• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN TETAP DIVISI PENJUALAN (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN TETAP DIVISI PENJUALAN (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor)"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor)

Oleh

CORRY ALVERNIA

H24097020

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(2)

(Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Corry Alvernia

H24097020

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(3)

Kantor Penjualan Bogor) Nama : Corry Alvernia

NIM : H24097020

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si NIP 197307121997022001

Mengetahui: Ketua Departemen

Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002

(4)

Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor) Di bawah bimbingan ERLIN TRISYULIANTI.

Dalam dunia bisnis saat ini menuntut adanya sebuah persaingan antar perusahaan, khususnya PT. Sinar Sosro yaitu perusahaan yang bergerak dibidang industri minuman kemasan dan pelopor teh siap minum dalam kemasan botol dengan beberapa pesaingnya seperti PT. Cocacola dan Orang Tua Group. Ketatnya persaingan mengharuskan perusahaan memberikan hasil yang optimal kepada konsumen. Hasil optimal akan dicapai oleh perusahaan dengan cara peningkatan kinerja karyawan, salah satunya melalui pemberian kompensasi yang layak.

Kompensasi yang diberikan PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan (KP) Bogor adalah kompensasi finansial dan non finansial. Kompensasi finansial lebih dibutuhkan oleh divisi penjualan karena kompensasi finansial lebih dapat dinikmati dan dirasakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu mengetahui pelaksanaan sistem kompensasi finansial dan kondisi kinerja menurut persepsi karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor, menganalisis pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor, dan menganalisis faktor kompensasi finansial yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus yaitu populasi yang merupakan metode probability sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS versi 15 for windows.

Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa seluruh sistem kompensasi finansial seperti gaji, bonus, insentif, THR, asuransi dan fasilitas kantor bersama-sama mempengaruhi kinerja karyawan. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa dari enam jenis sistem kompensasi finansial yang dirasakan karyawan tetap divisi penjualan, hanya sistem kompensasi finansial berupa THR yang tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan, sedangkan kelima sistem kompensasi finansial lainnya seperti gaji, bonus, insentif, asuransi dan fasilitas kantor memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan.

Dilihat dari nilai koefisien dalam persamaan regresi dinyatakan bahwa urutan faktor kompensasi finansial yang paling berpengaruh sampai yang paling sedikit berpengaruh terhadap kinerja karyawan yaitu insentif, asuransi, bonus, gaji, fasilitas kantor dan THR. Model regresi ini memiliki koefisien determinasi (R2) sebesar 81,3% yang berarti bahwa 81,3% variabel terikat yaitu kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel bebas dari sistem kompensasi finansial dan sisanya 18,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan.

(5)

iii

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1988 sebagai anak dari Alm Bapak P. Sianturi dan Ibu N. Simbolon. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Jenjang pendidikan dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) Marga Utama Jakarta. Melanjutkan pendidikan di sekolah dasar (SD) Strada Dipamarga Jakarta. Penulis

menyelesaikan pendidikan SMP pada tahun 2003 pada SMP Santa Maria Fatima Jakarta dan menyelesaikan pendidikan SMA di SMA 54 Jakarta pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis diterima di Direktorat Program Diploma Universitas Indonesia pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dengan Jurusan Administrasi Perpajakan melalui Tes Masuk Program Diploma III dan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Penulis pernah mengikuti kegiatan kemahasiswaan Bedah Kampus sebagai seksi keamanan di Program Diploma Universitas Indonesia pada tahun 2008. Pada tahun 2009 Penulis diterima di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis pernah mengikuti kegiatan keagamaan pada acara Paskah sebagai seksi konsumsi di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen dan Agribisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011.

(6)

iv

Segala puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan pada PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor).

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak telah yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan.

Bogor, April 2012

(7)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena dengan kasih karunia-Nya akhirnya penulisan Skripsi dengan judul Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor) dapat diselesaikan pada waktu yang telah direncanakan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang tidak terhingga kepada Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis.

Selanjutnya penulis mengucapakan terimakasih kepada :

1. Alm Bapak yang selama hidupnya sudah mengajarkan kedisiplinan dan kerja keras dalam meraih masa depan, serta Mama yang selalu memberikan perhatian, doa dan dukungan baik meteriil maupun non materiil kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

3. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM, selaku Koordinator Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, IPB.

4. Ibu Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM serta Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji, memberikan saran, serta masukan kepada penulis.

5. Seluruh dosen, staff dan pengurus Program Sarjana Alih Jenis Manajemen atas ilmu serta bantuannya.

6. Ibu Asti selaku pimpinan HRD, Bapak Rudi selaku staff adiministrasi dan Bapak Hendra selaku supervisor divisi penjualan PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor, yang telah memberikan ijin dan banyak informasi yang berhubungan dengan penelitian ini.

(8)

vi

7. Keluarga besar penulis terutama abang, kakak dan abang ipar serta keponakan pertama penulis yaitu Hosea Perez Parasian yang selalu membuat tersenyum.

8. Sahabat-sahabatku di IPB, Fika, Dini, Dendry, Devitana, Dine, Devi, Anzani, Aput, Harindra, Najib dan Oji atas semua bantuan dan dukungannya selama ini.

9. Sahabat terdekatku Alm Lidia, Rena, Leanny, Artia, Ernita, Sari, Destri dan Dewi atas doa dan dukungannya.

10. Teman-teman satu bimbingan, Astri dan Nurul Riza atas bantuan dan kerjasamanya.

11. Teman-teman satu kosan, Ifna, Uni, Trisna, Asti, Sally, terutama Della teman sekamar penulis atas dukungannya.

12. Teman-teman kuliah Program Alih Jenis Manajemen Angkatan 7 atas kekompakannya selama ini.

13. Teman-teman serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan.

(9)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 4 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia ... 7

2.1.1 Definisi Manajemen Sumberdaya Manusia ... 7

2.1.2 Fungsi Manajemen Sumberdaya Manusia ... 7

2.2. Kompensasi ... 9

2.2.1 Definisi Kompensasi ... 9

2.2.2 Tujuan Kompensasi ... 10

2.2.3 Jenis Kompensasi ... 11

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompenasi ... 18

2.2.5 Asas-asas kompensasi ... 19

2.2.6 Sistem Kompensasi... 20

2.2.7 Proses Penetapan Kompensasi ... 21

2.3. Kinerja ... 22

2.3.1 Definisi Kinerja ... 22

2.3.2 Penilaian Kinerja ... 23

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ... 24

2.3.4 Metode Penilaian Kinerja ... 25

2.3.5 Aspek-aspek standar pekerjaan dan kinerja ... 26

2.3.6 Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja... 28

2.3.7 Penelitian Terdahulu ... 30

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 33

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional... 35

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

(10)

viii

3.4.1 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.4.3 Metode Pengambilan Sampel ... 39

