• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI

(

Morus alba

L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA

TIKUS PUTIH HIPERLIPIDEMIA

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

RATNA KARTIKASARI

K 100110087

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

1 PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.)

TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS PUTIH HIPERLIPIDEMIA

EFFECT OF ETHANOL EXTRACT MULBERRY LEAVES (Morus alba L.)

ON TOTAL CHOLESTEROL LEVELS OF WHITE RATS WITH HYPERLIPIDEMIA

Ratna Kartikasari, Tanti Azizah, dan Haryoto Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102

ABSTRAK

Daun murbei (Morus alba L.) secara empiris dan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya terbukti memiliki khasiat, diantaranya sebagai antioksidan dan nefroprotektif. Ekstrak air daun murbei mampu menurunkan kadar kolesterol pada serum kelinci. Ekstrak etanol 60% daun murbei mengandung flavonoid quercetin 3-(6-malonylglucoside) dan rutin menunjukkan efek antioksidan yaitu dengan menghambat oksidasi LDL (lipoprotein yang mengandung sebagian besar kolesterol). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun murbei terhadap efek penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih hiperlipidemia.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain pretest-postest control group design. Nilai pretest yaitu kadar kolesterol setelah pemberian pakan tinggi lemak dan PTU, sedangkan nilai postest yaitu kadar kolesterol setelah perlakuan dengan ekstrak etanol daun murbei. Tiga puluh ekor tikus jantan galur Wistar dibagi dalam 6 kelompok. Semua kelompok diberi pakan tinggi lemak dan PTU kecuali kelompok I. Kelompok I sebagai kontrol normal diberi pakan standar, kelompok II sebagai kontrol negatif, kelompok III sebagai kontrol positif diberi simvastatin 0,72 mg/hari/200 gBB tikus, kelompok IV, V, dan VI diberi ekstrak etanol daun murbei secara per oral dengan dosis masing-masing 400mg/kgBB, 600mg/kgBB, dan 800mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama 2 minggu. Pengukuran kolesterol total menggunakan metode enzimatik CHOD-PAP dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer Vis pada λ 500 nm. Data yang diperoleh dianalisis dengan

paired t test antara baseline dengan nilai pretest dan nilai pretest dengan postest dengan taraf kepercayaan 95%.

Ekstrak etanol daun murbei dengan dosis 400, 600, dan 800 mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol total pada tikus jantan galur wistar (p<0,05).

Kata kunci: Morus alba L., kolesterol total, antihiperkolesterol.

ABSTRACT

Leaves of mulberry (Morus alba L.) empirically and based on the results of previous studies have proven efficacy, such as antioxidants and nefroprotektif. Mulberry leaf aqueous extract was able to lower serum cholesterol levels in rabbits. 60% ethanol extract of mulberry leaves contain flavonoid quercetin 3- (6-malonylglucoside) and routinely show that the antioxidant effect by inhibiting the oxidation of LDL (lipoproteins containing mostly cholesterol). This study aimed to determine the effect of ethanol extract of mulberry leaves to the effects of a decrease in total cholesterol levels in rats with hyperlipidemia.

This research is experimental pretest-posttest design with control group design. The

pretestis cholesterol levels after high-fat feeding and PTU, while the value of posttestis cholesterol levels after treatment with ethanol extract of mulberry leaves. Thirty male Wistar rats were divided into 6 groups. All groups were fed a high-fat and PTU unless group I. I as a normal control group was fed a standard, as a negative control group II, group III as positive controls were given simvastatin 0.72 mg / day / 200 gBW mice, groups IV, V, and VI were given ethanol extract of mulberry leaves orally with each dose of 400mg / kg, 600mg / kg and 800mg / kg. The treatment was conducted for 2 weeks. Measurement of total cholesterol using enzymatic CHOD-PAP method is read by a spectrophotometer Vis absorbance at λ 500 nm. Data were analyzed by paired t test

between baseline with the pretest and the pretest to posttest with a level of 95%. Mulberry leaf ethanol extract at a dose of 400, 600, and 800 mg / kg able to lower total cholesterol levels in male rats of wistar strain (p <0.05).

(4)

2 PENDAHULUAN

Kolesterol tidak hanya menjadi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Kolesterol merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner (PJK). Di negara-negara berkembang, kecenderungan perubahan pola makan masyarakat yang didominasi oleh makanan berlemak tinggi dan rendah serat, kebiasaan merokok, dan kurang berolahraga merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berhubungan dengan kolesterol (Ariantari et al., 2010). Konsumsi makanan yang mengandung banyak kolesterol menyebabkan timbulnya aterosklerosis (timbunan zat lemak di dinding pembuluh nadi). Aterosklerosis dan beberapa kondisi akibat kurang serat, seperti hipertensi dan kolesterol tinggi itu, dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) (Saptorini, 2003).

Menurut DiPiro et al., (2008), pilihan pertama untuk terapi farmakologi hiperkolesterol adalah golongan statin. Golongan ini memiliki efek samping antara lain miopati dan rabdomiolisis (Suyatna, 2011). Selain statin, juga ada golongan lain seperti niacin, fibrat, resin terikat asam empedu, dan penghambat absorbsi kolesterol (Harvey & Champe, 2013). Niacin memiliki efek samping gangguan fungsi hati, gatal, dan kemerahan pada kulit. Fibrat dan resin terikat asam empedu memiliki efek samping pada gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, dan kembung (Suyatna, 2011).

Pada beberapa penelitian telah ditemukan terapi alternatif yang dapat menurunkan kolesterol dengan menggunakan tanaman herbal, salah satunya adalah murbei (Morus alba L.). Murbei memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Iqbal et al., 2012) dan nefroprotektif (Nematbakhsh et al., 2013). Dalam penelitian Chen et al., (2005), kandungan flavonoid ekstrak air buah murbei mampu menurunkan serum trigliserida dan kolesterol. Kandungan dari daun murbei diantaranya yaitu quercetin3-(6-malonylglucoside) dan rutin sebagai antioksidan (Katsube et al., 2006). Senyawa inimenunjukkan efek penghambatan yang kuat pada oksidasi LDL(Naderi et al., 2003).

(5)

3 METODE PENELITIAN

A.Bahan dan Alat

Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.), hewan uji yang digunakan tikus putih galur Wistar umur 2-3 bulan, dengan berat 150-250 gram, reagen untuk mengukur kadar kolesterol yaitu Reagen Kit Kolesterol (Cholesterol FS dari DiaSys) dengan metode CHOD-PAP (enzymatic photometric test), penyari yang digunakan adalah etanol 90%, PTU dan pakan tinggi lemak (lemak kambing, mentega, minyak jelantah, kuning telur bebek, telur burung puyuh, dan pakan standar) untuk menginduksi hiperkolesterol, dan pakan standar serta minuman hewan uji.

Alat yang di gunakan dalam penelitian ini meliputispektrofotometer UV/Vis (StarDust), kuvet, kandang tikus, tempat makan dan minum tikus, timbangan hewan, sentrifugator, tabung sentrifuge, holder tikus, neraca elektrik, mikropipet, propipet, ependorf, vortex, spuit injeksi, dan alat gelas.

B.Jalannya Penelitian

1. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba L.)(Mohammadi &

Naik, 2008).

Daun murbei dicuci hingga bersih menggunakan air. Daun murbei dijemur sampai kering, 1 kg daun murbei kering kemudian diremas menjadi serbuk halus. Serbuk halus daun murbei yang didapatkan kemudian diekstraksi dengan cara maserasi selama 5 hari dengan etanol 90% sebanyak 7 litersampai terendam sempurna pada suhu kamar.Selanjutnya disaring, filtrat yang didapatkan kemudian diuapkan sampai kering menggunakan evaporator.

2. Pembuatan Hiperkolesterol pada Tikus

Kadar kolesterol tikus ditingkatkan dengan pemberian PTU dan pakan tinggi lemak. PTU 100 mg dilarutkan dalam 8 mL aquades, sehingga 1 mL mengandung 12,5 mg PTU. Dosis PTU yang diberikan adalah 12,5 mg/hari dibagi dalam 2 kali pemberian (Allo et al., 2013).

Tabel 1. Komposisi pakan tinggi lemak.

Bahan Jumlah

lemak kambing 1 kg

Mentega 250 gram

minyak jelantah 100 mL

kuning telur bebek 2 butir telur burung puyuh 20 butir

(6)

4 Pakan tinggi lemak dibuat dengan memanaskan lemak kambing, mentega, dan minyak jelantah, setelah meleleh kunning telur bebek dan telur burung puyuh dimasukkan sedikit demi sedikit. Pakan standar dimasukkan terakhir dan diaduk hingga rata. Pakan tinggi lemak dan PTU diberikan setiap hari. Kadar normal kolesterol pada tikus yaitu 10-50 mg/dL (Mitruka & Rawnsley, 1981).

3. Perlakuan pada Hewan Uji

a. Tikus putih jantan galur Wistar yang dibagi 6 kelompok secara acak. Kelompok I sebagai kontrol normal, kelompok II sebagai kontrol negatif diberi PTU dan pakan tinggi lemak, kelompok III sebagai kontrol positif diberi PTU, pakan tinggi lemak, dan simvastatin dengan dosis 0,72 mg/hari/200 gBB tikus, kelompok IV, V, dan VI diberi PTU, pakan tinggi lemak, dan ekstrak etanol daun murbei secara per oral dengan dosis masing-masing 400mg/kgBB, 600mg/kgBB, dan 800mg/kgBB. Dosis tesebut berdasarkan percobaan dari Mohammadi & Naik (2008).

b. Pemberian perlakuan selama 2 minggu dilakukan setelah kadar kolesterol tikus meningkat secara signifikan dengan tetap diberi diet tinggi kolesterol, kemudian diobservasi dengan mengukur kadar kolesterol total.

c. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis. 4. Penetapan Kadar Kolesterol Total

Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan dalam tiga periode, hari ke-0, hari ke 14, dan hari ke-28. Kadar kolesterol baseline didapatkan sebelum hewan uji diberi perlakuan yaitu hari ke-0, setelah pemberian PTU dan pakan tinggi lemak yaitu hari ke-14, dan hari ke-28 yaitu setelah perlakuan dengan ekstrak daun murbei. Penetapan kadar kolesterol total menggunakan Reagen Kit (Cholesterol FS dari Diasys) dengan metode CHOD-PAP (enzymatic photometric test). Reagen Kit (Cholesterol FS dari DiaSys) mengandung beberapa komponen.

Tabel 2. Komposisi reagen Kit (DiaSys, 2014)

Bahan Jumlah Good’s buffer pH 6,7 50 mmol/L

Phenol 5 mmol/L

4-Aminoantipyrine 0,3 mmol/L

(7)

5 Mekanisme reaksi dari metode CHOD-PAP adalah pemeriksaan kolesterol setelah hidrolisis enzimatik dan oksidasi. Kolesterol ester yang dihidrolisis menjadi kolesterol bebas dengan kolesterol esterase.  Kolesterol bebas yang dihasilkan kemudian dioksidasi oleh kolesterol oksidase membentuk cholesterol-3-one dan H2O2. Indikator kolorimetri adalah quinonimin yang

memiliki serapan maksimum pada500nm terbentuk dari 4-aminoantipirin dan fenol oleh adanya reaksi katalitik dari peroksidase (DiaSys, 2014; Allain et al., 1974). 

Reaksi:

a) Cholesterol ester + H2 CHE Cholesterol + Fatty acid

 

b) Cholesterol + O2 CHO Cholesterol-3-one + H2O2

c) 2 H2O2 + 4-Aminoantypyrine + Phenol POD Quinoneimine + 4 H2O

(8)

6 disentrifuge 20 menit dengan 12.000 rpm untuk diambil serumnya. Sebelum pembacaan data kolesterol total, dipersiapkan dahulu blangko, standar, dan sampel (serum).

Tabel 3. Komposisi blangko, sampel, dan standar

Blangko Sampel (serum)/standar

Sampel/ standar - 10 µL

Aquadest 10 µL -

Reagen 1000 µL 1000 µL

Kemudian campuran dicampur dan diinkubasi selama selama 10 menit pada 370C, dibaca absorbansinya pada λ 500 nm terhadap blangko reagen tidak lebih dari 60 menit.

5. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan paired t test dengan taraf kepercayaan 95%. Uji paired t test dilakukan antara kadar kolesterol baseline

dengan nilai pretest dan antara nilai pretest dengan postest. Nilai pretest yaitu kadar kolesterol tikus setelah induksi pakan tinggi lemak dan PTU, sedangkan nilai postest yaitu kadar kolesterol tikus setelah perlakuan dengan ekstrak etanol daun murbei.

HASIL DAN PEMBAHASAN A.Determinasi Tanaman

Determinasi murbei dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan mengacu pada literatur Flora of Java (Backer et al., 1968), Flora (Van Stennis, 2005), dan

Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta (Tjitrosoepomo, 2007). Hasil determinasi adalah sebagai berikut:

1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120a, 121b,

124a, ... Æ Familia : Moraceae

1b, 2b, 4b, 6b, 8b, 9a, 10a, 11b, 12b, ... Æ Genus : Morus

1b, ... Æ Species : Morus indica Auct. Hasil determinasi diatas menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan adalah

Morus indica Auct. (sinonim : Morus alba L. dan Morus australis Poir.).

(9)

7 kunci determinasi yang mengacu pada literatur, sehingga dapat diketahui tanaman tersebut benar-benar tanaman yang diinginkan untuk penelitian. Dengan demikian kesalahan dalam pengumpulan bahan yangakan diteliti dapat dihindari.

B. Ekstraksi Daun Murbei

Berat daun murbei kering dimaserasi menggunakan etanol 90% sebanyak 1 kg dan didapatkan rendemen sebesar 10,57%. Ekstraksi merupakan proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan dengan menggunakan penyari tertentu. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar (Departemen Kesehatan RI, 2000) dan merupakan cara ekstraksi paling sederhana (Voigt, 1984). Semakin besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, maka akan semakin besar hasil rendemen yang diperoleh (Voigt, 1984). Hasil rendemen ektraksi dari penelitian ini sebesar 10,57%. Hal ini mungkin karena proses penyaringan hasil maserasi yang belum maksimal dan kurangnya remaserasi. Remaserasi dalam penelitian hanya dilakukan 1 kali. Ukuran daun murbei yang diperkecil dengan cara manual (diremas) mungkin juga berpengaruh terhadap rendemen yang dihasilkan. C. Induksi hiperkolesterol dan perlakuan pada hewan uji

Kadar kolesterol tikus meningkat setelah 2 minggu diberi PTU dan pakan tinggi lemak. Uji peningkatan kolesterol dilakukan dengan paired t test antara kadar kolesterol baseline dengan kadar kolesterol 2 minggu sesudah pemberian PTU dan pakan tinggi lemak (nilai pretest). Nilai p<0,05 dalam paired t test (lampiran 6) menunjukkan bahwa kadar kolesterol setelah 2 minggu pemberian pakan tinggi lemak dan PTU meningkat signifikan. Kadar normal kolesterol pada tikus yaitu 10-50 mg/dL (Mitruka & Rawnsley, 1981).

(10)

8 Keadaan hipotiroid dapat menekan pembentukan reseptor LDL di hati, akibatnya jumlah LDL yang berikatan dengan reseptor menjadi sedikit. LDL yang berada dalam plasma menjadi meningkat. LDL mengandung banyak kolesterol. Jumlah reseptor LDL pada permukaan hepatosit sangat menentukan kadar kolesterol plasma, akibatnya terjadi hiperkolesterol (Grundy, 1991; Suherman & Elysabeth, 2011). Hormon tiroid juga berperan dalam mengaktifkan hormon sensitif lipase yang bertanggung jawab terhadap proses katabolisme lipid dalam tubuh, sehingga pada hewan yang hipertiroid laju katabolisme lipid menjadi tinggi dan mencegah terjadinya hiperkolesterolemia (Tisnadjaja et al., 2013). Berdasarkan hal-hal diatas maka dengan pemberian pakan tinggi lemak dan PTU mampu meningkatkan kadar kolesterol total pada tikus.

Tikus yang diinduksi dengan PTU dan pakan tinggi lemak berjumlah 30 ekor, namun hanya 25 ekor yang berhasil menjadi hiperkolesterol. Tingkat keberhasilan induksi hiperkolesterol dalam penelitian ini yaitu 83,33%. Hewan uji yang gagal hiperkolesterol dimungkinkan karena kondisi stres dan konsumsi pakan tinggi lemak yang sedikit dari hewan uji.

Perlakuan dengan ekstrak etanol daun murbei dilakukan selama 2 minggu setelah kondisi hewan uji sudah hiperkolesterol atau kadar kolesterol hewan uji meningkat signifikan. Hewan uji dibagi dalam 6 kelompok, semua kelompok diberi pakan tinggi lemak dan PTU kecuali kelompok I. Kelompok I sebagai kelompok normal hanya diberi pakan standar, kelompok II sebagai kelompok negatif, kelompok III sebagai kelompok positif diberi simvastatin, kelompok IV, V, dan VI sebagai kelompok perlakuan diberikan ekstrak etanol daun murbei dengan dosis 400, 600, dan 800 mg/kgBB. Selama perlakuan dengan ekstrak, pemberian PTU dan pakan tinggi lemak tetap dilakukan untuk melihat bahwa penurunan kadar kolesterol memang disebabkan oleh pemberian ekstrak dan simvastatin bukan dari dihentikannya induksi hiperkolesterol pada pada tikus. Hasil data yang diperoleh ditunjukkan pada tabel 4.

Data kolesterol diukur pada 3 periode, yaitu pada hari ke-0, hari ke-14, dan hari ke-28.Kolesterol baseline diambil sebelum tikus mendapat perlakuan.Nilai

pretestdiukur setelah tikus diberikan PTU dan pakan tinggi lemak. Nilai postest

(11)

9 Tabel 4. Data Kadar Kolesterol Total Hewan Uji Semua Perlakuan

Kelompok No.

Ekstrak etanol daun murbei dosis 400 mg/kgBB

࢞ഥ േ ࡿࡰ

Ekstrak etanol daun murbei dosis 600 mg/kgBB

࢞ഥ േ ࡿࡰ

Ekstrak etanol daun murbei dosis 800 mg/kgBB

࢞ഥ േ ࡿࡰ

(12)

10 enzim mikrosomal yang mengkatalisis tahap yang membatasi kecepatan reaksi dalam sintesis kolesterol (Mayes, 2003). Berdasarkan mekanisme tersebut, maka dengan pemberian simvastatin pada kelompok kontrol positif mampu menurunkan kadar kolesterol.

Hasil uji t test semua kelompok perlakuan memiliki nilai sig<0,05. Hal ini menunjukkan ada perbedaan bermakna antara kadar kolesterol total tikus saat hiperkolesterol dan setelah diberi ekstrak selama 2 minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan dosis ekstrak yaitu 400, 600, dan 800mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol total, artinya dosis terkecil 400 mg/kgBB sudah mampu menurunkan kadar kolesterol total.

Penurunan kadar kolesterol ini dapat terjadi karena adanya kandungan flavonoid pada daun murbei. Penelitian sebelumnya yang dilakukanKatsube et al(2006) menunjukkan bahwa ekstrak etanol 60% daun murbei mengandung quercetin 3-(6-malonylglucoside) danrutin yang merupakan komponen dominan yang ada dalam daun murbei.Flavonoid inimenunjukkan efekpenghambatanyang kuat padaoksidasiLDL pada konsentrasi 250 dan 500 ng/mL(Naderi et al., 2003).Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat menurunkan kolesterol dalam darah dan mampu menghambat sintesis kolesterol melalui inhibitor HMG KoA reduktase (Chen et al, 2001).

Menurut Soeharto (2004), kadar LDL dalam darah dianggap penting hubungannya dengan terbentuknya plak pada arteri. Oksi-LDL merupakan kolesterol yang telah dioksidasi oleh radikal bebas yang dapat mengendap pada dinding pembuluh dan mengakibatkan aterosklerosis (Tjay & Rahardja, 2002). LDL yaitu lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (70% total). Partikel LDL mengandung kolesterol sebanyak 50% dan trigliserida 10%(Suyatna, 2011). Oksidasi LDL yang dihambat akan menghambat pengendapan kolesterol di pembuluh darah dan akan menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

(13)

11 menunjukkan kombinasi ekstrak etanol 70% daun dan buah murbei mampu mengurangi akumulasi lemak di hati pada hewan uji (Valacchi et al., 2014).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun murbei dengan dosis 400, 600, dan 800 mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih galur wistar.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa yang bertanggungjawab menurunkan kadar koesterol dan mekanisme senyawa tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Allain, C.C., Poon, L. S., Chan, C. S. G., Richmoond, W., & Fu, P.C. 1974. EnzymaticDeterminationof Total Serum Cholesterol. Clinical Chemistry, 20 (4), pp. 470-475

Allo, I. G., Wowor, P. M., Awaloei, H., 2013. Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Wistar (Rattus norvegicus). Jurnal e-Biomedik (eBM), 1, pp.371–378.

Ariantari, N. P., Yowani, S. C., & Swastini, D.A., 2010. Uji Aktivitas Penurunan Kolesterol Produk Madu Herbal yang Beredar di Pasaran pada Tikus Putih Diet Lemak Tinggi. Jurnal Kimia 4, 1, pp.15–19.

Arisman, 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus, & Dislipidemia: Konsep, Teori, dan Penanganan Aplikatif, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp.122

Badan POM RI, 2008. TaksonomiKoleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman ObatCiteureup, Jakarta: Direktorat Obat Asli Indonesia. pp. 59

Chen TH, Liu JC, Chang JJ, Tsai MF, Hsieh MH, C.P., 2001. The in Vitro Inhibitory Effect of Flavonoid Astilbin on 3-Hydroxy-3- Methylglutaryl Coenzyme a Reductase on Vero Cells. Zhonghua Yi Xue Za Zhi (Taipei), 64 (7)(July), pp.382–7.

(14)

12 Davey, P., 2008. At A Glance Medicine, Jakarta: Erlangga. pp.140-141

Departemen Kesehatan RI, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta: Diktoral Jenderal POM-Depkes RI.

Diasys, 2012. Cholesterol FS: Diagnostic Reagent for Quantitative in Vitro Determination of Cholesterol in Serum or Plasma on Photometric Systems, Germany: DiaSys Diagnostuc Systems GmbH.

Grundy, S.M., 1991. Multifactorial Etiology of Hypercholestrolemia: Implications for Prevention Coronary Heart Disease. Arteriosclerosis and Thrombosis, 11, pp.1619–1635.

Harvey, R. A., & Champe, P.C., 2013. Farmakologi: Ulasan Bergambar Jakarta., Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Iqbal, S., Younas, U., Chan, K. W., & Sarfraz, R. A., 2012. Proximate Composition and Antioxidant Potential of Leaves from Three Varieties of Mulberry (Morus sp.): A Comparative Study. , pp.6651–6664.

Kasim, E., 2006. Use of Local Isolate of Monascus Purpureus for Reducing Blood Cholesterol in Sprague Dawley Rat. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, 7(2), pp.123–126.

Katsube, T., Imawaka, N., Kawano, Y., Yamazaki, Y., Shiwaku, K., & Yamane, Y., 2006. Food Chemistry Antioxidant Flavonol Glycosides in Mulberry (Morus alba L .) Leaves Isolated Based on LDL Antioxidant Activity. Food Chemistry, 97(1), pp.25–31.

Mayes, P.A., 2003. Biokimia Harper Edisi 5, ed., Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp. 270-281

Mitruka, B.M., & Rawnsley, H.M., 1981. Clinical Biochemical and Hematological Reference Values in Normal Experimental Animal and Normal Humans, Masson Publishingr USA Inc.

Mohammadi, J. & Naik, P.R., 2008. Evaluation of Hypoglycemic Effect of Morus alba in an Animal Model. Indian Journal of Pharmacology, 1, pp.1–7.

Naderi, G.A., Asgary, S., Sarraf-zadegan, N., & Shirvany, H., 2003. Anti-Oxidant Effect of flavonoids on the susceptibility of LDL oxidation. , pp.193–196. Nematbakhsh, M., Hajhashemi, V., Ghannadi, A., Talebi, A., &Nikahd, M., 2013.

Protective Effects of the Morus alba L. Leaf Extracts on Cisplatin-Induced Nephrotoxicity in Rat. Research in Pharmaceutical Sciences, 8(2), pp.71–7. Saptorini, E., 2003. Seri Kesehatan: Ada Serat, Jantung Sehat. Available at:

(15)

13 Soeharto, I., 2004. Serangan Jantung dan Stroke: Hubungannya dengan Lemak dan

Kolesterol, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. pp. 124-132

Suherman S. K. & Elysabeth, 2011. Hormon Tiroid dan Antitiroid dalam Farmakologi dan Terapi, Jakarta: Departemen Farmakologi Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. pp. 436-437

Suyatna, 2011. Hipolipidemik dalam Farmakologi dan Terapi, Jakarta: Departemen Farmakologi Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. pp. 373-385

Thabti, I., Elfalleh, W., Hannachi, H., Ferchichi, A., & Campos, M. D. G., 2012. Identification and Quantification of Phenolic Acids and Flavonol Glycosides in Tunisian Morus species by HPLC-DAD and HPLC – MS. Journal of Functional Foods, 4(1), pp.367–374.

Tisnadjaja, D., Ekawati, N. & Irawan, H., 2013. Pengaruh Pemberian Kapsul Monasterol terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada Tikus Putih Jantan yang Sebelumnya Diinduksi dengan Propiltiourasil. Puslit Bioteknologi-LIPI Bogor, pp.1–9.

Tjay, T. H. & Rahardja, K., 2002. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya Edisi 5., Jakarta: PT Elex Media Komputindo. pp. 537-547

Valacchi, G., Belmonte, G., Miracco, C., Eo, H., & Lim, Y., 2014. Effect of Combined Mulberry Leaf and Fruit Extract on Liver and Skin Cholesterol Transporters in High Fat Diet-Induced Obese Mice. Nutrition Research and Practice (Nutr Res Pract), 8(1), pp.20–26.

Voigt, R., 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi diterjemahkan oleh Soewandi, S. N., Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tjitrosoepomo, G., 2007,Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta, Yogyakarta, UGM Press.

Gambar

Tabel 1. Komposisi pakan tinggi lemak.
Tabel 2. Komposisi reagen Kit (DiaSys, 2014)
Gambar 1. Reaksi Metode CHOD-PAP(DiaSys, 2014; Allain et al., 1974)
Tabel 3. Komposisi blangko, sampel, dan standar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh komposisi bahan dan suhu reaksi terhadap kinerja hidrogel telah dipelajari dengan cara memvariasikan volume polivinil alkohol dan bioflokulan TAD pada

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan alat kontrasepsi KB suntik dan non kontrasepsi dengan siklus menstruasi pada wanita usia subur di

Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat penggunaan, pengetahuan, sikap siswa – siswi SMA/SMK terhadap obat batuk yang mengandung Dextromethorphan HBr di Kabupaten

The increased yield as reported here is associated with better growth as a results of improvement of soil nutrients availability (data shown in Table 3). harzianum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan kimia minyak atsiri daun salam menggunakan metode Kromatografi gas/ spektrometri massa (KG-SM) dan potensi minyak

Uji t untuk variabel portofolio aset teknologi informasi pemanufakturan dengan lingkungan industri sebagai variabel pemoderasi pada persamaan regresi menunjukkan nilai

ASPEK GENETIK KELENTURAN FENOTIPIK PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SEBAGAI RESPON TERHADAP PERUBAHAN AFLATOKSIN DALAM RANSUM. I

Jelaskan bagaimana proses produksi animasi dengan lengkap dari awal pembuatan sampai tahap akhir (20 Point).. Sebutkan jenis-jenis teknik animasi