• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan persepsi terhadap sekolah menengah kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan : studi kasus pada SMPN I Tembarak Temanggung - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan persepsi terhadap sekolah menengah kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan : studi kasus pada SMPN I Tembarak Temanggung - USD Repository"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERSEPSI SISWA TERHADAP SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN KE

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Studi Kasus pada SMPN I Tembarak Temanggung

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

RURI ANGGRAENI NIM: 021334018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Hidup adalah memecahkan masalah yang tidak diharapkan

dan menemukan segala sesuatu yang belum diketahui

( Daniel S. Goldin )

Kupersembahkan skripsi ini untuk: Bapak dan Ibuku tercinta

Kakakku Rudi Puji Santoso

(5)

v

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ruri Anggraeni

Nomor Mahasiswa : 021334018

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Persepsi Siswa Terhadap Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Minat Siswa Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (Studi kasus : Siswa – siswi kelas III SMPN I Tembarak, Temanggung)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 Februari 2008

Yang menyatakan

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 1 Februari 2008

Penulis

(7)

vii

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Studi Kasus: : Siswa-siswi Kelas III SMPN I Tembarak, Temanggung Jawa Tengah

Ruri Anggraeni Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan; (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan.

(8)

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PARENT’S SOCIAL ECONOMIC STATUS AND THE STUDENT’S PERSEPTION TOWARD

VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL WITH THE STUDENT’S INTEREST TO CONTINUE THEIR STUDY TO VOCATIONAL SENIOR

HIGH SCHOOL

A Case Study: The Third Year Students at SMPN I Tembarak, Temanggung, Central Java

Ruri Anggraeni Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research aims to know whether: (1) there is a positive relation between the parent’s social economic status and the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School; (2) there is a positive relation between the student’s perception toward Vocational Senior High School with the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School.

Data collection was done in April 2007. The populations of this research were188 people. The methods of the data collection were questionnaires, interview, and documentation. To examine this research, the writer used the

Pearson’s product moment method.

(9)

ix

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat, berkat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Persepsi Siswa Terhadap Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Minat Siswa Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan ”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatan-hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs.Bambang Purnomo, S.E., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk berupa saran-saran dan kritikan demi kemajuan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini

5. Bapak S. Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si. dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan saat menguji penulis.

(10)

x

selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

9. Bapakku Setiyo Rahardjo dan Ibu Sri Redjeki, terima kasih atas doa, harapan, pengorbanan dan kasih sayangnya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kalian adalah the best mom and dad in the world.

10. Kakakku Rudi Puji Santoso yang selalu memberi semangat dan dorongan. 11. Mamas ( Seno Setiawan ), yang tak henti-hentinya memberi dorongan,

semangat, cinta, dan kasih sayang, sabar ngadepin aku dan kesetiaan yang mamas berikan. Cepat pulang...

12. Keluarga besar Ibu Sri Rahayu ( mbak yuli, mas ardi, mbak dian ), makasih ya doanya.

13. Keluarga besar Bapak Suwarno ( Seno, Bimo, Tri, en Nonok ), jd kangen Solo nich...

14. Mas Doko, makasih ya dah nganterin aku....walau ujan badai, hajar aja...

15. Sahabatku, Bety : Kalo nikah undangannya ya, Danik ( Danong ): kangen

ni jalan2 ma kamu, Ana: akhire qita lulus ya na....Watik : wah dah jadi OKB ni...Ninuk : Smangat !!!, Lia ( liong ): Kapan ke Jogja jeng...Edi (

Paijo ): Wah kw kok ngilang terus to Ed!!

(11)

xi

wah dah jadi bussines man nich, Yeni: Kangen ni...ma masa2 SMA, Septi (

Epi’) : Kpn bisa ngumpul lagi ya .n Krisyanti : Cie...bentar lagi dah jadi

nyonya ni....

18. Temen-temen PAK A 2002 Æ Edi, Yuli, Hanick, Trisna, Rita (Susi), Lieya, Mitha, Cicil, Flora, Desi, Shila, Etha, Febri, Santi, Ika, Br.Tadius, Nanik, Siska, Moko, Titet, Aji, Adi, Krestee, Rita stero, Erni, Rosa, Emi, Vero, Yeni don’t forget me...

19. Temen-temen PAK B 2002Æ Fera, Eri, Yoyok, Imas, Siska, Muntari, Lusi, Yuni, Dwi, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita, Indri, Lamdos, Kris, Didik, dll. 20. Temen-temen PAK C 2002 Æ Banu, TM, Uci, Toro, MM, Cipluk, Suprapti,

Wulan, Tiara, Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Astuti, Ima, Risa, Lia, Esti, dll.

21. Buat diri pribadiku ayo jadilah orang yang PD, jangan mudah menyerah, gak usah pemalu, n smangat!!!

22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis

(12)

xii

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Status Sosial ekonomi ... 6

B. Persepsi ... 9

(13)

xiii

E. Hipotesis ... 21

BAB III : METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22

D. Populasi dan Sampel ... 23

E. Variabel Penelitian ... 23

F. Pengukuran Variabel ... 24

G. Teknik Pengumpulan Data ... 26

H. Pengujian Instrumen Penelitian... .... 26

I. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV : HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 37

A. Data Kelembagaan Sekolah ... 37

B. Fasilitas Penunjang Pendidikan ... 37

C. SDM SMPN I Tembarak ... 39

D. Data Siswa ... 42

BAB V : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Deskripsi Data ... 46

B. Analisis Deskriptif ... 47

C. Analisa Data ... 50

D. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 51

E. Pembahasan ... 53

(14)

xiv

B. Keterbatasan Penelitian ... 59

C. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN ... 64

(15)

xv

halaman

Tabel 3.1 Hasil uji validitas untuk persepsi siswa terhadap SMK ... 28

Tabel 3.2 Hasil uji validitas untuk minat melanjutkan ke SMK ... 29

Tabel 4.1 Fasilitas SMPN I Tembarak ... 37

Tabel 4.2 Guru dan karyawan SMPN I Tembarak ... 40

Tabel 4.3 Data jumlah siswa ... 42

Tabel 4.4 Komposisi tingkat pendidikan orang tua... 43

Tabel 4.5 Komposisi fasilitas yang dimiliki orang tua... 44

Tabel 5.1 Status sosial ekonomi orang tua ... 47

Tabel 5.2 Persepsi siswa terhadap SMK ... 48

(16)

xvi

halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 64

Lampiran 2 Data SPSS ... 71

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ... 101

Lampiran 4 Normalitas ... 103

Lampiran 5 Korelasi Product Moment ... 104

Lampiran 6 Kategori kecenderungan variabel ... 105

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia atau SDM,

pendidikan menduduki peranan penting, sehingga mendapatkan prioritas yang

cukup tinggi dalam pembangunan nasional. Pendidikan dianggap sebagai jalur

yang semakin berarti untuk menyiapkan SDM yang berkualitas. Melalui

pendidikan setiap warga masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membina

kemampuan dan keahlian sehingga kekuatan-kekuatan potensial yang ada dapat

berkembang secara maksimal.

Namun demikian, untuk memperoleh pendidikan tersebut diperlukan biaya

yang tidak kecil jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi, kadang menjadi

kendala bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak dari

mereka yang terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi karena keterbatasan biaya pendidikan.

Ketika siswa tamat dari SLTP mereka dihadapkan pada pilihan melanjutkan ke

SMU ( Sekolah Menengah Umum ) atau SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan ).

Ada diantara mereka yang sudah mempunyai kepastian dalam menentukan studi

lanjutnya, namun adapula yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya

karena ada dorongan atau paksaan dari orang tua. Pada umumnya orang tua yang

mampu akan memilih SMU agar anak-anaknya dapat mempersiapkan untuk

(18)

pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya orang tua yang mengetahui batas

kemampuan keluarganya cenderung memilih SMK bagi anaknya, dengan harapan

anaknya bisa langsung bekerja setelah lulus dari SMK.

Namun pada akhirnya saat siswa hendak mengambil keputusan sekolah

lanjutnya, mereka harus mempertimbangkan adanya beberapa hal :

1. Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup dan

kemampuan finansialnya

2. Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga

( W.S Winkel, 1984:31 )

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam menentukan jenjang

pendidikan lanjutannya, ada banyak faktor yang mempengaruhi. Dari sekian

banyak faktor tersebut, dalam penelitian ini dipilih beberapa faktor yang diduga

dominan berpengaruh dalam menentukan minat siswa melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi. Faktor tersebut adalah status sosial ekonomi orang tua.

Namun, selain faktor status sosial ekonomi diatas, persepsi dari siswa juga

sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam memilih sekolah. Jika mereka

beranggapan bahwa SMU cenderung lebih baik, maka mereka akan memilih

SMU walaupun keadaan ekonomi orang tuanya kurang mendukung. Akan tetapi

ada pula yang beranggapan bahwa apabila mereka masuk SMK, mereka bisa

langsung bisa bekerja. Walaupun keadaan orang tuanya tergolong mampu untuk

memasukkan mereka ke SMU untuk selanjutnya meneruskan ke Perguruan

(19)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara

pendidikan pada tingkat menengah memiliki peran untuk menyiapkan peserta

didik agar siswa siap bekerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) maupun

mengisi lowongan pekerjaan yang ada (Kurikulum SMK Edisi 1993). Sebagai

penyelenggara pendidikan tingkat menengah, SMK berkewajiban untuk

mempersiapkan lulusan untuk mampu bersaing di dunia kerja. Faktor utama yang

menentukan mampu tidaknya bersaing adalah seberapa jauh lulusan memiliki

kompetensi dibidangnya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta

kemampuan menghasilkan produk unggul. Namun demikian, kemampuan SMK

sebagai lembaga pendidikan kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja tingkat

menengah yang unggul / berkualitas masih disangsikan oleh sebagian masyarakat.

Sekolah yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMPN I Tembarak

Kabupaten Temanggung. Dipilihnya SMPN I Tembarak karena jika dilihat dari

keadaan status sosial ekonomi mereka yang cukup beragam. Tidak ada dominasi

dari pihak yang tergolong mampu atau yang tergolong kurang mampu. Selain itu

peneliti juga mengamati kecenderungan mereka yang lebih memilih melanjutkan

pendidikan ke SMK. Apakah kedua faktor tersebut, yaitu status sosial ekonomi

orang tua dan persepsi siswa terhadap SMK sangat berpengaruh dengan minat

(20)

B. Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan studi ke SMK. Tapi agar

penelitian ini lebih terarah dan mengingat waktu, biaya dan tenaga yang terbatas,

penelitian ini hanya dibatasi pada faktor status sosial ekonomi orang tua, persepsi

siswa terhadap SMK dan hubungannya dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan

minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ?

2. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan

minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang

tua dengan minat siswa untuk melanjutkan ke SMK .

2. Mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK

(21)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa-siswi

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dalam menentukan

pilihan terhadap kelanjutan pendidikannya.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya dan

dapat menambah perbendaharaan bacaan, khususnya mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi siswa melanjutkan studi ke SMK.

3. Bagi penulis

Dapat mengetahui latar belakang sosial ekonomi orang tua, persepsi siswa

terhadap SMK dan hubungannya dengan pilihan siswa melanjutkan studi, dan

penulis juga dapat menerapkan pengetahuan yang diterima di bangku kuliah

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Sosial Ekonomi

Pengetahuan akan latar belakang status sosial dan ekonomi orang tua siswa

membantu guru memahami tingkah laku siswa, terutama yang langsung

berhubungan dengan orang tua dalam membiayai anaknya. Menurut Astrid S.

Susanto ( 1997 : 87 ), “ status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat.

Status juga merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku

manusia “. Sedangkan Mayor Polak ( 1946 : 367 ) berpendapat bahwa status

sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedududukan sosial ekonomi seseorang

dalam masyarakatnya.

Motivasi yang melatarbelakangi semangat orang tua dalam membiayai studi

anaknya akan menjadi dorongan yang tidak kecil artinya bagi siswa untuk

memusatkan seluruh perhatiannya dalam memperoleh keberhasilan belajarnya.

Motivasi berprestasi yang bertumpu pada penyediaan sarana dan prasarana studi

dari orang tua tidak sama. Status sosial orang tua memang bukan faktor utama

dalam menyediakan fasilitas belajar, dan berbagai faktor lain yang

mempengaruhinya.

Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan

anak. Dapat diartikan bahwa sikap, cita-cita, minat dan motivasi anak terhadap

suatu objek akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tuanya. Seperti

(23)

dikemukakan Gerungan ( 1989 : 57 ) bahwa “ dengan kondisi ekonomi keluarga

cukup, ia akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan

bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada

alat “. Dari pendapat tersebut diartikan bahwa anak yang berasal dari keluarga

yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk

mengembangkan kemampuan daripada anak yang berasal dari keluarga yang

ekonominya rendah.

S. Nasution ( 1983 : 18 ) mengungkapkan bahwa orang tua yang mengetahui

batas kemampuan keluarga akan cenderung memilih sekolah umum sebagai

persiapan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Jadi dalam tingkat pendidikan

anak, untuk memasuki suatu sekolah seorang siswa dapat dipengaruhi oleh

keadaan sosial ekonomi orang tuanya.

Keeves ( 1972 : 67 ) mengemukakan unsur yang mencakup tentang status

sosial ekonomi yakni unsur pendidikan, pekerjan, jabatan. penghasilan, pemilikan

barang berharga yang dimiliki oleh seseorang didalam suatu masyarakat atau

kelompoknya.

Dari beberapa unsur yang dikemukkan Keeves dalam penelitian ini penulis

hanya membatasi 2 unsur saja :

1. Tingkat pendidikan Orang tua

Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkat pendidikan

formal yang berhasil ditamatkan. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki

(24)

berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan teknologi tetapi juga berpengaruh

pada jenjang pekerjaan formal, kekayaan, penghasilan dan status sosial dalam

masyarakatnya. Jenjang pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan untuk

menduduki jenjang pekerjaan formal yang lebih tinggi pula.

Dalam TAP MPR No. IV tahun 1973 dikatakan bahwa : Pendidikan pada

hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan Wasty

Soemarto ( 1984 : 211 ) memberikan batasan bahwa pendidikan adalah proses

pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah, maupun

batiniah.

Soerjono Soekanto ( 1982 : 335 ) juga mengatakan bahwa pendidikan

memberikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran

serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana berpikir secara ilmiah.

Dari batasan-batasan pengertian serta pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa melalui pendidikan, seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu

mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima nilai-nilai

dan hal-hal yang baru, yang semua itu akhirnya akan memberikan

(25)

2. Fasilitas yang dimiliki orang tua

Fasilitas dalam penelitian ini diukur dari ada tidaknya, banyak atau

sedikitnya barang atau fasilitas yang dimiliki oleh keluarga responden, yang

meliputi :

a. Barang / benda yang dimiliki

b. Status tempat tinggal

c. Daya penerangan listrik

d. Dinding rumah tempat tinggal

e. Lantai tempat tinggal

f. Peralatan elektronik yang dimiliki

g. Kendaran yang dimiliki

B. Persepsi

Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan,

pengorganisasian, sera pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Namun

demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja, tetapi

akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang

yang diterima dari lingkungannya. Proses persepsi melalui tahapan-tahapan

berikut ini:

1. Penerimaan rangsang

Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber.

(26)

dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang

lebih dekat atau lebih menarik baginya.

2. Proses menyeleksi rangsang

Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses

perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut.

3. Proses pengorganisasian

Rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.

4. Proses penafsiran

Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian

menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut dipersepsikan

maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi. Karena persepsi pada

pokoknya memberikan arti kepada berbagai informasi yang diterima.

5. Proses Pengecekan

Setelah data ditafsir si penerima mengambil tindakan untuk mengecek apakah

yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakukan dari waktu ke

waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau

sesuai dengan hasil proses selanjutnya.

6. Proses Reaksi

Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu

(27)

Menurut Ign. Masidjo ( 1999 : 96 ), tingkah laku dalam tingkatan persepsi

mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua

perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas

pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi

yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya akan rangsangan-rangsangan yang

ada.

Menurut Gregorc ( 2001 ) dalam Debby, “ gaya belajar “ persepsi yang

dimiliki setiap pikiran / pribadi ada dua macam, yaitu persepsi kongkret dan

persepsi abstrak.

1. Persepsi kongkret / Nyata

Persepsi kongkret membuat anak lebih cepat menangkap informasi yang nyata

dan jelas, secara langsung melaui kelima inderanya, yaitu penglihatan

penciuman, peraba, perasa, dan pendengaran. Anak tidak mencari arti yang

tersembunyi atau mencoba menghubungkan gagasan atau konsep. Kunci

ungkapannya : “ sesuatu adalah seperti apa adanya “.

2. Persepsi abstrak / kasat mata

Persepsi abstrak memungkinkan anak lebih cepat dalan menangkap sesuatu

yang abstrak / kasat mata, dan mengerti atau percaya apa yang tidak bisa

dilihat sesungguhnya. Sewaktu anak menggunakan persepsi abstrak ini,

mereka menggunakan kemampuan intuisi, intelektual dan imajinasinya. Kunci

(28)

Dalam kenyataanya, terhadap objek sama individu dimungkinkan memiliki

persepsi yang berbeda. Meskipun setiap anak menggunakan persepsi kongkret

dan persepsi abstrak setiap harinya, namun ada kecenderungan seseorang merasa

lebih mampu dalam menggunakan yang satu dibanding yang lainnya. Pareek

(1984) “ Hubungan antara persepsi karyawan terhadap disiplin kerja karyawan

bagian produksi pabrik keramik ken lila production “ mengemukkan ada empat

faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu :

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua

stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara

bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang

menarik bagi kita.

2. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan

menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

3. Kesediaan

Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar

memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga

akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dahulu.

4. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan

(29)

Menurut Wilson ( 2000 ) dalam Munir, “ teori persepsi mitra gizi perawat “

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu :

1. faktor eksternal atau dari luar yang terdiri dari :

a. concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit

dipersepsikan dibandingkan dengan dengan objektif.

b.novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan

dibandingkan dengan hal-hal yang lama.

c.velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi

munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan dengan gerakan yang

lambat.

d.conditionedstimulus, stimulus yang dikondisikan seperti bel pintu, deringan

telepon dan lain-lain.

2. Faktor internal atau dari dalam yang terdiri dari :

a. motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon terhadap

istirahat.

b. interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan daripada yang tidak

menarik.

c. need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.

d. assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman

melihat, merasakan dan lain-lain.

Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan

(30)

misalnya ukuran, warna, dan bentuk ( Winkel, 1986 : 161 ). Menurut Mahfudh

Shalahuddin ( 1991 : 73 ) persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum

disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan

diri sendiri dengan objek yang dihayati.

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu

proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, mengintepretasikan dan

mengevaluasi objek lain yang dipersepsi, menyangkut sifat-sifatnya, kualitasnya

dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai objek atau subjek

yang dipersepsikan.

C. Minat Melanjutkan ke SMK

Minat merupakan faktor psikologis yang menentukan suatu pilihan pada

seseorang. Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat

penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang

mengerjakan suatu hal dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya

memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat

sebelumnya.

Menurut W.S Winkel ( 1983 :30 ) minat adalah kecenderungan yang agak

menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan

(31)

Pendapat lain dikemukakan oleh Bimo Walgito ( 1977 :38), minat merupakan

keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu objek disertai

dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek

tersebut.

Untuk mengerti minat perlu diketahui ciri-cirinya antara kain :

1. Minat berkembang bersamaan dengan pertumbuhan fisik dan berkembangnya

mental

2. Minat tergantung pada kesiapan belajar.

3. Minat bergantung pada kesempatan belajar.

4. Perkembangan minat mungkin terbatas.

5. Minat dipengaruhi budaya peserta didik.

6. Minat berbobot emosional.

7. Minat cenderung egosentris.

Kemampuan peserta didik dan pengalaman yang berbeda-beda pada peserta

didik akan menimbulkan minat yang bervariasi. Peserta didik juga mempunyai

objek minat yang berbeda-beda antara lain minat pada sekolah atau minat pada

pekerjaan di masa mendatang dan lain sebagainya. Adapun bahaya perkembangan

minat antara lain interpretasi kesenangan sementara sebagai minat, pengaruh

teman sebaya, minat berdasarkan konsep yang tidak realistis dan bobot emosional

(32)

Perkembangan minat juga dipengaruhi faktor-faktor tertentu antara lain :

1. Komentar dan penerimaan teman sebaya dan orang dewasa terhadap objek

minat.

2. Kesadaran diri dan kekaguman terhadap objek minat.

3. Suasana terhap objek minat.

4. Gengsi dari objek minat.

5. Kemampuan dan minat peserta didik.

6. Harapan orang tua terhadap objek minat.

7. Pengalaman pertama terhadap objek minat.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka minat melanjutkan ke SMK pada

siswa kelas 3 SLTP, dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan

siswa untuk memilih SMK sebagai kelanjutan pendidikan setelah tamat dari

SLTP, yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap SMK, perasaan

tertarik, dan perasaan bahwa SMK bersangkut paut dengan kebutuhannya.

Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )

1. Pengertian SMK dan Tujuannya

SMK merupakan jalur pendidikan sekolah atau pendidikan formal dalan sistem

pendidikan di Indonesia. SMK diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut

(33)

a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan

sikap profesional.

b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi, serta mampu

mengembangkan sikap diri.

c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia

usaha dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang.

d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan

kreatif.

2. Program kurikulum SMK

SMK menyelenggarakan program pendidikan sekolah sesuai dengan

jenis-jenis lapangan pekerjan. Dapat dibagi menjadi 6 kelompok yaitu ( Depdikbud,

1993 : 6 ) :

a. Kelompok pertanian dan kehutanan

Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan

tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada

berbagai jenis pekerjaan di bidang peternakan dan kehutanan. Antara lain :

agrobisnis, peternakan, perikanan, pengelolaan hasil pertanian.

b. Kelompok teknologi industri

Kelompok ini terdiri atas beberapa program untuk dapat bekerja dan

mengembangkan pada berbagai jenis pekerjaan di bidang industri antara lain :

(34)

dan bangunan air, pertambangan, perkapalan, informatika, dan insrumen

industri.

c. Kelompok bisnis dan manajemen

Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan

tamatannya untuk bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai

jenis pekerjaan di biang bisnis dan manajemen antara lain : administrasi,

perkantoran, akuntansi, keuangan, kesekretariatan, perdagangan, usaha

perjalanan, dan pengoperasian.

d. Kelompok kesejahteraan masyarakat.

Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan

tamatannya untuk dapat pekerjan dan mengembangkan profesinya pada

berbagai jenis pekerjaan di bidang kesejahteraan masyarakat antara lain :

pelayanan masyarakat, dan pengembangan masyarakat.

e. Kelompok seni dan kerajinan

Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan

tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada

berbagai jenis pekerjaan dibidang seni dan kerajinan. Antara lain : seni rupa

terapan, industri kerajinan dan seni pertunjukan.

f. Kelompok pariwisata

Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan

(35)

berbagai jenis pekerjan dibidang pariwisata, perhotelan, boga, busana, dan

kecantikan.

D. Kerangka Berpikir

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan

ke SMK

Keadaan sosial ekonomi orang tua akan terasa berpengaruh pada anak yang

beranjak dewasa. Biasanya hal ini tampak apabila anak akan melanjutkan

sekolahnya. Mereka yang kurang mampu hanya menyekolahkan anaknya sampai

SLTA saja, ada pula yang hanya SLTP saja kemudian dianjurkan untuk bekerja.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Warner ( 1982 : 116 ), bahwa

perilaku sosial dari pemuda secara fungsional berhubungan dengan posisi

keluarganya dalam struktur sosial. Contohnya, terdaftarnya murid-murid dalam

berbagai kurikulum pada sekolah menengah berkorelasi kuat dengan kedudukan

sosial ekonominya. Semakin tinggi kelas sosial ekonominya pemuda tersebut,

semakin besar kecenderungan untuk terdaftar pada perguruan tinggi. Sebaliknya,

semakin rendah kelas sosial ekonominya semakin besar kecenderungan untuk

terdaftar pada kurikulum komersial.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua yang status sosial

ekonominya tinggi menginginkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,

(36)

yang status sosial ekonominya rendah, cenderung menginginkan anaknya untuk

melanjutkan ke SMK.

Hubungan antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa

melanjutkan ke SMK.

Persepsi siswa terhadap SMK mulai dirasakan ketika siswa mulai beranjak

kelas 3 STLP. Mereka dihadapkan pada dua pilihan yaitu ke SMU atau SMK.

Bagi orang tua yang tergolong mampu, dapat dipastikan pilihannya jatuh ke

SMU, karena bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi, sehingga diharapkan bisa

bekerja ditempat yang cukup bergengsi. Akan tetapi bagi orang tua siswa yang

kondisi sosial ekonominya tergolong rendah mereka cenderung memilih ke SMK,

karena diharapkan anaknya bisa langsung bekerja agar dapat membantu orang

tuanya dengan ketrampilan yang diajarkan di SMK, tanpa harus melanjutkan studi

ke perguruan tinggi.

Persepsi siswa terhadap SMK antar siswa satu dengan siswa yang lain

berbeda-beda. Ada yang beranggapan apabila melanjutkan studi ke SMK, maka

dia tergolong dari keluarga kurang mampu dan memiliki prestasi yang rendah.

Ada juga pendapat, SMK sekarang jauh lebih bermutu dan bukan hanya

didominasi dari golongan menengah kebawah tetapi sekarang lebih banyak

(37)

diajarkan, walaupun apabila setelah selesai studi dari SMK juga bisa melanjutkan

ke Perguruan Tinggi.

Perbedaan persepsi ini akan menimbulkan respon individu terhadap SMK dan

akan berpengaruh pada minat siswa untuk melanjutkan ke SMK.

E. Hipotesis

1. Ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat

siswa melanjutkan ke SMK.

2. Ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian ini yang akan digunakan berupa studi kasus,

yaitu penelitian tentang subjek tertentu, dimana subjek tersebut terbatas. Maka

kesimpulan hanya berlaku pada subjek yang diperoleh.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian : SMPN I Tembarak

Waktu Penelitian : April 2007

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SMPN I Tembarak

2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah :

a. Status Sosial ekonomi orang tua

b. Persepsi siswa terhadap SMK

c. Minat siswa melanjutkan ke SMK

(39)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi merupakan sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang

daripadanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SMPN I Tembarak tahun ajaran

2006 / 2007.

2. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut

Suharsimi Arikunto ( 1989 : 107 ) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil antara 10% - 14% atau 20% - 25%, atau lebih tergantung

setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang

resikonya besar dan tentu saja sampelnya lebih besar atau lebih baik.

Karena peneliti tidak mengalami kendala-kendala seperti diatas maka peneliti

melakukan penelitian populasi yaitu menggunakan seluruh siswa-siswi kelas

III SMPN I Tembarak sebagai subjek penelitian.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi

titik perhatian atau suatu penelitian ( Suharsimi Arikunto, 1991 : 102 ). Dalam

(40)

1. Variabel bebas, terdiri dari :

a. Status sosial ekonomi orang tua, yang dibagi menjadi :

1) Tingkat pendidikan orang tua

2) Fasilitas yang dimiliki orang tua

b. Persepsi siswa terhadap SMK

2. Variabel terikat : Minat siswa untuk melanjutkan ke SMK.

F. Pengukuran Variabel

1. Status sosial ekonomi orang tua

a. Tingkat Pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh orang tua siswa diberi skor

sebagai berikut :

1) Pendidikan terakhir ayah anda :

a) tamat SD diberi skor 1

b) tamat SLTP diberi skor 2

c) tamat SLTA diberi skor 3

d) tamat Akademi atau Perguruan Tinggi diberi skor 4

2) Pendidikan terakhir ibu anda :

a) tamat SD diberi skor 1

b) tamat SLTP diberi skor 2

c) tamat SLTA diberi skor 3

(41)

b. Fasilitas yang dimiliki orang tua

Fasilitas yang dimiliki oleh orang tua diberi skor sebagai berikut :

1) Rendah diberi skor 1

2) Cukup rendah diberi skor 2

3) Cukup tinggi diberi skor 3

4) Tinggi diberi skor 4

2. Persepsi siswa terhadap SMK

Persepsi siswa terhadap SMK diberi skor sebagai berikut :

a. jawaban STS diberi skor 1

b. jawaban TS diberi skor 2

c. jawaban S diberi skor 3

d. jawaban SS diberi skor 4

3. Minat siswa meanjutkan ke SMK

Minat siswa melanjutkan ke SMK adalah kecenderungan yang mengarah dari

siswa untuk melanjutkan studi ke SMK yang ditandai dengan perasaan

senang. Pedoman untuk memberikan skor adalah sebagai berikut ;

a. sangat tidak berminat diberi skor 1

b. tidak berminat diberi skor 2

c. berminat diberi skor 3

(42)

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner

Kuisioner merupakan metode pengumpulan data dengan sejumlah daftar

pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan

keadaan responden yang sebenarnya. Kuisioner ini dibagikan kepada

siswa-siswi kelas III.

2. Dokumentasi

Pengumpulan data mengenai data yang ada di SMPN I Tembarak yang

dimaksudkan untuk memperoleh data tentang keadaan sekolah.

3. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

secara langsung / lisan kepada kepala sekolah atau guru yang dapat

melengkapi data tentang gambaran umum sekolah.

H. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan alat ukur tersebut.

Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dan

variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji kesahihan kuisioner,

(43)

( Suharsimi Arikunto, 1991 : 69 ) :

(

)( )

(

)

(

)( )

(

2 2 2 2

)

− − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :

rxy = koefisien koralasi antara variabel X dan Y

X = total dari setiap item

Y = total dari total item

N = total responden

r dapat diperhitungkan dengan korelasi dengan taraf signifikansi 5%.

Apabila r hitung > r tabel maka hasil pengukuran dinyatakan signifikan

karena ada korelasi nyata antara kedua variabel dan sebaliknya jika r hitung

< r tabel maka hasil pengukuran tidak signifikan karena tidak ada korelasi

nyata antara kedua variabel. Pengujian validitas digunakan untuk

mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian ini

layak atau tidak dipakai. Kuesioner sebagai alat ukur perlu diuji

validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi suatu

alat ukur, semakin tepat pula alat pengukur mengenai sasarannya.

Sebaliknya semakin rendah suatu validitas alat ukur, semakin jauh pula

(44)

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas variabel persepsi siswa

terhadap SMK

Item

r-xy r-tabel

(df=28,α=5%)

Keterangan

1.

0,3827 0,239 Valid

2 0,3966 0,239 Valid

3 0,4067 0,239 Valid

4 0,3879 0,239 Valid

5 0,3754 0,239 Valid

6 0,3998 0,239 Valid

7 0,5555 0,239 Valid

8 0,5160 0,239 Valid

9 0,3628 0,239 Valid

10 0,3988 0,239 Valid

11 0,6280 0,239 Valid

12 0,5561 0,239 Valid

13 0,3780 0,239 Valid

14 0,3950 0,239 Valid

15 0,4373 0,239 Valid

(45)

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas variabel minat siswa

melanjutkan ke SMK

Item

r-xy r-tabel

(df=28,α=5%)

Keterangan

1.

0,4335 0,239 Valid

2 0,4203 0,239 Valid

3 0,3539 0,239 Valid

4 0,3502 0,239 Valid

5 0,6979 0,239 Valid

6 0,5597 0,239 Valid

7 0,6463 0,239 Valid

8 0,5157 0,239 Valid

9 0,4849 0,239 Valid

10 0,6181 0,239 Valid

11 0,3883 0,239 Valid

12 0,5850 0,239 Valid

13 0,5966 0,239 Valid

14 0,7071 0,239 Valid

15 0,6413 0,239 Valid

(46)

2. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan erat dengan taraf kepercayaan. Suatu instrumen

dikatakan handal atau mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika dapat

memberikan hasil yang mantap serta stabil ( Suharsimi Arikunto, 1998 :

81 ). Untuk menghitung reliabilitas kuesioner, dalam penelitian ini

digunakan teknik reliabilitas Alpha Cronbach ( Suharsimi Arikunto, 1998

: 193 ) dengan rumus sebagai berikut :

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −

= 1

2 2

1 t b k k rtt α α Keterangan :

rtt = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

∑αb2 = jumlah varian soal

∑αt2 = jumlah varian butir

(

)

N N X X b

− = 2 2 2 α

(

)

N Xt N Xt t 2 2

2 =

α

Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan r tabel maka taraf

signifikansi 5% instrumen dikatakan handal jika rtt lebih besar dari r tabel.

(47)

menggunakan pada penelitian ini menggunakan program Statistical

Package for Sciences ( SPSS ).

Hasil pengujian reliabilitas dengan alpha cronbach menghasilkan

koefesien alpha sebesar 0,8701, lebih dari r tabel sebesar 0,239 (df=28,

α=5%), berarti kuesioner memiliki konsistensi (keandalan) yang baik.

Berdasarkan kemampuan ini kuesioner dinyatakan reliabel (Suharsimi,

2002).

I. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Persyaratan analisis

Pengujian persyaratan analisis data menggunalan uji normalitas. Uji

normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi

data masing-masing variabel. Uji normalitas didasarkan pada uji satu

sampel dari Kolmogorov- Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov bisa dipakai

untuk uji keselarasan data yang berskala minimal ordinal ( Singgih

Santoso, 2005 : 406 ). Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk

normalitas adalah sebagai berikut :

( )

X S

( )

X

F

D = on

Keterangan :

D = deviasi / penyimpangan

(48)

Sn = distribusi frekuensi yang diobservasi

Bila probabilitas ( ρ ) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari

taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal pada taraf

signifikansi 5% dan sebaliknya.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama diuji menggunakan korelasi product moment dari

pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan

antara status sosial ekonomi orang tua (X) dengan minat siswa

melanjutkan ke SMK (Y). Langkah-langkah yang harus dilakukan

untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut.

1) Rumusan Hipotesis

Ho=ρ≤o; tidak ada hubungan positif antara status sosial

ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK

Ha=ρ>o; ada hubungan positif antara status sosial ekonomi

orang tua (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK (Y)

2) Pengujian Hipotesis

rxy=

(

) (

)( )

(

)

(

)

{

2 2

}

{

(

2

)

( )

2

}

(49)

Keterangan:

rxy = koefisien validitas X = hasil pengukuran

Y = kriteria yang dipakai

N = jumlah subyek

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,

1999:183), adalah sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

4) Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi

Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana,

1992:380), dengan rumus:

t =

2 1 2 r n r − − Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

(50)

5) Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan

Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%.

Ho ditolak jika t hitung > ttabel . Ini berarti ada hubungan

positif antara status sosial ekonomi orang tua (X) dengan minat

siswa melanjutkan ke SMK (Y).

b. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua diuji menggunakan korelasi product moment dari

pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan

antara persepsi siswa terhadap SMK (X) dengan minat siswa

melanjutkan ke SMK(Y). Langkah-langkah yang harus dilakukan

untuk menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut.

1) Rumusan Hipotesis

Ho=ρ≤o; tidak ada hubungan positif antara persepsi siswa

terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK

Ha=ρ>o; ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap

SMK (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK (Y).

2) Pengujian Hipotesis

rxy=

(

) (

)( )

(

) (

)

{

2 2

}

{

(

2

) ( )

2

}

(51)

rxy = koefisien validitas X = hasil pengukuran

Y = kriteria yang dipakai

N = jumlah subyek

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,

1999:183), adalah sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

4) Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi

Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana,

1992:380), dengan rumus:

t =

2 1 2 r n r − − Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

(52)

5) Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan

Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%.

Ho ditolak jika t hitung > ttabel . Ini berarti ada hubungan

positif antara persepsi siswa terhadap SMK (X) dengan minat

(53)

BAB IV

HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Data Kelembagaan Sekolah

1. Data Kelembagaan Sekolah

a. Nama Sekolah : SMPN I Tembarak

b. Alamat Sekolah : Jalan raya Tembarak, Desa Tembarak,

Kecamatan Tembarak, Kabupaten

Temanggung

c. Status Sekolah : Negeri

d. No. Statistik Sekolah : 20.1.03.23.02.2006

B. Fasilitas Penunjang Pendidikan

Guna menunjang kegiatan belajar mengajar di SMPN I Tembarak mmiliki

fasilitas yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1

No Jenis Bangunan Jumlah Unit

1 Ruang Tata Usaha 1

2 Ruang Kepala Sekolah 1

3 Ruang Tamu 1

4 Ruang Guru 1

(54)

5 Ruang BP 1

6 Ruang UKS 1

7 Perpustakaan 1

8 Ruang Laboratorium 2

9 Ruang Ibadah / Mushola 1

10 Aula / hall 1

11 Kantin 3

12 Ruang Ganti 1

13 Ruang Kelas 15

14 Tempat Parkir 2

15 Ruang OSIS 1

16 Kamar mandi 4

Selain fasilitas-fasilitas yang ada diatas, SMPN I Tembarak juga masih

dilengkapi dengan sarana dan prasarana fisik seperti lapangan upacara 1 area dan

lapangan olah raga. Secara umum fasilitas-fasilitas yang dimiliki SMPN I

(55)

C. Sumber Daya Manusia SMPN I Tembarak

1. Kepala Sekolah

Sejak awal berdirinya SMPN I Tembarak sudah mengalami pergantian

kepala sekolah sebanyak 11 kali. Yaitu :

1. Suswoyo

2. Soewito

3. Pranggono

4. Soeroyo

5. Siti Soedariyah

6. Bambang Sutedjo

7. Slamet Tukimin

8. Mardjono

9. Kasno

10.Soedaryanto

11.Budi Leksono

2. Guru dan Tenaga Administrasi

Guru di SMPN I Tembarak bertanggung jawab terhadap kepala sekolah

serta mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan proses belajar mengajar

secara efektif dan efisien. SMPN I Tembarak secara keseluruhan berjumlah 45

(56)

Tabel 4.2

No Nama Guru / karyawan

1 Budi Leksono, S.Pd

2 Sukardi

3 Suwanto, S.Pd

4 Dudy Triansutanto, S.Pd

5 Surasmi

6 Sutarman, S.Pd

7 Sri Redjeki

8 Roedy Bintoro, S.Pd

9 Jati Narwanto

10 Muhtawa, S.Pd

11 Retno Sari G, S.Pd

12 Eko Saputro, S.Pd

13 Khoeriyah

14 Tri Mulyono

15 Mulyanto, S.Pd

16 Drs. Sutikta

17 Supono

18 Endang wuryaningrum

(57)

20 Sri Ujiyanti, S.Pd

21 Puji Liswantara, S.Pd

22 Pudji Astuti, S.Pd

23 Tri Sutarti, S.Pd

24 Gane Santoso

25 Eko Prasetyowati, S.Pd

26 Akhmad

27 Eni Haryani

28 Siti Umanah

29 Denok Sitikanah

30 Taat Pujiyanto, S.Pd

31 Dedeh Dwi W, S.Pd

32 Dwi Lestari S.Pd

33 Eko Dintik Nuryanto, S.Ag

34 Muniroh, S.Pd

35 Sariyati

36 Walijati

37 Samilah

38 Saridah

39 Widada Rahayu

(58)

41 Rebut Prinanto

42 Titik Sudiyati

43 Purwaning Bandarawati

44 Suci Nur Ngaisah

45 Suwarjo

D. Data Siswa

Jumlah siswa kelas I berjumlah172 siswa; siswa kelas II berjumlah 181 siswa

; siswa klas III berjumlah 194 siswa. Data jumlah siswa untuk tahun ajaran 2006 /

2007 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Data Jumlah siswa

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

IA 17 17 34

IB 21 15 36

IC 17 15 32

ID 17 19 36

IE 14 22 36

IIA 17 23 40

(59)

IIC 22 12 34

IID 16 21 37

IIE 19 18 37

IIIA 6 35 41

IIIB 15 24 39

IIIC 20 20 40

IIID 27 12 39

IIIE 34 5 39

E. Deskripsi Populasi

Jumlah populasi kelas III berjumlah 194 orang. Yang terdiri dari 41 orang kelas

IIIA, 39 orang kelas IIIB, 40 orang kelas IIIC, 39 orang kelas IIID, dan 39 orang

kelas IIIE. Berikut komposisinya :

1. Komposisi responden berdasar tingkat pendidikan orang tua. Dari segi tingkat

pendidikan orang tua dapat digolongkan menjadi 4 yaitu :

Tabel 4.4

Komposisi Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan Ayah Ibu Jml

f % f % A+I %

(60)

Tamat SLTP 29 15,43% 42 22,34% 71 18,88%

Tamat SLTA 22 11,7% 14 7,45% 36 9,57%

Tamat Perguruan

Tinggi/Akademi

4 2,13% 2 1,06% 6 1,6%

Jumlah 188 100% 188 100% 376 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa SMPN I

Tembarak adalah tamatan SD., yaitu 69,95 %, tamat SLTP sebanyak18,88%,

tamat SLTA sebanyak 9,57 %, dan tamat Akademi atau Perguruan Tinggi

sebanyak 1,6%.

2. Komposisi responden berdasar fasilitas yang dimiliki. Dari segi tingkat

fasilitas yang dimiliki orang tua dapat digolongkan menjadi 5 yaitu :

Tabel 4.5

Komposisi Fasilitas yang Dimiliki Orang tua

kriteria frekuensi %

Sangat mewah 0 0%

Mewah 5 2,66%

Cukup 2 1,06%

Sederhana 8 4,26%

(61)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar orang tua siswa SMPN I

Tembarak memiliki fasilitas yang sangat sederhana yaitu sebesar 92,08%,

tergolong sederhana sebesar 4,26%, tergolong cukup sebesar 1,06%,

tergolong mewah sebesar 2,66% dan yang tergolong sangat mewah tidak ada

(62)

BAB V

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi orang

tua, dan persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.

Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti melakukan studi kasus terhadap siswa kelas

III SMP Negeri I Tembarak. Kepada para siswa telah dilakukan penjaringan data

tentang variabel-variabel dalam tujuan tersebut, dan telah dianalisis dengan metode

yang dijelaskan pada metodologi penelitian di bab III. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan april tahun 2007. Dalam bab ini akan dipaparkan hasil analisis yang telah

dilakukan, yaitu meliputi deskripsi data, analisis deskripsi data, analisis data,

pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini kuesioner yang disebar sebanyak 194. Kuesioner yang

kembali sebanyak 188. Dengan demikian response rate penelitian sebesar

96,91 %. Dari kuesioner yang diolah sebanyak 188 karena sesuai dengan

kuesioner yang dikembalikan.

(63)

B. Analisis Deskriptif

Karakteristik status sosial ekonomi, persepsi siswa terhdap SMK dan minat

siswa melanjutkan ke SMKdapat digambarkan melalui hasil pengujian statistik

deskriptif. Dari pengujian yang telah dilakukan diketahui, mayoritas orang tua

siswa kelas III SMPN I Tembarak memiliki status sosial ekonomi di masyarakat

dalam katagori sangat rendah, jumlahnya mencapai 92,02%. Tingkat

pendidikan mereka mayoritas tamat SD, sebanyak 70,75% untuk Bapak dan

78,8% untuk Ibu. Memiliki jenis pekerjaan sebagai pendidik sebanyak 52%

untuk Bapak dan 69,15% untuk Ibu. Berikut ini akan disampaikan secara rinci

deskripsi untuk setiap variabel.

1. Status Sosial Ekonomi

Deskripsi status sosial ekonomi orang tua didasarkan pada Pedoman

Acuan Patokan (PAP) tipe II:

Tabel 5. 1

Status Sosial Ekonomi Orang tua

Skor Frekuensi Persentase Kriteria 41 – 48

36 – 40 32 – 35 29 – 31 <29 0 5 2 8 173 0% 2,66% 1,06% 4,26% 92,08% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 188 100%

Sumber : Data Penelitian

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa tidak ada siswa siswa atau 0% memiliki

status sosial ekonomi yang sangat tinggi, 5 siswa atau 2,66% memiliki

(64)

status sosial ekonomi orang tua yang cukup, 8 siswa atau 4,26% memiliki

status sosial ekonomi orang tua yang rendah, 173 siswa atau 92,08%

memiliki status sosial ekonomi orang tua yang sangat rendah. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki

status sosial ekonomi orang tua yang sangat rendah . Hasil tersebut

didukung oleh hasil perhitungan nilai dengan mean = 23,095 median = 23

modus = 25.

2. Persepsi siswa terhadap SMK

Deskripsi variabel persepsi siswa terhadap SMK didasarkan pada

Pedoman Acuan Patokan (PAP) tipe II:

Tabel 5. 2

Persepsi siswa terhadap SMK

Skor Frekuensi Persentase Kriteria 51 – 60

45 – 50 40 – 44 36 – 39 <36 35 102 35 6 10 18,62% 54,26% 18,62% 3,19% 5,32% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 188 100%

Sumber : Data Penelitian

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa 35 siswa atau 18,62% memiliki persepsi

yang sangat tinggi terhadap SMK, 102 siswa atau 54,26% memiliki

persepsi yang tinggi terhadap SMK, 35 siswa atau 18,62% memiliki

persepsi yang cukup terhadap SMK, 6 siswa atau 3,19% memiliki persepsi

(65)

sangat rendah terhadap SMK. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden memiliki persepsi yang sangat tinggi .

3. Minat siswa melanjutkan ke SMK

Deskripsi variabel minat melanjutkan ke SMK didasarkan pada Pedoman

Acuan Patokan (PAP) tipe II:

Tabel 5. 3

Minat Melanjutkan ke SMK

Skor Frekuensi Persentase Kriteria 51 – 60

45 – 50 40 – 44 36 – 39 <36 50 102 22 7 7 26,60% 54,26% 11,70% 3,72% 3,72% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 188 100%

Sumber : Data Penelitian

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa 50 siswa atau 26,60% memiliki minat

melanjutkan ke SMK yang sangat tinggi, 102 siswa atau 54,26% memiliki

minat melanjutkan ke SMK yang tinggi, 22 siswa atau 11,70% memiliki

minat yang cukup untuk melanjutkan ke SMK, 7 siswa atau 3,72%

memiliki minat rendah untuk melanjutkan ke SMK, 7 siswa atau 3,72%

memiliki minat melanjutkan ke SMK yang sangat rendah. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki

(66)

C. Analisa Data

Pengujian Prasyarat Analisis Data, dengan menggunakan uji normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas didasarkan pada uji

One Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 13,0.

Dalam lampiran halaman 104 menunjukkan bahwa nilai-nilai probabilitas

(asymptot significance) variabel status sosial ekonomi orang tua = 0,184. Nilai

probabilitas tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi

data status sosial ekonomi orang tua adalah normal. Nilai probabilitas persepsi

siswa terhadap SMK = 0,070. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai α =

0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi data persepsi siswa terhadap

SMK adalah normal. Nilai probabilitas minat melanjutkan ke SMK = 0,078.

Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut

(67)

D. Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat

Melanjutkan ke SMK

a. Rumusan Hipotesis I

H0 = Tidak ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua

dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.

