PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 1 BANGSRI TAHUN 2013
Disusun oleh : ETYK YUNARNI
KECAMATAN GEYER
KABUPATEN GROBOGAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran IPA diarahkan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Setelah diadakan evaluasi kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 1 Bangsri terhadap mata pelajaran IPA masih kurang tuntas hasil belajarnya, ketuntasan klasikal siswa kelas IV pada pelajaran IPA hanya 50% dengan nilai rata-rata kelas hanya 58. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA yaitu 60. Permasalahan tersebut antara lain: minat siswa dalam belajar IPA sangat kurang, siswa tidak memperhatikan pelajaran. Atas dasar pengalaman mengajar sehari–hari menunjukkan kondisi yang belum mengalami perubahan yang signifikan dan siswa cenderung lupa pada pelajaran yang sudah diberikan.
Indikasi yang paling mudah ditemukan adalah hasil belajar siswa yang
pada setiap Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA yaitu 65.Sebagai seorang guru bertugas merangsang dan membina perkembangan intelektual dan membina pertumbuhan sikap-sikap dan nilai-nilai dalam diri anak mempunyai wewenang untuk menentukan cara yang dianggap tepat dan efektif untuk dapat menjadi solusi bagi permasalahan di atas. Salah satu cara yang dapat dipakai dalam pembelajaran IPA adalah dengan penerapan metode discovery pada pembelajaran IPA yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bangsri.
2. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “apakah penerapan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bangsri Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan semester 1 tahun pelajaran 2013/2014?”.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Bangsri semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan metode discovery dalam pembelajaran.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1) Manfaat Teoritis
a) Diperoleh pengetahuan baru tentang penerapan metode discovery dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
b) Untuk menambah referensi dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2) Manfaat Praktis a) Bagi Guru
Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA sehingga pemahaman konsep yang lebih baik sudah pasti akan meningkatkan hasil belajar IPA.
c) Bagi Sekolah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
A. Hakikat Pembelajaran dengan Metode Discovery a. Metode Pembelajaran
Dalam dunia pengajaran, metode adalah rencana penyajian bahan yang menye-luruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan bersifat filosofis/aksioma. Karena itu, dari suatu pendekatan dapat tumbuh beberapa metode. Misalnya dari aural-oral approach (mendengar berbicara) dapat tumbuh metode mimikri-memorisasi, metode pattern-practice (pola-pola praktis), dan metode lainnya yang mengutamakan kemampuan berbahasa, khususnya kemampuan berbicara (bahasa lisan) melalui latihan intensif (drill). Cognitive cove learning theory melahirkan metode grammatika-terjemahan yang mengutamakan penguasaan kaidah tata bahasa dan pengetahuan tentang bahasa.
Dapat disimpulkan Metode pembelajaran ialah cara/jalan dalam menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Metode Pembelajaran Discovery
Ditinjau dari arti katanya, “discover” berarti menemukan dan "discovery"
adalah penemuan. Jadi, seorang siswa dikatakan melakukan '"discovery"' bila anak terlihat menggunakan proses rnentalnya dalam usaha menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip. Proses-proses mental yang dilakukan, misalnya mengamati, menggolongkan, mcngukur, menduga, dan mengambil kesimpulan.
Mulyasa (2006:110) menyimpulkan metode discovery merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung.
siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Dengan demikian metode discovery/penemuan diartikan sebagai prosedur pembelajaran yang mementingkan pembelajaran perseorangan, manipulasi obyek, melakukan percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Metode discovery
mengutamakan cara belajar siswa aktif (CBSA), berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif. Dan dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri, melihat sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
c. Penerapan Metode Discovery dalam Pemelajaran IPA
Menurut Soli. A (2008: 7.12) pembelajaran dengan menggunakan metode
discovery/penemuan dapat ditempuh dengan langkah-langkah kegiatan: 1) Kegiatan Persiapan
a) Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa (need assessment). b) Merumuskan tujuan pembelajaran.
c) Menyiapkan problem (materi pelajaran) yang akan dipecahkan. Problem itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Problem tentang konsep atau prinsip yang akan ditemukan itu perlu ditulis dengan jelas. d) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Kegiatan Pelaksanaan Penemuan (1) Kegiatan Pembukaan
a) Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan.
b) Memotivasi siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan.
c) Mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu.
(2) Kegiatan Inti
b) Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan/pemecahan problema yang telah ditetapkan.
c) Pelaksanaan penemuan berupa kegiatan penyelidikan/percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.
d) Membantu siswa dengan informasi atau data, jika diperlukan siswa. e) Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan, jika diperlukan. f) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa.
g) Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan. h) Memberi kesempatan siswa melaporkan hasil penemuannya. (3) Kegiatan Penutup
a) Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya. b) Melakukan evaluasi hasil dan proses penemuan.
c) Melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa melakukan penemuan ulang jika ia belum menguasai materi, dan meminta siswa mengerjakan tugas pengayaan bagi siswa yang telah melakukan penemuan dengan baik. Metode discovery yang dapat dilakukan oleh guru pada pelajaran IPA dalam penelitian ini, dilakukan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berkut:
a. Kegiatan Awal
a) Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dibahas.
b) Memotivasi siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan.
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang dilakukan. b. Kegiatan Inti
a) Menjelaskan meteri pelajaran melalui pengamatan objek yang sudah ditetapkan.
b) Mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya, melalui pengamatan objek untuk menemukan jawaban melalui lembar kerja siswa.
c) Menunjukkan dan mengenalkan objek yang akan diamati. d) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok belajar.
f) Membagikan lembar kerja siswa.
g) Menyuruh siswa untuk melakukan penemuan dengan mengamati objek yang sudah ditentukan yang diberi perlakuan.
h) Menyuruh siswa menghimpun informasi atau data dari hasil pengamatan dalam LKS.
i) Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan. j) Menyuruh siswa melaporkan hasil temuannya.
k) Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan. l) Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya. c. Kegiatan Akhir
a) Memberikan uji kompetensi kepada siswa. b) Melakukan tindak lanjut.
B. Hakikat Hasil Belajar IPA a. Hasil Belajar
Poerwodarminto (1991:768) menarik kesimpulan hasil belajar adalah prestasi yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran. Jadi hasil belajar adalah prestasi yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang sebaik mungkin.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
b. Pembelajaran IPA
siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
Pengajaran IPA dikembangkan berdasarkan persoalan atau tema untuk dapat dikaji dari aspek kemampuan siswa yang mencakup aspek mengkomunikasikan konsep secara ilmiah, aspek pengembangan konsep dasar, dan pengembangan kesadaran dalam konteks ekonomi dan sosial.
Pembelajaran IPA dapat didifinisikan yaitu ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Mata pelajaran IPA merupakan ilmu yang nyata yang setiap harinya berkaitan dengan kehidupan manusia dan lingkungan. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan memahami konsep pembelajaran jika guru dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak dibuat dengan menggunakan model yang nyata. Salah satu model pembelajaran yang nyata yaitu menerapkan pendekatan discovery dalam pembelajaran.
c. Hasil Belajar IPA
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Iskandar (2001:12) menyimpulkan bahwa hasil belajar IPA berupa fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip klasifikasi dan struktur. Hasil IPA penting bagi kemajuan hidup manusia, Cara kerja memperoleh itu disebut proses IPA, dalam proses IPA terkandung cara kerja, sikap dan cara berfikir.
2. Kerangka Berpikir
Tingkat keberhasilan belajar mengajar dapat diukur dengan melihat hasil belajar siswa. Pada pelajaran IPA teridentifikasi bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Bangsri sangatlah rendah. Sehingga diperlukan suatu cara untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan tumbuhan hidup sebagai objek dalam penerapan metode discovery.
Penerapan metode discovery mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilhat pada gambar di bawah ini:
Gambar. Bagan Kerangka Berpikir
Tahap awal dari penelitian ini, guru masih menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah saja pada pelajaran IPA tenyata hasil belajar yang didapat sangatlah rendah. Tahap berikutnya yaitu siklus 1 dan siklus
Kondisi metode discovery siklus 1., siklus 2., dst.
2 guru menerapkan metode discovery dalam pembelajaran, oleh karena itu dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.
3. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kelas IV SD Negeri 1 Bangsri yang beralamat di Desa Bangsri Kecamatan Geyer kabupaten Grobogan.
Penelitian ini akan dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Jangka waktu penelitian ini 4 bulan yaitu bulan September sampai dengan bulan Desember 2013. Rincian penelitian antara lain : persiapan, koordinasi, pelaksanaan, penyusunan laporan, seminar, penyempurnaan laporan.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sd Negeri 1 Bangsri yang berjumlah 30 siswa dengan 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
3. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran IPA meliputi kegiatan guru dalam pelaksanaan pembejaran dan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode discovery.
b. Hasil pengamatan kinerja guru dalam pembelajaran dengan metode discovery.
c. Hasil tes tertulis siswa kelas IV pada akhir setiap siklus.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Lembar observasi
a) Lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode discovery yang dilakukan guru pada mata pelajaran IPA. b) Lembar obeservasi kinerja guru dalam pembelajaran dengan metode
discovery pada siswa kelas IV. b. Tes Tertulis
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal tentang IPA. Bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Bangsri setelah diadakan tindakan dengan penerapan metode discovery dalam pembelajaran.
5. Validitas Data
Soal tes yang telah dibuat diujicobakan sebelum dipergunakan sebagai pengumpul data. Uji coba ini untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dikatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik: Ada korelasi positif yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya.
6. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif. Data yang diperoleh akan analisis dalam bentuk-bentuk kata atau penjelasan yaitu data deskriptif kualitatif dan dalam bentuk angka yaitu data kuantitatif. Data deskriptif kualitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap pembelajaran dengan metode discovery yang dilakukan oleh guru terhadap siswa (kegiatan guru dan siswa), sedangkan untuk keperluan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes siswa, dihitung; persentase dan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas belajar.
7. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penerapan pendekatan discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bangsri Kecamatan Geyer kabupaten Grobogan semester 1 tahun 2013/2014. Sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM mencapai 80% dari 30 siswa.
8. Prosedur Penelitian
Pemberian tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dan direncanakan akan dilaksanakan dengan empat tahapan yaitu Perencanaan (Planning), Implementasi Tindakan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting) terhadap pelaksanaan. Langkah-langkah dilakukan antara lain:
Siklus 1
1) Perencanaan
a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode discovery. b) Menyiapkan LKS dan Media pembelajaran.
c) Menyiapkan Test akhir tiap siklus.
d) Lembar obeservasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode discovery.
2) Tindakan kaitannya dengan materi yang diajarkan.
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang dilakukan. b. Kegiatan Inti
c) Menunjukkan dan mengenalkan objek yang akan diamati. d) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok belajar.
e) Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan/pemecahan masalah melalui lembar kerja siswa.
f) Membagikan lembar kerja siswa.
g) Menyuruh siswa untuk melakukan penemuan dengan mengamati objek yang sudah ditentukan yang diberi perlakuan.
h) Menyuruh siswa menghimpun informasi atau data dari hasil pengamatan dalam LKS.
i) Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan. j) Menyuruh siswa melaporkan hasil temuannya.
k) Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan. l) Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya. c. Kegiatan Akhir
3) Observasi
Observasi pada siklus I diamati oleh observer atau teman sejawat. Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode discovery yang dilakukan.
4) Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Semua data yang diperoleh akan dipaparkan baik data hasil evaluasi siswa maupun hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru. Hasil refleksi dari siklus I digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan merencanakan tindakan pada siklus berikutnya apabila peneliti merasa belum adanya peningkatan seperti yang diharapkan.
Siklus 2
1) Perencanaan
a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode discovery. b) Menyiapkan LKS dan Media pembelajaran.
c) Menyiapkan Test akhir tiap siklus.
d) Lembar obeservasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode discovery.
e) Menyiapkan soal perbaikan dan pengayaan. 2) Tindakan
Pelaksanaan penelitian setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Dalam setiap kali pertemuan pertama dan kedua siklus 2 akan dilaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
a. Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dibahas.
b. Memberi motivasi kepada siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang dilakukan. b. Kegiatan Inti
b) Mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya, melalui pengamatan objek untuk menemukan jawaban melalui lembar kerja siswa.
c) Menunjukkan dan mengenalkan objek yang akan diamati. d) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok belajar.
e) Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan/pemecahan masalah melalui lembar kerja siswa.
f) Membagikan lembar kerja siswa.
g) Menyuruh siswa untuk melakukan penemuan dengan mengamati objek yang sudah ditentukan yang diberi perlakuan.
h) Menyuruh siswa menghimpun informasi atau data dari hasil pengamatan dalam LKS.
i) Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan. j) Menyuruh siswa melaporkan hasil temuannya.
k) Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan. l) Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya. c. Kegiatan Akhir
a) Memberikan uji kompetensi kepada siswa. b) Melakukan tindak lanjut.
3) Observasi
Observasi pada siklus 2 diamati oleh observer atau teman sejawat. Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode discovery yang dilakukan.
4) Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Semua data yang diperoleh akan dipaparkan baik data hasil evaluasi siswa maupun hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru. Hasil refleksi dari siklus 2 ini diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan, ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Bangsri dapat meningkat.
N
o Kegiatan
Bulan
1 Persiapan
- Koordinasi V
- Susun pedoman kerja
lapangan V
- Persiapan bahan dan alat V
- Identifikasi informasi
- Survay awal ke lokasi V
Asih Setiyaning Hastuti. 2003. Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Discovery pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Nyilir Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal. UNNES.FKIP.Semarang
Aqib,zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas .Bandung.:Irama Widya
Arikunto.S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Gagne, R.M & Briggs, L.J. & Wager, W.W. 1992. Principles of Intructional Design. Orlando: Holt Rinehart and Winston.
Iskandar.2001.Pendidikan IPA. Bandung: CV MAULANA
Mulyasa dkk.2008. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Mulyasa. E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan: Satuan Pendidikan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nur, M., dan Wikandari, P. R. 2000. Pengajaran Berpusat pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA Dekolah Universitas Negeri Surabaya
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara
Soli. A. 2008. Stategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sudaryanti. 2010. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran ilmu pengetahuan alam melalui pendekatan inkuiri dan benda konkret dengan materi pokok mencegah kerusakan lingkungan di kelas IV Semester 2 SD Negeri 3 Krangganharjo tahun ajaran 2009 / 2010”. Semarang: FKIP.UT
Suyitno. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: UNNES
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta