• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV DENGAN READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TAGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV DENGAN READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TAGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV DENGAN

READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TAGALWATON

KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SRI WINARSIH

N IM : 11408069

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama Sri Winarsih

NIM 11408069

Jurusan Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul UPAYA MENINGKATKAN NILAI HASIL

BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN

ISLAM KELAS IV POKOK BAHASAN ISRO’

MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW DENGAN

READING ALOUD MI TARBIYATUL

BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 7 Agustus 2010

Peml ' ' ‘

ARI SETIA WAN, MM

(3)

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN)

SALATIGA

JL Tentara Pelajar 02 Telp. 0298-323706 Fax. 0298-32433 Kode Pos 50721 Salatiga http/Avww.salatiga.ac.id e-mail: akademi@stain salatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara Sri Winarsih dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408069 yang berjudul

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

KELAS IV DENGAN READING ALOUD MI T ARBI Y ATUL BANIN

TEGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai

bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Ketua Sidang

Salatiga, 19 Ramadhan 1431

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Winarsih

NIM :11408069

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiyah.

Salatiga,05 Agustus 2010

YapjfmerVyatakan

Sri Winarsih

(5)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

❖ Kejujuran adalah segala-galanya.

❖ Tegakkan kebenaran walau penuh peijuangan.

❖ Pekerjaan yang diberikan bukan pada ahlinya tunggu kehancurannya.

❖ Ambisi boleh tapi jangan ambisius.

❖ Kepercayaan diri dan keyakinan akan pertolongan Allah adalah kunci

keberhasilan.

❖ Ambil hak mu sesuai kewajiban yang kau keijakan.

PERSEMBAHAN

> Ayah dan ibu yang telah membesarkan dan

mendidik hingga berhasil.

> Suami dan anak yang telah memberi dukungan.

> Para dosen, teman-teman serta saudara-saudara

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan nilai hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV pokok bahasan Isro ’

M i’roj Nabi Muhammad SAW dengan strategi pembelajaran Reading Aloud MI

Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2009/2010 dengan tujuan (1) Untuk meningkatkan Pemahaman materi Sejarah

Kebudayaan Islam sehingga nilai hasil belajar siswa juga meningkat. (2)

Memberikan pengetahuan tentang Sejarah Kebudayaan Islam kepada siswa sehingga

siswa dapat mengambil teladan dan menjadikannya Way O f Life.

Penelitian ini menunjukan bahwa siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin

Tegalwaton Kembang nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam masih rendah

dan dengan adanya strategi pembelajaran Reading Aloud yang diterapkan nilai hasil

belajar siswa kelas IV mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat meningkat.

Dari hasil penelitian ini didapat informasi tentang adanya manfaat dari

penggunaan strategi pembelajaran Reading Aloud dalam kegiata belajar mengajar

untuk meningkatkan kualitas anak didik yang dilakukan di MI Tarbiyatul Banin

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk-Nya penulis

mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: UPAYA MENINGKATKAN NILAI

HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV POKOK

BAHASAN ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW DENGAN READING

ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Dalam menyusun

laporan ini tidak lepas dari kesulitan dan berbagai hambatan, namun berkat

bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, laporan ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima

kasih kepada:

1. Dr. Iman Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Salatiga.

2. Ketua Jurusan, dosen, dan para karyawan Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga.

3. Dr. Ari Setiawan, MM selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.

4. Kepala Madrasah serta Dewan guru MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang

Ampel Kabupaten Boyolali.

5. Teman sejawat yang telah membantu, mengamati, dan memberi saran.

6. Siswa MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat, terutama bagi dunia pendidikan.

(8)

kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari para pendidik, pemerhati,

dan pembaca selalu kami harapkan guna perbaikan dan sempurnanya skripsi ini.

Salatiga, Agustus 2009

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul... i

Lebar Logo... i i Halaman Judul... Iii Lembar persetujuan... iv

Lembar Pengesahan... v

Pernyataan Keaslian Tulisan... vi

Motto dan Persembahan... vii

Abstrak... viii

Kata Pengantar... ix

Daftar Isi... xi

Dafar T abel... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 4

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Definisi Istilah... 7

G. Metode Penelitian... 9

(10)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar Mengajar... 17

B. Penelitian Hasil Belajar... 23

C. Mata Pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah... 27

D. Strategi Pembelajaran Aktif Reading Aloud... 30

E. Peranan Metode Reanding Aloud Terhadap Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam... 32

BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 33

B. Pelaksanaan Penelitian... 36

C. Diskripsi Pelaksanaan Tindakan... 37

Siklus 1... 37

Siklus II... 39

Siklus III... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Sebelum SikJus... 44

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 45

1. Hasil Siklus 1... 45

2. Hasil Siklus II... 49

3. Hasil Siklus III... 52

(11)

BA B V PENUTUP

A. Kesimpulan... 58

B. Saran... 58

DAFTAR PUSTAKA... 60

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kondisi Awal dan Indikator yang ingin dicapai pada akhir siklus... 5

Tabel 1.2 Rencana Kegatan Penelitian... 10

Tabel 1.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Penyusunan Laporan Hasil... 11

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Banin Tegawaton... 35

Tabel 3.2 Daftar Guru Bimbingan Belajar MI Tarbiyatul Banin Tegawaton.... 35

Tabel 4.1 Nilai Awal Sebelum Siklus... 44

Tabel 4.2 Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Siklus... 45

Tabel 4.3 Kegiatan Siswa Pada Siklus 1... 46

Tabel 4.4 Hasil Ulangan Formatif Siklus 1... 47

Tabel 4.5 Analisis Hasil Siklus 1... 48

Tabel 4.6 Kegiatan Siswa Pada Siklus II... 49

Tabel 4.7 Hasil Ulangan Formatif Siklus II... 50

Tabel 4.8 Analisis Hasil Siklus II... 51

Tabel 4.9 Kegiatan Siswa Pada Siklus III... 53

Tabel 4.10 Hasil Ulangan Formatif Siklus III... 54

Tabel 4.11 Analisis Hasil Siklus III... 55

(13)

BABI

PENDAHULUAN

A. Lata»- Belakang Masalah

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran

yang merupakan rincian bidang PAI yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah

berisikan tentang sejarah agama Islam dan penyebarannya di mulai dari sejarah

Islam dan penyebaran agama Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW,

sahabat/Khulafaurrosidin bahkan perkembangan Islam dan penyabaran agama

Islam di Indonesia.

Materi sejarah kebuayaan Islam merupakan materi pelajaran yang

disajikan dengan teks buku karena sejarah kebudayaan Islam bermuatan sejarah

yang sudah teijadi ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang lalu sehingga materi

yang abstrak.

Sejarah kebudayaan Islam diajarakan di Madrasah Ibtidaiyah dengan

tujuan supaya siswa mengetahui Islam dan pekembangan Islam dimasa lalu yaitu

masa Nabi Muhammad, Khulafaur Rosidin bahkan sampai walisongo di

Indonesia, yang akhirnya siswa diharapkan dapat memperoleh hikmah dan

meneladani sifat-sifat baik dari para pemimpin Islam dimasa lalu.

Pada kenyataannya nilai sejarah kebudayaan Islam yang diperoleh siswa

kelas IV MI Tarbiyatul Banin masih jauh dengan yang diharapkan karena

dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 7,00 hanya 25 % anak yang

memperoleh nilai diatas KKM, 50% sama dengan KKM dan 25% dibawah

(14)

karena Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang di UAM-

BNkan mulai tahun pelajaran 2009/2010 terlebih lagi tujuan utama supaya siswa

mengambi hikmah dan teladan dari materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

tidak mungkin tercapai.

