• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PANCASILA MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN JATIDIRI BANGSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PANCASILA MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN JATIDIRI BANGSA."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. Winarno, S.Pd., M.Si. lahir di Wonogiri, 13 Agustus 1971. Pria yang memiliki NIP 197108131997021001 adalah staf Pengajar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. Riwayat pendidikan tinggi adalah tahun 1995 lulus sarjana (S-1) di FKIP Universitas Sebelas Maret untuk bidang ilmu: PMP-Pendidikan Kewarganegaraan, lulus Magister (S-2) pada tahun 2002 di Universitas Gadjah Mada untuk bidang ilmu: Ketahanan Nasional, gelar Doktor (S-3) bidang ilmu: Pendidikan Kewarganegaraan berhasil diperolehnya dari Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2011. Judul dan ringkasan Disertasi disajikan dalam 2 (dua) versi bahasa Indonesia dan English sebagai berikut.

IMPLEMENTASI PANCASILA MELALUI PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN JATIDIRI BANGSA. Pancasila adalah jatidiri bangsa. Nilai – nilai Pancasila diyakini sebagai nilai kebajikan dan mampu menjadi acuan bagi pengembangan jatidiri dan karena itu perlu diimplementasikan sebagai materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Menurut teori kewarganegaraan komunitarian dan fungsionalisme struktural, gagasan tentang kehidupan yang baik merupakan hasil kesepakatan komunitas, nilai bersama yang turut menentukan kehidupan, menjadi sumber bagi terjadinya integrasi dan karena itu perlu disampaikan kepada warganya demi eksistensi dan kelangsungan masyarakat. Pancasila termasuk bahan pelajaran PKn yang bersifat “The Great Ought” bagi bangsa Indonesia karena nilai-nilainya dianggap sebagai gagasan bersama tentang kebaikan dan kehidupan yang baik tersebut. Materi Pancasila merupakan isi PKn yang bersifat structural formal, memiliki sifat tetap, sama, dan menjadi pemersatu bangsa. Penelitian dilakukan untuk menjawab masalah bagaimanakah implementasi pembelajaran PKn yang memuat Pancasila sehingga mampu mengembangkan jatidiri bangsa.

Sejalan dengan masalahnya, penelitian ini menggunakan pendekatan qualitative research dengan model grounded. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen, wawancara, dan observasi. Sumber dokumen adalah dokumen formal, literatur, buku teks PKn, dan Perangkat Pembelajaran PKn. Informan adalah para pakar di bidang filsafat, Pendidikan Kewarganegaraan dan guru PKn. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran Pancasila oleh guru PKn di sekolah. Analisis data menggunakan model induktif.

(2)

THE IMPLEMENTATION OF PANCASILA IN CIVIC EDUCATION AS AN EFFORT TO DEVELOP NATIONAL IDENTITY. Pancasila (the Five Principles) is the national identity. Its values are believed to be virtuous and to be a reference to develop the identity of Indonesia, and, therefore, they need to be implemented in Civic Education (CE) materials. According to communitarian citizenship and structural functionalism theory, the idea about a good life comes from community consensus, common values that also determine this life, as the source of integration, and thus they need to be socialized to its members for the existence and continuity of the society. Pancasila is one of CE materials regarded as "The Great Ought" to Indonesians since its values are considered as common ideas about virtues and a good life. The materials of Pancasila represent CE contents, which are “structural formal”, have a fixed and equivalent nature, and become the unifier of the nation. This research is conducted to answer the problem of how to implement CE learning containing Pancasila to develop national identity.

Accordingly, the research is based on qualitative research approach with grounded model. The techniques of data collection are implemented in document study, interview, and observation. The sources of the data are formal documents and literature, CE textbooks, and instruments of CE learning. The informers are philosophy and Civic Education experts and CE teachers. Teachers’ process of teaching and learning Pancasila is also observed to collect the data. After all, the data are analyzed by implementing inductive model, in which category, theme, and patterns are compiled and constructed from the data collected.

Referensi

Dokumen terkait

untuk dihindari. 4) Metode lain yang digunakan Imam Al-Ghazali dalam pendidikan. Akhlak adalah memperhatikan tingkat

Dalam mata kuliah ini dibahas hakikat matematika dan matematika sekolah, filosofi pembelajaran matematika, teori- teori belajar matematika, model/pendekatan/metode/ strategi

Demikian penetapan ini, apabila ternyata terdapat kekeliruan akan dilakukan perubahan.. Probolinggo, 23

The conclusion is reached that developing small business consultancy/case studies around specific marketing problems develops newteaching materials, provides the forum for

We provide support for the public good perspective by providing results from a survey examining why people participate and share knowledge in three electronic communities of

Sebagaimana diuraikan di muka, modal asing atau utang jangka menengah adala utang yangjangka waktu atau umumnya adalah lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang