• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS DENGAN ANDROPAUSE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS DENGAN ANDROPAUSE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS DENGAN ANDROPAUSE

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

LODEWYX BOBBY NINDRA NUGRAHA

G0007203

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ABSTRAK

Lodewyx Bobby Nindra Nugraha, G0007203, 2011. Hubungan antara Diabetes Melitus dengan Andropause, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Tujuan Penelitian: Pria lanjut usia akan mengalami suatu kondisi oleh karena proses penuaan yang disebut andropause. Andropause adalah suatu kondisi di mana terjadi penurunan kemampuan fisik, seksual, dan psikologi pada pria yang dihubungkan dengan berkurangnya atau tidak adanya hormon testosteron dalam plasma darah akibat proses penuaan. Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian andropause cukup besar, yaitu 15%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pria akan mengalami andropause, hanya berbeda pada onset atau usia awal terjadinya andropause. Obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, penyakit kronis dan stres merupakan beberapa faktor yang dapat mempercepat terjadinya andropause pada pria lanjut usia. Diabetes Mellitus yang merupakan salah satu penyakit kronik, prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan di Kabupaten Temanggung, salah satu kota di Jawa Tengah, Diabetes Mellitus menempati urutan pertama untuk pasien rawat jalan di RSUD Djoyonegoro Temanggung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Diabetes Mellitus dengan andropause.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan studi penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan teknik purposive sampling

yang dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2010. Besar sampel yang digunakan adalah 200 orang di Rumah Sakit Djoyonegoro, Kabupaten Temanggung sesuai kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji Chi Square menggunakan SPSS 17.0 dan penghitungan manual.

Hasil Penelitian: Hasil analisis Chi Square didapatkan X2 hitung sebesar 42,593. Angka ini lebih besar daripada X2 tabel untuk taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 1, yaitu sebesar 3,841 (p<0,05). Dari hasil penghitungan Odds Ratio

(OR) didapatkan nilai sebesar 7,4

Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan antara Diabetes Melitus dengan Andropause.

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user PRAKATA

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan berkat

dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Hubungan

antara Diabetes Melitus dengan Andropause”

Penyusunan skripsi ini tidak lepas atas dukungan yang diberikan oleh

berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. A. A. Subiyanto, dr., MS. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes.. Selaku Ketua Tim Skripsi.

3. Rosalia Sri Hidayati, dr.,M.Kes., Selaku Pembimbing Utama Skripsi.

4. Indriyati, Dra., Selaku Pembimbing Pendamping Skripsi.

5. Endang Sahir, Dra., A.And. Selaku Penguji Utama skripsi.

6. Slamet Riyadi, dr., M. Kes. Selaku Anggota Penguji skripsi.

7. Bambang Endro Sukrojono, dr., Kus Budayantiningrum, dr., Sp. Rad.,

Florentinus Andre Nindra, S. Ked., Katarina Bernadet Dinda Sekar Melati,

dan M.Y. Cendy Nindra Briliana.

8. Seluruh Dosen Pengajar, Staf, dan Asisten Laboraturium Biologi Fakultas

Kedokteran UNS

9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga seleseinya skripsi

ini, yan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan

pemikiran dan bermanfaat untuk semua pihak, bagi ilmu kedokteran pada

umumnya dan bagi pembaca pada khususnya.

Surakarta, 26 Maret 2011

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii DAFTAR ISI

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... ..1

A. Latar Belakang Masalah ... ..1

B. Rumusan Masalah ... ..3

C. Tujuan Penelitian ... ..3

D. Manfaat Penelitian ... ..3

BAB II LANDASAN TEORI ... ..4

A. Tinjauan Pustaka ... ..4

1. Diabetes Melitus ... ..4

2. Andropause... ... ..9

3. Hubungan Diabetes Melitus denganAndropause ... 15

B. Kerangka Pemikiran ... 17

C. Hipotesis... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Lokasi Penelitian ... 18

C. Waktu Penelitian ... 18

D. Subyek Penelitian...19

E. Teknik Sampling ... 19

F. Desain Penelitian... 21

G. Identifikasi Variabel Penelitian ... 21

H. Definisi Operasional Variabel ... 22

I. Alat dan Bahan Penelitian ... 23

J. Cara Kerja ... 24

K. Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 27

BAB V PEMBAHASAN ... 31

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 34

A. Simpulan ... 34

B. Saran... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user PENDAHULUAN

Proses menua adalah suatu proses multifaktoral, yang akan diikuti oleh

penurunan fungsi – fungsi fisiologis organ tubuh yang progresif dan menyeluruh,

disertai penurunan kemampuan mempertahankan komposisi tubuh salah satunya

adalah perubahan hormonal yang terjadi pada masa penuaan. Beberapa

manifestasi dari proses menua disebabkan oleh menurunya kadar hormon

(Soewondo, 2007). Proses menua bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada

orang berusia lanjut, melainkan proses normal yang berlangsung sejak maturitas

dan berakhir dengan kematian. Namun demikian, efek penuaan tersebut

umumnya lebih terlihat setelah usia 40 tahun (Setiati et al, 2007).

Pada suatu saat, pria lanjut usia akan mengalami suatu kondisi oleh karena

proses penuaan yang disebut andropause. Andropause adalah suatu kondisi di

mana terjadi penurunan kemampuan fisik, seksual, dan psikologi pada pria yang

dihubungkan dengan berkurangnya atau tidak adanya hormon testosteron dalam

plasma darah akibat proses penuaan (Moeloek dan Anita, 2002).

Beberapa gejala yang timbul pada andropause, mirip dengan apa yang

terjadi pada menopause, seperti kelelahan, infertilitas, rasa panas pada kulit, dan

mood yang berubah ubah. Gejala dan tanda yang lainnya yaitu gangguan atau

disfungsi ereksi, hilangnya nafsu seksual, depresi, kecemasan, kerontokan pada

rambut di ketiak, penurunan kekuatan otot, penurunan ukuran otot, penurunan

densitas tulang, dan penurunan jumlah sperma. Secara psikis, laki laki yang

mengalami andropause tidak lagi bernafsu untuk mengejar karir dan kekuasaan

tetapi mereka lebih mencurahkan pikirannya kepada keluarga dan teman teman

(anonim, 2009)

Diabetes mellitus saat ini merupakan penyakit yang banyak dijumpai. Di

Indonesia prevalensinya akan terus meningkat dan diperkirakan pada tahun 2025

akan mencapai 5,4%. Data yang didapatkan pada tahun 2003, total prevalensi di

seluruh dunia mencapai 13,8 juta jiwa (American Diabetes Association, 2009).

Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes

Melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Depkes, 2009). Di Kabupaten

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menempati urutan pertama untuk pasien rawat jalan di RSUD Djojonegoro

Temanggung yaitu sekitar 2023 kasus (Pemerintah Kabupaten Temanggung,

2007).Diabetes Mellitus merupakan salah satu faktor yang mempercepat

terjadinya andropause. Sebab Diabetes Mellitus berhubungan erat dengan jumlah

Free Testosteron dan Total Testosteron yang mengalami penurunan (Rhoden et

al., 2005).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Hubungan antara

Diabetes Mellitus dengan Andropause sehingga dapat memberikan informasi

ilmiah kepada masyarakat maupun tenaga medis tentang andropause sebagai

bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya serta Sebagai masukan

dan informasi bagi masyarakat khususnya kaum pria, tenaga medis, dan instansi

kesehatan tentang Hubungan antara Diabetes Melitus dengan Andropause.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 200 orang pria

berumur 40-60 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 100 orang

menderita diabetes mellitus dan 100 orang tidak menderita diabetes mellitus.

yang memiliki kriteria tidak obesitas, tidak merokok dan tidak memiliki kelainan

pada testisnya. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive

Sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu

yang berkaitan dengan karakteristik populasi. Data diambil melalui kuesioner

yang terdiri atas kuesioner dan wawancara adapun jenis kuisonernya adalah

kuisoner L-MMPI dan kuesioner ADAM untuk mengetahui apakah responden

mengalami andropause. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis

uji chi square dan diolah dengan bantuan perangkat lunak SPSS 17.0 for

windows dilanjutkan dengan penghitungan odds rasio (OR), yaitu untuk

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user HASIL PENELITIAN

Dari data yang diperoleh melalui kuesioner dapat diketahui distribusi

sampel berdasarkan rentang umur. Selain itu, dapat diketahui juga angka

kejadian andropause berdasarkan rentang umur, dan angka kejadian andropause

pada pria yang menderita Diabetes Mellitus maupun yang tidak menderita

Diabetes Mellitus. Data tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 1. Distribusi Sampel berdasarkan Rentang Umur

Rentang Umur Frekuensi Persentase

40-44 tahun 44 22.0%

45-49 tahun 49 24.5%

50-54 tahun 50 25.0%

55-60 tahun 57 28.5%

Total 200 100%

Dari tabel distribusi sampel di atas dapat diketahui bahwa, 57 orang berusia

antara 55-60 tahun, 50 orang berusia 50-54 tahun, 49 orang berusia 45-49 tahun,

dan 44 orang berusia 40-44 tahun.

Tabel 2. Angka Kejadian Andropause berdasarkan Rentang Umur

Rentang Umur (tahun)

Jumlah Responden

(orang)

Andropause Belum Andropause

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

40-44 tahun 44 7 15.9% 37 84.1%

45-49 tahun 49 23 44.9% 26 55.1%

50-54 tahun 50 35 70.0% 15 30.0%

55-60 tahun 57 43 75.4% 14 24.6%

Jumlah 200 108 54.0% 92 46.0%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 200 responden, sebagian besar

telah mengalami andropause sebanyak 108 orang (54.0%) dan belum mengalami

andropause sebanyak 92 orang (46.0%). Responden yang telah mengalami

andropause berdasarkan perbandingan jumlah dan persentase, yang paling

banyak pada rentang umur 55-60 tahun sebesar 75.4% (43 orang), kemudian

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rentang umur 45-49 tahun sebesar 44.9% (23 orang), dan yang paling kecil pada

rentang umur 40-44 tahun sebesar 15.9% (7 orang). Sedangkan responden yang

belum mengalami andropause berdasarkan jumlah dan persentase, yang paling

banyak pada rentang umur 40-44 tahun sebesar 84.1% (37 orang), kemudian

pada rentang umur 45-49 tahun sebesar 55.1% (26 orang), kemudian pada

rentang umur 50-54 tahun sebesar 30.0% (15 orang), dan yang paling kecil pada

rentang umur 55-60 tahun sebesar 24.6% (14 orang).

Tabel 3. Angka Kejadian Andropause pada Pria yang Menderita Diabetes

Mellitus dan Pria yang Tidak Menderita Diabetes Mellitus

Belum Andropause

Andropause Jumlah

Tidak Menderita Diabetes Mellitus

69 31 100

Menderita Diabetes Mellitus

23 77 100

Jumlah 92 108 200

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang telah

mengalami andropause paling banyak pada kelompok responden yang menderita

Diabetes Mellitus yaitu 77 orang, sedangkan pada kelompok responden yang

tidak menderita Diabetes Mellitus sebanyak 23 orang. Responden yang belum

mengalami andropause paling banyak pada kelompok responden yang tidak

menderita Diabetes Mellitus yaitu sebanyak 69 orang, sedangkan pada kelompok

responden yang menderita Diabetes Mellitus sebanyak 31 orang.

Hasil perhitungan dengan metode Chi Square diperoleh X2 hitung 4,800

sedangkan X2 tabel dengan derajat kebebasan (db) 1 dan taraf signifikansi (α)

sebesar 0,05 adalah 3,841. Jadi diperoleh X2 hitung lebih besar daripada X2

tabel. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (H1)

diterima pada taraf signifikansi 5% atau sebesar 0,05. Dari uraian di atas dapat

diartikan bahwa terdapat hubungan antara penderita Diabetes Mellitus dan

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari hasil penghitungan Odds Ratio (OR) didapatkan bahwa Pria yang

menderita Diabetes Mellitus mempunyai kemungkinan mengalami kejadian

Andropause 7,4 kali lebih besar daripada Pria yang tidak menderita Diabetes

Mellitus.

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian terhadap 200 pria yang telah diklasifikasikan

menjadi 2 kelompok yaitu kelompok penderita Diabetes Mellitus dan kelompok

tidak menderita Diabetes Melitus, menunjukkan adanya perbedaan kejadian

Andropause pada pria yang menderita Diabetes Mellitus sebanyak 77 orang dan

pria yang tidak menderita diabetes mellitus sebanyak 31orang. Dan juga

terjadinya andropause dilihat dari rentang umur atau onset terjadinya.

Kejadian andropause berdasarkan rentang umur, didapatkan bahwa

semakin meningkatnya usia responden maka persentase responden yang telah

mengalami andropause juga meningkat. Responden yang telah mengalami

andropause berdasarkan perbandingan jumlah, yang paling banyak pada rentang

umur 55-60 tahun sebanyak 43 orang, rentang umur 50-54 tahun sebanyak 35

orang, rentang umur 45-49 tahun sebanyak 23 orang, dan yang paling kecil pada

rentang umur 40-44 tahun sebanyak 7 orang sesuai dengan teori yang ada (Putra

et al., 2009; Moeloek dan Anita, 2002). Hal ini kemungkinan karena adanya

penurunan kadar testosteron yang disebabkan oleh penurunan produksi hormon

hipotalamus, yaitu GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) akibat proses

penuaan. Penurunan produksi GnRH ini akan diikuti oleh penurunan LH

(Lutheinizing Hormone) sehingga produksi testosteron akan menurun juga (Putra

et al., 2009). Ataupun disebabkan oleh adanya penurunan selektif pada sejumlah

fungsi sel zona retikularis pada bagian korteks adrenal sehingga membuat

Sekresi DHEA oleh kelenjar adrenal akan menurun secara bertahap sehingga

menyebabkan adrenopause yang juga akan berpengaruh terhadap terjadinya

andropause (Moeloek dan Anita, 2002).

Selain itu, peningkatan kadar SHBG (Sex Hormone Binding Globulin)

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyebabkan penurunan kadar testosteron bebas dan biovailabilitas testosteron

dalam darah (Bain, 2006)

Pada kelompok responden yang menderita diabetes mellitus, pria yg

mengalami andropause sebanyak 77 dan yang belum mengalami andropause

sebanyak 31 orang, sedangkan pada kelompok responden yang tidak menderita

diabetes mellitus, pria yang telah mengalami andropause sebanyak 23 orang dan

yang belum mengalami andropause sebanyak 69 orang. Dalam penelitian ini

didapatkan perbedaan yang signifikan dimana X2 hitung lebih besar daripada X2

tabel, yang berarti ada perbedaan yang bermakna secara statistik antara pria yang

menderita diabetes mellitus dan pria yang tidak menderita diabetes mellitus. Hal

tersebut terjadi karena salah satu efek dari diabetes melitus adalah adanya

penurunan free testosteron dan testosteron total (Rhoden et al., 2005); yang

terjadi karena komplikasi dari diabetes mellitus melalui beberapa jalur

diantaranya Jalur Stres Oksidatif, Jalur Pembentukan Produk Akhir Glikasi

Lanjut, Jalur Protein Kinase dan Jalur Reduktase Aldosa yang semuannya itu

menyebabkan disfunsi endotel, menganggu dan mengubah sifat berbagai protein

penting dan kemudian memacu terbentuknya sitokin proinflamasi (Waspadji S,

2007). Peningkatan dari inflamasi dalam tubuh memacu korteks adrenal

mensekresikan kortisol yangdapat menurunkan produksi testosteron oleh sel

interstitial Leydig dan menyebabkan produksi GnRH (gonadotropin releasing

hormone) juga menurun. (Putra et al., 2009 ; Guyton and Hall. 2007). Penurunan

produksi GnRH mempengaruhi jumlah sekresi dari LH dan FSH yang

berpengaruh juga terhadap produksi testosteron dan proses spermatogenesis oleh

sel interstitial leydig sehingga mempercepat terjadinya andropause (Putra et al.,

2009).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis kerja yaitu terdapat hubungan

antara Diabetes Mellitus dengan andropause. Dan secara spesifik sesuai dengan

ods ratio hubungan tersebut adalah pria yang menderita diabetes mellitus

memiliki kemungkinan menderita andropause 7,4 kali lebih besar daripada Pria

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara garis besar hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis. Namun

sebagai catatan, kejadian Andropause juga dipengaruhi banyak faktor risiko yang

dapat menjadi variabel luar. Pada penelitian ini, variabel luar seperti penyakit

testis, merokok, dan obesitas telah dikendalikan dengan cara wawancara dan

pengisian kuesioner. Namun masih terdapat beberapa variabel luar yang pada

penelitian ini diabaikan atau belum dikendalikan seperti genetik, diet setiap

harinya, dan faktor psikis yang memang tidak mudah untuk dikendalikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Diabetes Mellitus dengan

Andropause; pria yang menderita diabetes mellitus memiliki kemungkinan

menderita andropause 7,4 kali lebih besar daripada pria yang tidak menderita

diabetes mellitus..

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan

kriteria-kriteria ekslusi atau yang dalam penelitian ini belum dilakukan .

Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan jumlah sampel yang lebih besar

dan daerah penelitian yang lebih luas agar hasil penelitian dapat diaplikasikan

secara global.

DAFTAR PUSTAKA

Alif S. 2002. Terapi Sulih Testosteron. Surabaya. Bagian/SMF Urologi Bagian Bedah FKUA/RSU Dr. Soetomo. p:1

American Diabetes Association. 2009. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care January 2009 vol. 32 no. Supplement 1 S62-S67. http://care.diabetesjournals.org/content/32/Supplement_1/S62.full

Gambar

Tabel 1. Distribusi Sampel berdasarkan Rentang Umur
Tabel 3.  Angka Kejadian Andropause pada Pria yang Menderita Diabetes
tabel, yang berarti ada perbedaan yang bermakna secara statistik antara pria yang

Referensi

Dokumen terkait

Selain cadangan devisa, suku bunga, inflasi, neraca pembayaran, faktor berikutnya yang turut mempengaruhi nilai tukar rupiah adalah rasio ekspor terhadap impor. Rasio

Buktikan bahwa untuk semua bilangan bulat n, jika n adalah bilangan bulat ganjil, maka n 2 adalah bilangan bulat ganjil !.. Bukti

Peneliti Ni Made Mahadewi 2014 Maoyan 2014 Ming-Chun Han 2014 Kelvin Helio Inegi Archa 2015 Judul Penelitian Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser dan

Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

Angka indeks dapat sebagai indikator yang penting untuk menentukan kebijakan apa yang harus diambil oleh pemerintah guna mengatasi perma- salahan dalam perekonomian.

Laporan akhir ini diberi judul Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Badan Pengelolaan Keuangan

Batu Punden ini bentuknya melingkar terdiri dari tumpukan batu (lihat foto nomor 29) de- FOTO 15. Tempayan Kubur, baru diketemukan 1 buah. Itupun diketemukan secara tidak

Jumlah siswa yang nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis materi sifat-sifat bangun ruang dengan mencapai batas kelulusan (70) pada siklus I hanya 4 siswa atau 25%,