• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah adaptasi dan evolusi agar dapat bertahan hidup (Berbegal-Mirabent et

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sebuah adaptasi dan evolusi agar dapat bertahan hidup (Berbegal-Mirabent et"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam globalisasi ekonomi dinamis, perusahaan harus terlibat dalam sebuah adaptasi dan evolusi agar dapat bertahan hidup (Berbegal-Mirabent et al., 2015). Ketatnya persaingan global mengharuskan bisnis kontemporer mencari pengetahuan dan kemampuan di luar pasar mereka (Hsu et al., 2015). Investasi tak berwujud menjadi hal yang penting bagi persaingan usaha intensif dalam ekonomi kontemporer (Anagnostopoulou, 2008). Salah satu jenis dari aset tak berwujud, yaitu aktivitas penelitian dan pengembangan (R&D) patut menjadi subjek perhatian (Chan et al., 2001). Tuna et al. (2015) menganggap R&D sebagai investasi dalam teknologi baru dan basis pengetahuan, yang dapat ditransformasikan menjadi metode produksi yang lebih efisien atas sumber daya yang tersedia.

Di balik pentingnya R&D bagi perusahaan, R&D juga merupakan salah satu keputusan strategis perusahaan yang dapat menjadi subyek dalam konflik kepentingan manajer dan pemegang saham (Baysinger et al., 1991). Perbedaan tujuan antara manajer dan pemegang saham dapat menyebabkan konflik kepentingan dalam pengambilan keputusan mengenai strategi perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika pemegang saham tertarik untuk memaksimalkan profit jangka panjang, sedangkan manajer bertujuan

(2)

2

menjalankan sebuah bisnis yang menjamin kekayaan pribadi, keamanan kerja, dan prestige (Baysinger & Butler, 1985).

Gagasan mengenai pemisahan kepemilikan dari pengawasan dapat menyebabkan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham menyebabkan sejumlah peneliti tertarik melakukan penelitian terkait struktur kepemilikan (Craswell et al., 1997). Jensen & Meckling (1976) dalam teori agensi menyatakan bahwa dalam suatu organisasi terdapat pemisahan antara pemilik (prinsipal) dengan manajemen (agen) dan pemisahan fungsi tersebut dapat menimbulkan masalah keagenan. Masalah keagenan muncul ketika manajer memiliki kecenderungan alamiah mengalokasikan sumber daya perusahaan dalam rangka kepentingan terbaik mereka, yang mungkin bertentangan dengan kepentingan pemegang saham (Han & Suk, 1998). Berdasarkan perspektif teori agensi, konflik kepentingan antara pemegang saham selaku pemilik dan manajer dapat berkurang ketika kepemilikan manajerial meningkat (Jensen & Meckling, 1976). Kepemilikan manajerial merujuk pada kepemilikan saham oleh direksi, CEO, dan manajer (Omar et al., 2014). Board of directors memiliki kekuatan yang berfungsi untuk menyelesaikan konflik kepentingan, sehingga menghemat biaya terkait dengan pemisahan kepemilikan (Baysinger & Butler, 1985).

Selain kepemilikan saham oleh pihak manajemen, kepemilikan institusional juga berperan penting dalam mengurangi masalah keagenan (Jensen & Meckling, 1976). Kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya agensi (Moh’d et al., 1998) melalui fungsi monitoring. Kepemilikan

(3)

3

institusional diharapkan mampu berfungsi sebagai alat monitoring terhadap pihak manajemen, sehingga manajemen dapat menjalankan fungsi pengelolaan perusahaan dengan baik. Tingkat kepemilikan saham institusi yang cenderung tinggi juga diharapkan dapat mengurangi perilaku opportunistic manajer (Wiranata & Nugrahanti, 2013).

