• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KERJASAMA DALAM BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Kerjasama Dalam Belajar Pkn Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Script Pada Siswa Kelas III SDN 1 Ngrakum Kemus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KERJASAMA DALAM BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Kerjasama Dalam Belajar Pkn Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Script Pada Siswa Kelas III SDN 1 Ngrakum Kemus"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KERJASAMA

DALAM BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF MODEL COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA

KELAS III SDN 1 NGRAKUM KEMUSU BOYOLALI TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

GUSWANTA

A.54C 090 027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KERJASAMA DALAM BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS

III SDN 1 NGRAKUM KEMUSU BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode cooperative script dapat meningkatkan keaktifan dan kerjasama dalam belajar PKn pada siswa kelas III SDN 1 Ngrakum Kemusu Boyolali tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah PTK. Subyek yang menerima tindakan adalah siswa kelas III SDN 1 Ngrakum Kemusu Boyolali yang berjumlah 15 siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui tiga langkah yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan dan kerjasama. Peningkatan keaktifan siswa terlihat dari semakin bertambahnya jumlah siswa yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran disetiap siklusnya, dengan jumlah perlakuan sebanyak 2 siklus penelitian tindakan kelas. Hasil siklus I untuk keaktifan adalah 64,2% dan siklus II adalah 83%. Peningkatan kerjasama siswa terlihat dari aktifitas siswa dalam mengerjakan tugas secara kelompok. Hasil siklus I untuk kerjasama adalah 61,4% dan pada siklus II hasilnya adalah 94%.

Kata kunci: cooperative script, keaktifan, kerjasama

PENDAHULUAN

Gagasan mengenai peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sebenar tidak pernah

berhenti, terutama mulai berlakunya kurikulum 1975. Kurikulum 1975 merupakan perbaikan

dari kurikulum berbasis pengetahuan menjadi kurikulum berbasis kognitivisme. Perubahan

kurikulum 1975 ke kurikulum 1984, orientasi pendidikan pada basis kognitivisme

disempurnakan menjadi berbasis ketrampilan proses. Kurikulum 1984 disempurnakan

menjadi kurikulum 1994 yang berbasis ketrampilan proses makin diintensifkan. Pada bagian

akhir dari dasawarsa berlakunya kurikulum 1994 (tahun ajaran 2001-2002) muncul lagi

gagasan pembaharuan dengan diitroduksikannya konsep pendidikan kecakapan hidup (life

skill education), yang ditindaklanjuti dengan terbitnya draft kurikulum berbasis kompetensi.

Perubahan dan perkembangan kurikulum yang didasari oleh berkembangnya pembaharuan

pendidikan demi meningkatnya mutu pendidikan itu seiring dengan perubahan dan

perkembangan paradigma pendidikan yang berlaku secara global. Ini menunjukkan bahwa

upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia secara konseptual tidak ketinggalan

dibandingkan dengan perkembangan gagasan pembaharuan pendidikan di negara-negara

(4)

meningkat secara berarti, bahkan banyak kalangan memberi penilaian mutu pendidikan di

Indonesia makin rendah (Susanto, 2002). Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkan

Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar Isi, untuk dijadikan acuan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) (Mulyasa, 2007).

RUMUSAN MASALAH

Merujuk pada uraian latar belakang di atas dapat dikaji permasalahan yang timbul yaitu:

Bagaimanakah metode cooperative script dapat meningkatkan keaktifan dan kerjasama

dalam pembelajaran PKn siswa kelas III SDN 1 Ngrakum Kemusu Boyolali tahun pelajaran

2012/2013?

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode cooperative script dapat meningkatkan

keaktifan dan kerjasama siswa dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas III SDN 1

Ngrakum Kemusu Boyolali tahun pelajaran 2012/2013.

LANDASAN TEORI 1. Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan

proses pembelajaran. Keaktifan belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun

mental yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan

(Sardiman, 2001:98).

Belajar aktif merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem

pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri.

Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif. Untuk dapat

mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar

bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna terjadi apabila siswa berperan secara aktif

dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajari dan

cara mempelajarinya (Ella Yulaelawati, 2004).

Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing

(1859-1952). Dewey sangat tidak setuju pada Rote Learning atau belajar dengan

(5)

prinsip-prinsip Learning by Doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara

spontan. Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong

keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Menurut Dewey, guru berperan

untuk menyediakan sarana bagi siswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta siswa

dan guru dalam belajar aktif akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna

sehi gga dapat e be tuk siswa sebagai a usia seutuh ya .

Sesuai dengan persepsi Dewey, peran serta siswa dan guru dalam konteks

belajar aktif menjadi sangat penting. Guru berperan aktif sebagai fasilitator yang

membantu memudahkan siswa belajar, sebagai nara sumber yang mampu mengundang

pemikiran dan daya kreasi siswa, sebagai pengelola yang mampu merancang dan

melaksanakan kegiatan belajar bermakna, dan yang mampu mengelola sumber belajar

yang diperlukan. Siswa juga terlibat dalam proses belajar bersama guru, karena siswa

dibimbing, diajar, dan dilatih menjelajah, mencari, mempertanyakan sesuatu,

menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan, mengelola dan menyampaikan hasil

perolehannya secara komunikatif.

Siswa dibimbing agar mampu menentukan kebutuhannya, menganalisis

informasi yang diterima, menyeleksi bagian-bagian penting, dan memberi arti pada

informasi baru. Siswa juga diharapkan mampu memodifikasi pengetahuan yang baru

diterima dengan pengalaman dan pengetahuan yang pernah diterimanya. Selain itu,

siswa juga dibina untuk memiliki keterampilan agar dapat menerapkan dan

memanfaatkan pengetahuan yang pernah diterimanya pada hal-hal atau

masalah-masalah baru yang dihadapinya. Dengan demikian, siswa mampu belajar mandiri.

Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk menumbuhkan

kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali potensi siswa dan guru untuk

bersama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan serta pengalaman.

2. Kerjasama

Kerjasama adalah kegiatan yang dilakukan oleh beberapa lembaga atau orang

untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan (Badudu dan Zain, 2001). Menurut

Soekanto (1989:60) kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka

mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup

pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi

(6)

kerjasama adalah bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktifitas tertentu

yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling

memahami terhadap aktifitas masing-masing.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah melakukan

suatu kegiatan atau usaha yang ditangani oleh dua orang (pihak) atau lebih dengan

saling membantu, saling mengurus kepentingan bersama dalam rangka mencapai tujuan

bersama.

Dalam penelitian ini kerjasama yang dimaksud adalah bentuk proses sosial yang

dilakukan anak satu dengan anak lainnya dalam sebuah kelompok belajar untuk saling

membantu, berbagi pengalaman, berkomunikasi untuk saling bertukar pikiran dan

bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugas kelompok.

3. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar. Belajar adalah proses suatu perilaku menurut Skinner (dalam

Dimyati dan Mudjiono , 2006:9). Belajar adalah suatu proses di mana suatu

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman menurut Gagne (dalam

Ratna Wilis Dahar,1989:11). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang.

b. Pengertian Pembelajaran. Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari

istilah pengajaran dan istilah belajar. Dalam kamus besar Bahas Indonesia, kata

pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai proses cara menjadikan

orang atau makhluk hidup belajar. Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang

berarti berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku,

atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Corey dalam Miarso dalam

Nyimas Aisyah dkk (2007:1.3) memberikan pengertian bahwa pembelajaran adalah

suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan

respon terhadap situasi tertentu. Pembelajaran merupakan sub-set khusus

pendidikan. Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau

yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar (M.Djauhar Siddiq,2009:1.9).

Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan

kepada guru, karena guru merupakan tenaga professional yang dipersiapkan untuk

(7)

empat pola pembelajaran.(1) Pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa

menggunakan alat bantu/bahan pembelajaran dalambentuk alat peraga.Pola

pembelajaran ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan

pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa.(2) Pola

(guru + alat bantu) dengan siswa.Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu

oleh berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam

menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak. (3) Pola (guru+

media) dengan siswa.Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan

keterbatasan guru yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar.Guru

dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran sebagai sumber belajar yang

dapat menggantikan guru dalam pembelajaran. Jadi pola ini pola pembelajaran

bergantian antara guru dan media dalam berinteraksi dengan siswa. Konsekuensi

pola pembelajaran ini adalah harus disiapkan bahan pembelajaran yang dapat

digunakan dalam pembelajaran.(4) Pola media dengan siswa atau pola

pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang

disiapkan.Berdasarkan pola-pola pembelajaran tersebut ,maka membelajarkan itu

tidak hanya sekedar mengajar (seperti pola satu),karena membelajarkan yang

berhasil harus memberikan banyak perlakuan kepada siswa.Peran guru dalam

pembelajaran lebih dari sekedar sebagai pengajar/informator belaka,tetapi guru

harus memiliki multi peran dalam pembelajaran.Dan agar pola pembelajaran yang

diterapkan juga dapat bervariasi,maka bahan pembelajarannya harus dipersiapkan

secara bervariasi juga.Secara konseptual,pembelajaran merupakan suatu

sistem.Suatu organisme, suatu organisasi,sebuah sekolah dan suatu pembelajaran

merupakansuatu sistem.Kesemua sistem tersebut memiliki batasan sendiri-

sendiri,dan berbeda antara sistem satu dengan sistem lainnya,meskipun antar

sistem juga dapat saling mempengaruhi.Secara umum,setiap sistem termasuk

sistem pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) Tujuan artinya setiap

sistem harus memiliki tujuan yang jelas. (2) Fungsi artinya dengan adanya tujuan

yang akan dicapai menghendaki terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan

untuk menunjang usaha mencapai tujuan.(3) Komponen artinya demi terlaksananya

fungsi yang menunjang usaha pencapaian tujuan di dalam sistem ada bagian-bagian

(8)

Interaksi atau saling hubungan.Artinya semua komponen dalam suatu sistem saling

berhubungan,saling mempengaruhi,dan saling membutuhkan.(5) Jalinan

keterpaduan.Artinya sistem bukan hanya kumpulan komponen yang

terpisah-pisah,akan tetapi merupakan jalinan komponen yang terpadu.(6) Proses

transformasi.Artinya bahwa keterpaduan tersebut bukan keterpaduan yang

berhenti dan mati.Keterpaduan tersebut terjadi dalam aktifitas/proses merubah

input menjadi output.(7) Umpan balik.Artinya sistem dalam proses kadang berhasil

kadang gagal.Oleh sebab itu sistem membutuhkan umpan balik.Itulah sebabnya

dalam pembelajaran ada komponen evaluasi pembelajaran,yang salah satu

fungsinya adalah untuk memberikan umpan balik.(8)Lingkungan.Artinya bahwa

sistem memiliki batasan lingkungan sendiri-sendiri yang mampu membedakan

batasan antara sistem yang satu dengan yang lain.Misalnya,pembelajaran yang satu

berbeda dengan pembelajaran yang lain karena batasan/lingkungannya berbeda.

c. Hakekat PKn. Hakekat PKn adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia,

dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan

berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945 (Mulyasa, E. 2007).

d. Karakteristik Pembelajaran PKn. Karakter Pembelajaran PKn yaitu program

pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan

dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia

yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam

kehidupan sehari-hari para siswa baik sebagai individu sebagai calon guru/pendidik,

anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa (Permendiknas no

22 tahun 2006).

4. Metode Cooperative Script dalam Pembelajaran PKn

a. Proses Pembelajaran PKn. PKn merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

koridor value-based education. Konfigurasi atau kerangka sistematik PKn dibangun

atas dasar paradigma sebagai berikut: Pertama, PKn secara kurikuler dirancang

sebagai subyek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi

individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas,

(9)

subyek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan

spikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks subtansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara. Ketiga, PKn secara pragmatik dirancang sebagai subyek

pembelajaran yang menekankan pada isu yang mengusung nilai-nilai dan

pengalaman belajar dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga negara dalam

kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih dari

ide, nilai konsep, dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela

negara (Budimansyah 2002).

b. Hakekat MetodeCooperative Script. Pembelajaran cooperative script adalah

pembelajaran yang mengatur interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa

dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan

masyarakat yang lebih luas (Schank dan Abelson dalam Hadi, 2007). Pembelajaran

cooperative script adalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru dengan siswa

dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi.

c. Kemampuan Metode Cooperative Script Dalam Meningkatkan Keaktifan dan

Kerjasama. Danserau dalam Hadi (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam

pembelajaran cooperative script sebagai berikut: 1) Guru membagi siswa untuk

berpasangan, 2) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan

peran membuat ringkasanya, 3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama

berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar, 4)

Pembicara membacakan ringkasannya, sementara pendengar

menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan

membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnya atau dengan materi lainnya, 5) Bertukar peran, semula sebagai

pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya dan, 6) Guru membantu siswa

menyusun kesimpulan. Langkah-langkah pembelajaran cooperative script oleh

Danserau dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran

(10)

Kajian Penelitan yang Relevan

Pada kajian yang relevan penulis mengambil pembanding yang ditulis oleh Nudiansah. Dia

2008 jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang dengan pembimbing Drs

Susetyoadi Setyo, M.Pd. dan Dr Abdul Ghofur, M.Si. Adapun judulnya adalah Penerapan

Metode Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Script Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis dan Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas VIII-A SMPN 21 Malang. Dari penelitian

yang dilakukan oleh Nudiansah hasilnya adalah: ada peningkatan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII-A SMP Negeri 21 Malang setalah diterapkan

metode pembelajaran kooperatif model cooperative script.

Kerangka Pemikiran

KONDISI AWAL

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Guru masih

menggunakan metode yang konvensional. Ceramah, tanya-jawab dan pemberian tugas.

Keaktifan dan kerjasama siswa masih rendah, tingkat keaktifan siswa baru mencapai 33,3% dan 40% untuk kerjasama.

Guru menggunakan metode cooperative script dalam

pembelajaran PKn.

(11)

HIPOTESIS

Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka pelaksanaan

pembelajaran melalui metode cooperaive script dapat meningkatkan keaktifan dan

kerjasama pada siswa kelas III SD Negeri 1 Ngrakum Kemusu Boyolali Tahun Pelajaran

2012/2013.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini tergolong dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas

dilakukan untuk meningkatkan tindakan dalam pelaksanaan pembelajaran serta pemecahan

persoalan pembelajaran. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif.

1. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2012. Subjek penelitian

adalah siswa kelas III semester I di SD Negeri 1 Ngrakum Kemusu Boyolali. Jumlah siswa

sebanyak 15 orang, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan perempuan berjumlah 7 siswa.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2012. Subjek penelitian

adalah siswa kelas III semester I di SD Negeri 1 Ngrakum Kemusu Boyolali. Jumlah siswa

sebanyak 15 orang, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan perempuan berjumlah 7 siswa.

3. Indikator Kinerja

Indikator kerja yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan

dari 33,3% menjadi 80% dari jumlah kehadiran siswa dan kerjasama dari 40% menjadi

86,6% dalam pelajaran PKn siswa kelas III semester I SD N 1 Ngrakum Kemusu Boyolali

tahun pelajaran 2012/2013.

Tabel 1 Indikator Pencapaian

KONDISI AWAL KONDISI AKHIR

KEAKTIFAN KERJASAMA KEAKTIFAN KERJASAMA

(12)

HASIL PENELITIAN 1. Kondisi Awal

a. Keadaan Guru

Tabel 2 Daftar Guru SDN 1 Ngrakum

No Nama Pendidikan Alamat Jabatan

1 Joko Suyono, S.Pd Sarjana/S1 Karang Mojo Andong Byl Kepala Sekolah 2 Paniyo, S.Pd Sarjana/S1 Sarimulyo Kemusu Byl Guru Kelas VI 3 Sri Haryanto, S.Pd Sarjana/S1 Klewor Kemusu Boyoli Guru Kelas V 4 Sigit Trihartoyo, S.Pd Sarjana/S1 Ngegot Klego Boyolali Guru Kelas IV 5 Guswanta, A.Ma D2 PGSD Kanoman Ngemplak Byl Guru Kelas III 6 Fitriatun D2 PGSD Kedung Rejo Kemusu Byl Guru Kelas II 7 Siti Sumini, S.Pd Sarjana/S1 Kadipaten Andong Byl Guru Kelas I 8 Tukiman, A.Ma D2 PGAI Sambi Boyolali Guru PAI 9 Gusmiyati, S.Pd Sarjana/S1 Munggur Andong Byl Guru Penjaskes

b. Keadaan Ruang Kelas

Di bawah ini keterangan kondisi ruang kelas III.

1. Luas : 8 X 7 m.

2. Bangunan : Permanen.

3. Lantai : Keramik warna putih.

4. Penerangan : Lampu listrik dan Jendela kaca.

5. Meja siswa : 20 .

6. Kursi siswa : 20 .

7. Meja Guru : 1 .

8. Kursi Guru : 1.

9. Almari : 1.

10. Papan Tulis : 1 (white board).

11. Gambar-gambar dinding.

c. Keadaan Siswa

Tabel 3 Daftar Siswa SDN 1 Ngrakum

No Nama L/P

Umur ( Th )

Brt Bdn ( Kg )

Tngg Bdn ( Cm )

1. Satrio L 9 23 124

(13)

3. Dea P 9 20 122

Keadaan mental siswa kelas III SDN 1 Ngrakum adalah sebagai berikut: 1 atau 6,6%

orang sangat aktif, 5 atau 33,3% pendiam, dan 9 atau 60% sedang atau wajar.

2. Hasil Rekapitulasi Pembelajaran Kondisi Awal

Tabel 4 Hasil Amatan Keaktifan Kondisi Awal

(14)

2. siswa

5. Memberi gagasan yang cemerlang

Tabel 5 Hasil Amatan Kerjasama Kondisi Awal.

(15)

teman

2. mampu membagi tugas kepada teman

4 26,6

4. Memanfaatkan potensi anggota kelompok

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata prosentase dari amatan kondisi awal

keaktifan dalam belajar PKn dengan 11 macam butir amatan atau deskriptor adalah

37,5%, dan prosentase kerjasama dalam belajar PKn dengan 9 macam butir amatan atau

deskriptor adalah 43,6%.

3. Hasil Observasi Siklus I

a. Hasil Observasi Perilaku Guru Saat Pembelajaran Tindakan Siklus I yaitu: 1) Pada

saat prapembelajaran baru mencapai 60%. 2) Penampilan verbal dan non verbal

baru mencapai 60%. 3) Ketrampilan menggunakan media pembelajaran mencapai

60%. 4) Ketrampilan menerangkan baru mencapai 40%. 5) Ketrampilan bertanya

mencapai 70%. 6) Ketrampilan mengadakan assessment mencapai 100%. 7)

Ketrampilan memberi motivasi baru mencapai 60%. 8) Ketrampilan menutup

pelajaran sudah mencapai 100%.

b. Hasil Observasi Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Tindakan Siklus I yaitu: 1)

(16)

pembelajaran mencapi 73,3%. 3) Pemahaman materi pembelajaran mencapai 53,3%

4) Rasa keingintahuan meningkat mencapi 53,3%

c. Hasil Observasi Situasi Kelas Saat Pembelajaran Tindakan Siklus I yaitu: 1 )Suasana

kelas tenang hasilny ya. 2) Pencahayaan cukup hasilnya ya. 3) Siswa gaduh hasilnya

tidak. 3) Meja dan kursi nyaman hasilnya ya. 4) Cuaca mendukung hasilnya ya. 5)

Tulisan di papan tulis jelas hasilnya ya. 6) Sirkulasi udara lancar hasilnya ya. 7)

Pengoperasian perangkat media lancar hasilnya ya.

d. Hasil Observasi Peningkatan Keaktifan dan Kerjasama Saat Pembelajaran Siklus I

yaitu: Keaktifan baru mencapi 64,2% dan kerjasama mencapai 61,5%

4. Hasil Observasi Siklus II

a. Hasil Observasi Perilaku Guru Saat Pembelajaran Tindakan Siklus II adalah: 1)

Prapembelajaran hasilnya 100%. 2) Penampilan Verbal dan Non Verbal hasilnya

100%. 3) Ketrampilan menggunakan Media Pembelajaran hasilnya 100%. 4)

Ketrampilan memilih Metode pembelajaran hasilnya 100%. 5) Ketrampilan

menerangkan/menjelaskan hasilnya 100%. 6) Ketrampilan Bertanya hasilnya 100%.

7) Ketrampilan Mengadakan Assessment (penjagaan) hasilnya 100%. 8) Ketrampilan

Memberi Motivasi hasilnya 60%. 9) Ketrampilan Menutup Pelajaran hasilnya 100%.

b. Hasil Observasi Perilaku Siswa adalah 1)Ketertarikan mengikuti pembelajaran

hasilnya 100%. 2) Keseriusan mengikuti pembelajaran hasilnya 100 %. 3)

Pemahaman materi pembelajaran hasilnya 80%. 4) Rasa keingintahuan hasilnya

100%.

c. Hasil Observasi Situasi Kelas adalah 1) Suasana kelas tenang hasilnya ya. 2)

Pencahayaan cukup hasilnya ya. 3) Siswa gaduh hasilnya ya. 4) Meja dan kursi

nyaman hasilnya ya. 4) Cuaca mendukung hasilnya ya. 5) Tulisan di papan tulis

hasilnya ya. 6) Sirkulasi udara lancar hasilnya ya. 6) Pengoperasian perangkat media

lancar ya.

d. Hasil Observasi Peningkatan Keaktifan dan Kerjasama pada Siklus II adalah Untuk

(17)

Tabel 6

Hasil Amatan Keaktifan dan Kerjasama Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Indikator Butir Amatan/ Deskriptor

(18)

Lanjutan tabel 6

No

(19)

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model cooperative script dapat

meningkatkan keaktifan dalam belajar PKn pada siswa kelas III SDN 1 Ngrakum Kemusu

Boyolali semester I tahun pelajaran 2012/2013. Hasil peningkatan keaktifan dalam

belajar PKn dari siklus I ke siklus II adalah dari 64,2% siswa menjadi 83% siswa.

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model cooperative script dapat

meningkatkan kerjasama dalam belajar PKn pada siswa kelas III SDN 1 Ngrakum Kemusu

Boyolali semester I tahun pelajaran 2012/2013. Hasil peningkatan kerjasama dalam

belajar PKn dari siklus I ke siklus II adalah dari 61,4% siswa menjadi 94,8% siswa.

IMPLIKASI

Penerapan metode cooperative script ini dapat menghasilkan:

1. Siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Siswa menjadi berani berbicara di hadapan orang lain.

3. Siswa menjadi semangat bekerjasama dengan teman.

4. Siswa mampu membuat ringkasan materi.

Adapun langkah-langkah pembelajaran cooperative script adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2. Guru membagi wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan peran membuat

ringkasanya.

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa

yang berperan sebagai pendengar.

4. Pembicara membacakan ringkasannya, sementara pendengar

menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan

membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnya atau dengan materi lainnya.

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Aryana, IBP. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar BerdasarkanMasalah Dipandu Strategi Kooperatif Serta Pengaruh Implementasinya Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Badudu dan Zain, 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung: Genesindo.

Dimyati & Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Proyek Pembinaan & Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikbud.

Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya.

Hadi, S. 2007. Pengaruh Strategi Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Ketrampilan Berpikir Kritis, Ketrampilan Metakognisi, dan Kemampuan Kognitif Biologi Pada Siswa Laboratorium Universitas Negeri Malang. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: UNM.

(http://ardhana12.woodpres.com/2009/01/20.indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-21)

Jacobs, GM., Lee, G. S., & Ball, J. 1996. Learning Cooperative Learning Via Cooperative Learning : A Sourcebook of Lesson Plants For Teacher Educcation On Cooperative Learning. Singapore: SEAMEO Regional Language Center.

Johnson, D.W & Johnson, R.T. 1994. Learning Together and Alone Cooperative, Competitive and Individualistic Learning. Boston Allyn and Bacon.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Kemendikbud, 2012. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Suatu Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, M. & Wikandari, P.R. 2004. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Ratna, Wilis, Dahar. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Rahayu, S. 1998. Pembelajaran Koopeative dalam Pendidikan IPA. Chinema FMIPA IKIP Malang No.2. Vol.27. Juli 1998.

Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Puataka.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research and Practive Boston: Allyn and Bacon.

Soekanto, Soerjono. 1989. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Susanto, P. 2002. Ketrampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme. Malang: UNM Biologi MIPA.

Suwandi, Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Classrom Action Research. Surakarta: Qinant.

Gambar

Tabel 1 Indikator Pencapaian
Tabel 2 Daftar Guru SDN 1 Ngrakum
Tabel 4 Hasil Amatan Keaktifan Kondisi Awal
Tabel 5 Hasil Amatan Kerjasama Kondisi Awal.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai

PENGATURAN DAN PELAKSANAAN STANDARDISASI DAN SERTIFIKASI USAHA JASA PARIWISATA DI KOTA

[r]

Menurut Hamalik (2003:45) “Prestasi belajar adalah hasil atas kepandaian dan keterampilan yang dicapai individu untuk memperoleh tingkah laku yang baru, secara keseluruhan

TIU : Agar mahasiswa dapat menjelaskan - pengertian kreativitas (definisi konsepsional/pengertian kreativitas 4P dan definisi operasional), teori-teori yang melandasi

Pemakaian cahaya buatan pada permukaan ceiling dan sisi dalam ceiling yang berbeda yang dipadukan dengan bentuk ceiling yang berbeda maka akan menghasilkan suatu bayangan

.اهّنف اقيسوما نمو ،اهعقاو ةغللا نمو ،اهديرج ةضارلا نم ذخأ هدنع ضورـعلا ناك لب ةيلباق هلبقتسم ىطعأو ،هرضاح ىرثأو ،هيضام شاع ًاقامع ليلخا ركف ادبف لقح ي

Dari hasil yang diperoleh penulis berdasarkan analisis Economic Value Added dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan pada periode tersebut dapat dikatakan baik karena