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 40

3.5.1 Uji Validitas ... 40

3.5.2 Uji Reliabilitas... 41

3.5.3 Pengolahan dan Analisis Data ... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 51

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 51

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 53

4.1.3 Struktur Organisasi ... 53

4.2. Sumber Daya Manusia... 55

4.2.1 Komposisi Tenaga Kerja... 55

4.2.2 Hari dan Jam Kerja ... 55

4.3. Alur Kerja Harian Divisi Penjualan ... 56

4.4. Sistem Kompensasi ... 58 4.5. Karakteristik Responden ... 62 4.5.1 Usia ... 62 4.5.2 Jenis Kelamin... 63 4.5.3 Tingkat Pendidikan ... 64 4.5.4 Masa Kerja ... 65 4.5.5 Jabatan ... 66 4.5.6 Jumlah Tanggungan ... 68 4.5.7 Total Pendapatan ... 69

4.6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 70

4.6.1 Hasil Uji Validitas ... 70

4.6.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 71

4.7. Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Sistem Kompensasi Finansial dan Kinerja Karyawan ... 71

4.7.1 Persepsi Karyawan Terhadap Sistem Kompensasi Finansial 72 4.7.2 Persepsi Karyawan Terhadap Kinerja ... 76

4.8. Analisis Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan ... 79

4.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 79

4.8.2 Uji Asumsi Regresi Linear Berganda ... 84

4.9. Implikasi Manajerial ... 86

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 90

2. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(11)

ix

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Bobot nilai jawaban responden ... 39

2 Posisi keputusan penilaian ... 43

3 Crosstab total pendapatan terhadap usia ... 63

4 Crosstab total pendapatan terhadap pendidikan ... 65

5 Crosstab total pendapatan terhadap masa kerja ... 66

6 Crosstab total pendapatan terhadap jabatan ... 67

7 Crosstab total pendapatan terhadap tanggungan ... 69

8 Persepsi karyawan terhadap sistem kompensasi finansial ... 73

9 Persepsi karyawan terhadap kondisi kinerja ... 77

10 Hasil analisis regresi linear berganda pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan ... 79

11 Hasil untuk t hitung ... 81

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Grafik penjualan Sosro lima tahun terakhir ... 2

2 Kerangka pemikiran konseptual ... 34

3 Kerangka pemikiran operasional ... 37

4 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 63

5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 64

6 Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ... 66

7 Karakteristik responden berdasarkan jabatan ... 67

8 Karakteristik responden berdasarkan tanggungan ... 68

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1 Struktur organisasi ... 96

2 Kuesioner ... 97

3 Uji validitas sistem kompensasi finansial ... 107

Uji validitas kinerja karyawan ... 108

4 Uji reliabilitas ... 109

5 Hasil regresi linear berganda dan uji multikolinearitas ... 110

6 Adjusted R Square ... 111

7 Anova (Uji F) ... 111

8 Uji normalitas histogram ... 111

9 Uji normalitas p-p plots ... 112

10 Uji normalitas kolmogorov-smirnov ... 112

(14)

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia bisnis saat ini menuntut adanya sebuah persaingan antar perusahaan. Ketatnya persaingan mengharuskan perusahaan memberikan hasil yang optimal kepada masyarakat terutama konsumen. Perusahaan yang memberikan hasil optimal adalah perusahaan yang memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas untuk menjaga dan memelihara kesinambungan bisnis dalam jangka panjang. Tercapai atau tidaknya tujuan dari perusahaan tidak hanya bergantung pada peralatan, sarana dan prasarana yang lengkap saja, tetapi sangat tergantung pada kemampuan manusia itu sendiri dalam melaksanakan pekerjaannya. Kemampuan manusia yang dimaksud adalah kemampuan sumberdaya manusia yang menjadi pelaku aktif dan dominan dari awal kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan evaluasi dalam memanfaatkan sumberdaya lainnya yang dimiliki oleh perusahaan.

Hasil optimal akan dicapai oleh perusahaan dengan cara peningkatan kinerja karyawan. Sehubungan dengan cara peningkatkan kinerja karyawan, perusahaan dapat menempuh beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi. Kompensasi yang diberikan sesuai dengan haknya akan sangat mempengaruhi kinerja seseorang. Secara umum pun karyawan akan lebih termotivasi untuk melakukan tanggung jawab atas pekerjaan mereka apabila perusahaan mengerti dan memperhatikan kebutuhan mereka dengan harapan mendapatkan kompensasi (imbalan). Untuk itu hendaknya kompensasi ditetapkan berdasarkan prinsip adil dan wajar.

PT Sinar Sosro merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri minuman kemasan dan pelopor teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia (profil perusahaan). PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor merupakan salah satu cabang dari kantor penjualan

(15)

yang berada di kota Bogor. Berdasarkan data yang diterima dari PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor mengenai total penjualan, dapat terlihat peningkatan penjualan dari tahun 2008 sampai tahun 2010, walaupun dari tahun 2006 sampai tahun 2008 sempat mengalami penurunan. Penurunan penjualan dari tahun 2006 sampai tahun 2007 sebesar 15,39% , tahun 2007 sampai tahun 2008 sebesar 12,25%. Rata–rata penurunan penjualan dari tahun 2006 sampai tahun 2008 sebesar 13,82%. Peningkatan penjualan terbesar terjadi dari tahun 2008 sampai tahun 2009 sebesar 30,7%, kemudian dari tahun 2009 sampai tahun 2010 kembali mengalami peningkatan sebesar 0,8%. Total penjualan terdiri dari penjualan semua produk Sosro dalam bentuk botol.

Gambar 1. Grafik Penjualan Sosro lima tahun terakhir (PT. Sinar Sosro, 2011)

Berdasarkan grafik penjualan pada Gambar 1, penurunan penjualan dari tahun 2006 sampai tahun 2008 dapat disebabkan oleh munculnya produk pesaing sejenis dan penurunan kinerja karyawan dalam mendistribusikan produk secara maksimal. Dalam blog manajemen bisnis IPB, Bambang Bhakti, pengamat pemasaran, menaksir PT. Sinar Sosro menguasai 90% industri minuman teh dalam kemasan di lingkup domestik dan sisanya sebesar

884,284 748,166 739,000 965,913 974,550 -200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 2006 2007 2008 2009 2010 To ta l p en ju al an /u n it Tahun

(16)

10% salah satunya dimiliki oleh kompetitor lain seperti perusahaan multinational Pepsi dan Coca Cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea.(http://juliana46.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/06/08/supply-chain-dan-pemasaran-teh-botol-sosro/). [24 April 2012]. Dalam menjaga posisi teratas dalam penjualan minuman teh kemasan, maka PT. Sinar Sosro perlu mempertahankan serta meningkatkan kinerja yang sudah ada dengan pemasaran yang baik, inovasi produk dan peningkatan penjualan. Terkait dengan peningkatan penjualan maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas dalam mendistribusikan produk Sosro secara maksimal. Sumberdaya manusia atau karyawan yang berkualitas terlihat dari kinerjanya dalam hal pencapaian target yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam rangka menghadapi persaingan, mempertahankan serta meningkatkan kinerja karyawan dalam mendistribusikan produk-produk Sosro, maka PT. Sinar Sosro dituntut untuk meningkatkan kinerja sumberdaya manusia terutama seluruh karyawan tetap divisi penjualan dengan pemberian kompensasi. Kompensasi yang diberikan oleh PT. Sinar Sosro KP Bogor terdiri dari kompensasi finansial dan kompensasi non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari finansial langsung yang terdiri dari gaji, bonus, insentif, sedangkan kompensasi finansial tidak langsung yaitu tunjangan hari raya (THR), asuransi dan fasilitas kantor. Kompensasi non finansial terdiri dari beasiswa untuk melanjutkan pendidikan, promosi jabatan serta kondisi kerja yang nyaman.

Karyawan tetap divisi penjualan memiliki tugas sehari-hari yaitu memaksimalkan pendistribusian produk-produk Sosro ke outlet-outlet dan agen untuk mecapai target penjualan dalam satu bulan. Setiap karyawan yang mampu untuk mencapai target bahkan melebihi target penjualan akan mendapatkan insentif dalam jumlah besar. Insentif diberikan setiap bulan hanya kepada divisi penjualan. Insentif merupakan kompensasi finansial yang dinilai dapat menunjang gaji yang mereka terima dalam setiap bulannya, selain bonus dan THR yang mereka dapat satu kali dalam setahun. Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan divisi penjualan juga dijamin dengan

(17)

asuransi yang terangkum dalam fasilitas Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) untuk memberikan rasa aman bagi diri mereka dan keluarga, serta didukung oleh fasilitas kantor untuk memudahkan pekerjaan mereka.

Kondisi inilah yang membuat karyawan divisi penjualan semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerja mereka dengan memaksimalkan pendistribusian produk. Bagi seluruh karyawan tetap divisi penjualan, kompensasi finansial merupakan kompensasi yang lebih dibutuhkan karena kompensasi finansial lebih dapat dinikmati dan dirasakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dibandingkan dengan kompensasi non finansial yang tidak dapat dinikmati secara langsung.

Berangkat dari kondisi tersebut, maka untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja, penelitian ini berjudul “Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap

Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor)”.

1.2. Perumusan Masalah

Sumberdaya manusia merupakan penggerak utama menghadapi persaingan bisnis. Perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa sumberdaya manusia atau karyawan memerlukan perhatian pada setiap kondisi yang dialaminya. Perhatian yang diharapkan oleh karyawan yaitu disaat perusahaan mengerti kebutuhan mereka melalui pemberian kompensasi dalam rangka memotivasi karyawan untuk melakukan tanggung jawab atas pekerjaan mereka.

Permasalahan yang terjadi pada PT. Sinar Sosro khususnya Kantor Penjualan Bogor adalah adanya persaingan yang semakin ketat dengan kompetitor (pesaing) produk sejenis sehingga perlunya peningkatan penjualan dengan cara pendistribusian produk secara maksimal. Dengan menyadari bahwa sumberdaya manusia merupakan penggerak utama dalam

(18)

pendistribusian produk, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan melalui pemberian kompensasi dengan prinsip adil dan wajar.

Berdasarkan pada kondisi tersebut maka permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan sistem kompensasi finansial menurut persepsi karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor?

2. Bagaimana kondisi kinerja menurut persepsi karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor?

3. Bagaimana pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor?

4. Faktor kompensasi finansial apa yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi pelaksanaan sistem kompensasi finansial menurut persepsi karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor. 2. Mengidentifikasi kondisi kinerja menurut persepsi karyawan tetap divisi

penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor.

3. Menganalisis pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor.

4. Menganalisis faktor kompensasi finansial yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Sebagai bahan pertimbangan, referensi, serta solusi bagi manajemen perusahaan PT. Sinar Sosro KP Bogor dalam mengembangkan dan

(19)

menetapkan sistem kompensasi khususnya dalam upaya peningkatan kinerja karyawan tetap Divisi Penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor.

2. Bagi penulis penelitian ini berguna untuk menerapkan teori-teori yang dimiliki untuk mengkaji fakta-fakta yang terjadi diperusahaan, sehingga dapat memberikan masukan bagi perusahaan dan meningkatkan wawasan mengenai aspek sumberdaya manusia.

3. Memberikan referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Sinar Sosro KP Bogor yang berlokasi di Jl. Raya Baru Km.26 Kedung Jaya, Tanah Sereal, Bogor. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 38 orang karyawan tetap divisi penjualan. Penelitian ini hanya membahas kompensasi finansial karena kompensasi finansial lebih dapat dirasakan dan dinikmati langsung oleh karyawan divisi penjualan dibandingkan kompensasi non finansial. Sistem kompensasi finansial yang terdiri dari gaji, bonus, insentif, THR, asuransi dan fasilitas kantor akan dianalisis pengaruhnya terhadap beberapa indikator kinerja karyawan yaitu kuantitas hasil kerja yang dicapai, kualitas hasil kerja yang dicapai, jangka waktu mencapai hasil kerja tersebut, kehadiran dan kegiatan selama hadir di tempat kerja dan kemampuan bekerjasama. Selanjutnya akan dianalisis faktor kompensasi finansial yang paling mempengaruhi kinerja karyawan tetap pada divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor.

(20)

2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia

2.1.1 Definisi Manajemen Sumberdaya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia merupakan suatu perencanaan pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara, 2002). Menurut Dessler (2007) manajemen sumberdaya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan.

Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumberdaya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat (Flippo, 1996).

2.1.2 Fungsi Manajemen Sumberdaya Manusia

Menurut Hasibuan (2005) fungsi manajemen sumberdaya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.

1. Perencanaan

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.

(21)

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi.

3. Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisein dalam memantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

4. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.

5. Pengadaan

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

6. Pengembangan

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.

7. Kompensasi

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.

8. Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.

(22)

9. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

10.Kedisplinan

Kedisplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal.

11.Pemberhentian

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.

2.2. Kompensasi

2.2.1 Definisi Kompensasi

Menurut Flippo dalam Samsudin (2005) kompensasi adalah harga untuk jasa yang diterima atau diberikan oleh orang lain bagi kepentingan seseorang atau badan hukum, sedangkan menurut Dessler dalam Samsudin (2005), kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu. Kompensasi mempunyai dua aspek, pertama pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus; dan kedua, pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan yang dibayarkan perusahaan.

Mathis dan Jackson (2002) mengatakan bahwa kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lainnya. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai

(23)

balas jasa atas upaya-upaya yang telah diberikan kepada perusahaan (Arep dan Tanjung, 2003).

2.2.2 Tujuan Kompensasi

Menurut Keith Davis dan Werther W.B dalam Mangkuprawira (2004), secara umum tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategis perusahaan dan menjamin terjadinya keadilan internal dan eksternal. Keadilan eksternal menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan dikompensasi secara adil dengan membandingkan pekerjaan yang sama di pasar kerja, sementara keadilan internal menjamin bahwa permintaan posisi yang lebih tinggi dan orang yang lebih berkualifikasi dalam perusahaan akan diberi pembayaran yang lebih tinggi.

Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian rupa sehingga merupakan sistem yang baik dalam organisasi. Dengan sistem yang baik akan dicapai tujuan-tujuan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003):

a. Menghargai Prestasi Kerja

Dengan pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja para karyawannya. Selanjutnya akan mendorong perilaku-perilaku atau performance karyawan sesuai yang diinginkan organisasi.

b. Menjamin Keadilan

Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya keadilan diantara karyawan dalam organisasi. Masing-masing karyawan akan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan dan prestasi kerjanya.

c. Mempertahankan Karyawan

Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan betah atau bertahan kerja pada organisasi itu. Hal ini berarti mencegah

(24)

keluarnya karyawan dari organisasi itu untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.

d. Memperoleh Karyawan yang Bermutu

Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon karyawan. Dengan banyaknya pelamar atau calon karyawan akan lebih banyak mempunyai peluang untuk memilih karyawan yang bermutu tinggi.

e. Pengendalian Biaya

Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik, akan mengurangi seringnya melakukan rekruitmen, sebagai akibat dari makin seringnya karyawan yang keluar mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan. Hal ini berarti penghematan biaya untuk rekruitmen dan seleksi calon karyawan baru.

f. Memenuhi Peraturan-peraturan

Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari pemerintah (hukum). Suatu organisasi yang baik dituntut adanya sistem administrasi kompensasi yang baik pula.

Tujuan manajemen balas jasa dalam jangka panjang dibagi kepada 3 bagian besar oleh Arep dan Tanjung (2003):

1. Memperoleh karyawan yang berkualitas dengan cara menarik karyawan yang handal ke dalam organisasi.

2. Meningkatkan gairah dan semangat kerja melalui memotivasi karyawan untuk mencapai prestasi unggul.

3. Timbulnya Long Life Employment (bekerja seumur hidup atau timbul loyalitas dalam bekerja di tempat tersebut).

2.2.3 Jenis-jenis Kompensasi

Menurut Rivai dan Sagala (2009), kompensasi terdiri dari kompensasi finansial dan non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak langsung.

(25)

a. Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi finansial langsung terdiri dari 3 bentuk bayaran , yaitu: (1) Pembayaran pokok yang terdiri dari upah dan gaji.

(2) Pembayaran insentif yang terdiri dari bonus , komisi, bagian keuntungan dan opsi saham.

(3) Pembayaran tertangguh yang terdiri dari tabungan hari tua dan saham kumulatif.

Pembayaran pokok terdiri dari : 1) Upah

Panggabean (2002) mengatakan upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. 2) Gaji

Dessler dalam Samsudin (2005) mengatakan gaji adalah sesuatu yang berkaitan dengan uang yang diberikan kepada pegawai atau karyawan, dimana sistem pembayaran dapat dibedakan berdasarkan waktu kinerja, yaitu pembayaran yang dilakukan atas dasar lamanya bekerja, misalnya perjam , hari, minggu, bulan dan sebagainya, dan pembayaran berdasarkan hasil kinerja, yaitu pembayaran upah/gaji didasarkan pada hasil akhir dari proses kinerja, misalnya jumlah produksi. Simamora (2004) menekankan bahwa gaji umumnya berlaku untuk tarif mingguan, bulanan, atau tahunan (terlepas dari lamanya jam kerja), sedangkan upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam (semakin lama jam kerjanya, semakin besar bayarannya).

(26)

Pembayaran insentif terdiri dari: 1) Insentif

Insentif adalah penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan, terutama sekali diberikan kepada pekerja secara baik atau yang berprestasi (Nawawi, 1996). Sujak yang dikutip dari Mangkunegera (2002) mengatakan bahwa penghargaan berupa insentif atas dasar prestasi kerja yang tinggi merupakan pengakuan dari pihak organisasi terhadap prestasi karyawan dan kontribusi kepada organisasi.

Menurut Rivai dan Sagala (2009), Insentif digolongkan menjadi dua , yaitu :

1. Insentif Individu

Program insentif individu bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu. Insentif individu bisa berupa upah per output (misalkan menggunakan satuan potong) dan upah per waktu (misalkan menggunakan jam) secara langsung. Pada upah per potong terlebih dahulu ditentukan berapa yang harus dibayar untuk setiap unit yang dihasilkan.

2. Insentif Kelompok

Pembayaran insentif individu seringkali sukar untuk dilaksanakan karena untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan kerjasama, atau ketergantungan dari seseorang dengan orang lain. Oleh sebab itu, insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka juga melebihi

(27)

standar yang telah ditetapkan. Para anggotanya dapat dibayarkan dengan tiga cara, yaitu (1) seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya, (2) semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh mereka yang paling rendah prestasi kerjanya, dan (3) seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata pembayaran yang diterima oleh kelompok.

2) Bonus

Mathis dan Jackson (2002) mengatakan bahwa bonus adalah pembayaran secara satu kali yang tidak menjadi bagian dari gaji pokok karyawan. Bonus juga digunakan untuk memberikan imbalan kepada karyawan untuk memberikan kontribusi ide-ide baru, mengembangkan keterampilan mereka, atau mendapatkan sertifikasi professional. Menurut Simamora (2004) Bonus merupakan pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja. Bonus boleh didasarkan pada pencapaian sasaran obyektif atau penilaian subyektif. Bonus dapat dikatakan sebagai pembayaran sekali waktu yang dapat berupa uang tunai atau bentuk lainnya, seperti hadiah bonus dan perjalanan wisata.

3) Komisi

Komisi merupakan insentif yang diberikan berdasarkan jumlah barang yang terjual. Sistem ini biasanya digunakan untuk tenaga penjual atau wiraniaga. Sistem ini bersifat individual, standarnya adalah hasil penjualan yang dapat diukur dengan jelas (Rivai dan Sagala, 2009). Rencana kompensasi karyawan penjualan sangat bergantung pada insentif atau komisi penjualan (Dessler, 2007), sehingga dikatakan bahwa komisi adalah bagian dari insentif.

(28)

b. Kompensasi Finansial Tidak Langsung

Menurut Simamora (2004) Kompensasi Finansial Tidak Langsung disebut juga tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercangkup dalam kompensasi finansial langsung, sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009), Kompensasi Finansial Tidak Langsung disebut juga Fringe Benefit yang merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan, sedangkan

Kompensasi Finansial Tidak Langsung terdiri dari 3 bagian, yaitu: (1) Tunjangan proteksi

Proteksi adalah kompensasi tambahan yang diberikan perusahaan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan seperti, asuransi, pesangon, sekolah anak, dan pensiun.

(2) Komisi Luar Jam Kerja

Komisi luar kerja adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan atas tambahan kerja diluar seperti biasanya, berupa lembur, hari besar, cuti sakit dan cuti hamil.

(3) Fasilitas

Fasilitas adalah imbalan yang diberikan dalam bentuk rumah, biaya pindah dan kendaraan. Simamora (2004) menambahkan bahwa fasilitas adalah kenikmatan seperti keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan.

Pengertian Fasilitas secara umum yaitu didapat dari bahasa Belanda, faciliteit, adalah sarana dan prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat. fasilitas biasanya dihubungkan

(29)

dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi tertentu.

( http://id.wikipedia.org/wiki/Fasilitas). [2012]

Samsudin (2005) mengklasifikasikan tunjangan dalam 4 bentuk, yaitu: 1. Tunjangan Upah Supplemental

Tunjangan ini mencangkup asuransi, upah cuti dan liburan, upah sakit, uang pesangon dan tunjangan pengangguran supplemental (yang menjamin pemasukan jika pabrik ditutup).

2. Tunjangan Asuransi

Tunjangan kompensasi karyawan ini dapat berupa moneter atau medis. Dalam peristiwa kematian atau cacat karyawan. Dalam peristiwa kematian atau cacat karyawan, orang-orang yang bergantung pada karyawan itu dibayar tunjangan tunai berdasarkan perolehan pendapatan sebelumnya (biasanya setengah sampai dua pertiga upah mingguan rata-rata karyawan). Tunjangan ini biasanya dalam bentuk asuransi jiwa kelompok dan asuransi perawatan rumah sakit dan asuransi cacat berkelompok. 3. Tunjangan Pensiun

Tunjangan pensiun yang dimaksud adalah jaminan sosial dan pensiun. Jaminan sosial tidak hanya meliputi tunjangan pensiun, melainkan juga tunjangan bertahan hidup dan cacat. Ada tiga tipe dasar rencana pensiun, yaitu rencana kelompok, pembagian laba tertunda, dan tabungan. Hal yang terpenting dalam rencana pensiun adalah vesting uang yang telah ditempatkan majikan dan karyawan dalam dana pensiun karyawan, yang tidak dapat ditebus dengan alasan apapun.

4. Tunjangan Jasa

Tunjangan jasa biasanya diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk jasa makanan, peluang rekreasi, jasa-jasa hukum, konseling, dan kredit union. Kredit union (koperasi kredit) merupakan bisnis terpisah yang dibangun dengan bantuan majikan. Karyawan biasanya menjadi

(30)

anggota dengan membeli satu saham dari persediaan kredit union tersebut kemudian mendepositkannya.

Beberapa tunjangan lainnya yaitu seperti:

1. Tunjangan kemahalan yang diberikan untuk kompensasi laju inflasi atau tingkat biaya hidup yang relatif tinggi di daerah tertentu.

2. Tunjangan jabatan yang mempunyai kaitan langsung dengan pekerjaan atau produk, baik tunjangan jabatan struktural maupun fungsional.

3. Tunjangan transport 4. Tunjangan perumahan

5. Tunjangan istri atau tunjangan suami 6. Tunjangan anak

7. Tunjangan pemeliharaan atau asuransi kesehatan 8. Tunjangan cuti

9. Tunjangan hari keagamaan (Tunjangan Hari Raya) c. Kompensasi Non Finansial

Kompensasi non finansial terdiri dari atas kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis dan atau fisik dimana orang itu bekerja (Simamora, 2004). Menurut Rivai dan Sagala (2009) kompensasi non finansial seperti pujian, menghargai diri sendiri, dan pengakuan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, produktivitas dan kepuasan. Kompensasi non finansial terdiri dari dua macam:

1. Karena karir

Kompensasi ini berupa aman pada jabatan yang didudukinya, mendapatkan peluang yang terbuka untuk promosi, adanya pengakuan atas karya dan temuan baru serta penghargaan atas prestasi yang istimewa.

(31)

2. Lingkungan pekerjaan

Kompensasi ini dirasakan karyawan akan mempengaruhi motivasi kerja, seperti mendapatkan pujian, karyawan yang bersahabat, kondisi yang nyaman, untuk bertugas, menyenangkan dan kondusif.

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi

Faktor-faktor tertentu yang merupakan tantangan setiap organisasi untuk menetapkan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawannya , yaitu: (Notoatmodjo, 2003).

1. Produktivitas

Organisasi apapun berkeinginan untuk memperoleh keuntungan, baik berupa material maupun non material. Untuk itu organisasi harus mempertimbangkan produktivitas karyawannya dalam kontribusinya terhadap keuntungan organisasi tersebut.

2. Kemampuan untuk Membayar

Pemberian kompensasi akan bergantung pada kemampuan organisasi itu untuk membayar. Organisasi apapun tidak akan membayar karyawannya sebagai kompensasi, melebihi kemampuannya.

3. Kesediaan untuk Membayar

Kesediaan untuk membayar akan berpengaruh terhadap kebijaksanaan pemberian kompensasi kepada karyawannya, banyak organisasi yang mampu memberikan kompensasi yang tinggi, tetapi bekum tentu mereka mau untuk memberikan kompensasi yang memadai.

4. Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja

Banyak sedikitnya tenaga kerja di pasaran kerja akan mempengaruhi sistem pemberian kompensasi. Bagi karyawan yang kemampuannya sangat banyak terdapat di pasaran kerja,

(32)

mereka akan diberikan kompensasi lebih renda daripada karyawan yang kemampuannya langka di pasaran kerja.

5. Organisasi Karyawan

Organisasi karyawan ini biasanya memperjuangkan para anggotanya untuk memperoleh kompensasi yang sepadan. Apabila ada organisasi yang memberikan kompensasi yang tidak sepadan, maka organisasi karyawan ini akan menuntut.

6. Berbagai Peraturan dan Perundang-undangan

Dengan semakin baiknya sistem pemerintahan , maka baik pula sistem perundang-undangan, termasuk di bidang perburuhan (karyawan).

2.2.5 Asas-asas kompensasi

Hasibuan (2005) mengatakan bahwa program kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil dan layak serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang berlaku. Prinsip adil dan layak harus mendapatkan perhatian dengan sebaik-baiknya supaya balas jasa yang akan diberikan merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan.

a. Asas Adil

Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerjaan, dan memenuhi persyaratan internal konsistensi.

b. Asas Layak dan Wajar

Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolak ukur layak adalah relatif , penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku.

(33)

2.2.6 Sistem Kompensasi

Menurut Mangkuprawira (2004), sistem penghargaan finansial (upah pembayaran) dirancang agar mampu menarik perhatian, mempertahankan dan mendorong karyawan, agar bekerja dengan produktif, oleh karena itu kompensasi harus dikelola seoptimal mungkin.

Prinsip dalam manajemen kompensasi menurut Mangkuprawira (2004) antara lain:

a. Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan dalam perusahaan.

b. Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan kinerja.

c. Mempertimbangkan keuangan perusahaan.

d. Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampu bersaing dengan harga pasar tenaga kerja yang sejenis.

e. Sistem penggajian yang baru dapat membedakan orang yang berprestasi baik dan yang tidak dalam golongan yang sama.

f. Sistem penggajian yang harus dikaitkan dengan penilaian kinerja karyawan.

Hasibuan (2005) menyatakan bahwa sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah:

a. Sistem Waktu

Dalam sistem waktu, besarnya sistem kompensasi (gaji,upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, waktu atau bulan. Administrasi pengupahan sistem waktu relatif mudah serta dapat diterapkan kepada karyawan tetap maupun pekerja harian. b. Sistem Hasil (Output)

Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.

(34)

c. Sistem Borongan

Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.

2.2.7 Proses Penetapan Kompensasi

Hariandja (2002) menyatakan bahwa salah satu aspek penting dalam penentuang upah/gaji adalah jumlah gaji yang diterima pegawai harus memiliki internal equity dan external equity. Internal equity adalah jumlah yang diperoleh dipersepsi sesuai dengan input yang diberikan dibandingkan dengan pekerjaan yang sama dalam perusahaan. External equity adalah jumlah yang diterima dipersepsi sesuai dengan jumlah yang diterima dibandingkan dengan yang diterima dalam pekerjaan yang sejenis di luar organisasi. Oleh karena itu, untuk mengusahakan adanya equity, organisasi dalam penentuannya dapat melakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Menganalisa Jabatan / Tugas

Analisis jabatan merupakan kegiatan untuk mencari informasi tentang tugas-tugas yang dilakukan , dan persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut supaya berhasil untuk mengembangkan uraian tugas, spesifikasi tugas, dan standar untuk kerja.

2. Evaluasi Jabatan / Tugas

Evaluasi jabatan adalah proses sistematis untuk menentukan nilai relatif dari suatu pekerjaan dibandingkan dengan pekerjaan lain. Proses ini adalah untuk mengusahakan tercapainya internal equity dalam pekerjaan sebagaimana unsur yang sangat penting dalam penentuang tingkat gaji.

3. Survei Gaji dan Upah

Survei gaji merupakan kegiatan untuk mengetahui tingkat gaji yang berlaku secara umum dalam perusahaan-perusahaan yang

(35)

mempunyai jabatan yang sejenis. Ini dilakukan untuk mengusahakan keadilan eksternal sebagai salah satu faktor penting dalam perencanaan dan penentuan gaji.

4. Penentuan Tingkat Gaji

Setelah evaluasi jabatan dilakukan, untuk menciptakan keadilan internal yang menghasilkan rangking jabatan, dan melakukan survei tentang gaji yang berlaku di pasar tenaga kerja, selanjutnya adalah penentuan gaji. Misalnya, untuk penggunaan metode poin, faktor-faktor pekerjaan telah ditentukan poinnya, dan jabatan-jabatan kunci telah diketahui harga pasarnya berdasarkan survei yang telah dilakukan.

2.3. Kinerja

2.3.1 Definisi Kinerja

Menurut Rivai (2004) kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja (performance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan (Simamora, 2004). Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O) (Robbins dalam Rivai (2004)).

Menurut Prawirosentono yang dikutip oleh Nawawi (2006) kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi/perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

(36)

2.3.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan. Kegiatan penilaian kinerja dapat memperbaiki keputusan-keputusan manajemen sumber daya manusia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka (Handoko, 2000).

Tujuan utama sistem penilaian kinerja adalah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan sahih tentang perilaku dan kinerja anggota organisasi. Kendatipun semua organisasi sama-sama memiliki tujuan utama tersebut untuk sistem penilaian kinerja mereka, terdapat variasi yang sangat besar dalam penggunaan khusus yang dibuat organisasi atas informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian mereka. Tujuan khusus itu digolongkan kedalam dua bagian besar:

1. Evaluasi (evaluation)

Hasil penilaian kinerja sering berfungsi sebagai basis evaluasi reguler terhadap kinerja organisasi. Dalam pendekatan evaluasi seorang manajer kinerja masa lalu seorang karyawan. Evaluator menggunakan ratings deskriptif untuk menilai kinerja dan kemudian memakai data-data tersebut dalam keputusan promosi,demosi, terminasi, dan kompensasi. Metode penilaian kinerja evaluating sering seragam, cepat dan mudah dilaksanakan. Teknik evaluatif membandingkan semua karyawan satu dengan yang lain atau terhadap beberapa standar sehingga keputusan dapat diambil menurut catatan kinerja mereka.

2. Pengembangan (development)

Informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian dapat pula dimanfaatkan untuk memudahkan pengembangan pribadi anggota organisasi. Sistem penilaian yang sehat dapat menghasilkan informasi yang sahih berkenaan dengan kekuatan dan kelemahan individu karyawan.

(37)

Dengan menggabungkan aspek evaluasi maupun pengembangan, penilaian kinerja haruslah:

1. Menyediakan basis bagi keputusan sumberdaya manusia termasuk promosi, transfer, demosi atau pemberhentian.

2. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya manusia melalui penempatan pekerjaan yang lebih baik dan spesifikasi kebutuhan pelatihan (Simamora, 2004).

Menurut Milkovich dan Boundreu dalam Soetjipto dan Ardiyanti (2006) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu proses yang dilakukan dalam rangka menilai kinerja pegawai dan kinerja pegawai diartikan sebagai suatu tingkatan dimana karyawan memenuhi/mencapai persyaratan kerja yang ditentukan, sedangkan menurut Panggabean (2002) penilaian kinerja dilakukan untuk memperoleh informasi yang beguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajer sumberdaya manusia (SDM) yang lain, seperti perencanaan, penarikan dan seleksi, pengembangan SDM, pengembangan karier, program-program kompensasi, promosi, demosi, pensiun, dan pemecatan.

2.3.3Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Mangkuprawira dan Hubeis (2007) mengungkapkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja. Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor intrinsik(personal/individu) karyawan dan ekstrinsik (kepemimpinan, sistem, tim dan situasional), uraian rinci faktor tersebut adalah:

a. Faktor personal/individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki tiap individu karyawan.

b. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja kepada karyawan.

(38)

c. Faktor tim, meliputi kualias dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim. Kepercayaan terhadap sesame anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim.

d. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi.

e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

Sedangkan menurut Simamora dalam Mangkunegara (2005), kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

a. Faktor individual yang terdiri dari: 1) Kemampuan dan keahlian 2) Latar belakang

3) Demografi

b. Faktor psikologis yang terdiri dari: 1) Persepsi

2) Attitude 3) Personality 4) Pembelajaran 5) Motivasi

c. Faktor Organisasi yang terdiri dari: 1) Sumber daya

2) Kepemimpinan 3) Penghargaan 4) Struktur 5) Job Design 2.3.4 Metode Penilaian Kinerja

Menurut Hariandja (2002) keseluruhan metode penilaian kinerja secara garis besar dikelompokkan dalam dua kategori:

(39)

a. Penilaian yang berorientasi pada masa lalu

Metode penilaian yang berorientasi pada masa lalu diartikan sebagai penilaian perilaku kerja yang dilakukan pada masa lalu sebelum penilaian dilakukan. Melalui hasil penilaian tersebut dapat dilakukan usaha untuk mengubah perilaku kerja atau pengembangan pegawai. Beberapa metode penilaian ini terdiri dari:

1. Rating scale 2. Checklist

3. Critical incident technique

4. Skala penilaian berjangkarkan perilaku 5. Observasi dan tes untuk kerja dan 6. Metode perbandingan kelompok

b. Penilaian yang berorientasi pada masa depan

Metode penilaian masa akan datang diartikan dengan penilaian akan potensi seorang pegawai untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang. Metode penilaian ini terdiri dari:

1. Penilaian diri sendiri 2. Manajemen by objective 3. Penilaian secara psikologis

4. Assessment centre (teknik pusat penilaian)

2.3.5 Aspek-aspek standar pekerjaan dan kinerja

Nawawi (2006) menguraikan beberapa indikator kinerja dalam melaksanakan pekerjaan di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan mencangkup lima unsur sebagai berikut:

a. Kuantitas hasil kerja yang dicapai

Aspek kuantitatif dijabarkan oleh Umar dalam Mangkunegara (2005) meliputi:

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan

(40)

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan 4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja b. Kualitas hasil kerja yang dicapai

Aspek kualitatif juga dijabarkan yang meliputi: 1. Ketepatan kerja dan kualitas kerja

2. Tingkat kemampuan dalam bekerja

3. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan, dan

4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen) c. Jangka waktu mencapai hasil kerja tersebut

d. Kehadiran dan kegiatan selama hadir di tempat kerja e. Kemampuan bekerjasama

Berdasarkan uraian diatas berarti kinerja seseorang di lingkungan suatu organisasi/perusahaan dapat dilihat dari dua orientasasi:

a. Orientasi proses yang menyangkut efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan dari sudut metode/ cara kerja yakni yang mudah/tidak sulit, sedikit menggunakan tenaga dan pikiran (ringan), hemat dan/atau tepat waktu atau cepat, hemat bahan dan rendah pembiayaan.

b. Orientasi hasil dalam arti dengan proses, seperti tersebut diatas dicapai hasil dengan kriteria produktivitas tinggi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Studi Lazer dan Wikstrom dalam Rivai dan Sagala (2009) terhadap formulir penilain kinerja 125 perusahaan yang ada di USA mengenai aspek yang dinilai dalam kinerja menyimpulkan faktor sering muncul di 61 perusahaan adalah pengetahuan tentang pekerjaan, kepemimpinan, inisiatif, kualitas pekerjaan, kerjasama, pengambilan keputusan, kreativitas, dapat diandalkan, perencanaan, komunikasi, intelegensi (kecerdasan), pemecahan masalah, pendelegasian, sikap,

(41)

usaha, motivasi dan organisasi. Aspek-aspek yang dinilai tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

1. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

2. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak daru unit masing-masing kedalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individual tersebut memahami tugas, fungsi, serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.

3. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk bekerjasama dengan oranglain, memotivasi karyawan dan saling memperbaiki antar karyawan.

Selain indikator kinerja yang diutarakan oleh Rivai dan Sagala (2009), Hasibuan dalam Mangkunegera (2005) juga mengemukakan aspek-aspek yang dinilai dari kinerja yang didalamnya terdapat aspek kinerja menurut Nawawi (2006). Aspek kinerja menurut Hasibuan dalam Mangkunegera (2005), yaitu: kesetiaan, hasil kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan dan tanggung jawab, sedangkan Umar dalam Mangkunegera (2005) membagi aspek-aspek kinerja yang dilihat dari mutu pekerjaan, kejujuran karyawan, inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung jawab dan pemanfaatan waktu kerja.

2.3.6 Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja

Tujuan dari setiap perusahaan apa pun dan dimana pun adalah untuk mendapatkan hasil , yaitu peningkatan pangsa pasar atau hasil penjualan hingga peningkatan kualitas atau keuntungan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Tanggung jawab untuk memperoleh

(42)

hasil yang diinginkan terletak pada anggota tim manajemen yang mempunyai tantangan tunggal, yaitu “mendapatkan hasil melalui orang lain”, dengan demikian, sangat masuk akal apabila memberikan penghargaan pada orang karena pertumbuhan, perkembangan dan komitmennya. Falsafah yang sederhana ini sangat berperan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan mencapai hasil yang diharapkan perusahaan, dimana penghargaan yang dimaksud adalah pemberian kompensasi (Rivai, 2004).

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukan dan kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Davis dan Werther dalam Mangkuprawira, 2004). Jika dikelola dengan baik, kompensasi membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara dan menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan untuk melakukan penempatan kembali tidaklah mudah. Akibat dari ketidakpuasan dalam pembayaran bisa jadi akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan psikologis, sepertinya meningkatnya derajat ketidakhadiran dan perputaran karyawan yang pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan jiwa karyawan yang parah. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pembayaran, juga akan menyebabkan perusahaan dan individual berkurang daya kompetisinya dan menyebabkan kegelisahan, perasaan bersalah dan suasana tidak nyaman di kalangan karyawan (Mangkuprawira, 2004).

Hubungan kompensasi dan kinerja juga didukung dengan pernyataan Nawawi (2006) yang menyatakan bahwa kompensasi atau sistem upah sangat besar pengaruhnya pada kinerja karyawan/pekerja, karena upah yang baik akan menimbulkan kepuasan kerja yang secara

(43)

langsung berpengaruh pada peningkatan dan pemaksimalan kinerja pekerja/karyawan dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan.

Menurut Simamora dalam Nurtjahjani (Jurnal administrasi dan bisnis 2008) bahwa hubungan penilaian kinerja dengan kompensasi adalah kenaikan gaji seseorang akan bergantung pada penilaian kinerja , yang ini akan menghindari terjadinya konflik dengan karyawan-karyawannya.

2.3.7 Penelitian Terdahulu

Sophiadewi (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Motivasi dan Kinerja Karyawan Departemen Produksi PT. Coats Rejo Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem kompensasi yang diterapkan PT CRI cukup sesuai dengan harapan karyawan tetap dan kontrak. Terdapat hubungan yang positif antara sistem kompensasi dengan motivasi kerja karyawan tetap dan kontrak. Artinya sistem kompensasi yang sesuai dengan harapan karyawan akan menimbulkan kecendrungan meningkatnya motivasi kerja karyawan tetap dan kontrak. Jika dihubungkan dengan kinerja , terdapat hubungan yang positif antara sistem kompensasi dengan kinerja karyawan tetap serta terdapat juga hubungan antara sistem kompensasi dengan kinerja karyawan kontrak, dimana variabel kompensasi yang berhubungan adalah bonus akan prestasi kerja, jaminan akan kesehatan dan keselamatan kerja serta fasilitas.

Slamiesa (2008) melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Korelasi Sistem Kompensasi Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan (studi kasus area pelayanan medik RS PMI Bogor)”. Hasil penelitian ini menunjukkan sistem kompensasi yang diterapkan di RS.PMI cukup sesuai dengan harapan karyawam. Sistem kompensasi yang dimaksud meliputi metode penetapan kompensasi dan kompensasi finansial maupun non finansial. Sedangkan tingkat kinerja karyawan secara keseluruhan berada dalam kondisi setuju atau baik.

(44)

Adinata (2011) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor memberikan kompensasi finansial seperti gaji, insentif, tunjangan, asuransi kesehatan, serta fasilitas ruang kantor, tempat parkir dan tempat ibadah , sedangkan kompensasi non finansial yang diberikan yaitu seperti tugas, pekerjaan, penghargaan, hasil kerja, kebijakan-kebijakan, rekan kerja serta lingkungan kerja. Sebagian besar pegawai telah merasa puas dengan kompensasi yang diberikan. Penilaian kinerja yang dilakukan berdasarkan DP3 , yang terdiri dari kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan, dan secara umum kinerja pegawai Dinas Pendapatann sudha baik. Kompensasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan peningkatan kompensasi akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pendapatan Kota Bogor.

Maulani (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kompensasi Dengan Konsep 3P (pay for position, pay for performance, pay for competence) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (studi kasus hotel pariwisata selabintana, sukabumi). Hasil penelitiannya adalah bahwa pengaruh kompensasi dengan konsep 3P terhadap kepuasan kerja karyawan berdasarkan hasil yang diperoleh, faktor pay performance merupakan faktor yang paling mempengaruhi kepuasan kerja dibanding faktor lainnya. Pada faktor pay performance rotasi karyawan merupakan atribut paling mempengaruhi diantara atribut lainnya. Pada faktor pay for competence pengalaman merupakan faktor yang paling mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Tingkat kepuasan kerja karyawan hotel pariwisata selabintana secara umum berada pada kategori puas, kemudian terdapat 4 atribut karakteristik responden yang mempunyai hubungan dengan tingkat kepuasan kerja karyawan, yaitu

(45)

usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga. Karakteristik responden berdasarkan usia merupakan karakteristik yang memiliki hubungan paling tinggi.

Suargana (2010) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sistem Kompensasi Finansial Dan Hubungannya Dengan Kinerja Karyawan Tetap Dan Kontrak PT. Mitra Bisnis Keluarga Cabang Bogor”. Hasil penelitiannya adalah kompensasi finansial yang diterapkan PT. MBK yang meliputi tingkat penggajian, keadilan pasar eksternal, keadilan dalam perusahaan, dan perlakuan individu perusahaan kepada karyawan kontrak dirasakan cukup puas, sedangkan karyawan tetap hanya merasa puas. Terdapat hubungan yang positif antara kompensasi finansial dengan kinerja karyawan kontrak, artinya jika ingin meningkatkan kinerja karyawan kontrak, maka PT MBK Cabang Bogor harus meningkatkan kompensasi yang diberikan, sedangkan untuk karyawan tetap tidak ada hubungan antara kompensasi yang diberikan perusahaan dengan kinerja karyawan, untuk karyawan tetap peningkatan kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena karyawan sudah merasa aman bekerja sebagai karyawan tetap.

(46)

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah untuk semua pihak terkait. Dalam melaksanakan visinya, PT. Sinar Sosro memiliki beberapa misi, salah satunya adalah memimpin jaringan distribusi nasional dan membangun jaringan distribusi internasional. Berdasarkan misi inilah PT. Sinar Sosro berupaya untuk mendirikan kantor penjualan yang tersebar diseluruh Indonesia dan salah satunya adalah Kantor Penjualan Bogor. PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor merupakan jalur distibusi produk Sosro diseluruh wilayah Kota Bogor. Tugas sehari-sehari dari Kantor Penjualan Bogor yaitu melakukan pendistribusian produk dalam rangka meningkatkan penjualan sehingga dapat mencapai target penjualan pada setiap bulannya.

Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan dengan cara meningkatkan penjualan. Peningkatan penjualan dilakukan dengan pendistribusian produk secara maksimal yang sangat membutuhkan peran penting dari sumberdaya manusia atau karyawan, sehingga perusahaan harus mengerti dan memperhatikan kebutuhan mereka. Hal ini menjadi tugas bagi perusahaan yang dikelola oleh Manajemen Sumberdaya Manusia dalam memberikan kompensasi dengan prinsip adil dan wajar yang akan sangat mempengaruhi kinerja seseorang. Selanjutnya akan dilihat pengaruh kompensasi finansial, baik finansial langsung maupun finansial tidak langsung terhadap kinerja karyawan tetap Divisi Penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor. Setelah diketahui seberapa besar pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan dan jenis kompensasi yang paling mempengaruhi kinerja karyawan, maka dapat diberikan impilikasi manajerial dalam

(47)

meningkatkan kinerja karyawan Divisi Penjualan PT. Sinar Sosro KP.Bogor. Kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka pemikiran konseptual

PT.Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor

Manajemen Sumber Daya Manusia

Kompensasi Finansial Langsung dan Tidak Langsung

Kinerja Karyawan

Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Memimpin jaringan distribusi nasional

a. Gaji

b. Bonus

c. Insentif

d. Tunjangan Hari Raya

e. Asuransi

f. Fasilitas Kantor

a. Kuantitas Hasil Kerja

b. Kualitas Hasil Kerja

c. Jangka Waktu

Mencapai Hasil Kerja

d. Kehadiran e. Kemampuan Kerjasama Implikasi Manajerial Pengadaan Tenaga Kerja

Pengembangan Kompensasi Pemeliharaan Pengintegrasian Pemutusan

Hubungan Kerja Target Penjualan

Gambar

Gambar 2. Kerangka pemikiran konseptual PT.Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor
Gambar 3. Kerangka pemikiran operasional Finansial
Tabel 1. Bobot nilai jawaban responden
Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

dapat dikatakan menjadi pedoman filsafat pada umumnya. Bertens, Plato adalah filosof pertama dalam sejarah filsafat yang.. memilih dialog sebagi bentuk sastra untuk

 Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan pengamatan, wawancara tentang perilaku Tri Mala di masyarakat, kemudian membuat 24 JP  Buku teks pelajaran

Rachmawati (2014) telah melakukan evaluasi penggunaan antibiotik dari data rekam medis 56 pasien dengan teknik purposive sampling pada penyakit gastroenteritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bahwa Periklanan, Promosi Penjualan, Public Relation, Personal Selling, Direct Seliing dan Gaya Hidup (life style) mempunyai

tenaga listrik tersebut terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata tetapi karena ketidakserempakan waktu pemakaian atau penyalaan beban-beban tersebut maka

Pembuatan Website Agen Pemesanan Tiket Pesawat Easy Flight menggunakan PHP dan database berbasis MySQL ini menampilkan informasi tentang maskapai penerbangan serta

Netwatch berfungsi untuk melakukan ping ke sebuah host, dan dari hasil pingnya router akan menjalankan script yang sesuai kita definisikan..

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas yaitu opini audit Going Concern (OGC), pergantian manajemen (CEO), dan