• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEY ANALISI KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NAMBANGAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURVEY ANALISI KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NAMBANGAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEY ANALISI KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH NAMBANGAN

SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

*Rina Harwati *Y. Wahyunti K

*) Staf Pengajar Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri

ABSTRAK

Latar Belakang. Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan oedem akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 mg atau segera setelah persalinan. Kejadian yang sering dihubungkan dengan pre eklampsia diantaranya adalah paritas, umur ibu, usia kehamilan ibu, riwayat penyakit ibu.

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui hubungan karaketirtik ibu hamil dengan pre eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif korelasi dengan retrospective study. Tekhnik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Sampel yang diambil yaitu seluruh kejadian ibu hamil dengan pre eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri sebanyak 31 responden. Instrumen yang digunakan adalah checklist dan merubah dari data kuantitatif menjadi prosentase. Uji validitas dan reliabilitas yang digunakan adalah uji validitas konstrak dengan menyusun instrumen berdasar teori ahli. Analisa data yang digunakan adalah data univariat yaitu untuk mendeskripsikan variabel penelitian guna memperoleh gambaran, dengan hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi pre eklampsia terbanyak yaitu pre eklampsia berat 23 responden (74,19 %), gravida terbanyak yang mengalami pre eklampsia adalah multigravida 18 responden (58,05 %), umur ibu terbanyak yang mengalami pre eklampsia pada usia 20-35 th 21 responden (67,74 %), usia kehamilan ibu terbanyak yang mengalami pre eklampsia yaitu >20 mg 31 responden (100 %), dan faktor predisposisi terbanyak pre eklampsia adalah riwayat penyakit hipertensi 11 responden (73,33 %). Karakteristik ibu hamil tersebut berpengaruh sebesar 0.0001 terhadap kejadian pre eklampsia. Berdasar hasil penelitian masih banyak kejadian pre eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri dengan beberapa faktor predisposisi, diharapkan kedepannya Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri selaku Rumah Sakit rujukan RB dan BPM wilayah Selogiri dapat meningkatkan kemampuan penanganan kasus pre eklampsia utamanya adalah pre eklampsia berat, sehingga tidak ada kasus pre eklampsia berat yang meningkat menjadi eklampsia dan atau bahkan mengakibatkan kematian.

Kata kunci: karakteristik, pre eklampsia Kepustakaan: 35 (2005 - 2010)

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pre eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Pre eklampsia dapat dibagi menjadi pre eklampsia ringan dan pre eklampsia berat (Saifuddin. A. B, 2010: 542).

H. Wiknjosastro (2007) menyebutkan bahwa pre eklampsia merupakan salah satu penyebab utama dari kematian ibu di Indonesia. Sehingga perlu dilakukan diagnosis dini terhadap pre eklampsia sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak. Selain itu, penyebab terjadinya pre eklampsia sampai sekarang belum diketahui.

Pre eklampsia dibagi menjadi dua golongan yaitu pre eklampsia ringan merupakan sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel, dan pre eklampsia berat yaitu pre eklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam (Saifuddin. A. B, 2010: 543).

Menurut Joseph dan Nugroho (2010), faktor resiko yang sering dihubungkan dengan pre eklampsia yaitu primigravida, riwayat pre eklampsia, kehamilan ganda, riwayat darah tinggi pada maternal, diabetes progestasional, sindroma antifosfolipid, penyakit vascular atau jaringan ikat, usia

maternal yang lanjut >35 tahun, tekanan darah yang meningkat pada awal kehamilan dan badan yang gemuk, dan adanya riwayat pre eklampsia pada keluarga.

Tata laksana umum pada pre eklampsia yaitu prenatal care yang baik, perbaikan nutrisi (diet rendah garam, diet tinggi protein, suplemen kalsium, suplemen magnesium, suplemen seng, suplemen asam linoleat), intervensi farmakologi (obat antihipertensi, teofilin, dipiridamol, asam asetil salisilat (aspirin), heparin) (Sastrawinata. S. dkk, 2005: 73).

Komplikasi yang sering terjadi pada kasus pre eklampsia diantaranya adalah kejang karena meningkatkan kemungkinan mortalitas maternal 10 kali lipat. Penyebab kematian maternal karena pre eklampsia dan eklampsia adalah kolaps sirkulasi, perdarahan serebral dan gagal ginjal (Joseph, dan Nugroho, 2010: 54)

Menurut data yang diperoleh dari WHO, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 9900 orang dari 4,5 juta keseluruhan kelahiran pada tahun 2012. Berdasarkan data yang dimiliki oleh WHO, Indonesia berada diperingkat ketiga untuk angka kematian ibu di negara ASEAN. Peringkat pertama ditempati oleh Laos dengan AKI 470 kematian ibu per 100.000 kelahiran, sementara angka kematian paling kecil Singapura dengan 3 kematian per 100.000 kelahiran (Sulaiman. M. R, 2014)

(3)

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan barometer pelayanan kesehatan Ibu dan bayi disuatu negara. Menurut hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012, angka kematian ibu sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup (Sulaiman. M. R, 2014)

Menurut data laporan Provinsi Jawa Tengah, angka kematian ibu (AKI) selama tahun 2012 mencapai 675 kasus yang cenderung meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penyebab dominan AKI adalah pre eklampsia dan eklampsia (Sugihantono. A, 2013). Menurut data laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri (DKK) pada tahun 2012 terdapat 101,05 per 100.000 kelahiran hidup kasus kematian ibu, tahun 2013 kasus kematian ibu 105,04 per 100.000 kelahiran hidup. Terdapat 1 kasus diantaranya kematian ibu disebabkan oleh pre eklampsia. Pada 2014 kasus kematian ibu 82, 67 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut data rekam medik dari RSUD Kabupaten Wonogiri, pada tahun 2012 dari 969 ibu hamil yang berkunjung terdapat 203 (20,9 %) kasus pre eklampsia, pada tahun 2013 dari 782 ibu hamil yang berkunjung terdapat 209 (26,7 %) kasus pre eklampsia, dan pada 2014 dari 497 ibu hamil yang berkunjung terdapat 88 (17,7 %) kasus pre eklampsia.

Kejadian pre eklampsia di RS PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri dari 1226 ibu hamil yang

berkunjung terdapat 23 (1,87 %) kasus pre eklampsia tahun 2012, pada 2013 dari 2671 ibu hamil yang berkunjung terdapat 19 (0,71 %) kasus pre eklampsia, pada 2014 dari 2049 ibu hamil yang berkunjung terdapat 31 (1,51 %) kasus pre eklampsia. Berdasar data tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri karena masih terdapat cukup banyak kasus pre eklampsia pada ibu hamil. Status Swasta dan letak dari pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri yang berada di perbatasan kota wonogiri dengan Sukoharjo juga merupakan satu-satunya Rumah Sakit yang berada di kawasan Selogiri menjadikan faktor ketertarikan untuk penelitian.

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12 Desember 2014 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri dengan Ibu Fifiena E.L.P Amd, Keb selaku kepala bidan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri mengatakan bahwa kejadian kehamilan dengan pre eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri masih cukup banyak dikarenakan faktor lingkungan, nutrisi, paritas, riwayat pre eklampsia lalu, seperti pada faktor predisposisi pada umumnya.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Analisis Faktor

(4)

Penyebab Kehamilan dengan Pre Eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun 2015”

B. HIPOTESIS

Apa pengaruh karakteristik ibu hamil terhadap kejadian pre eklampsia

C. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross seksional yaitu untuk melihat hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan kejadian pre eklampsia dengan melakukan pengukuran variabel sesaat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh kasus pre eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri pada tahun 2014 berdasarkan data dari rekam medis yaitu sebanyak 31 kasus. Cara menentukan ukuran sampel yaitu apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto. S, 2006: 130). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah seluruh kasus kehamilan dengan pre eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri tahun 2014 sebanyak 31 kasus. Dalam hal ini peneliti menggunakan tekhnik sampling jenuh dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sample (Hidayat. A. A. A, 2011: 82-83).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel kejadian kehamilan dengan pre eklampsia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data checklist yaitu suatu daftar untuk men”cek”, yang berisi nama subjek dan beberapa gejala serta identitas lainnya dari sasaran pengamatan. Pengamat tinggal memberikan tanda check (v) pada daftar tersebut yang menunjukkan adanya gejala atau ciri dari sasaran pengamatan. Checklist ini dapat bersifat individual dan juga dapat bersifat kelompok. Checklist yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan variabel yang sudah ditentukan (Notoatmodjo. S, 2012: 137) Penelitian ini menggunakan uji validitas konstrak yang menggunakan pendapat para ahli (Sugiyono, 2010: 177). Dalam hal ini menggunakan uji validitas konstrak dengan menyusun instrumen berdasar teori kebidanan.

Untuk mengetahui atau melihat hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan kejadian pre eklampsia digunakan uji statistik Chi-Square dengan derajat kemaknaan (p) kurang dari sama dengan 0,05 yang berarti ada hubungan antara 2 variabel. Chi-Square merupakan alat pengetesan hipotesis dimana hanya dapat dipakai untuk mengetahui ada tidaknya korelasi bukan besar kecilnya korelasi.

D. HASIL DAN BAHASAN

KARAKTERISTIK IBU

HAMIL

1. Gravida yang mengalami pre eklampsia

(5)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri, didapatkan gravida yang mengalami pre eklampsia terbanyak yaitu multigravida 18 responden (58,05 %).

Jika dilihat dari hasil penelitian maka hal ini sesuai dengan teori S. Sastrawinata (2005) pada bukunya obstetri patologi yang mengatakan bahwa pre eklampsia dapat timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti riwayat hipertensi, diabetes, dan kehamilan ganda.

2. Umur ibu yang mengalami pre eklampsia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri, didapat umur ibu yang mengalami pre eklampsia terbanyak yaitu pada usia 20-35 tahun yaitu 21 responden (67,74 %).

3. Umur kehamilan ibu yang mengalami pre eklampsia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri didapat hasil bahwa umur kehamilan ibu yang mengalami pre eklampsia 100% (31 responden) terjadi pada usia kehamilan >20mg. 4. Faktor predisposisi pre eklampsia

pada ibu hamil

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri, didapatkan hasil riwayat penyakit hipertensi merupakan faktor

predisposisi terbanyak dari pre eklampsia yaitu 11 responden (73,33 %).

HUBUNGAN KARAKTERISTIK

IBU HAMIL DENGAN PRE

EKLAMPSIA

Dari hasil uji hipotesis didapatkan x2

hitung 3,874 dan x2 tabel dengan dk 1 dan

α 0,05 adalah 3,841 sehingga x2 hitung >

x2 tabel maka hipotesis diterima yaitu

adanya hubungan antara ekonomi

keluarga ibu hamil dengan pemahaman tentang pelayanan kebidanan. Jika dilihat dari hasil penelitian, maka terdapat kesenjangan dengan teori Joseph & Nugroho (2010) yang mengatakan bahwa salah satu faktor predisposisi pre eklampsia adalah usia maternal >35 tahun. Pendapat J.M Kriebs dan C.L Gegor (2010) sesuai dengan kasus di atas, bahwa umur ehamilan ibu yang sering mengalami pre eklampsia adalah pada usia kehamilan >20 mg. I. B. G. Manuaba (2007) menyebutkan bahwa pre eklampsia akan terjadi mulai minggu ke-20 masa kehamilan, hal ini dikarenakan berdasar teori iskemia regio uteroplasenter pada trimester II kehamilan normal terjadi invasi endovaskuler masuk ke arteri miometrium. Hal ini menyebabkan pelebaran dan tetap terbukanya arteri sehingga kelangsungan aliran darah, nutrisi, dan O2 tetap terjamin untuk

tumbuh kembang janin dalam rahim, namun hal tersebut tidak terjadi pada pre eklampsia sehingga menimbulkan situasi iskemia regio uteroplasenter. Joseph dan Nugroho (2010) menambahkan bahwa proteinuria hanya timbul setelah usia kehamilan 20 minggu.A. Maryunani (2010) menyebutkan bahwa pada kehamilan terdapat beberapa perubahan pada tubuh atau organ sistem reproduksi

(6)

diantaranya adalah sistem kardiovaskuler. Pada sistem kardiovaskuler ini terjadi peningkatan curah jantung pada ibu hamil. Hal ini memicu timbulnya hipertensi. Kejadian hipertensi ini tidak hanya terjadi pada usia >35 tahun tapi juga dapat menyerang usia muda. Ketika pada usia muda ibu hamil tidak dapat menjaga pola hidup sehat, seketika dapat terserang hipertensi. Karena hipertensi merupakan faktor predisposisi pre eklampsia, maka pada ibu hamil muda yang tidak menjaga pola hidup sehatnya dapat terjadi pre eklampsia

E. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Gravida yang mengalami pre eklampsia yang terbanyak adalah multigravida yaitu 18 responden (58,05 %) sehingga terjadi kesenjangan dengan teori. Pada teori disebutkan primigravida yang banyak mengalami pre eklampsia. 2. Umur ibu yang mengalami pre

eklampsia terbanyak yaitu pada umur reproduktif 20-35 tahun sebanyak 21 responden (67,74 %) sehingga ada kesenjangan dengan teori. Pada teori disebutkan bahwa umur ibu yang rentan terhadap kejadian pre eklampsia adalah >35 tahun bukan 20-35 tahun.

3. Umur kehamilan ibu yang mengalami pre eklampsia terbanyak pada usia kehamilan >20 mg yaitu 31 responden (100 %) hal ini sesuai dengan teori, bahwa umur kehamilan ibu yang berpengaruh dengan terjadinya pre eklampsia adalah >20 minggu. 4. Faktor predisposisi pre eklampsia

dilihat dari riwayat penyakit yaitu riwayat penyakit hipertensi

sebanyak 11 responden (35,50 %) hal ini sesuai dengan teori bahwa riwayat hipertensi merupakan faktor predisposisi terjadinya pre eklampsia.

5. Berdasar uji hipotesis penelitian dapat diisimpulkan bahwa di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri ada hubungan yang signifikan antara karakteristik ibu hamil dengan kasus pre eklampsia

Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan penelitian mengenai pre eklampsia lebih mendalam serta menambah metode pengumpulan data dengan wawancara.

2. Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri

Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri selaku tempat rujukan RB dan BPM wilayah Selogiri diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan menambah dokter SPOG sehingga penanganan resiko tinggi, khususnya pre eklampsia berat ketika datang rujukan bisa langsung ditangani sebaik mungkin dan diharapkan tetap memperbarui pengetahuan atau penanganan mengenai pre eklampsia.

3. Bagi Ibu hamil dan keluarga Bagi calon ibu hamil/ibu hamil dan keluarga diharapkan dapat aktif menggali informasi pada tenaga kesehatan atau sumber lain mengenai pre eklampsia, sehingga dapat ikut mendeteksi dini adanya tanda-tanda pre eklampsia sehingga

(7)

tidak menjadi pre eklampsia berat pada kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, BS. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan pertama. Jakarta: YBP-SP

. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan pertama. Jakarta: YBP-SP

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Azrul. (2008). Pengantar

Adsministrasi Kesehatan. Edisi ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara Budiarto, Eko. (2006). Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Cetakan pertama. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Manuaba, IBG. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Cetakan Pertama. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Notoatmodjo, Soekidjo. (2008).

Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan pertama. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2008). Metodologi Penelitian. Cetakan keempat. Bandung: Alfabet

Riduwan. (2010). Dasar – Dasar Statistika. Cetakan kedelapan. Bandung: Alfabet

Sugiono. (2010). Metode Penelitian. Cetakan kesembilan. Bandung: Alfabet

Sofyan, Mustika. (2003). Lima Puluh Tahun IBI, Bidan Menyongsong Masa Depan. Cetakan kedua. Jakarta: PP IBI

Wijono, Wibisono, dkk. (2005). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: IBI- Depkes RI

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran tubuh yang dapat dijadikan sebagai pembeda jenis kelamin benih ikan Betutu yaitu A2 (pangkal moncong atas – ujung dorsal kepala), A4

Fakta biologi utama dari rizosfer atau daerah yang dipengaruhi akar adalah jumlah yang banyak dan aktivitas yang tinggi dari mikroorganisme tanah dalam area ini

Sejalan dengan rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

Hasil analisis terhadap variabel intensitas kontak menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara etika batuk dengan keberadaan tersangka tuberkulosis paru di

Menurut Permatasari (2004), manajemen pajak merupakan suatu pengelolaan kewajiban perpajakan perusahaan agar kewajiban perpajakan perusahaan dapat dilakukan dengan

Simpulan yang didapat adalah ukuran sejauh mana sistem informasi sudah berjalan sesuai dengan pengendalian yang ada dan pentingnya kesadaran perusahaan untuk melakukan

Salah satu cara utama bagi perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen adalah dengan menawarkan produk yang berkualitas, yang mampu memenuhi kebutuhan

Effect ol reheatin9 rate on maximum shape recovery slress and shape recovery percenlage Pre-delormation temp.:770K,Preslrain:3.0×10.. Relalion belween rehealing rale and