• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Stad.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Stad."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI

PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD

(Penelitian Tindakan Kelas padaSiswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pasanggrahan I Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang

Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukanuntukmemenuhisebagiandarisyaratmemperolehgelar SarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh : Ade SitiJuariah

1008035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

swatentangOperasiBilanganBulatme

laluiPendekatanKooperatifTipe

STAD

Oleh Ade SitiJuariah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Fakultas IlmuPendidikan

© Ade SitiJuariah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

PERYATAAN

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………...... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ……… iii

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR TABEL ……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1 A LatarBelakangMasalah ………... 1

B RumusanMasalah ……… 4

C TujuanPenelitian ………. 5

D ManfaatPenelitian ……… 5

E DefinisiOperasional ………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 A KemampuanKognitif ………... 7

B PendekatanKooperatif ………. 11

1. PengertianPendekatanKooperatif ……… 11

2. TujuanPendekatanKooperatif ………. 13

3. Ciri-CiriPendekatanKooperatif ……….. 14

4. Tipe-TipePendekatanKooperatif ………. 15

5. KelebihanPendekatanKooperatif ……… 17

6. KelemahanPendekatanKooperatif ………... 18

C PendekatanKooperatifTipe STAD ………. 18

D OperasiBilanganBulat ……… 25

(5)

B DesainPenelitian ………... 29

1. Model Penelitian ………. 29

2. AlurPenelitian ………... 30

C Lokasi, WaktudanSubjekPenelitian ……….... 32

D ProsedurPenelitian ……… 32

E InstrumenPenelitian ……….. 37

F TeknikAnalisis Data ……….. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 A KondisiAwal ………. 42

B DeskripsiPenelitian ………. 43

C HasilPenelitian ………. 57

E PembahasanHasilPenelitian ……… 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 79 A Kesimpulan……… 79

B Rekomendasi ………. 80

DAFTAR PUSTAKA ……… 82

LAMPIRAN ………... 84

(6)

Abstract: Improving Cognitive Ability Students of Operation Integer Type STAD Cooperative Approach. This research is motivated the researcher concern of the low cognitive ability students of SD Negeri Pasanggrahan I fourth of learning mathematics especially in the material of integer operations. This is evident from the number of students 25 people only 40% or 10 students who have achieved mastery on the value of learning mathematic, that means there are 60% or 15 students who still have not reached the value of mastery. The purpose of this study was to determine the planning, implementation, and improvement of cognitive abilities of students in learning mathemathics on integer operations using STAD cooperative learning approach. This form of research is Classroom Action Research (CAR) is the study of a social situation with a view to improving the quality of action in it. Based on the results of the study showed that the average value before action is 63.2 then in the first cycle is 70.4, the second cycle increased to 80.0 and the third cycle increased to 85.6. This means that the application of STAD cooperative approach can improve the cognitive abilities of students in learning mathematics.

Abstrak : Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa tentang Operasi Bilangan Bulat melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD. Penelitian ini dilatar belakangi keprihatinan peneliti terhadap rendahnya kemampuan kognitif siswa kelas IV SD Negeri Pasanggrahan I dalam mencapai ketuntasan belajar matematika khususnya pada materi operasi bilangan bulat. Hal ini terbukti dari jumlah siswa 25 orang ternyata baru 40 % atau 10 orang siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan pada pembelajaran matematika, artinya masih terdapat 60 % atau 15 orang siswa yang masih belum mencapai nilai ketuntasan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran matematika tentang operasi bilangan bulat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebelum tindakan adalah 63,2 kemudian pada siklus I adalah 70,4, pada siklus II meningkat menjadi 80,0 dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 85,6. Artinya bahwa penerapan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran matematika.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Pembelajaran matematika di SD selalu mengacu kepada

kurikulum yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan yang

disesuaikan dengan kebutuhan yang berkembang dimasyarakat.

Pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang matematika

merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan

berpikir rasional dalam menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari dengan kekritisan.

Matematika berhubungan dengan angka-angka yang sering

kali ditemukan dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga matematika bukan hanya penguasaan berhitung saja tetapi

juga merupakan suatu proses pemantapan logika berpikir yang

rasional dan kritis. Soedjadi (1999:7) mengungkapkan bahwa “Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi

dapat pula untuk membentuk suatu kepribadian siswa serta

mengembangkan keterampilan tertentu”. Hal itu mengarahkan kepada

siswa agar dapat menjadikan matematika sebagai kebutuhan.Serta

matematika berkaitan dengan pembelajaran nilai-nilai dalam

kehidupan sehari-hari.

Guru matematika akan mampu menggunakan matematika

untuk membawa siswa menuju tujuan yang ditetapkan apabila telah

memahami dengan baik matematika yang akan digunakan sebagai

wahana. Apabila pemahaman guru terhadap matematika kurang baik

dapat dipastikan bahwa penggunaan matematika sebagai wahana

pendidikan juga akan tidak berhasil seperti yang diharapkan.

Penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan

(8)

membantu siswa dalam mengoptimalkan kemampuannya untuk

jenjang selanjutnya. Beberapa keterampilan pada mata pelajaran

matematika yang perlu dimiliki siswa diantaranya adalah

keterampilan dalam menyelesaikan berbagai soal tentang operasi

hitung bilangan bulat yang meliputi penjumlahan, pengurangan dan

operasi hitung campuran keduanya.

Hasil kajian observasi awal menunjukkan bahwa pembelajaran

matematika di kelas IV SD Negeri Pasanggrahan I Kecamatan

Kasomalang Kabupaten Subang diperoleh gambaran bahwa pada

tahun pelajaran 2013/2014 pencapaian hasil ketuntasan belajar siswa

di atas standar KKM yaitu sebanyak 60%. Hal ini dikarenakan

umumnya pelajaran matematika hampir selalu disajikan secara

konvensional dengan keterlibatan siswa yang minim, kurang menarik

minat siswa dan membosankan. Guru jarang menggunakan alat

peraga atau media pembelajaran matematika serta tidak terbiasa

melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan diskusi. Dalam

membahas materi matematika tidak terlihat adanya upaya guru untuk

mengembangkan kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

Selain itu, guru harus mampu mengkonkritkan objek-objek

matematika yang abstrak, sehingga pemahaman siswa lebih matang.

Hal ini merupakan kunci penting yang harus dimiliki oleh setiap guru

matematika.

Berdasarkan permasalahan di atas, menunjukkan bahwa

pemahaman siswa terhadap konsep matematika khususnya tentang

materi operasi bilangan bulat masih rendah. Oleh karena itu harus ada

perbaikan untuk guru dalam memilih model atau pendekatan

pembelajaran. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diharapkan

dapat meningkatkan motivasi siswa dan kualitas pembelajaran pada

mata pelajaran matematika adalah pendekatan kooperatif.

Pendekatan kooperatif merupakan model pembelajaran yang

(9)

beranggotakan 4 - 5 orang, dengan tingkat kemampuan yang berbeda

serta menekankan kerjasama dan tanggungjawab kelompok dalam

mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit

apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut

dengan teman-temannya. Dengan pembelajaran kooperatif guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan

pendapatnya sendiri, tampil lebih berani untuk berbicara, mendengar

dan menghargai pendapat temannya dan bersama-sama membahas

permasalahan atau tugas yang diberikan oleh guru.

Pendekatan pembelajaran kooperatif memiliki berbagai

macam tipe, salah satunya Student Teams Achievement Divisions

(STAD). Slavin (2008:143) menjelaskan bahwa STAD merupakan

salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan

baik untuk permulaan bagi guru yang menggunakan pendekatan

kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dirasakan tepat bagi

kelas yang masih asing atau jarang terhadap pembelajaran diskusi

atau berkelompok.

Adapun gagasan utama dari Student Teams Achievement

Divisions (STAD) adalah memotivasi siswa supaya dapat saling

mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai

kemampuan yang diajarkan oleh guru. Dalam STAD siswa belajar

dengan berkelompok, mereka akan dapat bekerjasama dan membantu

teman satu timnya untuk memahami materi yang diberikan oleh guru

sehingga mereka mempunyai kesempatan sukses yang sama. Belajar

dalam tim ini sangat cocok untuk membangkitkan motivasi dan peran

aktif siswa selama pembelajaran berlangsung karena mereka boleh

bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing,

mendiskusikan setiap tidak kesesuaian, dan saling membantu satu

(10)

dengan teman satu timnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka

untuk membantu mereka berhasil dalam kuis (Slavin, 2008 : 12).

Selain itu, pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

mempunyai keunggulan yaitu meningkatkan pencapaian prestasi para

siswa, mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan

terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang studi akademik,

meningkatkan rasa percaya diri, dan mengembangkan hubungan antar

siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa

pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman

sekelas mereka (Slavin, 2008 : 4-5).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik

untuk melakukan suatu penelitian dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran kooperatif tipe STAD supaya siswa lebih tertarik,

termotivas iuntuk belajar sehingga dapat meningkatkan pemahaman

siswa dalam pembelajaran matematika khususnya tentang operasi

bilangan bulat dengan judul “Meningkatkan kemampuan kognitif

siswa tentang operasi bilangan bulat melalui pendekatan kooperatif tipe STAD”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas IV

SDN Pasanggrahan I tentang operasi bilangan bulat melalui

pendekatan kooperatif tipe STAD ?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam

pembelajaran matematika di kelas IV SDN Pasanggrahan I

tentang operasi bilangan bulat melalui pendekatan kooperatif tipe

(11)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas

IV SDN Pasanggrahan I tentang operasi bilangan bulat melalui

pendekatan kooperatif tipe STAD.

2. Mendeskripsikan perkembangan kemampuan kognitif siswa pada

pembelajaran matematika di kelas IV SDN Pasanggrahan I

tentang operasi bilangan bulat melalui pendekatan kooperatif tipe

STAD.

D. Manfaat Penelitian.

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah.

1. Bagi siswa

Siswa memperoleh pengalaman baru dengan situasi belajar secara

berkelompok untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah

terutama dalam pembelajaran operasi bilangan bulat.

2. Bagi guru

Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru-guru dalam

memilih model pembelajaran agar lebih menarik dan dapat

memotivasi untuk meningkatkan hasil belajar.

3. Bagi sekolah

Dapat mengembangkan dan meningkatkan pembelajaran

matematika khususnya dan mutu serta kualitas pendidikan di

sekolah pada umumnya.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah

yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka beberapa istilah yang

(12)

1. Kemampuan Kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal buatan guru, tentang

penjumlahan, pengurangan dan operasi hitung campuran keduanya.

Dengan indikatornya menjumlahkan, mengurangkan, dan

menghitung campuran keduanya.

2. Dampak Kooperatif Learning yang didata dalam penelitian ini

adalah kemampuan memotivasi teman, aktif menjadi tutor,

bertanya/meminta bantuan, didata melalui field notes (catatan

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalahmetode Penelitian

Tindakan Kelas (classroom action research).Penelitian tindakan kelas

dapat disimpulkan sebagai penelitian tindakan dalam bidang pendidikan

yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 1998:15).

Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang

bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan

dilakukan dengan bekerjasama antara guru selaku peneliti dengan subjek

yang diteliti yaitu siswa. Guru pemegang peranan penting dalam penelitian

mulai dari awal sampai akhir penelitian. Pihak lain yang membantu hanya

bersifat konsultatif untuk mengumpulkan data observasi pelaksanaan

tindakan. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru sebagai

peneliti melakukan kegiatan-kegiatan awal sampai akhir secara sistematis.

Hal ini dilakukan dengan harapan menyelesaikan masalah secara tuntas

dan baik.Rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut meliputi perencanaan

penelitian, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan kegiatan refleksi

tindakan.

B. Desain Penelitian

1. Model Penelitian

Model penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu

model spiral. Menurut Kemmis & Mc Taggart (Kasbolah,1998:113)

“Model spiral yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang

dan berkelanjutan (siklus spiral)”. Artinya semakin lama diharapkan

semakin meningkat pencapaiannya.Penelitian tindakan kelas model

spiral ini merupakan suatu rangkaian lengkap yang terdiri dari empat

(14)

2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi

(reflecting). Keempat komponen itu dipandang sebagai suata siklus

spiral atau siklus itu berulang terus sampai masalah yang dihadapi

terpecahkan.

Tahap perencanaan merupakan tahap penentuan fokus

peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,

kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu

merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.Tahap

pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan, yaitu melaksanakan tindakan kelas. Tahap

pengamatan/observasi dilaksanakan pada waktu yang sama dengan

pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Peneliti dan

pengamat berhadapan untuk mendiskusikan implementasi rancangan

kegiatan. Dengan kata lain, peneliti melihat dirinya kembali melalui

dialog untuk menemukan hal-hal yang dirasakan memuaskan hati

karena sudah sesuai dengan rancangan dan cermat mengenali hal-hal

yang masih perlu diperbaiki.

2. Alur Penelitian

Alur penelitian yang akan dilaksanakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas ini adalah tiga siklus. Tahapan pada setiap siklusnya

pertama adalah perencanaan, pada tahap perencanaan peneliti

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen

(LKS, lembar evaluasi dan lembar observasi). Kedua, setelah rencana

disusun secara matang barulah tindakan itu dilakukan.Peneliti

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan RPP yang telah

dibuat dan direncanakan. Ketiga, bersamaan dengan pembelajaran,

peneliti mengamati proses pembelajaran itu sendiri dan akibat yang

(15)

pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas

tindakan yang telah dilakukan.Tahap ini dilakukan untuk

mempertimbangkan hasil pembelajaran dan menentukan tindakan pada

siklus selanjutnya. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan

perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan

perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya

tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya.

Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan

secara optimal.Rangkaian siklus tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut :

Gambar 3.1

Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan Perencanaan

Tindakan SIKLUS I

Observasi Refleksi

Perencanaan

Tindakan SIKLUS II

Observasi Refleksi

Perencanaan

Tindakan SIKLUS III

Observasi Refleksi

(16)

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Pasanggrahan I Rt 22 Rw 07

Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap/II tahun pelajaran

2013/2014 mulai bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Pasanggrahan I dengan

jumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 11 orang

perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini terdiri

dari tiga siklus.Setiap siklus dilakukan melalui empat tahapan kegiatan

sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah

sebagai berikut :

1) Menyiapkan instrumen pembelajaran berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi.

4) Menyiapkan peralatan untuk pembelajaran dan

mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran

berlangsung.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini guru melaksanakan desain pembelajaran

(17)

sebelumnya.Adapun langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe STAD sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan materi tentang bilangan bulat

2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu

sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.

3) Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai

kemampuan akademik yang berbeda-beda.

4) Guru memberi tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi

yang telah diberikan, mendiskusikannya bersama-sama, serta

membahas jawaban tugas yang diberikan oleh guru.

5) Guru memberi tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.

6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,

mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi

pembelajaran yang telah dipelajari.

7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan

perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai

awal kenilai kuis berikutnya.

c. Observasi

Observasi pada siklus I dilakukan selama pembelajaran

berlangsung dalam upaya mengamati pelaksanaan tindakan.Dalam

penelitian ini yang bertindak sebagai observer adalah teman

sejawat.Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan alat perekam suara untuk mengetahui aktivitas

kerjasama siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

d. Refleksi

Data hasil observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian

berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi tentang

pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga peneliti akan

(18)

yang telah direncanakan dan dilaksanakan. Setelah mengetahui

kekurangan dari skenario pada siklus ini, peneliti merencanakan

perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Setelah melakukan refleksi pada siklus pertama, maka

peneliti kembali :

1) Menyiapkan instrumen pembelajaran berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi.

4) Menyiapkan peralatan untuk pembelajaran dan

mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran

berlangsung.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru melaksanakan desain pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang telah direncanakan

sebelumnya.Adapun langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe STAD sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan materi tentang bilangan bulat

2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu

sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.

3) Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai

kemampuan akademik yang berbeda-beda.

4) Guru memberi tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi

yang telah diberikan, mendiskusikannya bersama-sama, serta

membahas jawaban tugas yang diberikan oleh guru.

(19)

6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,

mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi

pembelajaran yang telah dipelajari.

7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan

perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai

awal kenilai kuis berikutnya.

c. Tahap Observasi

Observasi pada siklus II relatif sama dengan siklus I yaitu

dilakukan selama pembelajaran berlangsung dalam upaya

mengamati pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini yang

bertindak sebagai observer adalah teman sejawat.Observasi dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat perekam suara

untuk mengetahui aktivitas kerjasama siswa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan seperti pada siklus I. Data hasil

observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil

ini peneliti melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah

dilakukan, sehingga peneliti akan mengetahui kelebihan dan

kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan

dan dilaksanakan. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario

pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk

dilaksanakan pada siklus berikutnya yaitu siklus III.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Setelah melakukan refleksi pada siklus ke II, maka peneliti

melakukan kembali :

1) Menyiapkan instrumen pembelajaran berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model pembelajaran

(20)

2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi.

4) Menyiapkan peralatan untuk pembelajaran dan

mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran

berlangsung.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru melaksanakan desain pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang telah direncanakan

sebelumnya.Adapun langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe STAD sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan materi tentang bilangan bulat

2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu

sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.

3) Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai

kemampuan akademik yang berbeda-beda.

4) Guru memberi tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi

yang telah diberikan, mendiskusikannya bersama-sama, serta

membahas jawaban tugas yang diberikan oleh guru.

5) Guru memberi tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.

6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,

mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi

pembelajaran yang telah dipelajari.

7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan

perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai

awal kenilai kuis berikutnya.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung

dalam upaya mengamati pelaksanaan tindakan.Dalam penelitian ini

yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat.Observasi

(21)

suara untuk mengetahui aktivitas kerjasama siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

d. Refleksi

Data hasil observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian

berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi tentang

pembelajaran yang telah dilakukan. Diharapkan setelah akhir

siklus ini hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

tentang operasi bilangan bulat dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif STAD ini dapat meningkat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen diperlukan untuk memperoleh atau mengumpulkan data

yang akurat.Instrumen penelitian menurut Arikunto (2003:136) adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannyalebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Terdapat dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data.Instrumen

pembelajaran merupakan perangkat yang menjadi penunjang dalam

pelaksanaan pembelajaran, sedangkan instrumen pengumpul data adalah

perangkat yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang

diperlukan.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama

pembelajaran berlangsung.Instrumen pembelajaran yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP adalah rancangan pembelajaran yang akan diterapkan

guru dalam pembelajaran di kelas. RPP harus mengandung

(22)

menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumuskan

dengan jelas.Peneliti melakukan daur siklus dengan merencanakan

tiga siklus.Penyusunan RPP disesuaikan dengan model

pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS diberikan kepada masing-masing siswa.LKS dibuat

berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar

pada mata pelajaran matematika kelas IV semester II pada materi

Operasi Bilangan Bulat.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Data yang di peroleh dari penelitian ini adalah tentang

pembelajaran matematika materi Operasi Bilangan Bulat dengan

model pembelajaran koperatif tipe STAD. Untuk memperoleh data

tersebut secara objektif, diperlukan instrument yang tepat sehingga

masalah yang ditelitiakan terefleksi dengan baik.

Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk

pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

a. Tes

Instrumen ini digunakan untuk melihat hasil belajar siswa

yaitu tes tulis berbentuk uraian.Tes ini disusun berdasarkan

indikator, standar kompetisi, dan kompetisi dasar pada pelajaran

matematika SD kelas IV semester 2 pada materi Operasi Hitung

Bilangan Bulat.

b. Lembar Observasi Aktivitas Kerjasama Siswa

Lembar observasi aktivitas kerjasamasiswa digunakan

untuk mengetahui aktivitassiswadalam diskusi kelompok dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi

Operasi Bilangan Bulat.

(23)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mengolah data

yang telah diperoleh dari kegiatan dari hasil pembelajaran untuk

mengetahui keberhasilan tindakan pembelajaran.Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan

kuantitatif.Data diperoleh dari instrumen yang telah digunakan dalam

penelitian.Data yang diperoleh merupakan data mentah.Agar data tersebut

dapat memberikan jawaban dari kesimpulan yang diharapkan, maka

dilakukan pengolahan data. Adapun tahap pengolahan data yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pengolahan data kuantitatif

Untuk mengetahui hasil belajar siswa, data diperoleh dari hasil tes

siswa dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

a) Penyekoran hasil tes

Data mentah yang diperoleh dari hasil tes evaluasi kemudian diolah

melalui cara penyekoran. Menurut Arikunto (2008:229) cara

penentuan skor tes bentuk jawab singkat sebaiknya tiap soal diberi

angka 2 (dua). Tetapi sebaliknya apabila jawabannya bervariasi,

maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula.Seperti yang terdapat

pada tabel berikut :

Skor Kriteria

2 Semua jawaban benar

1,5 Sebagian besar jawaban benar 1 Sebagian besar jawaban salah 0,5 Semua jawaban salah

0 Tidak merespon jawaban sama sekali

b) Menghitung nilai rata-rata kelas

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya

dibagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai

rata-rata.Menurut Arikunto (2008:264) untuk menghitung nilai rata-rata

(24)

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

x = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

c) Menghitung persentase ketuntasan belajar

Menurut Trianto (2010: 241) berdasarkan ketentuan KTSP

penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh

masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan

Minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu:

kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana)

setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap sekolah berbeda.

Maka dalam penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaran

matematika di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, maka

ketuntasan individual adalah 75.

Untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa secara

klasikal dapat menggunakan rumus :

Keterangan :

S≥75 = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75

n = Banyak siswa

TB = Ketuntasan belajar

X X = N

S≥75

(25)

2. Pengolahan data kualitatif

Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, data

diperoleh dari hasil observasi pada tindakan tiap siklus yang fokus

terhadap aktivitas kerjasama siswa dalam kelompok.

Data hasil observasi merupakan data pendukung yang

menggambarkan aktivitas kerjasama siswa selama proses pembelajaran

berlangsung sebagai masukan bagi peneliti untuk memperbaiki

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat

dirumuskan beberapa kesimpulan berkenaan dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika

tentang operasi bilangan bulat di SDN Pasanggrahan I adalah sebagai

berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif

tipe STAD dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

dipersiapkan. Proses pelaksanaan pembelajaran tersebut telah

mengalami beberapa perbaikan dari hasil refleksi setiap siklus.

Adapun tindakan yang telah berhasil diberikan selama pelaksanaan

pembelajaran yaitu penggunaan media yang menarik sehingga

dalam proses pembelajaran siswa terlihat semangat dan antusias.

Selain itu juga, guru membimbing siswa secara keseluruhan agar

mengetahui kesulitan siswa selama proses pembelajaran dan guru

memotivasi siswa baik secara verbal mapun non verbal. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam

pembelajaran, sehingga dengan meningkatnya kreativitas siswa

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan yang

diharapkan.

2. Kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran matematika

khususnya tentang operasi bilangan bulat mengalami peningkatan.

Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil evaluasi siswa

sebelum menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan hasil

evaluasi siswa yang didapat dari siklus I, siklus II, dan siklus III.

Data hasil evaluasi prasiklus diketahui baru 40 % siswa yang

(27)

menunjukkan 56 % peserta didik mencapai KKM dengan rata-rata

skor siswa 70,4 dan siklus II meningkat menjadi 80 % siswa yang

mencapai KKM dengan rata-rata skor siswa 80, dan siklus III

meningkat lagi menjadi 92 % siswa mencapai KKM dengan

rata-rata skor siswa 85,6. Dengan demikian peneliti menyimpulkan

bahwa pada siklus III ini peneliti telah berhasil dan sukses dalam

melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat

meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran

matematika yang terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa kelas

IV SDN Pasanggrahan I Kecamatan Kasomalang Kabupaten

Subang.

B. Rekomendasi

Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas

mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

tentang operasi bilangan bulat yang dilaksanakan di SDN

Pasanggrahan I Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang, ada

beberapa hal yang didapat peneliti untuk direkomendasikan yaitu

sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya

dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan

inovatif sehingga siswa lebih tertarik dan pembelajaran akan

menjadi lebih kondusif dan bermakna.

b. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

pembelajaran yang dilaksanakan.

2. Bagi Siswa

Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, keaktifan,

(28)

gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan

dan meningkatkan prestasi belajar.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama

hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian

teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah

satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan berhitung siswa

yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hermawan, Ruswandi, at al. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar.

Bandung : UPI Press

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kasbolah, K. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Mangatur Sinaga, dkk. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV.

Jakarta : Erlangga.

M. Chabib Thoha. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Bandung : Angkasa.

Prabawanto,S dkk. 2009. Bilangan. Bandung : UPI Press

Robert, E. Slavin. 2008. Cooperative Learning :Teori Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Soedjadi. R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia ( Konstatasi

Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan). Jakarta : Ditjen

Dikti Depdikbud.

Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rajagrafindo

Persada.

(30)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. (Cet. XIV). Ed. II. Bandung

: PT. Remaja Rosdakarya

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Aliran lumpur vulkanik karena endapan awan panas terbawa air (hujan), membentuk aliran pekat mengalir ke area yang lebih rendah di lereng gunungapi. LAH AR H

Skripsi ini berjudul ―Analisis Fungsi dan Struktur Ritme Repertoar Gendang Mengkerboi dalam Upacara Ncayur Ntua Masyarakat pakpak di Desa Natam Jehe, Kecamatan

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN / KONSELING KELOMPOK. NO WAKTU

Untuk pengucap yang tidak terdapat di dalam basisdata didapat hasil 92,5 % pada panjang frame 10 ms, sehingga hasil perhitungan persentase selanjutnya menggunakan

[r]

The Lancet Oncology menyatakan bahwa rokok merupakan penyebab dari 15 jenis kanker antara lain : kanker kandung kemih, kanker sumsum tulang, kanker serviks, kanker

[r]

[r]