i
UNIVERSITAS UDAYANA
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PEMAKAIAN KONDOM
DENGAN ATRIBUT RELASI SEKSUAL DI KALANGAN LSL
(LELAKI BERHUBUNGAN SEKS DENGAN LELAKI) DI
WILAYAH KUTA: ANALISIS DATA SEKUNDER
I GUSTI AGUNG AGUS MAHENDRA NIM. 0820025016
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA 2012
ii
UNIVERSITAS UDAYANA
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PEMAKAIAN KONDOM
DENGAN ATRIBUT RELASI SEKSUAL DI KALANGAN LSL
(LELAKI BERHUBUNGAN SEKS DENGAN LELAKI) DI
WILAYAH KUTA: ANALISIS DATA SEKUNDER
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
I GUSTI AGUNG AGUS MAHENDRA NIM. 0820025016
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA 2012
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi dan layak diuji dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Denpasar, 2 Juli 2012 Pembimbing
dr. Luh Putu Lila Wulandari, MPH. NIP. 197806272005012002
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar, 2 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Ketua
Ni Komang Ekawati, S.Psi.,MPH.
Sekretaris
Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita D., Msi.
Anggota
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya dapat diselesaikannya skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Perilaku Pemakaian Kondom dengan Atribut Relasi Seksual di Kalangan LSL (Lelaki Berhubungan Seks dengan Lelaki) di Wilayah Kuta”, ini tepat pada waktunya.
Skripsi ini juga dapat tersusun atas dukungan, saran serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Putu Ayu Swandewi A., M.P.H., selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, karena telah mengijinkan penulis menyusun skripsi ini.
2. dr. Luh Putu Lila Wulandari, M.P.H., selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu dan pemikirannya untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Saudari Wida Yasmari, yang telah dengan iklas membantu data entry dan data cleaning dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Seluruh Staf Yayasan GAYa DEWATA Bali, yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Keluarga saya yang turut mendoakan dan menyediakan semua kebutuhan selama penyusunan skripsi ini.
6. Teman-teman Peminatan Promkes dan teman-teman IKM 08 atas dukungan positif untuk melanjutkan pengerjaan skripsi ini sampai selesai.
vi
7. Semua personil 2 PM, 2NE1 dan BigBang yang telah memberikan dukungan secara tidak langsung kepada penulis ketika penulis merasa putus asa dan stress. Dan masih banyak lagi pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Demikian kata pengantar dari penulis, dan penulis berharap penelitian yang ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang menggunakannya.
Denpasar, 28 Mei 2012
vii
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Peminatan Promosi Kesehatan
28 Juni 2012
I Gusti Agung Agus Mahendra
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PEMAKAIAN KONDOM DENGAN ATRIBUT RELASI SEKSUAL DI KALANGAN LSL (LELAKI BERHUBUNGAN SEKS DENGAN LELAKI) DI WILAYAH KUTA:
ANALISIS DATA SEKUNDER
ABSTRAK
Latar Belakang: LSL merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi terhadap penularan HIV di Indonesia termasuk di Bali. Hal tersebut dikarenakan perilaku seksual mereka yang berisiko seperti berganti-ganti pasangan serta tidak selalu atau tidak konsisten memakai kondom saat berhubungan seksual. Hasil STBP (Survei Terpadu Biologi dan Perilaku) tahun 2011, memperlihatkan pemakaian kondom konsisten pada LSL pada pasangan tetap (laki-laki) 19,5%, pada pasangan kasual 26,4%, pada pasangan komersial (laki-laki) 29,2%, pada pasangan waria 30,6%, pada pasangan perempuan 18,3% dan pada pasangan pekerja seks perempuan 18,5%. Hal tersebut menunjukkan masih rendahnya (kurang dari 50%) pemakaian kondom konsisten di kalangan LSL pada masing-masing pasangan seksualnya.
Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara perilaku pemakaian kondom dengan atribut relasi seksual, diantaranya status hubungan, alasan memilih pasangan, tipe hubungan dan perilaku anal seks.
Metode: Disain Crossectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data sekunder dari penelitian Wulandari, Supriyadinata dan Lubis (2011) yang berjudul “Jaringan Seksual di Kalangan Lelaki Berhubungan Seks dengan Lelaki di Kuta, Bali”. Hubungan antara atribut relasi seksual dengan perilaku pemakaian kondom dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik.
Hasil: Terdapat 297 LSL dengan masing-masing 5 sampai 7 pasangan seksualnya atau berjumlah 1.490 data pasangan seksual LSL yang ikut dalam analisis. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan secara signifikan antara perilaku pemakaian kondom dengan status hubungan pasangan seksual (pV=0,00), alasan LSL memilih pasangan seksualnya (pV=0,00), tipe hubungan LSL dengan pasangan seksualnya (pV=0,00), dan perilaku anal seks LSL dengan pasangan seksualnya (pV=0,00).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara atribut relasi seksual dengan perilaku pemakaian kondom.
Saran: Mempertimbangkan aspek-aspek dalam atribut relasi seksual di kalangan LSL dan pasangan seksualnya adalah hal penting jika ingin meningkatkan pemakaian kondom di kalangan LSL.
viii
SCHOOL OF PUBLIC HEALTH SCIENCE FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE UDAYANA UNIVERSITY
Department of Health Promotion 28 Juni 2012
I Gusti Agung Agus Mahendra
THE ASSOCIATION BETWEEN CONDOM USE BEHAVIOR WITH SEXUAL RELATIONSHIP ATTRIBUTES AMONG MSM (MEN WHO
HAVE SEX WITH MEN) IN KUTA DISTRICT : SECONDARY DATA ANALYSIS
ABSTRACT
Background: MSM is one of the high risk groups of HIV infection in Indonesia including Bali. This is due their high risk sexual behaviors including having multiple sexual partners and inconsistent use of condom during sexual intercourse. Result of STBP (Survei Terpadu Biologi dan Perilaku) an intergrated biological and behavioural survey in 2011, revealed a low consistent condom use among MSM i.e. 19.5% with primary male partner, 26.4% with casual partner, 29.2% comersial male partner, 30.6% with transgender partner, 18.3% with female partner and 18.5% with female seks worker. That survey showed consistent condom use among MSM is still low (less than 50%) in each of their sexual partners.
Aim: The aim of this study is to analyze the relationship between condom use behavior with sexual relationship attributes such as partnership status, reason for choosing a partner, partnership type and anal sex behavior.
Method: A Crossectional design was used in this study by retrieving database from study conducted by Wulandari, Supriyadinata dan Lubis (2011) entitled “Sexual Network among MSM in Kuta, Bali”. Relationship between those sexual relationship attributes and condom use was analyzed using Chi-Square and Logistic Regression analysis.
Result: Two hundred and ninety seven MSM with 5 until 7 sexual partners resulting in 1490 data on sexual partners was included in the analysis. There was a statistically significant association between condom use and the partnership status (pV=0.00), reason for choosing a partner (pV=0.00), partnership type (pV=0.00) and anal sex behavior (pV=0.00).
Conclusion: In short, sexual relationship attributes are associated with condom use behavior.
Recommendation: Considering these aspects are important if we are to improve condom use rate among MSM.
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Halaman Judul dengan Spesifikasi ... ii
Pernyataan Persetujuan Pembimbing ... iii
Pernyataan Persetujuan Tim Penguji ... iv
Kata Pengantar ... v
Abstrak ... vii
Abstract ... viii
Daftar Isi ... ix
Daftar Grafik ... xii
Daftar Bagan ... xiii
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
Daftar Istilah ... xvi
Daftar Singkatan ... xx BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 6 1.3 Pertanyaan Penelitian ... 7 1.4 Tujuan Penelitan ... 7 1.4.1 Tujuan Umum ... 7 1.4.2 Tujuan Khusus ... 7 1.5 Maanfaat Penelitian ... 8 1.5.1 Manfaat Teoritis ... 8 1.5.2 Manfaat Praktis ... 8
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9
2.1 LSL (Laki-laki Seks Laki-laki) dan Homoseksualitas ... 9
2.1.2 Pengertian ... 12
2.1.3 Perilaku Penggunaan Kondom di Kalangan LSL ... 18
2.1.4 Kesehatan Seksual dan Reproduksi pada LSL ... 28
2.2 Konsep Perilaku Kesehatan ... 33
2.2.1 Batasan Perilaku: Teori S-O-R Skiner ... 33
2.2.2 Perilaku Kesehatan ... 36
2.2.3 Domain Perilaku ... 37
2.3 Teori Perilaku Kesehatan ... 43
2.3.1 Teori Health Belief Model ... 43
2.3.2 Teori Stages of Change ... 46
2.3.3 Teori Precede – Proceed Model ... 47
2.3.4 Teori Snehandu B. Karr ... 53
2.3.5 Teori Perilaku WHO ... 54
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 57
3.1 Kerangka Konsep ... 57
3.2 Hipotesis Penelitian ... 59
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 60
3.4 Pengkodingan Variabel dan Cara Pengukuran ... 61
BAB IV METODE PENELITIAN ... 65
4.1 Desain Penelitian ... 65
4.2 Populasi dan Sampel ... 65
xi
4.2.2 Sampel ... 65
4.2.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 66
4.3 Pengumpulan Data ... 66
4.4 Teknik Analisis Data ... 66
BAB V HASIL PENELITIAN ... 67
5.1 Data Karakteristik Responden ... 67
5.2 Data Karakteristik Pasangan Seksual Responden Penelitian ... 70
5.3 Data Perilaku Responden dan Pasangan Seksual ... 72
5.4 Data Hubungan Perilaku Pemakaian Kondom dengan Atribut Relasi Pasangan Seksual ... 75
BAB VI PEMBAHASAN ... 80
6.1 Hubungan antara Perilaku Pemakaian Kondom dengan Atribut Relasi Seksual Berdasarkan Penelitian Terdahulu ... 80
6.2 Hubungan antara Perilaku Pemakaian Kondom dengan Atribut Relasi Seksual berdasarkan Teori Perilaku ... 86
6.3 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ... 91
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 93
7.1 Simpulan ... 93
7.2 Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 97
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2. 1 Pemakaian Kondom di Kalangan LSL menurut STBP 2011 ... 20
Grafik 2. 2 Presentase LSL berdasarkan Pembelian Kondom Sebulan Terakhir Tahun 2009 dan 2010 ... 21
Grafik 2. 3 Presentase LSL berdasarkan Kemudahan Mendapatkan Kondom Tahun 2009 dan 2010 ... 22
Grafik 2.4 Persentase Pemakaian Kondom Konsisten pada LSL dalam Sebulan Terakhir, Tahun 2009 dan 2010 ... 23
Grafik 2. 5 Situasi HIV pada Beberapa Subpopulasi di USA tahun 2008 ... 29
Grafik 2.6 Situasi HIV dan Beberapa IMS di Daerah Jakarta, Bandung, Surabaya dan Malang ... 32
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Teori Stimulus-Organisme-Respons (S-O-R) ... 35
Bagan 2. 2 Komponen Pokok Sikap ... 40
Bagan 2. 3 Kerangka Teori Health Belief Model ... 46
Bagan 2. 4 Skema Perilaku Teori Perilaku Menurut WHO ... 56
Bagan 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian ... 59
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Data Sosial Demografi Responden ... 68
Tabel 5.2 Data Sosio Demografi Pasangan Seksual Responden Penelitian... 71
Tabel 5.3 Data Status Hubungan, Alasan Memilih Pasangan Seksual, Tipe Hubungan, Perilaku Anal Seks dan Pemakaian Kondom Responden dengan Pasangan Seksual ... 73
Tabel 5 4 Analisis Chi-Square dan Regresi Logistik Antara Perilaku Pemakaian Kondom dengan Tipe Relasi Pasangan Seksual ... 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kerja Sama Penggunaan Database Penelitian ... 105
Lampiran 2 Database penelitian “Jaringan Seksual di Kalangan Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki di Kuta, Bali” oleh Wulandari, Supriyadinata dan Lubis (2011) ... 107
xvi
DAFTAR ISTILAH
Alasan Memilih Pasangan : alasan atau motif seseorang memilih pasangan seksualnya baik didasari oleh keterlibatan emosi maupun tidak.
Atribut Relasi Seksual : merupakan suatu istilah untuk menggambarkan beberapa aspek yang melekat dalam suatu relasi seksual seseorang dengan pasangan seksualnya, yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku diantara keduanya. Dalam penelitian ini atribut relasi seksual terdiri dari status hubungan, alasan memilih pasangan, tipe hubungan dan perilaku anal seks.
Concentrated Epidemic Level : adanya prevalensi lebih tinggi pada populasi-populasi tertentu atau yang sering disebut dengan populasi kunci.
Generalized Epidemic Level : prevalensi telah meluas ke masyarakat umum lainnya tidak hanya pada populasi kunci.
Identitas Gender : definisi kelaki-lakian atau keperempuanan yang dikontruksikan secara kultural. Identitas gender ini diterima oleh seseorang serta terwujud dalam tindakan, perilaku, dan nilai-nilai pribadi. Identitas gender diperoleh seseorang melalui proses
xvii
sosialisasi gender yang dialami mulai dari lahir hingga pengakuan terhadap dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, maskulin atau feminin, yang semuanya berada dalam konteks kultural dari orang yang bersangkutan.
Identitas Seksual : penerimaan seseorang terhadap kategori jenis kelamin tertentu, apakah seseorang mengaku sebagai laki-laki atau perempuan. Dimana penerimaan terhadap identitas seksual tidak selalu berkaitan dengan jenis kelamin biologis orang bersangkutan. Identitas seksual ini ada beberapa macam, yang dikenal masyarakat umum adalah identitas seksual sebagai laki-laki dan perempuan. Orientasi Seksual : ketertarikan secara emosional dan seksual terhadap
jenis kelamin tertentu, diantaranya homoseksual, heteroseksual, dan biseksual.
Oral Seks : merupakan hubungan seksual dengan melakukan rangsangan melalui mulut pada organ seks pasangannya. Jika yang melakukan oral seks adalah laki-laki, sebutannya cunnilingus. Sedangkan jika yang melakukan oral seks adalah perempuan maka sebutannya fellatio
Perilaku Anal Seks : pilihan seseorang sebagai salah satu perilaku seksual penetratif antara penis dan anus atau dubur
xviii
baik pakai atau tidak kondom dalam hubungan seksual tersebut.
Perilaku Seksual : cara seseorang bertindak atau berperilaku secara seksual maupun erotis untuk mendapatkan kepuasan seksual. Perilaku seksual mencakup orang-orang yang melakukan keintiman dengan orang lain maupun dirinya sendiri (autoseksual) dan juga mencakup perilaku yang diarahkan untuk memperoleh kenikmatan erotis. Menurut Rhamadani tahun 2010, perilaku seksual terdiri atas dua yakni hubungan seksual (intercourse) dan selain hubungan seksual (non intercourse). Perilaku seksual selain hubungan seksual (non intercourse)
diantaranya seperti berpegangan tangan, berpelukan, berciuman dan masturbasi.
Populasi Kunci : populasi di masyarakat yang memiliki prevalensi kasus HIV dan AIDS lebih tinggi dari pada populasi lainnya.
Seks : perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan secara kodrati atau yang ada semenjak kita dilahirkan, dimana perbedaan biologis tersebut yang mencakup perbedaan genetik, anatomi maupun hormonal yang sifatnya tidak dapat dipertukarkan.
xix
Status Hubungan : interpretasi dari hubungan seseorang dengan pasangannya yang dapat menandakan keseriusan hubungan tersebut.
Tipe Hubungan : jenis hubungan seksual seseorang dengan pasangan seksualnya baik itu hanya dilakukan sekali atau dua kali saja maupun secara berkelanjutan.
Vaginal Seks : merupakan hubungan seksual yang dilakukan antara kelamin dengan kelamin yaitu hubungan seksual yang memasukkan penis ke dalam vagina atau hubungan seksual secara vaginal.
xx
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Aquired Immuno Deficiency Syndrom APA : American Psychiatric Association CDC : Centre of Disease Control
DIK : Diskusi Interaktif Kelompok Dinkes : Dinas Kesehatan
Ditjen PP dan PL : Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta
DKI : Daerah Khusus Ibu Kota
GN : Gaya Nusantara
GWL : Gay, Waria dan LSL HBM : Health Belief Model
HIV : Human Immuno Deficiency Virus IDU : Injecting Drug Users
IGS : Indonesian Gay Society IMS : Infeksi Menular Seksual Inpres : Instruksi Presiden
IPPF : International Planned Parenthood Federation KEMENKES : Kementerian Kesehatan
KPA : Komisi Penanggulangan AIDS
KPAN : Komisi Penanggulangan AIDS Nasional LSL : Lelaki Seks dengan Lelaki
xxi
MDGs : Milenium Development Goals MSM : Men Who Have Sex With Men N.I.H. : National Institute of Health Penasun : Pemakai Narkoba Suntik PGY : Persaudaraan Gay Yogyakarta
PKBI : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PNS : Pegawai Negeri Sipil
Pokja : Kelompok Kerja
PPDGJ : Pedoman dan Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa PSL : Pekerja Seks Laki-laki
PSW : Pekerja Seks Waria
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas SMP : Sekolah Menengah Pertama S-O-R : Stimulus-Organisme-Respons SRAN : Strategi dan Rencana Aksi Nasional SSSS : Sexual Sensation Seeking Scale STBP : Survei Terpadu Biologis dan Perilaku STHP : Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku UAI : Unprotected Anal Intercourse
VCT : Voluntary Counseling and Testing Waria : Wanita Pria
xxii
WPS : Wanita Pekerja Seks YGD : Yayasan GAYa Dewata