Analisis PDB Sektor Pertanian
Tahun 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2014
Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5)
Jumlah Halaman : 90 halaman
Penanggung Jawab : Ir. M. Tassim Billah, MSc
Penyunting :
Ir. Dewa N Cakrabawa, MM Ir. Sabarella, MSi
Naskah :
Metha Herwulan Ningrum Ir. Wieta B Komalasari, MSi Yani Supriati, SE
Rinawati, SE
Pengolah Data:
Tim BPS
Metha Herwulan Ningrum Yani Supriati, SE
Heri Dwi Martono Heruwati
Design dan Layout :
Rinawati, SE Heri Dwi Martono
Diterbitkan oleh :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian, 2014
Analisis PDB Sektor Pertanian
2014
P u s a t D at a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugrah dan rahmatNya telah selesai disusun Buku Analisis PDB Sektor Pertanian tahun 2014 yang merupakan salah satu output dari sub kegiatan Laporan Penyusunan Data PDB dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Buku ini berisi data PDB sektor pertanian, PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB sektor perdagangan berbasis pertanian serta analisis kinerja masing-masing sektor.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Badan Pusat Statistik, Eselon I terkait lingkup Kementerian Pertanian dan seluruh anggota tim, yang telah bekerja sama dengan sangat baik dalam penyusunan Buku ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan hasil analisis PDB sektor pertanian pada kegiatan selanjutnya. Semoga Buku Analisis PDB sektor pertanian ini dapat memberikan manfaat bagi para pengambil kebijakan di sektor pertanian dan pengguna data lainnya.
Jakarta, Desember 2014 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Ir. M. Tassim Billah, MSc. NIP. 19570725.198203.1.002
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
ii
Analisis PDB Sektor Pertanian
2014
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 2 1.3. Cakupan Data ... 3BAB II. SUMBER DATA DAN METODOLOGI ... 5
2.1. Sumber Data ... 5
2.2. Metodologi ... 9
BAB III. ANALISIS PDB SEKTOR PERTANIAN ... 18
3.1. PDB Sektor Pertanian ... 19
3.2. PDB Sektor Pertanian dari Hulu hingga Hilir ... 22
3.3. PDB Sektor Pertanian (on farm/hulu) ... 28
3.4. PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian ... 38
3.5. PDB Sektor Perdagangan Berbasis Pertanian ... 49
BAB IV. KESIMPULAN ... 55 LAMPIRAN
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
iii
Analisis PDB Sektor Pertanian
2014
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 PDB atas dasar harga berlaku dan kontribusinya
terhadap PDB Indonesia, tahun 2011 - 2013 ... 20 Tabel 3.2 PDB sektor pertanian atas dasar harga konstan dan
laju pertumbuhan, tahun 2011 - 2013 ... 21
Tabel 3.3 PDB atas dasar harga berlaku menurut klasifikasi
Kementerian Pertanian (triliun rupiah),
tahun 2011 – 2013 ... 23
Tabel 3.4 Peranan PDB atas dasar harga berlaku, menurut
klasifikasi Kementerian Pertanian terhadap
penciptaan PDB Indonesia (%), tahun 2011 - 2013 ... 24 Tabel 3.5 PDB atas dasar harga konstan menurut klasifikasi
Kementerian Pertanian (triliun rupiah),
tahun 2011 - 2013 ... 26 Tabel 3.6 Laju pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan
menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (%),
tahun 2011 – 2013 ... 27
Tabel 3.7 PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas
dasar harga berlaku, tahun 2011 - 2013 ... 39
Tabel 3.8 Kontribusi PDB industri berbasis pertanian
terhadap PDB Indonesia, tahun 2011 - 2013 ... 40 Tabel 3.9 PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas
dasar harga konstan, tahun 2011 - 2013 ... 47 Tabel 3.10 Laju pertumbuhan PDB industri pengolahan
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
iv
Analisis PDB Sektor Pertanian
2014
Tabel 3.11 PDB perdagangan berbasis pertanian atas dasar
harga berlaku, tahun 2011 - 2013 ... 49
Tabel 3.12 PDB perdagangan berbasis pertanian atas
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
v
Analisis PDB Sektor Pertanian
2014
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Kontribusi PDB sektor pertanian dari hulu hingga
hilir terhadap PDB Indonesia, tahun 2011 - 2013 ... 25 Gambar 3.2 Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu
hingga hilir, tahun 2011 - 2013 ... 28 Gambar 3.3 Kontribusi sektor pertanian (on farm) terhadap
PDB Indonesia, tahun 2011 – 2013 ... 29 Gambar 3.4 Kontribusi PDB sub sektor pertanian terhadap PDB
Indonesia, tahun 2011 – 2013 ... 30 Gambar 3.5 Kontribusi PDB kelompok komoditas dalam
tanaman bahan makanan terhadap PDB
Indonesia, tahun 2011 - 2013 ... 31 Gambar 3.6 Kontribusi PDB kelompok komoditas terhadap
PDB sub sektor tanaman bahan makanan, tahun
2011 - 2013 ... 32 Gambar 3.7 Kontribusi PDB masing-masing komoditas
perkebunan terhadap PDB sub sektor perkebunan,
tahun 2013 ... 33 Gambar 3.8 Kontribusi PDB kelompok komoditas peternakan
terhadap PDB sub sektor peternakan, tahun 2013 ... 34 Gambar 3.9 Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian atas
dasar harga konstan, tahun 2011 - 2013 ... 35 Gambar 3.10 Laju pertumbuhan PDB kelompok tanaman bahan
makanan/komoditas atas dasar harga konstan,
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
vi
Analisis PDB Sektor Pertanian
2014
Gambar 3.11 Laju pertumbuhan PDB komoditas perkebunan
atas dasar harga konstan, tahun 2011 - 2013 ... 37 Gambar 3.12 Laju pertumbuhan PDB kelompok komoditas
perternakan atas dasar harga konstan,
tahun 2011 - 2013 ... 38 Gambar 3.13 Kontribusi sektor industri pengolahan berbasis
pertanian terhadap PDB Indonesia,
tahun 2011 - 2013 ... 41 Gambar 3.14 Kontribusi kelompok sektor industri pengolahan
berbasis pertanian terhadap PDB Indonesia,
tahun 2011 - 2013 ... 43 Gambar 3.15 Kontribusi PDB tiga industri pengolahan terbesar
terhadap kelompok industri makanan, minuman
dan tembakau, tahun 2013 ... 44 Gambar 3.16 Kontribusi PDB dua industri karung goni dan
kapuk terhadap kelompok industri tekstil, barang
dari kulit dan alas kaki, tahun 2011 -2013 ... 45 Gambar 3.17 Kontribusi PDB tiga industri terbesar terhadap
kelompok industri kimia, tahun 2013 ... 46 Gambar 3.18 Laju pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan
berbasis pertanian atas dasar harga konstan 2000,
tahun 2011 -2013 ... 48 Gambar 3.19 Kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan
eceran (PBE) berbasis pertanian, atas dasar harga berlaku terhadap PDB pertanian perdagangan
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
vii
Analisis PDB Sektor Pertanian
2014
Gambar 3.20 Kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE), masing-masing kelompok terhadap
PDB sektor PBE berbasis pertanian, tahun 2013 ... 51
Gambar 3.21 Laju pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE), atas dasar harga konstan,
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator makro ekonomi yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian menurut lapangan usaha (industri) selama satu periode tertentu (tahunan/triwulan). PDB menurut harga berlaku menggambarkan tingkat (level) nilai tambah yang diciptakan oleh seluruh faktor produksi dalam perekonomian. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil (nyata) perekonomian baik secara total maupun menurut lapangan usaha.
Jika ditinjau dari sudut pandang ekonomi makro, peran sektor pertanian secara konvensional ditunjukkan oleh besarnya persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) yang diciptakan sektor pertanian terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB). PDB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Dalam penyajian angka PDB Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perikanan) hanya mencakup komoditas-komoditas primer hasil budidaya pertanian seperti padi, palawija, sayuran, buah-buahan,
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 2
Sementara itu cakupan komoditas binaan Kementerian Pertanian meliputi hasil produk primer pertanian hingga industri berbahan baku produk pertanian serta pendistribusian barang-barang hasil pertanian. NTB industri seperti yang disebutkan sebelumnya selama ini penyajiannya dalam PDB masih tergabung dalam PDB sektor industri pengolahan, demikian juga dengan pendistribusiannya masih tergabung dalam PDB sektor perdagangan. Keadaan yang demikian menyebabkan peranan sektor pertanian didalam penciptaan Produk Domestik Bruto belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya, bahkan cenderung under estimate dalam konteks pertanian secara luas. Berdasarkan uraian di atas, Pusat data dan sistem informasi pertanian (pusdatin) telah bekerjasama dengan BPS dalam penyusunan PDB sektor pertanian yang lebih rinci, berdasarkan komoditas/kelompok komoditas termasuk di dalamnya PDB indistri berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian, sehingga diharapkan persentase penciptaan nilai tambah bruto pertanian terhadap PDB Indonesia mendekati realitas.
1.2. Tujuan
Penyusunan Buku Analisis Produk Domestik Bruto Sektor Pertanian bertujuan untuk menganalisis kinerja pembangunan sektor pertanian dari hulu sampai hilir berdasarkan data PDB.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 3
1.3. Cakupan Data
Cakupan dalam penyusunan PDB sektor pertanian, industri pengolahan berbasis pertanian dan perdagangan berbasis pertanian berdasarkan Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 5 digit tahun 2005 terdiri dari 122 kelompok komoditi yang sektornya meliputi :
Sektor Sub sektor Jumlah
Kelompok Pertanian
(16 kelompok) 1. Tanaman bahan makanan 2. Tanaman perkebunan 3. Peternakan
4 9 3 Industri Pengolahan
( 71 kelompok) 1. Industri makanan, minuman dan tembakau
2. Industri tekstil, barang kulit dan alas kaki
3. Industri pupuk, kimia dan barang dari karet
59 2 10 Perdagangan Besar dan Eceran (35 kelompok)
1. Perdagangan besar dan
eceran tanaman bahan
makanan
2. Perdagangan besar dan
eceran tanaman
Perkebunan
3. Perdagangan besar dan
eceran peternakan dan
hasil-hasilnya
4. Perdagangan besar dan eceran industri pengolahan berbasis komoditi pertanian
4
8
3
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 4
Klasifikasi dan diskripsi kelompok komoditi di atas secara rinci dapat di lihat pada Lampiran 1a. Hasil penyusunan PDB pertanian, PDB industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian menurut kelompok tersebut periode tahun 2011 – 2013. Sementara dengan adanya rencana perubahan PDB atas dasar harga konstan dari tahun 2000 menjadi tahun dasar 2010 di tahun 2015, maka kementerian pertanian melalui Pusdatin telah mengusulkan klasifikasi dan diskripsi kelompok komoditas berdasarkan KBLI tahun 2010 sebagai dasar pada penyajian data PDB sektor pertanian tahun 2015 (Lampiran 1b).
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 5
BAB II
SUMBER DATA DAN METODOLOGI 2.1. Sumber Data
Data yang digunakan untuk penyusunan PDB sektor pertanian, PDB industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian menurut kelompok dibagi menjadi:
1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan
Data produksi padi dan palawija diperoleh dari Sub
Direktorat Statistik Tanaman Pangan BPS. Data tahun 2011 sd 2012 yang digunakan adalah data angka tetap padi dan palawija, sedangkan tahun 2013 menggunakan angka ramalan III karena PDB yang dirilis oleh BPS menggunakan angka tersebut. Cakupan kelompok palawija meliputi komoditas jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele dan kacang hijau.
Data produksi sayur-sayuran dan buah-buahan diperoleh
dari Sub Direktorat Statistik Hortikultura BPS. Data tahun 2011 sd 2012 menggunakan angka tetap, sedangkan data tahun 2013 menggunakan angka sementara. Cakupan kelompok hortikultura sayuran meliputi bawang daun, bawang merah, kubis, petsai/sawi, wortel, kacang panjang, cabe, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam,
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 6
lobak, petai, melinjo, kacang merah dan kentang. Sedangkan cakupan kelompok hortikultura buah-buahan meliputi komoditas alpukat, belimbing, duku/langsat, durian, jambu biji, jambu air, jeruk, mangga, manggis, nangka, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, sirsak, sukun, melon dan semangka.
Data harga padi menggunakan harga produsen padi dari
Sub Direktorat Statistik Harga Produsen BPS. Data harga palawija, sayuran dan buah-buahan menggunakan indikator harga berdasarkan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data telah tersedia sampai tahun 2013.
Data struktur ongkos untuk palawija, sayuran dan
buah-buahan menggunakan struktur ongkos hasil pengolahan Sensus Pertanian 2003 tahun 2004 dan struktur ongkos padi tahun 2008 dari Sub Direktorat Statistik Tanaman Pangan, BPS.
2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan
Data produksi tanaman perkebunan diperoleh dari
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Komoditas yang tersedia produksinya meliputi: tembakau, karet, kelapa sawit, tebu, kelapa, kakao, kopi dan teh, cengkeh serta perkebunan lainnya. Data yang digunakan untuk tahun 2011 sd 2012 merupakan angka
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 7
tetap, sementara tahun 2013 menggunakan angka sementara.
Data harga menggunakan indikator harga yaitu Indeks
Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data telah tersedia sampai tahun 2013.
Data struktur Ongkos masih menggunakan struktur
ongkos hasil pengolahan Sensus Pertanian 2003 tahun 2004 dari Sub Direktorat Statistik Perkebunan, BPS.
3. Sub Sektor Peternakan
Data peternakan diperoleh dari Direktorat Jenderal
Peternakan Kementerian Pertanian. Jenis data yang tersedia meliputi: populasi ternak, produksi telur, produksi susu dan pemotongan daging. Data yang digunakan tahun 2011 sd 2012 merupakan angka tetap, sedangkan data tahun 2013 menggunakan angka sementara.
Data harga menggunakan indikator harga yaitu Indeks
Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data sudah tersedia sampai tahun 2013.
Data struktur Ongkos masih menggunakan struktur
ongkos hasil pengolahan Sensus Peternakan Nasional (SPN) tahun 2006, 2003 tahun 2004 dari Sub Direktorat Statistik Peternakan BPS.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 8
4. Sektor Industri Berbasis Pertanian
Data industri besar dan sedang diperoleh dari hasil survei
industri besar dan sedang dari Sub Direktorat Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS. Data yang digunakan mencakup produksi yang dihasilkan, bahan baku dan penolong serta biaya-biaya lain yang dirinci menurut komoditas. Data ini tersedia untuk tahun 2011 dan 2012, serta Indeks Produksi Besar dan Sedang, BPS tahun 2013.
Data industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKRT)
diperoleh dari hasil pengolahan Sensus Ekonomi 2006 dan indikator tenaga kerja, BPS.
Data harga menggunakan indikator harga yaitu Indeks
Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data telah tersedia sampai tahun 2013.
Data struktur ongkos menggunakan struktur ongkos hasil
survei industri besar dan sedang dari Sub Direktorat Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
5. Sektor Perdagangan Berbasis Pertanian
Output sektoral barang-barang yang diperdagangkan diperoleh dari output masing-masing sektor PDB yaitu barang-barang pertanian dan industri berbasis pertanian
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 9
2.2. Metodologi
Metode penghitungan yang digunakan untuk menyusun PDB setiap sektor berbeda-beda, sehingga metodologi yang akan disajikan dibagi menjadi beberapa sektor maupun subsektor. Metodologi ini digunakan untuk memperoleh PDB atas dasar harga berlaku maupun PDB atas dasar harga konstan tahun 2000.
1. PDB Sektor Pertanian
PDB yang disusun dalam analisis ini meliputi Subsektor Tanaman Bahan Makanan, Subsektor Tanaman Perkebunan, dan Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya yang dirinci menurut klasifikasi yang sudah dijelaskan sebelumnya.
PDB atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu nilai tambah diperoleh dari pengurangan total nilai produksi (output) dengan biaya antaranya untuk masing-masing kelompok komoditas.
Atau dengan rumus dapat dijelaskan :
Outputb,t = Produksit x Hargat
NTBb,t = Outputb,t – Biaya antara b,t
dimana:
Outputb,t = Output/nilai produksi bruto atas dasar harga
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 10
NTBb,T = Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun t
Produksit = Kuantum produksi tahun t
Hargat = Harga produksi tahun t
PDB atas dasar harga konstan dihitung menggunakan metode revaluasi, yaitu output diperoleh dari perkalian antara produksi dengan harga tahun dasar. Sedangkan nilai tambah dihasilkan dari output atas dasar harga konstan dikalikan dengan rasio nilai tambah tahun dasar.
Atau dengan rumus dapat dijelaskan :
Outputk,t = Produksit x Harga0
NTBk,t = Outputk,t x Rasio NTB0
dimana:
Outputk,t = Output/nilai produksi bruto atas dasar
harga konstan tahun t
NTBk,t = Nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan tahun t
Harga0 = Harga produksi tahun dasar
Rasio NTB0 = Rasio nilai tambah bruto terhadap output
tahun dasar.
Khusus Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya, penghitungan produksinya adalah selisih populasi ditambah dengan pemotongan, dengan rumus sebagai berikut:
Produksit = (Populasit – Populasit-1) + Pemotongant +
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 11
2. PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian
Output Industri Besar dan Sedang, biaya antara dan nilai
tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari
hasil pengolahan transfer in transfer out (TITO) survei
industri besar dan sedang.
Data Industri besar dan sedang dihasilkan dari survei
tahunan industri yang dilakukan secara sensus. Survei ini
dilakukan dengan pendekatan establishment, dan
tabulasi akhirnya disajikan secara rinci menurut kelompok komoditi berdasarkan KBLI 5 digit. Penentuan
suatu establishment masuk ke dalam KBLI 5 digit
tertentu didasarkan kepada produk utamanya (main characteristic product).
Produk utama adalah produk yang nilai outputnya paling
besar dibandingkan dengan nilai produk-produk lainnya
yang dihasilkan oleh suatu establishment. Pada
kenyataannya terlihat bahwa dalam satu establishment
ternyata dapat menghasilkan beberapa jenis produk disamping produk utama. Dengan kata lain digunakannya
pendekatan establishment tersebut mengakibatkan
bahwa seluruh jenis komoditi yang dihasilkan oleh suatu establishment akan masuk ke dalam KBLI 5 digit tertentu mengikuti produk utamannya. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan bahwa produk lainnya di luar produk utama tersebut mempunyai ciri produk yang tidak sesuai lagi dengan ciri produk utamanya. Ada
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 12
kemungkinan bahwa produk lainnya tersebut memiliki Kode KBLI 5 digit yang berbeda dengan produk utamanya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh suatu gambaran bahwa penyajian hasil survei tahunan industri besar dan sedang yang dirinci menurut KBLI 5 digit belum secara murni memperlihatkan identitas dari KBLI 5 digit tertentu, karena di dalamnya masih terdapat produk-produk di luar produk-produk utama. Agar data hasil survei tahunan Industri besar dan sedang (IBS) ini dapat digunakan untuk kebutuhan penyusunan PDB Industri Pertanian perlu dilakukan proses pengolahan lebih lanjut.
Proses pengolahan data tersebut, dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi establishment IBS yang sebagian
atau seluruh barang-barang yang dihasilkan adalah barang-barang berbahan baku tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan serta peternakan .
b. Melakukan penyandian (Coding) setiap komoditi dari
barang-barang yang dihasilkan untuk seluruh
establishment yang terpilih pada point 1 ke dalam KBLI 5 digit meskipun hasil penyandian berbeda dari KBLI yang akan disusun PDB-nya.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 13
c. Melakukan penyandian (Coding) setiap komoditi dari
bahan baku dan penolong untuk seluruh establishment
yang terpilih pada point 1 ke dalam KBLI 5 digit.
d. Menjumlahkan nilai dari barang-barang yang dihasilkan dengan kode KBLI yang sama pada setiap establishment. e. Melakukan destinasi terhadap bahan baku dan penolong setiap komoditi sesuai dengan industri pemakai (hasil point 4).
f. Melakukan proses Transfer In Transfer Out (TITO) terhadap bahan baku maupun biaya lainnya sesuai dengan output yang sesuai. Output ini terdiri dari barang-barang yang dihasilkan, listrik yang dijual, jasa industri, selisih nilai stok barang setengah jadi, dan penerimaan lainnya.
g. Setelah proses TITO selesai, maka dilakukan agregasi barang-barang yang dihasilkan serta bahan baku dan biaya produksi lainnya (termasuk komponen nilai tambah) sesuai dengan KBLI 5 digit Industri yang telah ditentukan.
h. Memeriksa kelayakan rasio nilai tambah menurut KBLI yang telah disepakati.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 14
Setelah neraca produksi Industri Besar dan Sedang diperoleh, artinya nilai tambah untuk industri Besar dan Sedang atas dasar harga berlaku diperoleh pula. Kemudian untuk menghitung nilai tambah industri Besar dan Sedang atas dasar harga konstan 2000 diperlukan suatu deflator yaitu indeks harga perdagangan besar (IHPB). Dari Output industri besar dan sedang atas dasar harga berlaku di-deflate dengan indeks harga perdagangan besar maka diperoleh output industri besar dan sedang atas dasar harga konstan. Kemudian output atas dasar harga konstan tersebut dikalikan rasio nilai tambah terhadap output tahun dasar diperoleh NTB industri besar dan sedang atas dasar harga konstan.
Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga, dasar penghitungannya adalah output hasil pengolahan Sensus Ekonomi (SE) 2006. Output hasil SE 2006 di-deflate dengan IHPB tahun yang sama diperoleh output atas dasar harga konstan. Kemudian untuk tahun 2011 sampai 2013 digerakkan menggunakan indeks produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK). Setelah output atas dasar harga konstan masing-masing tahun diperoleh maka di-inflate dengan IHPB dihasilkan output atas dasar harga berlaku masing-masing tahun. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dari output atas dasar berlaku kali rasio NTB tahun berjalan. Demikian juga NTB atas dasar harga konstan dihitung dari output atas dasar harga konstan kali rasio NTB tahun dasar.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 15
Nilai Tambah Bruto Sektor Industri atas dasar harga berlaku dan konstan dihasilhan dari penjumlahan nilai tambah industri besar dan sedang dan nilai tambah industri kecil dan kerajinan rumah tangga untuk masing-masing harga berlaku dan harga konstan.
3. PDB Sektor Perdagangan Besar dan Eceran Berbasis Pertanian
Penghitungan PDB sektor ini didasarkan pada metode
commodity flow (arus barang), artinya output subsektor perdagangan didasarkan pada output sektoral atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Output sektoral dalam laporan ini adalah output tanaman bahan makanan, output tanaman perkebunan, output peternakan dan hasil-hasilnya, serta output industri pengolahan berbasis pertanian.
Output sektor perdagangan adalah margin perdagangan
yang dihasilkan dari selisih penjualan dan pembelian barang-barang yang didagangkan. Output subsektor perdagangan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dihitung dengan mengalikan output sektoral dengan rasio margin perdagangan dan rasio barang yang didagangkan untuk masing-masing kelompok komoditi. Rasio margin perdagangan dan rasio barang yang didagangkan diturunkan dari tabel Input-Output tahun 2005.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 16
Output sektor perdagangan = Margin
Perdagangan Besar + Margin Perdagangan Eceran Margin Perdagangan Besar (PB) =
RMS Produsen x RMS PB x RMH PB x Output Produsen Dimana :
RMS Produsen = Rasio Marketed Surplus di tingkat produsen
RMS PB = Rasio Marketed Surplus di tingkat perdagangan besar
RMH PB = Rasio Marjin Harga di tingkat
Perdaganan Besar
Output Produsen = Output dari produsen sektoral
Margin Perdagangan Eceran (PE) =
RMS Produsen x RMS PB x RMS PB ke PE x RMS PE x RMH PE x Output Produsen
Dimana :
RMS Produsen = Rasio Marketed Surplus di tingkat
produsen
RMS PB = Rasio Marketed Surplus di tingkat
perdagangan besar
RMS PB ke PE = Rasio Marketed Surplus di tingkat Perdaganan Besar yang dijual ke Pedagang Eceran
RMS PE = Rasio Marketed Surplus di tingkat
Perdaganan Eceran
RMH PE = Rasio Marjin Harga di tingkat
Perdaganan Eceran
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 17
Nilai tambah bruto (NTB) atau PDB subsektor
perdagangan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dihitung dari perkalian antara output perdagangan dengan rasio nilai tambah terhadap output masing-masing kelompok komoditi.
Output dan NTB perdagangan yang dihitung di sini
hanya mencakup perdagangan besar dan eceran dalam negeri, tidak termasuk penjualan barang-barang impor, pajak penjualan, dan bea masuk barang impor.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 18
BAB III
Analisis PDB Sektor Pertanian
PDB merupakan jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara pada jangka waktu tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi (BPS, 2001). PDB berdasarkan penghasil barang dan jasa dikelompokan menurut 9 (sembilan) sektor ekonomi/lapangan usaha, salah satunya adalah sektor pertanian. Sesuai dengan 4 (empat) sukses pembangunan pertanian, diantaranya meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor yang dapat dilihat salah satunya melalui perkembangan PDB pertanian.
Pusdatin telah bekerjasama dengan BPS dalam menyusun data PDB sektor pertanian yang lebih rinci berdasarkan komoditas/ kelompok komoditas termasuk didalamnya PDB industri berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian, sehingga diharapkan persentase penciptaan nilai tambah bruto pertanian terhadap PDB Indonesia lebih mendekati realitas.
Dalam penyajian data PDB menurut lapangan usaha yang secara rutin dirilis oleh BPS, salah satunya adalah PDB pertanian secara luas yang mencakup tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Namum mengingat Kementerian Pertanian tidak termasuk kehutanan dan perikanan sehingga dalam penyusunan PDB sektor Pertanian yang lebihn rinci ini hanya mencakup PDB menurut sub sektor Tanaman Bahan Makanan, sub sektor Tanaman Perkebunan dan sub sektor
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 19
Peternakan yang dalam penyajiannya lebih diperinci per kelompok komoditas atau komoditas pertanian penyusunnya.
Selain itu juga PDB dihitung dengan 2 pendekatan yaitu harga berlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.
Harga konstan merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar (tahun 2000).
3.1. PDB Sektor Pertanian
Selama tahun 2011 sampai tahun 2013 terlihat terjadi peningkatan PDB Indonesia, yang diikuti pula peningkatan PDB sektor pertanian. PDB sektor pertanian luas (termasuk kehutanan dan perikanan) atas dasar harga berlaku tahun 2011 sebesar 1.091,4 triliun rupiah meningkat menjadi 1.311 triliun rupiah pada tahun 2013. Kondisi demikian juga terjadi di sektor pertanian sempit, yaitu tahun 2011 sebesar 813 triliun rupiah menjadi 962,2 triliun rupiah di tahun 2013. Sementara di sektor industri pengolahan yaitu tahun 2011 sebesar 1.806,1 triliun rupiah menjadi 2.152,6 triliun rupiah di tahun 2013, begitu juga di sektor perdagangan tahun 2011 sebesar 1.023,7 triliun rupiah menjadi 1.301,5 triliun rupiah pada tahun 2013. Kontribusi terbesar pada tahun 2013 terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar 23,70%, peringkat kedua diduduki oleh sektor pertanian secara luas mencapai 14,43%, sedangkan peringkat ketiga diduduki oleh sektor perdagangan sebesar 14,33%. Hal ini dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 3.1.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 20
Tabel 3.1. PDB sektor pertanian atas harga berlaku dan kontribusinya terhadap PDB Indonesia, tahun 2011 - 2013
2011 2012*) 2013**) 2011 2012*) 2013**)
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 530,0 574,9 621,8 7,14 6,99 6,85
Pertanian Tanaman Perkebunan 153,7 172,7 184,0 2,07 2,10 2,03
Peternakan dan Hasil-hasilnya 129,3 138,7 145,4 1,74 1,69 1,60
Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 813,0 883,2 962,2 10,96 10,73 10,59
Sektor Pertanian (Secara Luas) 1.091,4 1.193,5 1.311,0 14,71 14,50 14,43
Sektor Industri Pengolahan 1.806,1 1.972,5 2.152,6 24,34 23,97 23,70
Sektor Perdagangan 1.023,7 1.148,7 1.301,5 13,80 13,96 14,33
Sektor Lainnya 3.497,9 3.914,8 4.318,8 47,15 47,57 47,54
PDB Indonesia 7.419,2 8.229,4 9.084,0 100,00 100,00 100,00
Uraian PDB Atas Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Kontribusi thd PDB Indonesia (%)
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2013 meningkat dibandingkan tahun 2012, hal ini dapat dilihat berdasarkan PDB atas harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 sebesar 6,49%, sementara pada tahun 2012 sampai tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi meningkat namun melambat masing-masing sebesar 6,26% dan 5,78%.
Seiring dengan kondisi tersebut, laju pertumbuhan sektor pertanian secara luas tahun 2011 meningkat sebesar 3,37%, kembali meningkat pada tahun 2012 sebesar 4,20%, begitu juga di tahun 2013 meningkat lambat sebesar 3,54% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pertanian sempit memiliki pertumbuhan yang fluktuatif, yaitu tahun 2011 meningkat sebesar 2,80%, kemudian tahun 2012 meningkat sebesar 3,98% dan tahun 2013 meningkat lebih lambat menjadi sebesar 3,02%.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 21
Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2011 mencapai 6,14%, kemudian pada tahun 2012 sampai tahun 2013 tumbuh melambat masing-masing menjadi 5,74% dan 5,56%. demikian juga di sektor perdagangan tahun 2011 mencapai 9,24%, kemudian pada tahun 2012 sampai tahun 2013 tumbuh melambat masing-masing menjadi 8,15% dan 5,93%.
Jika dilihat dari PDB atas dasar harga konstan tahun 2000, PDB sektor pertanian sempit (tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan peternakan) tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 masing-masing sebesar 243,5 triliun rupiah tahun 2011, pada tahun 2012 sebesar 253,2 triliun rupiah dan tahun 2013 meningkat hingga mampu menyumbangkan PDB Indonesia sebesar 260,8 triliun rupiah, Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. PDB sektor pertanian atas harga konstan dan laju pertumbuhan, tahun 2011 - 2013
2011 2012 *) 2013**) 2011 2012 *) 2013**)
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 154,2 158,9 162,0 1,75 3,08 1,93
Pertanian Tanaman Perkebunan 49,3 52,3 54,9 4,47 6,22 4,92
Peternakan dan Hasil-hasilnya 40,0 41,9 43,9 4,78 4,68 4,77
Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 243,5 253,2 260,8 2,80 3,98 3,02
Sektor Pertanian (Secara Luas) 315,0 328,3 339,9 3,37 4,20 3,54
Sektor Industri Pengolahan 633,8 670,2 707,5 6,14 5,74 5,56
Sektor Perdagangan 437,5 473,1 501,2 9,24 8,15 5,93
Sektor Lainnya 1.078,3 1.147,4 1.221,8 6,54 6,41 6,49
PDB Indonesia 2.464,6 2.618,9 2.770,3 6,49 6,26 5,78
Uraian PDB Atas harga konstan (triliun rupiah) Laju Pertumbuhan (%)
Sumber : BPS diolah Pusdatin
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 22
3.2. PDB Sektor Pertanian Dari Hulu Hingga Hilir
3.2.1. PDB Sektor Pertanian Hulu Hilir Atas Harga Berlaku Penyempurnaan penghitungan PDB sektor pertanian terlihat bahwa rilis sebelumnya oleh BPS, PDB sektor pertanian sempit atas dasar harga berlaku yang hanya mencakup tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan peternakan dan hasil-hasilnya hanya mencakup produk primer tahun 2011 s.d. 2013 masing-masing 812,97 triliun rupiah, 883,18 triliun rupiah dan 962,24 triliun rupiah. Setelah dilakukan penyempurnaan penghitungan PDB sektor pertanian per komoditas, pada tahun 2013 PDB sektor pertanian bertambah 673,59 triliun rupiah dari sektor industri pengolahan non migas (berbasis pertanian) dan 388,30 triliun rupiah dari sektor perdagangan berbasis pertanian. Sehingga PDB sektor pertanian menurut cakupan Kementan menjadi 1.666,33 triliun rupiah pada tahun 2011, sementara tahun 2012 dan tahun 2013 masing-masing menjadi 1.848,98 triliun rupiah dan 2.024,13 triliun rupiah. Hasil penghitungan secara rinci dapat di lihat pada tabel 3.3 di bawah ini.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 23
Tabel 3.3. PDB atas dasar harga berlaku menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (triliun rupiah), tahun 2011-2013
2011 2012*) 2013 **)
I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 812,97 883,18 962,24
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 529,97 574,92 621,84
Pertanian Tanaman Perkebunan 153,71 172,74 184,03
Peternakan dan Hasil-hasilnya 129,30 138,73 145,37
II Sektor Industri Pengolahan Non Migas (Kementan) 548,28 623,03 673,59
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 527,59 598,16 647,18
Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,14 0,11 0,12
Ind. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 20,56 24,76 26,29
III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) 305,07 342,77 388,30 PDB Menurut Cakupan Kementan 1.666,33 1.848,98 2.024,13
PDB Indonesia 7.419,19 8.229,44 9.083,97
Uraian
NO. PDB Atas Harga Berlaku (Triliun Rp.)
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan diatas, pada tahun 2011 PDB sektor pertanian menurut cakupan Kementerian Pertanian mampu menyumbang PDB Indonesia sebesar 22,46% yang terdiri dari sektor pertanian (on farm) sebesar 10,96%, dari sektor industri pengolahan sebesar 7,57% serta dari sektor perdagangan sebesar 4,11%. Sementara pada tahun 2012 sumbangan yang tercipta untuk PDB Indonesia masing-masing sektor di lingkup Kementerian Pertanian adalah sektor pertanian sebesar 10,73%, sektor industri sebesar 7,39% dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 4,17%, sehingga total PDB menurut cakupan Kementerian Pertanian mencapai 22,47%. Pada tahun 2013 sumbangan yang dihasilkan oleh Kementerian Pertanian dalam
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 24
penciptaan PDB Indonesia sebesar 22,28% (Tabel 3.4). Jika di perhatikan selama kurun waktu tiga tahun, peranan komoditi-komoditi menurut binaan Kementerian Pertanian dalam penciptaan PDB Indonesia menunjukan persentase yang bergerak cukup baik.
Tabel 3.4. Peranan PDB atas dasar harga berlaku menurut klasifikasi Kementerian Pertanian terhadap penciptaan PDB Indonesia (%), tahun 2011 - 2013
2011 2012 *) 2013**) I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 10,96 10,73 10,59
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 7,14 6,99 6,85
Pertanian Tanaman Perkebunan 2,07 2,10 2,03
Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,74 1,69 1,60 II Sektor Industri Pengolahan Non Migas (Kementan) 7,39 7,57 7,42
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 7,11 7,27 7,12
Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,002 0,001 0,001
Ind. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0,28 0,30 0,29 III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) 4,11 4,17 4,27
PDB Menurut Cakupan Kementan 22,46 22,47 22,28
PDB Indonesia 100,00 100,00 100,00 Kontribuusi (%)
No. Uraian
Sumber : BPS diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Gambar 3.1. berikut ini menunjukkan bahwa PDB Pertanian secara menyeluruh (dari hulu hingga hilir), memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB Indonesia, diikuti PDB sektor Industri pengolahan berbasis pertanian di peringkat ke dua, sementara peringkat ke tiga diduduki oleh PDB sektor perdagangan berbasis pertanian.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 25 -5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 2011 2012 *) 2013**) Perdagangan Berbasis Pertanian 4,11 4,17 4,27
Industri Pengolahan Berbasis
Pertanian 7,39 7,57 7,42
Pertanian 10,96 10,73 10,59
(%)
Gambar 3.1. Kontribusi PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir terhadap PDB Indonesia, tahun 2011 - 2013
3.2.2. PDB Sektor Pertanian Hulu Hilir Atas Harga Konstan PDB sektor pertanian sempit meliputi tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan peternakan atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011 sebesar 243,45 triliun rupiah, meningkat di tahun 2012 mencapai 253,14 triliun rupiah, begitu juga di tahun 2013 meningkat sebesar 260,77 triliun rupiah. Setelah dihitung untuk PDB sektor industri pengolahan dan PDB perdagangan berbasis pertanian sesuai dengan cakupan Kementerian Pertanian, PDB atas dasar harga konstan yang tercipta bertambah menjadi 519,79 triliun rupiah pada tahun 2011, meningkat pada tahun 2012 sebesar 551,37 triliun rupiah dan kembali meningkat pada tahun 2013 sebesar 571,79 triliun rupiah. Secara rinci dapat di lihat pada Tabel 3.5.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 26
Tabel 3.5. PDB atas dasar harga konstan menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (triliun rupiah), tahun 2011-2013
2011 2012*) 2013**) I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 243,45 253,14 260,77
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 154,15 158,90 161,97 Pertanian Tanaman Perkebunan 49,26 52,32 54,90 Peternakan dan Hasil-hasilnya 40,04 41,92 43,91
II Sektor Industri Pengolahan Non Migas (Kementan) 171,49 184,27 190,34
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 164,90 176,58 182,49 Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,02 0,02 0,03 Ind. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 6,58 7,66 7,83
III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) 104,85 113,95 120,67 PDB Menurut Cakupan Kementan 519,79 551,37 571,79
PDB Indonesia 2.464,57 2.618,94 2.770,36 NO. Uraian PDB Atas Harga Konstan (Triliun Rupiah)
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Seiring dengan kondisi tersebut, laju pertumbuhan sektor pertanian secara sempit pada tahun 2011 mencapai 2,78%, meningkat pada tahun 2012 sebesar 3,98%, dan tahun 2013 turun sebesar 3,02%. Laju pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2013 sebesar 1,93%, sub sektor tanaman perkebunan mencapai 4,92% dan sub sektor peternakan mencapai 4,77% (Tabel 3.6).
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 27
Tabel 3.6. Laju pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (%), tahun 2011 - 2013
2011 2012*) 2013**)
I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 2,78 3,98 3,02
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 1,75 3,08 1,93 Pertanian Tanaman Perkebunan 4,47 6,22 4,92 Peternakan dan Hasil-hasilnya 4,78 4,68 4,77
II Sektor Industri Pengolahan Non Migas (Kementan) 9,02 7,45 3,30
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 9,46 7,09 3,34 Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 7,93 10,54 6,06 Ind. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet (1,09) 16,52 2,21
III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) 16,63 8,68 5,89
PDB Menurut Cakupan Kementan 7,38 6,07 3,70
PDB Indonesia 6,49 6,26 5,78
NO. Uraian Laju Pertumbuhan (%)
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Jika dlilihat dari tabel di atas, laju pertumbuhan masing-masing sektor dan sub sektor yang dihasilkan menunjukkan pertumbuhan positif kecuali PDB sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 1,09%, kemudian kembali meningkat pada tahun 2012 sebesar 16,52%, pada tahun 2013 melambat peningkatnya menjadi 2,21%. Hal ini diduga karena masuknya barang-barang impor dari Cina yang menawarkan harga yang lebih murah.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 28 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 2011 2012 *) 2013 **) Perdagangan Berbasis Pertanian 16,63 8,68 5,89 Industri Pengolahan Berbasis Pertanian 9,02 7,45 3,30 Pertanian 2,78 3,7 3,69 ( % )
Gambar 3.2. Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir tahun 2011 - 2013
Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir
pada tahun 2013 menunjukan peningkatan PDB pertanian on farm
sebesar 3,69%, sementara PDB industri pengolahan berbasis pertanian sebesar 3,30% dan PDB sektor perdagangan berbasis pertanian mencapai 5,89%. Perkembangan laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir dapat dilihat pada Gambar 3.2.
3.3. PDB Sektor Pertanian (on farm/hulu)
3.3.1. Kontribusi PDB Sektor Pertanian on Farm
Kontribusi PDB sektor pertanian (on farm/hulu) secara luas terhadap sumbangan PDB Indonesia selama tahun 2011 - 2013 menunjukkan sedikit terjadi penurunan, yaitu tahun 2011
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 29
berkontribusi sebesar 14,71% kemudian turun menjadi 14,50% tahun 2012, dan kembali turun menjadi 14,43% pada tahun 2013, sehingga kontribusi PDB sektor lainnya meningkat (Gambar 3.3).