Dalam suatu perusahaan, pemegang saham merupakan pemangku kepentingan yang sebenarnya karena dari kepemilikan tersebut akan berpengaruh terhadap pengambilan strategi utama (Pirzada et al., 2015). Salah satu struktur kepemilikan perusahaan publik yaitu kepemilikan oleh pihak asing. Pihak asing dianggap memiliki sistem manajemen, inovasi, dan teknologi yang memadai (Wiranata & Nugrahanti, 2013), sehingga semakin tinggi kepemilikan saham oleh pihak asing diharapkan dapat mendorong manajer untuk meningkatkan intensitas R&D dalam rangka inovasi perusahaan.

Di Indonesia, aktivitas R&D belum menjadi perhatian, baik sebagai topik penelitian oleh akademisi maupun oleh praktisi perusahaan. Berdasarkan penelitian Koh & Reeb (2015) yang mengambil lebih sampel dari 3.000 perusahaan yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE), ternyata 1.737 perusahaan melaporkan informasi tentang R&D mereka. Artinya, di New York, sudah lebih dari 50% perusahaan yang tercatat di NYSE yang mencantumkan biaya R&D pada laporan keuangan. Sementara itu, di Indonesia, hanya 44 dari 505 atau hanya kurang dari 9% perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melaporkan informasi

(4)

4

mengenai R&D pada laporan keuangan tahun 2014. Artinya, belum banyak perusahaan yang menganggap R&D penting, sehingga mereka tidak menyelenggarakan aktivitas R&D atau hanya mengeluarkan nominal yang kecil. Nominal yang kecil tersebut menyebabkan pelaporan R&D digabung dengan akun lainnya.

Beberapa peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai struktur kepemilikan dan R&D, namun berbagai penelitian tersebut masih menghasilkan temuan yang berbeda. Baysinger et al. (1991) dan Kor (2006) melakukan penelitian mengenai hubungan antara kepemilikan saham board of directors dan intensitas R&D. Kedua penelitian tersebut menghasilkan temuan yang serupa, yaitu kepemilikan saham board of directors berpengaruh langsung pada intensitas R&D (Kor, 2006) dan merupakan pengaruh yang positif (Baysinger et al., 1991). Berbeda dengan kedua penelitian sebelumnya, Choi et al. (2012) menemukan bahwa kepemilikan saham insiders tidak berpengaruh pada R&D.

Selain menemukan tidak adanya pengaruh insiders ownership terhadap R&D, Choi et al. (2012) juga menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap R&D perusahaan. Sementara Lee (2012) menemukan pengaruh negatif antara kepemilikan institusional dan R&D, sedangkan penelitian sebelumnya oleh Graves (1988) dan Graves (1990) menemukan bahwa tidak ada pengaruh kepemilikan institutional dan investasi R&D. Di sisi lain, Love et al. (1996) dan Lee (2012) menemukan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif intentitas R&D. Berbeda

(5)

5

dengan penelitian sebelumnya, Kwon & Park (2013) menemukan pengaruh negatif antara kepemilikan asing dan R&D. Sementara itu, Choi et al. (2012) menemukan bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap R&D.

Beberapa penelitian sebelumnya terkait struktur kepemilikan dan intensitas R&D menemukan hasil yang beragam. Sementara itu, di Indonesia belum ada peneliti yang mengambil intensitas R&D sebagai topik penelitian. Dari ketidakonsistenan hasil penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk menambahkan leverage sebagai variabel moderating pada pengaruh struktur kepemilikan terhadap intensitas R&D. Leverage dipilih sebagai variabel moderating karena menurut Simerly & Li (2000), peningkatan utang akan membatasi dan menghambat pilihan manajer dalam mengelola perusaahaan. Artinya, mungkin R&D sebagai suatu pilihan manajer akan terhambat ketika

leverage meningkat. Penulis berargumen bahwa leverage akan

mempengaruhi hubungan antara struktur kepemilikan dan intensitas R&D, oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian terkait pengaruh struktur kepemilikan terhadap intensitas R&D dengan leverage sebagai variabel moderating.

B. Perumusan Masalah

Perusahaan yang berinvestasi dalam R&D kemungkinan besar mencoba bersaing dalam hal inovasi pada produk dan jasa (Jeremias, 2008). Tuna et al. (2015) menganggap R&D dapat ditransformasikan menjadi metode produksi yang lebih efisien atas sumber daya yang tersedia. Meskipun

(6)

6

demikian, R&D yang merupakan salah satu keputusan strategis perusahaan dapat menjadi penyebab dalam konflik kepentingan karena perbedaan tujuan antara manajer dan pemegang saham (Baysinger, 1991). Pirzda et al. (2015) berpendapat bahwa kepemilikan saham akan berpengaruh terhadap strategi utama perusahan, apalagi jika tingkat kepemilikannya tinggi. Artinya, kepemilikan saham akan berpengaruh ke intensitas R&D karena R&D merupakan salah satu keputusan strategis perusahaan.

Sebagai salah satu keputusan strategis perusahaan, R&D memerlukan biaya yang besar. Apalagi menurut PSAK 19 tentang Aset Tak Berwujud, biaya yang dikeluarkan untuk R&D tidak dapat diakui sebagai aset tak berwujud, melainkan harus dibebankan pada saat terjadinya yang berakibat pada berkurangnya laba tahun berjalan. Manajer kemungkinan akan mempertimbangkan faktor lain ketika harus memutuskan biaya terkait R&D perusahaan. O’Brien (2003) berpendapat bahwa perusahaan yang bersaing atas dasar inovasi harus memprioritaskan leverage yang rendah, karena berkaitan dengan kelangsungan R&D dan ketersediaan dana perusahaan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah struktur kepemilikan (kepemilikan saham board of directors, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing) berpengaruh terhadap intensitas R&D perusahaan?

(7)

7

2. Apakah leverage memoderasi pengaruh struktur kepemilikan (kepemilikan saham board of directors, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing) terhadap intensitas R&D?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Menguji pengaruh langsung struktur kepemilikan (kepemilikan saham board of directors, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing) terhadap intensitas R&D perusahaan.

2. Menguji pengaruh moderasi dari leverage terhadap struktur kepemilikan (kepemilikan saham board of directors, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing) dan intensitas R&D perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pihak-pihak berikut. 1. Bagi praktisi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi para praktisi di perusahaan dalam merancang kebijakan mengenai biaya R&D yang harus dikeluarkan perusahaan, jika dilihat dari sudut pandang struktur kepemilikan dengan memperhatikan leverage perusahaan.

2. Bagi investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai dampak struktur kepemilikan terhadap intensitas R&D yang dimoderasi

(8)

8

oleh leverage, sehingga dapat menjadi rujukan bagi investor dalam melakukan investasi.

3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya, terutama penelitian-penelitian yang terkait dengan struktur kepemilikan, intensitas R&D, dan leverage.

Referensi

Dokumen terkait

dimaksud adalah Desa Adat Kuta sebagai sebuah lembaga tradisional yang berkembang tidak hanya melaksanakan fungsi pokok dari sebuah desa adat yang berkaitan

Dari penutupan lahan diatas, didapatkan pada RTH mempunyai nilai suhu permukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan lahan terbangun (RTB) hal ini dikarenakan RTH

Berdasarkan pengujian tiga parameter sifat-sifat terpenting dari suatu bahan isolasi cair (liquid dielektrik) yang meliputi: viskositas kinematik, kekuatan tegangan

PENJADWALAN MESIN PRODUKSI FLOW SHOP ”, yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Magister Teknik Informatika pada Program Studi Teknik Informatika,

Ketiga brand trust (Kepercayaan merek) merupakan persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi

Pimpinan suatu perusahaan, setiap hari mencoba mencari kesesuaian antara kekuatan- kekuatan internal dan kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan ancaman). Indah Jati untuk

Maksud dari penelitian adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada BPR berbadan hukum PT di Kota Bandung periode

Pengendalian dilakukan agar perusahaan mengetahui apakah pembelian barang yang dilakukan pada perioda sebelumnya telah ideal dengan penjualan dan safety stock yang