• Tidak ada hasil yang ditemukan

SA,\18UTAN PE1\1ERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SA,\18UTAN PE1\1ERINTAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SA,\18UTAN PE1\1ERINTAH

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA

PEMBICARAAN TINGKAT 11/PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ATAS RANCANGAN UNDANC�UNDANG TENTANG

PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNC JAWAB

KEUANGAN NEGARA

Tanggal 21 Juni 2004

REPUBLIK INDONESIA

ARSIP

(2)

SAMHUTAN PE1"1ERINTAH

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAl\1 RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGA1"1BILAN KEPUTUSAN

ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PElVIERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JA \V AB

'nznggal 21 ]uni 2004 Yth. Saudara Ketua Sidang Paripurna DPR-RI, Yth. Para Anggota Dewan,

Serta para hadirin sekalian,

Assalan1u alai_kum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.

Alhamdulillah kita ucapkan, bahwa pada hari ini kita dapat menyaksikan pemberian persetujuan o]eh Dewan Perwakilan Rakyat R1 atas Naskah RUU tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara untuk menjadi undang-undang. Patut kiranya kita memanjatkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Rahmat dan Hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang­ undang yang keberadaannya sudah sejak lama dibutuhkan. Dengan adanya undang-undang ini, makin lengkaplah landasan untuk 1nelakukan perbaikan dan pembenahan di bidang pengelolaan Keuangan Negara yang kita dan1bakan.

ARSIP

(3)

RUU tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, yang sebelumnya berjudul RUU tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara, merupakan bagian dari paket RUU Bidang Keuangan Negara yang terdiri dari 3 RUU. Bila dihitung sejak pengajuan paket RUU tersebut, masa pernbahasannya telah berlangsung

, . 1 • . ' 1 1 l n 1

�o

A

rnrna, yaKn1 seJaK ouian .:)eptemoer L Ou. Sedangkan DHvf (Daftar

Inventarisasi Masalah) n1engenai RUU ini telah disusun sejak bulan Februari 2001 la]u. Khusus untuk RUU ten tang Pemeriksaan Pengelolaan clan Tanggung Jawab Keuangan Negara ini pada tingkat Panja pernbahasannya bani dimulai pada bulan Februari 2004 yang lalu, yaitu setelah diselesaikannya pembahasan RUU Keuangan Negara dan RUU Perbendaharaan Negara.

Atas naina Pemerintah, kan1i 1nenyampaikan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada DPR-Rl atas selesainya pembahasan RUU tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dengan de1nikian, maka lengkaplah sudah pen1bahasan keselmuhan paket RUU bidang Keuangan Negara, yang terdiri atas RUU tentang Keuangan Negara, RUU tentang Perbendaharaan Negara, dan RUU tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dua RUU pertama sudah diundangkan, masing-masing sebagai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Diselesaikannya paket RUU ini menjadi undang-undang, tidak lepas dari komitmen dan kerja keras para Anggota Dewan Yang Terhormat yang sejak awal ingin menuntaskan pembahasan paket tcrscbut dengan maksud

ARSIP

(4)

agar bangsa Indonesia 111erniliki Undang-Undang tentang pengelolaan keuangan sendiri yang didasarkan pada kaidah-kaidah yang berlaku secara universal, sesuai dengan perkembangan yang te1jadi pada saat ini, dan didasarkan pada praktek--praktek terbaik secara internasional.

Pe1nbahasan paket Rancangan Undang-undang tentang Keuangan Negara ini rnemakan waktu cukup lama, yaitu hampir 4 (en1pat) tahun,. Hal ini terutan1a discbabkan Dewan dan Pemerintah menginginkan agar

undang-undang bi dang Keuangan Negara .__, yang dihasilkan dapat

menampung sistem dan praktek-prektek terbaik benar-benar memenubi kebutuhan pengelolaan keuangan negara ke clepan sesuai dengan amai1;,; UUD 1945. Upaya tersebut diwujudkan antara Iain melalui penyelenggaraan Rapat Dengar Pendapat dengan berbagai pihak scperti, para rnantan t\1enteri Keuangan, Baclan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, para pakar di bicl�mg Hukun1 Tata Negara, berbagai instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, len1baga swadaya masyarakat, para pemerhati keuangan negara, organisasi profesi, lembaga keuangan inten1asional, akaclen1isi, dan pihak-pihak yang ticlak dapat disebutkan satu per satu. Di sarnping it11, dalan1 rangka memperluas wawasan rnengenai pengelolaan keuangan negara di berbagai negara, para Anggota Dewan bersarna unsur-unsur dari Pemerintah juga mengikuti berbagai seminar.

