DI CV. WIDORO INDAH
S
S
K
K
R
R
I
I
P
P
S
S
I
I
D
Di
is
su
u
su
s
u
n
n
O
O
le
l
eh
h
:
:
FERI BUDI SETIAWAN
NPM : 0832010019
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
DENGAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP)
DI CV. WIDORO INDAH
Disusun Oleh:
FERI BUDI SETIAWAN
0832010019
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji skripsi J urusan
Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, UPN “ Veteran “ jawa timur
pada tanggal 15 J uni 2012
Dosen Penguji Dosen pembimbing
1. 1.
Ir , Sumiati, MT Ir. Nisa Masr ur oh, MT
NIP. 19601213199103 2 001 NIP. 19630125 198803 2 001
2. 2.
Ir . M. Anang Fahr odji, MT Drs. Pailan, MPd
NIP. 195804051 198803 1 001 NIP. 19530504 198303 1 001
3.
Ir . Nisa Masr ur oh, MT NIP. 19630125 198803 2 001
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Universitas Pembangunan Nasional “ Veter an “ J awa Timur
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul “ PERENCANAAN DAN PENJ ADWALAN AKTIVITAS
DISTRIBUSI DENGAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
(DRP) DI CV. WIDORO INDAH ”.
Penelitian ini merupakan tugas wajib dan sebagai syarat untuk
menyelesaikan program sarjana strata satu (S-1) di Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
Dalam menyusun penelitian ini, penulis tidak lepas dari banyak pihak,
yang secara langsung maupun secara tidak langsung telah turut membimbing dan
mendukung penyelesaian tugas penelitian ini yang semuanya sangat besar artinya
bagi penulis. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MS. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. Selaku Kepala Jurusan Teknik Industri
4. Bapak Drs. Pailan, MPd selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri,
5. Ibu Ir. Nisa Masruroh, MT selaku dosen pembimbing I.
6. Bapak Drs. Pailan, MPd selaku dosen pembimbing II.
7. Bapak H. Yunus selaku pembimbing lapangan
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Kedua Orang Tua Penulis yang senantiasa dan selalu memberikan dukungan
baik materi maupun moriil.
10. Seluruh angkatan 2008 TI dari paralel A sampai D yang selalu mendukung.
11. Seluruh angkatan 2008 TI khususnya paralel A tercinta, yang menemani
suka maupun duka disa’at menjalani kuliah yang tidak bisa disebutin satu
persatu, ”salam kompak selalu”
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan memberikan balasan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis.
Surabaya, 15 Juni 2012
Suatu perusahaan banyak dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan sistem distribusi. Masalah yang timbul karena konsumen berada pada lokasi yang terpisah secara geografis, hal ini mengakibatkan pentingnya untuk menyimpan persediaan pada beberapa lokasi sehingga dapat menimbulkan
masalah pada manajemen dalam mengkoordinasikan sistem distribusi dari bagian pemasaran, juga pada bagian produksi yang akan menghasilkan produk terbaik. Untuk itu diperlukan adanya sistem distribusi yang baik serta persediaan produk yang tepat agar tingkat kepuasan konsumen maupun keuntungan perusahaan dapat terjaga.
CV. Widoro Indah adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri Sandal laki –laki da Sandal Perempuan dengan merk sandal bernama eternal. Distribusi yang dilakukan perusahaan didasarkan atas permintaan dari para pelanggan. Di dalam perusahaan ini belum terdapat adanya suatu perencanaan dan penjadwalan aktifitas distribusi produk yang terkoordinasi dengan baik, sehingga permintaan untuk masing-masing jenis produk kurang terkontrol yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan pendistribusian produk.
Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan perencanaan dan penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP). Diharapkan dengan adanya perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi yang baik, keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimum..
Hasil Penelitian didapatkan Perencanaan Distribusi metode perusahaan,
Total Cost dari distribusi meliputi data permintaan produk, data produk jadi, biaya pemesanan, biaya penyimanan, biaya pengiriman, data lead time dengan metode
DRP lebih kecil bila dibandingkan dengan metode perusahaan. Total Cost (TC)
dengan metode perusahaan tahun 2011 adalah sebesar. Rp. 66.456.750 sedangkan biaya distribusi dengan metode DRP tahun 2011 sebesar Rp. 41.802.500. Maka didapatkan penghematan sebesar Rp. 24.654.250 atau 37% per tahun..
system. Problems arise because consumers are at geographically separate locations, this has resulted in the need to keep inventory at multiple locations so that it can cause problems in coordinating the management of the marketing distribution system, also in the production that will produce the best products. It required a good distribution system and supply the right products to the level of customer satisfaction and corporate profits can be maintained.
CV. Widoro Indah is a company engaged in manufacturing men da Sandals Sandals Women's sandals with a brand called eternal. Distribution of the company based on the request of the customer. Within this company there is not a planning and scheduling of product distribution activities are well coordinated, so the demand for each type of product is out of control that resulted in delays in product distribution.
Given these problems, the planning and scheduling done by the method of distribution Distribution Requirements Planning (DRP). It is expected that the planning and scheduling activities of a good distribution, success in meeting customer demand will be more optimal, improved sales performance in meeting orders on time and the right amount so that distribution costs can be kept at a minimum.
The results obtained Planning Distribution Research company method, Total Cost of distribution of the data include product demand, product data so booking fees, costs penyimanan, shipping costs, the data lead time with the DRP method is smaller compared to the methods of the company. Total Cost (TC) by the method of the company in 2011 amounted to. USD. 66.145675 million while the cost of distribution by the method of DRP in 2011 amounting to Rp. 41.802 million. Then obtained a savings of Rp. 24.65425 million or 37% per year ..
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Asumsi – Asumsi ... 3
1.5 Tujuan Penelitian ... 3
1.6 Manfaat Penelitian ... 3
1.7 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Distribusi……….…..6
2.1.1 Fungsi Distribusi...………..….7
2.1.2 Biaya – Biaya Dalam Distribusi………....10
2.2 Distribution Requirement Planning (DRP)……….….12
2.5.1 Metode Double Moving Average………..…..…...28
2.5.2 Metode Pemulusan (smoothing) Eksponensial Ganda……..……...30
2.5.3 Metode Pemulusan (smoothing) Eksponensial Tunggal………...31
2.6 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan...32
2.6.1 Pengujian Peramalan...33
2.7 Penelitian Terdahulu……….….……..35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...38
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ...38
3.3 Metode Pengumpulan Data ...39
3.4 Metode Pengolahan Data ...40
3.5 Langkah-langkah Penelitian dan Pemecahan Masalah ...45
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Jumlah Permintaan Dan Persediaan Produk ...50
4.2 Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode Perusahaan ...56
4.3 Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode Distribution Requirement
Planning (DRP) ...57
4.4 Peramalan Permintaan Produk ...62
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri memiliki tingkat persaingan yang ketat dalam era pasar bebas,
meskipun dalam tingkat distributor. Distributor dituntut menyalurkan produk
dengan baik untuk mencegah kekosongan stok. Konsumen akan merasa puas
terhadap pelayanan distributor, jika produk tersebut tiba tepat waktu, tepat jumlah
dan tepat mutu. Oleh karena itu sistem distribusi yang baik akan meningkatkan
pencapaian produktifitas perusahaan. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus
dapat mengkoordinasikan dan merencanakan distribusi dari bagian pemasaran
sehingga keuntungan perusahaan tetap stabil.
CV. Widoro Indah adalah perusahaan yang bergerak dalam industri
pembuatan sandal. Produk sandal yang dihasilkan adalah sandal untuk laki-laki
dan perempuan dengan nama merk sandal Eterna. Perusahaan CV. Widoro Indah
sudah melakukan distribusi produknya ke distributor yang tersebar di berbagai
wilayah Indonesia anatara lain, yaitu di kota Bogor, Jakarta, Bandung, dan Bukit
Tinggi. Pengiriman produk dilakukan sesuai dengan permintaan masing-masing
distributor dengan menggunakan angkutan truk dan kapal untuk distributor Bukit
Tinggi, tetapi dalam pendistribusiannya permintaan untuk semua jenis produk
yang datang pada waktu dan tempat yang berlainan masih sering terjadi
keterlambatan pengiriman produk ke distributor, sehingga mengakibatkan
Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan penelitian perencanaan
dan penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning
(DRP). Diharapkan dengan adanya perencanaan dan penjadwalan distribusi yang
baik, maka pengiriman produk ke masing - masing distributor akan menjadi lebih
optimal, tepat waktu dan tepat jumlah sehingga didapatkan biaya distribusi yang
lebih kecil.
1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan kondisi di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
”Bagaimana merencanakan penjadwalan aktivitas distribusi produk
sesuai permintaan dengan biaya distribusi minimum di CV. Widoro Indah ?”
1.3 Batasan Masalah
Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk
menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Produk yang diteliti ada 2 jenis yaitu Sandal Eterna Laki-Laki dan Sandal
Eterna Perempuan.
2. Proses produksi tidak dibahas dalam penulisan penelitian ini.
3. Terdapat 4 kota tujuan distribusi, yaitu yaitu di kota Bogor, Jakarta, Bandung,
4. Data yang digunakan adalah data permintaan yang didapatkan dari perusahaan
mulai bulan Januari 2011 sampai dengan April 2012.
1.4 Asumsi
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :
1. Data yang digunakan adalah valid.
2. Transaksi perusahaan berjalan lancar.
3. Biaya kirim dan biaya simpan tidak mengalami perubahan selama penelitian
dilakukan.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai perencanaan distribusi adalah:
1. Untuk merencanakan penjadwalan aktivitas pendistribusian produk Sandal
Eterna.
2. Untuk menentukan total biaya distribusi yang minimum.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Penulis :
Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam Teknik Industri
khususnya dalam bidang perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi
b. Bagi Universitas :
Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan penulisan karya ilmiah
tingkat Perguruan Tinggi dan sebagai sumbangan pemikiran serta melengkapi
pembahasan sejenis dari penelitian yang pernah dilakukan.
c. Bagi Perusahaan :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi
perusahaan dengan harapan dapat digunakan sebagai referensi mengenai
sistem penjadwalan distribusi produk.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan, asumsi,
tujuan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang membahas masalah
distribusi yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini.
Dimana nantinya tinjauan pustaka ini akan dijadikan sebagai acuan
kerangka berfikir didalam menyelesaiakan pemasalahan yang ada, baik
dalam melakukan pengolahan data maupun dalam menginterpretasikan
hasil yang diperoleh dari pengolahan data.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi suatu alur atau kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis
saling terkait satu sama lainnya atau dalam artian hasil dari suatu tahap
akan menjadi masukan bagi tahap berikutnya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan seluruh data yang dihasilkan dari
perencanaan distribusi, dengan menggunakan metode Distribution
Requirement Planning (DRP), kemudian dianalisa mengenai alternatif
solusi-solusi yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang
dikaji.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari perencanaan distribusi
yang telah dilakukan sehingga dapat memberikan suatu masukan bagi
pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...74
5.2 Saran ...75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Distr ibusi
Distribusi adalah suatu penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan
(Indrajit, 2003). Sistem distribusi itu sendiri, secara bebas dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu sistem tarik (Pull syste) dan sistem dorong (Push Syste).
(Richardus, 2003)
Kegiatan distribusi semakin penting artinya bagi supply chain dewasa ini
dengan semakin banyaknya perusahaan yang harus melakukan pengiriman
langsung ke pelanggan. Tumbuhnya industri dot com yang menyediakan
pelayanan pembelian on-line dengan pengiriman langsung ke pintu pelanggan
membuat kegiatan distribusi menjadi semakin besar pada supply chain. Pelangan
yang membeli buku di toko akan menanggung biaya distribusi yang lebih rendah
dibandingkan dengan mereka yang membeli buku secara on-line dan dihantar
langsung ke alamat pelanggan. Distribusi juga bagian yang bertanggung terhadap
perencanaa, palaksananaan, dan pengendalian aliran material darri produsen ke
konsumen dengan suatu keuntungan. Jenis – jenis distribusi persediaan terdiri dari
distribusi fisik, sistem distribusi push and pull dan Distirbution Requirement
Planning (Hakim, 2003).
Tetapi salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam
mengelola kegiatan pengiriman adalah tradeoff antara biaya dengan kecepatan
sangat mementingkan kecepatan respon. Misalnya, apabila semua order dikirim
dalam jangka waktu satu hari sejak ada permintaan order, maka seringkali
pengiriman dilakukan dengan volume kecil dan tidak mencapai skala ekonomi
yang memadai. Perusahaan sering melakukan penggabungan pesanan dalam
bebrapa periode yang berbeda sehingga pengiriman tidak dilakukan setiap hari
misalnya, tetapi tiap dua atau tiga hari. Praktek melakukan penggabungan waktu
dalam proses pengiriman ini biasanya dinamakan dengan istilah temporal
aggregation.
2.1.1 Fungsi Distribusi
Manajemen distribusi harus mampu mengatur dan mengendalikan arus
penerimaan dan pengiriman produk , serta kemampuan analisa transportasi yang
kuat dalam pendistribusian produk perusahaan.
Tiga pengertian penting dalam mendukung pelaksanaan manajemen
distribusi (Shcell. 2002)yaitu :
1. Fungsi distribusi sebagai salah satu fungsi transportasi perusahaan yang
merupakan fungsi bisnis.
2. Sistem distribusi tidak dapat terlepas dari sistem secara keseluruhan dalam
perusahaan , dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi
dan operasi.
3. Unsur penting dalam distribusi adalah pengambilan keputusan dan analisa
transportasi maka penekanan utama dalam pembahasan distribusi adalah
Pada prinsipnya fungsi distribusi ini bertujuan untuk menciptakan
pelayanan yang tinggi ke pelanggan yang bisa dilihat dari tingkat service level
yang dicapai, kecepatan pengiriman, kesempurnaan barang sampai ke tangan
pelanggan, serta pelayanan purna jual yang memuaskan.
Dalam upayanya untuk memenuhi tujuan-tujuan di atas, siapapun yang
melaksanakan (internal perusahaan atau mitra pihak ketiga), manajemen distribusi
pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar yang terdiri dari :
1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level segmentasi
pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue
perusahaan bisa sangat bervariasi dan karakteristik tiap pelanggan bisa sangat
berbeda antara satu dengan lainya.
2. Menentukan mode distribusi yang akan digunakan. Tiap mode distribusi
memiliki karakteritik yang berbeda dan mempunyai keunggulan serta
kelemahan yang berbeda juga. Kombinasi dua atau lebih mode transportasi
tentu bisa atau bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.
3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman. Konsolidasi merupakan
kata kunci yang sangat penting dewasa ini. Tekanan untuk melakukan
pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama perlunya
melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman. Salah satu contoh
konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai
regional distribution center oleh central warehouse untuk keperluan
pembuatan jadwal pengiriman.
4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman. Salah satu kegiatan
kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus dilalui untuk
memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan. Apabila jumlah pelanggan
sedikit, keputusan ini bisa diambil dengan relative gampang. Penjadwalan dan
penentuan rute pengiriman adalah pekerjaan yang sangat sulit dan
kekurngtepatan dalam mengambil dua keputusan tersebut bisa berimplikasi
pada biaya pengiriman dan penyimpanan yang tinggi.
5. Memberikan pelayanan nilai tambah. Disamping mengirimkan produk ke
pelanggan, jaringan distribusi semakin banyak dipercaya untuk melakukan
proses nilai tambah tersebut tadinya dilakukan oleh pabrik. Beberapa proses
nilai tambah yang bisa dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan,
pelabelan harga, pemberian barcode, dan sebagainya.
6. Menyimpan persediaan. Jaringan distribusi selalu melibatkan proses
penyimpanan produk baik di suatu gudang pusat atau gudang regional,
maupun di toko di mana produk tersebut dipajang untuk dijual. Oleh karena
itu manajamen distribusi tidak bisa dilepaskan dari manajemen pergudangan.
7. Menagani pengembalian (return). Manajemen distribusi juga punya tanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan pengembalian produk dari hilir ke hulu
dalam supply chain. Pengembalian ini bisa karena produk rusak atau tidak
terjual sampi batas waktu penjualanya habis. Proses pengembalian produk
lumrah dengan sebutan reverse logistics.
Apabila manajemen perusahaan akan memisahkan jenis proses distribusi
dari segi bentuk proses maka ini berarti bahwa jenis proses distribusi dalam
perusahaan yang bersangkutan semata – semata mendasarkan diri pada perbedaan
distribusi masing–masing perusahaan tersebut. Atas dasar bentuk dari proses
distribusi tersebut dilaksanakan oleh masing–masing perusahaan yang ada maka
proses pemasaran dapat dibgi menjadi beberapa jenis yaitu : (Baroto, 2002)
a) Proses Distribusi Langsung
Merupakan suatu proses distribusi yang menitikberatkan pada proses
distribusi secara langsung yang ditujukan kepada perusahaan Contoh :
pengiriman produk perusahaan manufaktur.
b) Proses Distribusi Tidak Langsung
Merupakan proses distribusi dimana pelaksanaan proses tersebut
dititikberatkan pada distribusi dengan menggunakan media jasa pengiriman
swasta maupun media pengiriman BUMN. Contoh : perusahaan
mendistribusikan produknya dengan menggunakan jasa pengiriman barang.
2.1.2 Biaya - Biaya Dalam Sistem Distr ibusi
Tujuan dari adanya pengaturan persediaan adalah untuk menentukan
bahan baku dan barang jadi pada jumlah yang tepat, waktu yang tepat, dan biaya
rendah, untuk itu ada empat parameter yang perlu diperhatikan :
1. Biaya Pembelian (purchasing cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang keluarkan untuk membeli barang.
Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan
harga satuan.Biaya pembelian manjadi faktor penting ketika harga yang
tergantung pada ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai
quantity discount atau price break, dimana harga barang perunit akan turun
persediaan, komponen biaya pembelian ini tidak dimasukkan kedalam total
biaya sistem persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per unit
tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli sehingga komponen biaya
pembelian untuk periode waktu tertentu (misalnya 1tahun) konstan akan hal
ini tidak akan mempengaruhi jawaban optimal tentang berapa banyak barang
yang harus disimpan.
2. Biaya Pengadaan (procurement cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal usul barang, yaitu
biaya pemesanan (Ordering Cost) bila barang yang diperlukan diperlukan
diperoleh dari pihak luar (Supplier) dan biaya pembuatan (Setup Cost) bila
barang diperoleh dengan memproduksi sendiri.
3. Biaya Pemesanan (ordering cost)
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya menentukan
pemasok (Supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya
pengangkutan, biaya pengiriman dan seterusnya. Biaya ini di asumsikan
konstan untuk setiap kali pesan.
4. Biaya Penyimpanan (holding cost/carrying cost)
Biaya penyimpanan yaitu semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan
barang atau biaya yang diperlukan untuk mengadakan dan memelihara
persediaan.
5. Biaya Pengiriman
Biaya pengiriman adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mengiri barang
2.2 Distribution Requirement Planning (DRP)
DRP adalah suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini menggunakan demand
independent, dimana dilakukan peramalan untuk memenuhi struktur pengadaanya.
Berapapun banyaknya level yang langsung memenuhi consumer. ( Tersine, 2003)
DRP lebih menenkankan pada aktifitas penjadwalan dari pada aktifitas
pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan mendatang dengan perencanaan pada
setiap level pada jaringan distribusi. Metode ini dapat memprediksi masalah
sebelum masalah-masalah tersebut benar-benar terjadi dan memberikan titik
pandang terhadap jaringan distribusi. Empat langkah utama harus diterapkan satu
pada periode pemesanan dan pada setiap item, langkah – langkah tersebut adalah :
1. Netting
Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan
keadaan persediaan. Data yang dibutuhkan dalam proses kebutuhan bersih ini
adalah :
- Kebutuhan lotor untuk setiap periode.
- Persediaan yang dimiliki pada awal perencanaan.
- Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan.
2. Lotting
Lotting adalah proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal
untuk setiap item secara individual didasarkan pada kebutuhan bersih yang
3. Offsetting
Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan
rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih.
4. Explosion
Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat
jaringan distribusi yang lebih rendah.
DRP sangat berperan baik untuk sistem distribusi manufaktur yang
integrasi maupun sistem distribusi murni. Dengan kebutuhan persediaan time
phasing pada tiap level dalam jaringan distribusi, DRP memiliki kemampuan
untuk memprediksi suatu problem benar-benar terjadi. Sistem DRP bekerja
berdasarkan penjadwalan yang telah dibuat untuk permintaan di masa yang akan
datang sehingga mampu mengantisipasi perencanaan masa depan dengan
perencanaan yang lebih dini pada setiap level distribusi. Untuk organisasi
manufaktur, yang memproduksi untuk memenuhi persediaan serta untuk dijual
melalui jaringan distribusinya sendiri. Performansi dapat ditingkatkan dengan
mengintegrasikan dengan sistem MRP dan DRP sekaligus.
Distribution Requirement Planning (DRP) juga merupakan aplikasi dari
logika Material Requirement Planning (MRP) pada persediaan. Bill of Material
(BOM) pada MRP diganti dengan Bill of Distribution (BOD) pada Distribution
Requirement Planning. DRP menggunakan logika Time Phased Order Point
(TPOP) untuk menentukan pengadaan kebutuhan pada jaringan.
MRP dan DRP ada persamaan dan perbedaannya, persamaan dan
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan DRP dengan MPR
Kondisi MRP DRP
Persamaan
1. Menggunakan cara perhitungan
matematis yang sama. 1. Sama 2. Mempunyai matriks komponen
perhitungan yang sama. 2. Sama 3. Membedakan Independent demand
dan dependent demand. 3. Sama
4. Metode berlaku untuk dependent
demand. 4. Sama
5. Keduannya menggunakan cara pemesanan berdasarkan rentang waktu.
5. Sama
Perbedaan
1. Untuk kegiatan manufakturing. Menghitung kebutuhan tiap komponen.
Cocok untuk pabrik jenis rakitan.
1. Untuk kegiatan distribusi.Menghitung kebutuhan barang untuk tiap pusat distribusi.Cocok untuk sistem distribusi bertingkat.
2. Biasanya untuk bahan baku/ penolong.
MRP adalah proses dari atas, yaitu dari Master Production Schedule ke kebutuhan tiap komponen.
2. Biasanya untuk barang jadi/ komoditas.
DRP adalah proses dari bawah, yaitu dari kebutuhan Retail ke Distritibution Center dan Warehouse Center.
3. Semua kebutuhan komponen bersifat dependent
3. Kebutuhan Retail bersifat Independent, sedangkan kebutuhan DC dan WC bersifat dependent
(Djokopranoto, 2003)
Keuntungan yang didapat dari penerapan metode DRP adalah :
1. Dapat dikenali saling ketergantungan persediaan distribusi dan manufaktur.
2. Sebuah jaringan distribusi yang lengkap dapat disusun, yang memberikan
gambaran yang jelas dari atas maupun dari bawah jaringan.
3. DRP menyusun kerangka kerja untuk pengendalian logistik total dari
4. DRP menyediakan masukkan untuk perencanaan penjadwalan distribusi dari
sumber penawaran ke titik distribusi.
Menurut Vollman (2006), untuk menyelesaikan DRP langkah langkah
yang diperlukan adalah
1. Menentukan kebutuhan bersuh adalah selisih kebutuhan kotor dengan
persediaan yang ada di tangan.
2. Menentukan jumlah pesanan (ukuran lot)
3. Penentuan jumlah pesanan pada setiap jaringan distribusi, didasarkan pada
kebutuhan bersih. Sistem penentuan jumlah pesanan yang dapat dugunakan
antara lain LFL, EOQ, dan FOQ.
4. Menentukan Bill of Distribution (BOD) dan kebutuhan kotor di setiap
jaringan distribusi, sedangakn kebutuhan kotor untuk setiap jaringan
distribusi ditentukan berdasarkan Planned Order Release jaringan distribusi.
5. Menentukan tanggal pemesanan adalah dengan menentukan saat yang tepat
untuk melakukan pemesanan.
Pengolahan data dengan metode DRP dimulai dengan perhitungan Safety
Stock (SS) untuk mengetahui batasan inventory agar tidak terjadi stock out.
Kemudian dilakukan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) untuk
mengetahui berapa jumlah produk yang harus disediakan baik oleh masing –
masing distributor.
Formulasi Safety Stock adalah :
L . D -B S=
Reorder Point:
Dimana :
S = SafetyStock
B = Titik reorder
D = Rata - rata demand
L = Lead time
Zα = Standard deviasi permintaan
EOQ ditentukan dengan melihat dengan melihat demand bulanan tiap item
pada masing-masing distributor.
Nilai EOQ dirumuskan :
Rm = Rata – rata permintaan tiap bulan (unit)
=
12
D
C = Biaya Pengiriman (Rp./kirim)
H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/bulan)
Kemudian menghitung Distribution Requirement Planning tiap Distributor
dengan tabulasi dan item tabulasinya sebagai berikut
Tabel 2.2 Hasil Analisa Perhitungan DRP Untuk Tiap Distributor
X Distribution Center
On Hand Balance : Lead Time :
Safety Stock : Order Quantity :
Past
Due
Period
1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirement
Schedule Receipts
Projected On Hand
Net Requirements Planned Order Receipts
Planned Order Release
H C Rm 2
Langkah - langkah dasar DRP adalah sebagai berikut
1. Gross Requirement merupakan permintaan tiap bulan.
2. Scheduled Reciept s, dikenal juga dengan jadwal penerimaan adalah
3. Di hitung Projected On Hand pada periode tersebut:
Projected On Hand = (Projected On Hand Periode sebelumnya + Schedule
Receipt + Planned Order Receipt) - (Gross Requirement).
4. Net Requirement mengidentifikasikan kapan level persediaan (Scheduled
Receipt - Projected On Hand Periode sebelumnya) dipenuhi oleh Gross
Requirement. Untuk sebuah periode :
Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – (Schedule Receipt
+ Projected On Hand Periode sebelumnya).
5. Planned Order Receipt ukuran rencana penerimaan dalam suatu periode pada
saat dibutuhkan. Diisikan pada periode yang sama dengan Net Requiremen
tetapi ukurannya disesuaikan dengan ukuran lot.
6. Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned
Order Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order
Receipt dengan Lead Time.
Setelah menghitung DRP dengan tabulasi,kemudian menentukan total cost
DRP dengan cara :
Jumlah persediaan = Jumlah Projected On hand
Biaya penyimpanan = Project On Hand x Biaya simpan/produk Biaya pengiriman = Planned or release x Biaya kirim/produk
2.3 Penentuan Ukur an Lot dan Stock Pengaman
Penentuan ukuran lot dalam distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti frekuensi pengiriman, EOQ, ukuran kapasitas konsumen serta jumlah total
yang dibutuhkan.
Teknik-teknik penentuan ukuran lot diantaranya sebagai berikut :
1. EOQ
2. Lot For Lot (LFL)
3. Fixed Order Interval (FOI)
4. Periode Order Quantity (POQ)
5. Least Unit Cost
6. Least Total Cost
7. Part Periode Balancing
8. Wagner Within Algoritma
9. Fixed Periode Requirement
Beberapa faktor yang menentukan ukuran lot yaitu : (Indrajit, Eko &
Djokopranoto, Richardus, (2003), Grasindo- Jakarta. hal 246)
1. Ketentuan pemasok
2. Perhitungan ekonomis (EOQ)
3. Frekuensi pengiriman
4. Ukuran kontainer pengiriman
5. Total ukuran berat (tonase) atau volume (m3)
Dalam hal persediaan pengaman, perlu diperhatikan bahwa pengadaan
dengan sistem distribusi multitingkat. Dalam distribusi multitingkat, harus
dihindari adanya duplikasi penimbunan persediaan pengaman.
Ukuran lot tidak didasarkan pada minimum biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan, bila biaya penyimpanan tidak diidentifikasikan baik secara marginal
ataupun incremental.
Kebutuhan stock pengaman dalam suatu sistem multi eselon berbeda
untuk tiap-tiap lokasi. Secara umum stock pengaman tidak dapat diasumsikan
untuk semua eselon, namun disentralisasikan untuk masing-masing eselon. Bila
item tersebut berharga mahal dengan demand yang relative murah, entralisasi
stock pengaman merupakan alternatif terbaik, sebaliknya bila item tersebut
berharga atau mempunyai biaya yang cukup rendah demand yang cukup tinggi,
maka, alternatif terbaik adalah desentralisasi stock pengaman pada level terendah
untuk meningkatkan service level.
Formulasi stock pengaman adalah
S = B−DL
Dimana :
S : Stock Pengaman
B : Titik Reorder
D : Rata-rata Demand Harian L : Lead Time
Penentuan titik reorder (B) yang digunakan untuk menentukan stock
pengaman tidak dapat digunakan teknik atau cara yang biasa dipakai, serta
mempertimbangkan tingkat servive level yang diinginkan. Formulasinya
Service level 95 %, artinya bahwa probabilitas 95 % dari permintaan
tersebut tidak akan melebihi dari permintaan selama periode masa tenggang.
Dengan kata lain, permintaan akan terpenuhi dalam 95%.
Resiko kehilangan biaya berkaitan erat dengan tingkat pelayanan. Tingkat
pelayanan sebesar 95% menunjukkan bahwa resiko kehabisan persediaan sebesar
5 %.
Tingkat Pelayanan = 100% - resiko kehabisan stock
Tabel 2.3 Formulasi titik reorder berdasarkan Distribusi Normal Standart
Titik Reorder Tingkat Service Level DL + 3,09
α
D L 99.9 % DL + 2,58α
D L 99.5 % DL + 2,33α
D L 99 % DL + 1,96α
D L 97.5 % DL + 1,64α
D L 95 % DL + 1,28α
D L 90 % DL + 1,04α
D L 85 % DL + 0,85α
D L 80 % DL + 0,67α
D L 75 %Tabel di atas menunjukkan hubungan antara tingkat pelayanan dengan
reorder point. Misal kita menggunakan tingkat pelayanan 95 %, maka untuk
menghitung safety stock kita menggunakan rumus reorder point DL+1,64
α
D L,dan begitu seterusnya.
Perhitungan untuk mencari persediaan pengaman dapat dengan
menggunakan deviasi standar, atau dapat langsung dengan menggunakan MAD.
Perlu dicatat bahwa perhitungan persediaan pengaman dengan menggunakan
menyangkut perhitungan perkalian, pangkat, akar, dan cukup rumit. Untuk lebih
mempermudah dalam perhitungan dapat digunakan rumus MAD (mean absolute
debviation). Formulasi MAD adalah :
Per sediaan Pengaman = MAD X Faktor Pengaman
Keterangan :
- MAD = pemakain barang selama waktu pemesan.
- Faktor Pengaman = faktor keaman yang dihitung untuk MAD, yang
besarnya tergantung dari tingkat layanan.
Contoh perhitungan berikut ini akan lebih menjelaskan penggunaan rumus
tersebut. Berapa besarnya persediaan pengaman yang paling optimal apabila
ditetapkan bahwa tingkat layanan yang dikehendaki adalah 95% dan diketahui
bahwa jumlah pemakaian selama tiga puluh (30) kali waktu pemesanan, sebagai
berikut :
26 5 20 13 18 13 13 7 19 19 9 22 33 10 5 18 9 9 10 3 18 10 10 7 13 13 17 17 17 17
satuan
MAD 5.2
30 156 30
) 14 17 ( .... ) 13 14 ( ) 14 26
( − + − + + − = =
=
Sehingga, Deviasi Standar = 5.20 X 1.25 = 6.50 satuan
Jadi, Persediaan Pengaman = 5.20 X 2.06 = 10.7 = 11 satuan
2.4 Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa
lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih bersifat kompleks dan dinamis
karena permintaan tersebut tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik,
aspek teknologi, produk pesaing, dan produk subtitusi (Nasution, 2004).
Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horison waktu masa
depan yang dicakupnya. Horizon waktu terbagi atas beberapa kategori :
a) Peramalan jangka pendek.
Permalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi, umumnya kurang
dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian,
penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugsan kerja, dan tingkat produksi.
b) Peramalan jangka menengah.
Peramalan jangka menengah atau Intermediate, umumnya mencakup hitungan
bulanan hingga 3 tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan
penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, dan
menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
c) Peramalan jangka panjang.
Umumnya untuk perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka
panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,
lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan
(Litbang).
Model kausal di pihak lain mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan
menunjukkan suatu hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas.
Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala (time series) yang
paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi
empat
1. Pola Horizontal (H)
Terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan.
Deret seperti itu adalah “stasioner” terhadap nilai rata-ratanya. Suatu produk
yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu
termasuk kedalam jenis ini.
Gambar 2.1 Pola Data Horizontal
2. Pola Musiman (S)
Terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya
kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu).
Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim, dan bahan bakar
pemanas ruang semuanya menunjukkan jenis pola ini.
Gambar 2.2 Pola Data Musiman Kuartalan S S F W S S F W S S F W
Y
wakt Y
1972 73 74 75 76 77 78 79 80 81 waktu
Y
3. Pola Siklis (C)
Terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang
seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperti
mobil, baja, dan peralatan utama lainnya menunjukkan jenis pola ini.
Gambar 2.3. Pola Data Siklus
4. Pola trend (T)
Terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang
dalam data. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan
berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend
selama perubahannya sepanjang waktu.
Gambar 2.4 Pola Data Trend
Banyak deret data mencakup kombinasi dari pola-pola di atas. Metode
peramalan yang dapat membedakan setiap pola harus dipakai bila diinginkan
dapat digunakan untuk mengenal pola dan mencocokkan data secara tepat
sehingga nilai mendatang dapat diramalkan.
Apabila dilihat dari sifat penyusunan maka peramalan dapat dibedakan atas
2 macam yaitu :
1. Peramalan subjektif
Merupakan peramalan yang lebih menekankan pada keputusan – keputusan
hasil diskusi, pendapat pribadi dan intuisi seseorang yang melakukannya.
