TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI
PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD
(Penelitian Tindakan Kelas padaSiswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pasanggrahan I Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang
Tahun Pelajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukanuntukmemenuhisebagiandarisyaratmemperolehgelar SarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar
Oleh : Ade SitiJuariah
1008035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
swatentangOperasiBilanganBulatme
laluiPendekatanKooperatifTipe
STAD
Oleh Ade SitiJuariah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar
Fakultas IlmuPendidikan
© Ade SitiJuariah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DAFTAR ISI
PERYATAAN
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR ………...... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ……… iii
DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR GAMBAR ……… viii
DAFTAR TABEL ……… ix
BAB I PENDAHULUAN 1 A LatarBelakangMasalah ………... 1
B RumusanMasalah ……… 4
C TujuanPenelitian ………. 5
D ManfaatPenelitian ……… 5
E DefinisiOperasional ………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 A KemampuanKognitif ………... 7
B PendekatanKooperatif ………. 11
1. PengertianPendekatanKooperatif ……… 11
2. TujuanPendekatanKooperatif ………. 13
3. Ciri-CiriPendekatanKooperatif ……….. 14
4. Tipe-TipePendekatanKooperatif ………. 15
5. KelebihanPendekatanKooperatif ……… 17
6. KelemahanPendekatanKooperatif ………... 18
C PendekatanKooperatifTipe STAD ………. 18
D OperasiBilanganBulat ……… 25
B DesainPenelitian ………... 29
1. Model Penelitian ………. 29
2. AlurPenelitian ………... 30
C Lokasi, WaktudanSubjekPenelitian ……….... 32
D ProsedurPenelitian ……… 32
E InstrumenPenelitian ……….. 37
F TeknikAnalisis Data ……….. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 A KondisiAwal ………. 42
B DeskripsiPenelitian ………. 43
C HasilPenelitian ………. 57
E PembahasanHasilPenelitian ……… 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 79 A Kesimpulan……… 79
B Rekomendasi ………. 80
DAFTAR PUSTAKA ……… 82
LAMPIRAN ………... 84
Abstract: Improving Cognitive Ability Students of Operation Integer Type STAD Cooperative Approach. This research is motivated the researcher concern of the low cognitive ability students of SD Negeri Pasanggrahan I fourth of learning mathematics especially in the material of integer operations. This is evident from the number of students 25 people only 40% or 10 students who have achieved mastery on the value of learning mathematic, that means there are 60% or 15 students who still have not reached the value of mastery. The purpose of this study was to determine the planning, implementation, and improvement of cognitive abilities of students in learning mathemathics on integer operations using STAD cooperative learning approach. This form of research is Classroom Action Research (CAR) is the study of a social situation with a view to improving the quality of action in it. Based on the results of the study showed that the average value before action is 63.2 then in the first cycle is 70.4, the second cycle increased to 80.0 and the third cycle increased to 85.6. This means that the application of STAD cooperative approach can improve the cognitive abilities of students in learning mathematics.
Abstrak : Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa tentang Operasi Bilangan Bulat melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD. Penelitian ini dilatar belakangi keprihatinan peneliti terhadap rendahnya kemampuan kognitif siswa kelas IV SD Negeri Pasanggrahan I dalam mencapai ketuntasan belajar matematika khususnya pada materi operasi bilangan bulat. Hal ini terbukti dari jumlah siswa 25 orang ternyata baru 40 % atau 10 orang siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan pada pembelajaran matematika, artinya masih terdapat 60 % atau 15 orang siswa yang masih belum mencapai nilai ketuntasan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran matematika tentang operasi bilangan bulat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebelum tindakan adalah 63,2 kemudian pada siklus I adalah 70,4, pada siklus II meningkat menjadi 80,0 dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 85,6. Artinya bahwa penerapan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran matematika.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
Pembelajaran matematika di SD selalu mengacu kepada
kurikulum yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang berkembang dimasyarakat.
Pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang matematika
merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan
berpikir rasional dalam menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari dengan kekritisan.
Matematika berhubungan dengan angka-angka yang sering
kali ditemukan dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga matematika bukan hanya penguasaan berhitung saja tetapi
juga merupakan suatu proses pemantapan logika berpikir yang
rasional dan kritis. Soedjadi (1999:7) mengungkapkan bahwa “Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi
dapat pula untuk membentuk suatu kepribadian siswa serta
mengembangkan keterampilan tertentu”. Hal itu mengarahkan kepada
siswa agar dapat menjadikan matematika sebagai kebutuhan.Serta
matematika berkaitan dengan pembelajaran nilai-nilai dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru matematika akan mampu menggunakan matematika
untuk membawa siswa menuju tujuan yang ditetapkan apabila telah
memahami dengan baik matematika yang akan digunakan sebagai
wahana. Apabila pemahaman guru terhadap matematika kurang baik
dapat dipastikan bahwa penggunaan matematika sebagai wahana
pendidikan juga akan tidak berhasil seperti yang diharapkan.
Penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan
membantu siswa dalam mengoptimalkan kemampuannya untuk
jenjang selanjutnya. Beberapa keterampilan pada mata pelajaran
matematika yang perlu dimiliki siswa diantaranya adalah
keterampilan dalam menyelesaikan berbagai soal tentang operasi
hitung bilangan bulat yang meliputi penjumlahan, pengurangan dan
operasi hitung campuran keduanya.
Hasil kajian observasi awal menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika di kelas IV SD Negeri Pasanggrahan I Kecamatan
Kasomalang Kabupaten Subang diperoleh gambaran bahwa pada
tahun pelajaran 2013/2014 pencapaian hasil ketuntasan belajar siswa
di atas standar KKM yaitu sebanyak 60%. Hal ini dikarenakan
umumnya pelajaran matematika hampir selalu disajikan secara
konvensional dengan keterlibatan siswa yang minim, kurang menarik
minat siswa dan membosankan. Guru jarang menggunakan alat
peraga atau media pembelajaran matematika serta tidak terbiasa
melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan diskusi. Dalam
membahas materi matematika tidak terlihat adanya upaya guru untuk
mengembangkan kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
Selain itu, guru harus mampu mengkonkritkan objek-objek
matematika yang abstrak, sehingga pemahaman siswa lebih matang.
Hal ini merupakan kunci penting yang harus dimiliki oleh setiap guru
matematika.
Berdasarkan permasalahan di atas, menunjukkan bahwa
pemahaman siswa terhadap konsep matematika khususnya tentang
materi operasi bilangan bulat masih rendah. Oleh karena itu harus ada
perbaikan untuk guru dalam memilih model atau pendekatan
pembelajaran. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diharapkan
dapat meningkatkan motivasi siswa dan kualitas pembelajaran pada
mata pelajaran matematika adalah pendekatan kooperatif.
Pendekatan kooperatif merupakan model pembelajaran yang
beranggotakan 4 - 5 orang, dengan tingkat kemampuan yang berbeda
serta menekankan kerjasama dan tanggungjawab kelompok dalam
mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut
dengan teman-temannya. Dengan pembelajaran kooperatif guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan
pendapatnya sendiri, tampil lebih berani untuk berbicara, mendengar
dan menghargai pendapat temannya dan bersama-sama membahas
permasalahan atau tugas yang diberikan oleh guru.
Pendekatan pembelajaran kooperatif memiliki berbagai
macam tipe, salah satunya Student Teams Achievement Divisions
(STAD). Slavin (2008:143) menjelaskan bahwa STAD merupakan
salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan
baik untuk permulaan bagi guru yang menggunakan pendekatan
kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dirasakan tepat bagi
kelas yang masih asing atau jarang terhadap pembelajaran diskusi
atau berkelompok.
Adapun gagasan utama dari Student Teams Achievement
Divisions (STAD) adalah memotivasi siswa supaya dapat saling
mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai
kemampuan yang diajarkan oleh guru. Dalam STAD siswa belajar
dengan berkelompok, mereka akan dapat bekerjasama dan membantu
teman satu timnya untuk memahami materi yang diberikan oleh guru
sehingga mereka mempunyai kesempatan sukses yang sama. Belajar
dalam tim ini sangat cocok untuk membangkitkan motivasi dan peran
aktif siswa selama pembelajaran berlangsung karena mereka boleh
bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing,
mendiskusikan setiap tidak kesesuaian, dan saling membantu satu
dengan teman satu timnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka
untuk membantu mereka berhasil dalam kuis (Slavin, 2008 : 12).
Selain itu, pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
mempunyai keunggulan yaitu meningkatkan pencapaian prestasi para
siswa, mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan
terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang studi akademik,
meningkatkan rasa percaya diri, dan mengembangkan hubungan antar
siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa
pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman
sekelas mereka (Slavin, 2008 : 4-5).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan suatu penelitian dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD supaya siswa lebih tertarik,
termotivas iuntuk belajar sehingga dapat meningkatkan pemahaman
siswa dalam pembelajaran matematika khususnya tentang operasi
bilangan bulat dengan judul “Meningkatkan kemampuan kognitif
siswa tentang operasi bilangan bulat melalui pendekatan kooperatif tipe STAD”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas IV
SDN Pasanggrahan I tentang operasi bilangan bulat melalui
pendekatan kooperatif tipe STAD ?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam
pembelajaran matematika di kelas IV SDN Pasanggrahan I
tentang operasi bilangan bulat melalui pendekatan kooperatif tipe
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas
IV SDN Pasanggrahan I tentang operasi bilangan bulat melalui
pendekatan kooperatif tipe STAD.
2. Mendeskripsikan perkembangan kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran matematika di kelas IV SDN Pasanggrahan I
tentang operasi bilangan bulat melalui pendekatan kooperatif tipe
STAD.
D. Manfaat Penelitian.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah.
1. Bagi siswa
Siswa memperoleh pengalaman baru dengan situasi belajar secara
berkelompok untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah
terutama dalam pembelajaran operasi bilangan bulat.
2. Bagi guru
Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru-guru dalam
memilih model pembelajaran agar lebih menarik dan dapat
memotivasi untuk meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi sekolah
Dapat mengembangkan dan meningkatkan pembelajaran
matematika khususnya dan mutu serta kualitas pendidikan di
sekolah pada umumnya.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah
yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka beberapa istilah yang
1. Kemampuan Kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal buatan guru, tentang
penjumlahan, pengurangan dan operasi hitung campuran keduanya.
Dengan indikatornya menjumlahkan, mengurangkan, dan
menghitung campuran keduanya.
2. Dampak Kooperatif Learning yang didata dalam penelitian ini
adalah kemampuan memotivasi teman, aktif menjadi tutor,
bertanya/meminta bantuan, didata melalui field notes (catatan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalahmetode Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research).Penelitian tindakan kelas
dapat disimpulkan sebagai penelitian tindakan dalam bidang pendidikan
yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 1998:15).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan
dilakukan dengan bekerjasama antara guru selaku peneliti dengan subjek
yang diteliti yaitu siswa. Guru pemegang peranan penting dalam penelitian
mulai dari awal sampai akhir penelitian. Pihak lain yang membantu hanya
bersifat konsultatif untuk mengumpulkan data observasi pelaksanaan
tindakan. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru sebagai
peneliti melakukan kegiatan-kegiatan awal sampai akhir secara sistematis.
Hal ini dilakukan dengan harapan menyelesaikan masalah secara tuntas
dan baik.Rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut meliputi perencanaan
penelitian, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan kegiatan refleksi
tindakan.
B. Desain Penelitian
1. Model Penelitian
Model penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu
model spiral. Menurut Kemmis & Mc Taggart (Kasbolah,1998:113)
“Model spiral yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang
dan berkelanjutan (siklus spiral)”. Artinya semakin lama diharapkan
semakin meningkat pencapaiannya.Penelitian tindakan kelas model
spiral ini merupakan suatu rangkaian lengkap yang terdiri dari empat
2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi
(reflecting). Keempat komponen itu dipandang sebagai suata siklus
spiral atau siklus itu berulang terus sampai masalah yang dihadapi
terpecahkan.
Tahap perencanaan merupakan tahap penentuan fokus
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu
merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.Tahap
pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu melaksanakan tindakan kelas. Tahap
pengamatan/observasi dilaksanakan pada waktu yang sama dengan
pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Peneliti dan
pengamat berhadapan untuk mendiskusikan implementasi rancangan
kegiatan. Dengan kata lain, peneliti melihat dirinya kembali melalui
dialog untuk menemukan hal-hal yang dirasakan memuaskan hati
karena sudah sesuai dengan rancangan dan cermat mengenali hal-hal
yang masih perlu diperbaiki.
2. Alur Penelitian
Alur penelitian yang akan dilaksanakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah tiga siklus. Tahapan pada setiap siklusnya
pertama adalah perencanaan, pada tahap perencanaan peneliti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen
(LKS, lembar evaluasi dan lembar observasi). Kedua, setelah rencana
disusun secara matang barulah tindakan itu dilakukan.Peneliti
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan RPP yang telah
dibuat dan direncanakan. Ketiga, bersamaan dengan pembelajaran,
peneliti mengamati proses pembelajaran itu sendiri dan akibat yang
pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas
tindakan yang telah dilakukan.Tahap ini dilakukan untuk
mempertimbangkan hasil pembelajaran dan menentukan tindakan pada
siklus selanjutnya. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan
perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan
perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya
tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya.
Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan
secara optimal.Rangkaian siklus tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 3.1
Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan Perencanaan
Tindakan SIKLUS I
Observasi Refleksi
Perencanaan
Tindakan SIKLUS II
Observasi Refleksi
Perencanaan
Tindakan SIKLUS III
Observasi Refleksi
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Pasanggrahan I Rt 22 Rw 07
Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap/II tahun pelajaran
2013/2014 mulai bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Pasanggrahan I dengan
jumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 11 orang
perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini terdiri
dari tiga siklus.Setiap siklus dilakukan melalui empat tahapan kegiatan
sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
sebagai berikut :
1) Menyiapkan instrumen pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi.
4) Menyiapkan peralatan untuk pembelajaran dan
mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran
berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan desain pembelajaran
sebelumnya.Adapun langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan materi tentang bilangan bulat
2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu
sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
3) Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai
kemampuan akademik yang berbeda-beda.
4) Guru memberi tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi
yang telah diberikan, mendiskusikannya bersama-sama, serta
membahas jawaban tugas yang diberikan oleh guru.
5) Guru memberi tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.
6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai
awal kenilai kuis berikutnya.
c. Observasi
Observasi pada siklus I dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dalam upaya mengamati pelaksanaan tindakan.Dalam
penelitian ini yang bertindak sebagai observer adalah teman
sejawat.Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan alat perekam suara untuk mengetahui aktivitas
kerjasama siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
d. Refleksi
Data hasil observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian
berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi tentang
pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga peneliti akan
yang telah direncanakan dan dilaksanakan. Setelah mengetahui
kekurangan dari skenario pada siklus ini, peneliti merencanakan
perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Setelah melakukan refleksi pada siklus pertama, maka
peneliti kembali :
1) Menyiapkan instrumen pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi.
4) Menyiapkan peralatan untuk pembelajaran dan
mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran
berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan desain pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang telah direncanakan
sebelumnya.Adapun langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan materi tentang bilangan bulat
2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu
sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
3) Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai
kemampuan akademik yang berbeda-beda.
4) Guru memberi tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi
yang telah diberikan, mendiskusikannya bersama-sama, serta
membahas jawaban tugas yang diberikan oleh guru.
6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai
awal kenilai kuis berikutnya.
c. Tahap Observasi
Observasi pada siklus II relatif sama dengan siklus I yaitu
dilakukan selama pembelajaran berlangsung dalam upaya
mengamati pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini yang
bertindak sebagai observer adalah teman sejawat.Observasi dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat perekam suara
untuk mengetahui aktivitas kerjasama siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan seperti pada siklus I. Data hasil
observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil
ini peneliti melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan, sehingga peneliti akan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan
dan dilaksanakan. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario
pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya yaitu siklus III.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Setelah melakukan refleksi pada siklus ke II, maka peneliti
melakukan kembali :
1) Menyiapkan instrumen pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model pembelajaran
2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi.
4) Menyiapkan peralatan untuk pembelajaran dan
mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran
berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan desain pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang telah direncanakan
sebelumnya.Adapun langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan materi tentang bilangan bulat
2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu
sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
3) Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai
kemampuan akademik yang berbeda-beda.
4) Guru memberi tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi
yang telah diberikan, mendiskusikannya bersama-sama, serta
membahas jawaban tugas yang diberikan oleh guru.
5) Guru memberi tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.
6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai
awal kenilai kuis berikutnya.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung
dalam upaya mengamati pelaksanaan tindakan.Dalam penelitian ini
yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat.Observasi
suara untuk mengetahui aktivitas kerjasama siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
d. Refleksi
Data hasil observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian
berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi tentang
pembelajaran yang telah dilakukan. Diharapkan setelah akhir
siklus ini hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
tentang operasi bilangan bulat dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif STAD ini dapat meningkat.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen diperlukan untuk memperoleh atau mengumpulkan data
yang akurat.Instrumen penelitian menurut Arikunto (2003:136) adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannyalebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Terdapat dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data.Instrumen
pembelajaran merupakan perangkat yang menjadi penunjang dalam
pelaksanaan pembelajaran, sedangkan instrumen pengumpul data adalah
perangkat yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang
diperlukan.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama
pembelajaran berlangsung.Instrumen pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rancangan pembelajaran yang akan diterapkan
guru dalam pembelajaran di kelas. RPP harus mengandung
menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumuskan
dengan jelas.Peneliti melakukan daur siklus dengan merencanakan
tiga siklus.Penyusunan RPP disesuaikan dengan model
pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS diberikan kepada masing-masing siswa.LKS dibuat
berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar
pada mata pelajaran matematika kelas IV semester II pada materi
Operasi Bilangan Bulat.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Data yang di peroleh dari penelitian ini adalah tentang
pembelajaran matematika materi Operasi Bilangan Bulat dengan
model pembelajaran koperatif tipe STAD. Untuk memperoleh data
tersebut secara objektif, diperlukan instrument yang tepat sehingga
masalah yang ditelitiakan terefleksi dengan baik.
Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk
pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
a. Tes
Instrumen ini digunakan untuk melihat hasil belajar siswa
yaitu tes tulis berbentuk uraian.Tes ini disusun berdasarkan
indikator, standar kompetisi, dan kompetisi dasar pada pelajaran
matematika SD kelas IV semester 2 pada materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat.
b. Lembar Observasi Aktivitas Kerjasama Siswa
Lembar observasi aktivitas kerjasamasiswa digunakan
untuk mengetahui aktivitassiswadalam diskusi kelompok dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
Operasi Bilangan Bulat.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mengolah data
yang telah diperoleh dari kegiatan dari hasil pembelajaran untuk
mengetahui keberhasilan tindakan pembelajaran.Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan
kuantitatif.Data diperoleh dari instrumen yang telah digunakan dalam
penelitian.Data yang diperoleh merupakan data mentah.Agar data tersebut
dapat memberikan jawaban dari kesimpulan yang diharapkan, maka
dilakukan pengolahan data. Adapun tahap pengolahan data yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan data kuantitatif
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, data diperoleh dari hasil tes
siswa dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a) Penyekoran hasil tes
Data mentah yang diperoleh dari hasil tes evaluasi kemudian diolah
melalui cara penyekoran. Menurut Arikunto (2008:229) cara
penentuan skor tes bentuk jawab singkat sebaiknya tiap soal diberi
angka 2 (dua). Tetapi sebaliknya apabila jawabannya bervariasi,
maka angkanya dapat dibuat bervariasi pula.Seperti yang terdapat
pada tabel berikut :
Skor Kriteria
2 Semua jawaban benar
1,5 Sebagian besar jawaban benar 1 Sebagian besar jawaban salah 0,5 Semua jawaban salah
0 Tidak merespon jawaban sama sekali
b) Menghitung nilai rata-rata kelas
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya
dibagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai
rata-rata.Menurut Arikunto (2008:264) untuk menghitung nilai rata-rata
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
x = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
c) Menghitung persentase ketuntasan belajar
Menurut Trianto (2010: 241) berdasarkan ketentuan KTSP
penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh
masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan
Minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu:
kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana)
setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap sekolah berbeda.
Maka dalam penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaran
matematika di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, maka
ketuntasan individual adalah 75.
Untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal dapat menggunakan rumus :
Keterangan :
S≥75 = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75
n = Banyak siswa
TB = Ketuntasan belajar
X X = N
S≥75
2. Pengolahan data kualitatif
Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, data
diperoleh dari hasil observasi pada tindakan tiap siklus yang fokus
terhadap aktivitas kerjasama siswa dalam kelompok.
Data hasil observasi merupakan data pendukung yang
menggambarkan aktivitas kerjasama siswa selama proses pembelajaran
berlangsung sebagai masukan bagi peneliti untuk memperbaiki
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat
dirumuskan beberapa kesimpulan berkenaan dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika
tentang operasi bilangan bulat di SDN Pasanggrahan I adalah sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif
tipe STAD dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
dipersiapkan. Proses pelaksanaan pembelajaran tersebut telah
mengalami beberapa perbaikan dari hasil refleksi setiap siklus.
Adapun tindakan yang telah berhasil diberikan selama pelaksanaan
pembelajaran yaitu penggunaan media yang menarik sehingga
dalam proses pembelajaran siswa terlihat semangat dan antusias.
Selain itu juga, guru membimbing siswa secara keseluruhan agar
mengetahui kesulitan siswa selama proses pembelajaran dan guru
memotivasi siswa baik secara verbal mapun non verbal. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
pembelajaran, sehingga dengan meningkatnya kreativitas siswa
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran matematika
khususnya tentang operasi bilangan bulat mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil evaluasi siswa
sebelum menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan hasil
evaluasi siswa yang didapat dari siklus I, siklus II, dan siklus III.
Data hasil evaluasi prasiklus diketahui baru 40 % siswa yang
menunjukkan 56 % peserta didik mencapai KKM dengan rata-rata
skor siswa 70,4 dan siklus II meningkat menjadi 80 % siswa yang
mencapai KKM dengan rata-rata skor siswa 80, dan siklus III
meningkat lagi menjadi 92 % siswa mencapai KKM dengan
rata-rata skor siswa 85,6. Dengan demikian peneliti menyimpulkan
bahwa pada siklus III ini peneliti telah berhasil dan sukses dalam
melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran
matematika yang terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa kelas
IV SDN Pasanggrahan I Kecamatan Kasomalang Kabupaten
Subang.
B. Rekomendasi
Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas
mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
tentang operasi bilangan bulat yang dilaksanakan di SDN
Pasanggrahan I Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang, ada
beberapa hal yang didapat peneliti untuk direkomendasikan yaitu
sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya
dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan
inovatif sehingga siswa lebih tertarik dan pembelajaran akan
menjadi lebih kondusif dan bermakna.
b. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, keaktifan,
gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan prestasi belajar.
3. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama
hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian
teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah
satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan berhitung siswa
yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hermawan, Ruswandi, at al. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar.
Bandung : UPI Press
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kasbolah, K. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo
Mangatur Sinaga, dkk. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV.
Jakarta : Erlangga.
M. Chabib Thoha. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Bandung : Angkasa.
Prabawanto,S dkk. 2009. Bilangan. Bandung : UPI Press
Robert, E. Slavin. 2008. Cooperative Learning :Teori Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Soedjadi. R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia ( Konstatasi
Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan). Jakarta : Ditjen
Dikti Depdikbud.
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. (Cet. XIV). Ed. II. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya