap bulannya. RCTI melepas dekodernya
pada akhir 1989. Pemerintah mengizinkan RCTI melakukan siaran bebas
secara nasional sejak tahun 1990 tapi baru terwujud pada akhir 1991 setelah
membuat RCTI Bandung pada 1 Mei 1991. Pada 2004 RCTI termasuk stasiun
televisi yang besar di Indonesia. Sejak Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh
Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki
Global TV dan MNCTV. RCTI telah memiliki hak siar atas ajang sepak bola
bergengsi Eropa, Euro 2008 bersama Global TV dan MNCTV. http://
rcti.com/profil
Sebagai ajang pertarungan bebas, UFC tidak memiliki peraturan seketat
seperti olahraga serupa seperti tinju. Pada UFC petarung bebas memukul
bagian tubuh manapun kecuali bagian alat vital. Pertarungan UFC dipimpin
oleh seorang wasit yang berhak menentukan berhentinta pertarungan. Sebuah
telah mengadakan pertarungan non-kejuaraan jyang tidak merebutkan sabuk
selama 5 ronde, contohnya pertarungan Mauricio Shogun Rua melawan Dan
Henderson di UFC 139.
http://mmaddictindonesia.wordpress.com/tag/peraturan-ufc/
Seperti halnya dengan ajang lainnya yang serupa seperti Smackdown,
UFC juga kerap dipertanyakan apakah ajang adalah murni olah raga atau
hanya kegiatan yang menggumbar kekerasan yang tidak dikelompokkan
sebagai olah raga. Sering kali pertarungan UFC menyebabkan petarungnya
berdarah-darah akibat mendapatkan banyak pukulan dari laawannya. Kadang
kala sebagian penonton juga dibuat ngeri ketika melihat salah satu petarung
yang kalah roboh akibat pukulan telak maupun tedangan dari lawannya. Hal
tersebut banyak dikeluhkan masyarakat. Banyak yang menulis lewat blog dan
juga forum yang mengeluhkan kebrutalan UFC ini. Namun banyak juga
masyarakat yang merasa kebrutalan tersebut menjadi keunikan olahraga ini.
Menurut hasil poling yang di ambil dengan melibatkan 100 orang
responden mengenai olah raga pertarungan paling keras, didapati hasil bahwa
UFC menempati peringkat satu dengan perolehan poling 73 responden,
diikuti kemudian dengan kick boxing / Muay Thai dengan perolehan 10
responden, tinju dengan 7 responden, tae kwon do dan karate masing -
masing dengan 5 responden. Hal itu memang sangat terbukti dari setiap
pertandingan yang diadakan dari masing - masing cabang olah raga
olah raga tarung yang kadang sampai merasa ngilu ketika menyaksikan
sebuah pertandingan dari UFC. Pandaartistafc.com
Setiap hasil teleivisi selalu menyajikan simbol-simbol yang harus
dimakanai sendiri oleh khalayaknya. Dalam pemaknaan inilah akan
menyebabkan penerimaan yang berbeda dari para khalayaknya. Setiap pesan
komunikasi akan mendapatkan penerimaan yang berbeda-beda dari khalayak
atau komunikan, banyak faktor yang akan mempengaruhinya. (Hariyanto
2009 : 136)
Dengan banyaknya olahraga extreme yang ada, UFC yang terkenal
dengan kebrutalannya mendapat tempat tersendiri bagi penonton televise
Indonesia. Apalagi saat ini juga ada UFC versi Indonesia. Acara yang
ditayang kan di RCTI ini ditayangkan lama setelah tidak ada lagi program
acara Smackdown. Hal tersebut membuat acara ini sebagai sesuatu yang
ditunggu oleh penonton. Namun olahraga yang sarat dengan pukulan ini juga
memantik kontroversi mengenai kekerasan didalamnya. Hal tersebut
membuat penulis terdorong untuk melakukan penelitian Pemaknaan Penonton
Laki-Laki Terhadap Program Acara UFC.
Alasan di pilihnya penonton Laki-laki karena olah raga semacam ini
adalah olah raga yang identik dengan laki-laki. Penelitian ini menggunakan
teori encoding-decoding analisis resepsi Stuart Hall yang menggangap
khalayak sebagai khalayak aktif yang terbagi menjadi tiga kategori. Analisis
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan atau
persepsi ialah memberikan makna pada stimulasi inderawi (Rakhmat
Jalaludin,1996:51).
Penelitian ini menggunakan studi dekskriptif kualitatif dengan judul
“Penerimaan Penonton Laki-Laki Terhadap Program Acara UFC”
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah Pemaknaan Penonton Laki-Laki Terhadap Program Acara UFC”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemaknaan
penonton laki-lakiterhadap program acara UFC.
Manfaat penelitian
1. Kegunaan teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang berkaitan
dengan penelitian persepsi dan media massa, sehingga hasil penelitin ini
diharapkan bisa menjadi landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Kegunaan praktis : penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan
bagi pihak RCTI mengenai penerimaan penonton laki-lakki di Surabaya
sehingga digunakan untuk mengembangkan program acara tersebut sesuai
2.1 Penelitian Ter dahulu
Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu
komunikasi yang relevan dengan penelitian penulis. Dengan adanya jurnal tersebut
diharapkan bisa digunakan dalam referensi penyusunan penelitian. Jurnal penelitian
pertama ditulis oleh Drs.Ido Prijana Hadi,M.Si. dosen dari UK Petra Surabaya yang
berjudul “ KHALAYAK MAYA DALAM MEDIA ONLINE ” Pesatnya
perkembangan tekhnologi di jaman sekarang sangat mempengaruhi perubahan cara
berkomunikasi. Banyak media komunikasi yang bermunculan di masyarakat seperti
halnya telepon selular, internet dan lain-lain. Media komunikasi seperti itulah yang
saat ini banyak diminati masyarakat untuk berkomunikasi, teruatama media internet.