Ha = Ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan

minat siswa melanjutkan ke SMK.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan untuk status sosial ekonomi orang tua menunjukkan

bahwa besarnya rhitung = 0,258 ( lihat lampiran halaman 109 ). Koefisien

korelasi sebesar 0,258 menunjukkan bahwa hubungan status sosial

ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah

positif dengan kategori derajat hubungan rendah. Sementara hasil

pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai

hitung

t =4,738 (lampiran halaman 110). Nilai ttabel pada taraf signifikansi

5% dengan db = 187-2 adalah 1,653. Dari analisis menunjukkan bahwa

nilai thitung = 4,738 > ttabel = 1,653, maka dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara status

sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah

(68)

2. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap SMK Dengan Minat Melanjutkan

ke SMK

a. Rumusan Hipotesis I

H0 = Tidak ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK

dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.

Ha = Ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan

minat melanjutkan ke SMK.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan untuk persepsi siswa terhadap SMK menunjukkan

bahwa besarnya rhitung = 0,412 ( lampiran halaman 109 ). Koefisien

korelasi sebesar 0,412 menunjukkan bahwa hubungan persepsi siswa

terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah positif

dengan kategori derajat hubungan sedang. Sementara hasil pengujian

signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai

hitung

t =6,941 (lampiran halaman 110 ). Nilai ttabel pada taraf

signifikansi 5% dengan db = 187-2 adalah 1,653. Dari analisis

menunjukkan bahwa nilai thitung = 6,941 > ttabel = 1,653, maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa

hubungan antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa

(69)

F. Pembahasan

1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat siswa

Melanjutkan Ke SMK

Temuan sebanyak 92,02% orang tua siswa siswa kelas III SMPN I

Tembarak tergolong dalam status sosial ekonomi sangat rendah,

merupakan paradok dengan tingginya biaya yang diperlukan dalam

pendidikan. Kondisi paradok ini menjelaskan ketidakmampuan sebagian

besar orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah

menengah tingkat atas karena kekurangan biaya. Hasil korelasi variabel

status sosial ekonomi dengan minat melanjutkan studi ke SMK kelas III

SMP Negeri I Tembarak sebesar 0,258, mengacu pada klasifikasi derajat

hubungan maka hubungan sebesar 0,258 tergolong rendah yang berarti

bahwa status sosial ekonomi keluarga bukan merupakan pertimbangan

utama siswa ketika berminat melanjutkan studi ke SMK. Sedangkan hasil

pengujian nilai t menunjukkan nilai thitung = 4,738 lebih besar dari ttabel

= 1,653. Hal ini berarti bahwa hubungan antara status sosial ekonomi

orang tua dengan minat melanjutkan ke SMK adalah positif dan

signifikan. Temuan hubungan tersebut bukan berarti suatu kepastian

bahwa siswa yang kondisi sosial ekonomi orang tuanya rendah pasti

anaknya tidak melanjutkan sekolah, karena masih banyak faktor lain yang

(70)

hubungan yang rendah antara status sosial ekonomi orang tua dengan

minat siswa melanjutkan ke SMK dapat terjadi diduga karena 2 faktor

yaitu :

a. Faktor orang tua

Di era globalisasi ini banyak orang berpendapat bahwa pendidikan

merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai masa depan

yang lebih baik bagi seseorang. Hal ini menjadi pemikiran bagi orang

tua yang mempunyai anak yang sedang menempuh pendidikan. Orang

tua tentu saja menginginkan anak-anaknya memperoleh pendidikan

yang memadai untuk mancapai masa depan yang lebih cerah. Banyak

orang tua tidak ragu-ragu mendorong anak-anaknya untuk terus

melanjutkan pendidikan, tetapi diluar semua itu status sosial ekonomi

orng tua yang melekat dalam diri mereka merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi pembentukan minat anak untuk melanjutkan studi

ke SMK.

Dari hasil penelitian ternyata terdapat hubungan antara status sosial

ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK. Artinya

variabel status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi minat siswa

dalam memilih SMK. Akan tetapi orang tua tetap berusaha semampu

mereka agar anaknya memcapai pendidikan yang tinggi. Apabila

orang tua siswa berpenghasilan besar, maka mereka akan

(71)

tidak ingin anaknya cepat bekerja, akan tetapi diharapkan melanjutkan

sekolah ke tingkat yang lebih tinggi lagi, disamping itu orang tua

merasa mampu membiayai anaknya dan setelah lulus nanti dapat

memperoleh pekerjaan dengan mudah sesuai dengan bakat dan

kemampuan yang mereka miliki. Berbeda dengan orang tua yang

status sosial ekonominya rendah. Mereka akan berpikir dua kali

sebelum mendorong anaknya untuk melanjutkan ke SMU. Biasanya

anak bisa melihat keadaan sosial ekonomi keluarganya. Selain itu

orang tua juga mendorong agar anaknya masuk ke SMK. Karena

dengan sekolah di SMK anaknya dapat bekal untuk langsung bekerja

dan diharapkan dapat membantu keluarganya.

b. Faktor Siswa

Adanya hubungan antara hubungan antara status sosial ekonomi orang

tua dengan minat melanjutkan ke SMK dapat terjadi disebabkan

karena siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tuanya yang

cenderung tinggi cenderung memiliki aspirasi pendidikan yang lebih

tinggi karena dukungan dari kelebihan-kelebihan yang ada pada diri

orang tua mereka. Dengan keadaan yang seperti itu , mereka

cenderung memiliki minat yang lebih tinggi untuk dapat melanjutkan

studi ke SMU agar setelah selesai dapat melanjutkan ke Perguruan

(72)

Sebaliknya siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah

biasanya lebih memiliki kesadaran akan keadaan mereka dan

keterbatasan yang mereka miliki. Dengan keadaan keterbatasan itu

mereka biasanya kurang berminat melanjutkan studi ke SMU dan

lebih berminat melanjutkan studi ke SMK agar setelah lulus dari SMK

dapat langsung bekerja guna meringankan beban orang tua mereka.

2. Hubungan antara Persepsi Siswa Terhadap SMK Dengan Minat Siswa

Melanjutkan ke SMK

Temuan sebanyak 54,26% persepsi siswa terhadap SMK siswa kelas

III SMPN I Tembarak tergol

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1 No Jenis Bangunan
No Tabel 4.2 Nama Guru / karyawan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah adalah menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka, yang diimplementasikan dalam sasaran program, yaitu : Meningkatnya

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, kepemilikan manajerial, dan Ukuran Perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan sektor industri

Dengan demikian skala adalah perbandingan antara jarak pada peta (gambar ) dengan jarak yang sebenarnya.. Foto dan

meningkatkan keamanan karena hanya dapat diakses oleh pengguna yang telah terdaftar, dapat diakses dengan fleksibel karena bersifat on line, lebih mudah dalam pencatatan

Penjelasan yang dapat dikemukakan dari temuan ini adalah pemeriksaan pajak yang berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan penerimaan pajak di KPP Pratama

Jika agama bekerja di mana kelas subordinat berada pada posisi keduanya yakni sebagai subjek dan objek dalam sebuah masyarakat tertentu menghasilkan (mampu berkomunikasi dan

[r]

Dokumen ini merupakan hasil dari penelitian pada komunitas Magis Indonesia.. yang dilakukan kurang lebih