2.2. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha dan perdagangan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang ketat. Hal ini tidak dapat lepas dari semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan bergerak dibidang yang sama. Persaingan antara perusahaan ini sangat menguntungkan, karena dengan persaingan yang sehat akan semakin meningkatkan perekonomian dalam negeri.
Andi (2011), pajak termasuk salah satu sumber pendapatan yang utama negara disamping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat penting peranannya bagi kelangsungan hidup negara. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih. Penerimaan sektor pajak dari tahun ke tahun diharapkan akan selalu meningkat seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan di segala bidang.
tentu saja harus legal, akan mampu mendorong perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain (Hidayat dan Edi, 2006).
Murphy (dalam Noor et al., 2010) menyatakan, sebagian besar perusahaan melakukan perencanaan pajak dengan tujuan untuk mengurangi pajak penghasilan mereka karena mereka merasa beban pajak penghasilan yang besar akan mengurangi keuntungan mereka. Upaya untuk meminimalisasi pajak sering disebut dengan teknik Tax Planning (Rori, 2013).
Menurut Clotfetler (1983) ada 2 (dua) cara yang dapat dilakukan untuk melakukan perencanaan pajak, yaitu penggelapan pajak (tax evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance). Perusahaan atau manajemen memiliki kecenderungan untuk melakukan penghindaran pajak karena masih dalam lingkup undang-undang perpajakan. Secara umum diakui bahwa penggelapan pajak merupakan tindakan di luar hukum sedangkan penghindaran pajak dianggap suatu tindakan dalam hukum (Mclaren, 2008).
segala urusan perpajakan perusahaan untuk meminimalkan pajak dengan cara yang konsisten dengan hukum, sedangkan penggelapan pajak (tax evasion) melibatkan sebuah unsur kesengajaan untuk melanggar hukum
dalam pembayaran pajak. Menurut Adawiah, 2011 (dalam Febriani, 2013), untuk melaksanakan tax avoidance secara baik dan tidak terjebak ke dalam tax evasion, maka diperlukan adanya suatu manajemen pajak (tax
management).
Dari hasil penelitian Rori (2013), diperoleh manfaat dapat meminimalisasi beban pajak sebagai unsur biaya sehingga dapat menghemat arus kas yang keluar dan dapat mengestimasi kebutuhan kas untuk membayar beban pajak terhutang serta menentukan waktu pembayaran yang tepat sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara akurat. Penerapan sistem administrasi yang tertib dan rapi dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana sehingga menghasilkan penghematan pajak guna mendukung strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja. Semakin baik faktor-faktor pendukung tax planning, maka semakin optimal beban pajak yang dapat dihemat serta semakin kecil resiko sanksi atau denda pajak yang akan diderita oleh perusahaan.
sehingga tujuan dari manajemen pajak harus sejalan dengan tujuan dari manajemen keuangan, yaitu memperoleh likuiditas dan laba yang memadai.
Menurut Permatasari (2004), manajemen pajak merupakan suatu pengelolaan kewajiban perpajakan perusahaan agar kewajiban perpajakan perusahaan dapat dilakukan dengan benar sesuai perundang-undangan perpajakan yang berlaku, agar jumlah pajak yang terutang dapat diminimalkan seefisien mungkin untuk bisa mendapatkan keuntungan yang diharapkan dengan tidak melakukan upaya-upaya pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang dapat menimbulkan sanksi perpajakan. Suandy (2011:6) menyatakan, tujuan manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu menerapkan dengan benar segala ketentuan perpajakan dan upaya efisiensi pajak penghasilan untuk dapat mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya. Tujuan manajemen pajak dapat tercapai dengan cara menerapkan secara efektif fungsi-fungsi manajemen pajak, yang meliputi tax planning, tax implementation, dan tax control.
menjadi pendapatan bebas pajak (Robert,1996). Menurut Zain (2007:87) perencanaan Pajak Penghasilan karyawan dapat dilakukan dengan memaksimalkan pengurang-pengurang (maximizing deduction), ialah pengalihan pemberian dalam bentuk natura ke bentuk tunjangan-tunjangan yang dapat dikurangkan sebagai biaya sesuai prinsip dapat dipajaki (taxable) dan dapat dikurangkan (deductible) yang dianut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Perencanaan pajak adalah langkah awal yang dilakukan dalam upaya efisiensi pajak penghasilan dengan cara menyusun suatu strategi penghematan pajak. Pada tahap ini, hal yang harus dilakukan adalah meneliti dan mengumpulkan ketentuan peraturan perpajakan agar dapat diketahui jenis upaya efisiensi pajak penghasilan yang akan dilakukan kedepannya.
Setelah melakukan perencanaan pajak dan telah mengetahui faktor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka langkah kedua yang harus dilakukan adalah mengimplementasikannya. Suandy (2011:10) menyatakan, tujuan manajemen pajak dapat dicapai apabila perusahaan menguasai dan melaksanakan ada dua hal, yaitu memahami ketentuan perpajakan dan menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat.
yang telah direncanakan sebelumnya dan telah memenuhi syarat formal dan material dalam manajemen pajak. Pemeriksaan pembayaran pajak merupakan hal yang terpenting dalam pengendalian pajak, oleh sebab itu pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi penghematan pajak (Suandy, 2011:10).
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri pengolahan kayu. Beberapa perusahaaan belum menerapkan perencanaan pajak yang efektif, sehingga perlu diterapkan perencanaan pajak yang matang dan terorganisir sejak dini agar pajak penghasilan perusahaan dapat diefisienkan tanpa harus melanggar peraturan perpajakan yang berlaku. Perencanaan pajak dilakukan agar terhindar dari segala yang menyebabkan peningkatan pajak penghasilan. Penelitian ini penting dilakukan dengan pertimbangan bahwa perusahaan industri pengolahan kayu tersebut apabila dapat menerapkan Tax Planning pada laporan keuangannya dengan baik maka akan lebih sedikit atau lebih menghemat jumlah pajak yang dibayarkan kepada kas negara nantinya, tanpa melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan.
2.3. Perumusan Masalah
2.4. Pembatasan Masalah
Dalam melakukan suatu penelitian terlebih dahulu harus dapat mengidentifikasi serta merumuskan masalah yang akan dilakukan, hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut terarah dan tidak menyimpang dari inti yang diteliti lebih lanjut, serta dengan mempertimbangkan segenap keterbatasan waktu, biaya serta kemampuan dalam melakukan penelitian tersebut. Tax Planning dalam penelitian ini hanya meliputi Tax Planning pajak penghasilan. Pajak penghasilan yang dimaksud adalah pajak penghasilan badan yang terutang. Perencanaan pajak (Tax Planning) yang dilakukan dalam penelitian ini terbatas pada perencanaan pajak ditinjau dari aspek material.
2.5. Tujuan Penelitian
2.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan dalam mengambil kebijakan manajemen pajak atau strategi perpajakan yang akan digunakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan aplikasi dari teori yang diperoleh dari referensi dengan melihat keadaan senyatanya dan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian sebelumnya.
3. Bagi pembaca