SKRIPSI
Diajukan Oleh :
RITA MARLIESA
1013010191/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Pr ogdi Akuntansi
Diajukan Oleh :
RITA MARLIESA
1013010191/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
yang diajukan
RITA MARLIESA
1013010191/FEB/EA
telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM Tanggal : ... NIP. 19670213 199103 2001
Mengetahui
Ketua Progdi Akuntansi
(Studi Empir is Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” J awa Timur)
yang diajukan
RITA MARLIESA
1013010191/FEB/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM Tanggal : ...
NIP. 19670213 199103 2001
Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(Studi Empir is Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” J awa Timur)
Disusun Oleh :
RITA MARLIESA
1013010191/ FEB/ EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 17 April 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM Pr of. Dr. Soepar lan P. Ak, MM, CA
NIP : 19670213 199103 2001 Sekretaris
Dr a. Ec. Dyah Ratnawati, MM Anggota
Dr s. Ec. R. Sjar ief Hidayat, M. Si
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi
salah satu prasyarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi
Akuntansi dalam jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul “Faktor-Faktor
Yang Mempengar uhi Pr estasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II”.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Dalam menulis skripsi
ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta dorongan moril baik secara
langsung maupun tidak langsung sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
5. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Ibu Dra. Ec. Rr. Dyah Ratnawati, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama
Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi,
dorongan, dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar Fakultas Ekonomi khususnya
Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah.
9. Para staf perpustakaan UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan
bantuan dan arahan terhadap fasilitas peminjaman buku untuk dijadikan
referensi dalam penulisan skripsi ini.
10.Kedua orang tua saya Ayah dan Ibu tercinta, adik, yang senantiasa
memberikan doa dan semangat moril maupun materi.
11.Sahabatku Dessy Arisandy Agustine Senduk, Anindita Putri Candrawilasita,
Arief Hidayatullah Khamainy, terimakasih telah memberikan semangat,
masukan, dan membantu dalam mengerjakan skripsi ini.
12.Teman-temanku Avie, Nisa, Natalia, Bunga, Dhani dan seluruh teman-teman
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, 17 April 2014
Daftar Isi ………..………. iv
Daftar Gambar ……….………. viii
Daftar Tabel ……….………. ix
Abstraksi ……….………….. x
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...……… 1
1.2. Perumusan Masalah ……….……….…… 6
1.3. Tujuan Penelitian …………..……….... 6
1.4. Manfaat Penelitian ……..……….. 7
BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu …..………... 8
2.2. Landasan Teori ……..………..………….. 12
2.2.1. Pemeriksaan Akuntansi ..………... 12
2.2.1.1. Pengertian Pemeriksaan Akuntansi ...………….... 12
2.2.2. Motivasi ……….……….... 13
2.2.2.1. Pengertian Motivasi ………...………….... 13
2.2.2.2. Teori Motivasi ………... 15
2.2.2.3. Tujuan Motivasi ………. 17
2.2.2.4. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar …... 17
2.2.3. Minat Belajar ……….. 18
2.2.4.1. Pengertian Lingkungan ……...………... 24
2.2.4.2. Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Belajar ... 28
2.2.5. Prestasi Belajar ………... 28
2.2.5.1. Pengertian Prestasi Belajar ………. 28
2.2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 30 2.3. Kerangka Pemikiran ………... 37
2.4. Hipotesis ……….... 38
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian …...………..….. 39
3.2. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel ……. 39
3.2.1. Definisi Operasional Variabel ……….…… 39
3.2.2. Pengukuran Variabel ………...…..….. 42
3.3. Teknik Penentuan Sampel ……….….. 45
3.3.1. Populasi …..………..………... 45
3.3.2. Sampel ………. 46
3.4. Teknik Pengumpulan Data ………...……. 47
3.4.1. Jenis Data dan Sumber Data ….……….. 47
3.4.2. Pengumpulan Data …...……… 48
3.4.3. Uji Kualitas Data ………. 48
3.5.2.2. Uji t …….………... 54
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian ………. 55
4.1.1. Frekuensi Variabel Motivasi (X1) ……… 55
4.1.2. Frekuensi Variabel Minat Belajar (X2) ………… 57
4.1.3. Frekuensi Variabel Lingkungan (X3) ………….. 58
4.1.4. Frekuensi Prestasi Belajar (Y) ………. 60
4.2. Hasil Penelitian ……… 62
4.2.1. Uji Validitas ………. 62
4.2.2. Uji Reliabilitas ………. 65
4.2.3. Uji Normalitas ………. 66
4.2.4. Uji Asumsi Klasik ………... 67
4.2.5. Uji Regresi Linier Berganda ………... 71
4.2.5.1. Hasil Uji Regresi Linier Berganda …….………. 71
4.2.6. Uji Hipotesis ……… 73
4.2.6.1. Uji Kesesuaian Model ………. 73
4.2.6.2. Uji t ………. 75
4.3. Pembahasan ………. 76
4.3.1. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
4.3.3. Pengaruh Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II ……….…. 79
4.3.4. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu ……….. 80
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……….. 82
5.2. Saran ……… 82
5.3. Keterbatasan dan Implikasi ………. 83
5.3.1. Keterbatasan Penelitian ………... 83
5.3.2. Implikasi ……….. 84
DAFTAR PUSTAKA
Rita Marliesa
Abstrak
Keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi
belajar mahasiswa yang bersangkutan, di dalam pendidikan mahasiswa akan
dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah
prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi,
baik mahasiswa, dosen, kampus, maupun orang tua hingga masyarakat, namun
antara mahasiswa satu dengan yang lainnya berbeda di dalam pencapaian hasil
belajar, ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga
mahasiswa yang rendah prestasi belajarnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa reguler S1 jurusan
Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2010 yang masih aktif hingga
tahun ajaran 2013/2014 yang pernah mengambil mata kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II dengan jumlah sebanyak 128 mahasiswa, jumlah sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 56 orang atau responden. Sedangkan
analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa motivasi,
minat belajar, dan lingkungan berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II.
1.1. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia kerja saat ini semakin tajam di dalam era
globalisasi, Negara kita mengalami perubahan yang pesat dalam berbagai bidang,
termasuk bidang pendidikan, hal ini dikarenakan adanya kesadaran manusia akan
arti pentingnya pendidikan, melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya secara menyeluruh. Melalui pendidikan pula kemajuan
suatu bangsa, termasuk bangsa Indonesia, dapat dicapai.
Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan, pendidikan
harus dilaksanakan sebaik-baiknya dalam segala lapisan masyarakat sehingga
memperoleh hasil yang maksimal. Mahasiswa termasuk dalam suatu lapisan
masyarakat. Oleh sebab itu, suatu lembaga pendidikan harus berusaha untuk
menggali dan menumbuhkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki untuk
mewujudkan prestasi mahasiswa secara optimal, untuk itulah dalam rangka
mendukung perkembangan dan penyerapan materi akuntansi oleh para mahasiswa
dibutuhkan pendidikan yang baik.
Profesi Akuntansi dihasilkan melalui pendidikan S1. Pada jenjang
pendidikan ini mahasiswa dituntut untuk menguasai Pemeriksaan Akuntansi II
atau yang lebih dikenal dengan Auditing sebagai salah satu mata kuliah pokok.
Dengan penguasaan penuh pada Pemeriksaan Akuntansi dapat menciptakan jasa
Selaras dengan pernyataan di atas Rosjidi (2009), menyatakan bahwa
membangun seorang akuntan yang profesional, bila memiliki skill di bidang itu,
dan menekuni bidangnya secara intens. Prasyarat yang harus dipenuhi suatu
profesi di antaranya yaitu didasarkan pada disiplin pengetahuan khusus dan
diperlukan proses pendidikan tertentu untuk memperoleh pengetahuan itu.
Program pendidikan pada lembaga pendidikan tinggi yang diandalkan
untuk pembentukan kompetisi pribadi dan wawasan kebangsaan dalam penelitian
ini yaitu Pemeriksaan Akuntansi II. Melalui mata kuliah tersebut diharapkan
mahasiswa mendapat bekal dalam hal menjalankan praktek Pemeriksaan
Akuntansi. Keberhasilan program pendidikan khususnya mata kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II ditandai adanya perubahan perilaku mahasiswa baik dari aspek
kognitif, afektif, dan psikomotoriknya sesuai dengan tujuan kurikuler. Perubahan
perilaku dalam pembelajaran pada umumnya tercermin dari hasil belajar yang
diperoleh mahasiswa. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dalam mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi II dan optimalisasi interaksi antara faktor-faktor
yang terkait di dalamnya.
Namun kenyataan yang terjadi, banyak mahasiswa yang kesulitan pada
saat mengerjakan tugas sehingga prestasi belajar yang dicapai oleh para
mahasiswa kurang optimal. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang
mengambil UP (Ujian Perbaikan) mata kuliah Pemeriksan Akuntansi II. Dengan
adanya nilai yang diterima oleh setiap mahasiswa kurang maksimal pada waktu
mengerjakan soal ujian yang diberikan, sehingga mahasiswa memilih mengambil
pada semester depan agar kelulusannya tidak tertunda terlalu lama, sehingga pada
pada tahun 2013 setiap mahasiswa akuntansi angkatan 2010-2011 yang
mengambil mata kuliah tersebut, dituntut untuk lebih meningkatkan prestasi
belajar mereka sehingga dapat mengimbangi Akreditas (A) yang telah didapat
oleh jurusan akuntansi dan untuk mempertahankan reputasi pada sebuah
perguruan tinggi yaitu UPN “Veteran” Jawa Timur, agar dapat menjadi bekal
pada saat kerja. Serta mendapatkan nilai IPK (Indeks Prestasi Komulatif) pada
mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II tersebut dengan hasil yang memuaskan.
Keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi
belajar mahasiswa yang bersangkutan, di dalam pendidikan mahasiswa akan
dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah
prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi,
baik mahasiwa, dosen, kampus, maupun orang tua hingga masyarakat, namun
antara mahasiswa satu dengan yang lainnya berbeda di dalam pencapaian hasil
belajar, ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga
mahasiswa yang rendah prestasi belajarnya.
Adanya perbedaan prestasi belajar mahasiswa banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam
individu seperti kecerdasan emosional, perhatian, bakat, kematangan, dan
kesiapan. Faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti
lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga,
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
Lingkungan kampus meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi dosen dengan
mahasiswa, disiplin kampus dan lain-lain. Sedangkan lingkungan masyarakat
meliputi keadaan mahasiswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat (Wahyuni, 2007:2001).
Salah satu bidang kejuruan yang bertujuan profesionalisme pada jenjang
perguruan tinggi atau program strata-1 (S1) adalah bidang akuntansi. Mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II merupakan salah satu bagian akuntansi yang dipelajari
mahasiswa program strata-1 (S1) akuntansi, dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II dan optimalisasi interaksi
antara faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
Menurut Baridwan (1996) kurikulum strata-1 (S1) akuntansi sejak dahulu
diarahkan untuk menghasilkan akuntan yang secara emplisit merupakan akuntan
publik. Mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II merupakan salah satu dari mata
kuliah ketrampilan yang mengarah pada profesionalisme di bidang administrasi.
Kemampuan intelektual pada diri mahasiswa tentunya berbeda-beda, sehingga ada
juga mahasiswa yang beranggapan bahwa mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
merupakan mata kuliah yang sulit sehingga berdampak pada tidak maksimalnya
perolehan nilai pada mata kuliah tersebut.
Untuk memahami hal tersebut dilakukan survey dengan cara menyebarkan
kuesioner pada beberapa mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur,
II dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan disebarkan kuesioner kepada
30 orang mahasiswa akuntansi angkatan 2010/2011 yang pernah mengambil mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
Tabel 1.1 : Hasil Survey Pendahuluan
No Uraian Jumlah Persentase
1. Mengikuti ujian perbaikan 14 47%
2. Kesulitan memahami 17 57%
3. Kesulitan mengerjakan tugas 23 77%
4. Tidak aktif bertanya 16 53%
5. Tidak belajar setiap hari 21 70%
(Sumber : Data Kuesioner)
Dari survey pendahuluan 47% atau sebanyak 14 mahasiswa melakukan
ujian perbaikan, 57% atau sebanyak 17 mahasiswa menyatakan sulit memahami
mata kuliah ini, 77% atau sebanyak 23 mahasiswa menyatakan kesulitan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, 53% atau sebanyak 16 mahasiswa
menyatakan tidak aktif bertanya di kelas dan 70% atau sebanyak 21 mahasiswa
tidak selalu belajar setiap hari. Survey ini menunjukkan bahwa prestasi belajar
mahasiswa, terutama dalam menempuh mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
masih rendah.
Untuk itu dalam penelitian ini, akan dikaji faktor-faktor yang diduga
mempunyai hubungan dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian hasil mata
kuliah Pemeriksan Akuntansi II. Kemerosotan akademik mahasiswa disebabkan
oleh faktor-faktor internal remaja itu sendiri seperti motivasi dan minat belajar,
mengerjakan tugas. Disamping itu, faktor-faktor eksternal seperti lingkungan turut
mendukung prestasi belajar mahasiswa.
Dari identifikasi awal yang dilakukan peneliti tentang permasalahan yang
dihadapi para mahasiswa dalam memahami mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi
II, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi prestasi
belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Maka dalam
penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul: “Faktor-Faktor yang
Mempengar uhi Pr estasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
“Apakah motivasi, minat belajar, dan lingkungan berpengaruh signifikan
terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi
II?”
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut:
Mengetahui dan menguji pengaruh motivasi, minat belajar dan lingkungan
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dalam pengamatan langsung
serta merupakan aplikasi terapan teori yang pernah didapat dari perkuliahan.
2. Bagi Program Studi
Dapat memberikan saran yang ilmiah sehingga dapat dipergunakan
sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk
memperbaiki sistem yang ada demi menciptakan lulusan yang handal. Dan
sebagai sumbangan pikiran serta untuk menambah perbendaharaan
perpustakaan dan literatur yang nantinya akan berguna bagi para mahasiswa
sebagai studi perbandingan mencari data otentik tentang masalah yang
dikehendaki.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan penelitian ini dapat lebih menumbuhkan kepedulian
mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II karena ternyata
penguasaan penuh terhadap Pemeriksaan Akuntansi II sangat dibutuhkan
untuk menjadi sarjana yang kompeten dibidangnya.
4. Bagi Universitas
Peneliti ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan kepusakaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya
fakultas ekonomi dan bisnis sehingga dapat dipergunakan sebagai referensi
2.1. Penelitian Ter dahulu
Beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan dengan penelitian sekarang
adalah sebagai berikut:
1. Lenny Sandra Purwanti (2009)
a. Judul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata
kuliah pemeriksaan akuntansi II”
b. Rumusan Masalah
Apakah motivasi, gaya belajar, dan lingkungan belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II pada mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur?
c. Kesimpulan
1. Berdasarkan hipotesis mengenai pengaruh motivasi mempengaruhi
secara nyata prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II tidak terbukti kebenarannya.
2. Puji Lestari (2010)
a. Judul
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa
pada mata kuliah pengantar akuntansi”
b. Rumusan Masalah
1. Apakah prestasi di SLTA, pengalaman belajar akuntansi, motivasi dan
usaha serta kualitas pengajaran secara simultan berpengaruh terhadap
nilai pengantar akuntansi?
2. Apakah prestasi di SLTA, pengalaman belajar akuntansi, motivasi, dan
usaha serta kualitas pengajaran secara parsial berpengaruh terhadap nilai
pengantar akuntansi?
c. Kesimpulan
1. Faktor-faktor prestasi di SLTA, pengalaman belajar akuntansi, motivasi
dan usaha serta kualitas pegajaran secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap nilai Pengantar Akuntansi.
2. Prestasi belajar di SLTA tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
Pengantar Akuntansi.
3. Pengalaman belajar akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai Pengantar Akuntansi.
4. Motivasi dan usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
Pengantar Akuntansi.
5. Kualitas pengajaran berpengaruh signifikan terhadap nilai Pengantar
3. Irfan Affandi (2011)
a. Judul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi II”
b. Rumusan Masalah
1. Apakah gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada mahasiswa akuntansi
di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?
2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada mahasiswa akuntansi
di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?
3. Apakah lingkungan berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada mahasiswa akuntansi
di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?
4. Apakah intelektual skill berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada
mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur?
c. Kesimpulan
1. “Gaya belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II” tidak teruji kebenarannya.
2. “Motivasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa
3. “Lingkungan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II” tidak teruji kebenarannya.
4. “Intelektual skill berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II” teruji
kebenarannya.
4. Baidi (2013)
a. Judul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi II” (Studi empiris pada mahasiswa akuntansi
UPN “Veteran” Jawa Timur)
b. Rumusan Masalah
Apakah motivasi, lingkungan, dan minat belajar baik secara
bersama-sama maupun individu berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II?
c. Kesimpulan
1. Secara bersama-sama motivasi, ketrampilan sosial dan minat belajar
berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa dalam mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II.
2. Secara parsial, yaitu:
a. Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam
mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
b. Ketrampilan sosial berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
c. Minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pemeriksaan Akuntansi
2.2.1.1. Pengertian Pemeriksaan Akuntansi
Menurut Aren dan loebbecke (dalam Amir Abadi Jusup, 2003:1) auditing
adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing
seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.
Carmichael dan Willingham (dalam Santoso, 2003:1) mendefinisikan audit
sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi secara
objektif bukti-bukti yang berhubungan dengan suatu asersi mengenai kegiatan dan
transaksi ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kemudian mengkomunikasikan
hasil pemeriksaan tersebut kepada pihak yang berkepentingan.
Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Jusup. Menurut Jusup,
Haryono (2011:11), audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan
kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Dari definisi di atas bisa di simpulkan bahwa audit merupakan suatu proses
evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan atau instansi
berdasarkan bukti terkait untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan yang terjadi
dalam perusahaan atau instansi tersebut.
2.2.2. Motivasi
2.2.2.1. Pengertian Motivasi
Menurut Lusia, (2005: 34) motivasi adalah suatu kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dan agar tujuan yang diinginkan
dapat tercapai. Motivasi juga sangat berperan dalam proses belajar mengajar
untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa akan akuntansi.
Menurut Purwanto (2000: 71) motivasi adalah pendorong suatu usaha
yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Santrock (2007:510) mendefinisikan motivasi sebagai proses
yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang
termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
Perumusan kebutuhan merupakan tujuan dari motif yang menggerakkan
perilaku seseorang. Motivasi dapat dipandang sebagai suatu rantai reaksi yang
(mencapai tujuan), sehingga menimbulkan ketegangan psikologis yang akan
mengarahkan perilaku kepada tujuan (kepuasan).
Psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam
diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan
kegiatan, sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (dalam
Wahyuni, 2007:401), motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi
menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar.
“Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai” (Sardiman:75).
Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi 2
yaitu motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan
berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar
individu siswa juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar (Syah,
151-152).
Menurut Dimiyati dan Mujiono (dalam Ambarwati, 2007:11-14)
menyebutkan sumber-sumber motivasi intrinsik dan ekstrinsik adalah sebagai
1. Motivasi intrinsik
a. Bakat siswa
b. Kemampuan siswa
c. Ketrampilan
d. Minat siswa
2. Motivasi ekstrinsik
a. Sarana dan prasarana
b. Lingkungan sebagai sumber media.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah
dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, bisa timbul dari diri mahasiswa itu
sendiri dan dari orang lain dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II meliputi
motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.
2.2.2.2. Teori Motivasi
Purwanto (1990: 74), mengemukakan beberapa teori motivasi,
yaitu:
a. Teori Hedonisme
Hedonisme suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari
kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini
adalah anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari
hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat dan
b. Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok
yang disebut juga naluri, yaitu:
- Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri,
- Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan
- Dorongan nafsu (nauri) mempertahankan jenis.
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka
kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku manusia yang dilakukannya sehari-hari
mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri itu. Oleh karena
itu, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang
akan dituju dan perlu dikembangkan.
c. Teori Reaksi yang Dipelajari atau Teori Lingkungan Kebudayaan
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia
tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang
dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar
sangat banyak dari banyak kebudayaan di tempat ia hidup dan
dibesarkan.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dan teori
reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi
hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang
e. Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia
pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
fisik maupun kebutuhan psikis.
2.2.2.3. Tujuan Motivasi
Menurut Purwanto (2006:73) motivasi mempunyai tujuan untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu. Bagi seorang mahasiswa motivasi mempunyai tujuan untuk memacu diri
sendiri agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi
belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
2.2.2.4. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.
Jadi adanya motivasi merupakan indikator kesungguhan dan kuntinuitas yang
mengarah pada objek tertentu. Berprestasi adalah hasil yang dicapai atau
diperoleh oleh siswa setelah menerima materi pelajaran yang berupa penguasaan/
kemampuan yang biasanya ditunjukkan dengan nilai/ angka yang diberikan oleh
guru.