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 2011 2012 2013 Pertanian Sempit 10,96 10,73 10,59 Pertanian Luas 14,71 14,50 14,43 Sektor Lainnya 85,29 85,50 85,57 (%)
Gambar 3.3. Kontribusi sektor pertanian (on farm) terhadap PDB Indonesia, tahun 2011 - 2013
Demikian pula bila dilihat kontribusi PDB sektor pertanian sempit terhadap PDB Indonesia tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 masing-masing berkontribusi sebesar 10,96% pada tahun 2011, pada tahun 2012 menjadi 10,73%, kembali menurun pada tahun 2013 menjadi 10,59%. Secara rinci dapat di lihat pada Lampiran 2 & 3.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 30 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan Pertanian Sempit Pertanian Luas 2011 7,14 2,07 1,74 10,96 14,71 2012 6,99 2,10 1,69 10,73 14,50 2013 6,85 2,03 1,60 10,59 14,43 (%)
Gambar 3.4. Kontribusi PDB sub sektor pertanian (on farm) terhadap PDB Indonesia tahun 2011 - 2013
Bila dilihat pada Gambar 3.4. menunjukkan sub sektor pertanian yang memiliki kontribusi tertinggi adalah tanaman bahan makanan (tabama) mencapai 7,14% tahun 2011 menurun menjadi 6,99% pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 menurun mencapai 6,85% terhadap PDB Indonesia. Selanjutnya disusul sub sektor perkebunan dan peternakan tahun 2013 masing-masing berkontribusi sebesar 2,03% dan 1,60% terhadap PDB Indonesia. Jika diperhatikan selama tiga tahun tersebut, peranan komoditas pertanian dalam penciptaan PDB Indonesia menunjukkan persentase yang bergerak melambat (Gambar 3.4).
Selanjutnya dari sub sektor tanaman bahan makanan terlihat pada tahun 2013, padi memiliki kontribusi terbesar yaitu 2,71% terhadap PDB Indonesia, disusul buah-buahan sebesar 1,82%, palawija sebesar 1,35% dan sayuran sebesar 0,97% (Gambar 3.5).
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 31
Produksi padi memberikan andil terbesar di sub sektor tabama, sehingga bila terjadi perubahan produksi atau harga akan berpengaruh besar terhadap sub sektor tabama dan pada akhirnya terhadap PDB Sektor Pertanian. Secara lebih rinci masing-masing nilai dan kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan dapat dilihat pada Lampiran 3. -5,00 10,00 15,00 20,00 25,00
Tabama Padi Palawija Horti Sayur-sayuran Horti Buah-buahan 7,14 2,70 1,47 0,98 2,00 6,99 2,82 1,47 0,94 1,75 6,85 2,71 1,35 0,97 1,82 (%) 2011 2012 2013
Gambar 3.5. Kontribusi PDB kelompok komoditas dalam tanaman bahan makanan terhadap PDB Indonesia, tahun 2011 - 2013
Sejalan dengan kontribusi tersebut di atas, peranan masing-masing komoditas/kelompok komoditas terhadap PDB sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2013, komoditas padi mampu berkontribusi sebesar 40%, disusul PDB kelompok buah-buahan
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 32
sebesar 26%, kelompok palawija sebesar 20% dan sayuran sebesar 14 % terhadap PDB tanaman bahan makanan (Gambar 3.6).
40%
20% 14%
26%
Padi Palawija Horti sayur Horti buah
Gambar 3.6. Kontribusi PDB kelompok komoditas terhadap PDB sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2013
Selanjutnya perananan masing-masing komoditas pada sub sektor perkebunan tahun 2013 yang mampu menyumbangkan PDB Indonesia terbesar adalah komoditas kelapa sawit mampu menyumbangkan sebesar 59% terhadap PDB sub sektor perkebunan, disusul karet dan penghasil getah lainnya sebesar 15%, kelapa sebesar 8%, teh dan kopi sebesar 5% dan komoditas perkebunan lainnya masing-masing kurang dari 4% (Gambar 3.7). Secara lebih rinci masing-masing nilai dan kontribusi PDB sub sektor perkebunan dapat dilihat dalam Lampiran 3.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 33 4% 15% 59% 2% 8% 1% 4% 5% 2%
Tembakau Karet & Penghasil Getah Lainnya
Kelapa Sawit Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya
Kelapa Tanaman Kakao
Tanaman Teh dan kopi Cengkeh
Tanaman obat-obatan/biofarmaka dan tanaman hias
Gambar 3.7 Kontribusi PDB masing-masing komoditas perkebunan terhadap PDB sub sektor perkebunan, tahun 2013
Perananan masing-masing kelompok komoditas pada sub sektor peternakan tahun 2013 yang mampu menyumbangkan PDB Indonesia terbesar adalah kelompok komoditas ternak besar dan kecil menyumbangkan sebesar 58% terhadap PDB sub sektor peternakan, disusul kelompok ternak unggas sebesar 39% dan susu segar hanya 3% (Gambar 3.8). Secara lebih rinci masing-masing nilai dan
kontribusi PDB sub sektor peternakan dapat dilihat dalam Lampiran 2 & 3.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 34
58% 39%
3%
Ternak Besar dan Kecil Ternak Unggas Susu Segar
Gambar 3.8. Kontribusi PDB kelompok komoditas peternakan terhadap PDB sub sektor peternakan, tahun 2013
3.3.2. Laju Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian on Farm
Pada PDB sektor pertanian on farm, bila dilihat selama 2011 sampai 2013, laju pertumbuhan PDB sub sektor pertanian secara sempit atas dasar harga konstan menunjukkan pertumbuhan yang positif, dimana laju pertumbuhan yang cukup tajam terjadi pada tahun 2012 untuk tanaman perkebunan sebesar 6,22% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pada tahun 2013 melambat menjadi 4,92%. Laju pertumbuhan tanaman bahan makanan terlihat berfluktuatif dari 1,75% pada tahun 2011 menjadi 3,08% pada tahun 2012, kembali melambat menjadi 1,93% pada tahun 2013. Begitu juga dengan laju pertumbuhan sub sektor peternakan cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 mencapai 4,78% kemudian melambat
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 35
menjadi 4,68% pada tahun 2012, meningkat menjadi 4,77% pada tahun 2013 (Gambar 3.9). 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan Pertanian Sempit Pertanian Luas PDB Indonesia 1,75 4,47 4,78 2,80 3,37 6,49 3,08 6,22 4,68 3,98 4,20 6,26 1,93 4,92 4,77 3,02 3,54 5,78 (%) 2011 2012 *) 2013**)
Gambar 3.9 Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian atas dasar harga konstan, tahun 2011 - 2013
Selanjutnya bila diamati lebih jauh laju pertumbuhan masing-masing PDB komoditas/kelompok komoditas terhadap sub sektor tanaman bahan makanan menunjukkan fluktuatif, dimana laju pertumbuhan kelompok hortikultura buah pada tahun 2011 meningkat cukup tajam mencapai 15,16%, sementara pada tahun 2013 laju pertumbuhan terbesar pada kelompok tanaman bahan makanan terjadi pada kelompok hortikultura buah sebesar 3,71% (Gambar 3.10). Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing kelompok komoditas pada PDB sub sektor tanaman bahan makanan dapat dilihat dalam Lampiran 4 & 5.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 36 (10,00) (5,00) -5,00 10,00 15,00 20,00
Padi Palawija Horti Sayur Horti Buah
(1,07) (5,51) (1,35) 15,16 5,02 6,95 4,42 (3,43) 3,22 (4,31) 3,70 3,71 (%) 2011 2012 2013
Gambar 3.10. Laju pertumbuhan PDB kelompok tanaman bahan
makanan/komoditas atas harga konstan, tahun 2011 - 2013
Sementara itu laju pertumbuhan masing-masing komoditas pada sub sektor perkebunan tahun 2011 sampai 2012 berfluktuatif, sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan, dengan peningkatan terbesar terjadi pada tanaman obat-obatan/biofarmaka dan tanaman hias sebesar 20,87%, sementara peningkatan terbesar pada tahun 2012 terjadi pada tanaman cengkeh mencapai 38,34% dan pada tahun 2011 terjadi pada tanaman tembakau mencapai 58,11%. Sedangkan penurunan terbesar pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terjadi pada komoditas cengkeh mencapai 26,61% di tahun 2011 (Gambar 3.11). Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing komoditas penyusun PDB sub sektor perkebunan dapat dilihat dalam Lampiran 2.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 37 (30,00) (20,00) (10,00) -10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00
Tembakau Kelapa Sawit Kelapa Teh dan kopi Tan. obat-obatan dan
tan. hias 58,11 9,34 5,18 (0,99) 0,24 (2,08) (6,63) (26,61) 8,24 21,58 0,74 12,64 14,28 0,49 (9,65) 0,38 38,34 (21,68) (0,24) 3,16 6,65 (1,57) 1,20 5,00 6,75 0,84 20,87 (%) 2011 2012 2013
Gambar 3.11. Laju pertumbuhan PDB komoditas perkebunan atas harga konstan, Tahun 2011 - 2013
Laju pertumbuhan masing-masing PDB kelompok komoditas pada sub sektor peternakan menunjukan peningkatan. Sementara laju pertumbuhan terbesar terjadi pada susu segar tahun 2012 sebesar 12,17%. Sementara laju pertumbuhan sub sektor peternakan pada tahun 2013 ternak besar dan kecil memiliki laju pertumbuhan sebesar 0,98%, laju pertumbuhan ternak unggas mencapai 8,50%% dan laju pertumbuhan susu segar sebesar 1,11% (Gambar 3.12). Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing kelompok komoditas pada PDB sub sektor peternakan dapat dilihat dalam Lampiran 5.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 38 -2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 2011 2012 2013 2,08 3,43 0,98 7,30 5,38 8,50 7,23 12,71 1,11 (%)
Ternak Besar dan Kecil Ternak Unggas Susu Segar
Gambar 3.12. Laju pertumbuhan PDB kelompok komoditas peternakan atas harga konstan, tahun 2011 – 2013
3.4 PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian 3.4.1. PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian
Atas Harga Berlaku
PDB sektor Industri pengolahan cakupan Kementeriaan Pertanian yang selanjutnya disebut PDB industri pengolahan berbasis pertanian termasuk di dalam industri pengolahan non migas. Industri tersebut terbagi lagi menjadi sub industri pengolahan dengan rincian seperti berikut ini :
1. Industri makanan, minuman dan tembakau
2. Industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki
Analisis PDB Sektor Pertanian 2014
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 39
Selama periode tahun 2011 - 2013 baik PDB industri non migas dan PDB industri pengolahan berbasis pertanian mengalami kenaikan. Nominal PDB non migas atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar 1.553,06 triliun rupiah meningkat menjadi 1.885,80 triliun rupiah pada tahun 2013. Hal ini juga terjadi pada industri pengolahan berbasis pertanian dari 548,28 triliun rupiah pada tahun 2010 menjadi 674,49 triliun rupiah pada tahun 2013 (Tabel 3.7).
Tabel 3.7. PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas dasar harga berlaku, tahun 2011 - 2013
2011
2012*)
2013**)
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau
546,752
623,195
674,269
Ind. Makanan, Minuman & Tembakau Berbasis Pertanian
527,588
598,161
648,060
Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
143,385
156,634
172,423
Industri Karung Goni dan Kapuk
138
131
150
Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet
189,700
216,864
230,236
Ind. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet Berbasis Pertanian
20,558
24,762
26,277
PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian
548,283
623,054
674,487
PDB Industri Non Migas
1,553,062
1,717,967
1,885,799
PDB INDONESIA
7,419,187
8,229,439
9,083,972
PDB atas Harga Berlaku (Milyar Rp.)
Uraian
2010 2011 *) 2012 **)
Ind. M akanan, M inum an dan Tem bakau 465.368 547.005 6 2 4 ,3 7
Industri M akanan dan M inum an 447.346 527.827 6 0 1 ,8 8
Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 124.204 143.385 1 5 6 ,4 9
Industri Tekstil 120 138 0 ,1 3
Industri Pupuk, Kim ia dan Barang dari Karet 176.212 189.700 2 1 6 ,3 8
Industri Kim ia 19.657 20.558 2 2 ,9 1
PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian 765.785 880.091 9 9 7 ,2 5
PDB Industri Non M igas 1.384.640 1.554.049 1.718,44
PD B IN D O N ESIA 6.436.271 7.427.086 8 .2 4 1 ,8 6
PDB atas harga Berlaku (M ilyar Rp.)
2 0 1 0 2 0 1 1 * ) 2 0 1 2 * * ) I n d . M a k a n a n , M i n u m a n d a n T e m b a k a u 7 , 2 3 7 , 3 7 7 , 5 8 I n d . M a k a n a n d a n M i n u m a n 6 , 9 5 7 , 1 1 7 , 3 0 I n d . M a k a n a n d a n M i n u m a n b e r b a s i s p e r t a n i a n t h d t o t a l n y a 1) 9 6 , 1 3 9 6 , 4 9 9 6 , 4 0 I n d . T e k s t i l , B a r a n g d a r i K u l i t d a n A l a s K a k i 1 , 9 3 1 , 9 3 1 , 9 0 I n d u s t r i T e k s t i l 0 , 0 0 2 0 , 0 0 2 0 , 0 0 2 I n d u s t r i T e k s t i l b e r b a s i s p e r t a n i a n t h d t o t a l n y a 1) 0 , 1 0 0 , 1 0 0 , 0 9 I n d u s t r i P u p u k , K i m i a d a n B a r a n g d a r i K a r e t 2 , 7 4 2 , 5 5 2 , 6 3 I n d u s t r i K i m i a 0 , 3 1 0 , 2 8 0 , 2 8 I n d u s t r i K i m i a b e r b a s i s p e r t a n i a n t h d t o t a l n y a 1 ) 1 1 , 1 6 1 0 , 8 4 1 0 , 5 9 P D B I n d u s t r i P e n g o l a h a n B e r b a s i s P e r t a n i a n 1 1 , 9 0 1 1 , 8 5 1 2 , 1 0 P D B I n d u s t r i N o n M i g a s 2 1 , 5 1 2 0 , 9 2 2 0 , 8 5 P D B I N D O N E S I A 1 0 0 , 0 0 1 0 0 , 0 0 1 0 0 , 0 0 U r a i a n K o n t r i b u s i t h d P D B I n d o n e s i a ( % )
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa sektor industri pengolahan berbasis pertanian pada kelompok industri makanan dan minuman menduduki peringkat terbesar. Peringkat kedua adalah industri kimia, sementara industri tekstil berada pada peringkat ketiga. Kelompok