• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi SMK N 1 Depok Yogyakarta 2008/2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi SMK N 1 Depok Yogyakarta 2008/2009."

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS

OLEH GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI

Studi kasus pada siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK N 1 DEPOK YOGYAKARTA

Ertyn Tyas Prabandari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi dengan guru mata pelajaran produktif akuntansi yang belum lulus sertifikasi.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Populasi adalah siswa SMK Negeri 1 Depok yang berjumlah 793 siswa. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi SMK N 1 Depok yang berjumlah 73 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juni 2009. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov OneSample Tes dan Uji T.

(2)

vii

ABSTRACT

STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS CLASS MANAGEMENT BY TEACHERS OF PRODUCTIVE SUBJECTS OF ACCOUNTING

A Case Study of XI Grade Student in Accounting Department of 1 Depok State Vocational School Yogyakarta

Ertyn Tyas Prabandari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The research intends to know whether there is students’ different perception among students toward class management run by teacher of productive subjects of accounting and uncertified teachers of productive subjects of accounting.

The research is a case study research on the eleventh grade students of Accounting Department of 1 Depok State Vocational School, Sleman, Yogyakarta, in academic period of 2008/2009. The population were 793 students of 1 Depok State Vocational School. The samples of the research ware 73 students of eleventh grade of Accounting Department of 1 Depok State Vocational School. The research was conducted from April to June 2009. The samples drawn by using purposive sampling method. The technique of data analysis was one sample test from Kolmogorov-Smirnov One Sample Test and T-test.

(3)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS

OLEH GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI

Studi Kasus Pada siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi SMK N 1 DEPOK YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

ERTYN TYAS PRABANDARI

051334052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS

OLEH GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI

Studi Kasus Pada siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi SMK N 1 DEPOK YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

ERTYN TYAS PRABANDARI

051334052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1.

Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya

2.

Papa dan Mama yang selalu memberi dukungan dan doa

3.

Kakak ku tercinta Isdar dan Ishar

4.

Adik ku tersayang Erlinda Ratih Wulan Hapsari

5.

Teman – teman ku tersayang Mas Eka, Rina, Andri, Ndari,

Galuh, Titek yang sudang memberikan motivasi dan

(8)

v

MOTTO

“Serahkan seluruh hidup kita dalam tangan Tuhan maka ia akan

tunjukkan jalan yang harus kita lalui dan dengan kerendahan

hati kita menjalaninya maka Tuhan akan mudahkan segalanya

bagi kita.”

“Marilah kepadaku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku

akan memberi kelegaan kepadamu.”

(Matius 11:28)

“Jangan mengkuatir akan hari besok, karena hari besok

(9)

i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Agustus 2009 Penulis

Ertyn Tyas Prabandari

(10)

ii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Ertyn Tyas Prabandari

Nomor Mahasiswa : 051334052

Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Agustus 2009 Yang menyatakan

(11)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

:

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU MATA

PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI”. Skripsi ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.d. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(12)

iv

4. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

5. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

6. Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih untuk semuanya.

7. Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih untuk semuanya.

8. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

9. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

(13)

v

11.Buat Pacar tersayang Eka yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Allah Bapa beserta mu selalu.

12.Seluruh keluarga Dhiyoto terima kasih atas dukungan, saran dan kepercayaan yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya. 13.Seluruh mahasiswa angkatan 2005 (Titek, Niken, Eka, Rina, Andri, Lilis,

Titex, galuh, Asih, Widi, Villa, Rini, Dwi-wex, Dwi-Wox, Wika, Krismanto, Chop-chop, Rita, Katarina, Maya, Lilis, Madam, Mas Adi, Tia, Lilik, Yansen, Yanto, Itok, Budiman) dan Adik Ndari yang sudah membantu menyusun kata-kata dalam kuesioner. Terima kasih atas bantuannya selama ini.

14.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 18 Agustus 2009

(14)

vi

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS

OLEH GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI

Studi kasus pada siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK N 1 DEPOK YOGYAKARTA

Ertyn Tyas Prabandari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi dengan guru mata pelajaran produktif akuntansi yang belum lulus sertifikasi.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Populasi adalah siswa SMK Negeri 1 Depok yang berjumlah 793 siswa. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi SMK N 1 Depok yang berjumlah 73 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juni 2009. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov OneSample Tes dan Uji T.

(15)

vii

ABSTRACT

STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS CLASS MANAGEMENT BY TEACHERS OF PRODUCTIVE SUBJECTS OF ACCOUNTING

A Case Study of XI Grade Student in Accounting Department of 1 Depok State Vocational School Yogyakarta

Ertyn Tyas Prabandari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The research intends to know whether there is students’ different perception among students toward class management run by teacher of productive subjects of accounting and uncertified teachers of productive subjects of accounting.

The research is a case study research on the eleventh grade students of Accounting Department of 1 Depok State Vocational School, Sleman, Yogyakarta, in academic period of 2008/2009. The population were 793 students of 1 Depok State Vocational School. The samples of the research ware 73 students of eleventh grade of Accounting Department of 1 Depok State Vocational School. The research was conducted from April to June 2009. The samples drawn by using purposive sampling method. The technique of data analysis was one sample test from Kolmogorov-Smirnov One Sample Test and T-test.

(16)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Batasan Masalah ... 5

C.Rumusan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Tinjauan tentang Persepsi ... 7

1. Pengertian Persepsi ... 7

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ... 8

B.Tinjauan tentang Pengelolaan Kelas ... 9

1. Pengertian Pengelolaan Kelas ... 9

(17)

ix

3. Bidang-bidang pengelolaan kelas ... 13

C.Tinjauan tentang Guru ... 15

1. Pengertian Guru ... 15

2. Hak dan Kewajiban Guru ... 16

3. Peranan Guru ... 18

4. Kode Etik Guru ... 18

5. Prinsip Guru ... 19

D.Tinjauan tentang Sertifikasi ... 20

1. Pengertian Sertifikasi ... 20

2. Program Sertifikasi ... 21

3. Tujuan Sertifikasi ... 23

4. Manfaat Sertifikasi ... 23

5. Komponen portofolio ... 24

6. Prosedur dan Mekanisme ... 29

E. Kerangka Berpikir ... 29

F. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 32

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 32

D.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33

E. Operasionalisasi Variabel ... 35

F. Pengukuran Variabel Penelitian ... 36

G.Teknik Pengumpulan Data ... 37

H.Teknik Pengujian Instrumen ... 38

I. Teknik Analisis data ... 43

(18)

x

1 Depok ... 47

C.Sistem Pendidikan SMK Negeri 1 Depok ... 49

D.Kurikulum SMK Negeri 1 Depok ... 50

E. Organisasi Sekolah SMK N 1 Depok... 52

F. Sumber Daya Manusia SMK Negeri 1 Depok ... 66

G.Siswa SMK Negeri 1 Depok ... 67

H.Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK Negeri 1 Depok ... 67

I. Fasilitas Pendidikan ... 69

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 71

B.Hasil Pengujian Normalitas Dan Homogenitas ... 74

C.Pengujian Hipotesis ... 76

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A.Kesimpulan ... 83

B.Keterbatasan penelitian ... 83

C.Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKAN

(19)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Siswa-siswi SMK N 1 Depok Yogyakarta ... 33

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 35

Tabel 3.3 Bobot Alaternatif Jawaban ... 37

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Pertama untuk Butir Soal yang Tidak Valid ... 39

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kedua untuk Butir Soal yang Tidak Valid ... 39

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Siswa terhadap Pengelolaan Kelas oleh Guru Mata Pelajaran Produktif Akuntansi... 40

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 42

Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah ... 66

Tabel 4.2 Data Siswa-Siswi SMK N 1 Depok Yogyakarta ... 67

Tabel 5.1 Sebaran responden penelitian untuk guru mata pelajaran produktif akuntansi yang belum lulus sertifikasi ... 71

Tabel 5.2 Persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang belum lulus sertifikasi ... 72

Tabel 5.3 Sebaran responden penelitian untuk guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi ... 73

Tabel 5.4Persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi ... 73

Tabel 5.5 Rangkuman pengujian normalitas persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi... 74

(20)

xii

(21)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(22)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner untuk uji instrumen ... 87

Lampiran 2 Kuesioner sesudah uji instrumen ... 95

Lampiran 3 Uji validitas dan uji reliabilitas ... 102

Lampiran 4 Data induk ... 111

Lampiran 5 Uji normalitas dan homogenitas ... 121

Lampiran 6 Nilai rata-rata ... 123

Lampiran 7 Tabel R, T dan F ... 126

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah salah satu bagian dalam kegiatan belajar mengajar dan memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, sebab fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus (Oemar Hamalik, 2002:36). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

(24)

wajib memiliki berbagai kompetensi keguruan supaya dapat melaksanakan tugas secara bertanggungjawab.

(25)

Keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas, hampir semua bangsa di dunia selalu mengembangkan kebijakan yang mendorong keberadaan guru yang berkualitas. Salah satu kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah di banyak negara adalah kebijakan intervensi langsung menuju peningkatan mutu dan memberikan jaminan dan kesejahteraan hidup guru yang memadai. Beberapa negara yang mengembangkan kebijakan ini antara lain Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Negara-negara tersebut berupaya meningkatkan mutu guru dengan mengembangkan kebijakan yang langsung mempengaruhi dengan mutu dengan melaksanakan sertifikasi guru. Guru yang sudah ada harus mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat profesi guru.

(26)

Tetapi kenyataannya, masih ada guru yang sudah lulus sertifikasi kurang bisa mengelola kelas dengan baik saat mengajar. Pada waktu proses belajar sedang berlangsung dan pada saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran sering terlihat siswa yang mengganggu di kelas, misalnya saja berbicara dengan teman sebangkunya, ada pula yang asyik bersolek di dalam kelas, dan ada juga yang asyik bermain telepon genggam. Hal itu diketahui guru, tetapi guru bersikap masa bodoh dan tidak segera menangani hal tersebut padahal hal itu jelas sekali mengganggu proses belajar mengajar. Berdasarkan kasus tersebut tampak dengan jelas bahwa guru yang sudah lulus sertifikasi belum tentu bisa menerapkan pengelolaan kelas yang efektif dan efisien ketika proses belajar mengajar berlangsung. Padahal tujuan dari sertifikasi adalah peningkatan mutu guru sebagai tenaga pendidik, yaitu mampu menerapkan pengelolaan kelas dengan baik. Sehingga ada perbedaan dalam hal mutu antara guru yang sudah lulus sertifikasi dengan guru yang belum lulus sertifikasi atau yang belum mengikuti uji sertifikasi.

(27)

B. Batasan Masalah

Ketidakjelasan masalah dalam penelitian dapat menghambat jalannya penelitian itu sendiri. Di samping itu, ketidakjelasan masalah menyebabkan penelitian menjadi kabur. Untuk itu, penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi.

Sementara itu, cakupan pengelolaan kelas menurut Gilarso (1993:8-9) meliputi: (1) Bidang I: Menciptakan iklim kelas yang baik, (2) Bidang II: Menanggapi permulaan gangguan untuk mempertahankan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelas, (3) Bidang III: Mengembalikan kondisi belajar yang baik dengan tindakan remedial/ kuratif/ represif bila terjadi gangguan yang berlangsung lama atau siswa tidak terlibat lagi dalam tugasnya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(28)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu:

Untuk mendeskripsikan perbedaan persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi dengan guru mata pelajaran produktif akuntansi yang belum lulus sertifikasi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, antara lain:

1. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan

Penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi SMK dalam mempersiapkan tenaga pengajar yang handal dan melakukan evaluasi terhadap kompetensi guru.

2. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan kelas. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bekal pengetahuan untuk memasuki dunia pendidikan khususnya di bidang pendidikan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

(29)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Tentang Persepsi

1. Pengertian Persepsi Siswa

Perception is the process by which we organize and interpret these patterns of stimuli in the environment (Rita L. Atkinson, 1981:191). Rita L. Atkinson mengartikan persepsi sebagai proses dimana kita mengorganisasi atau mengatur dan menginterpretasikan pola-pola pada suatu lingkungan. Setiap individu memiliki kemampuan berpikir dan kepekaan yang berbeda-beda dalam menanggapi suatu rangsangan yang ada di sekitarnya. Rangsangan ini berupa obyek-obyek yang dapat diketahui melalui panca indera. Dengan demikian, pola apapun yang ada di sekitarnya dapat diolah dan diinterpretasikan menurut pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki individu tersebut. Linda L. Davidoff (1988:232) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita termasuk sadar akan diri kita sendiri. Wirawan (1992:45) mengemukakan:

(30)

sehingga menusia bisa mengenali dan menilai obyek-obyek maka keadaan ini dinamakan persepsi.

Jadi menurut penulis, persepsi adalah proses dimana seorang individu memiliki penilaian tersendiri mengenai suatu obyek berdasarkan pada kemampuan dan kepekaan yang dimiliki individu tersebut sehingga melahirkan pemahaman tersendiri pada obyek yang diketahuinya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Linda L. Davidoff (1988:234), ada empat hal yang dapat mempengaruhi persepsi, yaitu:

a. Kesadaran

Suasana hati seseorang akan mempengaruhi pandangan terhadap suatu objek.

b. Ingatan

Dalam rangka memberikan arti secara terus menerus maka orang akan cenderung untuk terus menerus membanding-bandingkan penglihatan, suara, dan penginderaan lainnya dengan ingatan-ingatan masa lalu yang mirip.

c. Proses Informasi

Kita sudah dapat menentukan dan memutuskan data mana yang akan dihadapi berikutnya dibandingkan situasi lalu dan saat ini, lalu membuat interpretasi dan evaluasi.

d. Bahasa

Penggunaan bahasa adalah untuk menyampaikan maksud seseorang sehingga juga dapat menimbulkan persepsi bagi orang lain.

Menurut Miftah Thoha (1988:145-152) ada macam-macam faktor perhatian yang berasal dari dalam dan luar yang dapat mempengaruhi proses seleksi, yaitu:

a. Faktor dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar, antara lain:

1) Intensitas

(31)

2) Ukuran

Apabila semakin besar ukuran suatu obyek maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.

3) Keberlawanan (kontras)

Stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan obyek lain akan semakin menarik perhatian.

4) Pengulangan

Stimulus yang berasal dari luar yang diulang-ulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan obyek yang hanya satu kali dilihat.

5) Gerakan

Orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dengan obyek yang hanya diam saja.

6) Baru dan familier

Situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

b. Faktor dari dalam diri seseorang, antara lain:

1) Proses belajar (learning), semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan selaras dengan proses pemahaman atau belajar dan motivasi yang dipunyai oleh masing-masing individu.

2) Motivasi, selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dari proses belajar tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.

3) Kepribadian, dalam membentuk persepsi unsur kepribadian sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

B. Tinjauan Tentang Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

(32)

mendapatkan porsi perhatian yang cukup besar. Dengan demikian diperlukan suasana yang mendukung proses belajar mengajar. Menciptakan dan mempertahankan suasana di kelas yang membantu siswa untuk dapat berkonsentrasi dalam belajarnya dan dengan demikian memperoleh hasil belajar yang optimal, dewasa ini dikenal dengan istilah menajemen kelas (class managemant), atau Gilarso menyebutnya dengan istilah pengelolaan kelas.

Menurut Gilarso (1993:2-3) pengelolaan kelas menunjuk pada kegiatan yang menciptakan, mempertahankan atau mengembalikan kondisi yang optimal untuk berlangsungnya proses belajar mengajar, seperti pembinaan “iklim” yang baik di kelas, pembinaan hubungan baik antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa, menanggapi gangguan-gangguan yang timbul, menghentikan tingkah laku siswa yang mengganggu atau mengalihkan perhatian/keterlibatan kelas, memberi ganjaran/hukuman, penetapan norma kelakuan kelas, dsb. Dengan demikian, setiap masalah yang timbul di kelas perlu ditanggulangi sesuai dengan sifat masalah tersebut. Keterampilan pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam hal (Gilarso, 1993:3-4):

a. Menciptakan kondisi belajar yang optimal

b. Memelihara dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal tersebut.

(33)

Menurut Hasibuan (1994:164), pengelolaan kelas meliputi manusia dan non manusia. Manusia yang dimaksud adalah siswa sedangkan non manusia adalah tempat belajar mengajar. Dengan demikian pengelolaan kelas menunjuk pada pengaturan orang (siswa) dan pengaturan fasilitas, yaitu bagaimana seorang guru mampu mengatur sarana belajar yang digunakan. Menurut Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G), pengelolaan kelas merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh guru, yang dirumuskan ke dalam Kemampuan Dasar Keguruan (KDK). Kemampuan guru dalam mengelola kelas ini dibagi ke dalam dua sub kemampuan yaitu mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.

2. Masalah-Masalah dalam Pengelolaan Kelas

Terjadi masalah pengelolaan kelas apabila ada kesenjangan antara tingkat keterlibatan siswa yang seharusnya dalam proses belajar mengajar dengan keterlibatannya yang nyata-nyata terjadi. Kesenjangan ini dapat terjadi karena berbagai sumber atau sebab, yaitu orang (siswa, guru), sarana (media pengajaran dan fasilitas fisik), dan organisasi (perubahan jadwal, pergantian guru, dan struktur organisasi).

(34)

a. Masalah Individual

Ada empat macam siasat yang akan dilakukan oleh individu dimana tingkah laku tersebut sebenarnya merupakan dari upaya untuk mencapai tujuan pemenuhan suatu kebutuhan, khususnya kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan diterima oleh kelompoknya. Apabila kebutuhannya tersebut tidak bisa diterima oleh lingkungannya dengan cara biasa ataupun wajar maka individu yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan menggunakan cara-cara lain. Empat macam siasat tersebut dirinci oleh Gilarso (1993:5-6), sebagai berikut: 1) Memancing perhatian, misalnya dengan membadut atau ramai di

kelas (aktif) atau bekerja serba lamban sehingga perlu mendapat pertolongan (perhatian) ekstra (pasif).

2) Konfrontasi atau mencari kuasa, misalnya dengan membandel, membantah, bertindak emosional, bermalas-malasan (demonstratif) atau selalu “lupa” dengan aturan-aturan yang berlaku.

3) Balas dendam (mungkin karena pernah tersinggung atau merasa dipermalukan), misalnya dengan cara menyakiti atau mengejek orang lain (yang lebih lemah atau kecil).

4) Memboikot, berlagak menyerah atau tak berdaya, pasif, apatis, acuh tak acuh. Atau bahkan menolak sama sekali untuk melakukan apapun.

Gilarso (1993:5-6) mengatakan bahwa berbagai masalah pengelolaan kelas tersebut dapat dipandang sebagai berbagai tingkat “intensi” siswa. Intensi pertama dan kedua masih menunjukkan adanya semangat atau gairah untuk belajar. Sedangkan intensi ketiga dan keempat sudah menunjukkan hilangnya semangat belajar. Dengan demikian, apabila timbul masalah individual maka guru dapat menghadapi intensi-intensi tersebut melalui kepekaan dan pengalamannya selama mengajar.

b. Masalah Kelompok

(35)

1) Kelas kurang kompak karena adanya perbedaan jenis kelamin/suku/status sosial/dan lain-lain sehingga menyebabkan timbulnya “klik-klik” dalam kelas.

2) Kelas “mbandel”, sukar diatur, suka berontak terhadap peraturan dan “kebal” terhadap norma-norma tingkah laku dan ketentuan yang berlaku, misalnya sengaja berbicara keras-keras di kelas, membolos, ramai, teriak-teriak, dsb.

3) Kelas berinteraksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya dengan mengejek, memojokkan, mengkambinghitamkan, dsb.

4) Kelas justru “membombong” anggota kelas yang melanggar norma-norma kelompok, misalnya memberi dukungan kepada siswa yang melakukan pelanggaran atau kepada badut kelas.

5) Kelas mudah sekali dialihkan perhatiannya dari tugas yang sedang dikerjakan, tidak bisa konsentrasi atau mudah buyar perhatiannya. 6) Semangat kerja rendah, lamban dan malas, dan melakukan aksi

protes terhadap guru karena menganggap tugas-tugas yang diberikan terlalu banyak, kurang adil, dsb.

7) Kelas sukar menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya perubahan jadwal, dan pergantian guru.

Setiap permasalah memiliki penanganan yang berbeda-beda maka seorang guru perlu untuk mendiagnosis terlebih dahulu agar dalam melakukan tindakan korektif tidak terjadi kesalahan yang dapat menimbulkan masalah yang baru lagi. Dengan demikian, guru diharapkan peka terhadap situasi yang terjadi di dalam kelas serta mencoba untuk menanggapi sumber atau sebab masalahnya itu. Guru perlu untuk memperhatikan dan mengamati berbagai hal yang terjadi di dalam kelas.

3. Bidang-Bidang Pengelolaan Kelas

(36)

masalah-masalah yang terjadi. Pendekatan yang akan diajukan dalam mengghadapi masalah pengelolaan kelas tersebut adalah tiga bidang pengelolaan kelas sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu:

a. Bidang I: Menciptakan iklim kelas yang baik

Cara ini disebut positif atau preventif. Apabila pengelolaan kelas dilakukan dengan cara efektif, pengaturan pelajaran luwes dan lancar maka akan dapat mempertahankan keterlibatan siswa sehingga dengan demikian dapat mencegah terjadinya gangguan. Unsur-unsur keterampilan guru adalah:

1) Sikap tanggap

Guru diharapkan dapat memberikan perhatian kepada siswa, dalam hal ini guru harus tanggap dengan perhatian dan keterlibatan siswa juga terhadap ketidakperhatian dan ketidakterlibatan siswa dalam tugas kegiatan di kelas, misalnya dengan memandang siswa, mendekati siswa, memberikan pernyataan verbal, dan memberikan teguran.

2) Membagi perhatian

Guru diharapkan mampu membagi-bagi perhatiannya kepada berbagai macam kegiatan yang berlangsung di kelas. Dengan kata lain, guru dapat memonitor setiap kegiatan di kelas, baik dengan cara visual maupun verbal.

3) Memusatkan perhatian kelompok/kelas

Guru dapat tetap mempertahankan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar di kelas. Hal ini dapat dilakukan sewaktu-waktu, tetapi sangat perlu dilakukan pada saat peralihan dari kegiatan yang satu ke kegiatan yang lain.

4) Memberi petunjuk yang jelas

Petunjuk-petunjuk dari guru yang disampaikan kepada siswa hendaknya jelas dan tidak membingungkan siswa serta dengan tuntutan yang wajar sehingga dapat dipenuhi siswa.

b. Bidang II: Menanggapi permulaan gangguan untuk mempertahankan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelas. Cara ini merupakan tindakan korektif, yang dapat dilakukan oleh guru dengan cara:

5) Menegur siswa

(37)

6) Memberi bombongan/tanggapan/penguatan

Guru memberikan tanggapan terhadap perilaku siswa yang baik sehingga perilaku tersebut diperkuat agar terulang kembali.

7) Menghindari kesalahan dalam mengatur kelancaran proses belajar mengajar

Dalam hal ini, kelancaran proses belajar mengajar perlu diatur, jangan sampai melakukan kesalahan seperti guru terlalu ikut campur tangan terhadap pekerjaan siswa, pelajaran terputus-putus, pelajaran meloncat-loncat, melakukan penyimpangan pelajaran.

8) Menghindari kesalahan dalam mengatur kecepatan proses belajar mengajar

Dalam memberikan penjelasan guru tidak perlu bertele-tele maupun memberikan penjelasan yang berulang-ulang

9) Menghindari kesalahan-kesalahan lain

Kesalahan-kesalahan lain yang tidak perlu terjadi adalah pilih kasih dalam memberikan nilai ulangan, menghukum siswa yang nakal dengan mengurangi nilainya, siswa yang cowok dikerasi sedangkan siswa yang cewek dikasihani, melakukan diskriminasi (kaya, miskin, suku, agama), dsb.

10) Sikap guru dalam berinteraksi

Guru dapat bersikap hangat dan akrab kepada siswa, memberi tantangan pelajaran, melakukan variasi mengajar untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan, luwes dalam mengajar misalnya lincah dalam mengubah strategi mengajar bila dianggap perlu, lebih menekankan hal-hal yang positif, menanamkan rasa tanggung jawab dan disiplin diri, menanamkan motivasi intrinsik agar dapat menarik perhatian dan minat siswa.

c. Bidang III: Mengembalikan kondisi belajar yang baik dengan tindakan remidial/kuratif/represif bila terjadi gangguan yang berlangsung lama atau siswa tidak terlibat lagi dalam tugasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara pendekatan, yaitu:

1) Modifikasi (membenahi) perilaku siswa 2) Menciptakan iklim sosio emosional 3) Pengelolaan proses kelompok

4) Kombinasi atau sintesa cara-cara tersebut

C. Tinjauan Tentang Guru

1. Pengertian guru

(38)

fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus.

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampun yang maksimal.

2. Hak dan Kewajiban Guru

(39)

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup menimum dan jaminan kesejahteraan sosial;

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual;

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;

i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;

j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau

k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 20, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

(40)

3. Peranan guru

Menurut Peter F. Oliver dalam Piet A Sahertian (1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut:

a. Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai informasi disebut juga sebagai penceramah pada zaman itu

b. Guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.

c. Guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

d. Guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

e. Guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan sebagai master of ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

f. Guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

g. Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan.

h. Guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.

4. Kode etik guru

Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117):

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

(41)

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

5. Prinsip guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia

c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas

d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan

i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

(42)

demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

D. Tinjauan Tentang Sertifikasi

1. Pengertian Sertifikasi

Pengertian sertifikasi secara umum mengacu pada National Commision on Educatinal Services (NCES) disebutkan“Certification is a procedure where by the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach”(Sawali Tuhusetya, 2007).

(43)

2. Program Sertifikasi Guru

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai dengan persyaratan kegiatan pembelajaran jenjang pendidikan tertentu dan sertifikasi guru.

Program sertifikasi guru atau pendidik, berisi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Secara umum menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), kompetensi pedagogik lebih menyangkut pada kemampuan guru dalam mengajar dan memahami siswa, mampu memahami penguasaan kelas dengan baik, menyampaikan bahan kepada siswa, dan bagaimana siswa dapat aktif belajar sehingga menguasai bahan dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Kemampuan kepribadian merupakan kemampuan guru dalam mencerminkan kebribadian yang mantap, bertaqwa, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, sehingga dengan lulus ujian kompetensi ini, seorang guru menjadi teladan bagi siswa dan menjadikan siswa berakhlak mulia.

(44)

Kompetensi sosial menyangkut kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan siswa, guru yang lain, kepala sekolah, masyarakat dan orang tua wali

Guru yang mempunyai kualifikasi pendidikan D4 dan S1 harus mengikuti ujian sertifikasi. Tentang ujian sertifikasi ini diperjelas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 yang menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Ujian kompetensi itu dilakukan dalam bentuk portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.

Ujian sertifikasi berupa empat standar kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi yang diujikan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab.

(45)

3. Tujuan Sertifikasi

Situs www.sertifikasiguru.org mencantumkan bahwa secara garis besar sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru yang pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang disahkan tanggal 30 desember 2005, tujuan sertifikasi adalah:

a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. c. Meningkatkan martabat guru.

d. Meningkatkan profesionalitas guru.

4. Manfaat Sertifikasi

Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan. Menurut Masnur Muslich (2007 : 9), adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut:

a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional.

c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.

(46)

5. Komponen Portofolio

Pada sertifikasi guru dalam jabatan, uji kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio, yaitu penilaian terhadap kumpulan dokumen yang diarahkan pada sepuluh komponen. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru, komponen portofolio meliputi :

a. Kualifikasi akademik

Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun non gelar (D4 atau Post Graduate diploma), baik didalam maupun diluar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikasi diploma. b. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, maupun international. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat.

c. Pengalaman Mengajar

(47)

surat tugas dari lembaga yang berwenang (baik dari pemerintah, atau dari kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.

d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan atau kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber atau media pembelajaran, dan penilaiaan proses dan hasil belajar. Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dan pembelajaran individual.

Kegiatan ini mencangkup :

1) Tahapan prapembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi)

2) Kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media atau sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa)

3) Penutup ( refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut )

(48)

Khusus untuk guru bimbingan dan koseling, komponen pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan guru bimbingan dan konseling yang meliputi bidang pelayanan bimbingan pendidikan atau kegiatan belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia atau budi pekerti. Jenis dokumen yang dilaporkan berupa :

1) agenda kerja guru bimbingan dan konseling 2) daftar konseli (siswa)

3) data kebutuhan dan permasalahan konseli 4) laporan bulanan

5) laporan semesteran atau tahunan

6) aktifitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahaman, pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung)

7) laporan hasil evaluasi program bimbingan konseling

8) bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi rekaman atau dokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang disahkan oleh atasan.

Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format penilaian.

e. Penilaian dari atasan dan pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap kopetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran kedisiplinan, keteladanan etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja sama dengan menggunakan Format Penilaian Atasan.

f. Prestasi akademik

(49)

atau panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, maupun internasional.

Komponen ini meliputi :

1) Lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan)

2) Pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor)

3) Pembimbingan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler (pramuka, drum band, mading, karya ilmiah remaja atau KIR).

Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan, atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga atau panitia. g. Karya pengembangan profesi

(50)

h. Keikursertaan dalam forum ilmiah

Keikutsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta.

Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat atau piagam bagi nara sumber, dan sertifikat bagi peserta.

i. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan, organisasi sosial, atau mendapat tugas tambahan.

Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain : 1) Pengurus Forum Komunikasi kepala Sekolah (FKKS) 2) Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG)

3) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) 4) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) 5) Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) 6) Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) 7) Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI) 8) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Pengurus organisasi sosial antara lain : 1) Ketua RT

2) Ketua RW

3) Ketua LMD atau BPD

4) Pembina kegiatan keagamaan

(51)

Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.

j. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil, likasi atau geografis), kualitatif (komitmen, etos, kerja), dan relevansi (dalam bidang atau rumpun bidang), baik dalam tingkat kabupaten, provinsi, nasional, maupun internasional.

Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.

6. Prosedur dan Mekanisme

Penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dilakukan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam bentuk Rayon yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

E. Kerangka Berpikir

(52)

memberikan persepsi yang buruk atau negatif kepada guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi jika guru tersebut tidak dapat mengelola kelas dengan baik.

Dalam pedoman tanya jawab tentang sertifikasi (Depdiknas Dirjen Peningkatan Mutu dan Tenaga Kepandidikan, 2007) sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk:

1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,

2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, 3. Meningkatkan martabat guru,

4. Meningkatkan profesionalitas guru.

Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya adalah apabila kompetensi guru bagus terkait dengan penghasilan bagus, diharapkan pengelolaan kelas juga bagus. Apabila pengelolaan kelas bagus maka KBM-nya juga bagus. KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan pendidikan yang bermutu.

F. Hipotesis Penelitian

(53)

bahan-bahan penyelidikan membenarkan pertanyaan itu dan akan ditolak bilamana menyangkalnya.

(54)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang berupa studi kasus, yaitu suatu penelitian yang terinci mengenai suatu subjek atau objek tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Umar, 2005:23). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku pada subjek atau objek yang diteliti. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pada siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK N 1 Depok Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu penelitian : April - Mei 2009

2. Tempat penelitian : SMK N 1 Depok Yogyakarta

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK N 1 Depok Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

(55)

sudah lulus sertifikasi dan guru mata pelajaran produktif akuntansi yang belum lulus sertifikasi.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 1999:72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah

siswa-siswi kelas X, XI, XII SMK N 1 Depok Yogyakarta. Menurut sumber jumlah siswa-siswi kelas X, XI, XII SMK N 1 Depok Yogyakarta adalah 793 siswa.

Tabel 3.1

Data Siswa-siswi SMK N 1 Depok Yogyakarta

Kelas Jurusan Jumlah Siswa

(56)

Kelas Jurusan Jumlah Siswa

XII

AK AP PJ

1 2 1 2 1 2 3

36 36 34 33 33 35 31

Jumlah 272

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK N 1 Depok Yogyakarta yang berjumlah 73 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

(57)

yang sedang dalam masa ujian akhir nasional maka tidak ada kelonggaran waktu untuk dilakukannya penelitian. Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut diharapkan siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan/kuesioner penelitian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

E. Operasionalisasi Variabel

Persepsi adalah proses dimana seorang individu memiliki penilaian tersendiri mengenai suatu obyek berdasarkan pada kemampuan dan kepekaan yang dimiliki individu tersebut sehingga melahirkan pemahaman tersendiri pada obyek yang diketahuinya. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru, yang nampak dari sertifikat pendidik yang diperoleh bagi guru yang dinyatakan lulus sertifikasi. Menurut Gilarso (1993:2-3), pengelolaan kelas menunjuk pada kegiatan yang menciptakan, mempertahankan atau mengembalikan kondisi yang optimal untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas dijabarkan ke dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

No butir

Variabel Dimensi Indikator

Positif Negatif

Pengelolaan kelas

A. Bidang I: Menciptakan iklim kelas yang baik

1. Sikap tanggap 2. Membagi perhatian 3. Memusatkan perhatian

kelompok/kelas

(58)

No butir

Variabel Dimensi Indikator

Positif Negatif

B. Bidang II:

Menanggapi permulaan gangguan untuk mempertahankan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelas

5. Menegur siswa 6. Memberi

bombongan/penguatan 7. Menghindari kesalahan

dalam mengatur

kelancaran proses belajar mengajar

8. Menghindari kesalahan dalam mengatur kecepatan proses belajar mengajar 9. Menghindari

kesalahan-kesalahan lain 10.Sikap guru dalam

berinteraksi 15 18,19, 20 22 28 30 31,32, 33 16,17 21,23, 24,25 26 27,29

C. Bidang III:

Mengembalikan kondisi belajar yang baik dengan tindakan

remedial/ kuratif/ represif bila terjadi gangguan yang berlangsung lama atau siswa tidak terlibat lagi dalam tugasnya

1. Modifikasi (membenahi) perilaku siswa

2. Menciptakan iklim sosio emosional

3. Pengelolaan proses kelompok

4. Kombinasi atau sintesa cara-cara tersebut 34,35, 36 38,39, 40 41 44 37 42 43

F. Pengukuran Variabel Penelitian

(59)

Tabel 3.3

Bobot Alaternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif (+) Negatif (-) Sangat Setuju (SS)

Setuju (S) Netral (RR) Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan keadaan responden sebenarnya. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi dan persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang belum lulus sertifikasi.

2. Wawancara

(60)

H. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur (Husein Umar, 2003:72). Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor jawaban masing-masing item pertanyaan pengujian validitas dilakukan dengan skor total konstruk atau variabel. Pengujian validitas menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Husein Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut:

(

) (

)

(

)

(

)

∑ ∑

− − − = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item

X = skor item

n = jumlah responden

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid.

(61)

empat (44) pertanyaan tetapi ada sepuluh (10) yang tidak valid. Hasil yang tidak valid adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Pertama untuk Butir Soal yang Tidak Valid

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

5 0,361 -0,265 Tidak valid

7 0,361 -0,599 Tidak valid

15 0,361 -0,206 Tidak valid

19 0,361 0,259 Tidak valid

21 0,361 0,194 Tidak valid

29 0,361 -0,542 Tidak valid

34 0,361 -0,313 Tidak valid

39 0,361 0,324 Tidak valid

42 0,361 -0,405 Tidak valid

44 0,361 0,038 Tidak valid

Kemudian dilakukan uji validitas ulang pada tiga puluh empat (34) butir pertanyaan variabel persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi. Hasil yang tidak valid adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kedua untuk Butir Soal yang Tidak Valid

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

23 0,361 0,351 Tidak valid

Selanjutnya uji validitas dilakukan pada tiga puluh tiga (33) butir pertanyaan variabel persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi.

(62)

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Siswa terhadap Pengelolaan Kelas oleh Guru Mata Pelajaran Produktif Akuntansi

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,361 0,546 Valid 2 0,361 0,381 Valid 3 0,361 0,531 Valid 4 0,361 0,594 Valid 5 0,361 0,572 Valid 6 0,361 0,681 Valid 7 0,361 0,610 Valid 8 0,361 0,635 Valid 9 0,361 0,854 Valid 10 0,361 0,841 Valid 11 0,361 0,828 Valid 12 0,361 0,660 Valid 13 0,361 0,490 Valid 14 0,361 0,574 Valid 15 0,361 0,866 Valid 16 0,361 0,770 Valid 17 0,361 0,683 Valid 18 0,361 0,611 Valid 19 0,361 0,551 Valid 20 0,361 0,403 Valid 21 0,361 0,704 Valid 22 0,361 0,795 Valid 23 0,361 0,490 Valid 24 0,361 0,572 Valid 25 0,361 0,693 Valid 26 0,361 0,884 Valid 27 0,361 0,580 Valid 28 0,361 0,445 Valid 29 0,361 0,501 Valid 30 0,361 0,659 Valid 31 0,361 0,827 Valid 32 0,361 0,749 Valid 33 0,361 0,512 Valid

(63)

valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai rhitungdengan nilai rtabel. Dengan jumlah data (n) = 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,361. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada rtabel (rhitung > 0,361). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi adalah valid.

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulangkali (Husein Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas didasarkan pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar, 2003:90) yaitu sebagai berikut:

11

r =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2 2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan 2

t

σ = varian total 2

b

(64)

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut (Husein Umar, 2003:91):

2

σ =

(

)

n n

X X

2

2

Keterangan :

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan tidak reliabel (Nunnaly dalam Iman Gozhali, 2002:42).

Hasil Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12, tampak sebagai berikut:

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi

(65)

Dari tiga puluh tiga pertanyaan pada variabel persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,959. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan sebesar 0,6 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel (Nunnaly dalam Imam Gozali, 2002: 42).

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel (0,959 > 0,6). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi dapat dikatakan reliabel atau andal.

I. Teknik Analisis Data

Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas

a. Uji Normalitas

(66)

benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Imam Ghozali, 2002:35-36).

Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (X) – Sn terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Imam Ghozali, 2002:36):

( )

X S

( )

X F

maksimum

D= on

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Kriteria penerimaan:

1) Jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari taraf nyata (0,05) maka distribusi data normal

2) Jika nilai probabilitas (sig.) lebih kecil dari taraf nyata (0,05) maka distribusi data tidak normal

b. Pengujian Homogenitas

(67)

kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok sampel berarti kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama. Selanjutnya penggujian homogenitas varians diuji dengan uji T.

Kriteria penerimaan:

1) Jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari taraf nyata (0,05) maka varians dikatakan homogen

2) Jika nilai probabilitas (sig.) lebih kecil dari taraf nyata (0,05) maka varians dikatakan tidak homogen

2. Pengujian Hipotesis a. Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi dengan guru mata pelajaran produktif akuntansi yang belum lulus sertifikasi.

Ha : Ada perbedaan persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif akuntansi yang sudah lulus sertifikasi dengan guru mata pelajaran produktif akuntansi yang belum lulus sertifikasi.

b. Menyusun dan menjumlahkan skor dari setiap jawaban responden. c. Menentukan nilai kritis dengan taraf signifikansi (level significance) =

(68)

d. Menghitung uji statistis untuk dua populasi independen dengan menggunakan independent sampel T test dari program SPSS

e. Penarikan Kesimpulan

Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan thitung dengan ttabel adalah :

1) Jika thitung < ttabel maka Ho diterima 2) Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak

(69)

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah SMK Negeri 1 Depok

SMK Negeri 1 Depok didirikan pada tahun 1952 dengan SK no. 31998/Kab/52 pada tanggal 10 September 1952, pada waktu itu bernama SMEA Negeri 1 Yogyakarta. Berlokasi di Gowongan Kidul Yogyakarta. Pada tahun 1982 lokasi SMEA Negeri 1 Yogyakarta pindah ke Maguwoharjo Depok Sleman.

Berdasarkan SK Mendikbud Nomor:031/O/1997, tanggal 7 Maret 1997 SMEA Negeri 1 Yogyakarta berganti nama menjadi SMK Negeri 1 Depok. Beralamat Ringroad Utara, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282, telp (0274) 88563, Faximili (0274)885663, website: www.smk1depok.com. SMK N 1 Depok mulai tahun 2008 ditunjuk oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menjadi Sekolah Berstandar Internasional (SBI) yang mempunyai 3 (tiga) program keahlian yang diselenggarakan, yaitu Program Keahlian Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Penjualan.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Depok

1. Visi SMK Negeri 1 Depok

(70)

2. Misi SMK Negeri 1 Depok

a. Mengembangkan budaya sekolah yang berakhlak mulia. b. Mewujudkan Sekolah Bertaraf Internasional.

c. Melaksanakan PBM dengan pendekatan Competence Based Training (CBT) yang berorientasi pada peningkatan mutu dan keunggulan sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

d. Mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000

3. Tujuan dan Sasaran Program Keahlian Akuntansi

a. Tujuan umum

1) Tercapainya profil SMK bertaraf internasional

2) Meningkatkan mutu dan relevansi serta peningkatan mutu tamatan program keahlian akuntansi

3) Terlaksananya sertifikasi kompetensi sebagai siswa program keahlian akuntansi

4) Terserapnya tamatan program keahlian akuntansi oleh pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja tingkat menengah

5) Terlaksanannya kebijakan “link and match” melalui sertifikasi uji kompetensi standar industri bagi siswa program keahlian akuntansi. b. Tujuan khusus:

1) Sebagai tempat uji kompetensi pada ujian nasional bidang produktif akuntansi di provinsi DIY

(71)

3) Siswa memperoleh sertifikasi kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Akuntansi

4) Program keahlian akuntansi berfungsi sebagai Learning Ce

Gambar

Tabel 5.7 Persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas oleh guru mata
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah SMK N 1 Depok .............................  52
Tabel 3.1 Data Siswa-siswi SMK N 1 Depok Yogyakarta
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi prestasi mata keahlian produktif, prestasi mata pelajaran kewirausahaan, dan perbedaan tempat praktik kerja

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kemampua n mengajar guru terhadap prestasi belajar Akuntansi keuangan siswa kelas XI

Maksud dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Akuntansi kelas X di

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan persepsi siswa tentang mata pelajaran

Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang sudah dan belum menempuh mata kuliah ekonomi Islam dan atau mata kuliah yang berkaitan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh Persepsi Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Perusahaan Jasa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Mata

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas Soal Ujian Akhir Semester Genap Pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi Kelas X Akuntansi di SMK Negeri 1 Yogyakarta

Dalam proses penelitian diketahui bahwa kondisi nyata pada proses belajar mengajar di SMK Yapalis Krian, khususnya pada mata pelajaran produktif untuk kelas XI