Konsep berprestasi menurut Mc celland (dalam Risnawati, 2007:17) adalah
berkompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan yang
dimaksud dalam hal ini dapat berupa prestasi orang lain, tetapi dapat juga berupa
motivasi belajar tinggi, yang mempunyai sikap yang positif terhadap situasi yang
dapat mendukung terjadiya motivasi belajar. Selanjutnya Mc Celland dalam
berbagai percobaan menunjukkan bahwa individu yang mempunyai motivasi
belajar yang tinggi dihadapkan pada tugas-tugas yang cenderung melakukannya
semakin baik, sehingga apabila mereka berhasil, mereka tampak antusias untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang lebih berat dan lebih baik lagi.
Motivasi mempunyai dua fungsi dalam proses pembelajaran yaitu
mendorong mahasiswa untuk beraktivitas dan berfungsi sebagai pengarah.
Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Sanjaya,
2008:253). Memperhatikan fungsi tersebut, maka jelas motivasi dapat
menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran dalam mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II. Dengan demikian ada pengaruh positif antara motivasi
dengan prestasi belajar.
2.2.3. Minat Belajar
2.2.3.1. Pengertian Minat Belajar
Dalam memudahkan pemahaman tentang minat belajar, maka dalam
1. Pengertian Minat
Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan
menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu
yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika disalurkan dalam
suatu kegiatan. Keterkaitan dengan kegiatan tersebut akan menumbuh
kembangkan minat.
Minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada
apa yang akan mereka lakukan bila diberikan kebebasan bila untuk
memilikinya. Bila mereka melihat sesuatu yang mempunyai arti bagi dirinya,
maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu yang pada akhirnya nanti
menimbulkan kepuasan bagi dirinya (Hurlock, 1986 dalam Septiana
2012:22). Dalam hal ini, yang dimaksud dengan minat dalam hal belajar
adalah belajar pemeriksaan akuntansi II.
Dalam kasus psikologis (Chaplin, 1989) menyebutkan bahwwa minat
dapat diartikan sebagai berikut:
1) Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola perhatian
seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.
2) Penasaran yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berarti bagi individu.
3) Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menurut tingkah laku
menuju satu arah tertentu.
1) Faktor dorongan daari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat
membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik,
melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.
2) Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari
dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk
mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk
memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
3) Faktor emosional yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan
emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbukan perasaan puas dan
dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat
menghilangkan minat seseorang.
2. Pengertian Belajar
Ada banyak pengertian mengenai belajar. Hal ini berakar pada kenyataan
bahwa apa yang disebut perbuatan belajar itu adalah bermacam-macam.
Banyak aktivitas-aktivitas yang oleh hampir setiap orang dapat disetujui kalau
disebut perbuatan belajar. Misalnya, menghafal syair, menghafalkan nyanyian,
dan sebagainya.
Chaplin (Kamus Psikologi, 1972) dalam Syah (psikologi belajar, 2009)
mendefinisikan belajar sebagai akibat perubahan tingkah laku yang relatif
menetapkan sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Purwanto (1999)menyatakan bahwa belajar berhubungan dengan
disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tigkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan
respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang (misalnya
kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).
Menurut Purwanto (psikologi pendidikan, 1999) belajar dapat diartikan
sebagai berikut:
1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarahkan kepada tingkah laku yang lebih baik
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada perilaku yang lebih buruk.
2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
3) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/ berfikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan atau sikap.
Minat belajar adalah kecenderungan hati yang tinggi untuk belajar,
mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha pengajaran atau
pengalaman (Anonim, 2001).
Minat belajar dalam individu (mahasiswa) sangat penting bagi kesuksesan
yang akan dicapai dimasa mendatang, dalam hal ini yang diukur adalah tingkat
prestasi.
Menurut Nuraini (2007:151) minat belajar adalah merupakan kecenderungan
Laiton (Hansen, 1984) minat didefinisikan sebagai kesukaan atau
ketidaksukaan terhadap sesuatu hal. Dengan kata lain, minat tersebut dapat dilihat
berdasarkan adanya perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas
atau kegiatan.
Bhatia (1997) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan perasaan
seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat
dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu
dengan aktivitas yang disukai tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar
adalah merupakan keterlibatan perasaan seseorang terhadap suatu objek atau
perasaan seseorang yang tidak dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas,
karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitas yang disukai.
2.2.3.2. Tujuan Minat Belajar
Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk
melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita
yang menjadi keinginannya.
Minat belajar dapat menimbulkan sebuah motivasi dalam diri seseorang dan
mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika memilih
atau menjalankan suatu aktivitas. Dan dapat membuat seseorang memiliki
kepuasan tersendiri ketika dia mendapatkan suatu prestasi dalam belajarnya atau
2.2.3.3. Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan teori “acceptance rejection” yang dikemukakan Fryer
(2001) dalam Septiana (2012:23) menyatakan bahwa keberadaan minat itu
didasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap objek, subjek
atau aktivitas. Jika individu suka terhadap objek, subjek atau aktivitas tersebut,
maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak suka terhadap objek, subjek
atau aktivitas tersebut, maka ia akan menolaknya.
Menurut Nuraini (2007:151) selain kecerdasan emosional, minat belajar
juga sangat berpengaruh terhadap tingkat prestasi mahasiswa pada mahasiswa
akuntansi, hal ini disebabkan karena semua tindakan-tindakan yang dilakukan
dalam proses belajar akan dipengaruhi kecenderungan-kecenderungan terhadap
berbagai aspek prospek belajar antara lain keinginan, kecenderungan hati,
kamauan dan perhatian terhadap suatu bidang studi.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa minat belajar dalam individu
(mahasiswa) sangat penting dan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Mahasiswa
yang mempunyai minat belajar terhadap suatu objek berarti ia telah menetapkan
tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya.