Rendahnya nilai yang diperoleh siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin

Kembang Ampel Boyolali pada bidang mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam disebabkan karena mereka kurang tertarik dengan materi yang teks book,

abtrak dan metode guru yang membosankan dan tidak menimbulkan keaktifan

siswa, biasanya guru menggunakan metode ceramah sehingga anak kurang

konsentrasi bahkan tidak menghiraukan guru yang dianggap hanya

membicarakan sesuatu yang tidak penting bahkan kadang mereka tidak paham

karena banyak istilah arab yang sama sekali mereka tidak tahu.

Untuk mengatasi kebosanan siswa dengan metode ceramah dan

mengakibatkan rendahnya nilai maka peneliti menggunakan strategi

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan partisipasi siswa yaitu

Reading Aloud dimana siswa secara bergantian membaca teks dan guru

memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang penting. Dengan siswa membaca

dengan keras/ Reading A loud diharapkan siswa lebih paham dan dapat

meningkatkan nilai hasil belajar.

Reading Aloud (membaca keras) kegiatan ini merupakan sebuah tehnik

hebat untuk merangsang diskusi dan mendapat pemahaman yang lebih

(15)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut perlu kiranya diadakan

penelitian dengan ju d u l:

UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH

KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV POKOK BAHASAN ISRO’ MI’ROJ

NABI MUHAMMMAD SAW DENGAN READING ALOUD MI

TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

Dari judul penelitian Upaya Peningkatan Nilai Hasil Belajar Sejarah

Kebudayaan Islam Kelas IV Pokok Bahasan Isro’ M i’roj Nabi Muhammad

SAW Dengan Reading Aloud MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang

Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah strategi pembelajaran Reading A ir "d dapat meningkatkan nilai hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan

Isro’ M i’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin

Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?

2. Apakah strategi pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan

pemahaman materi Isro* M i’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI

Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?

3. Apakah strategi pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan keaktifan

(16)

Isro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin

Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan

Isro’ M i’roj Nabi Muhammad SAW dengan strategi pembelajaran

Reading Aloud.

2. Meningkatkan pemahaman materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

dengan strategi pembelajaran Reading Aloud.

Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar

(KBM) mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’

M i’roj Nabi Muhammad SAW.

/

D. Hipotesis 'Hndakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangka

bab ini hipotesis itu merupakan rangkuman dari kesimpulan -kesimpulan teoritis

yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban

terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan

paling tinggi tingkat kebenarannya. (Suryabrata, 2009:21).

Pemilihan Strategi pembelajaran Reading Aloud yang digunakan dalam

proses belajar mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam pokok bahasan

(17)

Kembang Ampel Boyolali dapat meningkatkan nilai hasil belajar dan

meningkatkan pemahaman materi.

Indikator PTK = Tolak ukur keberhasilan atau target yang ingin dicapai

dalam penerapan tindakan (pada siklus terakhir) (Farikah, 2009:9)

Pada penelitian ini, peneliti menetapkan indikator yang ingin dicapai pada

sikulus tindakan terakhir sekurang-kurang sebagai berikut:

1. 75% siswa menunjukan peningkatan hasil belajar setelah mengikuti

pelajaran dengan strategi pembelajaran Reading Aloud.

2. 100% siswa mencapai nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal yang

ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu

7,00.

Tabel 1.1 Kondisi awal dan indikator yang akan dicapai pada akhir siklus

No

Keterangan Kondisi awal Indicator yang akan

dicapai

1 Nilai 16 siswa

dengan KKM Mencapai

7,00 adalah KKM= 75% 100%

2 Lebih renah

dari KKM 4 siswa=25% 0 siswa = 0%

Sama dengan

KKM 8 siswa=50% 4 siswa = 25%

(18)

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan mendapat informasi yang jelas tentang

ada tidaknya manfaat menggunakan strategi pembelajaran Reading Aloud

dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan nilai hasil belajar mata

pelajaran sejarah kebudayaan Islam siswa kelas IV Ml Tarbiyatul Banin

Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis apabila ada peningkatan penguasaan materi dan nilai hasil

belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Banin

Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat

memperoleh ilmu, pengertian, pemahaman tentang manfaat penggunaan

strategi pembelajaran Reading Aloud.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Menjadikan peserta didik kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton

Kembang Ampel Boyolali lebih mudah dalam mempelajari, memahami,

dan lebih menguasai materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan

Isro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW sehingga meningkatkan nilai hasil

belajar.

b. Bagi guru / peneliti

Dapat membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar mata

(19)

siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel

Boyolali sehingga dapat membantu siswa memahami materi Sejarah

Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ M i’roj Nabi Muhammad SAW

dengan menyenangkan.

c. Bagi Instansi / Lembaga

Dapat menambah masukan tentang strategi pembelajaran dalam proses

belajar mengajar pada peserta didik MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton

Kembang Ampel Boyolali khususnya penggunaan strategi pembelajaran

Reading Alaud pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

F. Definisi Istilah

Agar tidak teijadi penafsiran istilah , maka istilah-istilah dalam penelitian

ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Nilai hasil belajar

Nilai hasil belajar adalah suatu hasil yang didapatkan siswa dalam

mengerjakan tugas tes setelah proses belajar mengajar. Nilai hasil belajar di

Madrasah Ibtidaiyah dilambangkan dengan angka antara 1 sampai 10, siswa

akan mendapat nilai tersebut dengan perhitungan skor soal yang dapat

dikerjakan. Sedangkan kriteria kelulusan minimal ditentukan oleh setiap

sekolah berdasarkan hasil rapat dewan guru dan pertimbangan kualitas

(20)

Dengan ujian pengajar dapat menilai hasil pengajaran yang dilalukan.

Dengan ujian ia juga dapat mengukur hasil yang disebut sebagai nilai

hasil. Fungsi penilaian adalah mengikat sampai dimana siswa berhasil

untuk mengerti (Rooijakker, 1991:140).

2. Isro ’ M i ’roj

Isro’adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Masjidil

Haram ke Masjidil Aqso.

Firman Allah:

Artinya: Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagai tanda-tanda (kebesaran) kami sesungguhnya Dia maha mendengar lagi maha melihat. (Q.S Al isro’: 1).

M i’roj adalah perjalanan Nabi dari Masjdil Aqso ke Sidrotul Muntaha.

3. Strategi pembelajaran Reading Aloud (Membaca keras)

Strategi pembelajaran Reading Aloud adalah metode dalam kegiatan

belajar mengajar dengan cara membaca keras suatu bacaan oleh siswa

secara bergantian sedangkan guru dapat menghentikan pada hal-hal yang

(21)

Strategi pembelajaran Reading Alound dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Guru memilih teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras.

b. Guru menjelaskan teks itu kepada peserta didik dengan singkat.

c. Guru membagi teks itu dengan alenia-alenia atau cara lain.

d. Ketika bacaan-bacaan tersebut beijalan guru menghentikan untuk

menekankan poin-poin tertentu kemudian memberi pertanyaan atau

contoh-contoh.

e. Guru membuat kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut (Ismail,

2008:76)

G. Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research).

Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan atau

cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan

langsung di dunia pendidikan atau dunia actual yang lain (Suryabrata, 1995:35).

1. Lokasi dan waktu penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian ini bertempat di Ml Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang

Ampel Boyolali kelas IV.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan antara tanggal 10 Mei sampai 11 Juni 2010

(22)

2. Subjek penelitian

a. Siswa-siswi kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton kembang Ampel

Boyolali yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 5 perempuan dan 11 laki-

laki. Peneliti yang bertindak sebagai guru.

b. Proses pembelajaran

3. Rencana penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas maka dalam penelitian akan

melalui tiga siklus. Setiap siklus meliputi rencana, tindakan pengamatan dan

refleksi dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama dan

membahas satu bahasan yang diakhiri dengan tes tertulis. Siklus akan

dihentikan jika sesuai kebutuhan atau dirasa sudah cukup.

Tabel 1.2 Rencana kegiatan penelitian

No keterangan Rencana waktu pelaksanaan

1 PBM bab Isro ’ Mi 'roj April

2 Siklus 1 Sabtu 8 Mei 2010

3 Sukilus II Sabtu 15 Mei 2010

4 Siklus III Sabtu 22 Mei 2010

(23)

Tabel 1.3 Jadwal pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil

No Kegiatan

Bulan

April Mei Juni Juli

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2

1 Persiapan X X

2 Siklus I X

3 Siklus 11 X

4 Siklus III X

5 Penyusunan

hasil X X X X X X X

laporan

4. Langkah-langkah siklus penelitian

Secara terperinci tahapan dalam rancangan penelitian yang akan peneliti

lakukan dalam tindakan kelas dengan 3 siklus adalah:

a. Siklus I

1) Persiapan-persiapan

Persiapan siklus I adalah

Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi

soal tes, dan teks yang berisi materi Isro ’ M i ’roj.

2) Pelaksanaan tindakan

Guru menjalankan KBM sesuai RPP yang telah dibuat dengan

menggunakan strategi pembelajaran Reading aloud dengan cara sebagai

(24)

Guru menjelaskan standar kopetensi dan kopetensi dasar yang akan dicapai

dengan arahan dan bimbingan guru siswa membaca materi secara bergantian

setiap siswa membaca 1 alenia, siswa yang tidak mendapat giliran menyimak

bacaan teman sambil memberi tanda bagian mana yang belum mereka

pahami pada teks masing-masing. Setiap satu siswa selesai membaca 1 alenia

guru menghentikan dan meminta siswa menanyakan hal-hal yang belum

paham, guru memberi penjelasan pada kata-kata atau bacaan yang penting

dan perlu penjelasan.

Setelah semua materi terbaca dan seluruh siswa sudah mendapat

giliran membaca, guru membuka diskusi dan mempersilahkan siswa

menanyakan kembali apabila ada hal-hal yang belum dipahami. Guru

memberikan jawaban dan kesimpulan tentang yang dibahas.

3) Pengumpulan data

Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi

lembar observasi dan mengadakan tes ♦ertulis sebagai post tes.

4) Refleksi

Peneliti mengadakan refleksi dengan menganalisa lembar obserfasi

mengoreksi dan meneliti hasil tes tertulis kemudian merencanakan perbaikan

untuk siklus II.

b. Siklus II

1) Persiapan-persiapan

Persiapan siklus II adalah

Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal

(25)

2) Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan KBM tetap dengan strategi pembelajaran Reading

A loud tetapi dengan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan pada siklus I

berdasarkan lembar obserfasi yang telah dianalisis

3) Pengumpulan data

Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi

lembar observasi dan mengadakan tes tertukis sebagai pos tes.

4) Refleksi

Peneliti mengadakan refleksi dengan menganalisa lembar obserfasi

mengoreksi dan meneliti hasil tes tertulis kemudian merencanakan perbaikan

untuk siklus III.

Siklus III

1) Persiapan-persiapan

Persiapan siklus III adalah

Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal

tes, dan teks yang berisi materi Isro ’M i’roj.

2) Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan KBM tetap dengan strategi pembelajaran Reading

Aloud tetapi dengan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan pada siklus II

berdasarkan lembar obserfasi yang telah dianalisis.

3) Pengumpulan data

Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi

(26)

4) Refleksi

Peniliti menganalisis hasil obserfasi, mengoreksi dan menilai hasil tes

tertulis kemudian membuat laporan pelaksanaan tindakan

5. Instrumen penelitian

a Lembar Obserfasi / lembar pengamatan

b Tes formatif

6. Pengumpulan data

a Pengamatan

Di pandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh

peneliti untuk memeperoleh data penelitian dan aktifitas siswa dan guru

selama KBM.

b. Tes

Memberi soal-soal yang harus diselesaikan siswa yang telah disusun

sesuai dengan kandungan materi baik berupa tes awal atau tes akhir dan

sebelum tes akhir dilaksanakan guru dan siswa mengadakan Tanya jawab.

7. Analisa data

Analisa data dilaksanakan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

a Tahap diskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau

memaparkan data yang telah diperoleh,

b Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data yang telah di

diskripsikan sesuai dengan permasalahan,

c Tahap analisi yaitu tahap menganalisis data-data berdasarkan teori yang

ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala

(27)

d Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap

analisis dan penelitian.

e Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil prestasi.

H. Sistematika Penulisan

Secara garis besar laporan kegiatan tindakan kelas ini terdiri dari tiga

bagian utama, yaitu:

1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul:

lembar persetujuan, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan dan

pengesahan, pernyataan keaslian tertulis, abstrak, kata pengantar, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lainnya.

2. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu:

Bab 1. Pendahuluan, yang meliputi: Latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator

keberhasilan, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian,

sitematika penulisan.

Bab II. Kajian pustaka meliputi: Belajar mengajar, penilaian hasil belajar,

kurikulum sejarah kebuayaan Islam Ml Kelas IV, dan strategi

pembelajaran Reading Aloud, peranan metode Reading aloud

terhadap nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV

(28)

Bab III. Pelaksanaan penelitian yang berisi gambaran umum lokasi penelitian

dan subjek penelitian, Diskripsi pelaksanaan siklus 1, diskripsi

pelaksanaan siklus II, dan diskripsi pelaksanaan siklus III.

Bab rV.Hasil penelitian dan pembahasan yaitu bab yang menguraikan

tentang: hasil penelitian siklus I dan pembahasan siklus I, hasil

penelitian siklus II dan pembahasan siklus II, dan hasil penelitian

siklus III dan pembahasan siklus III.

Bab V. Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap hasil

penelitian.

3. Bagian akhir yang terdiri dari: Daftar pustaka, Lampiran-lampiran, dan

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. BELAJAR MENGAJAR

1. Belajar

1.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk mendapatkan ilmu,

pengetahuan, kecakapan, yang bermanfat bagi kehidupannya menuju

perubahan yang lebih baik. Belajar dimulai sejak manusia masih dalam buaian

ibu hingga akhir hayatnya supaya manusia tersebut dapat hidup lebih baik

dimasa yang akan datang dan selamat sampai akhirat. Bagi umat Islam

menuntut ilmu / belajar hukumnya wajib. Ilmu yang dipelajari harus seimbang

antara ilmu agama dan ilmu umum. Belajar ilmu agama untuk keselamatan

hidup didunia sampai di akhirat sedangkan belajar ilmu umum untuk

kepentingan dunia yang lebih baik.

Adapun pengertian belajar menurut para ahli antara lain sebagai

berikut: Belajar bukan hanya sekedar penguasaan bahan tetapi teijadinya

perubahan tigkah laku anak sehingga terbentuk suatu kepribadian yang baik

(Usman, 2002: 21). Belajar adalah suatu proses mcngkonstruksi pengetahuan

baik yang alami maupun manusiawi (Muliawan, 2004: 39). Belajar adalah

penambahan ilmu pengetahuan yang nampak disekolah (Dahar, 1989: 11).

Belajar adalah suatu proses yang komplek yang teijadi pada semua orang dan

berlansung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti.

(30)

Setelah seseorang belajar akan nampak perubahan perilakunya baik

berupa perubahan penegtahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.

Perubahan-perubahan tersebut diharapkan perubahan yang lebih baik sehingga

teijadilah peningkatan kwualitas hidup seseorang.

Dari pengertian-pengertian belajar yang dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan manusia untuk

memeperoleh ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan proses memakai ilmu,

pengetahuan, pengalaman yang menimbulkan perubahan perilaku seseorang,

belajar berlangsung sepanjang hidup manusia.

Dalam arti sempit belajar dapat diartikan usaha seseorang atau siswa

disekolah untuk menguasai dan memahami materi pelajaran. Dalam

memahami materi pelajaran itu bertujuan untuk mendapatkan nilai hasi belajar

dan dalam jangka panjang akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku

siswa tersebut sehingga teijadi perubahan.

1.2. Bentuk-Bentuk Belajar

Dalam belajar seseorang memiliki ciri-ciri tersendiri tergantung tahap

kematangan perkembangan psikomotor dan kematangan inteljensinya hal ini

disebut bentuk-bentuk belajar. Menurut Gage dalam buku Dahar (1982: 12)

mengemukakan bahwa ada lima bentuk belajar yaitu:

1. Belajar respoden

2. Belajar kontiguitas

3. Belajar operant

4. Belajar obserfasional

(31)

Adapun yang dimaksud dengan

1. Belajar respoden adalah dalam belajar responden suatu responden

dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenal.

2. Belajar kontigulitas adalah bentuk belajar dimana respon diberikan

sebelum stimulus selesai dinyatakan.

3. Belajar operant adalah prilaku timbul secara sepontan tanpa adanya

stimulus apapun.

4. Belajar obserfasional adalah belajar berdasarkan pengamatan.

5. Belajar kongkrit adalah belajar terhadap benda-benda yang nyata.

Dalam belajar dikelas bentuk-bentuk belajar ini banyak dipakai oleh

siswa, biasanya siswa kelas rendah antara kelas 1-3 MI menggunakan bentuk

belajar kongrit, bentuk belajar kontigulitas dan bentuk belajar responden,

sedangkan bentuk belajar operant dan obserfasional sudah mulai dilakukan

oleh siswa kelas 4-6 disamping juga belajar bentuk kongrit, kontigulitas, dan

responden.

2. Mengajar

Pengertian mengajar

Mengajar merupakan kegiatan seseorang untuk memberi tahu ,

mengarahkan, membimbing orang lain untuk memperoleh pengetahuan,

ilmu, pengalaman yang menyebabkan seseorang berubah perilakunya.,

dengan kata lain mengajar adalah membantu orang lain dalam belajar.

Sehingga mengajar membutuhkan keterampilan, kesabaran, dan wawasan

(32)

Ada beberapa pengertian mengajar antara lain:

1. S. Nasution merumuskan pengertian mengajar sebagai berikut:

1. Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid ;

2. Mengajar ialah menyampaikan kebudayaan kepada anak;

3. mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan

dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga

terjadi proses belajar mengajar (Usman, 2002: 19).

2. Menurut Engkoswara (Engkosworo, 1988: 1) pengertian mengajar

tergantung pada orang yang mengemukakannya, sebagai contoh:

1) Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu pengetahuan

dari seorang guru kepada murid-murid.

2) Mengajar adalah menanamkan sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan

keterampilan dasar dari seseorang yang telah mengetahui dan

menguasainya kepada seseorang.

3) Mengajar adalah membimbing seseorang atau sekelomnok orang

supaya belajar berhasil.

3. Mengajar adalah suatu proses membantu seseorang untuk membentuk

pengetahuannya sendiri (Muliawan, 2005: 132). Dari pendapat ini dapat

dipahami bahwa mengajar bukanlah memberikan ilmu pengetahuan dari

seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan tersebut kepada seseorang yang

tidak memiliki ilmu pengetahuan tetapi lebih pada upaya seseorang

membantu orang lain untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

4. Raflis Kosasi mengemukakan pendapatnya mengajar ialah suatu usaha untuk

(33)

sehingga menyebabkan teijadinya perubahan tingkah laku pada diri anak

(Usman, 2002: 21).

Dari definisi-definisi diatas nampaknya ada perbedaan istilah

mengajar yang terjadi akibat dari sudut pandang yang berbeda tergantung siapa

yang mengatakan. Dari definisi diatas dapat dikolompokkan mengenai definisi

mengajar memnjadi dua bagian pokok dilihat dari dimana terjadinya kegiatan

mengajar.

1. Mengajar dalam arti kegiatan yang terjadi didalam lembaga pendidikan

formal dan non formal dapat diartikan sebagaimana pendapat S. Nasution

yaitu mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada murid. Pendapat

Enkos Woro mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu

pengetahuan dari seorang guru kepada murid-murid. Dalam hal ini mengajar

sudah pasti dilakukan oleh seorang guru, dosen, dan ustadz.

2. Mengajar dalam arti luas dapat diartikan seperti halnya dikemukakan oleh

Jasa Ungguh Muriawan bahwa mengajar adalah membantu seseorang untuk

mengkonstruksikan pengetahuannya lewat kegiatannya terhadap fenomena

dan objek yang ingin diketahui; atau pendapat S. Nasution yang mengatakan

mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak; dan menurut

Engkos Warsa yaitu mengajar adalah menanamkan sikap dan nilai-nilai

pengetahuan dasar dan keterampilan dasar dari seseorang yang telah

mengetahui dan menguasai kepada seseorang, sehingga mengajar dapat

dilakukan siapapun yang memiliki pengetahuan, keterampilan , dan orang

(34)

dapat dilakukan orang tua, tokoh masyarakat, agamawan, ilmuwan dan

mengajar dapat dilakukan dimanapun.

Tujuan Mengajar

Tujuan mengajar tidak lain adalah supaya siswa bisa mendapatkan

ilmu pengetahuan atau mencapai tujuan belajar sesuai dengan yang telah

ditetapkan dalam standar kopetensi. Menurut Nasution; 1988: 35 tujuan

guru mengajar adalah agar bahan yang disampaikan dikuasai sepenuhnya

oleh semua murid bukan hanya oleh beberapa orang saja yang diberikan

angka tertinggi.

Seseorang guru yang mengajar disekolah supaya mencapai tujuan

mengajar diatas harus memiliki beberapa kemampuan:

1. Kemampuan Prosedural seperti: Membuat RPP, mengelola

pengajaran, menyampaikan materi dan mengolah hasil evaluasi

belajar siswa hingga menjadi nilai.

2. kemampuan intelektual seperti menguasai materi yang diajarkan,

menguasai metode mengajar.

3. kemampuan keterampilan seperti keterampilan memotifasi,

kemampauan menghadapi siswa, kemampuan melaksanakan metode,

(35)

3. Proses Belajar Mengajar

Pendidikan dalam pengertian operasional sistematis adalah proses

belajar mengajar (Muliwarman, 2004: 131) proses belajat mengajar adalah

kegiatan bersama antara pengajar dan murid untuk mendapatkan tujuan belajar.

Pengertian interaksi ini kita hubungkan dengan proses belajar mengajar

di dalam interaksi belajar mengajar, hubungan timbal balik antara guru

(pengajar) dan anak (murid) harus menunjukkan adanya hubungan yang bersifat

edukatif (mendidik) hal mana interaksi itu harus diarahkan pada suatu tujuan

tertentu yang bersifat mendidik yaitu adanya perubahan tingkah laku anak didik

kearah kedewasaan (Suetomo, 1993: 10).

Unsur-unsur proses belajar mengajar adalah (1) anak didik. (2) materi

pendidikan (ilmu pengetahuan). (3) Tujuan pendidikan. (4) pendidik atau guru

dan (5) lingkungan. Unsur lingkungan atau unsur lain-lain meliputi (1) metode,

(2) Alat, (3) Lingkungan manusia dan (4) perkembangan ilmu pengetahuan dan

tehnologi. Dua unsur pertama terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan

dua unsur berikutnya tidak terlibat langsung namun ikut mempengaruhi

pembentukan hasil proses belajar mengajar.

B. Penilaian Hasil Belajar

Untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa diperlukan penilaian atau

evaluasi. Dengan adanya evaluasi guru akan mendapatkan informasi tentang

keberhasilan proses belajar mengajar dan dapat mengetahui tingkat penguasaan

materi yang sudah diajarkan guru dan dipelajari murid juga akan diketahui nilai

(36)

Pada pembahasan ini tidak akan membicarakan penilaian hasil belajar

mengajar yang bersifat pengukuran namun akan membicarakan penilaian hasil

belajar siswa yang berkaitan dengan penguasaan materi oleh siswa.

1. Penilaian hasil belajar

Istilah penilaian dalam proses belajar mengajar disamakan pengertian

berikut penilaian (evaluation) adalah suatu tindakan atau langkah untuk

menentukan mutu atau kualitas dari sesuatu (Sutomo, 1985: 1).

Stufjlebebeam et al memberikan batasan evaluasi sebagai berikut,

“Evaluation is the process o f delineating, obtaining, and providing useful

information fo r judging decision alternatives”(pxxu) Evaluasi merupakan

proses mengambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna

untuk menilai alternative keputusan.(Silverius, 1991: 4). Menurut Conny

Semiawah stamboel yang dimaksud dengan penilaian disini adalah tehnik

untuk memperoleh keterangan tentang kemajuan disekolah (Stamboel, 1990:

51).

2. Pendekatan dalam penilaian

Dua pendekatan penilaian adalah pendekatan ukuran mutlak yang

dalam bahasa Ingris disebut ‘‘‘‘Referenced test”dan pendekatan ukuran normal

atau ukuran relative yang dalam bahasa Inggris disebut Referenced

tes f ’(Soetomo, 1985: 14).

1) Pendekatan ukuran mutlak

Pendekatan ukuran mutlak ini digunakan oleh guru apabila guru-guru

ingin mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap materi yang

(37)

dicapai, sehingga guru harus membuat suatu ketentuan atau kriteria

minimum yang harus dicapai oleh setiap anak untuk dapat dikatakan

berhasil mencapai TIK (Suetomo, 1985: 15). Pendekatan penilaian yang

digunakan di MI adalah pendekatan ukuran mutlak dimana guru

menentukan kriteria minimal yang disebut Kriteria Kelulusan Minimal

(KKM) sedang KKM tiap mata pelajaran berbeda dan di tetapkan

berdasarkan keputusan rapat dewan guru. Berdasarkan KKM tiap-tiap MI

juga berbeda-beda, adapun KKM mata pelajaran SKI kelas IV MI

Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali adalah 7,00

dimana rumus nilai anak adalah

Angka yang diperoleh

Nilai anak= --- X 10 Angka tertinggi

Perbedaan penilaian mutlak lebih adil dibandingkan pendekatan penilaian

relatif, mengingat kemampuan anak berbeda-beda. Pendekatan penilaian

mutlak memiliki kelebihan supaya anak berusaha mendapatkan nilai

minimal sama dengan KKM bahkan memacu siswa untuk memperoleh

nilai lebih dari KKM sedangkan penilaian relatif akan sangat merugikan

karena dari jumlah anak pasti ada yang tidak lulus dan penilaian relatif

cenderung tidak menghargai perbedaan kemampuan siswa.

2) Penilaian ukuran normal

Dengan pendekatan ukuran normal seorang guru tidak membuat kriteria

yang harus dicapai oleh setiap anak melainkan menggunakan ukuran

(38)

Sehingga nilai tes setiap anak dibandingkan dengan nilai rata-rata apabila

skor anak sama atau lebih dari rata-rata maka anak dianggap berhasil,

tetapi sebaliknya apabila Skor anak dibawah nilai rata-rata maka anak

tersebut belum berhasil atau belum lulus (Suetomo, 1985: 7)

3) Jenis penilaian

Ada jenis penilaian yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan disekolah yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif,

penilaian penempatan, dan penilaian diagonstik. (Suetomo, 185: 18).

Jenis penilaian dalam penelitian upaya peningkatan nilai hasil

belajar SKI kelas IV pokok bahasan lsro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW

MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali ini adalah

jenis penilaian formatif.

Fungsi dan tujuan penilaian formatif adalah untuk mengetahui

sejauh mana siswa menguasai sejauh mana TIK yang telah ditetapkan

guru dan juga sebagai umpan balik bagi guru (Feed Back) untuk

memperbaiki proses belajar mengajar (Remedial teaching). Aspek yang

dinilai dalam tes formatif adalah kemampuan hasil belajar yang meliputi

pengetahuan (.Kognitif) dan segi keterampilan (Psikomotor). (Sutomo,

1985: 19).

4) Alat penilaian

Jenis penilaian tes dan jenis penilaian non tes (Sutomo, 1985: 45). Jenis-

jenis tes objektif antara lain bentuk salah-benar pilihan ganda,

(39)

5) Cara penilaian

Ada dua cara penilaian yaitu:

1. Cara penilaian kualitatif yaitu cara penilaian yang diberikan dengan

menggunakan kreteria baik, cukup, sedang, dan kurang.

2. Cara penilaian kuantitatif yaitu cara penilaian yang diberikan dengan

menggunakan kriteria angka yang terdiri dari:

Skala 1-10

Skala 1-5

Skala 10-10. ( Sutomo, 1985: 47)

Cara penilaian kuantitatif di Ml menggunakan skala 1-10.

C. Mata Pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah

Sejarah Kebudayaan Islam berasal dari kata sejarah, kebudayaan dan

Islam. Sejarah berarti asal-usul , silsilah (Setiawan: 292). Budaya berarti budi

atau akal (Widakdo, 1994: 18). Islam berasal dari bahasa arab Saiamma yang

berarti selamat sentosa (Muliawan, 2005: 11). Kebudayaan Islam adalah hasil

t

fikir dan karya manusia yang didasarkan kepada pemahaman Islam yang

beragam (Ahmad, 1985: 164).

Dari pengertian di atas Sejarah Kebudayaan Islam dapat diartikan asal

usul tindakan pola dalam masyarakat dari hasil pemikiran, kelakuan dan ciptaan

manusia yang berdasarkan wahyu Al-Qur’an yang diajarkan Islam yang di bawa

(40)

Mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtiaiyah adalah salah satu bagian mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam yang kemudian

menjadi dasar pandangan hidup (Way O f Life) melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

(Depag, 2006: 45)

Untuk menjadikan mata pelajaran SKI menjadi panangan Hidup

( Way O f Life) bagi siswa MI ternyata masih banyak kendala yang dihadapi

baik bagi guru maupun bagi siswa itu sediri, karena untuk menjadikan

pengetahuan menjadi pandangan hidup diperlukan pemahaman yang matang,

pembiasaan dan teladan dari guru. Untuk mewujudkan hal tersebut ternyata

mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah memiliki kendala antara lain: wktu

yang disediakan untuk mata pelajaran SKI sangat terbatas yaitu hanya 2 jam

pelajaran per Minggu sedangkan materi begitu padat dan memang penting.

Menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian.

Materi SKI lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (Koknitif) dan kurang

dalam pembentukan sikap (Afektif) serta pembiasaan (Psikomotorik).

Lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode

yang variatif, rendahnya peran orang tua dan guru-guru mata pelajaran lain.

Materi mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: Sejarah

Arab pra Islam; Sejarah Rosulallah SAW yang meliputi: Masa remaja

Rosulullah, diutusnya Nabi Muhammad SAW, dakwah Nabi Muhammad

SAW, kepribadian Nabi Muhammad SAW, Isro ’ m i’roj Nabi Muhammad

(41)

Madinah, kewiraan Nabi Muhammad SAW, fathul Makkah, wafatnya

Rosulullah; khulafaurrosidin meliputi: kholifah Abu Bakar As Sidiq, kholifah

Umar Bin Khotob, kholifah Usman Bin Afifan, dan Ali Bin Abi Tholib (Depag,

2006: 45). Tokoh-tokoh Islam di Indonesia meliputi kisah wali songo, KH.

Agus Salim, KH Ahmad Dahlan, Muhammad Arsad Albanjari, Sulatan

Alaudin (Sugiharto, 2007: 93).

Tujuan pembelajaran SKI di madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut:

1. Pemberian pengetahuan tentang sejarah Islam dan kebudayaan kepada

peserta didik.

2. Mengambil nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah.

3. menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berakhlaq mulia

berdasarkan pencermatan atas fakta sejarah yang ada.

4. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan

tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur (Depag,

2006: 46).

Fungsi pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah antara lain:

1. Fungsi Edukatif

Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan

prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam kehidupan sehari-hari.

2. Fungsi Keilmuan

Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai

(42)

3. Fungsi tranformasi

Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang

tranformasi masyarakat (Depag, 2006: 46).

Mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah memiliki kedudukan yang

sangat penting untuk membentuk kepribadian siswa yang kelak menjadi

kepribadian masyarakat yang Islami sehingga seorang guru dengan perhatian

penuh supaya tujuan SKI membentuk pandangan hidup ( Way O f Life)

masyarakat dapat tercapai menjadi masyarakat yang beriman, berbudaya hidup

harmonis dengan sesama masyarakat dan hidup secara Islami.

D. Strategi Pembelajaran Aktif Reading Alaud

Strategi belajar mengajar merupakan pola umum perbuatan guru dan

siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Usman, 2002: 22). Strategi

belajar mengajar dapat berarti kegiatan guru dan siswa dalam belajar mengajar

yang digunakan untuk berlangsungnya belajar mengajar itu sendiri.

Agar dapat memilih strategi pembelajaran secara efektif dalam proses

kegiatan belajar siswa salah satunya adalah diterapkanya penekatan cara belajar

siswa aktif (Usman, 2002: 32).

Strategi pembelajaran aktif Reading Alaud merupakan salah satu strategi

pembelajaran aktif karena menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran yaitu

dengan membaca teks dari bacaan-bacaan tersebut akan menimbukan

pertanyaan-pertanyaan pada hal-hal yang belum di pahami, bahkan

(43)

membantu mahasiswa dalam berkosentrasi, mengajukan pertanyaan dan

menggugah diskusi (Zaini, 2002: 42).

Prosedur dari strategi Reading Aland adalah sebagai berikut:

1) Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras.

2) Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat, guru

menjelaskan poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat

diangkat.

3) Guru membagi bacaan teks itu dengan alenia-alenia atau beberapa cara

lainya. Guru menyuruh sukarealawan untuk membaca keras baian-bagian

yang berbeda.

4) Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa

tempat untuk menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru memunculkan

beberapa pertanyaan atau contoh-contoh. Guru membuat diskusi jika para

peserta menunjukkan minat pada bagian tertentu kemudian guru melanjutkan

dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut

5) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lajut.(Ismail, 2008: 76)

Dari pernyataan-pernyataan diatas menunjukkan adanya hubungan strategi

pembelajaran Reading Alaud dengan metode Tanya jawab dan diskusi.

Namun disini penerapan pembelajaran Reading Alaud ini diterapkan pada

siswa MI kelas IV sehingga yang teijadi hanyalah Tanya jawab karena untuk

(44)

E. Peran Metode Reading Aloud Terhadap Nilai Hasil Belajar siswa Pada Mata

Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Materi Sejarah Kebudayaan Islam merupakan materi pelajaran yang

cukup menarik untuk di baca, dengan membaca bacaan yang menarik dengan

keras secara bergantian akan menimbulkan konsentrasi bagi siswa sehingga

apabila ada kata-kata yang belum jelas atau belum dimengerti siswa akan

mendapatkan kesempatan bertanya, dengan demikian siswa akan mendapatkan

pemahaman yang tuntas sehingga dapat dipastikan nilai hasil belajar siswa akan

meningkat.

Reading Aloud merupakan sebuah tehnik hebat untuk merangsang

diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu

kompleks (Silbermen, 2009: 139). Membaca suatu teks dengan keras dapat

membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental menimbulkan

pertanyaan-pertanyaan dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai

efek pada saat memusatkan dan membuat satu kelompok yang Kohesif (Ismail,

2002: 76).

Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Reading Aloud

dapat meningkatkan keaktifan siswa, siswa dapat berkonsentrasi dan

mendapatkan pemahaman yang mendalam terhadap apa yang dibacanya,

sehingga dalam ulangan dengan pemahaman yang mendalam akan dapat

(45)

BAB III

PELAKSANAAN TINDAKAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat berdirinya MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton

MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton didirikan pada tanggal 17 Agustus

tahun 1962. Berdirinya Ml Tarbyatul Banin Tegalwaton diprakasai oleh

tokoh agama dusun Tegalwaton yaitu bapak Muh. Jahuri dibantu oleh

masyarakat dukuh Tegalwaton, Tempel dan Sidodadi yang tergabung dalam

paguyuban yayasan umat Islam. MI Tarbiyatul Banin didirikan dengan

tujuan supaya putra-putri masyarakat Tegalwaton, Tempel, Sidodadi dan

sekitarnya bisa bersekolah dengan jarak yang tidak jauh, mengingat SR saat

itu dikelurahan Kembang baru ada 1 dan jaraknya sekitar 7 Km dari dusun

tersebut. Selain itu sekolahan Ml Tarbiyatul Banin juga bertujuan untuk

mendidik anak mengenal dan menjalankan agama Islam. Berdasarkan surat

dari Kepala Kantor Departemen Agama propinsi Jawa Tengah nomor

Wk/5.b/383/Pgm/1222/1990 Tanggal 22 November 1990, sekolah ini diberi

nama Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin yang dikelola oleh lembaga

masyarakat yaitu yayasan umat Islam.

Setelah beberapa tahun kemudian pemerintah memberikan bantuan

gedung sehingga lokasi Ml Tarbiyatul Banin Tegalwaton pindah yang

semula berada dirumah bapak Muh. Jahuri Tegawaton pindah ke desa

Tegalsari tidak jauh dari lokasi semula tepatnya disebidang tanah milik

(46)

Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton tepatnya berada di

Tegalsari Kembang Ampel Boyolali. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul

Banin Tegalwaton sangat strategis dan cocok untuk kegiatan belajar

mengajar, karena lokasi ini terletak di jalur utama kelurahan Kembang dan

berada diantara dua dusun yaitu dusun Wates dan dusun Tegalsari sehingga

mudah dijangkau. Luas Madrasah ini kurang lebih 1.400 m2. Berasarkan

piagam akreditasi Madrasah Ibtidaiyah nomor: Kw.l 1.4/4/PP.03.2

/623.9.35/2006 madrasah ini terakreditasi C atau cukup. Jumlah siswa MI

Tarbiyatul Banin Tegalwaton Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah 85 siswa.

Kelas 1 beijumlah 15 siswa, kelas 2 beijumlah 14 siswa, kelas 3 beijumlah

17 siswa, kelas 4 beijumlah 16 siswa, kelas 5 berjumlah 14 siswa dan kelas 6

beijumlah 9 siswa.

2. Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton tahun pelajaran

2009/2010

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di madrasah terdapat

struktur organisasi yang berfungsi untuk mengelola sekolah sehingga visi

(47)

3. Keadaan Guru dan Karyawan

Madrasah ini mempunyai 7 guru yang semuanya merupakan guru

wiyata bakti (WB) dan bertugas sebagai guru kelas.

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Banin

No Nama Guru Tugas

1 Yuni Purwanti, S.Pd I Guru Kelas I dan Bahasa Arab

2 Sri Wahyuni Guru Kelas II

3 Ahmad Muzaki, A.Ma Guru Kelas II Mapel Agama

4 M. Hidayat, A.Ma Guru Kelas III

5 Uswatun Hasanah, A.Ma Guru Kelas IV

6 Sri Kemi, S.Pd Guru Kelas V

7 Ashab, A.Ma Guru Kelas VI

Selain proses belajar mengajar di jam intra sekolah Ml Tarbiyatul

Banin mengadakan bimbingan belajar di luar jam belajar untuk menunjang

keberhasilan UAS-BN dan UAM-BN serta untuk meningkatkan dan

menambah pengetahuan agama siswa. Selain dilaksanakan oleh guru,

bimbingan belajar juga di bantu oleh masyarakat sekitar yang kompeten di

bidangnya atau guru dari madrasah lain yang bertempat tinggal di sekitar MI

Tarbiyatul Banin Tegalwaton.

Tabel 3.2 Daftar Guru Tambahan Bertugas Untuk Bimbingan Belajar

No Nama Guru Tugas

I Puji Mulyati, A.Md Guru Pembimbing Matematika

(48)

3 Iin Inayah Sulistyani, A.Ma Guru Pembimbing Agama

4 M. Imam Sofadi Guru Pembimbing BTQ

5 Ahmadi Guru Pembimbing Tilawah

4. Fasilitas MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton

Dalam Proses belajar Mengajar Ml Tarbiyatul Banin memiliki

bangunan gedung yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1

ruang guru, 2 kamar mandi, juga ditunjang dengan perpustakaan yang berada

disetiap kelas, lapangan badminton, halaman yang luas serta ditunjang

dengan alat peraga IPA, IPS, Olah Raga, dan media audio visual serta akses

internet.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakasanakan di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul

Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali. Penelitian tindakan

dilaksanakan pada semester II Tanggal 10 April - 30 Mei 2010. Sabjek

penelitian adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin

Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali pada Tahun Pelajaran 2009/2010 yang

berjumlah 16 anak yang terdiri dari laki-laki 11 siswa dan 5 siswi perempuan.

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar

mata pelajaran SKI kelas IV pokok bahasan Isro ’ M i’roj Nabi Muhammad

SAW.

Dalam penelitian kopetensi yang akan dicapai adalah peningkatan

keaktifan siswa dan peningkatan nilai hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah

(49)

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan

sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah direncanakan

dalam faktor yang akan di teliti. Kekurangan-kekurangan pada siklus pertama

akan diperbaiki pada siklus kedua dan selanjunya kekurangan pada siklus kedua

akan diperbaiki pada siklus ketiga. Untuk melihat peningkatan nilai hasil belajar

siswa dilaksanakan pos tes pada siklus I, siklus II dan siklus III. Sedangkan

untuk melihat ada tidaknya keaktifan siswa terhadap pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ M i’roj Nabi Muhammad SAW

digunakan lembar observasi. Prosedur dalam penelitian ini antara lain

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Mempersiapkan Materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan

Isro, Mi 'roj Nabi Muhammad SAW

2) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama

proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran

aktif Reading Aloud (Membaca Keras).

3) Membuat lembar soal ulangan untuk megetahui peningkatan nilai

hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok

bahasan Isro ’ Mi ’roj Nabi Muhammad SAW.

(50)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Mei

2010, tiap 1 kali tatap muka 2 kali 35 menit dan kegiatan yang dilakukan pada

tahap ini adalah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai RPP yang sudah

dibuat meliputi:

1) Kegiatan Awal

a. Membuka pelajaran dengan salam dan doa.

b. Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.

c. Menjelaskan kopetensi dasar (KD) yang akan dicapai.

d. Membuat apresiasi dengan bertanya iawab tentang Isro ’ Mi ’roj.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini guru menjelaskan secara singkat tentang materi Isro ’

M i’roj Nabi Muhammad SAW kemudian melaksanakan PBM dengan

strategi Reading Aloud ( membaca keras) dimana siswa bergantian membaca,

siswa yang tidak membaca, menyimak bacaan teman dan mencatat kata-kata

sulit. Guru menghentikan bacaan pada setiap akhir alenia dan

mempersilahkan siswa menanyakan kata-kata sulit kemudian guru

memberikan penjelasan.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru menjelaskan kembali isi pelajaran

secara singkat, siswa mengeijakan soal ulangan, dan guru menutup pelajaran

(51)

c. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran untuk mengetahui sikap guru, keaktifan siswa dan nilai hasil

belajar siswa tentang Isro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW.

d. Refleksi

Hasil yang di dapat dalam tahap observasi dikumpulkan dan di analisis pada

tahap ini. Dari hasil Observasi yang dilakukan guru dapat merefleksi diri

dengan melihat hasil baik dari lembar observasi maupun lembar ulangan

siswa. Hasil analisi data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan

dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Mempersiapkan Materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro,

M i’roj Nabi Muhammad SAW

2) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama

proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif

Reading Aloud (Membaca Keras).

3) Membuat lembar soal ulangan untuk megetahui peningkatan nilai hasil

belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan

Isro ’ Mi 'roj Nabi Muhammad SAW.

(52)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15

Mei 2010 berdasarkan perencanaan kegiatan yang dilaksanakan yaitu:

1) Kegiatan Awal

a. Membuka pelajaran dengan salam dan doa.

b. Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.

c. Menjelaskan kopetensi dasar (KD) yang akan dicapai.

d. Membuat apresiasi dengan bertanya jawab tentang Isrn ’ Mi 'roj

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan ini guru menjelaskan kembali secara singkat tentang lsro ’

M i'roj Nabi Muhammad SAW. Kemudian melaksanakan PBM dengan

strategi Reading Aloud (membaca keras). Siswa secara bergantian

membaca teks 1 anak 1 alenia. Guru menghentikan bacaan tiap-tiap siswa

berganti membaca untuk memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal

yang belum dipahami, apabila tidak ada siswa yang bertanya, guru

memberi pertanyaan untuk menekankan isi bacaan siswa menjawab

pertanyaan guru.

3) Kegiatan akhir

Guru menjelaskan inti dari pelajaran kemudian siswa mengerjakan soal

ulangan. Pada akhir pembelajaran guru menutup pelajaran dengan doa

dan salam.

(53)

13 Nurul Kholifah 95

14 Muh. Sholeh 90

15 Safa’at 85

16 Ahmad Riyadi 70

Sumber: Data penulis (2010)

c. Analisis Siklus I

Tabel 4.5 Hasil Analisis Nilai siklus 1

No Kriteria Nilai Jumlah Siswa Prosentase

1 Di bawah KKM 1 siswa 6,25%

2 Sama dengan KKM 2 siswa 12,5%

3 Diatas KKM 13 siswa 81,25%

Berdasarkan perolehan nilai hasil ulangan siswa pada siklus I

dapat diketahui bahwa penerapan strategi Reading Aloud pada mata pelajaran

SKI pokok bal.asan Isro ’ Mi ’roj Nabi Muhammad SAW belum berhasil karena

masih ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, hal ini disebabkan

karena peneliti atau guru belum bisa memfokuskan perhatian terhadap siswa

yang kurang bisa beradaptasi dengan strategi Reading Aloud yang diterapkan.

d. Refleksi

Dalam pelaksanaan siklus I diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Guru belum bisa menguasai kelas untuk menerapkan metode Reading

Alaud karena masih ada siswa yang menunjukkan sikap kurang aktif.

(54)

e. Revisi

1. Guru lebih mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan menyimak

bacaan teman.

2. Mengadakan tanya jawab sebelum ulangan akhir siklus.

2. Hasil Dari Siklus H

a. Hasil Obserfasi Terhadap Siklus 11

Berdasarkan analisi hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus II

diperoleh data seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Kegiatan Siswa Siklus II

(55)

12 M u b in

K et: ► 5 kegiatan dilaksanakan dengan baik = sangat aktif=A ► 3-4 kegiatan dilaksanakan dengan baik = cukup aktif=B ► 1-2 kegiatan dilaksanakan dengan baik = kurang aktif=C

Terlihat hasil keaktifan siswa, 12 siswa sangat aktif dan 4 siswa

cukup aktif hal ini disebabkan karena siswa masih sangat tertarik dengan

metode Reading Aloud dan masih banyak kata-kata yang kurang dipahami

siswa sehingga siswa sangat antusias untuk menanyakan.

b Nilai Hasil Belajar Siswa

Dari data hasil ulangan formatif siswa pada siklus II diperoleh

hasil nilai di bawah ini.

Tabel 4.7 Hasil Ulangan Formatif Siklus II

(56)

8 Arif Mustofa 95

9 Danang Setiawan 100

10 Farkhurrozak 100

11 Irwanto 100

12 Mubin Febriyanto 75

13 Nurul Kholifah 100

14 Muh. Sholeh 95

15 Safa’at 90

16 Ahmad Riyadi 90

Sumber: Data penulis (2010)

c. Analisis Siklus II

Tabel 4.8 Tabel Analisis Keberhasilan Siklus II

No Kriteria Nilai Jumlah Siswa Prosentase

1 Di bawah KKM I siswa 6,25%

2 Sama dengan KKM 0 siswa 0%

3 Di atas KKM 15 siswa 93,75%

Berdasarkan perolehan nilai hasil ulangan siswa pada siklus II dapat

(57)

M i’roj Nabi Muhammad SAW dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa,

namun belum berhasil mencapai indikator yang diinginkan. Setelah selesai

siklus penelitian karena masih ada 1 siswa yang belum mencapai KKM hal ini

disebabkan karena guru belum bisa mengarahkan 1 siswa tersebut yang

memang kurang memperhatikan saat kegiatan belajar mengajar.

d. Refleksi

Dari pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II diperoleh informasi sebagai

berikut:

1. Masih ada siswa yang kurang antusias terhadap strategi Redoing Aloud.

2. Masih ada siswa yang nilainya lebih rendah dari KKM.

e. Revisi

1. Guru lebih mengfokuskan perhatian kepada siswa yang kurang aktif dengan

cara memberikan kesempatan untuk membaca terlebih dahulu.

2. Mengadakan tanya jawab soal sebelum ulangan.

3. Hasil dari Siklus n i

a. Hasil Obserfasi terhadap siklus 111

Berdasarkan analisi hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus III diperoleh

(58)

Tabel 4.9 Kegiatan Siswa Siklus III

K e t: ► 5 kegiatan dilaksanakan dengan baik = sangat aktif=A ► 3-4 kegiatan dilaksanakan dengan baik = cukup aktif=B ► 1-2 kegiatan dilaksanakan dengan baik = kurang aktif=C

Dari tabel di atas diperoleh data 16 siswa menunjukkan sikap cukup

aktif jika dibandingkan dengan siklus II keaktifan siswa pada kegiatan

(59)

mencatat kata-kata sulit dari bacaan, juga sudah tidak ada yang bertanya tetapi

masih antusias menjawab pertanyaan guru. Hal ini disebabkan karena siswa

sudah memahami semua teks bacaan yang sudah berulang kali dibaca dan

dijelaskan guru.

b. Hasil Belajar Siswa

Dari data hasil ulangan formatif siswa pada siklus III diperoleh hasil

nilai sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Ulangan Formatif Siklus 111

No Nama Siswa Nilai

1 Atika Husnayati 100

2 Nurul Azizah 95

3 Adi Darmawan 100

4 Putri Rahayu 90

5 Sulastri 100

6 Solahuddin 95

7 Zaenal Arifin 75

8 Arif Mustofa 100

9 Danang Setiawan 100

10 Farkhurrozak 100

11 Irwanto 100

Gambar

Tabel 1.1 Kondisi awal dan indikator yang akan dicapai pada akhir siklus
Tabel 1.2 Rencana kegiatan penelitian
Tabel 1.3 Jadwal pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Banin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Padaha l maksud Puteri Kemala Kusuma Oewi adalah memberi kesem patan kepada kedua dayang itu untuk dapat bermain-main dengan kedua anaknya karena nanti malam me~e k a akan

Hasil penelitian (1) Pelaksanaan tarian Tradisional Patah Sembilan dalam meningkatkan keterampilan menari yaitu guru mengarahkan dan memberikan penjelasan singkat

Kesimpulan yg diperoleh adalah aplikasi otomatisasi penjadwalan ini dapat digunakan oleh Kepala Asisten UPTPL untuk memudahkan pembuatan jadwal asistensi dan memungkinkan

Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa, untuk memperoleh data motivasi belajar diperoleh dari angket motivasi belajar

Oleh kerana Barat menguasai media komunikasi dunia, segala berita dan maklumat yang disiarkan di seluruh dunia adalah lebih berpihak kepada mereka dan menindas mana-mana negara

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Pada tahapan ini adalah tahap permulaan untuk membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan tentang

23 tahun 1992 tentang kesehatan, transplantasi adalah tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau