• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DENGAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN PADA MATERI OPERASI PERKALIAN KELAS III DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DENGAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN PADA MATERI OPERASI PERKALIAN KELAS III DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA - Test Repository"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

EFEKTIFITAS PENERAPAN

METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

DENGAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN PADA MATERI OPERASI PERKALIAN

KELAS III DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

UMI MUSHODDIQOH NIM 11509015

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

EFEKTIFITAS PENERAPAN

METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

DENGAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN PADA MATERI OPERASI PERKALIAN

KELAS III DI MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

UMI MUSHODDIQOH NIM 11509015

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Barang siapa menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu,

Maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini ku persembahkan kepada :

(8)

viii

ABSTRAK

Mushoddiqoh, Umi. 2013. Efektifitas penerapan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan pada materi operasi perkalian kelas III di MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga. Skripsi.Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida‟iyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing :Eni Titikusumawati, M.Pd.

Kata Kunci : efektifitas, metode STAD, alat peraga kartu bilangan.

Penelitian ini dilakukan melihat dari minimnya kreatifitas guru dalam penyampaian materi operasi perkalian juga siswa belum memahami konsep perkalian. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan efektif digunakan pada materi operasi perkalian siswa kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2013/2014?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan pada materi operasi perkalian pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2013/2014.

Penilitian disini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan memggunakan pendekatan eksperimen semu. Yang melibatkan dua kelas, yaitu kelas IIIA sebagai kelas kontrol dan kelas IIIB sebagai kelas eksperimen. Dan menggunakan analisis data SPSS.

Berdasarkan pretest, posttest dan angket yang diberikan kepada siswa menunjukkan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen mendapatkan nilai yang berbeda. Kelas kontrol mendapatkann nilai rata-rata kelas 69.81 sedangkan kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata kelas 88.88. Maka metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan efektif materi operasi perkalian pada siswa kelas III

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga tahun pelajaran

(9)

ix

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan pada materi operasi perkalian pada siswa kelas III Madarasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga”.

Selanjutnya dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.

Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku kajur Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida‟iyah STAIN Salatiga.

(10)

x

4. Para dosen dan seluruh civitas akademika jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

5. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga yang telah memberikan do‟a restu serta dukungan kepada penulis.

Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT, mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 22 januari 2014 Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

NOTA PEMBIMBING... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii

ABSTRAK... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Hipotesis Penelitian... 4

E. Kegunaan Penelitian... 4

F. Definisi operasional... 6

G. Metode Penelitian... 8

H. Sistematika penulisan 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. EFEKTIFITAS 1. Definisi efektifitas... 17

2. Kondisi belajar mengajar yang efektif 18 B. METODE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) Metode Student team achiment divisions (STAD)... 19

C. ALAT PERAGA KARTU BILANGAN Alat peraga kartu bilangan... 23

D. METODE STAD DENGAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN Metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan... 26

E. OPERASI PERKALIAN 1. Cara pertama... 28

2. Cara kedua... 29

3. Cara ketiga... 29

4. Cara keempat... 29

(12)

xii BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif

Mangunsari Salatiga...

1. Sejarah berdirinya MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga... 33

2. Struktur organisasi... 34

3. Visi dan misi... 38

4. Sarana, prasarana dan fasilitas... 38

5. Kegiatan ekstrakurikuler... 40

6. Prestasi... ... 41

7. Sistem pendidikan... 42

A. Diskripsi data 1. Validitas... ... 43

2. Reabilitas... ... 44

BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis validitas dan reabilitas instrument... 45

B. Analisis data... 51

C. Analisis hasil penelitian... 56

D. Pembahasan hasil penilitian... 57

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1.1 Populasi dan sampel kelas IIIA dan IIIB... 10

2 Tabel 1.2 Rancangan pretest dan posttest dalam pemilihan kelompok... 10 3 Tabel 2.1 Penghitungan perkembangan skor induvidu... 22

4 Tabel 2.2 Penghitungan perkembangan skor kelompok... 22

5 Tabel 3.1 data personalisi... 35

6 Tabel 3.2 Rincian jumlah siswa... 37

7 Tabel 4.1 Hasil uji pretest... 45

8 Tabel 4.2 Uji validitas setelah penghapusan... 46

9 Tabel 4.3 Reabilitas soal pretest... 46

10 Tabel 4.4 Hasil uji coba posttest... 47

11 Tabel 4.5 Uji validitas setelah penghapusan... 48

12 Tabel 4.6 Reabilitas soal posttest... 48

13 Tabel 4.7 Hasil uji coba angket... 49

14 Tabel 4.8 uji validitas setelah penghapusan 50 13 Tabel 4.9 Reabilitas angket... 50

16 Tabel 4.10 Uji normalitas hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol... 51 17 Tabel 4.11 Uji normalitas hasil posttes kelas eksperimen dan kelas kontrol... 52 18 Tabel 4.12 Nilai angket... 52

19 Tabel 4.13 nilai lembar observasi siswa... 54

20 Tabel 4.14 lembar observasi guru... 55

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sudah 10 tahun ini pemerintah melaksanakan program wajib belajar 9 tahun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.47/2008 wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara Indonesia. Wajib belajar 9 tahun dibagi menjadi dua jenjang, jenjang yang pertama adalah sekolah dasar (SD/MI) dan jenjang yang kedua yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada jenjang SD/MI pendidikan dibagi menjadi 6 tingkatan dan setiap tingkatan dilakukan selama 1 tahun. Pada jenjang SMP dibagi menjadi 3 tingkatan, setiap tingkatan terdiri dari 1 tahun.

Kurikulum pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Mangunsari

(16)

2

semester siswa masih di bawah KKM yaitu 70, sedangkan nilai rata-rata secara klasikal KKM yang dicapai siswa yaitu 65.

Nilai rata-rata yang masih rendah tersebut, disebabkan oleh siswa masih terpaku pada operasi perkalian yang sederhana tanpa memahami konsep perkalian, siswa bosan dengan cara mengajar guru tanpa variasi dari guru. Observasi yang dilakukan dengan guru kelas III di Madrasah Ibtida‟iyah Negeri (MIN) Kalikurmo Kecamatan Bringin pada tanggal 2 April

2013 hasilnya juga tidak jauh berbeda, keterampilan siswa dalam operasi perkalian yang rendah disebabkan oleh metode ceramah yang masih digunakan oleh guru di MIN Kalikurmo belum menggunakan alat peraga pembelajaran. Transfer ilmu mengajarkan konsep operasi perkalian dapat mengubah dari bentuk simbolik kebentuk numerik sehingga memudahkan siswa. Contoh mengubah dari bentuk simbolik ke numerik adalah dari gambar diubah menjadi angka.

Proses mengajarkan matematika di madrasah ibtidaiyah pada kelas III tidak mudah, karena siswa lebih suka bermain dan tidak dapat duduk tenang di tempat duduknya. Apabila guru hanya mengikuti kemauan siswa untuk bermain tanpa memperhatikan penjelasan guru mengakibatkan proses pembelajaran tidak efektif. Hal ini dapat menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

(17)

3

guru harus sesuai dengan kondisi kelas, materi yang disampaikan adalah operasi perkalian. Untuk mengatasi 2 hal tersebut, menurut Sudono (2004:44) guru dapat menggunakan media pembelajaran secara tepat agar siswa tidak menjadi bosan dan dapat mengikuti pembelajaran dengan tenang serta tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai.

Pengukuran tercapainya sasaran dan tujuan pembelajaran harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui keefektifan suatu metode yang digunakan. Menurut Sadiman dalam Trianto (2009:20) keefektifan adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran di mana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Berdasarkan hasil pengukuran, guru dapat mengetahui sudah tepat atau belum metode pembelajaran yang telah digunakan dengan keadaan kelasnya. Apabila metode yang digunakan tidak berpengaruh dan belum bisa meningkatkan hasil belajar siswa maka guru wajib mengganti metode belajar tersebut, begitupun sebaliknya apabila metode pembelajaran dapat menimbulkan pengaruh lebih baik guru dapat mempertahankan metode tersebut atau mengembangkannya.

(18)

4

efektifitas penerapan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan pada materi operasi perkalian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Apakah metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan efektif digunakan pada materi operasi perkalian siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penerapan pembelajaran dengan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan dapat: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan pada materi operasi perkalian pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga tahun pelajaran 2013/2014.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dalah sebagai berikut: Metode STAD dengan alat peraga efektif digunakan pada pada materi operasi perkalian siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif

Mangunsari salatiga.

E. Kegunaan Penelitian

(19)

5

1. Manfaat Teoritis

Apabila setelah dilakukan penelitian tentang efektifitas penerapan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan pada materi operasi perkalian di harapkan dapat menjadi sumber refrensi untuk penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Membantu siswa untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru.

b. Bagi Guru

Memberi informasi yang bermanfaat dan membantu guru dalam mengembangkan metode pembelajaran matematika siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga kelas III.

c. Bagi Sekolah

(20)

6

F. Definisi Operasional 1. Efektifitas

Menurut Purwadarminta efektifitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus Indonesia, efektif berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) manjur, mujarab, mempan (2006:311). Jadi efektifitas dapat diartikan sebagai proses untuk menimbulkan pengaruh menjadi lebih baik.

2. Metode Student Team Achievement Divisions (STAD)

Menurut Jamal dalam buku Nasution (2013:19) metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos. Methodos berasal dari kata “meta” dan

“bodos”. Meta berarti memulai, sedang bodos berarti jalan. Sehingga

metode berarti jalan yang harus dilalui atau cara untuk melakukan sesuatu atau prosedur.

Menurut Rusman dalam Slavin (2011:213) model STAD (Student team achievement divisions) merupakan variasi pembelajaran kooperatif

yang paling banyak diteliti.

3. Alat peraga kartu bilangan

Menurut Sudjana, 2010 pengertian alat peraga pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efesien (Sudjana: 2010)

(21)

7

dengan kartu yang lain jumlah gambar berbeda. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam hal kesulitan yang dialami siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Mangunsari Salatiga tentang belajar matematika, maka peneliti membuat alat peraga kartu bilangan. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kertas karton. 2. Printer.

Disini ada beberapa contoh kartu bilangan. Contohnya dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini:

Dilihat dari depan:

Dilihat dari belakang:

4. Operasi perkalian

(22)

8

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yang mana jika dilahat dari bidangnya penelitian ini merupakan bidang pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen semu (quasi experimental), yaitu penelitian yang digunakan untuk mengungkap proses pembelajaran STAD dengan alat peraga kartu bilangan dengan cara melibatkan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen yaitu kelas yang diberikan perlakuan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan. Kelas kontrol yaitu kelas yang tidak diberikan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan, metode pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran konvensional.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mangunsari Salatiga. Alasan memilih lokasi ini karena di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga para gurunya belum

banyak yang menggunakan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan rincian jadwal sebagai berikut: 1) Bulan maret 2013 (pengajuan dan persetujuan judul skripsi).

(23)

9

3) Bulan mei (pembuatan skripsi sampai akhir).

3. Populasi dan Sampel. a. Populasi.

Menurut Martono (2011: 74) Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau induvidu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mangunsari Salatiga yang berjumlah 54 siswa pada tahun 2013/2014, yang terdiri dari kelas IIIA berjumlah 27 siswa dan kelas IIIB berjumlah 27 siswa.

b. Sampel

Menurut Martono (2011: 74) sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

(24)

10

Tabel 1.1

Populasi dan Sampel Kelas IIIA dan IIIB

Kelas A Kelas B

Populasi 27 Siswa 27 Siswa

Sampel 27 Siswa 27 Siswa

4. Racangan penelitian.

Penelitian kuantitatif di sini adalah melibatkan dua kelas, yaitu kelas IIIA sebagai kelas kontrol dan kelas IIIB sebagai kelas eksperimen. Lihat tabel sebagai berikut:

Tabel 1.2

Rancangan pretest dan posttest dalam pemilihan kelompok

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 _ O4

Keterangan:

a. O1, O3: Pretest sebelum pelajaran b. O2, O4: posttest sesudah pelajaran

c. X1 : yang diberi perlakuan dalam eksperimen

(25)

11

5. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data akurat serta memperhatikan relevansi data dengan tujuan yang dimaksud, maka teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

a. Dokumentasi

Menurut Sukandarrumidi dalam buku Irawan (2004: 100) studi dokementasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumentasi yang digunakan peniliti adalah foto.

b. Observasi

Metode observasi untuk mengetahui aktivitas apa saja yang dilakukan guru dan siswa selama proses belajar mengajar dan kekurangan guru dalam mengajar. Peneliti dapat mencatat hasil observasi di lembar observasi. Lembar observasi terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Observasi dilakukan mulai tanggal 1 April 2013 – selesai.

c.Tes

(26)

12

6. Instrumen Penelitan

Instrumen yang digunakan dalam peniltian ini adalah sebagai berikut:

a. Tes

Tes adalah hasil belajar siswa, tes terdiri dari dari dua macam yaitu pretest dan posttest. Pretest yaitu butir soal yang digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata yang sama sedangkan posttes yaitu butir soal yang digunakan untuk mendapatkan data besarnya pengaruh penggunaan metode STAD melalui alat peraga kartu bilangan dalam pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Lembar Observasi

Lembar obdervasi adalah untuk menjamin keterlaksanaan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan dalam pembelajaran. Lembar observasi di dapat dari hasil observasi.

c. Angket

Angket adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan. Hasil angket di dapat dari angket yang diberikan kepada siswa dan di isi oleh siswa.

7. Analisis Data

(27)

13

dilakukan uji banding dua sampel untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Analisis data menggunakan uji beda independent t test pada spss.

a. Uji prasyarat 1) Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur, Gay (dalam Sukardi, 2008).

Kategori validitas (Sugiyono): a. Valid jika r hitung ≥ 0,3.

b. Tidak valid jika r hitung < 0,33.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS

2) Reabilitas

(28)

14

Kategori koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: a. 0,80 < rxx ≤ 1,00 (reliabilitas sangat tinggi)

b. 0,60 < rxx ≤ 0,80 (reliabilitas tinggi) c. 0,40 < rxx ≤ 0,60 (reliabilitas sedang) d. 0,20 < rxx ≤ 0,40 (reliabilitas rendah)

e. -1,00 < rxx ≤ 0,20 (reliabilitas sangat tidak rendah atau tidak reliabel)

3) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat mengetahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila pengujian normal, maka hasil perhitungan statistik dapat digeneralisasi pada populasinya. Uji normalitas dilakukan dengan baik secara manual maupun menggunakan komputer program SPSS 16. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-smirnov, jika hasilnya < α =0,05 data dikatakan

tidak normal, dan jika hasilnya > α=0,05 maka data normal.

4) Uji hipotesis

(29)

15

signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling tidak berhubungan.

H. Sistematika Penulisan

Pada bagian inni terdiri dari 5 (lima) bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitiaan, kegunaan penilitian, definisi operasional, metodologi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang:

A. Efektifitas

1. Definisi efektifitas

2. Kondisi belajar mengajar yang efektif

B. Metode Student team achievement divisions (STAD) C. Alat peraga kartu bilangan

D. Metode Student team achievement divisions (STAD) dengan alat peraga kartu bilang

E. Operasi perkalian

(30)

16 BAB III : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini menyajikan data yang peneliti peroleh dari penelian yang diliputi:

A. Gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif

Mangunsari Salatiga yang meliputi:

1. Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga.

2. Struktur organisasi 3. Visi dan misi

4. Sarana prasarana dan fasilitas. 5. Kegiatan ekstrakurikuler 6. Prestasi

B. Diskripsi data. a. Validitas. b. Reabilitas. BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini Membahas tentang:

A. Analisis validitas dan reabilitas B. Analisis data.

C. Pembahasan hasil penelitian. BAB V : PENUTUP

(31)

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Efektifitas

1. Definisi efektifitas

Menurut Purwadiminta efektifitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus bahasa Indonesia, efektif berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) manjur, mujarab, mempan (2006:311) Jadi efektifitas dapat diartikan sabagai proses untuk menimbukan pengaruh menjadi lebih baik.

Menurut susanto efektifitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi. Efektifitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang (Susanto: 2013).

Menurut Agung efektifitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan progam atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan di antara pelaksananya (Agung: 2013)

(32)

18

Jadi efektifitas adalah suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakn sebelumnya secara matang, yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksananya.

2. Kondisi belajar mengajar yang efektif

Suatu pembelajaran dikatakan efektif menurut Soemosasmito dalam Trianto (2009: 20) apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu:

1. presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM; 2. rata – rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa;

3. ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan;

4. mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2), tanpa mengbaikan butir (4).

Menurut Roestiyah (1986: 161) untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal yakni:

a. Kondisi internal

a) Kebutuhan physiologis, yaitu kebutuhan jasmani manusia, misalnya kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat dan kesehatan. Dalam mengikuti pelajaran harus dalam keadaan sehat.

(33)

19 b. Kondisi eksternal

a) Ruang belajar harus bersih. b) Ruangan cukup terang c) Cukup sarana

c. Strategi belajar

a). Cara mengatur waktu belajar b) Cara mempelajari bahan pelajaran c) Cara mempelajari buku bacaan

Jadi pembelajaran dikatakan efektif apabila tercapainya suatu persyaratan yaitu presentasi waktu belajar siswa, nilai tugas yang tinggi, kemampuan siswa dan suasana belajar siswa di sekolah.

B. Metode Student Team Achievement Divisions (STAD)

Menurut Jamal dalam buku Nasution (2013:19), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos. Methodos berasal dari kata “meta” dan “bodos”. Meta berarti memulai, sedang bodos berarti jalan. Sehingga metode berarti jalan yang harus dilalui atau cara untuk melakukan sesuatu atau prosedur.

Menurut Rusman dalam Slavin (2011:213) metode STAD (Student team achievement divisions) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling

banyak diteliti.

(34)

20

Menurut Rusman (2011:2015) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:

a. Penyampaian tujuan dan motivasi.

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

b. Pembagian kelompok.

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang mempioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.

c. Presentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan terssebut dipelajari. Guru memeberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang ketersmpilksn dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjkannya.

d. Kegiatan belajar dalam tim (Kerja tim)

(35)

21

bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. e. Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk untuk menjamin agar siswa secara induvidu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84 dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

f. Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hail kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok. dapat dilakukan oleh guru melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1). Menghitung skor individu

(36)

22

Tabel 2.1

Penghitungan perkembangan skor induvidu

No Nilai tes Skor perkembangan

1 Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 0 poin

2 10 sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 poin

3 Skor 0 sampai 10 poin diatas skor dasar 20 poin

4 Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30 poin

5 Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan

skor dasar)

30 poin

2). Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan induvidu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana dalam tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2

Penghitungan perkembangan skor kelompok

No Rata-rata skor kualifikasi

1 0 ≤ N ≤ 5 -

(37)

23

3). Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok.

Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru).

Jadi metode STAD (Student Teams Achiment Devision ) adalah cara untuk melakukan suatu atau prosedur yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru mendekatan kooperatif. Metode STAD mempunyai langkah-lankah pembelajaran yaitu, penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presntasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim (kerja tim), kuis (evaluaisi), penghargaan prestasi tim

C. Alat peraga kartu bilangan

Menurut Sudjana, pengertian alat peraga pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efesien (Sudjana: 2010)

Menurut Faizal alat peraga pendidikan sebagai instrument audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih

menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi (Faizal: 2010)

(38)

24

Menurut Nasution (1994) yang dimaksud alat peraga pendidikan adalah alat pembantu mengajar yang efektif (Nasution: 1994)

Menurut Suhardi pengertian alat peraga pendidikan atau audio-visual aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran (Suhardi: 1978).

Menurut Sumad mengemukakan bahwa alat peraga AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses kimunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif (Sumad: 1972)

Menurut Amir Hamzah (1981) bahwa alat peraga pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif (Hamzah: 1981)

Jadi alat peraga adalah suatu alat audio maupun visual yang dapat diserap oleh mata dan telingan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien, dan meningkatkan minat siswa dalam mengikuti suatu pembelajaran.