Dari sana kemudian segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan
2.2.4. Lingkungan
2.2.4.1. Pengertian Lingkungan
Menurut Rohani (2004:19) dalam Johari (2006:40) perkembangan
seseorang dalam hidupnya tidak pernah lepas dari adanya faktor pembawaan dan
faktor lingkungan. Diantara keduanya terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi dan menjadikan manusia yang berkualitas dan bercirikan
keunggulan serta mempunyai karakter dan kepribadian baik. Berdasarkan hasil
penelitian para pakar psikologi dikatakan bahwa faktor pembawaan lebih
menentukan dalam hal intelegensi, fisik, dan reaksi inderawi. Sementara itu,
faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan,
kepribadian, sikap dan nilai.
Lingkungan belajar menurut Saroni (dalam Purwanti, 2009:45) adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran
haruslah saling mendukung, sehingga mahasiswa merasa krasan di Universitas
dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan
ataupun keterpaksaan.
Sidjabat (2009) menuliskan bahwa: Penelitian mengungkapkan bahwa
efektivitas belajar terjadi jauh lebih besar dalam kelas kecil, dari pada dalam kelas
besar (lebih dari 20 peserta). McKeachie, dalam Teaching Tips, menyatakan
bahwa dalam kelas kecil banyak keuntungan yang dapat diperoleh. Dua
a. Kelas ukuran kecil
Kelas ukuran kecil sangat baik dalam meningkatkan gairah dan
kemampuan belajar mereka yang memiliki motivasi rendah sebab guru dapat
menyapa masing-masing peserta secara pribadi. Dalam kelas ukuran kecilguru
memiliki kesempatan yang relatif besar untuk berinteraksi dengan peserta
didiknya. Intensifnya interaksi menunjukkan bahwa guru menaruh perhatian
terhadap keberadaan dan kebutuhan mereka. Rasa dihargai akan muncul
dalam diri peserta didik. Sudah tentu hal demikian sangat bermanfaat bagi
tujuan yang menekankan segi-segi penerapan, analisis, sintesis, serta
pemikiran kritis. Pembahasan suatu pokok bahasan secara kritis selalu dapat
dilakukan secara bersama-sama.
b. Kelas ukuran besar
Dalam kelas ukuran besar sebaliknya guru memiliki kesempatan yang
relatif kecil untuk lebih mengenal peserta didiknya. Sering peserta didik
merasa kurang terlibat atau tidak perlu terlibat dalam kegiatan diskusi. Mereka
hadir untuk memenuhi jumlah kehadiran, yang mungkin sebagai prasyarat
bagi kelulusan. Kelas ukuran besar juga cenderung memusatkan kegiatan
mengajarnya kepada guru. Untuk memukau perhatian peserta didik selama
pengajaran berlangsung, guru harus mengadakan persiapan yang sangat
matang sehingga dapat mengemukakan ide-ide secara jelas, sistematis, disertai
contoh-contoh yang konkret.
Lingkungan belajar di kampus merupakan situasi yang turut serta
2006:2) menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar
yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan
belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan Universitas
akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan mahasiswa dalam belajar,
sehingga mahasiswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara
maksimal.
Menurut Sujana dalam Ambarwati (2007:13-14) lingkungan sebagai
sumber media dibagi menjadi tiga bagian:
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan anak
terutama pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Keluarga sebagai
kelompok sosial terkecil dari masyarakat berfungsi sebagai tempat pendidikan
yang terutama dan utama. Dengan adanya perhatian dari orang tua, suasana
rumah yang damai, aman, dan sejahtera akan mendukung minat belajar dan
hasil belajar. Sebaliknya apabila suasana rumah kacau akan mengakibatkan
minat belajar dan hasil belajar yang buruk.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah ikut membantu dalam membimbing anak agar berhasil dalam
kehidupan. Sekolah dalam hal ini bukan hanya tergantung dari faktor guru,
anak dan gedung tetapi semua faktor yang ada dalam hal menunjang
berhasilnya pendidikan anak, yaitu cara penyajian pelajaran, hubungan antara
c. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat meliputi teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat
seperti perkumpulan pemuda olah raga dan sebagainya sehingga waktu untuk
belajar menjadi berkurang serta corak kehidupan tetangga mempengaruhi
proses belajar.
Menurut Slameto (dalam Sudarmanto, 2006:2) menyatakan lingkungan
yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap
anak atau mahasiswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
Menurut Ahmad dan Uhbiyanti (dalam Sudarmanto, 2006:2) lingkungan
pendidikan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Menurut Hamalik (2008:195-196) mendefinisikan lingkungan sebagai dasar
pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu
dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan belajar terdiri dari:
1. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar ataupun
kelompok kecil.
2. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi
berpengaruh terhadap individu lainnya.
3. Lingkungan alam atau fisik meliputi semua sumber daya alam yang dapat
diberdayakan sebagai sumber belajar.
4. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat
dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah
segala sesuatu yang berada di sekitar mahasiswa dalam proses belajar baik di
rumah maupun di kelas dan di Universitas. Meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan non fisik dalam mata kuliah Pemerisaan Akuntansi II.
2.2.4.2. Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Belajar
Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar dalam berkonsentrasi untuk
belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemampuan dan konsentrasinya, jika pelajar
akan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi dan dapat
memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuannya pada
saat suasana yang tepat. Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah
lingkungan belajar yang produktif, dimana sebuah lingkungan sesuai dengan
kebutuhan para pelajar. Semakin mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan,
semakin mahir mahasiswa tersebut mengatasi situasi-situasi yang menantang dan
semakin mudah mahasiswa mempelajari informasi baru (DePotter&Hernacki,
2001:81). Dengan demikian ada pengaruh positif antara kebiasaan belajar dengan
prestasi belajar.
2.2.5. Prestasi Belajar
2.2.5.1. Pengertian Pr estasi Belajar
Menurut Tu’u (2004) dalam Johari (2006) “Prestasi adalah hasil yang
dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu”. Selanjutnya
kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu
hal” (Rosyidah 2012:20).
Menurut Johari (2006) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah
“Istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung
serta merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
ketrampilan, kecerdasan, kecakapan, dan sebagainya dalam keadaan kondisi serta
situasi tertentu”. Sementara itu menurut Tu’u (2004) dalam Johari (2006) prestasi
belajar adalah “Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh
dosen” (Rosyidah 2012:20).
Menurut Arifin dalam Farida (2003:80) mengatakan bahwa kata prestasi
belajar dari bahasa Belanda, yaitu prestasi yang berarti hasil usaha. Ditinjau dari
fungsinya prestasi belajar menurut Arifin dalam Farida (2003:800) adalah sebagai
berikut:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai oleh anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambing pemusatan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi pendekatan. Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan
balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan.
suatu institusi suatu pendidikan, sedangkan indikator ekstern menunjukkan
bahwa prestasi belajar dijadikan indikator kesuksesan peserta didik di
masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan
peserta didik).
Dari beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil belajar yang diraih seorang mahasiswa berupa nilai.
Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar mahasiswa
dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada jangka waktu tertentu di dalam
bukti kartu hasil belajar.
2.2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengar uhi Prestasi Belajar
Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu
diperhatikan karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit mahasiswa yang
mengalami kegagalan. Kadang ada mahasiswa yang memiliki dorongan yang kuat
untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tetapi dalam
kenyataannya prestasi yang dihasilkan di bawah kemampuannya.
Menurut Syah (2003: 144) dalam Johari (2006:34) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa terdiri dari: tingkat kesehatan indera
pendengaran, penglihatan, kelelahan, kecerdasan, sikap mahasiswa, bakat
mahasiswa, minat mahasiswa, motivasi mahasiswa, dosen, staf administrasi,
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu belajar yang digunakan
mahasiswa, strategi dan metode belajar mahasiswa.
Menurut Surya Brata (dalam Purwanti, 2009:30-36), secara garis besar
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
mahasiswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat
dibedakan menjadi dua kelompok:
a) Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang
berhubungan dengan kesehatan dan panca indera.
1. Kesehatan badan untuk dapat menempuh studi yang baik mahasiswa
perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan
fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi mahasiswa dalam
menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara
kesehatan fisiknya, mahasiswa perlu memperhatikan pola makan dan
pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain
itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat
meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
2. Panca indera
Berfungsinya panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu
diantara panca indera itu yang saling memegang peranan dalam
belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian
hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan
pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat
fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam
menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi
prestasi belajarnya di sekolah.
b) Faktor psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa, antara lain adalah:
1. Intellijensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan
mahasiswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat
kecerdasan yang dimiliki mahasiswa. Menurut Binet (Winkle,
1997:529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk
menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk
mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan
itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.
Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi peluang lebih besar
untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya,
mahasiswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah
diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah.
dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang
tinggi, juga sebaliknya.
2. Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat
merupakan faktor yang menghambat mahasiswa dalam
menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan
(1997:233) sikap adalah kesiapan seseorang untuk betindak
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap mahasiswa yang
positif terhadap mata pelajaran di universitas merupakan langkah
awal yang baik dalam proses belajar mengajar di universitas.
3. Motivasi
Menurut Irwanto (1997:193) motivasi adalah penggerak
perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk
belajar.motivasi timbul karena adanya keinginan atau
kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam
belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle
(1991:39) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang
dikehendaki oleh mahasiswa tercapai. Motivasi belajar
merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
belajar, mahasiswa yang termotivasi kuat akan mempunyai
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
2) Faktor Eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri mahasiswa, ada pula hal-hal
lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih,
antara lain adalah:
a) Faktor lingkungan keluarga
1. Sosial ekonomi keluaraga
Dengan soaial ekonomi yang memadai, seseorang lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai
dari buku, alat tulis hingga pemilihan universitas.
2. Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi
cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya
pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang
mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.
3. Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat
berprestasi bagi seeorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara
langsung, berupa pujian atau nasihat, maupun secara tidak langsung,
b) Faktor lingkungan universitas
1. Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas universitas, seperti papan tulis, OHP akan
membantu kelancaran proses belajar mengajar di universitas, selain
bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar universitas
juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar.
2. Kompetensi dosen dan mahasiswa
Kualitas dosen dan mahasiswa sangat penting dalam meraih
prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja
yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seseorang
mahasiwa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di
universitas terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan
tenaga pendidikan yang berkualitas, yang dapat memenuhi rasa ingin
tahuannya, hubungan dengan dosen dan teman-temannya
berlangsung harmonis, maka mahasiswa akan memperoleh iklim
belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong
untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi
tersebut kepada mahasiswa. Metode pembelajaran yang lebih
interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran
serta mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan
faktor dosen. Jika dosen mengajar dengan arif bijaksana, tegas,
memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat mahasiswa
menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar mahasiswa
akan cenderung tinggi, paling tidak mahasiswa tersebut tidak bosan
dalam mengikuti pelajaran.
c) Faktor lingkungan masyarakat
1) Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan
mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat
yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan
mengirimkan anaknya ke universitas dan cenderung memandang
rendah pekerjaan dosen/pengajar.
2) Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan
pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran)
sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai
dan berusaha menunjukkan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas bisa ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari
internal dan eksternal. Dalam penelitian ini hanya membahas pengaruh motivasi,
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan telaah teori yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat dibuat kerangka pikir yang dapat digunakan
dalam penyelesaian permasalahan ini yang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1: Paradigma Penelitian
Uji Regresi Linier Berganda
M inat Belajar X2 M ot ivasi
X1
Lingkungan X3
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah, teori, dan kerangka pikir diatas
maka hipotesis penelitian ini adalah:
Diduga motivasi, minat belajar, dan lingkungan berpengaruh signifikan terhadap
prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
3.1. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan yang menjadi unit
samplingnya adalah Mahasiswa Progdi Akuntansi Angkatan 2010. Program studi
Akuntansi yang sekarang ini terakreditasi “A” mencoba untuk mempertahankan
status akreditasi tersebut. Salah satu usaha progdi akuntansi adalah dengan
memberikan pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty)
terbaik agar mahasiswa merasa nyaman dan puas dalam mengikuti program
perkuliahannya.
3.2. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel
3.2.1. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional menurut Nazir (2005: 125) adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain:
a) Motivasi (X1)
Motivasi adalah dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, bisa
timbul dari diri mahasiswa sendiri dan dari orang lain dalam mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi II.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Motivasi adalah
(Purwanti, 2009):
- Tekun dalam menghadapi tugas atau pekerjaan secara terus menerus
dalam jangka waktu yang lama.
- Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak lekas putus asa dan tidak
cepat puas dengan prestasi yang diperolehnya.
- Dorongan untuk berhasil atau sukses dalam belajar.
- Dorongan dari orang tua untuk berhasil.
- Dorongan dari teman untuk berhasil.
b)Minat Belajar (X2)
Minat belajar adalah kecenderungan hati yang menetap untuk tertarik
pada bidang tertentu. Dalam hal ini penerimaan materi bidang Pemeriksaan
Akuntansi II.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Minat Belajar adalah
(Evytasari, 2010):
- Kepuasan terhadap materi yang diperoleh
- Materi yang disusun dosen
- Rasa ingin tahu terhadap di sampaikan dosen.
c) Lingkungan (X3)
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di sekitar siswa
dalam proses belajar baik di rumah maupun di kelas dan di universitas
dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Lingkungan belajar
adalah (Purwanti, 2009):
- Kondisi kelas yang nyaman dan kondusif
- Kondisi kelas dan sarana prasarana yang mendukung proses belajar
- Suasana dan kondisi lingkungan kampus yang mendukung kegiatan
belajar
- Suasana lingkungan tempat tinggal yang mendukung kegiatan belajar
- Suasana dan kondisi tempat belajar dirumah yang mendukung kegiatan
belajar
- Memiiki sarana dan prasarana yang memadai.
2. Variabel terikat (Y)
Prestasi Belajar (Y)
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diraih seorang siswa yang
berupa nilai. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yaitu hasil
belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada jangka
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel prestasi belajar adalah
(Purwanti, 2009):
- Nilai yang memuaskan dalam Pemeriksaan Akuntansi II
- Pemahaman yang tinggi dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
3.2.2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan
mengukur pengaruh motivasi, minat belajar dan lingkungan terhadap prestasi
belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
1. Motivasi (X1)
Variabel ini berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa untuk melakukan kegiatan dan dorongan untuk berprestasi dalam
mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survey dengan model
impersonal yang berisi 5 pertanyaan yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model impersonal
membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan terwawancara yang
berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64). Skala yang digunakan
adalah skala interval, dengan teknik pengukuran semantic defferential scale
yang terukur dalam skala 7 point dengan pola sebagai berikut:
Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak setuju dengan pertanyaan
setuju. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden
cenderung mempunyai motivasi yang rendah dengan pertanyaan yang
diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai
motivasi belajar yang tinggi dengan pertanyaan yang diberikan.
2. Minat Belajar (X2)
Variabel ini berkaitan dengan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap suatu
hal.
Variabel ini diukur dengan menggunakan strategi survey dengan model
impersonal yang berisi 4 pertanyaan yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian yang diambil dari penelitian Purwanti (2009). Model impersonal
membutuhkan alat perantara antara pewawancara dengan terwawancara yang
berupa daftar kuesioner (Ibnu Subiyanto, 1990: 64). Skala yang digunakan
adalah skala interval, dengan teknik pengukuran semantic defferential scale
yang terukur dalam skala 7 point dengan pola sebagai berikut:
Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak setuju dengan pertanyaan
yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak setuju dengan
setuju. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3 artinya responden
cenderung mempunyai motivasi yang rendah dengan pertanyaan yang
diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden cenderung mempunyai