• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 43 / VI / 1 September 2003

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

INFLASI BULAN AGUSTUS 2003 SEBESAR

0,84

PERSEN

! Pada bulan Agustus 2003 terjadi inflasi

0,84

persen. Dari 43 kota IHK tercatat 32 kota mengalami inflasi, dan 11 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banda Aceh sebesar 2,95 persen, dan inflasi terendah di Mataram 0,02 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Jambi sebesar minus 0,80 persen dan deflasi terkecil di Bengkulu minus 0,04 persen.

! Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada kelompok-kelompok barang dan jasa

sebagai berikut: kelompok bahan makanan sebesar 0,15 persen, kelompok perumahan 0,61 persen, kelompok sandang 0,28 persen, kelompok kesehatan 0,23 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mencapai 7,82 persen, dan kelompok transpor & komunikasi 0,09 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau mengalami penurunan harga sebesar minus 0,11 persen.

! Laju inflasi tahun kalender (Januari-Agustus) 2003 sebesar 2,11 persen, sedangkan inflasi year on year” (Agustus 2003 terhadap Agustus 2002) sebesar 6,38 persen.

Tabel 1. Laju inflasi gabungan 43 kota bulan Agustus 2003, tahun kalender 2003 dan tahun ke tahun Agustus 2003 terhadap Agustus 2002

menurut kelompok pengeluaran.

Kelompok Pengeluaran IHK Agustus 2002 IHK Desember 2002 IHK Agustus 2003 Inflasi bulan Agustus 2003 *) Laju inflasi tahun kalender 2003 **) Inflasi Tahun ke tahun ***) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] U m u m 1. Bahan Makanan

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan

6. Pendidikan, Rekreasi &Olah raga

7. Transpor dan Komunikasi

263,13 292,43 292,36 227,64 279,64 275,18 242,78 253,19 274,13 317,29 304,35 235,08 285,38 277,79 248,43 255,85 279,92 294,97 317,89 251,60 291,25 289,35 272,71 263,27 0,84 0,15 -0,11 0,61 0,28 0,23 7,82 0,09 2,11 -7,03 4,45 7,03 2,06 4,16 9,77 2,90 6,38 0,87 8,73 10,53 4,15 5,15 12,33 3,98

*) Persentase perubahan IHK bulan Agustus 2003 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Agustus 2003 terhadap IHK bulan Desember 2002. ***) Persentase perubahan IHK bulan Agustus 2003 terhadap IHK bulan Agustus 2002.

(2)

Tabel 2. Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Nasional bulan Agustus 2003

Kelompok Pengeluaran Persen

(1) (2) U M U M

1. Bahan Makanan

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 3. Perumahan

4. Sandang 5. Kesehatan

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 7. Transpor dan Komunikasi

0,84

0,03 -0,02 0,14 0,03 0,01 0,64 0,01

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 43 kota pada bulan Agustus 2003 terjadi inflasi 0,84 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 277,58 pada bulan Juli 2003 menjadi 279,92 pada bulan Agustus 2003. Dengan demikian maka laju inflasi tahun kalender (Januari-Agustus) 2003 sebesar 2,11 persen, sedangkan inflasi “year on year” (Agustus 2003 terhadap Agustus 2002) adalah 6,38 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga/tarif selama bulan Agustus 2003 antara lain : tarif uang sekolah SLTP, SD, SLTA dan uang kuliah akademi/PT, beras, cabe merah, cabe rawit, tarif listrik, gas elpiji, sewa rumah, tomat sayur, ikan segar, emas perhiasan, kontrak rumah, wortel, ikan diawetkan, anggur, soto, rokok kretek filter, upah tukang, dan upah pembantu rumahtangga. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah : daging ayam ras, gula pasir, bawang merah, telur ayam ras, bayam, ketimun, kacang panjang, jeruk, pisang, dan minyak goreng.

Dari tujuh kelompok pengeluaran yang tercakup dalam IHK enam kelompok mengalami inflasi, masing-masing adalah : kelompok bahan makanan sebesar 0,15 persen, kelompok perumahan 0,61 persen, kelompok sandang 0,28 persen, kelompok kesehatan 0,23 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mencapai 7,82 persen dan kelompok transpor & komunikasi 0,09 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau mengalami deflasi minus 0,11 persen.