2. Peramalan objektif
Merupakan peramalan yang didasrkan atas data yang relevan dengan masalah ,
dengan mengunakan teknik dan penganalisaan data tersebut.
Untuk lebih memastikan bahwa peramalan yang dilakukan dapat mencapai
taraf ketepatan yang optimal, maka beberapa prosedur yang yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa data masa lalu, yang dilakukan dengan cara mmbuat tabulasi dari
data masa lalu. Dari tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data
tersebut.
2. Menentukan metode yang digunakan. Metode peramalan yang baik adalah
metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan nilai
kenyataan yang sekecil mungkin.
3. Memproyeksikan data masa lalu dengan menggunakan metode yang
dipergunakan, mempertimbangkan beberapa faktor.faktor – faktor perubahan
tersebut antara lain terdiri dari perubahan kebijakan – kebijakan yang mungkin
dan penemuan – penemuan baru dan perbedaan dengan hasil ramalan yang ada
dengan kenyataanya (Nasution, 2006).
Untuk membuat peramalan permintaan, harus menggunakan suatu metode
tertentu. Pada dasarnya, semua metode peramalan memiliki ide sama, yaitu
menggunakan data massa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di
massa yang akan dating, Berdasarkan tekniknya, metode permalan dapat
dikategorikan kedalam metode kualitatif dan metode kuantitatif. Berdasarkan
tingkatan awal peramalan, meode peralaman dapat dibagi menjadi metode
top-down,metode bottom-up dan metode interprestasi permintaan (Baroto, 2002).
2.5 Metode Peramalan
Di dalam perencanaan produksi untuk suatu perusahaan perlu diketahui
adanya unsur utama, yaitu peramalan produksi dan perkiraan produksi.
Penyusunan perencanaan produksi tanpa dilengkapi dengan peramalan dan
perkiraan produksi akan menjadi suatu perencanaan produksi yang kurang
lengkap. Metode peramalan merupakan suatu metode atau teori pendekatan
kemungkinan akan terjadinya suatu kejadian di masa yang akan datang dengan
menganalisa keadaan di waktu-waktu yang lalu. Penyusunan peramalan yang
berdasarkan pada data historis yang ada seringkali menggunakan trend untuk
melaksanakan perhitungan peramalan penjualan (Safirin, 2003).
a. Model Peramalan Kualitatif.
Peramalan kualitatif umumnya bersifat subyektif, dipengaruhi oleh intuisi,
emosi, pendidikan dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil
demikian, peramalan dengan model kualitatif tidak berarti hanya
menggunakan intuisi, tetapi seringkali mengikutsertakan model-model
statistik sebagai bahan masukan dalam judgement (pedapat, keputusan) dan
dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.
Dalam peramalan secara kualitatif ada 4 metode yang umum dipakai :
1. Juri Opini Eksekutif
2. Metode Delphi
3. Gabungan Tenaga Penjualan
4. Survey Pasar.
c. Model Peramalan Kuantitatif.
Peramalan Kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut :
a) Tersedia informasi tentang masa lalu.
b) Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
c) Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus
berlanjut di masa mendatang.
Model kuantitatif dapat dipergunakan dalam prakiraan, pada dasarnya dapat
dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu metode deret berkala (time series) dan
metode regresi atau kausal.
1. Metode Time Series
Merupakan metode dimana pendugaan masa depan dilakukan
berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel atau kesalahan masa
lalu. Tujuan metode peramalan deret berkala seperti itu adalah dengan
menemukan pola dalam deret historis dan mengekstrapolasikan pola
time series yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola
data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat
diuji.
2. Metode Kausal
Dengan mengasumsikan bahwa faktor yang diperkirakan/diramalkan
menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih
variabel bebas. Maksud dari model kausal adalah menemukan bentuk
hubungan tersebut dan menggunakannya untuk meramalkan nilai
mendatang dari variabel tidak bebas.
2.5.1 Metode Double Moving Average (Moving Average With Trend)
Untuk mengurangi kesalahan sistematis yang terjadi bila rata-rata bergerak
dipakai pada berkecenderungan, maka dikembangkan metode rata-rata bergerak
linier (linier moving averages). Dasar metode ini adalah menghitung rata-rata
bergerak yang kedua. Rata-rata bergerak ganda ini merupakan rata -rata bergerak
dari rata-rata bergerak, dan menurut simbol dituliskan sebagai MA (MxN) dimana
artinya adalah MA M-periode dari MA N-periode. Jadi prosedur peramalan
rata-rata bergerak linier meliputi tiga aspek, yaitu:
1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis S’t).
2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan
ganda pada waktu t (dituiis S’t – S”t).
3. Penyesuaian untuk kecenderungan dari periode t ke periode t+1 (atau
Penyesuaian ke 2 paling efektif bila trend bersifat linier dan komponen
kesalahan randomnya tidak begitu kuat. Penyesuaian ini efektif karena adanya
kenyataan bahwa MA tunggal tertinggal (lags) di belakang deret data yang
menunjukkan trend.
Secara umum pembahasan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :
N X ... X X X '
S t t 1 t 2 t N 1
t + − − − + + + +
= ... (1)
N S ... S S S "
S t t 1 t 2 t N 1 t + − − − + + + +
= ... (2)
(
t t)
t tt
t
S
'
S
'
S
"
2
S
'
S
"
a
=
+
−
=
−
... (3)(
t t)
t S' S"
1 N
2
b −
−
= ... (4)
m
.
b
a
F
t+m=
t+
t ... (5)Dimana :
- Persamaan (1) mempunyai asumsi bahwa saat ini kita berada pada periode
waktu t dan mempunyai nilai masa lalu sebanyak N.MA (N) tunggal
dituliskan dengan S't.
- Persamaan (2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S')
telah dihitung. Dengan persamaan ini pula kita menghitung rata-rata
bergerak N-periode dari nilai-nilai S' tersebut. Rata-rata bergerak ganda
dituliskan sebagai (S").
- Persamaan (3) mengacu pada penyesuaian Moving Average tunggal (S',),
dengan perbedaan (S',- S").
- Persamaan (4) menentukan taksiran kecenderungan dari periode waktu yang
- Persamaan (5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m
periode ke depan dari t.
-2.5.2 Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda : Metode Dua
Par ameter dar i Holt.
Metode pemulusan eksponensial Ganda dari Holt tidak menggunakan
rumus pemulusan berganda secara langsung, tetapi memuluskan nilai trend
dengan parameter yang berbeda-beda dari parameter yang digunakan pada deret
asli. Parameter pemulusan ekponensial ganda didapat dengan menggunakan
2 konstanta pemulusan (dengan nilai diantara 0 dan 1) dan 3 persamaan :
(
)(
t 1 t 1)
t
t
X
1
S
b
S
=
α
+
−
α
−+
−(
t t 1) (
)
t 1t
S
S
1
b
b
=
δ
−
−+
−
δ
−m
.
b
S
m
F
t+
=
t+
tPersamaan pertama menyesuaikan St secara langsung untuk trend periode
sebelumnya, yaitu bt - 1 dengan menambahkan nilai pemulusan terakhir, yaitu St - 1.