Dalarn kurun waktu tersebut, Dewan telah berhasil n1enyusun 3 (tiga) Daftar Inventarisasi 1V1a:mlah (DIM) untuk ketiga RUU dimaksud, yang masing-masing meliputi 165 butir D111 RUU tentang Keuangan Negara, 232 butir DIM RUU tentang Perbendaharaan Negara, dan 153 butir Dil\1 RUU tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Khusus

ARSIP

(5)

berkenaan dengan DIM RUU tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara, setelah melakukan berbagai kajian terbaru, Dewan akhin1ya merasa perlu menambahkan sejumlah DIM susulan hingga jmnlahnya menjadi 159 DIM.

Hal ini menunjukkan, betapa mendalam perhatian dan ketelitian para Anggota Dewan Yang Terhormat terhadap detil ketiga RUU tersebut. Karenanya, Pemerintah berkeyakinan, paket 3 undang-undang yang baru saja dirampungkan ini akan dapat 1nenjadi landasan yang kokoh bagi

pengelolaan Keuangan Negara di Indonesia dalmn rangka menjadikan good

Saudara Ketua Sidang dan para Anggota Dewan yang kan1i hom1ati, Sebagaimana telah disampaikan oleh Perrterintah saat penyampaian Paket RUU Bidang Keuangan Negara pada Sidang Paripuma tanggal 23 Oktober Tahun 2000 lalu, baik pengelolaan keuangan negara maupun pemeriksaannya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia belum dilandasi oleh undang-undang sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Kendati Indonesia telah merdeka lebih dari setengah abad. Selama ini pengelolaan keuangan negara dan pe1neriksaannya hanya didasarkan pada ketentuan perundang-undangan warisan kolonial yang sudah tidak 1agi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pengelolaan keuangan negara modem. Perundang-undangan dirnaksud antara lain adalah ICW (Indische

Comptabiliteitswet), RAB (Regelen voor Het Administratief Beheer), IBW (Indische Bedrijven Wet) dan IAR (Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer) yang diberlakukan atas dasar Pasal II Aturan

Perahhan UUD 1945.

'.·.1.· .. •··•·• .. ·. ·1

•1

ARSIP

(6)

berkenaan dengan DIM RUU tentang Pen1eriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara, setelah nielakukan berbagai kajian terbaru, Dewan akhi1nya merasa perlu menambahkan sejmnlah DIM susulan hingga jurnlahnya rnenjadi 159 DIM.

Hal ini n1enunjukkan, betapa mendalam perhatian dan ketelitian para Anggota Dewan Yang Terhormat terhadap detil ketiga RUU tersebut. Karenanya, Pemerintah berkeyakinan, paket 3 undang-undang yang baru saja dirampungkan ini akan dapat menjadi landasan yang kokoh bagi

pengelolaan Keuangan Negara di Indonesia dalam rangka menjadikan good

,,.r,-,ve·1·11· 0,··1cP A, ,r,j} i'/1,:,,a·,,] 0·01./L?JA}J·1e•1t

.,:::,�·�',' '\."' -- (.,,L,4, +' _.,, ... i L) JJ,'i,.,.- -,�.,,.

Saudara Ketua Sidang dan para Anggota Dewan yang kan1i horniati, Sebagaimana telah disampaikan o]eh Pemerintah saat penyampaian Paket RUU Bidang Keuangan Negara pada Sidang Paripuma tanggal 23 Oktober Tahun 2000 lalu, baik pengelolaan keuangan negara maupun pemeriksaannya dalarn rangka penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia belum dilandasi oleh undang-undang sebagaimana diarnanatkan oleh UUD 1945. Kendati Indonesia telah 1nerdeka lebih dari setengah abad. Selama ini pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaannya hanya didasarkan pada ketentuan perundang-undangan warisan kolonial yang sudah tidak lagi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pengelolaan keuangan negara

modem. Perundang-undangan dimaksud antara lain adalah ICW (Indische

Comptabiliteitswet), RAB (Regelen voor Het Administratief Beheer), IBW

(lndische Bedrijven Wet) dan IAR (Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer) yang diberlakukan atas dasar Pasal II Aturan Peraiihan UUD 194 5.

ARSIP

(7)

Saudara Kehrn Sidang dan para Anggota Dewan yang kan1i homrnti, Perlu kiranya, sejenak, kita menoleh ke belakang. Sebenarnya kebutuhan terhadap undang-undang yang 1nengatur tentang pengelolaan keuangan negara dan pen1eriksaannya, sudah laina kita sadari. Sejak pemerintahan pertama Republik ini (tahun 1945), Pe1nerintah telah men1ulai usaha menyusun undang-undang tentang keuangan negara, yaitu dengan dibentuknya Panitia yang menghasilkan konsep RUU Keuangan Republik Indonesia (UKRI). Dalarn perkembangannya, sampai dengan tahun 2000 yang lalu telah terbentuk tidak kurang dari 14 ( empat be las) Tim/Panitia yang scbagian besar telah menghasilkan rancangan undang­ undang. N an1un, karena berbagai alasan, antara lain belum tercapainya kesatuan pandangan tentang konsep Keuangan Negara, rancangan undang­ undang yang dihasilkan tidak dapat diwujudkan menjadi undang-undang.

Akan tetapi pada hari ini, kita bersan1a menjadi saksi sejarah lahirnya serangkaian undang-undang bidang Keuangan Negara, yakni Undang­ Undang Keuangan Negara, Undang-undang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, sebagaimana telah kemukakan di1nuka. Hal yang juga perlu dicatat, khusus dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia, adalah bahwa ketiga undang-undang ini dihasilkan di era reformasi, oleh DPR-RI dan pemerintahan yang dihasilkan dari proses Reformasi. Dan kiranya dapat dijadikan catatan pula bahwa di tingkat Pen1erintah, proses penyusunan hingga pembahasan tiga RUU tersebut telah 111elewati rnasa tugas 5 (Iima) Menteri Keuangan dari Kabinet yang dibentuk dalan1 hitungan tahun ketujuh dari perjalanan Refom1asi.

ARSIP

(8)

Saudara Kenia Sidang dan para Anggota Dewan yang kami hormati, Dari awal, Pemerintah menyadari bahwa paket tiga RUU yang disampaikan kepada DPR-RI, secara obyektif, bukanlah produk final yang sempuma. Dalam proses pembahasan yang panjang dan mendalam para Anggota Dewan Yang Terhonnat, mengkritisi baik substansi 1naupun perumusan pasal-pasal dalam paket RUU 1ersebut. Hasilnya adalah Rancangan Undang-Undang yang jauh lebih baik. Pemerintah sangat menghargai berbagai penyempurnaan oleh para Anggota Dewan tersebut, ten11asuk dalam mencari titik temu pandangan dari berbagai pihak, antara lain Badan Perneriksa Keuangan dan Bank Indonesia.

Saudara Ketua Sidang dan para Anggota Dewan yang kami hormati, Sebagaimana para Anggota Dewan Yang Terhormat maklum, RUU tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, yang baru saja disetujui Dewan, mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam konteks sistem pengelolaan Keuangan Negara. RUU ini mengisi salah satu pilar penting dari penyelenggaraan good governance dalam pengelolaan keuangan negara, yakni mendukung posisi BPK sebagai lembaga pemeriksaan ekstem yang kuat dan mandiri. RUU ini secara substansi, merupakan hukum acara pe1neriksaan. Dengan demikian, BPK memiliki landasan hukum yang kuat dalam menyelenggarakan kewenangan pemeriksaan yang dimilikinya, untuk me1neriksa pengelolaan Keuangan Negara yang dilakukan Pemerintah serta untl1k memeriksa pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan Keuangan Negara yang disampaikan oleh Pemerintah.

ARSIP

(9)

Hal ini dilnungkinkan karena RUU tentang Pen1eriksaan Pengelolaan fanggung Jawab Keuangan Negara 1nengatur secara tegas lingkup riksaan yang djlakukan BPK yaitu, n1engena1 pelaksanaan riksaan, tentang apa yang dilakukan terhadap hasil pemeriksaan yang Jleh, serta mengenai tindak lanjutnya. Bahkan bila diperhatikan, RUU

·ba"l ct· ,::,1•� C'P.kP.ri<:1r ln1k111Y'I ':lf"'ar•:l pp.n,""r1'ksaan

,1 1-.l.l UJ..J. �JV '\..V\..U.-U JI.\ '\...UJ.l.J. UV J..U.. V .J.lV "'- .1..1. RUU ini juga telah Jerikan kewenangan kepada BPK, untuk n1engambil tindakan lihan terhadap kerugian negara yang terjadi, dalan1 hal ditenmkan ian negara, melalm kcwenangan melakukan pengenaan ganti kerugian a.

Pimpinan dan para Anggota Dewan yang kami hormati,

Pada kesen1patan ini, secara khusus, Pemerintah rnenyampaikan targaan kepada Panja RUU Pemeriksaan Tanggung Jawab Kcuangan ·a atas usulannya untuk mencantumkan ke111bali Bab 1nengenai. tuan Pidana, yang sebelumnya, dalain Pansus telah disetujui untuk ). Hal ini penting, mengingat 1nenun1t hernat Pen1crintah, ketentuan ut memiliki arti khusus dalan1 pelaksanaan undang-undang ·iksaan Pengelolaan dan Tanggung J awab Keuangan Negara kelak ai undang-undang yang bersifat khusus (lex specialis).

Pemerintah berkeyakinan, bahwa Rancangan Undang-undang ·iksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ini akan di landasan yang 1nantap bagi pelaksanaan pengendalian dan �nahan manajemen pemerintahan, khususnya di sektor keuangan,

akan n1e1nbawa dan1pak yang sangat luas terhadap kehidupan )nomian nasional. Dukungan Dewan Perwakilan Rakyat dan scn1ua

ARSIP

(10)

pihak akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan undang-undang ini di kemudjan hari.

Pirnpinan dan para Anggota Dewan yang kami honnati,

Dengan djlandasi oleh keterbukaan dan saling pengeriian, dan dcngan mengedepankan semangat musyawarah untuk mencapai mufakat, pembahasan RT.JU Pemeriksaan Pengeloiaan dan Tanggung Jawab cuangan Negara te]ah dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, sekali , , Pemerintah menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya k:::pada Dewan Perwaki]an Rakyat Republik Indonesia. Secara khusus

i1emerintah menyampaikan salut kepada para Anggota Pansus RUU

Keuangan Negara dan para Anggota Panjanya, yang telah bekerja sangat keras untuk menuntaskan paket RUU pada masa sidang ini. Keterbukaan, kearifan dan komit1nen para Anggota tersebut dihargai oleh Pemerintah. i·1dak lupa kepada semua pihak yang telah 1ne1nberikan kontribusi dan :Jrtisipasinya hingga selesainya secara keselun1han paket RUU ini kami ;11enyampaikan Terima Kasih.

vVassalamu alaikum wr. wb. A.n. Pemerintah, Menteri Keuangan Boediono

ARSIP

DPR

Referensi

Dokumen terkait

kabayan dan berbisik  &gt; !dah akang mah iya-iya sa0a biar saya yang ngat!r.  &gt; !dah akang mah iya-iya sa0a biar saya

5. Nilai menghargai jasa. Contohnya Sultan Johor menganugerahkan Darjah Kerabat kelas Dua kepada Dato‟ Onn dan beberapa orang pemimpin lain yang berjasa kepada tanah air.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul &#34;Upaya

Kesetian para pelaku sosial pada sistem sosial Definisi Operasional Variabel Definisi Variabel Indikator Skala 1 2 3 4 Komitmen Organisasi Luthans (2006)

Menurut hasil wawancara dengan informan 3, bahwa LAZNAS Nurul Hayat menerapkan pengawasan secara langsung. Pengawasan dilakukan oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya

Target luaran berupa seminar dan sosialisasi terkait transfer ilmu dan teknologi dari Fakultas Pertanian Unipas kepada kelompok-kelompok tani kopi di desa Wanagiri

Selain itu pewawancara juga harus sering mengingatkan responden bahwa pengeluaran yang dimaksud dalam pertanyaan ini adalah untuk bahan makanan yang sudah habis dikonsumsi selama

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 12 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana