• Tidak ada hasil yang ditemukan

JIIA, VOLUME 2, NO. 3, JUNI 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JIIA, VOLUME 2, NO. 3, JUNI 2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

232

MANAJEMEN PRODUKSI DAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA

BERBAGAI TIPE PETERNAK AYAM BROILER

(Analysis of Production Management and The Cost of Goods Production Determination on Various Type of Poultry Broiler Chicken)

Novi Kurniawati, Hanung Ismono, Wuryaningsih Dwi Sayekti

Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35141, e-mail: novikurniawatim@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to analyze: the management of the broiler chicken poultry production of independent supervision, semi-independent and partnership, the cost of goods broiler production independent supervision, semi-independent and partnership in Purwoasri Village North Metro District Metro City and in Kedaton 2 Village Batang Hari Nuban District regency of East Lampung. This research was conducted in October until November 2013. Primary and secondary data were collected in this reserch. The amount of research respondents were three people, who were an independent poultry, semi-independent and partnership. The methods of data analysis used in this research was descriptive, qualitative and quantitative analysis. The results showed that (1) the management of the broiler chicken production with the supervision of partnership was the best with scores 132 higher than the semi-independent and independent supervision. Some of excellence management production partnership supervision were the application of the cleaning system equipment enclosure, transportation of DOC, admission of DOC process to the cage, preservation of the cage, giving the woof and handling of harvest item (2) the highest cost of goods production per kilogram of broiler chicken was the poultry with partnership supervision Rp13,531.00/kg, whereas the poultry with independent supervision was Rp13,496.36 and the poultry with semi-independent supervision was Rp13,109.67/kg.

Keywords: Broiler chicken, HPP, poultry, production management

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian dalam arti luas meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan (Fatah 2006). Peternakan merupakan subsektor pertanian yang memiliki peranan penting, di antaranya dapat meningkatkan devisa negara, penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan gizi masyarakat khususnya kebutuhan protein hewani. Ternak yang dapat dijadikan sumber utama penghasil daging dan sekaligus pemenuhan kebutuhan protein hewani adalah ayam. Ayam pedaging atau broiler menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya kebutuhan akan protein hewani, karena ayam broiler merupakan ayam ras pedaging yang memiliki kemampuan tumbuh cepat.

Perkembangan populasi ayam broiler di Provinsi Lampung dari tahun 2007-2011 berfluktuasi. Populasi ayam broiler pada tahun 2007 sebesar 15.033.671 ekor. Pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 25.879.616 ekor dengan

persentase 72,1 persen lebih tinggi dari tahun 2007. Pada tahun 2009 populasi ayam broiler mengalami penurunan sebesar 6,92 persen dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan, meskipun tidak sebesar pada tahun 2008 yaitu hanya sebesar 0,48 persen, sedangkan untuk tahun 2011 populasi ayam broiler mengalami kestabilan (BPS Provinsi Lampung 2012).

Pengusahaan ayam broiler terbagi menjadi dua tipe yaitu peternak dengan tipe mandiri dan peternak tipe kemitraan. Namun demikian, dalam kenyataannya peternak mandiri terbagi dua lagi yaitu mandiri murni dan semi mandiri. Perbedaan tipe dalam pengelolaan ayam broiler menyebabkan adanya perbedaan manajemen produksi, karena dalam melakukan manajemen produksi ayam broiler peternak tipe kemitraan pada dasarnya telah ditetapkan oleh perusahaan inti. Berbeda dengan peternak tipe mandiri dan semi mandiri yang dalam melakukan manajemen produksi ditentukan oleh peternak itu sendiri tanpa adanya campur tangan dari pihak lain.

(2)

JIIA, VOLUME 2, NO. 3, JUNI 2014

Biaya produksi yang dikeluarkan antara ketiga tipe

memiliki perbedaan karena peternak kemitraan dalam mendapatkan input produksi telah disediakan oleh perusahaan inti dengan perjanjian harga yang telah disepakati. Peternak mandiri dan semi mandiri menyediakan sarana produksi sendiri, sehingga diduga ada perbedaan penerimaan dan biaya produksi. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen produksi ayam broiler dan harga pokok produksi ayam broiler peternak tipe mandiri, semi mandiri dan peternakan tipe kemitraan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan satuan kasus dipilih secara sengaja peternak tipe mandiri di Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro serta peternak tipe semi mandiri dan kemitraan yang terletak di Desa Kedaton II Kecamatan Batang Hari Nuban Kabupaten Lampung Timur. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2013. Responden penelitian berjumlah 3 orang yang terdiri dari peternak mandiri, semi mandiri dan kemitraan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan peternak ayam broiler menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan literatur terkait dalam penelitian ini. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Menurut Prawirosentono (2001), manajemen produksi adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan untuk membuat produk dari bahan baku dan bahan penolong lainnya. Di lain pihak, Haming & Nurnajamuddin (2007) menyatakan bahwa manajemen produksi memang pada dasarnya mengkaji tata produksi barang tetapi sudah memperhatikan kualitas keluaran yang dihasilkan di samping tekanan biaya atau efisiensi ekonomi. Untuk mempermudah menjalankan manajemen produksi, khususnya manajemen produksi ayam broiler diperlukan suatu standart operational procedure (SOP) dalam menjalankannya. Pengembangan dan penerapan dari SOP merupakan bagian penting dari keberhasilan sistem kualitas. Dimana SOP menyediakan informasi untuk setiap individu untuk menjalankan suatu pekerjaan, dan memberikan konsistensi pada kualitas dan integritas dari suatu produk atau hasil akhir.

Manajemen produksi dalam penelitian ini dilihat dari penerapan SOP.

Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual sedangkan harga pokok merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva (Mulyadi 1999). Penetapan harga pokok produksi dilakukan dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok produk yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang sebelumnya (Kurniawan 2011). Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Full costing merupakan metode penentuan (HPP) yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam HPP. Variable costing merupakan metode penentuan HPP yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam HPP, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Manajemen Produksi Ayam Broiler

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui manajemen produksi ayam broiler peternak tipe mandiri, kemitraan dan semi mandiri ialah analisis deskriptif. Analisis berdasarkan hasil pengamatan cara budidaya ayam broiler untuk usaha pembesaran ayam broiler. Dimulai dari perencanaan sebelum dilakukannya pemeliharaan ayam broiler, pengorganisasian, pergerakan yaitu suatu bentuk implementasi atau tata cara yang digunakan untuk menjalankan pemeliharaan yang disesuaikan dengan SOP dan pengontrolan yaitu untuk menghindari kesalahan dalam pemeliharaan ayam broiler.

Untuk menilai penerapan SOP dilakukan dengan cara memberikan skor di setiap langkah kegiatan pemeliharaan ayam broiler. Pemberian skor dilakukan dengan menggunakan skala Likert (1-5). Proses pemberian skor berdasarkan lima kriteria yaitu: sangat diterapkan (skor=5), diterapkan (skor=4), cukup diterapkan (skor=3), tidak diterapkan (skor=2) dan sangat tidak diterapkan (skor=1) (Supranto 1997).

Harga Pokok Produksi (HPP) Ayam Broiler dengan Menggunakan Biaya Produksi

Penelitian ini menggunakan metode variabel costing, karena metode ini hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel ke dalam HPP yang

(3)

dan Biaya Overhead Pabrik (BOP). Perhitungan HPP menggunakan rumus (Mulyadi 1999):

𝐻𝑃𝑃 =(Biaya bahan baku + Biaya TK + BOP variabel)

∑ produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian yang telah dilakukan peternak terbagi menjadi tiga tipe yaitu peternak tipe mandiri, semi mandiri dan kemitraan. Menurut Yulianti (2012) peternak mandiri merupakan peternak yang menyediakan seluruh input produksi dari modal sendiri, memiliki kebebasan dalam pemasaran, mempunyai hak sepenuhnya dalam mengambil keputusan mencakup kapan memulai beternak dan memanen ternaknya, serta seluruh keuntungan dan risiko ditanggung sepenuhnya oleh peternak itu sendiri. Peternak dengan tipe semi mandiri sama halnya seperti peternak mandiri, namun memiliki perbedaan dalam pengadaan sapronak. Biasanya peternak membeli dari poltry shop dengan cara membayar uang muka untuk setiap sapronak yang dibeli dan pelunasan setelah panen.

Peternak tipe kemitraan yaitu peternak dalam pengusahaan ayam broiler dilaksanakan dengan pola inti plasma yaitu kemitraan antara peternak mitra dengan perusahaan inti, dimana kelompok peternak mitra bertindak sebagai plasma sedangkan perusahaan mitra sebagai inti. Pada tipe kemitraan, perusahaan inti menyediakan sarana produksi peternakan berupa DOC, pakan, obat-obatan dan vitamin, bimbingan teknis pemeliharaan dan memasarkan hasil, sedangkan plasma hanya menyediakan kandang dan tenaga kerja (Yulianti 2012).

Terbentuknya kemitraan karena ketimpangan yang terjadi antara pelaku usaha yang bersifat marginal yaitu kegiatan usaha yang memiliki keterbatasan dukungan pendanaan serta relatif masih sederhananya teknik produksi dengan pelaku usaha yang bersifat non marginal yaitu pelaku usaha yang memiliki kapasitas usaha yang relatif cukup besar serta dukungan permodalan yang cukup baik. Perbedaan antar kedua kelompok usaha tentu akan menyebabkan perbedaan penentuan harga jual produk yang mengakibatkan pelaku usaha marginal sering terdiskriminasi. Solusi yang diambil untuk mengatasi ketimpangan kedua kelompok usaha adalah melalui tipe kemitraan. Tipe kemitraan yang menghubungkan antara perusahaan inti dengan plasma mempunyakekuatan ekonomi yang cukup tinggi (Dewanto 2005).

(SOP)

Penerapan manajemen produksi dalam penelitian ini dilihat dari penerapan SOP yang dikutip dari beberapa sumber, diantaranya SOP perusahaan inti, BPTP Departemen Pertanian dan Tim Karya Tani Mandiri. Penerapan SOP dinilai dengan menggunakan skala likert. Penilaian mengenai penerapan SOP terdiri dari 12 item dengan masing-masing item memiliki dua sampai empat indikator. Penilaian yang dilakukan berdasarkan jumlah skor penerapan SOP digolongkan ke dalam 4 kategori yaitu: sangat rendah (skor 31-62), rendah (skor 63-94), sedang (94-125) dan tinggi (skor≥125). Penilaian yang dilakukan menghasilkan tipe pengelolaan kemitraan dan mandiri termasuk ke dalam kategori skor tinggi yaitu 132 dan 126 poin, sedangkan tipe pengelolaan semi mandiri termasuk ke dalam kategori sedang yaitu sebesar 116 poin. Peternak tipe kemitraan memperoleh nilai tertinggi di item pembersihan peralatan kandang dan proses penerimaan DOC ke kandang.

Pembersihan peralatan kandang merupakan proses mensterilkan kembali peralatan yang telah dipakai selama proses pemeliharaan, sedangkan proses penerimaan DOC ke kandang merupakan pemindahan DOC dari kotak penyimpanan DOC ke dalam kandang. Masing-masing indikator pada setiap item mencapai nilai maksimum, sehingga peternak tipe kemitraan memperoleh nilai tertinggi dan maksimum. Pencapaian nilai tertinggi dan maksimum oleh peternak tipe kemitraan tentu saja tidak terlepas dari peran peternak dalam menjalankan usaha ayam broiler sesuai dengan ketentuan standar pemeliharaan yang telah ditetapkan.

Peternak tipe mandiri memperoleh jumlah nilai tertinggi ke dua setelah peternak tipe kemitraan yaitu berjumlah 126 poin. Pada 12 item penilaian peternak memperoleh nilai tertinggi dari segi pelaksanaan sanitasi kandang. Sanitasi kandang merupakan suatu upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan kandang dengan tujuan menjaga kesehatan, baik kesehatan peternak maupun ternak yang dipelihara. Sama hal nya seperti teori yang di jelaskan oleh Tim Karya Tani Mandiri (2009) bahwa sanitasi merupakan usaha pencegahan timbulnya penyakit yang dilakukan secara sederhana yang dilakukan untuk menjaga kesehatan ayam broiler. Jumlah nilai terendah dari penerapan SOP adalah peternak tipe semi mandiri yaitu dengan jumlah poin 116. Rendahnya jumlah

(4)

JIIA, VOLUME 2, NO. 3, JUNI 2014

nilai yang diperoleh karena ada beberapa indikator

dari item yang tidak sepenuhnya diterapkan. Pada proses pengadaan input di item persiapan kandang memiliki dua indikator penilaian, salah satunya adalah penaburan sekam secara merata di lantai alas untuk ayam baru datang dengan ketebalan sekam berkisar 7-8 cm dan untuk anak ayam umur 1-2 hari sekam di alas dengan menggunakan kertas. Pada indikator ini peternak tidak melaksanakan sesuai prosedur karena tidak menggunakan alas kertas pada bagian atas sekam untuk anak ayam umur 1-2 hari. Alas kertas atau koran yang digunakan untuk melapisi sekam berfungsi agar anak ayam yang berusia 1-2 hari tidak memakan sekam yang dianggap pakan, karena jika hal tersebut tejadi akan berakibat pada bobot tubuh ayam yang sulit bertambah.

Penyemprotan kandang dengan air dan diterjen termasuk ke dalam item sanitasi kandang. Pada indikator ini peternak hanya melakukan penyemprotan dengan menggunakan air tanpa menggunakan diterjen karena peternak beranggapan bahwa sesudah pembersihan dengan air kandang akan disemprot dengan larutan desinfektan dan kapur yang berfungsi untuk menghilangkan serta mencegah bakteri dan jamur, tetapi dengan menggunakan diterjen selain mempermudah peternak membersihkan kandang dari kotoran ayam broiler juga berfungsi menghilangkan jamur dan bakteri.

Penyemprotan desinfektan untuk ayam berumur 0-12 hari yang termasuk ke dalam item pemeliharaan kandang. Pada indikator ini peternak semi mandiri tidak melaksanakan sesuai dengan prosedur,

karena penyemprotan desinfektan tidak dilaksanakan setiap hari melainkan dua hari sekali. Seharusya penyemprotan desinfektan dilaksanakan setiap hari karena ayam yang berumur 0-12 hari sangat rentan terserang penyakit. Tujuan dilaksanakan penyemprotan desinfektan setiap hari yaitu untuk memperkecil angka kematian ayam yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.

Jumlah nilai terendah yang diperoleh peternak tipe semi mandiri karena adanya beberapa indikator pada item yang tidak sepenuhnya dilaksanakan, sehingga skor yang diperoleh pada penerapan SOP memiliki jumlah skor terendah. Dari hasil penelitian mengenai manajemen produksi ayam broiler sama seperti yang ditemukan oleh penelitian yang dilakukan Wiranata (2013) bahwa pada manajemen produksi yang dilaksanakan mulai dari persiapan kandang, pemeliharaan sampai panen dilihat berdasarkan penerapan SOP. Pemberian skor penerapan SOP pada penelitian ini untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.

Analisis Harga Pokok Produksi Ayam Broiler dengan Menggunakan Biaya Produksi

Perhitungan analisis HPP pada penelitian ini menggunakan data satu tahun, karena responden yang diteliti memiliki tipe pengelolaan secara berbeda dan tentu akan mempengaruhi analisis HPP ayam broiler jika dibandingkan hanya dihitung pada satu periode saja. Biaya penyusun HPP yang termasuk di dalamnya meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang dihitung satu kali proses produksi.

Tabel 1. Penerapan SOP pada peternakan ayam

No Penerapan SOP Tipe Pengelolaan Indikator

Mandiri Kemitraan Semi Mandiri ∑ Nilai Maksimum

1 Pembersihan peralatan kandang 8 10 8 2 10

2 Sanitasi kandang 20 17 16 4 20

3 Persiapan kandang 9 9 7 2 10

4 Pengangkutan DOC 12 13 12 3 15

5 Proses penerimaan DOC ke kandang 8 10 8 2 10

6 Standar pemanas suhu ruangan 4 4 4 1 5

7 Pemeliharaan kandang 10 12 9 3 15 8 Pemberian pakan 7 9 7 2 10 9 Pemberian minum 9 8 8 2 10 10 Penimbangan 7 7 6 2 10 11 Penanganan panen 16 17 15 4 20 12 Pasca panen 16 16 16 4 20 Jumlah 126 132 116 31 155

(5)

Pada peternakanan ayam broiler bahan baku yang digunakan adalah DOC (Day Old Chicken) yaitu anak ayam yang berusia 0-7 hari. Rata-rata total pembelian DOC per periode produksi selama satu tahun pada peternak tipe mandiri sebesar Rp26.190.000,00, peternak tipe kemitraan Rp29.707.850,00 dan peternak tipe semi mandiri Rp9.800.000,00. Biaya total pembelian bahan baku masing-masing peternak dapat dilihat pada Tabel 2.

Kesulitan mendapatkan DOC juga pernah dialami oleh ketiga peternak. Kesulitan yang dihadapi oleh peternak tipe mandiri dan semi mandiri adalah persaingan pembelian DOC dengan perusahaan besar, sehingga persediaan DOC tidak tersedia. Kesulitan yang pernah dialami peternak tipe kemitraan adalah ketika periode per tahun yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Ketidaksesuain periode diakibatkan oleh beberapa faktor yang terjadi di lapang. Ketidaksesuaian jadwal yang telah ditetapkan sering kali mengakibatkan terjadinya persaingan antara peternak plasma pada proses chick in (proses penerimaan DOC ke kandang). Peternak yang jadwal chick in terlambat dari jadwal yang telah ditetapkan, harus sedikit lebih menunggu jadwal chick in.

Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja langsung pada peternak ayam broiler ditunjukkan pada Tabel 3. Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh peternak tipe mandiri sebesar Rp1.929.000,00, peternak tipe kemitraan sebesar Rp1.773.571,43 dan peternak tipe semi mandiri sebesar Rp1.635.000,00. Tingginya rata-rata upah tenaga kerja karena lokasi peternak tipe mandiri yang masih berada di kawasan kota membuat tenaga kerja memasang tarif yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah kabupaten.

Tabel 2. Biaya bahan baku peternak ayam broiler

Periode Produksi

Bahan Baku (Rp)

Mandiri Kemitraan Semi mandiri 1 35.750.000,00 41.002.500,00 13.000.000,00 2 34.185.000,00 36.327.500,00 9.000.000,00 3 24.225.000,00 32.752.500,00 12.000.000,00 4 20.790.000,00 34.127.500,00 8.000.000,00 5 16.000.000,00 32.697.500,00 7.000.000,00 6 - 21.184.950,00 - 7 - 9.862.500,00 - Rata-rata 26.190.000,00 29.707.850,00 9.800.000,00 Periode Produksi

Biaya Tenaga Kerja (Rp)

Mandiri Kemitraan Semi mandiri 1 2.245.000,00 1.890.000,00 1.650.000,00 2 2.240.000,00 1.780.000,00 1.605.000,00 3 1.720.000,00 1.840.000,00 1.650.000,00 4 1.720.000,00 1.810.000,00 1.650.000,00 5 1.720.000,00 1.780.000,00 1.620.000,00 6 - 1.675.000,00 - 7 - 1.640.000,00 - Rata-rata 1.929.000,00 1.773.571,43 1.635.000,00 Biaya Variabel

Biaya variabel yang dikeluarkan oleh ketiga peternak ayam broiler terdiri dari bahan pendukung dan biaya lain-lain. Biaya bahan pendukung yang digunakan oleh peternak ayam broiler terdiri dari biaya pakan dan biaya obat-obatan, sedangkan biaya lain-lain yang digunakan terdiri dari biaya kapur sirih, listrik, solar atau bensin, koran, sekam dan gas atau kayu bakar. Rata-rata total biaya variabel per periode produksi selama satu tahun yang dikeluarkan peternak tipe mandiri sebesar Rp77.832.900,00, peternak tipe kemitraan sebesar Rp115.830.144,62 dan peternak tipe semi mandiri sebesar Rp28.680.600,00. Biaya variabel masing-masing peternak dapat dilihat pada Tabel 4.

Biaya variabel yang dikeluarkan peternak tipe kemitraan lebih tinggi dibandingkan dengan tipe lainnya. Tingginya rata-rata biaya variabel karena kapasitas produksi peternak kemitraan lebih tinggi yaitu dengan rata-rata 5000 ekor ayam broiler, sedangkan peternak mandiri 4650 ekor dan semi mandiri 2000 ekor. Dari kapasitas yang berbeda tentu akan menghasilkan rata-rata total biaya variabel per periode produksi yang berbeda. Tabel 4. Biaya variabel peternak ayam broiler

Periode produksi

Biaya variabel (Rp)

Mandiri Kemitraan Semi mandiri 1 98.991.000,00 99.369.696,02 36.451.000,00 2 83.369.000,00 89.170.456,00 20.225.000,00 3 71.086.000,00 81.357.550,00 28.572.000,00 4 68.550.000,00 99.342.676,00 31.639.000,00 5 67.168.500,00 92.016.258,00 26.516.000,00 6 - 71.806.438,00 - 7 - 46.087.649,08 - Rata-rata 77.832.900,00 115.830.144,62 28.680.600,00

(6)

JIIA, VOLUME 2, NO. 3, JUNI 2014

Tabel 5. Jumlah produksi pada peternak ayam

broiler

Periode Produksi

Jumlah produksi ayam broiler (Kg) Mandiri Kemitraan Semi mandiri

1 9.002,00 9.767,40 3.350,00 2 7.900,00 9.439,20 1.950,00 3 7.500,00 8.524,60 3.200,00 4 7.200,00 9.856,60 3.250,00 5 7.650,00 9.128,20 3.550,00 6 - 7.019,60 7 - 4.776,40 Rata-rata 7.850,40 8.358,85 3.060,00

Dari kapasitas ayam broiler yang dimiliki masing-masing peternak menghasilkan rata-rata jumlah produksi selama satu tahun peternak tipe mandiri sebesar 7.850,40 kilogram, peternak kemitraan sebesar 8.358,85 kilogram dan peternak semi mandiri sebesar 3.060 kilogram. Produksi yang dihasilkan masing-masing peternak dapat dilihat pada Tabel 5.

Harga Pokok Produksi Ayam Broiler

Harga pokok produksi ayam broiler per periode produksi selama satu tahun peternak tipe kemitraan mampu menghasilkan 7 periode produksi. Untuk peternak tipe mandiri dan semi mandiri hanya mampu menghasilkan 5 periode produksi. Perbedaan jumlah periode produksi karena peternak tipe mandiri dan semi mandiri sebelum melaksanakan pemeliharaan harus memprediksi harga jual serta arah pemasaran nanti, sedangkan peternak tipe kemitraan tidak perlu memikirkan hal tersebut karena hasil panen ayam broiler nanti akan ditampung secara keseluruhan oleh perusahaan inti yang menaunginya.

Perbedaan HPP per periode produksi selama satu tahun dari ketiga tipe peternak, karena perbedaan biaya variabel yang didapatkan peternak. Biaya variabel meliputi biaya pembelian sapronak seperti bahan baku, pakan, obat-obatan serta bahan penunjang lainnya pada setiap periode produksi. Rata-rata HPP per periode produksi selama satu tahun ketiga tipe peternak ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 6.

Rata-rata HPP per periode produksi selama satu tahun ditunjukkan pada Tabel 6. Rata-rata HPP satu tahun ayam broiler peternak mandiri berjumlah Rp13.412,46/kg dengan rata-rata harga jual ayam broiler selama satu tahun adalah sebesar Rp15.100,00/kg. Untuk itu dapat dilihat bahwa selisih antara harga pokok dari perhitungan dan harga jual adalah sebesar Rp1.687,54.

Tabel 6. Harga pokok produksi pada peternak ayam broiler

Periode Produksi

HPP (Rp/Kg)

Mandiri Kemitraan Semi Mandiri

1 15.217,29 14.565,00 15.254,03 2 15.163,80 13.483,98 15.810,26 3 12.937,47 13.601,82 13.194,38 4 12.647,22 13.724,83 12.704,31 5 11.096,54 13.857,47 9.897,46 6 - 13.486,01 - 7 - 12.057,23 - Rata-rata 13.412,46 13.539,48 13.372,09

Peternak kemitraan rata-rata HPP yang didapatkan selama satu tahun yaitu Rp13.539,48/kg dengan rata-rata harga jual ayam broiler selama satu tahun adalah sebesar Rp14.330,57/kg. Untuk itu dapat dilihat bahwa selisih antara harga pokok dari perhitungan dan harga jual adalah sebesar Rp791,09. Peternak semi mandiri rata-rata HPP yang diperoleh selama satu tahun yaitu Rp13.372,09/kg dengan rata-rata harga jual selama satu tahun ternak ayam broiler adalah sebesar Rp14.700,00/kg. Untuk itu selisih antara harga pokok dari perhitungan dan harga jual adalah sebesar Rp1.327,91.

Harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan HPP ayam broiler menyebabkan peternak memperoleh laba dalam usaha ayam broiler, sehingga HPP dari ketiga tipe dapat dijadikan pertimbangan. Dari hasil perbandingan rata-rata HPP selama 1 tahun ketiga tipe pengelolaan, HHP tertinggi terdapat pada tipe kemitraan. Hasil penelitian mengenai HPP sama seperti yang ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Windarsari (2012) bahwa total biaya produksi yang dikeluarkan dalam proses produksi ayam broiler pada tipe mandiri lebih rendah dibandingkan dengan tipe kemitraan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi ayam broiler dengan tipe pengelolaan kemitraan adalah yang terbaik dibandingkan dengan tipe pengelolaan mandiri dan semi mandiri. Keunggulan manajemen produksi tipe kemitraan terdapat pada penerapan item pembersihan peralatan kandang, pengangkutan DOC, proses penerimaan DOC ke kandang, pemeliharaan kandang, pemberian pakan dan item penanganan panen.

(7)

broiler tertinggi yaitu peternak dengan tipe kemitraan sebesar Rp13.539,48/kg kemudian peternak tipe pengelolaan mandiri sebesar Rp13.412,46/kg dan peternak tipe pengelolaan semi mandiri sebesar Rp13.372,09/kg.

DAFTAR PUSTAKA

BPS [Badan Pusat Statistik] Provinsi Lampung. 2012. Lampung Dalam Angka 2012. Badan Statistik Provinsi Lampung. Lampung

Dewanto AD. 2005. Perjanjian Kemitraan Dengan Pola Inti Plasma Pada Peternak Ayam Potong/Broiler di Pemerintah Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Undip. Semarang.

Fatah L. 2006. Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Kerjasama Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Lambung Mangkurat dengan Pustaka Banua. Kalimantan Selatan.

Haming M, Nurjamudin M. 2007. Manajemen Produksi Modern. Bumi Aksara. Jakarta.

Pokok Produksi dan Laba Komoditas Karet (SIR) Standar Indonesia Rubber 3l dan 3WF di PT XYZ. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Universitas Gadjah Mada. Aditya Media. Yogyakarta.

Prawirisentono S. 2001. Manajemen Operasi. Bumi Aksara. Jakarta.

Supranto J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Rineka Cipta. Jakarta.

Tim Karya Tani Mandiri. 2009. Pedoman Budidaya Beternak Ayam Broiler. Nuansa Aulia. Bandung.

Windarsari LD. 2012. Kajian Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging Di Kabupaten Karang Anyar: Membandingkan Antara Pola Kemitraan dan Pola Mandiri. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan 1 (1) : 65-72. Wiranata IJA. 2013. Manajemen Produksi dan

Analisis Risiko Peternakan Ayam Broiler Plasma di Desa Ciseeng Parung Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yulianti F. 2012. Kajian Analisis Pola Usaha

Pengembangan Ayam Broiler di Kota Banjarbaru. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial 4 (1) : 6.

Gambar

Tabel 1. Penerapan SOP pada peternakan ayam
Tabel 2.  Biaya bahan baku peternak ayam broiler
Tabel  6.    Harga  pokok  produksi  pada  peternak  ayam broiler

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2014) pada profil kesehatan Jatim 2012, berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing variabel penelitian. 1) Jumlah

Dalam menguji sistem kendali hold position pada robot underwater ROV, maka dilakukan pengujian dengan kondisi gangguan (disturbance) dan kondisi ideal, adapun kondisi

Untuk mendapatkan Izin Usaha dimaksud Pasal 7 ayat (2) huruf b Peraturan Daerah ini, pihak yang bersangkutan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Gubernur Kepala

Dari sepuluh sampel perusahaan diatas terdapat 4 perusahaan yang masuk dala m kategor i tidak bangkrut a tau kondisi keuangannya dalam keadaan sehat berarti bangkrut secara

Kedalaman irisan sadap yang dianjurkan adalah 1 mm- 1.5 mm agar pohon dapat disadap 25- 30 tahun.Jika dalam penyadapan lapisan kambium tersentuh maka, kulit pulihan

Apabila terdapat perbedaan jumlah barang (barang pesanan dan barang bonus) yang diterima outlet dengan jumlah barang yang ada di Sales Order, maka Admin Sales akan mengedit

Report ini digunakan untuk mengetahui total ritase, uang jalan bkk, tol, km, volume, avg/km, avg/vol dan ratio per Driver yang dapat dipilih (sortir) berdasarkan date, month,

Gambar 5.11 Desain taman dan kolam perancangan sebagai media terapi