(39)

25

tentang belajar matematika, maka peneliti membuat alat peraga kartu bilangan. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kertas karton 2. Printer

Kartu bilangan didesain mirip dengan kartu remi, gambar yang digunakan tokoh kartu angry bird ini dilakukan supaya menarik siswa siswa untuk belajar matematika. Dalam penggunaan kartu bilangan ini harus dilakukan secara kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 anak.

Disini ada beberapa contoh kartu bilangan. Contoh kartu bilangan dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

a. Dilihat dari depan

b. Dilihat dari belakang

Langkah-langkah penggunaan kartu bilangan; 1. Guru mengenalkan kartu bilangan kepada siswa.

(40)

26

3. Setiap 1 siswa diberi satu paket kertu bilangan yuang terdiri dari 25 kartu. 4. Guru memberi contoh dipapan tulis, mengubah dari bentuk simbolik kke

bentuk numerik.

5. Guru memberikan soal dan setiap kelompok berlomba untuk menggunakan paling cepat dan mempresentasikan kedepan kelas.

Keuntungan kartu bilangan adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan siswa dalam bidang metematika seperti operasi perkalian dan menganalisis semakin meningkat.

2. Kemampuan menemukan dan memecahkan masalah meningkat. 3. Siswa lebih tertarik dan termotifikasi untuk belajar matematika. D. Metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan.

Langkah-langkah metode STAD dengan alat peraga adalah sebagai berikut:

1. Penyampaian tujuan dan motivasi.

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.

2. Pembagian kelompok

Guru membagi kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 siswa yang mempioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etik.

Guru menjelaskan tata tertib kelompok, tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok, kekompakan dalam kelompok

(41)

27 3. Presentasi dari guru

Guru menjelaskan operasi perkalian dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan. Guru memberikan contoh cara bermain kartu bilangan, guru mengajak siswa mempraktikan bersama guru. Guru memberi tugas perkalian yang dikerjakan kelompok dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan.

4. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa mengerjakan tugas-tugas dari guru dengan teman satu kelompoknya. Guru menyiapkan lembar kerja siswa yang akan dikerjakan. Guru memberikan dorongan dan motivasi pada siswa

5. Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja kelompok masing-masing.

6. Penghargaan prestasi tim.

Tahapan-tahapan penghargaan prestasi tim adalah sebagai berikut: a. Menghitung skor individu.

b. Menghitung skor kelompok.

c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok. E. Operasi perkalian.

(42)

28

halnya dengan cara menunjukkan penjumlahan b + b + b + ... sebanyak a kali.

Menurut Endyah (2012: 122) ada beberapa cara yang lebih mudah dan sederhana yang dapat diajarkan kepada siswa, yaitu:

1. Cara pertama

Pada bagian pertama ini, bisa mengajarkan berhitung perkalian dengan cara menuliskan rumus-rumus mudah seperti berikut ini.

1 × 2 = 1 + 1 = 2 2 × 2 = 2 + 2 = 4 3 × 2 = 4 + 2 = 6 4 × 2 = 6 + 2 = 8 5 × 2 = 8 + 2 = 10 6 × 2 = 10 + 2 = 12 7 × 2 = 12 + 2 = 14 8 × 2 = 14 + 2 = 16 9 × 2 = 16 + 2 = 18 10× 2 = 18 + 2 = 20

(43)

29

menambahkan angka 2 itu sebanyak 4 kali sehingga akan diketahui bahwa hasil perkalian tersebut adalah 8.

2. Cara kedua

Cara yang dapat digunakan untuk mengajarkan anak berhitung perkalian, Sebenarnya cara ini sama dengan cara pertama. Hanya saja, angka dasar yang dipilih adalah angka yang terbesar.

Contoh :

6 × 3 = 6 + 6 + 6 = 18

6 × 4 = 6 + 6 + 6 + 6 = 24 6 × 5 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 30 3. Cara ketiga

Pada bagian ketiga ini, dapat mengajarkan perkalian dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Tetapi, pengajaran perkalian ini hanya dapat dilakukan jika anak sudah banyak memiliki pengrtahuan tentang perkalian.

Contoh: 12 2 24

4. Cara keempat

(44)

30

mengangkat sebuah tema dongeng yang menerut anak cukup menarik untuk disimak.

Contoh:

Pada suatu hari, Arif pergi kehutan untuk berburu. Ia membawa sebuah ketapel lengkap dengan kerikilnya. Kerikil-kerikil itu ia tempatkan pada lima buah kantong plastik. Masing-masing pantong plastik berisi 10 butir kerikil. Berapakan semua jumlah kerikil yang dibawa oleh Arif?

Dalam hal ini anak akan diajak untuk menghitung perkalian angka 10 × 5. Setelah menulis angka 5 dan 10. Langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalh menggambar plastik sebanyak 5 dan kerikil-kerikilnya yang berjumlah 10. Kemudian minta anak untuk menghitung semua kerikil yang ada didalam kantong plastik Arif.

Menurut Arita dan Iskandar (2011: 91) sifat-sifat perkalian pada bilangan cacah adalah sebagai berikut:

1. Sifat tertutup

Pada dua bilangan cacah a dan b sembarangan., maka ada sebuah bilangan cacah yang merupakan hasil kali dari a dan b.

2. Sifat komulatif

Pada semua bilangan cacah a dan b berlaku a × b = b × a. 3. Sifat asosiatif

(45)

31 4. Elemen identitas

Bilangan 1 adalah elemen identitas perkalian sehingga pada setiap bilangan cacah a berlaku: 1 × a = a dan a × 1 = a

5. Sifat perkalian dengan bilangan nol

Jika a adalah bilangan cacah, maka 0 × a = 0 dan a × 0 = 0 6. Sifat distrbutif perkalian terhadap penjumlahan.

Pada setiap bilangan cacah a, b, c berlaku a (b + c) = ab + ac dan (b + c) a = ba + ca

Penelitian ini mengggunakan teori Endyah pada cara kedua dan cara ketiga, agar siswa lebih paham dalam memahami konsep-konsep dalam perkalian. Operasi perkalian dijelaskan dengan menggunakan kartu bilangan alat peraga.

F. Materi perkalian yang diajarkan dengan metode STAD

Materi yang diajarkan adalah operasi perkalian dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan. Contoh pada gambar 2.2 berikut ini:

1. 2 × 7 =

Pengubahan dari Symbolik ke Numerik

2 × 7 =

+ =

(46)

32

2. Pada suatu hari, Arif pergi kehutan untuk berburu. Ia membawa sebuah ketapel lengkap dengan kerikilnya. Kerikil-kerikil itu ia tempatkan pada tiga buah kantong plastik. Masing-masing pantong plastik berisi 10 butir kerikil. Berapakan semua jumlah kerikil yang dibawa oleh Arif?

Pengubahan dari Symbolik ke Numerik

+ + + +

+

+

+

+ +

=

+ +

+ +

+

+ +

+

(47)

33

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Mangunsari Salatiga yang meliputi:

1. Sejarah berdirinya MI Ma’arif Mangunsari Salatiga.

Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Mangunsari merupakan sebuah

lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Lembaga Ma‟arif

Cabang Salatiga. Nama sekolah ini berasal dari bahasa arab yang secara bahasa berarti sekolah dasar. Sebagaimana lembaga pendidikan Islam lainnya, MI Ma‟arif Mangunsari memberikan perhatian yang lebih terhadap

Pendidikan Agama Islam di samping mata pelajaran umum lainnya

Latar belakang dari berdirinya MI Ma‟arif Mangunsari adalah

adanya keinginan dan kebutuhan dari masyarakat Mangunsari dan sekitarnya akan adanya sekolah di lingkungan mereka. Pada saat itu, sekolah di daerah tersebut masih sangat sedikit jumlahnya. Melihat fenomena tersebut, beberapa tokoh agama yang mempunyai tanggung jawab dan merasa berkewajiban untuk mempersiapkan generasi muda yang berpengetahuan agama dan umum, berinisiatif untuk memprakarsai berdirinya sebuah lembaga pendidikan Islam. Harapan itu terealisasi dengan berdirinya MI Ma„arif Mangunsari pada tanggal 15 Januari 1969.

(48)

34

belum mempunyai bangunan sendiri. Kini, di usianya yang sudah sekitar 44 tahun, MI Ma‟arif Mangunsari telah berkembang menjadi salah satu sekolah

yang diminati oleh masyarakat di kota Salatiga.

Lembaga ini memandang pendidikan sebagai modal asasi bagi setiap orang dalam menjalani hidup sebagai khalifah fil ardli. Sebagian orang boleh beranggapan bahwa pendidikan bukanlah segala-galanya. Namun, perlu disadari bahwa segala sesuatu berasal dari pendidikan.

2. Struktur organisasi.

a. Susunan kepengurusan komite MI Ma‟arif Mangunsari

Ketua : M. Fathur Rahman

Sekretaris : Yasin

Bendahara : M. Turis Niagawan, SH Seksi Pembangunan : Drs. Susilo Hadi

Seksi Kegiatan : Drs. Joko Anis S, M. P.dI Seksi Penggalian Dana : Sholeh, SE

Seksi Humas : Fathul Ghufron, S.Pd.I b. Data Sekolah

Nama Madrasah : MI Ma‟arif Mangunsari

NPSN : 20328495

NSM : 111233730008

Alamat Madrasah : Jl Abdul Syukur No. 3 Cabean Mangunsari Sidomukti Kota Salatiga

(49)

35 Status sekolah : swasta Nama Yayasan : Ma‟arif NU

Tahun berdiri : 1969

Luas tanah : ±1169 m2

Status tanah : wakaf

Nomer sertifikat : SK.126/HGB/67 Akreditasi/tahun : A/ 2012

Kepala Madrasah : Siti Rohmini, M. Pd. I. c. Data Personalia

MI Ma‟arif Mangunsari, Sidomukti, Salatiga memiliki 15 orang

guru pengajar dan 1 orang karyawan dengan rincian sebagai berikut: Daftar Personalia (Guru dan Karyawan). Lihat tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Data personalisi

No Nama NIP Jabatan

1 Siti Rohmini, M.Pd.I. 197103311993032001 Kepala

2 Yasin 197007212005011004 Guru BS

3 Ismiyati, S.Pd. 197307241998032009 Guru Kls

4 Dra. Nurul Aini 196503132005012001 Guru BS

5 Fathul Ghufron, S.Pd.I. 198208182007101002 Guru Kls

6 Tri Puji Hastuti, S.Ag. 197205162007102003 Guru Kls

(50)

36

No Nama NIP Jabatan

8 A. Sabiqul Umam, S. Ag. GTT Guru BS

9 M. Turis Niagawan, S.H. GTT Guru BS

10 Fatkhur Rahman Khabibi GTT Guru BS

11 Fauziah, M.Ag. GTT Guru Kls

12 Dian Mariani, S.Pd. GTT Guru Kls

13 Susriana Wahyu I. L, S.Ag. GTT Guru Kls

14 Arifatul Farida, S.Pd. GTT Guru Kls

15 Tri Handayani, S.Pd.I. GTT Guru Kls

16 Syafiil Abtohi, S.Pd I. GTT Guru kls

17 Mahmud PTT Penjaga

(sumber: Dokumen MI Ma’arif Mangunsari)

Keterangan:

Guru Kls = Guru Kelas

Guru BS = Guru Bidang study GTT = Guru Tidak Tetap

Berdasarkan dari data di atas, diketahui bahwa hampir

seluruh tenaga pengajar di MI Ma‟arif Mangunsari telah

(51)

37 d. Data Siswa

MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga merupakan salah satu

sekolah yang mempunyai daya tarik cukup besar kepada orang tua untuk menyekolahkan anak mereka di tempat ini. Jumlah siswa yang bersekolah di tempat ini mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Bahkan, kini kelas I-IV telah berubah masing-masing paralel menjadi dua kelas.

Tabel 3.2

Rincian jumlah siswa sebagai berikut

KELAS JUMLAH

1A 30

IB 30

IIA 30

IIB 30

IIIA 27

IIIB 27

IVA 19

IVB 19

VA 21

VB 21

VI 16

(52)

38

3. Visi dan misi.

Visi MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga terangkum dalam

sebuah kata “CERRIA” yang merupakan singkatan dari cerdas,

religius dan berakhlakul karimah.

Misi MI Ma‟arif Mangunsari adalah sebagai berikut:

“Belajar Enjoy Sepanjang Hayat”

a. Menanamkan kesadaran prinsip hidup bersama sepanjang hayat. b. Mengembangkan model pembelajaran yang Enjoy ( Efektif,

Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islami).

c. Memantik potensi dasar siswa secara Multi Kecerdasan. d. Menumbuhkan wawasan patriotisme kebangsaan.

e. Mengembangkan pola kehidupan yang menunjang tinggi nilai Islamiyah, budaya lokal yang baik serta nasionalisme.

f. Mengembangkan potensi masyarakat peduli pendidikan. g. Mengembangkan tata lingkungan yang mendukung proses

pendidikan.

4. Sarana, prasarana dan fasilitas.

Luas lahan MI Ma‟arif Mangunsari memang tidak terlalu

(53)

39

pemerintah, dalam hal ini adalah Kementrian Agama dan Dinas Pendidikan Nasional. Adapun sarana prasarana dan fasilitas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ruang kepala sekolah b. Ruang guru

Di dalam ruangan guru terdapat 14 meja guru dan sepasang meja kursi yang disiapkan untuk menerima tamu.

c. Ruang UKS

Terdapat sebuah ruang UKS yang terdiri dari 2 tempat tidur, yang dilengkapi dengan berbagai macam obat-obatan dan perlengkapan lainnya.

d. Perpustakaan

Perpustakaan MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga mempunyai

koleksi buku yang cukup banyak dan komplit sehingga sangat menunjang proses belajar mengajar. Koleksi buku yang dimiliki meliputi buku pelajaran, pengetahuan umum, buku tentang keterampilan, agama, dan juga majalah.

e. Kantin

(54)

40 f. Ruang komputer

Terdapat ruang komputer yang memiliki 12 buah komputer yang dipakai untuk pembelajaran teknologi informatika.

g. Peralatan musik h. Peralatan olahraga

Peralatan olahraga yang dimiliki antara lain bola sepak, gawang futsal, net voly, matras dan alat olahraga lainnya.

i. Fasilitas internet

Fasilitas ini masih terbatas hanya untuk kalangan guru. Adanya fasilitas ini sangat membantu guru untuk mempersiapkan bahan untuk mengajar. Dengan demikian, guru diharapkan mampu menciptakan suasana kelas yang senantiasa bersemangat dan penuh antusias.

j. Fasilitas antar jemput

Fasilitas ini bertujuan untuk mengantar dan menjemput siswa yang rumahnya jauh dari sekolah dan siswa yang menginginkannya.

5. Kegiatan ekstrakurikuler

Selain kegiatan belajar mengajar di kelas, MI Ma‟arif

(55)

41

keinginannya. Antusias siswa begitu tinggi untuk mengikuti berbagai kegiatan tambahan ini.

Kegiatan ekstrakulikuler rutin dilaksanakan pada hari Sabtu. Pengampu kegiatan ekstrakulikuler adalah guru yang berkompeten atau tenaga dari luar yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut. Beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa:

a. Pramuka b. Seni tari c. Rebana d. Seni Lukis e. MTQ

6. Prestasi

MI Ma‟arif Mangunsari merupakan salah satu lembaga

pendidikan Islam yang mempunyai catatan prestasi banyak. Berbagai prestasi, baik dalam kejuaran mata pelajaran umum, olahraga maupun agama telah diraih MI Ma‟arif Mangunsari.

Berbagai raihan prestasi tersebut diantaranya:

a. Juara I Olimpiade IPA dan Matematika MI sekota Salatiga 2011 Juara I Pesta Siaga Kecamatan Sidomukti tahun 2011

b. Juara I catur putri PORSENI MI tahun 2011 c. Juara II karate PORSENI MI tahun 2011

(56)

42

e. Juara III lomba adzan Pekan Maulid Nabi sekota Salatiga 2012 f. Juara III Komite Karate putri tingkat kota Salatiga 2012

g. Juara umum MAPSIUM MI se-Salatiga tahun 2013 h. Juara I adzan MAPSIUM MI se-Salatiga tahun 2013

i. Juara I Tartilul Qur‟an MAPSIUM MI se-Salatiga tahun 2013

j. Juara I pidato MAPSIUM MI se-Salatiga tahun 2013 k. Juara I adzan pekan maulid Nabi se-Sidomukti tahun 2013 l. Juara III khitobah Pekan Maulid Nabi sekota Salatiga 2013

(dokumen MI Ma’arif Mangunsari)

7. Sistem pendidikan a. Model Pendekatan

Sebuah pendidikan yang ideal membutuhkan pendidikan holistik untuk mencapai tujuan. Berdasar pandangan itu, siswa dipandang sebagai manusia yang utuh yang mempunyai potensi yang tidak terbatas. Siswa tidak dianggap sebagai obyek pendidikan tetapi subyek pendidikan. Pendekatan humanistik sangat berperan dalam upaya untuk mengoptimalkan potensi siswa.

b. Kurikulum

(57)

43

Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan, Bahasa Jawa, Pendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan, juga mata pelajaran pendidikan agama yang meliputi Fikih, Aqidah Akhlak, Qur‟an Hadis dan

juga mata pelajaran Ahlul Sunnah wal Jama‟ah (Ke-NU-an).

Pengembangan diri bukan mata pelajaran yang harus di asuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik. Pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikulum. Di MI Ma‟arif Mangunsari pengembangan diri dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler pramuka, seni tari, seni musik, rebana dan MTQ.

B. Diskripsi data

1. Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Untuk mengukur validitas, dapat digunakan rumus product moment atau pearson

(58)

44 Kategori validitas (Sugiyono, 2007):

a. valid jika r hitung ≥ 0,3; b. tidak valid jika r hitung < 0,3.

r tabel dilihat dari tabel r product moment, dengan α = 0,05. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS.

2. Reabilitas

Reliabilitas adalah keterpercayaan atau konsistensi hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran. Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan. Pengukuran reliabilitas menggunakan formula Spearman Brown.

Kategori koefisien reliabilitas menurut Guilford adalah sebagai berikut:

a. 0,80 < rxx ≤ 1,00 (reliabilitas sangat tinggi); b. 0,60 < rxx ≤ 0,80 (reliabilitas tinggi); c. 0,40 < rxx ≤ 0,60 (reliabilitas sedang); d. 0,20 < rxx ≤ 0,40 (reliabilitas rendah);

e. -1,00 < rxx ≤ 0,20 (reliabilitas sangat tidak rendah atau tidak reliabel).

(59)

45

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis validitas dan reabilitas instrument

a. Hasil uji validitas dan reabilitas pretest

Pengujian validitas soal pretest yang digunakan sebagai hasil belajar dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Menggunakan formula Pearson Produck Moment, dan perhitungan yang dilakukan dengan perangkat SPSS versi 16.00. Hasil uji coba dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Hasil uji pretest

(60)

46

sebanyak 2 soal dikatakan tidak valid. 2 soal yang tidak valid tersebut tidak digunakan dalam pretest. 8 soal yang valid diuji lagi validitasnya. Hasil analisis validitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Uji validitas setelah penghapusan

No Nilai r (hitung) R (tabel) Keterangan

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 8 item soal pretest. Pengujian reliabilitas dihitung dari 8 item soal yang valid. Hasil analisis reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Reabilitas soal pretest Cronbach's

Alpha N of Items

.708 8

(61)

47

b. Hasil uji validitas dan reabilitas posttest

Pengujian validitas soal posttest yang digunakan sebagai hasil belajar dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Menggunakan formula Pearson Produck Moment, dan perhitungan yang dilakukan dengan perangkat SPSS versi 16.00. Hasil uji coba dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4 Hasil uji coba posttest

No Nilai r (hitung) R (tabel) keterangan

(62)

48

Tabel 4.5

Uji validitas setelah penghapusan

No Nilai r (hitung) R (tabel) keterangan

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 9 item soal posttest valid. Pengujian reliabilitas dihitung dari 9 item soal yang valid. Hasil analisis reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Reabilitas soal posttest Cronbach's

Alpha N of Items

.569 9

(63)

49

c. Hasil uji validitas dan reabilitas angket

Tabel 4.7 Hasil uji coba angket

(64)

50

Tabel 4.8

Uji validitas setelah penghapusan

No Nilai r (hitung) R (tabel) keterangan Pengujian reliabilitas dihitung dari 16 angket yang valid. Hasil analisis reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Reabilitas angket

Cronbach's Alpha N of Items

(65)

51

Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh nilai cronbach’s alpha 0,839 yang berarti reliabilitas angket sangat tinggi matematika sangat tinggi. Berdasarkan analisis validitas, angket yang akan digunakan adalah nomor 1,2,3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

B. Analisis data

Penelitian ini menggunakan nilai pretest untuk mengetahui keadaan awal kedua kelas. Perhitungan dengan menggunakan independent t test yang sebelumnya diuji normalitas. Perhitungan dan pengujian dengan

menggunakan SPSS versi 16.00. a. Uji Normalitas pretest

Uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10

Uji Normalitas Hasil Pretest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

Nilai .101 54 .200*

(66)

52

tersebut menunjukkan bahwa data nilai perkalian kelas III MI Ma‟arif Mangunsari berdistribusi normal.

b. Uji normalitas posttest

Tabel 4.11 Uji normalitas posttest

Kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kolmogorov-Smirnova Ma‟arif Mangunsari berdistribusi tidak normal.

(67)

53

21 Reffaldo Nayaka Syawal Berradi 9

22 Salma Az Zahra 10

23 Savita Nur Afni 9

24 Shandy Arsya Aleika 10

25 Slamet Prasetyo 9

26 Yoganata Firman Maulana 9

27 Zaki Renal Putra Pratama 10

(68)

54

dengan alat peraga kartu bilangan terhadap konsep perkalian adalah 89%.

d. Lembar observasi

Fungsi dari lembar observasi adalah untuk mengobservasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau kecapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar di kelas.

Tabel 4.13

Nilai lembar observasi siswa

No Soal observasi Nilai

1 Siswa berdo‟a bersama-sama 80 2 Siswa mendapat motivasi untuk belajar 75

3 Siswa memberi jawaban tentang perkalian yang diketahui 75

4 Siswa aktif dalam pembagian kelompok 90

5 Siswa dibagi menjadi 4 kelompok 80

6 Setiap kelompok diberi 2 pak macam kartu 80

7 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru 80

8 Siswa paham terhadap konsep opersi perkalian 60

9 Siswa dapat mengerjakan perkalian dengan simbolik 75

10 Siswa dapat mengubah dari bentuk simbolik ke numeric 80

11 Siswa aktif dan kreatif dalam kelompok 75

12 Siswa dapat bertanaya teman satu dengan teman lainnya 90

13 Siswa dapat mengubah dari bentuk simbolik ke numeric 85

14 Kelompok yang hasilnya paling bagus akan mendapat

hadiah

89

(69)

55 P =

P =

= 79,57

Dilihat dari tabel 4.13 maka bisa disimpulkan hasil lembar observasi siswa adalah dengan nilai 79,57 maka nilai tersebut adalah baik.

Tabel 4.14 Lembar observasi guru

No Soal observasi Nilai

1 Guru mengajak siswa untuk berdo‟a 70 2 Guru memberi motivasi kepada siswa untuk belajar 80

3 Guru bertanya kepada siswa tentang operasi perkalian 75

4 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok 75

5 Guru membagi siswa 2 macam kartu, 1 pak kartu pertanyaan

dan 1 pak kartu berupa jawaban

80

6 Guru menjelaskan siswa konsep perkalian 80

7 Guru memberi soal pada siswa didepan 70

8 Guru member contoh cara bermain alat peraga kartu bilangan 75

9 Guru memberikan soal-soal perkalian dan dikerjakan

menggunakan alat peraga kartu bilangan

80

10 Guru melihat keaktifan siswa 80

11 Guru melihat kekreatifan siswa 80

12 Guru memberikan soal-soal perkalian 80

13 Guru memberikan hadiah pada kelompok yang nilanya paling

bagus

75

(70)

56 P =

P =

= 76,92

Dilihat dari tabel 4.14 maka dapat disimpulkan cara mengajar termasuk dalam kategori 4 yaitu baik

C. Analisis hasil penelitian

Pengujian hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan non parametric dengan Mann Whitneyyang bertujuan untuk melihat

(71)

57

Berdasarkan Tabel 4.15, terlihat bahwa kelas eksperimen dan kelas control berjumlah 54 siswa. Nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan menerima H1, yaitu rataan kedua sampel berbeda.Artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai hasil belajar yang berbeda terhadap pelajaran perkalian

D. Pembahasan hasil penilitian

Tujuan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode STAD dengan alat perga kartu bilangan terhadap operasi perkalian siswa kelas III MI Ma‟ari Mangunsari Salatiga. Hasil pembelajaran dipengaruhi oleh

pelaksanaan pembelajaran, sehingga diperlukan analisis pelaksanaan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan pembelajaran. Penelitian dapat tercapai tujuannya jika hasil belajar (pretest) siswa kelas IIIA dan IIIB mempunyai kemampuan awal yang sama.

Berdasarkan analisis sebelum diberi perlakuan, didapat nilai signifikan 0,20 > 0,05 yang artinya rataan kedua kelas sama. Berdasarkan pretest yang sudah di berikan pada siswa , diperoleh rata – rata pada kelas IIIA adalah 60 dan pada kelas IIIB adalah 61,37. Kelas IIIB memiliki rata–rata lebih tinggi

dari kelas IIIA. Perbedaan rata–rata kedua kelas tidak signifikan, hanya 1,37. Hal ini berarti kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama sebelum diberi perlakuan.

(72)

58

posttest setelah perlakuan yang bertujuan untuk melihat efektifitas metode

STAD melalui alat peraga kartu bilangan terhadap konsep perkalian.

Pembelajaran dengan metode STAD melalui alat peraga kartu bilangan dikatakan efektif digunakan dalam konsep operasi perkalian jika nilai rata–rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode STAD melalui alat peraga kartu bilangan berbeda dari nilai rata–rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan analisis nilai posttest dengan perhitungan menggunakan non parametric dengan Mann Whitney, diperoleh nilai sig 0,006 < 0,05 yang

(73)

59

metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan, siswa tidak hanya belajar secara individual tetapi mereka berinteraksi dengan siswa–siswa lain dengan cara belajar dalam tim, seperti menurut Rusman (2011:2015) siswa belajar dalam tim (kelompok) masing-masing yang telah dibentuk, guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman kerja, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. sehingga dapat disimpulkan bahwa metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan efektif digunakan untuk pembelajaran di kelas III MI.. Dengan demikian,

hipotesis yang menyatakan “metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan

efektif digunakan pada materi operasi perkalian siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Mangunsari Salatiga” diterima.

(74)

60

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasanyang telah diuraikan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan efektif digunakan dalam pembelajaran operasi perkalian di kelas III Madrash Ibtidaiyah (MI) Ma‟aif Mangunsari Salatiga. Hal ini

terlihat dari hasil pembelajran yang telah di uji t hasilnya signifikannya dalah 0.20 > 0.05.Serta rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan sebesar 88.88dan kelas yang belajar menggunakan konvensional sebesar 69.81.

B. Saran

Berdasarkan hari penelitian yang telah diperoleh maka saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kepala sekolah selaku pemimpin di sekolah dapat mendukung maupun memfasilitasi dalam efektifitas penerapan metode STAD dengan alat peraga kartu bilangan dalam operasi perkalian kelas III. 2. Guru hendaknya menerapkan metode STAD dengan alat peraga

kartu bilangan.

(75)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran: Satu nusa: Bandung

Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian: Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Sudono, Anggani. 2006. Sumber belajar dan ppermainan pendidikan usia dini: Grasindo: Jakarta

Purwadarminta, W. J. S. 2006. Kamus umum bahasa Indonesia edisi ke-3. Jakarta: Balai pustaka

Roestiyah, N. K. 1986. Masalah-masalah ilmu keguruan. PT bina Aksara. Jakarta Murniati, Endyah. 2012. Mengajar matematika dengan fun. Mentari pustaka.

Yogyakarta

Santrock, John W. 2008. Perkembangan anak jilid 1. Jakarta: Erlangga

Trianto. 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif_frogesif. Jakarta: Kencana.

Sriyono. 1992. Teknik belajar mengajar dalam CBSA. Jakarta. PT Melton Putra. Hamalik, Oemar. 1982. Metoda belajar dan kesulitan-kesulitan belajar. Bandung.

Tarsito

Muhsetyo, Gatot.2012. Pembelajaran Matematika SD. Tanggerang Selatan. Universitas Terbuka

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung. Nusa Media.

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan analisis data sekunder. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian pendidikan. Bandung. Alfabeta. Sudjana. 2010. Pengertian dan Tujuan Alat Peraga.

(76)

Faizal. 2010. Pengertian dan Tujuan Alat Peraga.

http://pengertiandantujuanalatperaga.com, diakses 5 april 2013.

Kusya, Wijaya. 1994. Pengertian dan Tujuan Alat Peraga.

http://pengertiandantujuanalatperaga.com, diakses 5 april 2013.

Nasution. 1994. Pengertian dan Tujuan Alat Peraga.

http://pengertiandantujuanalatperaga.com, diakses 5 april 2013.

Suhardi. 1978. Pengertian dan Tujuan Alat Peraga.

http://pengertiandantujuanalatperaga.com, diakses 5 april 2013.

Hamzah, Amar. 1981. Pengertian dan Tujuan Alat Peraga.

http://pengertiandantujuanalatperaga.com, diakses 5 april 2013.

Susanto. 2013. Pengertian Efektifitas. http://pengertianefektifitas.com, diakses 14 april 2013.

(77)

Lampiran 1

1.1 guru mengajak siswa untuk

berdo‟a

1.2 Guru memberi motivasi

kepada siswa untuk belajar

1.3 Guru bertanya kepada siswa

tentang operasi perkalian.

2 Kegiatan

2.1 Guru membegi siswa

menjadi 4 kelompok

2.3 guru mebagi siswa 2 macam

kartu, 1pak kartu pertanyaan

dan 1 pak kartu berupa

jawaban.

2.1 guru menjelaskan konsep

perkalian

2.2 guru member soal pada

siswa didepan

2.1 guru memeri contoh cara

bermain alat peraga kartu

bilangan

2.2 Guru memberikan soal-soal

perkalian dan dikerjakan

2.1 guru meliahat keaktifan

siswa

2.2 guru melihat kekratifan

(78)

No Fase STAD Indikator Kompetensi Nilai Jml

Guru memberikan hadiah pada

kelompok yang nilainya paling

(79)

Lampiran 2

1.1 guru mengajak siswa untuk

berdo‟a

v

1.2 Guru memberi motivasi

kepada siswa untuk belajar

v

1.3 Guru bertanya kepada siswa

tentang operasi perkalian.

v

2.1 Guru membegi siswa

menjadi 4 kelompok

v

2.3 guru mebagi siswa 2 macam

kartu, 1pak kartu pertanyaan

dan 1 pak kartu berupa

jawaban.

2.1 guru menjelaskan konsep

perkalian

v

2.2 guru member soal pada

siswa didepan

2.1 guru memeri contoh cara

bermain alat peraga kartu

bilangan

v

2.2 Guru memberikan soal-soal

perkalian dan dikerjakan

2.1 guru meliahat keaktifan

siswa

v

2.2 guru melihat kekratifan

siswa

(80)

No Fase STAD Indikator Kompetensi Nilai Jml

Guru memberikan hadiah pada

kelompok yang nilainya paling

bagus

(81)

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI SISWA

No Frase Metode STAD Indikator kompetensi Nilai Jumlah

1 2 3 4 5

2 Kegiatan inti 2.1Pembagian

(82)

No Frase Metode STAD Indikator kompetensi Nilai Jumlah

2.1 siswa aktif dan

kreatif dalam

3.2 Prestasi tim Pemberian hadiah

(83)

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI SISWA

No Frase Metode STAD Indikator kompetensi Nilai Jumlah

1 2 3 4 5

2 Kegiatan inti 2.1Pembagian

(84)

No Frase Metode STAD Indikator kompetensi Nilai Jumlah

2.1 siswa aktif dan

kreatif dalam

3.2 Prestasi tim Pemberian hadiah

(85)

Rata =

= 76,78

Gambar

Tabel 1.2
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage , kepemilikan pihak, dan nilai perusahaan dalam

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

Tabel 3.11 Persentase Jawaban Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Produk Smartphone Android pada Dimensi Kualitas. Kualitas yang Dirasakan (Perceived

▸ Long sentences are also problematic in writing because, even if they are punctuated properly, they can be hard to read since readers often want a pause, and writers need to be

Epistemologi merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk mengungkap pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang teori pengetahuan. Bagaimana suatu pemikiran dapat diuji

Pengujian normalitas data yang ditunjukkan adalah untuk menguji apakah data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel customer relationship management (X), kepuasan

1.5 Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik. o Memformulasikan hubungan antara gaya, energi, usaha, dan daya ke dalam

[r]