Semakin popularnya internet sebagai sebuah medium komunikasi sejak 1990-an
merupakan fenomena tersendiri. Internet sebagai jejaring komputer global
menciptakan dunia maya dimana lautan data, informasi,maupun pengetahuan diolah,
diproses, disimpan, ditrsnsmisikan, dan serentak dihadirkan kembali. Internet berbeda
dengan media konfesional sebelumnya, karena ia dapat merengkuh dan
menggabungkan citra, gambar gerak, teks, dan audio visual ( selanjutnya disebut
multimedia ) secara sempurna dan nyata. Internet membedakan diri dari jenis media
Interaktivitas merupakan keunikan dalam medium internet terutama dalam hal
isinya, seperti adanya mekanisme feedback melalui e-mail (electronic mail) , obrolan
online (online chatrooms) atau wawancara langsung . Informasinya mudah ditelusur
(searchable), terupdate (diperbarui) setiap saat, dan dapat dihubungkan (link) ke situs
lain (Folkerts, 2004:53). Nilai lainnya adalah adanya sifat globalitas , koonektivitas
komunikan personal, ekonomis dan politik, serta hilangnya kontrol jurnalistik atas
pasar informasi. Dipihak lain, komunikasi internet menjangkau kemungkinan
mendapatkan informasi dengan satu cara yang belum tersedia sampai saat ini.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
paradigma interpretif konstruktifis dengan metode reception analysis, dimana secara
metodologis reception analysis adalah merujuk pada sebuah komparasi antara analisis
tekstual wacana media dan wacana khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada
konteks, seperti cultural setting dan context atas isi media lain.(Jensen, 2003 : 139).
Khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretive communitive yang selalu aktif dalam
mempersepsi pesan dan mempoduksi makna, tidal hanya sekedar menjadi individu
pasif yang hanya menerima saja makna yang diproduksi oleh media massa (McQuail,
1997:19).
Dan pada Jurnal penelitian kedua yang ditulis oleh Desliana Dwita , Dosen
Ilmu Komunikasi Universitas Putera Batam, yang berjudul “RESEPSI
MASYARAKAT TERHADAP SIARAN TELEVISI ASING”.
Penelitian ini didasari dari Provinsi Kepulauan Riau memiliki beberapa
adalah Kota Batam yang berdekatan dengan negara Singapura. Jarak tempuh antara
Kota Batam dengan Singapura hanya memakan waktu kurang lebih satu jam
perjalanan menggunakan kapal feri. Karena letaknya yang berdekatan, maka siaran
televisi Singapura bisa tertangkap bersih di hampir seluruh wilayah Batam. Meskipun
lebih dekat dengan Singapura, siaran televisi Malaysia juga bisa tertangkap bebas
(free to air) di Batam.
Saat ini di Batam bisa tertangkap siaran dari 14 buah stasiun televisi milik
negara Singapura dan Malaysia. Stasiun televisi tersebut terdiri dari 8 milik negara
Singapura (Channel 5, Channel 8, Channel U, Channel News Asia, HD 5, Okto,
Suria, dan Vasantham) dan 6 stasiun televisi yang dipancarkan dari negara Malaysia
(RTM 1, RTM 2, TV 3, NTV7, 8TV, dan TV 9).
Untuk siaran televisi Indonesia, saat ini di Batam bisa disaksikan siaran dari
10 stasiun televisi swasta nasional (RCTI, SCTV, Indosiar, TransTV, Trans7, TVOne,
ANTV, MNCTV,Global TV, dan Metro TV), 4 stasiun televisi yang bersiaran lokal
(Batam TV, Semenanjung TV, Urban TV, dan Barelang TV), serta TVRI.
Dengan kondisi siaran televisi negara tetangga jumlahnya hampir sama
dengan siaran televisi Indonesia, maka bagi masyarakat Batam siaran televisi asing
sudah menjadi tontonan yang biasa. Ragam program yang ditayangkan siaran televisi
negara tetangga juga banyak disukai masyarakat Batam.
Selain memberi pelajaran dan hiburan, ternyata ada juga ditemui program
Singapura. Batasan pornografi yang berbeda serta perbedaan waktu antara Indonesia
dan Singapura, membuat anak-anak dapat menonton dengan bebas program untuk
dewasa yang ditayangkan oleh siaran televisi Singapura. Padahal Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang dibuat oleh Komisi Penyiaran
Indonesia tentang peraturan mengenai penayangan sebuah program siaran, tidak
berlaku di negara tetangga.
Kondisi penyiaran di Batam seperti yang diuraikan di atas sudah berlangsung
sejak lama. Masyarakat Batam menanggapinya beragam. Ada yang merasa
terganggu, ada yang biasa saja, ada juga yang tergantung dengan siaran tetangga.
Anak muda umumnya menyukai tayangan hiburan milik siaran televisi Singapura,
sedangkan orang dewasa menyukai tayangan hiburan milik siaran televisi Malaysia.
Rasa suka masyarakat Batam akan siaran televisi milik negara tetangga tersebut
disebabkan karena kebiasaan, kebutuhan, dan kedekatan. Masyarakat Batam yang
sejak kecil terbiasa menonton siaran Singapura dan Malaysia, menjadi butuh dengan
siaran berbahasa Inggris, Mandarin serta Melayu. Sedangkan bagi yang merasa butuh
dengan informasi budaya, sejarah, dan berita tentang keluarganya yang berada di
negara tetangga, merasa harus menyaksikan siaran televisi milik Singapura atau
Malaysia setiap harinya.
Meskipun ada yang terbiasa dan ada yang butuh, ternyata ada juga masyarakat
Batam yang tidak berkepentingan dengan siaran Singapura dan Malaysia dan tidak
menontonnya. Masyarakat Batam yang mengonsumsi siaran televisi Singapura dan
televisi Negara tetangga, atau yang hanya 1-2 jam setiap harinya, dalam tulisan ini
selanjutnya akan disebut sebagai khalayak.
Melihat keberagaman masyarakat Batam dalam menyikapi kehadiran siaran
televisi Singapura dan Malaysia yang dihadapkan pada kekhawatiran pemerintah
akan terkikisnya rasa nasionalisme masyarakat di daerah perbatasan, maka penulis
tertarik untuk menganalisis keberagaman khalayak tersebut dalam sebuah penelitian
berjudul ”Resepsi Masyarakat Terhadap Siaran Televisi Asing (Analisis Resepsi
Khalayak di Batam Tentang Isi Siaran Televisi Singapura dan Malaysia)”.
Memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan
penelitian dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana resepsi khalayak di Batam tentang
isi siaran televisi Singapura dan Malaysia.”
Pertanyaan penelitian untuk menguraikan lebih spesifik atas fenomena tersebut
adalah :
1. Bagaimana konsumsi siaran televisi Singapura dan Malaysia oleh khalayak di
Batam?
2. Bagaimana resepsi khalayak di Batam tentang isi siaran televisi Singapura dan
Malaysia?
3. Bagaimana posisi individu khalayak di Batam dalam meresepsi isi siaran televisi
Singapura dan Malaysia?
Subjek penelitian atau unit analisis dalam penelitian ini adalah individu khalayak di
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dengan jenis studi kajian media ini adalah
:
1. Untuk mengetahui konsumsi siaran televisi Singapura dan Malaysia oleh khalayak
di Batam.
2. Untuk mengetahui resepsi khalayak di Batam tentang isi siaran televisi Singapura
dan Malaysia.
3. Untuk mengetahui posisi individu khalayak di Batam dalam meresepsi isi siaran
televisi Singapura dan Malaysia.
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberi informasi dan
referensi bagi pengembangan dan pengayaan (enrichment) ilmu-ilmu sosial
khususnya ilmu komunikasi, dalam kaitannya dengan ilmu komunikasi massa
terutama kajian media, dengan fokus penelitian tentang khalayak. Hasil penelitian ini
juga diharapkan bisa memacu riset selanjutnya mengenai kajian media tentang
penerimaan khalayak.
Secara praktis atau pragmatis manfaat dari hasil penelitian ini bagi peneliti
diharapkan menjadi penunjang untuk melatih kemampuan berpikir, menganalisis, dan
bersikap ilmiah dalam mencari penjelasan dari berbagai fenomena sosial, khususnya
fenomena komunikasi baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan Analisis Resepsi Model Encoding/Decoding Stuart Hall. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
dan lainnya. Fenomena ini kemudian ditulis dalam suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah, dengan cara
mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Dengan adanya dua jurnal penelitian terdahulu tersebut, maka penulis tertarik
untuk meneliti “ PEMAKNAAN PENONTON LAKI-LAKI SURABAYA
TERHADAP ACARA UFC DI RCTI “. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode kualitatif dan deskriptif sebagai analisis datanya dan
menggunakan teori reception analysis Suart Hall.
2.2. Landasan Teor i
2.2.1 Televisi sebagai Media Massa
Untuk menyampaikan informasi di perlukan medium dalam penyampaianya.
Hal itu dapat di lakukan oleh media massa yang menjangkau khalayak yang berada di
tempat yang berbeda. Media massa sendiri berupa Koran, majalah, radio, dan televisi
(deddy iskandar,2003:4)
Peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan
informasi tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa individu yang bertugas
melakukan pengolahan informasi sebelum informasi sampai kepada audience. Hal
tersebut di namakan sebagai gatekeeper, dimana pesan-pesan yang akan di sampaikan
Televisi merupakan salah satu saluran dalam kegiatan komunikasi massa.
Pengertian televisi adalah tele dan vision, yang mempunyai arti masing-masing yaitu
tele yang artinya jauh dan vision yang artinya tampak. Jadi televisi berarti melihat
dari jarak jauh. Melihat jauh ini di artikan dengan gambar atau suara yang di produksi
di suatu tempat dan dapat dilihat dari tempat lain melalui perlengkapan dan perangkat
penerima.
Secara umum perkembangan pertelevisian di dunia sudah berkembang sejak
tahun 1884 di jerman yang di prakarsai oleh paul nipkow. Perkembangan
pertelevisian merupakan perkembangan medium kedua setelah dunia surat kabar dan
radio berkembang secara spesifik dan lebih maju. Niphow mwnwmukan alat yang
kemudian di beri nama jantra niplow atau niplow sheibe. Penemuanya tersebut
melahirkan electrische teleskop atau televise elektris (ibid,2008:4).
Perkembangan televisi berlangsung dengan begitu cepatnya sejalan dengan
perkembangan teknologi elektronika, peranya kini amat besar dalam membentuk pola
dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyenangi produk –produk
tertentu, demikian pula peranya amat besar dalam pembentukan perilaku dan pola
pikir manusia. Televisi merupakan media audio visual (pandang dengar) dimana
informasi dan indera mata sebagian besar merupakan informasi yang kongkrit yang
cukup jelas , baik warna, bentuk serta ukuranya, karena itu media audio visual sangat
Media audio visual tidak hanya bersifat visual saja, tetappi juga memberikan
informasi melalui suara meskipun unsur-unsur visual atau gambar sangat dominan
dalam menentukan keberhasilan informasi yang di berikan, sebab suara sifatnyahanya
sebagai pendukung, dalam arti memberikan tamahan informasi yang belom ada di
dalam gambar tadi.
Televisi bila di bandingkan dengan media-media yang lainya memang
memiliki kelebihan, antara lain sifatnya yang audio visual yang mampu disiarkan
secara langsung maupun di lakukan secara rekaman. Kalau peristiwa itu disiarkan
langsung, jelas sebagai media massa akan sangat menguntungkan dan menentukan
eksistensinya.
Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penonton
apa yang di sebut dengan simulated experience yaitu pengalaman yang didapat ketika
melihat sesuatu yang belum pernah di lihat sebelumnya, seperti berjumpa dengan
seseorang yang sebelumnya belum pernah di jumpai atau datang ke suatu tempat
yang belum pernah di kunjungi (alatas fahmi,1997:30).
Sama halnya seperti media massa yang lainya, televisi juga memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televise dapat di lihat dari sisi
progmatis yaitu : (1) menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun dapat di
rekayasa mampu memebdakan mana yang fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas.
sepenuhnya dan intim. (3) memiliki tokoh berwatak, sementara media lain hanya
memiliki bintang yang di rekayasa.
2.2.2 Fungsi Televisi
Menurut Roedi Hofmann (1999: 54-58) ada 5 (lima) fungsi televisi dalam
masyarakat, karena sekarang ini televisi tidak dilihat lagi sebagai sarana pendidikan
dan alat promosi perdagangan. Lima fungsi itu adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia
Fungsi ini disebut fungsi informasi. Seandainya fungsi ini diperhatikan betul,
televisi dapat menjadi media komunikasi yang cukup demokratis, sejauh
hidup di dalam masyarakat dikembalikan lagi kepada masyarakat lewat siaran.
2. Menghubungkan satu dengan yang lain
Televisi dapat menghubungkan hasil pengawasan satu dengan hasil
pengawasan lain secara jauh lebih gampang sesuai dengan keinginan
masyarakat.
3. Menyalurkan kebudayaan
Sebetulnya kebudayaan rakyat sudah cukup terangkat, kalau televisi lebih
proaktif berfungsi sebagai pengawas masyarakat.
4. Hiburan
Hiburan itu merupakan rekreasi, artinya berkat hiburan manusia menjadi lebih
segar untuk kegiatan-kegiatan lain. Kalau televisi tidak menghibur umumnya
5. Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat
Misalnya kalau terjadi wabah penyakit di suatu daerah, televisi bisa saja
memberitakan berdasarkan fungsinya sebagai pengawas. Berita ini kemudian
dapat dihubungkan dengan keterangan vaksinasi / sejenisnya. Namun televise
juga harus proaktif memberi motivasi dan menganjurkan supaya orang mau
dibantu secara preventif.
Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial, fungsi media
massa (televisi) sedikitnya di golongkan menjadi 6 aspek, yaitu di antaranya (deddy
iskandar,2003:10) :
1. Menyampaikan fakta (the fact)
Media massa (televisi) menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua
belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim
(iklan, propaganda, dll) dan di sisi lain kebutuhan dan harapan penerima
(berita, laporan, dll)
2. Menyajikan opini dan analisis (opinions and analyses)
Pada laporan berita berita, reporter memakukan opini-opini orang luar,
analisis berita di lakukan oleh staf redaktur khusus (kolom,editorial, dll).
3. Melakukan investigasi (investigation)
Fungsi ini adalah yang paling sulit di lakukan, tetapi jika berhasil nilai
kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan
intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan waktu tahunan.
4. Hiburan (entertainment)
Sajian pers dan media massa (televisi) kadang-kadang berfungsi sekaligus
untuk menghibur, mendidik, dan memberikan informasi.
5. Kontrol
Fungsi ini dapat di manfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga
sebaliknya.
6. Analisis kebijakan (policy analysis)
Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk menyoroti kebijakan yang di
terapkan pemerintah, kemudian di analisis oleh media tersebut dengan
memberikan solusi alternative lain.
Televisi telah menjadi salah satu fenomena yang mengiringi perkembangan
peradaban kehidupan manusia dalam kurun waktu hampir satu abad. Kehadiranya
malah telah membentuk cakrawala baru dalam peradaban kehidupan manusia saat ini
dan di masa yang akan datang.
Televisi sebagai media massa memberikan informasi dan membantu
masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya kemudian
menyimpanya dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas
bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengar,
sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh
masyarakat pada umumnya.
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi dan
praktek mengatakan : “media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk
menyebarkan informasi karena dapat di terima oleh komunikan dalam jumlah relative
banyak” (effendy,2003:17)
Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting
dalam masyarakat. Menurut McQuail dalam bukunya teori komunikasi massa:
1. Media massa merupakan sumber kekuatan alat control manajemen dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainya.
2. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional.
3. Media telah menjadi sumber dominana bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas social, tetapi juga bagi
masyarakat dan keluarga secara kolektif, media menyujuhkan nilai-nilai
dan penilaian normative yang di baurkan dengan berita dan hiburan.
Dari pemaparan diatas terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil
yang di butuhkan. Di abad ke 20 informasi memang telah menjadi komodotif yang
amat penting, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa hidup tanpa informasi.
Pada prinsipnya media massa (televisi) merupakan satu institusi yang
melembaga yang berfungsi dan bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak sasaran agar well informed. Media massa adalah alat bantu yang dipakai
oleh suatu organisasi untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas kegiatannya 1
Terlebih bagi keluarga yang hidup di kota-kota besar di mana kedua orang tuanya
sibuk bekerja mencari nafkah sepanjang hari, televisi dapat dikatakan sebagai sarana
utama bagi anak untuk belajar tentang kehidupan dan budaya dalam masyarakatnya
dalam rangka mencapai tujuan masyarakat organisasi yang bersangkutan.
Asep S. Muhtadi dan Sri Handajani (2000: 102) menyebutkan sebagai media
komunikasi massa, televisi adalah sumber informasi yang paling akrab di masyarakat,
karena kemampuan daya jangkau (accessability) yang dimiliki, ketersediaan
(availability) serta potensi yang sangat besar dalam membentuk pendapat khalayak
(public opinion).
Ada beberapa unsur penting dalam media massa, yaitu adanya sumber
informasi, isi pesan, khalayak sasaran, saluran informasi (media) dan efek dari
informasi. Media televisi sebagaimana media massa lainnya mempunyai berbagai
mempengaruhi, membimbing, mengkritik dan sebagai kontrol sosial (Wawan
Kuswandi, 1996: 98-99).
Sebagaimana yang tulis oleh Wawan Kuswandi (1996: 24- 25), menurut
Robert K. Avert dalam bukunya “Communication and The Media” dan Sanford B.
Wienberg dalam “Messages – A Reader in Human Communication”, Randon House,
New York 1980, mengungkapkan 3 ( tiga ) fungsi media:
1. The surveillance of the environment, yaitu mengamati lingkungan;
2. The correlation of the part of society in responding to the environment, yaitu
mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan
khalayak asaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi
dan interprestasi;
3. The transmission of the social heritage from one generation to the next,
maksudnya ialah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Ketiga fungsi tersebut pada dasarnya memberikan satu penilaian pada media
massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara untuk
menyambung atau menyampaikan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat.
Charles Wrigt menambahkan fungsi media massa adalah sebagai hiburan yang
lebih bersifat human interest. Selain itu, menurut Wilbur Schramm, media massa juga
berfungsi sebagai “to sell goods for us”. Artinya media massa menjadi sarana efektif
2.2.3 Kar akter istik Media Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah
hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra
pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. Adapun karakteristik
televisi (Ardianto, 2004:128-130) adalah sebagai berikut :
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Karena sifatnya yang audiovisual maka siaran berita harus selalu
dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film
berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. Pemirsa pada umumnya
merasa terpenuhi keingintahuannya bila setiap berita televisi dilengkapi dengan film
berita. Terlebih lagi bila kualitas rekamannya baik, serta moment pengambilannya
tepat, seolah-olah pemirsa melihat langsung peristiwa tersebut.
2. Berfikir dalam Gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, aalah
visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan
yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara
harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu manjadi gambar yang jelas dan
menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua
dari proses “berfikir dalam gambar” adalah penggambaran (picturization) yakni
kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga
3. Pengoperasian Lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan
lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran berita yang
dibawakan oleh dua orang pembaca saja dapat melibatkan 10 orang. Peralatan yang
digunakannya pun harus dilakukan oleh orang-orang terampil dan terlatih. Dengan
demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran.
2.2.4 Sejarah Televisi
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.
Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang
mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, menemukan
sistem penyaluran sinyal gambar, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu
tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis, sehingga diadakan percobaan
pemancaran serta penerimaan sinyal televisi tersebut. Hal ini terjadi antara tahun
1883-1884. Akhirnya Nipkov diakui sebagai ‘Bapak’ televisi.
Menurut sejarah, Inggrislah negara yang pertama menggunakan televisi
sebagai media komunikasi massa. Pada tahun 1924, orang Inggris bernama John
Logie Baird mendemonstrasikan televisi. Meskipun Inggris adalah negara pertama
yang menanyangkan televisi, namun secara internasional kurang dikenal oleh publik.
Ini dikarenakan meletusnya Perang Dunia II yang melibatkan seluruh negara Eropa.
Sebaliknya Amerika berhasil mengembangkan televise melalui pakar di bidang
1939 untuk pertama kalinya publik Amerika menyaksikan siaran TV di arena World’s
Fair, New York (Sam Abede Pareno, 2002: 138).
Perang Dunia II telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televise itu
terhenti. Baru setelah itu, tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi.
Pada waktu itu di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar
saja, tetapi kemudian teknologi berkembang dengan pesat, jumlah pemancar TV
meningkat dengan hebatnya. Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia
pertelevisian karena pada tahun tersebut ada perubahan dari televise eksperimen ke
televisi komersial di Amerika.
Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak dapat dimonopoli
oleh Amerika Serikat saja. Sewaktu Amerika giat mengembangkan media massa itu,
negara-negara Eropa lain pun tidak mau ketinggalan. Perkembangan televisi sangat
cepat sehingga dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Menurut Skormis (Kuswandi, 1996 : 8) dalam bukunya “Television
andSociety : An Incuest and Agenda “, dibandingkan dengan media massa lainnya
(radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya). Televisi tampaknya mempunyai
sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang
bisa bersifat informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga
unsur tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti
2.2.5 Per kembangan Televisi di Indonesia
Onong Uchjana Effendy (1993: 54) menyebutkan bahwa di Indonesia, televisi
bisa dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia mulai tahun 1962 bertepatan
dengan dilangsungkannya Asian Games di gelanggang olah raga Senayan Jakarta
yang berlangsung 24 Agustus – 4 September 1962 yang disiarkan oleh TVRI
(Televisi Republik Indonesia). Itulah sebabnya tanggal 24 Agustus ditetapkan sebagai
hari lahir TVRI. Pada bulan Oktober 1963 terbitlah Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 215 Tahun 1963 tentang Pembentukan Yayasan Televisi
Republik Indonesia yang antara lain menegaskan bahwa tujuan TVRI adalah untuk
menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam
melaksanakan pembangunan mental / spiritual dan fisik bangsa dan Negara Indonesia
serta pembentukan Manusia Sosialis Indonesia pada khususnya.
Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari
dengan segala kesederhanaannya TVRI yang berada di bawah Departemen
Penerangan, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia.
Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan dari stasiun TV lainnya, yakni (RCTI)
Rajawali Citra Televisi Indonesia yang bersifat komersial. Kemudian secara
berturut-turut berdiri stasiun televisi (SCTV) Surya Citra Televisi Indonesia, (TPI) Televisi
Pendidikan Indonesia dan (ANTEVE) Andalas Televisi (Ardianto, 2004 : 127).
Dengan kehadiran RCTI, SCTV, dan TPI maka dunia pertelevisian di
pertengahan tahun 1993, RCTI telah mengudara secara nasional dan membangun
beberapa stasiun transmisi di berbagai kota besar di Indonesia , seperti : Jakarta,
Bandung, Surabaya, Medan, Batam, dan daerah-daerah lain. Kemudian stasiunstasiun
televisi swasta bertambah lagi dengan kehadiran Indosiar, Trans TV, Trans 7, Global
TV, Metro TV, TV One dan Kompas TV.
2.2.6 Pr ogram siar an Televisi
Program siaran acara televisi pada umumnya di produksi oleh stasiun televisi
yang bersangkutan. Ada juga yang di beli atau di pesan dari suatu production
company atau production house, bahkan cara ini di anggap lebih menguntungkan
kedua belah pihak. Stasiun televisi dapat memilih program yang menarik
danmemiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara
televisi dapat meraih keuntungan dari produksinya.
Program-program acara yang biasanya di beli dari production house
diantaranya adalah sinetron, kuis dan beberapa acara hiburan lainya. Cara seperti ini
memang menguntungkan bagi stasiun televisi tersebut karena semuanya dapat di
lakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis yaitu untung dan rugi.
Berbagai jenis program acara televisi jumlahnya sangat banyak dan jenisnya
a. Program Informasi (news)
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuanya untuk
memberikan tambahan penegetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya tarik
program ini adalah informasi. Program informasi dapat di bagi menjadi dua
bagian besar yaituberita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). Berita
keras yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera di ketahui
oleh khalayak. Sedangkan berita lunak adalah segala informasi yang penting
dan menarik yang di sampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus
segera di tayangkan. Salah satunya contohnya adalah infotainment yang
menginnformasikan gossip-gosip artis dan orang-orang terkenal.
b. Program hiburan (non news)
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur
audiens dan di bagi kedalam beberapa bentuk jenis program yaitu :
1. Drama yaitu pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan
atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang di perankan oleh
pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program televise yang
termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan
film.
2. Permainan atau game show, merupakan bentuk program yang melibatkan
sejumlah orang baik secara individu atau kelompok (team) yang saling
Program permainan biasanya membutuhkan biaya produksi yang relative
rendah namun dapat menjadi acara televise yang sangat di gemari.
Program permainan dapat di bagi menjadi tiga jenis, yaitu kuis (quiz
show), ketangkasan dan reality show.
3. Musik, program music dapat di tampilkan dalam dua format yaitu video
klip atau konser. Program music berupa konser dapat dilakukan di
lapangan terbuka (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program
music di televisi saat ini sangat di tentukan dengan kemampuan artis
menarik audiens, tidak saja dari kualitas suara tetapi juga berdasarkan
bagaiman mengemas penampilanya agar menjadi lebih menarik.
4. Pertunjukan adalah siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain
yang berada diatas panggung yang menunjukkan kemampuanya kepada
sejumlah orang atau hanya kepada audiens televise. Pertunjukkan ini dapat
berupa lawak, sulap, dan juga pertunjukkan lain seperti ketoprak, wayang
dan sebagainya.
5. Sport adalah siaran yang isinya tentang olahraga. Baik itu siaran langsung
atau tidak.
Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu mutlak yang harus
ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan
programyang akan tayang biasanya juga harus di pertimbangkan dari sisi visi dan
misi stasiun televisi.
Beberapa stasiun televisi saat ini memang lebih condong menayangkan
program-program yang lebih menguntungkan, hal ini tidak bisa di pungkiri karena
apabila sebuah stasiun televisi mampu menayangkan program acara yang dapat
menarik banyak pemirsa, maka dengan sendirinya pemasang iklan akan datang. Dan
hal itulah yang di butuhkan guna memperpanjang hidup sebuah stasiun televisi.
2.3 Teor i Analysis Resepsi
Dalam tradisi studi audience, setidaknya pernah berkembang beberapa varian
di antarannya disebut secara berurutan berdasar perjalanan sejarah lahirnya: effect
research, uses and gratification research, literary criticism, cultural studies,
reception analysis (Jensen&Rosengen,1995:174). Reception analysis bisa dikatakan
sebagai perspektif baru dalam aspek wacana dan sosial dari teori komunikasi
(Jensen,1999:135).
Sebagai respon terhadap tradisi scientific dalam ilmu sosial, reception
analysis menandaskan bahwa studi tentang pengalaman dan dampak media, apakah
itu kuantitatif atau kualitatif, seharusnya didasarkan pada teori representasi dan
wacana serta tidak sekedar menggunakan operasionalisasi seperti penggunaan skala
dan kategori semantik. Sebaliknya, sebagai respon terhadap studi teks humansitik,
perlu dilihat sebagai suatu spesifik sosial tersendiri dan menjadi objek analisis
empiris. Perpaduan dari kedua pendekatan (sosial dan perspektif diskursif) itulah
yang kemudian melahirkan konsep produksi sosial terhadap makna (the social
production of meaning). Analisis resepsi kemudian menjadi pendekatan tersendiri
yang mencoba mengkaji secara mendalam bagaimana proses-proses aktual melalui
mana wacana media diasimilasikan dengan berbagai wacana dan praktik kultural
audiensnya (Jensen, 1999:137).
Analisis penerimaan menggunakan kombinasi pendekatan humanistik sebagai
teorinya dan ilmu sosial sebagai metodologinya. Pendekatan humanistik memandang
komunikasi massa sebagai proses kultural produksi dan penyampaian pesan dalam
sebuah konteks sosial. Sedangkan ilmu sosial menjelaskan penggunaan pertanyaan
empiris tertentu sebagai proses interaksi pesan media massa dengan khalayaknya.
Pemanfaatan teori reception analysis sebagai pendukung dalam kajian
terhadap khalayak sesungguhnya hendak menempatkan khalayak tidak semata pasif
namun dilihat sebagai agen kultural (cultural agent) yang memiliki kuasa tersendiri
dalam hal menghasilkan makna dari berbagai wacana yang ditawarkan media. Makna
yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka atau polysemic dan bahkan bisa
ditanggapi secara oposisif oleh khalayak (Fiske, 1987).
John Fiske dan Michael de Certeu (1989 : 74) mengungkapkan bahwa dalam
bukan sebagai konsumen media. Pemaknaan teks media, dalam penelitian ini yaitu
televisi, oleh khalayak berkaitan dengan kondisi sosial dan kulturalnya, serta
pengalaman individu tiap khalayak. Mereka menguraisandikan teks media dengan
cara-cara yang selaras dengan kondisi sosial dan budayanya serta cara-cara yang
mereka jalani secara pribadi. Berkembang pada awal hingga pertengahan 1980-an
metode ini berpijak pada pandangan bahwa khalayak bersifat aktif dan adanya
gagasan “penolakan” terhadap isi teks atau teks media. Seperti yang diungkap Fiske:
A text is the site of struggles for meaning that reproduce the conflicts of interest
between the producers and consumers of the cultural commodity. A program is
produced by the industry, a text by its reader.
(Teks adalah tempat pertarungan makna yang menghasilkan konflik kepentingan
di antara produsen dan konsumen dari komoditas kebudayaan. Program di
produksi oleh industri, teks diproduksi oleh pembaca).
Stuart Hall mengkonsepsi proses encoding televisi sebagai peneguhan momen
– momen produksi, sirkulasi, distribusi, reproduksi, yang saling berhubungan namun
berbeda. Tiap momen memiliki praktik spesifik, tetapi hal tersebut tidak menjamin
momen berikutnya. Artinya, produksi makna tidak menjamin konsumsi makna sesuai
dengan keinginan pengode. Pesan-pesan televisi dikonstruksi sebagai sistem tanda
dengan komponen yang beraneka ragam yang dapat mengandung berbagai makna
Khalayak dalam hal ini dikonsepsikan sebagai individu yang memiliki kondisi
sosial dan budaya yang beragam dan pemaknaan atas suatu pesan dapat
berbeda-beda, sesuai dengan kondisi khalayak tersebut. Khalayak yang berbagi kode budaya
dengan pengode/produsen pesan, maka akan mendekode pesan dalam kerangka yang
sama. Lain halnya jika khalayak berada dalam kondisi sosial dan budaya yang
berbeda (misal: kelas, ras, gender), maka khalayak akan memiliki alternatif dalam
mendekode pesan. Model encoding-decoding Hall memberikan tiga posisi khalayak
dalam menerima pesan, antara lain :
• Dominan-hegemonik → khalayak menerima ‘makna yang dikehendaki’
(preferred meaning)
• Negosiasi → mengakui adanya legitimasi kode hegemonik secara abstrak
namun khalayak membuat aturannya sendiri dan beradaptasi sesuai dengan situasi
sosial tertentu.
• Oposisional → khalayak memahami encoding (pesan), namun menolaknya dan
men-decode (memaknai pesan) dengan cara sebaliknya.
Salah satu cara untuk mengukur khalayak media adalah dengan menggunakan
reception analysis, dimana analisis ini berusaha memberikan sebuah makna atas
pemahaman atas teks. Media (elektronik, cetak, maupun internet) dengan memahami
bagaimana karakter teks media dibaca oleh khalayak. Konsep terpenting dalam
media tersebut, tetapi makna diciptakan alam interaksinya antara khalayak dan teks,
dengan kata lain ”makna diciptakan karena menonton atau membaca dan memproses
teks media”. (Hadi, 2008:2).
Pendekatan reception analysis berfokus pada penerimaan pesan-pesan media
oleh khalayak dan interpretasi-interpretasi yang dimiliki oleh khalayak mengenai isi
media dalam hal ini mahasiswa anggota komunitas fotografi dalam menerima
prgoram acara Klik! Arbain Rambey di Kompas tv. Dengan cara ini, peneliti dapat
mengungkapkan sampai sejauh mana interpretasi mahasiswa anggota komunitas
fotografi di Surabaya acara tersebut.
2.4 Pr ogram Acar a Ultimate Fighting Championship
Acara UFC pertama diadakan pada tahun 1993 di Denver , Colorado . Tujuan
dari acara ini adalah untuk mengidentifikasi seni bela diri yang paling efektif dalam
pertarungan nyata antara pesaing disiplin pertempuran yang berbeda , termasuk
Boxing , Brazilian Jiu -Jitsu , Sambo , Gulat , Muay Thai , Karate , Judo, dan gaya
lainnya. Dalam kompetisi berikutnya, pejuang mulai mengadopsi teknik efektif dari
lebih dari satu disiplin , yang secara tidak langsung membantu menciptakan gaya
yang sama sekali terpisah dari pertempuran yang dikenal sebagai masa kini dicampur
Dengan kesepakatan TV dan ekspansi ke Kanada , Eropa , Australia Timur
Tengah, Asia dan pasar baru di Amerika Serikat , UFC sebagai tahun 2011 telah
mendapatkan popularitas, bersama dengan lebih utama -media cakupan. Seperti tahun
2011 pemirsa dapat mengakses program UFC di televisi pay-per-view di AS, Brasil,
Australia, Kanada, Selandia Baru dan Italia. Pemrograman UFC juga dapat
ditemukan di Fox, Fox Sports 1 dan Fox Sports 2 di Amerika Serikat, pada BT Sport
di Inggris dan Irlandia, serta di 150 negara dan 22 bahasa yang berbeda di seluruh
dunia. Pemrograman UFC ditampilkan di 130 negara di seluruh dunia, dan UFC
berencana untuk terus memperluas internasional , menjalankan acara rutin di Kanada
, Brasil dan Inggris , dengan kantor yang didirikan di Inggris yang bertujuan untuk
memperluas penonton Eropa. UFC juga telah diadakan acara di Jerman , Australia,
Indonesia dan Uni Emirat Arab , sementara Afghanistan , Meksiko dan Filipina
adalah kandidat penayangan UFC selanjutnya. Saat ini acara UFC ditayangkan oleh
RCTI setiap Selasa pukul 23.30. Acara ini adalah program acara sport yang
ditayangkan secara tunda.
2.5 Olahr aga
Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, penerbit Gitamedia Press, kata
olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. Sedang
menurut para pakar olahraga, adalah sebuah aktivitas manusia yang bertujuan untuk
Dalam aktivitas olahraga tentu ada aspek positif dan negatifnya. Aspek
positifnya , yaitu 1) Mampu menggerakkan aktivitas sosial, ekonomi, dan politik:
adanya interaksi antar manusia (individu dan kelompok), adanya kegiatan jasa,
adanya penyerapan tenaga kerja. 2) Mampu mengangkat harga diri pelaku
olahraga/atlet/pelatih/pembina/ organisasi/daerah dan bangsa, kesejahteraan pembina
olahraga, dan martabat bangsa di dunia internasional. Sedang aspek negatifnya, antara
lain seperti masih adanya kecenderungan dari banyak atlet dalam mengikuti suatu
pertandingan menggunakan segala cara dalam upaya memenangkan
pertandingan/perlombaan, misalnya tidak fair play, tidak disiplin, memanipulasi,
melanggar ketentuan (peraturan pertandingan/perlombaan), dan pemakaian doping
Olahraga adalah sebuah kata dalam bahasa inggris yang berarti olahraga.
Sedang sportif yang merupakan kata sifat yang berarti jujur dan ksatria atau gagah.
Dan kata sportivitas yang sebagai kata benda mempunyai arti orang yang melakukan
olahraga tersebut (harus) memiliki kejujuran dan sikap ksatria dalam bertindak dan
berprilaku saat berolahraga, seperti disiplin, mengikuti ketentuan dan peraturan yang
telah ditetapkan atau yang telah disepakati bersama, terutama saat mengikuti suatu
pertandingan atau perlombaan olahraga.
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu
atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa
segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota
masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak
dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila.
Edward (1973) mengatakan olahraga harus bergerak dari konsep bermain,
games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; a.
Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang
tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi, b.
hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang
lingkup sport; permainan yang dilembagakan.
Dalam kehidupan modern saat ini banyak orang yang melupakan pentingnya
olahraga untuk tubuh. Padahal olahraga merupakan cara untuk sehat yang paling
murah dengan hasil yang mengagumkan untuk kebugaran badan. Selain itu olahraga
dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun kita suka melakukannya baik siang
Menurut Asosiasi Kebugaran di Inggris ada beberapa manfaat olahraga untuk
tubuh kita, adalah:
• Meningkatkan kisaran gerak
• Meningkatkan stamina
• Melepaskan kecemasan
• Meredakan kinerja seksual
• Meredakan gejala menopause
• Membantu mencegah penyakit jantung
• Mencegah osteoporosis
• Memperbaiki ketajaman mental
• Memperbaiki konsentrasi
• Mengurangi resiko kanker payudara
• Memperbaiki pandangan hidup
• Mengurangi nyeri radang sendi
• Mengendalikan kolesterol
• Membakar lemak
• Mempercepat metabolisme
• Menghilangkan gejala pra-menstruasi
• Membantu kita berhenti merokok
• Mengurangi biaya hidup
• Meningkatkan kepuasan kerja
• Mengawetkan otot
• Mengawetkan organ-organ internal (hati, ginjal)
• Memperbaiki waktu reaksi
• Memperbaiki kebugaran kardiovaskuler
• Meningkatkan energi
• Memperbaiki koordinasi saraf dan otot
• Meningkatkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi
• Mengurangi resiko glaukoma
• Mengurangi resiko kanker usus besar
• Menurunkan tekanan darah
• Mengurangi resiko kegemukan
• Membakar kalori
• Memperbaiki sembelit
• Mencegah endometriosis
• Mengurangi konsumsi alkohol
• Mengurangi stres
• Meningkatkan perasaan sejahtera
• Meningkatkan IQ
• Meningkatkan kreativitas
• Mengurangi absensi kerja
• Meningkatkan produktivitas
• Memperbaiki kelenturan
• Memperbaiki peredaran darah
• Meningkatkan mobilitas
• Meningkatkan daya ingatan/mengurangi resiko pikun
• Memperpendek waktu pemulihan sesudah sakit atau cedera
• Meningkatkan kesehatan punggung
• Tidur nyenyak
• Memperpanjang hidup
2.6 Kerangka ber fikir
Dengan munculnya berbagai macam media massa membuat masyarakat dapat
dengan mudah mendapatkan hiburan. Untuk mendapatkankan hiburan penonton bisa
memilih program hiburan yang disediakan televise, saah satunya dengan menonton
program acara sport atau olahraga. Berbagai macam program acara olah raga yang
secara tunda acara UFC. UFC adalah olah raga yang menggabungkan berbagai
macam olah raga beladiri seperti wushu, jujitsu, karate, yang pertarungannya di
lakukan didalam ring yang melingkar. UFC menimbulkan banyak kontroversi
dikalangan masyarakat karena olahraga ini memunculkan adegan-adegan kekerasan.
Melalui analisis resepsi, peneliti dapat menganalisis bagaimana posisi audiens
dalam hal penonton laki-laki di Surabaya sebagai decoder dalam memaknai acara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada pada masyarakat dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini
tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau
samplingnya sangat terbatas. Jika data yang dikumpulkan sudah mendalam dan
menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainya .
disini yang lebih di tekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data, bukanya
(kuatitas) data (Kriyantono, 2006:58).
Menurut Rakhmat (2004:24), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan
untuk beberapa hal, diantaranya adalah :
1. Mengidentifikasi masalah atau memeriksan kondisi dan praktek –praktek
yang berlaku
2. Membuat perbandingan atau evaluasi
3. Mengumpulkan informasi aktual yang melukiskan gejala yang ada.
4. Menetukan apa yang dilakukan oran lain dalam menghadapi masalah yang
Metode penelitian kualitatif ini menggambarkan atau menguraikan atas
suatu keadaan sejernih mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap obyek yang
diteliti. Metode ini merupakan suatu metode yang berupaya dan memeberikan
gambaran mengenai suatu fenomena tertentu secara terperinci, yang pada
hakekatnya akan diperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai fenomena yang
sedang diteliti.
Metode kualitaif berasumsi bahwa realita merupakan hasil konstruksi
mental dari individu-individu. Setiap individu memiliki pengalaman dan latar
belakang serta konteks yang berbeda-beda dengan demikian individu atau
kelompok dapat dipandang sebagai pencitraan yang berbeda dan unik, yang tidak
bisa diseragamkan satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang dimiliki itu
menyebabkan persepsi yang dilakukan terhadap suatu hal juga berbeda.
Hasil dari penelitian kualitatif ini tidak dapat digeneralisasikan (membuat
kesimpulan yang berlaku secara umum) atau bersifat universal, jadi hanya berlaku
pada situasi dan keadaan yang sesuai dngan situasi dan keadaan dimana peneltian
yang serupa dilakukan (Kountur, 2003 : 29)
Penelitian ini memfokuskan pada persepsi masyarakat terhadap band
independent dalam menggunakan youtube sebagai medium eksistensi. Dengan
menggunakan persepsi peneliti dapat mengetahui lebih dalam mengenai proses