Pada bulan Agustus 2003 kelompok komoditi yang memberikan andil inflasi adalah : kelompok bahan makanan 0,03 persen; kelompok perumahan 0,14 persen; kelompok sandang 0,03 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,64 persen; dan kelompok transpor dan komunikasi 0,01 persen. Sedangkan kelompok komoditi yang memberikan andil deflasi adalah : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau minus 0,02 persen.

Berita Resmi Statistik No. 43 / VI / 1 September 2003

(3)

Gambar 1. Perkembangan IHK 43 Kota (1996 =100) Agustus 2002 - Agustus 2003 200 220 240 260 280 300 320 340

Agust'02 Sept'02 Okt'02 Nov'02 Des'02 Jan'03 Feb'03 Maret'03 April'03 Mei'03 Juni'03 Juli'03 Agust'03

INDEKS

umum bhn makanan makanan jadi

perumahan sandang kesehatan

pendidikan transpor

Gambar 2. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Nasional Bulan Agustus 2003 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 PERSEN Umum 1 2 3 4 5 6 7 1. Bhn.makanan

2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang

(4)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Agustus 2003 mengalami inflasi 0,15 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 294,53 pada bulan Juli 2003 menjadi 294,97 pada bulan Agustus 2003. Dari sebelas sub kelompok dalam kelompok ini enam di antaranya mengalami inflasi dan lima sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 3,31 persen dan terendah terjadi pada sub kelompok kacang-kacangan 0,05 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya yaitu minus 2,81 persen dan deflasi terkecil pada sub kelompok bahan makanan lainnya minus 0,25 persen.

Kelompok ini pada bulan Agustus 2003 memberikan sumbangan terhadap inflasi nasional sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi tersebut antara lain: beras, cabe merah dan cabe rawit masing 0,05 persen; tomat sayur dan ikan segar masing-masing 0,02 persen; wortel, ikan diawetkan dan anggur masing-masing-masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah daging ayam ras minus 0,08 persen, bawang merah minus 0,04 persen, telur ayam ras minus 0,03 persen; bayam, ketimun, kacang panjang, jeruk, pisang dan minyak goreng masing-masing minus 0,01 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada bulan Agustus 2003 mengalami penurunan indeks dari 318,25 pada bulan Juli 2003 menjadi 317,89 pada bulan Agustus 2003 atau terjadi deflasi 0,11 persen.

Sub kelompok dalam kelompok ini yang mengalami deflasi adalah sub kelompok minuman yang tidak beralkohol yaitu minus 1,71 persen. Dua sub kelompok lainnya mengalami inflasi, sub kelompok makanan jadi 0,20 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,19 persen.

Kelompok ini pada bulan Agustus 2003 secara keseluruhan memberikan sumbangan deflasi sebesar minus 0,02 persen. Komoditas yang memberikan andil deflasi adalah gula pasir yaitu minus 0,06 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah soto dan rokok kretek filter masing-masing 0,01 persen.

3. P e r u m a h a n

Kelompok perumahan pada bulan Agustus 2003 mengalami inflasi sebesar 0,61 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 250,08 pada bulan Juli 2003 menjadi 251,60 pada bulan Agustus 2003.

Semua sub kelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 1,38 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok perlengkapan rumahtangga 0,17 persen.

Pada bulan Agustus 2003 secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,14 persen. Jenis barang dan jasa yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: tarif listrik 0,04 persen, sewa rumah 0,03 persen, kontrak rumah 0,02 persen; upah tukang dan upah pembantu rumahtangga masing-masing 0,01 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada bulan Agustus 2003 mengalami inflasi 0,28 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 290,43 pada bulan Juli 2003 menjadi 291,25 pada bulan Agustus 2003.

Berita Resmi Statistik No. 43 / VI / 1 September 2003

(5)

Semua sub kelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya 0,91 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok sandang anak-anak 0,01 persen.

Kelompok ini pada bulan Agustus 2003 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah emas perhiasan 0,02 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada bulan Agustus 2003 mengalami inflasi 0,23 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 288,68 pada bulan Juli 2003 menjadi 289,35 pada bulan Agustus 2003. Kedua sub kelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi yaitu : sub kelompok jasa kesehatan dan obat-obatan 0,25 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetik 0,26 persen.

Kelompok ini pada bulan Agustus 2003 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi nasional sebesar 0,01 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada bulan Agustus 2003 mengalami kenaikan indeks dari 252,94 pada bulan Juli 2003 menjadi 272,71 pada bulan Agustus 2003, atau terjadi inflasi yang mencapai 7,82 persen.

Sub kelompok yang mengalami inflasi dalam kelompok ini adalah sub kelompok pendidikan 13,83 persen dan sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,41 persen, sedangkan sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok rekreasi dan olahraga yaitu minus 0,08 persen.

Secara keseluruhan kelompok ini pada bulan Agustus 2003 memberikan andil inflasi sebesar 0,64 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi adalah : tarif uang sekolah SLTP 0,26 persen; tarif uang sekolah SD dan SLTA masing-masing 0,16 persen, tarif uang kuliah akademi/PT 0,06 persen.

7. Transpor dan Komunikasi

Kelompok transpor dan komunikasi pada bulan Agustus 2003 mengalami inflasi sebesar 0,09 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 263,04 pada bulan Juli 2003 menjadi 263,27 pada bulan Agustus 2003.

Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini dua sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok sarana dan penunjang transpor 0,34 persen dan sub kelompok transpor 0,07 persen. Sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman relatif stabil.

Kelompok ini pada bulan Agustus 2003 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen.

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender sampai dengan bulan Agustus 2003 sebesar 2,11 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2001 dan tahun 2002 masing-masing sebesar 7,48 persen dan 5,61 persen.

(6)

Besarnya laju inflasi “year on year” untuk bulan Agustus 2003 terhadap Agustus 2002 sebesar 6,38 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” untuk bulan Agustus 2001 terhadap Agustus 2000 sebesar 12,23 persen dan Agustus 2002 terhadap Agustus 2001 sebesar 10,60 persen.

Tabel 3. Perbandingan Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year, Tahun 2001-2003

Inflasi 2001 2002 2003

1. Agustus

2. Januari – Agustus (Tahun kalender)

3. Agustus thd. Agustus (year on year)

(tahun n) (tahun n-1) -0,21 7,48 12,23 0,29 5,61 10,60 0,84 2,11 6,38

Gambar 3. Perbandingan Inflasi Tahun Kalender 2000-2003

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Jan Jan-Feb Jan-Mrt Jan-Apr Jan-Mei Jan-Jun Jan-Jul Jan-Agust

INFLASI (%)

2000 2001 2002 2003

2001 thd 2000 2002 thd 2001 2003 thd 2002

Gambar 4. Perbandingan Inflasi Year on Year 2000-2003 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16

Jan-Jan Feb-Feb Mrt-Mrt Apr-Apr Mei-Mei Jun-Jun Jul-Jul Ags-Ags

INFLASI (%)

2000 thd 1999

Berita Resmi Statistik No. 43 / VI / 1 September 2003

(7)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada bulan Agustus 2003 terjadi inflasi

0,84

persen. Dari 43 kota IHK tercatat 32 kota mengalami inflasi, dan 11 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banda Aceh sebesar 2,95 persen, dan inflasi terendah di Mataram 0,02 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Jambi sebesar minus 0,80 persen dan deflasi terkecil di Bengkulu minus 0,04 persen.

1. Perbandingan antar Kota di Pulau Sumatera

Pada bulan Agustus 2003 dari 13 kota IHK yang ada di wilayah pulau Sumatera, 10 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banda Aceh sebesar 2,95 persen dan inflasi terendah terjadi di Pematang Siantar 0,33 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di kota Jambi minus 0,80 persen dan deflasi terkecil di Bengkulu minus 0,04 persen (lihat Tabel 4).

Tabel 4. Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi bulan Agustus 2003 Kota-kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

IHK Inflasi 1 Lhokseumawe 295,50 0,50 2 Banda Aceh 300,61 2,95 3 Padang Sidempuan 280,93 0,45 4 Sibolga 301,51 0,93 5 Pematang Siantar 276,84 0,33 6 Medan 298,22 1,23 7 Padang 295,77 -0,33 8 Pekanbaru 301,34 0,53 9 Batam 239,84 0,83 10 Jambi 261,64 -0,80 11 Palembang 302,44 0,48 12 Bengkulu 276,94 -0,04 13 Bandar Lampung 293,99 1,04 279,92 0,84 AGUSTUS 2003 K O T A Nasional

2. Perbandingan antar Kota di Pulau Jawa

Pada bulan Agustus 2003 kota-kota IHK di pulau Jawa yang berjumlah 14 kota, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 1,96 persen dan inflasi terendah di Yogyakarta 0,06 persen. (lihat Tabel 5).

3. Perbandingan antar kota di luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada bulan Agustus 2003 dari 16 kota IHK di wilayah ini, 8 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado 2,67 persen dan inflasi terendah di Mataram 0,02 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Ternate yaitu minus 0,74 persen dan deflasi terkecil di Kendari minus 0,07 persen (lihat Tabel 6).

(8)

Tabel 5. Perbandingan Indeks dan Inflasi bulan Agustus 2003 Kota-kota di Pulau Jawa dengan Nasional

8 IHK Inflasi 1 Jakarta 274,37 0,87 2 Tasik Malaya 264,76 1,58 3 Serang/Cilegon 252,83 0,56 4 Bandung 277,35 1,10 5 Cirebon 274,85 0,79 6 Purwokerto 278,98 0,83 7 Surakarta 265,58 0,32 8 Semarang 271,14 1,58 9 Tegal 250,92 0,39 10 Yogyakarta 288,41 0,06 11 Jember 305,19 0,51 12 Kediri 272,24 0,55 13 Malang 307,83 1,00 14 Surabaya 279,61 1,96 279,92 0,84 AGUSTUS 2003 K O T A Nasional

Tabel 6. Perbandingan Indeks dan Inflasi/deflasi bulan Agustus 2003 Kota-kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera dengan Nasional

Berita Resmi Statistik No. 43 / VI / 1 September 2003

IHK Inflasi 1 Denpasar 285,42 0,49 2 Mataram 269,89 0,02 3 Kupang 278,77 0,13 4 Pontianak 290,42 -0,31 5 Sampit 289,49 2,18 6 Palangkaraya 263,91 -0,19 7 Banjarmasin 261,15 -0,16 8 Balikpapan 281,87 0,61 9 Samarinda 284,45 0,88 10 Manado 310,17 2,67 11 Palu 336,36 -0,40 12 Makasar 268,21 -0,40 13 Kendari 307,81 -0,07 14 Ternate 295,03 -0,74 15 Ambon 280,12 1,29 16 Jayapura 286,77 -0,55 279,92 0,84 AGUSTUS 2003 K O T A Nasional

Gambar

Tabel  1.  Laju  inflasi gabungan 43 kota bulan Agustus 2003,  tahun kalender 2003  dan                                      tahun ke tahun Agustus 2003 terhadap  Agustus 2002
Tabel  2.   Sumbangan  Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi  Nasional    bulan Agustus 2003
Gambar 2.  Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Nasional Bulan  Agustus 2003 -0,1 00,10,20,30,40,50,60,70,80,9PERSEN Umum 1             2              3             4              5              6             7 1
Tabel 3.  Perbandingan Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year, Tahun 2001-2003
+2

Referensi

Dokumen terkait

Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance (Studi Pada Perusahaan Properti dan real estate Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2013 – 2017)” dapat

Kajian ini bertujuan mengetahui prasejarah Gua Tenggera dan Anabahi dari segi fasa budaya, fungsi tapak, lukisan gua, teknologi dan fungsi artifak batu/tulang, persekitaran dan

Pada tahap ini data yang telah terkumpul dianalisis berdasarkan sistem sapaan dalam bahasa Dayak Iban yang berkenaan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti yaitu

Hasil penelitian ini meliputi: (1) unsur pembangun novel Ibu karya Poerwadhie Atmodihardjo meliputi: (a) tema: kasih sayang seorang Ibu terhadap anaknya dan ketabahan dalam

Undang-undang baru yaitu UU No.8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, susu kacang tanah, susu kacang hijau dan susu kacang kedelai dapat digunakan sebagai bahan baku dalam fermentasi kefir; kadar asam

Ya Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, Tuhan kami, yang telah lahir di Betlehem.. Kami puji namaMu yang kudus, karena Engkau telah melawat

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metil ester minyak biji kelor dapat disintesis menjadi senyawa surfaktan etilendiamida melalui