Persamaan kedua meremajakan trend, yang ditujukan sebagai perbedaan antara 2
nilai pemulusan terakhir, karena mungkin masih terdapat sedikit kerendoman,
maka hal ini dihilangkan oleh pemulusan dengan δ (gamma) trend pada periode
terakhir (St - St - 1), dan menambahkan dengan. taksiran trend sebelumnya
dikalikan dengan (1 - δ). Persamaan ketiga digunakan untuk ramalan kemuka.
Trend bt dikalikan dengan jumlah periode ke muka yang diramalkan m dan
ditambahkan pada nilai dasar St.
(
)
(
)
plot
di
rsebut
te
data
setelah
)
(
)
(
2
1 1 1 1ball
eye
mata
bola
slope
kemiringan
taksiran
B
X
X
X
X
B
X
S
=
−
+
−
=
=
2.5.3 Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Tunggal
Kasus yang paling sederhana dari pemulusan (smoothing) eksponensial
tunggal dapat dikembangkan dari persamaan (1) atau secara lebih khusus dari
suatu variasi pada persamaan tersebut yaitu sebagai berikut:
− + = − + N X N X F
F t t N
t 1
t ... (1)
Misalkan observasi yang lama
X
t−N tidak tersedia sehingga tempatnyadigantikan dengan suatu nilai pendekatan (aproksimasi). Salah satu pengganti
yang mungkin adalah nilai ramalan periode sebelumnya
F
t. Dengan melakukansubstitusi ini persamaan (1) menjadi persamaan (2) dan dapat ditulis kembali
sebagai persamaan (3).
− + = + N F N X F
Ft 1 t t t ... (2)
Substitusi persainaan (1) ke persamaan (2)
t t 1 t F N 1 1 X N 1 F − + =
+ ... (3)
Dari persamaan (3) dapat dilihat bahwa ramalan ini
( )
F
t+1 didasarkan ataspembobotan observasi yang terakhir dengan suatu nilai bobot
( )
1
N
danpembobotan ramalan yang terakhir sebelumnya
( )
F
t dengan suatu bobot( )
suatu konstanta antara nol (jika N tak terhingga) dan 1 (jika N = 1). Dengan
mengganti
( )
1
N
dengan a, persamaan (3) menjadi:(
)
tt 1
t
X
1
F
F
+=
α
+
−
α
... (4)Persamaan ini merupakan bentuk umum yang digunakan dalam menghitung
ramalan dengan metode pemulusan eksponensial.
Cara lain untuk menuliskan persamaan (4) adalah dengan susunan sebagai
berikut:
(
t t)
t 1
t
F
X
F
F
+=
+
α
−
... (5)Secara sederhana:
( )
t t1
t
F
e
F
+=
+
α
... (6)Dimana
e
t adalah kesalahan ramalan (nilai sebenamya dikurangi ramalan)untuk periode t dari 2 bentuk
F
t+1 ini dapat dilihat bahwa ramalan yang dihasilkandari SES secara sederhana merupakan ramalan yang lalu ditambah suatu bentuk
penyelesaian untuk kesalahan yang terjadi pada ramalan terakhir. Dalam bentuk
ini terbukti jika α mempunyai nilai mendekati 1, maka ramalan yang baru akan
mencakup penyesuaian kesalahan yang besar pada ramalan sebelumnya.
2.6 Per amalan Demand Bulanan
Antisipasi terhadap adanya kesalahan peramalan dilakukan dengan
menyediakan stock pengaman (safety stock) untuk tiap item pada masing-masing
warehouse dimana besarnya safety stock didasarkan atas besarnya standart deviasi kesalahan peramalan adalah:
MAD 1.25×
=
Dimana :
σ
= Standart deviasi kesalahan peramalanMAD = Mean Absolute Deviation
Untuk distribusi normal, standart deviasi dapat didekati dengan formulasi
1.25 x MAD. Hubungan antara standart deviasi dengan MAD sangat penting dalam
menentukan convidence limit dari peramalan dan untuk menentukan level safety
stock dalam sistem persediaan (Tersine, 1988).
2.6.1 Pengujian Per amalan
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode MRC (Moving Range
Chart). Tujuannya adalah untuk memeriksa peramalan-peramalan yang telah dilakukan, apakah data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau
belum. Langkah-langkah dalam pembuatan MRC adalah sebagai berikut :
1. Menghitung rentang bergerak (Moving Range)
− −
−
= − t−1
^ 1 t t ^
t Y Y Y
Y MR
Dimana :
Yt = data aktual tahun tertentu
Y = data hasil peramalan tahun tertentu
2. Menghitung rata-rata rentang bergerak
∑
− =1 n
MR MR
3. Menghitung batas-batas kontrol
Batas Bawah (BB) = −2,66.MR
4. Menghitung titik-titik simpangan
− t
^ t Y
Y ke dalam peta kendali Fungsi
peramalan yang terpilih dapat dipergunakan, apabila semua titik berada dalam
batas kontrol. Tetapi bila mendapatkan suatu titik tak terkendali (out of control)
sewaktu memeriksa peramalan, maka kita akan mencari peramalan yang baru. Hal
ini membuktikan bahwa metode peramalan tersebut tidak cocok untuk digunakan.
Gambar 2.5 Bagan Peta Kendali
Kondisi Out Of Control, yaitu :
1. Jika ada titik (Y,-Yt) yang berada diluar batas control (>BA
atau <BB)
2. Aturan tiga titik
Dari tiga buah titik yang berurutan, apakah dua titik atau lebih terdapat dalam
salah satu daerah A.
3. Aturan lima titik
Dari lima buah titik yang berurutan, apakah empat titik atau lebih terdapat
4. Aturan delapan titik
Dari delapan titik yang berurutan berada pada salah satu sisi dari garis tengah
(daerah C).
2.7 Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang digunakan
sebagai acuan dalam penelitian ini.
1. Fajar Putri Rachmawati (2011) dengan judul penelitian Perencanaan Distribusi
Produk Furniture dengan menggunakan metode Distribustion Requirement
Planning(DRP) Di PT. Mitra Mandiri Perkasa – Sidoarjo. Adapun tujuan
Penelitian adalah Untuk merencanakan penjadwalan aktivitas pendistribusian
produk Crib, Dresser, Night Stand, TV Amoire, Guardail, dan Conversion Kit
dengan menentukan total biaya distribusi yang minimum. PT Mitra Mandiri
Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang furniture dan mampu
memasok furniture di negara Amerika Serikat. Perusahaan telah dipercaya
untuk mendistribusikan produknya ke negara Amerika Serikat. Perusahaan ini
memiliki berbagai jenis produk furniture. Untuk merencanakan dan
penjadwalan distribusi maka peneliti menggunakan metode Distribution
Requirement Planning (DRP). Diharapkan dengan adanya perencanaan dan
penjadwalan aktivitas distribusi yang baik, keberhasilan dalam pemenuhan
permintaan pelanggan akan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan
meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sesuai
kebutuhan, sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimun mungkin. Dari
produk yang dilakukan perusahaan selama tahun 2010, Total Costnya sebesar
Rp. 928.509.907,-. Sedangkan dengan metode DRP, Total Costnya sebesar
Rp. 907.813.947,- , terjadi penurunan sebesar 2 %.
2. Lilla Salsabila Iswayafi (2010) dengan judul penelitian Perencanaan dan
penjadwalan aktivitas distribusi dengan menggunakan Distribustion
Requirement Planning (DRP) di PTPepsi – Cola Indobeverages – Surabaya.
Adapun tujuan Penelitian adalah Untuk merencanakan penjadwalan aktivitas
pendistribusian produk Gatorade kemasan ke lima kota tujuan, yaitu
Surabaya, Jombang, Malang, Bojonegoro, dan Madiun serta untuk
menentukan total biaya distribusi yang minimum. PT. Pepsi Cola
Indobeverages adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi
minuman ringan dan distribusi. Perusahaan ini memiliki berbagai jenis produk
minuman, namun dalam hal ini peneliti mengambil jenis produk minuman
kesehatan, produk tersebut adalah Gatorade. Untuk merencanakan
penjadwalan distribusi di perusahaan ini maka peneliti menggunakan metode
Distribustion Requirement Planning (DRP) supaya perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi berjalan dengan baik, keberhasilan dalam
pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi lebih optimal, kinerja
penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat
jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimun mungkin.
Berdasarkan hasil penelitian di PT. Pepsi Cola Indobeverages maka
didapatkan biaya distribusi produk yang dilakukan perusahaan selama tahun
distribusi produk yaitu sebesar Rp. 50.736.700,-, sehingga distribusi dengan
menggunakan metode DRP akan mengurangi biaya hingga Rp. 29.550.200,-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT CV. Widoro Indah yang beralamat di Jl. Wedoro,
Sidoarjo. Penelitian tersebut dilakukan untuk mendukung permasalahan yang
dibahas ini yang dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai data terpenuhi.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Var iabel
Dalam penyelesaian permasalahan perencanaan dan penjadwalan distribusi
di CV. Widoro Indah, variabel-variabel yang digunakan adalah :
1. Variabel terikat
Yang dimaksud dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi
variabel bebas. Adapun variabel terikat yang mendukung dalam penelitian di.
CV. Widoro Indah ini adalah total biaya persediaan yang minimum.
2. Variabel Bebas
Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Dalam peneletian ini variabel–variabel tersebut adalah :
a. Data permintaan
Data permintaan bulanan produk untuk tiap-tiap distributor pada bulan
Januari 2011 sampai akhir April 2012.
b. Persediaan produk jadi
Data persediaan produk untuk masing – masing distributor pada bulan
c. Data lead time
Yaitu data waktu pemesanan sampai pengiriman pesanan.
d. Biaya simpan
Biaya simpan per bulan untuk masing – masing produk, yang termasuk
biaya simpan adalah biaya listrik, biaya resiko kerusakan pengiriman dan
biaya personil keamanan.
e. Biaya kirim
Biaya kirim produk untuk tiap – tiap distributor, yang termasuk biaya kirim
adalah biaya solar, biaya bongkar muat, biaya sopir, biaya kernet dan biaya
jalan tol.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, ada beberapa cara yang digunakan dalam
mendukung proses penelitian, yaitu :
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Metode ini dilakukan dengan jalan mempelajari ilmu da literature – literature
yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Sehingga kan diperoleh
teori yang berhubungan langsung dengan penyelesaian masalah.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode pengambilan data yang dilakukan dengan investigasi ke obyek
penelitian. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah Data sekunder
yaitu data yang dikumpulkan dengan mencatat data-data dari dokumen (arsip)
memecahkan masalah, antara lain data historis permintaan, data persediaan
produk, data lead time, data biaya simpan, dan biaya kirim.
3.4 Metode Pengolahan Data
Analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah metode DRP, dimana
langkah – langkah DRP adalah :
1. Perencanaan dan penjadwalan dengan metode perusahaan tahun 2011 (biaya
distribusi).
2. Biaya Distribusi Perusahaan (TC)
Biaya Distribusi = Biaya Kirim + Biaya Simpan
3. Usulan dengan metode DRP
Menghitung Nilai EOQ dirumuskan :
Dimana :
Rm = Rata – rata permintaan tiap bulan (unit)
C = Biaya Pengiriman (Rp./kirim)
H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/bulan)
Formulasi Safety Stock adalah :
L . D -B S=
Reorder Point:
L Z DL B= + α
σ
H C Rm 2
Dimana :
S = SafetyStock
B = Titik reorder
D = Rata - rata demand
L = Lead time
Zα = Standard deviasi permintaan
Kemudian dilakukan penyusunan perhitungan DRP dengan tabulasi.
Tabel 3.1 Hasil Analisa Perhitungan DRP Untuk Tiap Distributor
X Distribution Center
On Hand Balance : Lead Time :
Safety Stock : Order Quantity :
Past
Due
Period
1 2 3 4 5 6 7 8
Gross Requirement
Schedule Receipts
Projected On Hand
Net Requirements
Planned Order Receipts
Planned Order Release
Perhitungan DRP dapat ditentukan dengan rumus berikut:
a. Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) - (Scheduled
Receipt + Projected On Hand periode sebelumnya). Nilai Net
Requirement yang dicatat adalah yang bernilai positif.
b. Planned Order Receipt adalah rencana penerimaan produk sebesar order
quantity policy yang ditetapkan, pada waktu yang sama dengan terjadinya
Net Requirement.
c. Planned Order Release adalah rencana pelepasan pesanan ke level
distribusiyang lebih tinggi, diperoleh dari (Periode Planned Order
d. Hitung projected on hand pada periode tersebut:
Projected on hand = (Projected On Hand Periode Sebelumnya + Schedule
Receipt + Planned Order Receipt) - (Gross Requirement)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode DRP , maka di dapatkan biaya
distribusi.
4. Metode DRP dipilih
Metode DRP dipilih apabila menghasilkan biaya distribusi yang terkecil
5. Membuat Diagram Pencar
Membuat diagram pencar untuk menentukan model atau metode peramalan.
6. Peramalan
Dengan caraMenghitung Mean Square Error (MSE), rumus :
n
Y Y MSE
n
t
t t
∑
=
−
= 1
2 ^
Dimana :
Yt = Data aktual
t ^
Y = Hasil peramalan
n = Jumlah periode
7. Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart (MRC)
a. Menghitung Rentang Bergerak (Moving Range)
MR = │(d’ t - dt ) – (d’t - 1 – dt - 1)│
Dimana :
dt : data aktual tahun tertentu
b. Menghitung Rata-rata Bergerak
MR = 1
− Μ
∑
N