PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN
DAN PROGRAM FORMAL PENGEMBANGAN KARIR
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan Bagian Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Agustinus Tomi Aditya
052214080
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI, GAYA
KEPEMIMPINAN DAN PROGRAM FORMAL
PENGEMBANGAN KARIR
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan Bagian Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Agustinus Tomi Aditya
052214080
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Hiduplah seolah kau akan mati besok,
Belajarlah seolah akan hidup selamanya.
(Mahatma Gandhi)
Jika terlena oleh pujian, kita akan kehilangan arah hidup
Jika terhempas karena kritikan, kita akan kehilangan semangat
Pujian adalah bara untuk peningkatan dan kritikan adalah cambuk menuju
keberhasilan
(Agustinus Tomi Aditya)
Skripsi ini kupersembahkan bagi :
♥
Jesus christ
“
you’re my inspiration
”
♥
keluargaku tercinta
♥
filia neri sondra puspita
v
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :
PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN DAN
PROGRAM FORMAL PENGEMBANGAN KARIR
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan Bagian Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 26 Januari 2010 adalah hasil karya saya.
Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 26 Januari 2010 Yang membuat pernyataan
vi
Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Nama : Agustinus Tomi Aditya
Nomor Mahasiswa : 052214049
Demi pembangunan Ilmu Pengetahuan, Saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, karya Ilmiah Saya yang berjudul:
PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN DAN
PROGRAM FORMAL PENGEMBANGAN KARIR
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian Saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan Akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat Yogyakarta 20 April 2010
vii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul
“Pengaruh Dukungan Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Program Formal Pengembangan Karir terhadap Kinerja Karyawan” Studi Kasus pada Karyawan Bagian Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya selama penelitian dan penulisan skripsi ini, yaitu :
1. Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M. Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M. Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingannya, masukan dan kritik yang sangat berharga, dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
viii melengkapi data yang dibutuhkan penulis.
7. Bapak Benedictus Subroto dan Ibu F. Yayuk Sudirahayu yang telah memberikan doa, semangat, cinta dan kasih sayang yang tak terhingga.
8. Filia Neri Sondra Puspita yang selalu mendampingi, memberikan motivasi, semangat dan cinta yang tak terhingga.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, Januari 2010 Penulis
ix
PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN DAN PROGRAM FORMAL PENGEMBANGAN KARIR
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus pada Karyawan Bagian Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Agustinus Tomi Aditya Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan organisasi, gaya kepemimpinan dan program formal pengembangan karir terhadap kinerja karyawan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2010 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden, dengan teknik pengambilan sampel
x
THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL SUPPORTS, LEADERSHIP STYLE AND FORMAL CAREER DEVELOPMENT PROGRAMS TO THE
EMPLOYEES PERFORMANCE
The case study by employees of the health division Panti Rapih Hospital Yogyakarta
Agustinus Tomi Aditya Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
xi
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ……… iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI……….. HALAMAN KATA PENGANTAR ……… vii
ABSTRAK ……….. ix
ABSTRACK……… x
HALAMAN DAFTAR ISI ……….. xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ……….. xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ………. xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ………. xv
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang ………... 1
B. Rumusan Masalah ……….. 4
C. Pembatasan Masalah ……….. 4
D. Tujuan Penelitian ……… 5
E. Manfaat Penelitian ……….. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 7
A. Landasan Teori ……… 7
B. Penelitan-Penelitian Sebelumnya ……… 15
C. Kerangka Konseptual Penelitian ………... 19
D. Hipotesis ………. 19
BAB III METODE PENELITIAN ……… 21
xii
D. Variabel Penelitian ………. 22
E. Populasi dan Sampel ………... 23
F. Teknik Pengambilan Sampel ……….. 24
G. Sumber Data ………. 24
H. Teknik Pengumpulan Data ………... 25
I. Teknik Pengujian Instrumen ………. 25
J. Teknik Analisis Data………. 27
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………. 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………... 46
A. Identiras Responden……….. 46
B. Analisis Uji Validitas dan Uji Reabilitas……… 50
C. Analisis Data... 52
D. Pembahasan……… 59
BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ……… 61
A. Simpulan………. 62
B. Saran ……….. 64
C. Keterbatasan……… 64
DAFTAR PUSTAKA ………. 64
LAMPIRAN ……… 66
xiii
V.1 Usia Responden ……….. 47
V.2 Jenis Kelamin ………. 47
V.3 Status Perkawinan ……….. 48
V.4 Status Kepegawaian ………... 48
V.5 Bidang Pekerjaan ………... 49
V.6 Masa kerja ……….. 49
V.7 Uji Validitas Variabel Penelitian ………... 51
V.8 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ………. 52
V.9 Hasil Regresi Linier Berganda ………... 52
V.10 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ……… 53
V.11 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ……….. 54
V.12 Hasil Koefisien Determinasi ………. 56
V.13 Hasil Uji F ………. 57
xiv
Gambar Judul Halaman
III.1 Uji Statistik Durbin –Watson ……….... 32
IV.1 Lambang RS Panti Rapih ………... 44
V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………. 54
V.2 Gambar Histogram ………. 55
xv Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Print out hasil olah data Lampiran 3 Daftar Tabel
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keanekaragaman manusia merupakan kenyataan hidup, khususnya dalam
kehidupan organisasi. Organisasi adalah kumpulan orang yang memiliki
kompetensi yang berbeda – beda, yang saling tergantung satu dengan yang
lainnya, yang berusaha untuk mewujudkan kepentingan bersama, dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya. Pada dasarnya tujuan organisasi adalah
penciptaan kekayaan. Dengan kekayaan yang berhasil diciptakan, organisasi
mampu memberikan kesejahteraan bagi semua pihak yang menaruh kepentingan
terhadap organisasi atau stakeholders. Kekayaan dapat bersifat material dan
imaterial. Organisasi bermotif laba bertujuan untuk menghasilkan kekayaan
material yang diukur dari laba yang dihasilkan dari usahanya. Sedangkan
organisasi nirlaba ada yang bertujuan untuk menghasilkan kekayaan material
yang diukur dari sisa hasil usaha, dan ada yang bertujuan untuk menghasilkan
kekayaan imaterial, yang hasil usahanya tidak dapat diukur dengan satuan
moneter. Rumah sakit sebagai salah satu organisasi nirlaba juga berpedoman pada
hal yang sama yaitu selain bertujuan untuk menghasilkan kekayaan material, juga
bertujuan untuk menghasilkan kekayaan imaterial yang tidak dapat diukur dengan
satuan moneter.
Dalam pencapaian tujuan tersebut setiap organisasi perlu memadukan
beberapa faktor produksi seperti sumber daya modal, sumber daya manusia,
sumber daya alam dan teknologi yang dimiliki oleh organisasi. Dari beberapa
faktor produksi tersebut, sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi.
Dewasa ini semakin tingginya persaingan antar organisasi, menuntut juga
bagi organisasi untuk menyadari dan mengelola sumber daya manusia sebaik
mungkin. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangat penting karena
suatu organisasi dikembangkan demi kepentingan manusia juga. Selain itu,
perkembangan suatu organisasi sangat tergantung pada sumber daya manusia
yang dimiliki, apabila kinerja sumber daya manusia tidak maksimal, maka
kinerja organisasi juga tidak optimal.
Pada kenyataannya banyak masalah yang ditemukan dalam pengelolaan
sumber daya manusia yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi,
karena setiap manusia merupakan pribadi yang unik dan selalu berbeda antara
manusia yang satu dengan manusia yang lain, serta memiliki sistem nilai dan
kepentingan berbeda yang potensial menjadi sinergi atau konflik yang harus
selalu diperhatikan dan dikelola secara bijaksana.
Pemahaman atas perilaku individu sumber daya manusia dalam organisasi
menjadi semakin penting sebagai bagian dari manajemen. Dukungan organisasi
kepada karyawan sangat diharapkan secara maksimal dalam rangka proses
kemajuan organisasi itu sendiri dan juga untuk meningkatkan kualitas kinerja
karyawan. Strategi penentuan dukungan organisasi dan pemberian dukungan
organisasi yang berkelanjutan diharapkan juga akan meningkatkan kinerja
karyawan. Dukungan organisasi kepada karyawan dapat berupa pemberian
Dalam sebuah organisasi yang baik, tentunya juga harus mempunyai
pemimpin yang baik juga. Dalam pengelolaan sumber daya manusia, diperlukan
seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Ia juga harus mampu membangun
relasi yang baik dengan bawahan - bawahannya. Haknya untuk mengambil
keputusan serta memutuskan yang terbaik bagi organisasi membutuhkan suatu
keberanian dan semua ini Ia lakukan demi mencapai tujuan organisasi. Pemimpin
juga harus mampu mempengaruhi dan menggerakkan serta mendorong individu
sumber daya manusia dalam proses kegiatan di organisasi. Seorang pemimpin
harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kondisi yang sedang
terjadi, sehingga Ia mampu mengelola, mengendalikan dan bahkan membantu
karyawannya dalam menyelesaikan tugas. Selain itu ada juga program
pengembangan karir yang nantinya diharapkan dapat memaksimalkan kinerja atau
kemampuan karyawan. Program pengembangan ini diharapkan dapat berjalan
secara continue dan ataupun secara berjangka.
Kinerja setiap individu sumber daya manusia yang meningkat pada
akhirnya juga menguntungkan organisasi itu sendiri. Untuk memperkecil
penurunan kinerja karyawan, maka seorang pemimpin harus dapat menentukan
langkah – langkah kerja yang baik. Kinerja karyawan yang baik, tentunya harus
didukung dari semua bagian yang ada pada organisasi itu sendiri. Dengan
demikian dukungan organisasi, gaya kepemimpinan dan program formal
pengembangan karir merupakan suatu hal yang diduga saling berkaitan erat, yang
nantinya diduga akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan yang baik pula.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk
Kepemimpinan dan Program Formal Pengembangan Karir terhadap
Kinerja Karyawan”. Studi Kasus pada Karyawan Bagian Kesehatan Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah dukungan organisasi, gaya kepemimpinan dan program formal
pengembangan karir secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
2. Apakah dukungan organisasi, gaya kepemimpinan dan program formal
pengembangan karir secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dimaksudkan agar penelitian tetap terfokuskan pada
permasalahan yang akan dibahas dan tidak menyimpang dari tujuan awal
penelitian. Adapun dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah pada :
1. Penelitian hanya dilakukan pada karyawan bagian kesehatan Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta yaitu pada bagian pelayanan medik.
2. Dalam penelitian ini dukungan organisasi yang akan diteliti adalah bagaimana
bentuk pemberian penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan
berdedikasi bagi rumah sakit.
3. Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan yang akan diteliti adalah bagaimana
cara pemimpin dalam memberi tugas pada karyawan dan bagaimana cara
4. Dalam penelitian ini program formal pengembangan karir yang akan diteliti
adalah pelatihan dan pengembangan karyawan.
5. Dalam penelitian ini kinerja karyawan yang akan diteliti adalah mengenai
hasil kerja karyawan.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
mengadakan penelitian dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dukungan organisasi, gaya
kepemimpinan dan program formal pengembangan karir terhadap kinerja
karyawan.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dukungan organisasi, gaya
kepemimpinan dan program formal pengembangan karir terhadap kinerja
karyawan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Penulis berharap dari hasil penelitian ini bisa dijadikan sumber informasi
tambahan maupun saran yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan pemimpin Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Universitas Sanata Dharma,
Dharma serta sebagai sumber referensi bagi mahasiswa khususnya di bidang
studi manajemen sumber daya manusia.
3. Bagi Penulis
Penulis berharap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dan menambah
wawasan, pengalaman dan belajar mengambil keputusan dari berbagai
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan hal pokok dalam setiap organisasi.
Keberhasilan setiap organisasi di dalam usahanya untuk mencapai tujuan
dan sasaran organisasi ditentukan oleh seorang pemimpin yang mampu
mengelola sumber daya manusia yang baik. Menurut Stoner & Wankel
(2005:22) Management is the process of planning, organizing, leading,
and controlling the efforts of organizing member and of using all other
organizational resources to achieve stated organizational goals.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh
sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
Menurut Harsey & Blanchard(2005:22) Management is working
with and through individuals and groups to accomplish organizational
goals. Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan melalui
individu-individu dan kelompok melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi
tercapainya tujuan organisasi.
b. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Definisi manajemen sumber daya manusia
menurut Henry Simmamora (1995:7), manajemen sumber daya manusia
adalah serangkaian keputusan yang mempengaruhi hubungan antar
karyawan dengan pimpinan, dan berpengaruh terhadap berbagai pihak
yang berkepentingan serta dimaksudkan pula untuk mempengaruhi
efektivitas kerja karyawan dan pimpinan. Sedangkan definisi manajemen
sumber daya manusia menurut Nawawi (2006:311) adalah pengelolaan
individu-individu yang bekerja dalam organisasi berupa hubungan antar
pekerja, terutama untuk menciptakan dan memanfaatkan
individu-individu secara produktif sebagai usaha mencapai tujuan organisasi dan
dalam rangka perwujudan kepuasan kerja dan pemenuhan kebutuhan
individu-individu tersebut.
2. Dukungan Organisasi
Menurut Malthis dan Jackson (2006:25), berkaitan dengan dukungan
organisasi, banyak pekerja mengkhawatirkan kemajuan karier lanjutan
mereka, oleh karena itu pengalaman-pengalaman para karyawan harus
memberikan manfaat untuk pamberi kerja dan kerja bagi karyawan tersebut,
organisasi menyampaikan persoalan ini dengan program-program
pengembangan karier dan melalui interaksi tetap dengan para manajer dan
Dalam organisasi yang baik, dukungan yang berkelanjutan dapat
membantu mengurangi perpindahan kerja yang terlalu dini. Dukungan
organisasi yang dimaksud dapat berupa, yaitu : pemberian penghargaan bagi
karyawan yang berprestasi dan berdedikasi, peningkatan insentif organisasi
berupa gaji, tempat tinggal, asuransi, dll.
Tetapi pada dasarnya tujuan organisasi, dalam hal ini rumah sakit
adalah untuk menghasilkan kekayaan material yang diukur dari laba yang
dihasilkan dari usahanya dan juga untuk menghasilkan kekayaan imaterial
yang tidak dapat diukur dengan satuan moneter. Dukungan organisasi kepada
individu sumber daya manusia bertujuan agar mereka dapat bekerja semakin
produktif, dan loyal terhadap organisasi.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai salah satu faktor penting dalam pencapaian
tujuan organisasi. Suatu organisasi dipegang atau dikendalikan oleh seorang
pemimpin dengan mempengaruhi kualitas kehidupan kerja, keamanan,
kepuasan kerja dan tingkat prestasi suatu organisasi.
a. Definisi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1) Menurut Gibson (1997:272), leadership as an interaction between
members of a group leader are agents of change, person whose acts
affect other people more than other people’s affect them.
(kepemimpinan sebagai suatu interaksi antara anggota – anggota
yang bertindak mempengaruhi orang lain lebih dari pada orang lain
mempengaruhinya).
2) Menurut Mc Shane dan Ann (2005:416), ”...leadership is the ability
to influence, motivate and enable others to contribute to the
effectiveness and success of the organizations of which they are
members”. (kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,
memotivasi dan memungkinkan orang lain untuk bekerja secara efektif
dan berhasil dalam organisasinya).
3) Menurut Rivai (2004:7), kepemimpinan adalah kemampuan untuk
memperoleh consensus dan keterkaitan pada sasaran bersama,
melampaui syarat-syarat organisasi yang dicapai dengan pengalaman,
sumbangan dan kepuasan di dalam kelompok kerja.
b. Ciri-ciri kepemimpinan
Menurut Johnson (2001:290), dalam bukunya yang berjudul Logika CEO
menjelaskan bahwa pemimpin yang berhasil biasanya telah menguasai
paling tidak 10 ciri kepemimpinan yang berkualitas dalam jabatan mereka,
yaitu :
1) Wawasan adalah kemampuan untuk menilai kesempatan, persoalan
dan pemecahannya.
2) Keputusan penilaian adalah kemampuan untuk belajar dari hasil
keputusan dan tindakan pada masa lalu, serta menggabungkan
pengetahuan tertentu dan pendidikan tertentu ke dalam pikiran dan
tingkah laku.
4) Energi adalah bahan bakar bagi tindakan yang diperlukan untuk
menjalankan rencana dan strategi organisasi.
5) Motivasi adalah kemampuan untuk mendorong orang dan memberi
inspirasi pada pengikut.
6) Komunikasi adalah ketrampilan untuk menyampaikan pesan.
7) Keberanian adalah kemampuan untuk mengambil keputusan yang
berat, melibatkan diri dalam situasi yang sulit dan tetap bertahan
dalam masalah – masalah yang berat.
8) Kasih sayang adalah ciri kepribadian yang memungkinkan seorang
pemimpin bersikap empati, pengertian dan sikap peka pada orang lain.
9) Etika adalah prinsip yang diperlukan untuk memastikan bahwa Anda
dapat dan bahagia atas hasil yang Anda capai.
10) Penilaian diri yang jujur adalah kemampuan untuk merumuskan apa
yang benar – benar anda ketahui dan yang tidak Anda ketahui, agar
dapat menentukan peranan yang tepat bagi Anda sendiri.
c. Gaya kepemimpinan
1) Pengertian gaya kepemimpinan
Menurut Nawawi (2006:115), gaya kepemimpinan merupakan
perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota
2) Gaya kepemimpinan
Empat gaya kepemimpinan pokok yang dikembangkan oleh Rensis
Likert dan Lembaga Penelitian Sosial pada University Of Michigan
dalam Hani Handoko (1995:301) adalah sebagai berikut :
a) Otokrasi Eksploratif: manajer membuat semua keputusan yang
berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk
melaksanakannya.
b) Otokrasi yang penuh kebaikan: manajer tetap menentukan
perintah–perintah, tetapi memberi kebebasan kepada bawahan
untuk memberikan komentar terhadap perintah–perintah tersebut.
c) Kepemimpinan konsultatif: manajer menetapkan tujuan–tujuan
dan memberikan perintah–perintah setelah hal–hal itu didiskusikan
terlebih dahulu dengan bawahan.
d) Kepemimpinan kelompok partisipatif: tujuan–tujuan ditetapkan
dan keputusan–keputusan kerja dibuat oleh kelompok.
4. Pengembangan Karir
Istilah pengembangan karir diasosiasikan dengan karyawan yang
memiliki pandangan ke masa depan. Menurut Marihot (2002:168), latihan dan
pengembangan karier dapat didefinisikan sebagai usaha yang dapat terencana
dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan pegawai. Pengembangan karir untuk jangka panjang memiliki
banyak manfaat, antara lain dapat mengurangi ketergantungan untuk
karyawan lama, selain itu juga dapat untuk mengantisipasi keusangan
karyawan dan turnover.
Istilah pengembangan karir sebenarnya belum ada keseragaman
makna, namun pada umumnya pengembangan karir ditujukan bagi karyawan
tingkat atas sekalipun belum ada kesepakatan tentang definisi pengembangan
karir, sebagian besar disiplin ilmu mencoba untuk mendefinisikan
pengembangan karir dari sudut pandang masing-masing. Pengembangan karir
sebagai proses yang disengaja yang melaluinya seseorang menjadi sadar akan
atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan rangkaian langkah
sepanjang hidup yang menyumbang kepada pemenuhan karirnya.
Pengembangan karir juga merupakan peningkatan - peningkatan pribadi yang
dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir. Berdasarkan
definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan pengembangan karir
adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan perilaku karyawan, sehingga karyawan
siap memegang tanggung jawab suatu pekerjaan diwaktu sekarang maupun
diwaktu yang akan datang.
Tujuan pengembangan karir adalah agar organisasi tetap dapat
bertahan dan berhasil baik dalam lingkungan yang selalu berubah. Hal ini
dapat tercapai jika karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Oleh
karena itu sumber daya manusia seharusnya selalu dikembangkan.
Pengembangan karir secara cepat akan menjadi elemen-elemen perencanaan
strategi kunci bagi efektifitas strategi sumber daya manusia untuk
5. Kinerja
Pimpinan adalah seorang yang menyelesaikan masalah melalui
orang lain. Oleh karena itu, hasilnya sebagian besar tergantung pada seberapa
baiknya mereka. Untuk mengetahui hal ini perlu dilakukan suatu penilaian
atas prestasi kerja yang mereka capai.
a. Definisi kinerja :
1) Menurut Prawirosentono (1999:2), kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing –
masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika.
2) Kinerja adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai
tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu
(Bernardin dan Russell dalam Sulistiyani dan Kosidah, 2003:223).
b. Menurut definisi dari kinerja yang telah diuraikan di atas, ada beberapa
hal yang berkaitan erat dengan kinerja karyawan, salah satunya adalah
penilaian kinerja. Menurut Simmamora (1995:327), penilaian kerja adalah
proses yang mengukur kinerja karyawan, yang mencakup aspek kualitatif
dan aspek kuantitatif. Beberapa unsur dari penilaian kerja (Handoko,
1995:144 dan Bittel, 1994:28), yaitu :
1) Kualitas hasil kerja, berupa mutu keluaran atau output yang dihasilkan
oleh seorang karyawan dibandingkan dengan target yang dibuat oleh
2) Kerja sama, berupa sikap peduli terhadap rekan kerja dalam
melaksanakan pekerjaan.
3) Sikap, berupa tindakan senang atau tidak senang terhadap pekerjaan
yang dilakukan.
4) Kerajinan, berupa ketekunan seorang karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
5) Kehadiran, berupa sikap sering masuk kerja.
6) Keterlambatan, berupa ketidaktepatan waktu seorang karyawan dalam
melaksanakan atau memulai pekejaannya dan menyelesaikan sebuah
produk.
7) Inisiatif, berupa upaya untuk melakukan suatu pekerjaan sebelum ada
instruksi dari atasan.
B. Penelitian – Penelitian Sebelumnya
1. Melinawaty Desvana dan Th. Agung M. Harsiwi (jurnal 2005), dengan judul
Pengaruh Dukungan Pemimpin dan Program Formal Pengembangan Karir
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dukungan pemimpin dan program formal
pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : apakah keadilan dalam penilaian prestasi kerja
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan? ; apakah pemanfaatan
pengetahuan dan ketrampilan berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan? ; apakah dukungan supervisor terhadap pengembangan karir
mentoring program berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan? ; apakah
partisipasi dalm pelakasanaan suksesi berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan?. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : keadilan dalam penilaian
prestasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan ; pemanfaatan
pengetahuan ketrampilan dan kemampuan berpengaruh terhadap kepuasan
kerja karyawan ; dukungan supervisor pada pengembangan berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan ; partisipasi dalam mentoring program
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan ; partisipasi dalam
pelaksanaan suksesi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Helsan Krisnawa
Sentosa yang beralamat di Jl. Wolter Monginsidi No.57 Palu. Sampel dalam
penelitian ini sebesar 100 orang karyawan. Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling.
Skala pengukuran instrumen ini menggunakan skala likert. Variabel tetap
dalam penelitian ini adalah : keadilan dalam penilaian prestasi kerja ;
pemanfaatan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan ; dukungan
supervisor ; partisipasi dalam mentoring program ; partisipasi dalam
pelaksanaan suksesi. Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kepuasan kerja karyawan. Data yang masuk diuji validitas dan reliabilitas,
terlebih dahulu dengan metode try-out terpakai. Hasil pengujian menunjukkan
seluruh itemvalid dan reliabel yang ditandai dengan alpha cronbach >0,500.
kesimpulan dalam penelitian ini adalah koefisien regresi untuk variabel
keadilan dalam penilaian prestasi kerja sebesar 0,334 dengan t-test 4,942
terhadap kepuasan kerja karyawan. Koefisien regresi untuk variabel
pemanfaatan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan sebesar 0,170 dengan
t-test sebesar 3,116 p-value 0,002 berarti pemanfaatan pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap
kepuasan kerja karyawan. Koefisien regresi untuk variabel dukungan
supervisor pada pengembangan karir sebesar 0,312 dengan t-test sebesar
5,129 p-value 0,000 berarti dukungan supervisor pada pengembangan karir
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja karyawan.
Koefisien regresi untuk partisipasi dalam mentoring program sebesar 0,103
dengan t-test sebesar 1,044 p-value 0,299 berarti partisipasi dalam mentoring
program tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan. Koefisien variabel partisipasi dalam perencanaan suksesi sebesar
0,001 dengan t-test sebesar 0,015 p-value 0,988 berarti partisipasi dalam
perencanaan suksesi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan.
2. Yustina Istriyeni (NIM : 012214115, tahun lulus 2005), dengan judul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan
oleh pimpinan dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : jenis gaya kepemimpinan apakah yang
diterapkan oleh Plant Operation Manager PT. Papertech Indonesia Unit II
Magelang? ; apakah gaya kepemimpinan tersebut berpengaruh terhadap
kinerja karyawan bagian produksi PT. Papertech Indonesia Unit II
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan non manajer di bagian produksi PT. Papertech Indonesia
Unit II Magelang sebanyak 40 orang. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah karyawan non manajer di bagian produksi PT. Papertech
Indonesia Unit II Magelang sebanyak 30 orang.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Incidental
Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dipandang cocok sebagai sumber
data. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Faktor
yang terkait yaitu : penilaian prestasi kerja karyawan yang meliputi : kualitas
hasil kerja, sikap, kerjasama, kerajinan, inisiatif, kehadiran dan keterlambatan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan yang dirinci
menjadi : autocratic leader, participative leader, free rein leader. Data dalam
penelitian ini diperoleh melalui beberapa metode pengumpulan data yaitu :
wawancara, kuesioner, dokumentasi. Analisis statistik yang digunakan adalah
regresi linier berganda dan korelasi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang
diterapkan adalah participative leadership. Relasi antara pimpinan dan
karyawan, cara pimpinan mengambil keputusan, cara pimpinan
memperlakukan karyawan dan cara pimpinan menghadapi masalah secara
simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Dalam penelitian ini kerangka konseptual yang digunakan dapat digambarkan
sebagai berikut :
D. Hipotesis
Dalam sebuah organisasi tentunya banyak faktor penentu yang
membuat sebuah organisasi dapat bekerja secara baik atau tidak baik. Faktor
penentu itu dapat berupa dukungan organisasi, gaya kepemimpinan, program
pengembangan karir. Baik atau tidaknya faktor–faktor di atas, itulah nantinya
yang menentukan kualitas kinerja karyawan dalam sebuah organisasi. Suatu
organisasi akan berhasil dalam melaksanakan tujuannya dengan baik jika
orang–orang yang bekerja di dalamnya melakukan tugasnya sesuai bidang dan
tanggung jawabnya. Dukungan organisasi kepada karyawan berupa pemberian
penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan berdedikasi bagi rumah sakit,
hal ini tentunya akan menimbulkan semangat kerja yang positif dari para
karyawan akan meningkat. Gaya kepemimpinan yang adil dan bijaksana dari
atasan diharapkan juga akan meningkatkan kinerja karyawan. Program Kinerja Karyawan
Dukungan Organisasi
Gaya Kepemimpinan
pengembangan karir yang diberikan dari perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dari para karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, diduga bahwa dukungan organisasi, gaya
kepemimpinan dan program formal pengembangan karir berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Maka dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Dukungan organisasi, gaya kepemimpinan dan program formal
pengembangan karir secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
H2 : Dukungan organisasi, gaya kepemimpinan dan program formal
pengembangan karir secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus, yaitu pendekatan
penelitian dengan cara meneliti pada subjek tertentu mengenai suatu objek dan
kesimpulannya hanya berlaku pada subjek maupun objek tersebut.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan bagian
kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, yang terdiri dari : bidang
pelayanan medik (perawat), bidang penunjang medik (gizi, laboratorium,
radiologi).
2. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas
(independent variable) yang terdiri dari dukungan organisasi, gaya
kepemimpinan dan program formal pengembangan karir.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010.
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta.
D. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
a. Variabel dependen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dari definisi di atas maka
variabel dependen adalah kinerja karyawan (Y).
b. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel lain. Dari definisi di
atas maka variabel independen adalah dukungan organisasi (X1), gaya
kepemimpinan (X2), program formal pengembangan karir (X3).
2. Definisi Operasional Variabel
X1 = Dukungan organisasi adalah segala upaya dan tindakan – tindakan yang
dilakukan oleh organisasi untuk memajukan organisasi. Indikator yang
digunakan adalah bentuk pemberian penghargaan bagi karyawan yang
berprestasi dan berdedikasi.
X2 = Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap
dan perilaku para anggota organisasi atau bawahanya. Indikator yang
digunakan :
a. Cara pemimpin dalam menjalin hubungan dengan karyawan.
b. Cara pemimpin memberikan tugas pada karyawan.
X3 = Program formal pengembangan karir adalah usaha dan tindakan yang
dilakukan organisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
a. Pelaksanaan program pelatihan
b. Pelaksanaan program pengembangan
Y = Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing – masing. Indikator yang digunakan adalah
hasil kerja karyawan.
3. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert didesain
untuk menelaah seberapa kuat subyek setuju atau tidak setuju dengan
pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut:
SS S KS TS STS
5 4 3 2 1
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Dalam penelitian
ini yang akan menjadi populasi adalah karyawan bagian kesehatan Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta bagian pelayanan medik sebanyak 675 orang,
dengan rincian : perawat : 595 orang, gizi : 42 orang, laboratorium : 25 orang,
radiologi : 13 orang
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara–cara tertentu
bisa mewakili populasi. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 100 responden.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengambilan sampel dengan Proportionate stratified non random sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Adapun rinciannya sebagai berikut :
Perawat : 100 88
675 595
x
Gizi : 100 6
675 42
x
Laboratorium : 100 4
675 25
x
Radiologi : 100 2
675 13
x
G. Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu :
1. Sumber Primer
Sumber primer adalah data langsung diberikan kepada pengumpul data.
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder merupakan data yang tidak langsung diberikan kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan objek yang
diteliti.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu memperoleh data dengan cara meneliti dari dokumen –
dokumen yang ada di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
3. Kuesioner
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden.
I. Teknik Pengujian Instrumen
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah dalam bentuk kuesioner,
sehingga perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.
1. Pengujian Validitas
Validitas menunjukkan kemampuan alat ukur dalam mengukur apa yang ingin
diukur untuk mengukur validitas kuesioner yang dibagikan kepada responden,
digunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus
sebagai berikut :
xy r = )] ( )][ ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n Keterangan :
x= Nilai dari tiap butir
y= Nilai total butir
n= Jumlah sampel
Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan taraf
signifikansi (α) = 5%, apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka kuesioner
sebagai alat ukur dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya.
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali. Dalam
penelitian ini digunakan pengujian dengan koefisien alpha cronbach. Untuk
mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0 – 1, tetapi merupakan
rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0 – 10 atau 0 – 100 atau bentuk
skala 1 – 3, 1 – 5 atau 1 – 7 dan seterusnya dapat menggunakan koefisien
alpha (α) dari Cronbach (Umar, 2003:96). Ditulis dengan rumus sebagai
berikut :
2 2
1 1 r
t b k
k
Keterangan :
rxy = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
t2 = Varian total
∑ b2 = Jumlah varian butir
Jika rxy≤ rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen tersebut tidak
reliabel.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi
dua hal, yaitu :
Analisis Data Kualitatif ;
Analisis data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema dan
gambar (Sugiyono, 2002:13).
Analisis Data Kuantitatif ;
Analisis data kuantitatif adalah analisis dengan teknik perhitungan yang
menggunakan rumus–rumus, dimana teknik perhitungan yang digunakan untuk
mengatasi masalah yang diteliti (Sugiyono, 2002:13). Dalam penelitian ini teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, kemudian dilakukan
uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji statistik yaitu
dengan Uji F dan Uji t.
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independen(bebas) dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi
rata–rata populasi atau nilai rata–rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui.
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Kinerja karyawan
a = Konstanta
b1, ..., bn = Koefisien dari variabel bebas
X1 = Dukungan organisasi
X2 = Gaya kepemimpinan
X3 = Program formal pengembangan karir
Koefiesien-koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus:
2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 X X n Y X X Y a 2 1 2 1 1 1 1 1 1 X X n Y X X Y X n b
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji alat analisis data, dilakukan uji asumsi klasik sebagai
berikut:
a. Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan
linear yang sempurna di antara beberapa variabel atau semua variabel
yang menjelaskan dari model regresi.
Pendeteksian multikolinearitas antar variabel dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1) Dengan melihat besarnya koefisien determinasi.
Jika R2 tinggi, berarti uji f dari prosedur analisis varians akan
2) Dengan melihat koefisien korelasi derajat nol.
3) Dengan melihat koefisien korelasi parsial.
4) Dengan meregresi variabel Xi atas sisa variabel X dan
menghitung Ri2.
Konsekuensi yang diperoleh jika semua asumsi tidak terpenuhi adalah:
1) Koefisien regresi dalam variabel bebas tidak dapat diestimasi.
2) Probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin
meningkat.
3) Taksiran dan kesalahan standarnya menjadi sangat sensitif
terhadap sedikit perubahan data.
b. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menunjukkan kesalahan dimana suatu angka
konstan yang tidak sama dengan 2.
Untuk melakukan pendeteksian heteroskedastisitas dapat digunakan
tiga cara yaitu sebagai berikut:
1) Sifat dasar masalah
Seringkali sifat dasar masalah yang sedang dipelajari menyarankan
apakah heteroskedastisitas nampaknya dijumpai.
2) Metode Grafik.
Metode grafik merupakan pemetaan ei2terhadap yi. Jika tidak ada
pola yang sistematis antara dua variabel, menyarankan bahwa
3) Pengujian Park.
Rumus: i2 2Xi evi
4) Pengujian Glejser.
Pengujian glejser mempunyai semangat yang sama dengan
pengujian park.
Rumus:
vi X ei 1 i
vi X ei 1 i
vi X e i i 1 1 vi X e i i i 1
ei o 1Xi vi
5) Pengujian rank korelasi Spearman.
Rumus yang digunakan adalah:
1 6 1 2 2 N N d
rs i
Konsekuensi yang didapat dengan adanya heteroskedastisitas
adalah sebagai berikut:
a) Pengujian signifikansi menjadi kurang kuat.
b) Kemungkinan pengambilan kesimpulan yang sama sekali salah
b. Otokorelasi
Otokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu.
Pendeteksian adanya otokorelasi dapat ditempuh dengan cara sebagai
berikut:
1) Dengan metode grafik.
2) Dengan percobaan ddari Durbin-Watson.
Rumus yang digunakan:
t N
T t N t
t
t t
e e e d
1 2 2
2 1
Konsekuensi yang diperoleh dengan adanya otokorelasi adalah sebagai
berikut:
1) Selang keyakinan menjadi lebar.
2) Pengujian signifikansi kurang kuat.
3) Penaksir OLS menjadi sensitif terhadap fluktuasi penyampelan.
Durbin Watson telah berhasil mengembangkan uji statistik yang
disebut uji statistik d. Durbin Watson berhasil menurunkan nilai kritis
batas bawah (dL) dan batas atas (dU), penentuan ada tidaknya
Tabel III.1
Uji Statistik Durbin Watson
Nilai statistik d Nilai
0 < d < dL Menolak hipotesis nol, ada autokorelasi positif
dL≤ d ≤ dU Daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan dU< d ≤ 4- dU Menerima hipotesis nol, tidak ada autokorelasi
positif/negatif
4- dU≤ d ≤ 4- dU Daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan 4- dL≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol, ada autokorelasi Sumber data : Widarjono (2007). Ekonomi, Yogyakarta:Ekonisia
d. Kenormalan
Asumsi kenormalan digunakan sebagai sifat distribusi normal yang
menyatakan bahwa setiap fungsi linear dari variabel-variabel
didistibusikan secara normal.
Dengan asumsi kenormalan, penaksiran OLS ˆO, ˆ1,dan
2
ˆ mempunyai sifat-sifat statistik sebagai berikut:
1) Penaksir tadi tidak bias.
2) Penaksir tadi mempunyai varians yang minimum.
3) Konsisten, dalam artian dengan meningkatnya ukuran sampel
secara tak terbatas, penaksir mengarah ke nilai populasi yang
sebenarnya.
4) ˆ0didistribusikan dengan ˆo~ , 2 O
N
5) ˆ1didistribusikan secara normal dengan ˆ1~ 1, 2
1
ˆ
N
6) ˆ2
2
N / 2 didistribusikan secara distribusi x2dengan derajat
7) ˆO, ˆ1 didistribusikan secara bebas dari
2
ˆ . Hal in
menyederhanakan tugas dalam menetapkan selang keyakinan dan
pengujian hipotesis secara statistik.
8) o dan ˆ1 mempunyai varians minimum dalam seluruh kelas
penaksir tak bias, baik linear maupun bukan.
Asumsi kenormalan memungkinkan kita untuk memperoleh
distribusi probabilitas dari ˆo , ˆ1, dan ˆ2. Hal ini
menyederhanakan tugas dalam menetapkan selang keyakinan dan
pengujian hipotesis secara statistik.
3. Uji F
Uji F digunakan untuk mengidentifikasi apakah ada tidaknya pengaruh
signifikan variabel bebas secara simultan terhadap variabel tergantung.
Jika
F
hitung ≥F
tabel maka secara simultan variabel bebas berpengaruhterhadap variabel tergantung, sedangkan bila
F
hitung <F
tabel makasecara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
tergantung.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
1 /
1
/
2 2
k n R
k R F
Keterangan :
2
R = Koefisien determinasi
k = jumlah variabel bebas
F =
F
hitungJika
F
hitung <F
tabel pada σ = 0,05 maka Ho diterima.Jika
F
hitung ≥F
tabel pada σ = 0,05 maka Ho ditolak.4. Uji t
Uji t digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh positif
dan signifikan variabel X secara parsial terhadap variabel Y, jika
variabel X yang lain tetap. Bila
t
hitung ≥ ttabel maka ada pengaruhpositif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat,
begitu juga sebaliknya, maka dilakukan uji t.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
1 1 1
Sb B b t
Keterangan:
t = thitung
1
b = nilai koefisien regresi
1
B = nilai koefisien regresi populasi
1
Sb = kesalahan koefisien regresi
Apabila
t
hitung < ttabel pada α = 0,05 maka Ho diterima.BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
1. Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Sejarah berdirinya RS Panti Rapih tidak terlepas dari sejarah
perkembangan gereja Katolik di Yogyakarta. Pada tahun 1914 warta gembira
Kerajaan Allah mulai dikenal oleh warga Yogyakarta dengan dimulainya
pelajaran agama Katolik di rumah Bp. R.P. Himawidjaja (ayah Mgr. A.
Djajasepoetra, SJ). Para misionaris bersama murid-murid dari Xaveius
College Muntilan dengan semangat merasulnya yang tinggi mampu membuat
Yogyakarta sebagai daerah yang menarik untuk dikembangkan. Tahun 1917
berdirilah Standaart-School sebagai lembaga pendidikan Katolik pertama di
Yogyakarta. Seiring perjalanan waktu, lembaga pendidikan Katolik di
Yogyakarta semakin berkembang.
Dari perkembangan yang menggembirakan tersebut, para misionaris
berkeinginan mengembangkan karyanya masyarakat pribumi dengan
membangun rumah sakit. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka pengurus
Gereja Yogyakarta menjalin hubungan dengan para Suster Fransiskanes agar
bersedia mengelola rumah sakit. Namun karena pilihan para Suster
Fransiskanes untuk berkonsentrasi dibidang pendidikan, maka tawaran
tersebut terpaksa ditolak. Tahun 1921 pengurus Gereja Yogyakarta
memutuskan untuk meminta bantuan kepada Suster-Suster Carolus
Borromeus yang berpusat di Maastricht Belanda untuk mengelola rumah
sakit. Keputusan ini kemungkinan besar karena keberadaan Ir. Julius Robert
Anton Marie Schmutzer seorang tokoh awam dan administratur onderneming
Gondang Lipoero Ganjuran Bantul yang memiliki hubungan erat dengan
Kongregasi Suster CB karena isterinya, Ny. C.T.M. Schmutzer murid sekolah
perawat yang dikelola Suster CB di Belanda.
Titik awal berdirinya RS Panti Rapih adalah dibentuknya yayasan
“Onder de Bogen” atau dalam bahasa Belanda Onder de Bogen Stichting oleh
pengurus Gereja Yogyakarta pada tanggal 22 Februari 1927. Sebagai tanda
pembangun fisik rumah sakit, maka dimulai dengan peletakan batu pertama
oleh Ny. C.T.M. Schmutzer van Rijckevorsel pada tanggal 14 September
1928.
Pada bulan Januari 1929, tibalah lima orang Suster Cinta Kasih St.
Carolus Borromeus dari Belanda. Mereka adalah Moeder Gaudentia Brand,
Sr. Yudith de Laat, Sr. Ignatia Lemmens, Sr. Simonia, dan Sr. Ludolpha de
Groot. Karena bangunan belum selesai, maka kelima suster tersebut dititipkan
di biara Suster OSF Yogyakarta. Pembangunan rumah sakit akhirnya dapat
diselesaikan pada pertengahan Agustus 1929 dan pada tanggal 24 Agustus
1929 Mgr. A.P.F. van Velsen, SJ berkenan memberkati bangunan baru
tersebut. Pada tanggal 14 September 1929 secara resmi rumah sakit dibuka
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan nama Rumah Sakit “Onder
de Bogen”.
Beberapa tahun kemudian Sri Sultan Hamengku Buwono VIII
berkenan menghadiahkan mobil ambulance kepada Rumah Sakit Onder de
pribumi. Bangunan yang dihiasi dengan lengkungan-lengkungan dan nama
Onder de Bogen menjadikan kelengkapan nostalgia bagi para Suster CB yang
berdinas di rumah sakit ini akan induk biara Suster-Suster CB di Maastricht
Belanda. Para suster melayani dan merawat orang sakit, meringankan
penderitaan sesama sesuai dengan ajaran Injil tanpa memandang agama
maupun bangsa. Sedikit demi sedikit penderita datang untuk dilayani dan
dirawat. Semakin lama semakin bertambah dan meningkat jumlahnya.
Diantara para penderita tersebut sebagian besar adalah para pejabat Belanda
dan kerabat Keraton.
Sementara itu rakyat miskin dan lemah belum bisa menikmati
pelayanan rumah sakit. Para suster menjadi prihatin dan merasa tidak puas
akan hal ini, karena untuk orang kecil, yang miskin dan lemahlah mereka
datang mengabdi di bumi nusantara ini. Oleh karena itu pimpinan
Suster-Suster CB di Maastricht mendesak pengurus Yayasan Onder de Bogen untuk
menyediakan fasilitas guna melayani rakyat kecil, miskin, dan lemah. Namun
apa daya, Yayasan Onder de Bogen belum mempunyai dana yang cukup
untuk itu. Melalui uluran tangan Kongregasi Bruder FIC yang berkenan
membantu membangunkan bangsal khusus untuk orang yang tidak mampu
yang kemudian diberi nama Bangsal Theresia.
Hari berganti hari, jumlah penderita yang datang semakin meningkat.
Fasilitas pun harus ditambah dan dikembangkan untuk mengimbangi
kebutuhan pelayanan. Pada tahun 1942 datanglah bangsa Jepang untuk
menjajah Indonesia tercinta ini. Dalam waktu singkat penderitaan besar segera
terhindar pula dari penderitaan ini. Pengelolaan rumah sakit menjadi kacau
balau. Keadaan keuangan rumah sakit benar-benar menyedihkan : biaya rutin
saja harus ditutup dengan segala susah payah.
Sementara itu, para suster Belanda dimasukkan ke dalam kamp
tahanan Jepang. Dan saat yang paling pedih pun datang, rumah sakit Onder de
Bogen diambil alih menjadi rumah sakit pemerintah Jepang. Dr. Sentral
selaku Direktur Rumah Sakit, dipindahkan ke Rumah Sakit Bethesda yang
juga sudah diambil alih pemerintah Jepang. Pimpinan rumah sakit diserahkan
kepada Sr. Sponsaria, dan Sr. Yvone diangkat sebagai pembesar Umum
Suster CB di Indonesia. Keadaan rumah sakit menjadi semakin parah.
Pemerintah Jepang juga menghendaki agar segala sesuatu termasuk
bahasa yang berbau Belanda tidak digunakan di seluruh muka bumi
Indonesia. Tidak luput pula nama rumah sakit ini harus diganti nama pribumi.
Mgr. Alb. Soegijopranoto, SJ, Bapa Uskup pada Keuskupan Semarang
berkenan memberikan nama baru “Rumah Sakit Panti Rapih” yang berarti
Rumah Penyembuhan.
Sesudah masa pendudukan Jepang, berkibarlah dengan megah Sang
Dwi Warna, Merah Putih, dan para Suster CB dapat kembali lagi ke Rumah
Sakit Panti Rapih. Dengan semangat cinta kasih, mereka merawat para
pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia, diantaranya Bapak Panglima Besar
Angkatan Perang Republik Indonesia, Jendral Soedirman. Ketika Sr.
Benvunito, seorang Suster CB yang merawat Jendral Soedirman,
memperingati genap dua puluh lima tahun hidup membiara, Bapak Panglima
tangan dengan hiasan yang cantik khusus untuk Sr. Benvunito dan RS Panti
Rapih. Sajak dengan judul RUMAH NAN BAHAGIA tersebut saat ini masih
tersimpan dengan baik.
Sesudah kedaulatan Indonesia diakui oleh dunia Internasional, maka
RS Panti Rapih juga semakin dikenal dan mendapat kepercayaan dari
masyarakat. Semakin banyak pula penderita yang datang dan dirawat di RS
Panti Rapih. Untuk mengimbangi hal ini, para pengurus Yayasan Panti Rapih
dan para suster merencanakan untuk memperluas bangunan dan menambah
fasilitas yang ternyata membutuhkan dana dan pembiayaan yang tidak sedikit.
Para Suster CB dan para pengurus Yayasan berusaha keras sekuat tenaga
untuk mendapatkan dana bantuan baik dari pemerintah maupun dari umat
Katolik. Sekedar untuk menambah dana, para Suster CB membuat
lukisan-lukisan dan pekerjaan tangan lainnya untuk dijual. Atas jasa dan jerih payah
Bapak Marcus Mangoentijoso, tang menjabat sebagai pengurus yayasan pada
waktu itu, diperoleh bantuan yang cukup besar dari Pemerintah Republik
Indonesia melalui Yayasan Dana Bantuan, yang dapat dimanfaatkan untuk
membangun Bangsal Albertus, Bangsal Yacinta dan Poliklinik Umum.
Tahap demi tahap sesuai dengan datangnya dana bantuan, RS Panti
Rapih melengkapi dirinya dengan fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki
sebuah rumah sakit, baik peralatan medis, peralatan unit penunjang, maupun
bangunan-bangunan bangsal baru dan poliklinik.
Untuk dapat lebih memperpanjang daya jangkau pelayanan kepada
masyarakat kecil, khususnya warga pedesaan, RS Panti Rapih membuka
daerah Kalasan. Khusus untuk warga masyarakat yang lemah dan miskin yang
benar-benar membutuhkan pelayanan rumah sakit, dibukalah bangsal
PUSPITA yang merupakan singkatan dari “Pusat Spiritualitas”.
2. Tujuan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Mengabdi sesama yang menderita dan sakit agar nama Tuhan semakin
dimuliakan dengan :
a. Mengantar masyarakat mencapai status kesehatan yang optimal melalui
pendekatan layanan holistik (menyeluruh) yang meliputi aspek biologis,
psikologis, sosial, spiritual, dan intelektual.
b. Menciptakan budaya kerjayang dipenuhi buah penghayatan imam sejati
guna mewujudkan pengabdian yang penuh kasih, saling menghargai,
membela hak hidup setiap insan, dan sekaligus mewujudkan kesejahteraan
umum bagi seluruh karyawan secara wajar.
c. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi kedokteran bagi seluruh lapisan masyarakat.
3. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
a. Visi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Rumah Sakit Panti Rapih sebagai rumah sakit rujukan yang memandang
pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan memberikan
pelayanan kepada siapa saja secara profesional dan penuh kasih dalam
Pengertian :
RS Rujukan :
Sebagai rumah sakit yang mampu menerima rujukan dari rumah
sakit-rumah sakit lain di sekitarnya, terutama bagi layanan-layanan sub
spesialistik yang tersedia. Selain itu RS Panti Rapih juga memberikan
bimbingan baik medik, keperawatan maupun non medik kepada rumah
sakit lain yang membutuhkan.
Pasien sebagai Sumber Inspirasi dan Motivasi :
Semangat melayani kepada para pasien selalu berkembang dengan
memperhatikan perkembangan kebutuhan pasien dalam semua aspek
layanan, supaya dapat memberikan kepuasan yang maksimal.
Pelayanan yang Profesional :
Layanan RS Panti Rapih sungguh-sungguh memperhatikan standar
layanan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang tersedia
(medik, keperawatan, penunjang medik, dan manajemen).
Penuh Kasih :
Semua orang adalah umat Allah Yang Kudus, yang harus dihargai,
dihormati dan dibela hak hidupnya secara bersungguh-sungguh. Layanan
diberikan dengan sentuhan yang manusiawi, adil dan tanpa
membeda-bedakan pangkat / jabatan, asal usul, ras, suku dan golongan, agama, serta
Syukur :
Setiap orang, baik karyawan maupun pasien merasakan layanan yang
iklas, jujur dan penuh kasih, dan mampu merasakan pengayoman Tuhan
sebagai pemberi hidup yang memelihara setiap orang dengan kasih yang
tak terbatas, adil dan tidak membedakan.
b. Misi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
1) RS Panti Rapih menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyeluruh
secara ramah, adil, profesional, ikhlas dan hormat dalam semangat
iman Katolik yang gigih membela hak hidup insani dan berpihak
kepada yang berkekurangan.
2) RS Panti Rapih memandang karyawan sebagai mitra karya dengan
memberdayakan mereka untuk mendukung kualitas kerja demi
kepuasan pasien dan keluarganya, dan dengan mewajibkan diri
menyelenggarakan kesejahteraan karyawan secara terbuka,
proporsional, adil dan merata sesuai dengan perkembangan dan
kemampuan.
Penjelasan :
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh :
Dengan memperhatikan aspek fisik, mental, sosial, spiritual dan
intelektual.
Secara Ramah :
Ringan menyapa, tulus tersenyum, peka pada harapan / kebutuhan
Secara Adil :
Memberikan layanan kesehatan dan sikap melayani yang sama tanpa
memandang strata sosial, pangkat / jabatan, kaya-miskin, asal-usul dan
perbedaan lainnya.
Secara Profesional :
Memberikan layanan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan
secara optimal setara dengan tersedianya sumber-sumber yang ada.
Secara Ikhlas :
Kepada siapapun, memperoleh seberapapun, tidak menjadi halangan
untuk terus melayani dan membela kehidupan pasien sampai Tuhan
sendiri mengambil keputusan.
Secara Hormat :
Sikap menghargai keunikan sebagai sumber yang mendasari
pengabdian kepada setiap orang dan semua makhluk ciptaan Tuhan.
Siapapun dia, RS Panti Rapih memberikan layanan dengan menghargai
hak hidup setiap orang dan memandang setiap individu sebagai ciptaan
Tuhan yang harus dihargai oleh karena Roh Allah sendiri ada dalam setiap
individu itu.
c. Motto Rumah Sakit Panti Rapih Yo