UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV DENGAN
READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TAGALWATON
KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SRI WINARSIH
N IM : 11408069
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama Sri Winarsih
NIM 11408069
Jurusan Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul UPAYA MENINGKATKAN NILAI HASIL
BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN
ISLAM KELAS IV POKOK BAHASAN ISRO’
MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW DENGAN
READING ALOUD MI TARBIYATUL
BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 7 Agustus 2010
Peml ' ' ‘
ARI SETIA WAN, MM
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN)
SALATIGA
JL Tentara Pelajar 02 Telp. 0298-323706 Fax. 0298-32433 Kode Pos 50721 Salatiga http/Avww.salatiga.ac.id e-mail: akademi@stain salatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara Sri Winarsih dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408069 yang berjudul
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
KELAS IV DENGAN READING ALOUD MI T ARBI Y ATUL BANIN
TEGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010
telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai
bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Ketua Sidang
Salatiga, 19 Ramadhan 1431
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sri Winarsih
NIM :11408069
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiyah.
Salatiga,05 Agustus 2010
YapjfmerVyatakan
Sri Winarsih
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
❖ Kejujuran adalah segala-galanya.
❖ Tegakkan kebenaran walau penuh peijuangan.
❖ Pekerjaan yang diberikan bukan pada ahlinya tunggu kehancurannya.
❖ Ambisi boleh tapi jangan ambisius.
❖ Kepercayaan diri dan keyakinan akan pertolongan Allah adalah kunci
keberhasilan.
❖ Ambil hak mu sesuai kewajiban yang kau keijakan.
PERSEMBAHAN
> Ayah dan ibu yang telah membesarkan dan
mendidik hingga berhasil.
> Suami dan anak yang telah memberi dukungan.
> Para dosen, teman-teman serta saudara-saudara
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan nilai hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV pokok bahasan Isro ’
M i’roj Nabi Muhammad SAW dengan strategi pembelajaran Reading Aloud MI
Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2009/2010 dengan tujuan (1) Untuk meningkatkan Pemahaman materi Sejarah
Kebudayaan Islam sehingga nilai hasil belajar siswa juga meningkat. (2)
Memberikan pengetahuan tentang Sejarah Kebudayaan Islam kepada siswa sehingga
siswa dapat mengambil teladan dan menjadikannya Way O f Life.
Penelitian ini menunjukan bahwa siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin
Tegalwaton Kembang nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam masih rendah
dan dengan adanya strategi pembelajaran Reading Aloud yang diterapkan nilai hasil
belajar siswa kelas IV mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat meningkat.
Dari hasil penelitian ini didapat informasi tentang adanya manfaat dari
penggunaan strategi pembelajaran Reading Aloud dalam kegiata belajar mengajar
untuk meningkatkan kualitas anak didik yang dilakukan di MI Tarbiyatul Banin
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk-Nya penulis
mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: UPAYA MENINGKATKAN NILAI
HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV POKOK
BAHASAN ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW DENGAN READING
ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Dalam menyusun
laporan ini tidak lepas dari kesulitan dan berbagai hambatan, namun berkat
bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, laporan ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih kepada:
1. Dr. Iman Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga.
2. Ketua Jurusan, dosen, dan para karyawan Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Dr. Ari Setiawan, MM selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.
4. Kepala Madrasah serta Dewan guru MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang
Ampel Kabupaten Boyolali.
5. Teman sejawat yang telah membantu, mengamati, dan memberi saran.
6. Siswa MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat, terutama bagi dunia pendidikan.
kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari para pendidik, pemerhati,
dan pembaca selalu kami harapkan guna perbaikan dan sempurnanya skripsi ini.
Salatiga, Agustus 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul... i
Lebar Logo... i i Halaman Judul... Iii Lembar persetujuan... iv
Lembar Pengesahan... v
Pernyataan Keaslian Tulisan... vi
Motto dan Persembahan... vii
Abstrak... viii
Kata Pengantar... ix
Daftar Isi... xi
Dafar T abel... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 4
E. Manfaat Penelitian... 6
F. Definisi Istilah... 7
G. Metode Penelitian... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar Mengajar... 17
B. Penelitian Hasil Belajar... 23
C. Mata Pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah... 27
D. Strategi Pembelajaran Aktif Reading Aloud... 30
E. Peranan Metode Reanding Aloud Terhadap Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam... 32
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 33
B. Pelaksanaan Penelitian... 36
C. Diskripsi Pelaksanaan Tindakan... 37
Siklus 1... 37
Siklus II... 39
Siklus III... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Sebelum SikJus... 44
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 45
1. Hasil Siklus 1... 45
2. Hasil Siklus II... 49
3. Hasil Siklus III... 52
BA B V PENUTUP
A. Kesimpulan... 58
B. Saran... 58
DAFTAR PUSTAKA... 60
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kondisi Awal dan Indikator yang ingin dicapai pada akhir siklus... 5
Tabel 1.2 Rencana Kegatan Penelitian... 10
Tabel 1.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Penyusunan Laporan Hasil... 11
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Banin Tegawaton... 35
Tabel 3.2 Daftar Guru Bimbingan Belajar MI Tarbiyatul Banin Tegawaton.... 35
Tabel 4.1 Nilai Awal Sebelum Siklus... 44
Tabel 4.2 Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Siklus... 45
Tabel 4.3 Kegiatan Siswa Pada Siklus 1... 46
Tabel 4.4 Hasil Ulangan Formatif Siklus 1... 47
Tabel 4.5 Analisis Hasil Siklus 1... 48
Tabel 4.6 Kegiatan Siswa Pada Siklus II... 49
Tabel 4.7 Hasil Ulangan Formatif Siklus II... 50
Tabel 4.8 Analisis Hasil Siklus II... 51
Tabel 4.9 Kegiatan Siswa Pada Siklus III... 53
Tabel 4.10 Hasil Ulangan Formatif Siklus III... 54
Tabel 4.11 Analisis Hasil Siklus III... 55
BABI
PENDAHULUAN
A. Lata»- Belakang MasalahMata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran
yang merupakan rincian bidang PAI yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah
berisikan tentang sejarah agama Islam dan penyebarannya di mulai dari sejarah
Islam dan penyebaran agama Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW,
sahabat/Khulafaurrosidin bahkan perkembangan Islam dan penyabaran agama
Islam di Indonesia.
Materi sejarah kebuayaan Islam merupakan materi pelajaran yang
disajikan dengan teks buku karena sejarah kebudayaan Islam bermuatan sejarah
yang sudah teijadi ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang lalu sehingga materi
yang abstrak.
Sejarah kebudayaan Islam diajarakan di Madrasah Ibtidaiyah dengan
tujuan supaya siswa mengetahui Islam dan pekembangan Islam dimasa lalu yaitu
masa Nabi Muhammad, Khulafaur Rosidin bahkan sampai walisongo di
Indonesia, yang akhirnya siswa diharapkan dapat memperoleh hikmah dan
meneladani sifat-sifat baik dari para pemimpin Islam dimasa lalu.
Pada kenyataannya nilai sejarah kebudayaan Islam yang diperoleh siswa
kelas IV MI Tarbiyatul Banin masih jauh dengan yang diharapkan karena
dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 7,00 hanya 25 % anak yang
memperoleh nilai diatas KKM, 50% sama dengan KKM dan 25% dibawah
karena Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang di UAM-
BNkan mulai tahun pelajaran 2009/2010 terlebih lagi tujuan utama supaya siswa
mengambi hikmah dan teladan dari materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
tidak mungkin tercapai.
Rendahnya nilai yang diperoleh siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin
Kembang Ampel Boyolali pada bidang mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam disebabkan karena mereka kurang tertarik dengan materi yang teks book,
abtrak dan metode guru yang membosankan dan tidak menimbulkan keaktifan
siswa, biasanya guru menggunakan metode ceramah sehingga anak kurang
konsentrasi bahkan tidak menghiraukan guru yang dianggap hanya
membicarakan sesuatu yang tidak penting bahkan kadang mereka tidak paham
karena banyak istilah arab yang sama sekali mereka tidak tahu.
Untuk mengatasi kebosanan siswa dengan metode ceramah dan
mengakibatkan rendahnya nilai maka peneliti menggunakan strategi
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan partisipasi siswa yaitu
Reading Aloud dimana siswa secara bergantian membaca teks dan guru
memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang penting. Dengan siswa membaca
dengan keras/ Reading A loud diharapkan siswa lebih paham dan dapat
meningkatkan nilai hasil belajar.
Reading Aloud (membaca keras) kegiatan ini merupakan sebuah tehnik
hebat untuk merangsang diskusi dan mendapat pemahaman yang lebih
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut perlu kiranya diadakan
penelitian dengan ju d u l:
UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV POKOK BAHASAN ISRO’ MI’ROJ
NABI MUHAMMMAD SAW DENGAN READING ALOUD MI
TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
B. Rumusan Masalah
Dari judul penelitian Upaya Peningkatan Nilai Hasil Belajar Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas IV Pokok Bahasan Isro’ M i’roj Nabi Muhammad
SAW Dengan Reading Aloud MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang
Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah strategi pembelajaran Reading A ir "d dapat meningkatkan nilai hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan
Isro’ M i’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin
Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?
2. Apakah strategi pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan
pemahaman materi Isro* M i’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI
Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?
3. Apakah strategi pembelajaran Reading Aloud dapat meningkatkan keaktifan
Isro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin
Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan
Isro’ M i’roj Nabi Muhammad SAW dengan strategi pembelajaran
Reading Aloud.
2. Meningkatkan pemahaman materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dengan strategi pembelajaran Reading Aloud.
Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar
(KBM) mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’
M i’roj Nabi Muhammad SAW.
/
D. Hipotesis 'Hndakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangka
bab ini hipotesis itu merupakan rangkuman dari kesimpulan -kesimpulan teoritis
yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan
paling tinggi tingkat kebenarannya. (Suryabrata, 2009:21).
Pemilihan Strategi pembelajaran Reading Aloud yang digunakan dalam
proses belajar mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam pokok bahasan
Kembang Ampel Boyolali dapat meningkatkan nilai hasil belajar dan
meningkatkan pemahaman materi.
Indikator PTK = Tolak ukur keberhasilan atau target yang ingin dicapai
dalam penerapan tindakan (pada siklus terakhir) (Farikah, 2009:9)
Pada penelitian ini, peneliti menetapkan indikator yang ingin dicapai pada
sikulus tindakan terakhir sekurang-kurang sebagai berikut:
1. 75% siswa menunjukan peningkatan hasil belajar setelah mengikuti
pelajaran dengan strategi pembelajaran Reading Aloud.
2. 100% siswa mencapai nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal yang
ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu
7,00.
Tabel 1.1 Kondisi awal dan indikator yang akan dicapai pada akhir siklus
No
Keterangan Kondisi awal Indicator yang akan
dicapai
1 Nilai 16 siswa
dengan KKM Mencapai
7,00 adalah KKM= 75% 100%
2 Lebih renah
dari KKM 4 siswa=25% 0 siswa = 0%
Sama dengan
KKM 8 siswa=50% 4 siswa = 25%
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan mendapat informasi yang jelas tentang
ada tidaknya manfaat menggunakan strategi pembelajaran Reading Aloud
dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan nilai hasil belajar mata
pelajaran sejarah kebudayaan Islam siswa kelas IV Ml Tarbiyatul Banin
Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis apabila ada peningkatan penguasaan materi dan nilai hasil
belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa Kelas IV MI Tarbiyatul Banin
Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat
memperoleh ilmu, pengertian, pemahaman tentang manfaat penggunaan
strategi pembelajaran Reading Aloud.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Menjadikan peserta didik kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton
Kembang Ampel Boyolali lebih mudah dalam mempelajari, memahami,
dan lebih menguasai materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan
Isro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW sehingga meningkatkan nilai hasil
belajar.
b. Bagi guru / peneliti
Dapat membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar mata
siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel
Boyolali sehingga dapat membantu siswa memahami materi Sejarah
Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ M i’roj Nabi Muhammad SAW
dengan menyenangkan.
c. Bagi Instansi / Lembaga
Dapat menambah masukan tentang strategi pembelajaran dalam proses
belajar mengajar pada peserta didik MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton
Kembang Ampel Boyolali khususnya penggunaan strategi pembelajaran
Reading Alaud pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
F. Definisi Istilah
Agar tidak teijadi penafsiran istilah , maka istilah-istilah dalam penelitian
ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Nilai hasil belajar
Nilai hasil belajar adalah suatu hasil yang didapatkan siswa dalam
mengerjakan tugas tes setelah proses belajar mengajar. Nilai hasil belajar di
Madrasah Ibtidaiyah dilambangkan dengan angka antara 1 sampai 10, siswa
akan mendapat nilai tersebut dengan perhitungan skor soal yang dapat
dikerjakan. Sedangkan kriteria kelulusan minimal ditentukan oleh setiap
sekolah berdasarkan hasil rapat dewan guru dan pertimbangan kualitas
Dengan ujian pengajar dapat menilai hasil pengajaran yang dilalukan.
Dengan ujian ia juga dapat mengukur hasil yang disebut sebagai nilai
hasil. Fungsi penilaian adalah mengikat sampai dimana siswa berhasil
untuk mengerti (Rooijakker, 1991:140).
2. Isro ’ M i ’roj
Isro’adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqso.
Firman Allah:
Artinya: Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagai tanda-tanda (kebesaran) kami sesungguhnya Dia maha mendengar lagi maha melihat. (Q.S Al isro’: 1).
M i’roj adalah perjalanan Nabi dari Masjdil Aqso ke Sidrotul Muntaha.
3. Strategi pembelajaran Reading Aloud (Membaca keras)
Strategi pembelajaran Reading Aloud adalah metode dalam kegiatan
belajar mengajar dengan cara membaca keras suatu bacaan oleh siswa
secara bergantian sedangkan guru dapat menghentikan pada hal-hal yang
Strategi pembelajaran Reading Alound dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Guru memilih teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras.
b. Guru menjelaskan teks itu kepada peserta didik dengan singkat.
c. Guru membagi teks itu dengan alenia-alenia atau cara lain.
d. Ketika bacaan-bacaan tersebut beijalan guru menghentikan untuk
menekankan poin-poin tertentu kemudian memberi pertanyaan atau
contoh-contoh.
e. Guru membuat kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut (Ismail,
2008:76)
G. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research).
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan atau
cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di dunia pendidikan atau dunia actual yang lain (Suryabrata, 1995:35).
1. Lokasi dan waktu penelitian
a. Lokasi penelitian
Penelitian ini bertempat di Ml Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang
Ampel Boyolali kelas IV.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan antara tanggal 10 Mei sampai 11 Juni 2010
2. Subjek penelitian
a. Siswa-siswi kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton kembang Ampel
Boyolali yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 5 perempuan dan 11 laki-
laki. Peneliti yang bertindak sebagai guru.
b. Proses pembelajaran
3. Rencana penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas maka dalam penelitian akan
melalui tiga siklus. Setiap siklus meliputi rencana, tindakan pengamatan dan
refleksi dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama dan
membahas satu bahasan yang diakhiri dengan tes tertulis. Siklus akan
dihentikan jika sesuai kebutuhan atau dirasa sudah cukup.
Tabel 1.2 Rencana kegiatan penelitian
No keterangan Rencana waktu pelaksanaan
1 PBM bab Isro ’ Mi 'roj April
2 Siklus 1 Sabtu 8 Mei 2010
3 Sukilus II Sabtu 15 Mei 2010
4 Siklus III Sabtu 22 Mei 2010
Tabel 1.3 Jadwal pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil
No Kegiatan
Bulan
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2
1 Persiapan X X
2 Siklus I X
3 Siklus 11 X
4 Siklus III X
5 Penyusunan
hasil X X X X X X X
laporan
4. Langkah-langkah siklus penelitian
Secara terperinci tahapan dalam rancangan penelitian yang akan peneliti
lakukan dalam tindakan kelas dengan 3 siklus adalah:
a. Siklus I
1) Persiapan-persiapan
Persiapan siklus I adalah
Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi
soal tes, dan teks yang berisi materi Isro ’ M i ’roj.
2) Pelaksanaan tindakan
Guru menjalankan KBM sesuai RPP yang telah dibuat dengan
menggunakan strategi pembelajaran Reading aloud dengan cara sebagai
Guru menjelaskan standar kopetensi dan kopetensi dasar yang akan dicapai
dengan arahan dan bimbingan guru siswa membaca materi secara bergantian
setiap siswa membaca 1 alenia, siswa yang tidak mendapat giliran menyimak
bacaan teman sambil memberi tanda bagian mana yang belum mereka
pahami pada teks masing-masing. Setiap satu siswa selesai membaca 1 alenia
guru menghentikan dan meminta siswa menanyakan hal-hal yang belum
paham, guru memberi penjelasan pada kata-kata atau bacaan yang penting
dan perlu penjelasan.
Setelah semua materi terbaca dan seluruh siswa sudah mendapat
giliran membaca, guru membuka diskusi dan mempersilahkan siswa
menanyakan kembali apabila ada hal-hal yang belum dipahami. Guru
memberikan jawaban dan kesimpulan tentang yang dibahas.
3) Pengumpulan data
Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi
lembar observasi dan mengadakan tes ♦ertulis sebagai post tes.
4) Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi dengan menganalisa lembar obserfasi
mengoreksi dan meneliti hasil tes tertulis kemudian merencanakan perbaikan
untuk siklus II.
b. Siklus II
1) Persiapan-persiapan
Persiapan siklus II adalah
Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal
2) Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan KBM tetap dengan strategi pembelajaran Reading
A loud tetapi dengan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan pada siklus I
berdasarkan lembar obserfasi yang telah dianalisis
3) Pengumpulan data
Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi
lembar observasi dan mengadakan tes tertukis sebagai pos tes.
4) Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi dengan menganalisa lembar obserfasi
mengoreksi dan meneliti hasil tes tertulis kemudian merencanakan perbaikan
untuk siklus III.
Siklus III
1) Persiapan-persiapan
Persiapan siklus III adalah
Peniliti membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran, lembar Obserfasi soal
tes, dan teks yang berisi materi Isro ’M i’roj.
2) Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan KBM tetap dengan strategi pembelajaran Reading
Aloud tetapi dengan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan pada siklus II
berdasarkan lembar obserfasi yang telah dianalisis.
3) Pengumpulan data
Setelah selesai KBM peneliti mengumpulkan data dengan mengisi
4) Refleksi
Peniliti menganalisis hasil obserfasi, mengoreksi dan menilai hasil tes
tertulis kemudian membuat laporan pelaksanaan tindakan
5. Instrumen penelitian
a Lembar Obserfasi / lembar pengamatan
b Tes formatif
6. Pengumpulan data
a Pengamatan
Di pandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh
peneliti untuk memeperoleh data penelitian dan aktifitas siswa dan guru
selama KBM.
b. Tes
Memberi soal-soal yang harus diselesaikan siswa yang telah disusun
sesuai dengan kandungan materi baik berupa tes awal atau tes akhir dan
sebelum tes akhir dilaksanakan guru dan siswa mengadakan Tanya jawab.
7. Analisa data
Analisa data dilaksanakan dengan beberapa tahap sebagai berikut:
a Tahap diskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau
memaparkan data yang telah diperoleh,
b Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data yang telah di
diskripsikan sesuai dengan permasalahan,
c Tahap analisi yaitu tahap menganalisis data-data berdasarkan teori yang
ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala
d Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap
analisis dan penelitian.
e Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil prestasi.
H. Sistematika Penulisan
Secara garis besar laporan kegiatan tindakan kelas ini terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu:
1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul:
lembar persetujuan, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan dan
pengesahan, pernyataan keaslian tertulis, abstrak, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lainnya.
2. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu:
Bab 1. Pendahuluan, yang meliputi: Latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian,
sitematika penulisan.
Bab II. Kajian pustaka meliputi: Belajar mengajar, penilaian hasil belajar,
kurikulum sejarah kebuayaan Islam Ml Kelas IV, dan strategi
pembelajaran Reading Aloud, peranan metode Reading aloud
terhadap nilai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV
Bab III. Pelaksanaan penelitian yang berisi gambaran umum lokasi penelitian
dan subjek penelitian, Diskripsi pelaksanaan siklus 1, diskripsi
pelaksanaan siklus II, dan diskripsi pelaksanaan siklus III.
Bab rV.Hasil penelitian dan pembahasan yaitu bab yang menguraikan
tentang: hasil penelitian siklus I dan pembahasan siklus I, hasil
penelitian siklus II dan pembahasan siklus II, dan hasil penelitian
siklus III dan pembahasan siklus III.
Bab V. Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran terhadap hasil
penelitian.
3. Bagian akhir yang terdiri dari: Daftar pustaka, Lampiran-lampiran, dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. BELAJAR MENGAJAR
1. Belajar
1.1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk mendapatkan ilmu,
pengetahuan, kecakapan, yang bermanfat bagi kehidupannya menuju
perubahan yang lebih baik. Belajar dimulai sejak manusia masih dalam buaian
ibu hingga akhir hayatnya supaya manusia tersebut dapat hidup lebih baik
dimasa yang akan datang dan selamat sampai akhirat. Bagi umat Islam
menuntut ilmu / belajar hukumnya wajib. Ilmu yang dipelajari harus seimbang
antara ilmu agama dan ilmu umum. Belajar ilmu agama untuk keselamatan
hidup didunia sampai di akhirat sedangkan belajar ilmu umum untuk
kepentingan dunia yang lebih baik.
Adapun pengertian belajar menurut para ahli antara lain sebagai
berikut: Belajar bukan hanya sekedar penguasaan bahan tetapi teijadinya
perubahan tigkah laku anak sehingga terbentuk suatu kepribadian yang baik
(Usman, 2002: 21). Belajar adalah suatu proses mcngkonstruksi pengetahuan
baik yang alami maupun manusiawi (Muliawan, 2004: 39). Belajar adalah
penambahan ilmu pengetahuan yang nampak disekolah (Dahar, 1989: 11).
Belajar adalah suatu proses yang komplek yang teijadi pada semua orang dan
berlansung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti.
Setelah seseorang belajar akan nampak perubahan perilakunya baik
berupa perubahan penegtahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
Perubahan-perubahan tersebut diharapkan perubahan yang lebih baik sehingga
teijadilah peningkatan kwualitas hidup seseorang.
Dari pengertian-pengertian belajar yang dikemukakan diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan manusia untuk
memeperoleh ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan proses memakai ilmu,
pengetahuan, pengalaman yang menimbulkan perubahan perilaku seseorang,
belajar berlangsung sepanjang hidup manusia.
Dalam arti sempit belajar dapat diartikan usaha seseorang atau siswa
disekolah untuk menguasai dan memahami materi pelajaran. Dalam
memahami materi pelajaran itu bertujuan untuk mendapatkan nilai hasi belajar
dan dalam jangka panjang akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku
siswa tersebut sehingga teijadi perubahan.
1.2. Bentuk-Bentuk Belajar
Dalam belajar seseorang memiliki ciri-ciri tersendiri tergantung tahap
kematangan perkembangan psikomotor dan kematangan inteljensinya hal ini
disebut bentuk-bentuk belajar. Menurut Gage dalam buku Dahar (1982: 12)
mengemukakan bahwa ada lima bentuk belajar yaitu:
1. Belajar respoden
2. Belajar kontiguitas
3. Belajar operant
4. Belajar obserfasional
Adapun yang dimaksud dengan
1. Belajar respoden adalah dalam belajar responden suatu responden
dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenal.
2. Belajar kontigulitas adalah bentuk belajar dimana respon diberikan
sebelum stimulus selesai dinyatakan.
3. Belajar operant adalah prilaku timbul secara sepontan tanpa adanya
stimulus apapun.
4. Belajar obserfasional adalah belajar berdasarkan pengamatan.
5. Belajar kongkrit adalah belajar terhadap benda-benda yang nyata.
Dalam belajar dikelas bentuk-bentuk belajar ini banyak dipakai oleh
siswa, biasanya siswa kelas rendah antara kelas 1-3 MI menggunakan bentuk
belajar kongrit, bentuk belajar kontigulitas dan bentuk belajar responden,
sedangkan bentuk belajar operant dan obserfasional sudah mulai dilakukan
oleh siswa kelas 4-6 disamping juga belajar bentuk kongrit, kontigulitas, dan
responden.
2. Mengajar
Pengertian mengajar
Mengajar merupakan kegiatan seseorang untuk memberi tahu ,
mengarahkan, membimbing orang lain untuk memperoleh pengetahuan,
ilmu, pengalaman yang menyebabkan seseorang berubah perilakunya.,
dengan kata lain mengajar adalah membantu orang lain dalam belajar.
Sehingga mengajar membutuhkan keterampilan, kesabaran, dan wawasan
Ada beberapa pengertian mengajar antara lain:
1. S. Nasution merumuskan pengertian mengajar sebagai berikut:
1. Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid ;
2. Mengajar ialah menyampaikan kebudayaan kepada anak;
3. mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga
terjadi proses belajar mengajar (Usman, 2002: 19).
2. Menurut Engkoswara (Engkosworo, 1988: 1) pengertian mengajar
tergantung pada orang yang mengemukakannya, sebagai contoh:
1) Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu pengetahuan
dari seorang guru kepada murid-murid.
2) Mengajar adalah menanamkan sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan
keterampilan dasar dari seseorang yang telah mengetahui dan
menguasainya kepada seseorang.
3) Mengajar adalah membimbing seseorang atau sekelomnok orang
supaya belajar berhasil.
3. Mengajar adalah suatu proses membantu seseorang untuk membentuk
pengetahuannya sendiri (Muliawan, 2005: 132). Dari pendapat ini dapat
dipahami bahwa mengajar bukanlah memberikan ilmu pengetahuan dari
seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan tersebut kepada seseorang yang
tidak memiliki ilmu pengetahuan tetapi lebih pada upaya seseorang
membantu orang lain untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
4. Raflis Kosasi mengemukakan pendapatnya mengajar ialah suatu usaha untuk
sehingga menyebabkan teijadinya perubahan tingkah laku pada diri anak
(Usman, 2002: 21).
Dari definisi-definisi diatas nampaknya ada perbedaan istilah
mengajar yang terjadi akibat dari sudut pandang yang berbeda tergantung siapa
yang mengatakan. Dari definisi diatas dapat dikolompokkan mengenai definisi
mengajar memnjadi dua bagian pokok dilihat dari dimana terjadinya kegiatan
mengajar.
1. Mengajar dalam arti kegiatan yang terjadi didalam lembaga pendidikan
formal dan non formal dapat diartikan sebagaimana pendapat S. Nasution
yaitu mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada murid. Pendapat
Enkos Woro mengajar adalah menyampaikan pengetahuan atau ilmu
pengetahuan dari seorang guru kepada murid-murid. Dalam hal ini mengajar
sudah pasti dilakukan oleh seorang guru, dosen, dan ustadz.
2. Mengajar dalam arti luas dapat diartikan seperti halnya dikemukakan oleh
Jasa Ungguh Muriawan bahwa mengajar adalah membantu seseorang untuk
mengkonstruksikan pengetahuannya lewat kegiatannya terhadap fenomena
dan objek yang ingin diketahui; atau pendapat S. Nasution yang mengatakan
mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak; dan menurut
Engkos Warsa yaitu mengajar adalah menanamkan sikap dan nilai-nilai
pengetahuan dasar dan keterampilan dasar dari seseorang yang telah
mengetahui dan menguasai kepada seseorang, sehingga mengajar dapat
dilakukan siapapun yang memiliki pengetahuan, keterampilan , dan orang
dapat dilakukan orang tua, tokoh masyarakat, agamawan, ilmuwan dan
mengajar dapat dilakukan dimanapun.
Tujuan Mengajar
Tujuan mengajar tidak lain adalah supaya siswa bisa mendapatkan
ilmu pengetahuan atau mencapai tujuan belajar sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam standar kopetensi. Menurut Nasution; 1988: 35 tujuan
guru mengajar adalah agar bahan yang disampaikan dikuasai sepenuhnya
oleh semua murid bukan hanya oleh beberapa orang saja yang diberikan
angka tertinggi.
Seseorang guru yang mengajar disekolah supaya mencapai tujuan
mengajar diatas harus memiliki beberapa kemampuan:
1. Kemampuan Prosedural seperti: Membuat RPP, mengelola
pengajaran, menyampaikan materi dan mengolah hasil evaluasi
belajar siswa hingga menjadi nilai.
2. kemampuan intelektual seperti menguasai materi yang diajarkan,
menguasai metode mengajar.
3. kemampuan keterampilan seperti keterampilan memotifasi,
kemampauan menghadapi siswa, kemampuan melaksanakan metode,
3. Proses Belajar Mengajar
Pendidikan dalam pengertian operasional sistematis adalah proses
belajar mengajar (Muliwarman, 2004: 131) proses belajat mengajar adalah
kegiatan bersama antara pengajar dan murid untuk mendapatkan tujuan belajar.
Pengertian interaksi ini kita hubungkan dengan proses belajar mengajar
di dalam interaksi belajar mengajar, hubungan timbal balik antara guru
(pengajar) dan anak (murid) harus menunjukkan adanya hubungan yang bersifat
edukatif (mendidik) hal mana interaksi itu harus diarahkan pada suatu tujuan
tertentu yang bersifat mendidik yaitu adanya perubahan tingkah laku anak didik
kearah kedewasaan (Suetomo, 1993: 10).
Unsur-unsur proses belajar mengajar adalah (1) anak didik. (2) materi
pendidikan (ilmu pengetahuan). (3) Tujuan pendidikan. (4) pendidik atau guru
dan (5) lingkungan. Unsur lingkungan atau unsur lain-lain meliputi (1) metode,
(2) Alat, (3) Lingkungan manusia dan (4) perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi. Dua unsur pertama terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan
dua unsur berikutnya tidak terlibat langsung namun ikut mempengaruhi
pembentukan hasil proses belajar mengajar.
B. Penilaian Hasil Belajar
Untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa diperlukan penilaian atau
evaluasi. Dengan adanya evaluasi guru akan mendapatkan informasi tentang
keberhasilan proses belajar mengajar dan dapat mengetahui tingkat penguasaan
materi yang sudah diajarkan guru dan dipelajari murid juga akan diketahui nilai
Pada pembahasan ini tidak akan membicarakan penilaian hasil belajar
mengajar yang bersifat pengukuran namun akan membicarakan penilaian hasil
belajar siswa yang berkaitan dengan penguasaan materi oleh siswa.
1. Penilaian hasil belajar
Istilah penilaian dalam proses belajar mengajar disamakan pengertian
berikut penilaian (evaluation) adalah suatu tindakan atau langkah untuk
menentukan mutu atau kualitas dari sesuatu (Sutomo, 1985: 1).
Stufjlebebeam et al memberikan batasan evaluasi sebagai berikut,
“Evaluation is the process o f delineating, obtaining, and providing useful
information fo r judging decision alternatives”(pxxu) Evaluasi merupakan
proses mengambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna
untuk menilai alternative keputusan.(Silverius, 1991: 4). Menurut Conny
Semiawah stamboel yang dimaksud dengan penilaian disini adalah tehnik
untuk memperoleh keterangan tentang kemajuan disekolah (Stamboel, 1990:
51).
2. Pendekatan dalam penilaian
Dua pendekatan penilaian adalah pendekatan ukuran mutlak yang
dalam bahasa Ingris disebut ‘‘‘‘Referenced test”dan pendekatan ukuran normal
atau ukuran relative yang dalam bahasa Inggris disebut Referenced
tes f ’(Soetomo, 1985: 14).
1) Pendekatan ukuran mutlak
Pendekatan ukuran mutlak ini digunakan oleh guru apabila guru-guru
ingin mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap materi yang
dicapai, sehingga guru harus membuat suatu ketentuan atau kriteria
minimum yang harus dicapai oleh setiap anak untuk dapat dikatakan
berhasil mencapai TIK (Suetomo, 1985: 15). Pendekatan penilaian yang
digunakan di MI adalah pendekatan ukuran mutlak dimana guru
menentukan kriteria minimal yang disebut Kriteria Kelulusan Minimal
(KKM) sedang KKM tiap mata pelajaran berbeda dan di tetapkan
berdasarkan keputusan rapat dewan guru. Berdasarkan KKM tiap-tiap MI
juga berbeda-beda, adapun KKM mata pelajaran SKI kelas IV MI
Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali adalah 7,00
dimana rumus nilai anak adalah
Angka yang diperoleh
Nilai anak= --- X 10 Angka tertinggi
Perbedaan penilaian mutlak lebih adil dibandingkan pendekatan penilaian
relatif, mengingat kemampuan anak berbeda-beda. Pendekatan penilaian
mutlak memiliki kelebihan supaya anak berusaha mendapatkan nilai
minimal sama dengan KKM bahkan memacu siswa untuk memperoleh
nilai lebih dari KKM sedangkan penilaian relatif akan sangat merugikan
karena dari jumlah anak pasti ada yang tidak lulus dan penilaian relatif
cenderung tidak menghargai perbedaan kemampuan siswa.
2) Penilaian ukuran normal
Dengan pendekatan ukuran normal seorang guru tidak membuat kriteria
yang harus dicapai oleh setiap anak melainkan menggunakan ukuran
Sehingga nilai tes setiap anak dibandingkan dengan nilai rata-rata apabila
skor anak sama atau lebih dari rata-rata maka anak dianggap berhasil,
tetapi sebaliknya apabila Skor anak dibawah nilai rata-rata maka anak
tersebut belum berhasil atau belum lulus (Suetomo, 1985: 7)
3) Jenis penilaian
Ada jenis penilaian yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan disekolah yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif,
penilaian penempatan, dan penilaian diagonstik. (Suetomo, 185: 18).
Jenis penilaian dalam penelitian upaya peningkatan nilai hasil
belajar SKI kelas IV pokok bahasan lsro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW
MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali ini adalah
jenis penilaian formatif.
Fungsi dan tujuan penilaian formatif adalah untuk mengetahui
sejauh mana siswa menguasai sejauh mana TIK yang telah ditetapkan
guru dan juga sebagai umpan balik bagi guru (Feed Back) untuk
memperbaiki proses belajar mengajar (Remedial teaching). Aspek yang
dinilai dalam tes formatif adalah kemampuan hasil belajar yang meliputi
pengetahuan (.Kognitif) dan segi keterampilan (Psikomotor). (Sutomo,
1985: 19).
4) Alat penilaian
Jenis penilaian tes dan jenis penilaian non tes (Sutomo, 1985: 45). Jenis-
jenis tes objektif antara lain bentuk salah-benar pilihan ganda,
5) Cara penilaian
Ada dua cara penilaian yaitu:
1. Cara penilaian kualitatif yaitu cara penilaian yang diberikan dengan
menggunakan kreteria baik, cukup, sedang, dan kurang.
2. Cara penilaian kuantitatif yaitu cara penilaian yang diberikan dengan
menggunakan kriteria angka yang terdiri dari:
Skala 1-10
Skala 1-5
Skala 10-10. ( Sutomo, 1985: 47)
Cara penilaian kuantitatif di Ml menggunakan skala 1-10.
C. Mata Pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah
Sejarah Kebudayaan Islam berasal dari kata sejarah, kebudayaan dan
Islam. Sejarah berarti asal-usul , silsilah (Setiawan: 292). Budaya berarti budi
atau akal (Widakdo, 1994: 18). Islam berasal dari bahasa arab Saiamma yang
berarti selamat sentosa (Muliawan, 2005: 11). Kebudayaan Islam adalah hasil
t
fikir dan karya manusia yang didasarkan kepada pemahaman Islam yang
beragam (Ahmad, 1985: 164).
Dari pengertian di atas Sejarah Kebudayaan Islam dapat diartikan asal
usul tindakan pola dalam masyarakat dari hasil pemikiran, kelakuan dan ciptaan
manusia yang berdasarkan wahyu Al-Qur’an yang diajarkan Islam yang di bawa
Mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtiaiyah adalah salah satu bagian mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidup (Way O f Life) melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
(Depag, 2006: 45)
Untuk menjadikan mata pelajaran SKI menjadi panangan Hidup
( Way O f Life) bagi siswa MI ternyata masih banyak kendala yang dihadapi
baik bagi guru maupun bagi siswa itu sediri, karena untuk menjadikan
pengetahuan menjadi pandangan hidup diperlukan pemahaman yang matang,
pembiasaan dan teladan dari guru. Untuk mewujudkan hal tersebut ternyata
mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah memiliki kendala antara lain: wktu
yang disediakan untuk mata pelajaran SKI sangat terbatas yaitu hanya 2 jam
pelajaran per Minggu sedangkan materi begitu padat dan memang penting.
Menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian.
Materi SKI lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (Koknitif) dan kurang
dalam pembentukan sikap (Afektif) serta pembiasaan (Psikomotorik).
Lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode
yang variatif, rendahnya peran orang tua dan guru-guru mata pelajaran lain.
Materi mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: Sejarah
Arab pra Islam; Sejarah Rosulallah SAW yang meliputi: Masa remaja
Rosulullah, diutusnya Nabi Muhammad SAW, dakwah Nabi Muhammad
SAW, kepribadian Nabi Muhammad SAW, Isro ’ m i’roj Nabi Muhammad
Madinah, kewiraan Nabi Muhammad SAW, fathul Makkah, wafatnya
Rosulullah; khulafaurrosidin meliputi: kholifah Abu Bakar As Sidiq, kholifah
Umar Bin Khotob, kholifah Usman Bin Afifan, dan Ali Bin Abi Tholib (Depag,
2006: 45). Tokoh-tokoh Islam di Indonesia meliputi kisah wali songo, KH.
Agus Salim, KH Ahmad Dahlan, Muhammad Arsad Albanjari, Sulatan
Alaudin (Sugiharto, 2007: 93).
Tujuan pembelajaran SKI di madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut:
1. Pemberian pengetahuan tentang sejarah Islam dan kebudayaan kepada
peserta didik.
2. Mengambil nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah.
3. menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berakhlaq mulia
berdasarkan pencermatan atas fakta sejarah yang ada.
4. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan
tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur (Depag,
2006: 46).
Fungsi pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah antara lain:
1. Fungsi Edukatif
Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan
prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam kehidupan sehari-hari.
2. Fungsi Keilmuan
Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai
3. Fungsi tranformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang
tranformasi masyarakat (Depag, 2006: 46).
Mata pelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah memiliki kedudukan yang
sangat penting untuk membentuk kepribadian siswa yang kelak menjadi
kepribadian masyarakat yang Islami sehingga seorang guru dengan perhatian
penuh supaya tujuan SKI membentuk pandangan hidup ( Way O f Life)
masyarakat dapat tercapai menjadi masyarakat yang beriman, berbudaya hidup
harmonis dengan sesama masyarakat dan hidup secara Islami.
D. Strategi Pembelajaran Aktif Reading Alaud
Strategi belajar mengajar merupakan pola umum perbuatan guru dan
siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Usman, 2002: 22). Strategi
belajar mengajar dapat berarti kegiatan guru dan siswa dalam belajar mengajar
yang digunakan untuk berlangsungnya belajar mengajar itu sendiri.
Agar dapat memilih strategi pembelajaran secara efektif dalam proses
kegiatan belajar siswa salah satunya adalah diterapkanya penekatan cara belajar
siswa aktif (Usman, 2002: 32).
Strategi pembelajaran aktif Reading Alaud merupakan salah satu strategi
pembelajaran aktif karena menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran yaitu
dengan membaca teks dari bacaan-bacaan tersebut akan menimbukan
pertanyaan-pertanyaan pada hal-hal yang belum di pahami, bahkan
membantu mahasiswa dalam berkosentrasi, mengajukan pertanyaan dan
menggugah diskusi (Zaini, 2002: 42).
Prosedur dari strategi Reading Aland adalah sebagai berikut:
1) Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras.
2) Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat, guru
menjelaskan poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat
diangkat.
3) Guru membagi bacaan teks itu dengan alenia-alenia atau beberapa cara
lainya. Guru menyuruh sukarealawan untuk membaca keras baian-bagian
yang berbeda.
4) Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa
tempat untuk menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru memunculkan
beberapa pertanyaan atau contoh-contoh. Guru membuat diskusi jika para
peserta menunjukkan minat pada bagian tertentu kemudian guru melanjutkan
dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut
5) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lajut.(Ismail, 2008: 76)
Dari pernyataan-pernyataan diatas menunjukkan adanya hubungan strategi
pembelajaran Reading Alaud dengan metode Tanya jawab dan diskusi.
Namun disini penerapan pembelajaran Reading Alaud ini diterapkan pada
siswa MI kelas IV sehingga yang teijadi hanyalah Tanya jawab karena untuk
E. Peran Metode Reading Aloud Terhadap Nilai Hasil Belajar siswa Pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Materi Sejarah Kebudayaan Islam merupakan materi pelajaran yang
cukup menarik untuk di baca, dengan membaca bacaan yang menarik dengan
keras secara bergantian akan menimbulkan konsentrasi bagi siswa sehingga
apabila ada kata-kata yang belum jelas atau belum dimengerti siswa akan
mendapatkan kesempatan bertanya, dengan demikian siswa akan mendapatkan
pemahaman yang tuntas sehingga dapat dipastikan nilai hasil belajar siswa akan
meningkat.
Reading Aloud merupakan sebuah tehnik hebat untuk merangsang
diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu
kompleks (Silbermen, 2009: 139). Membaca suatu teks dengan keras dapat
membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai
efek pada saat memusatkan dan membuat satu kelompok yang Kohesif (Ismail,
2002: 76).
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Reading Aloud
dapat meningkatkan keaktifan siswa, siswa dapat berkonsentrasi dan
mendapatkan pemahaman yang mendalam terhadap apa yang dibacanya,
sehingga dalam ulangan dengan pemahaman yang mendalam akan dapat
BAB III
PELAKSANAAN TINDAKAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat berdirinya MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton
MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton didirikan pada tanggal 17 Agustus
tahun 1962. Berdirinya Ml Tarbyatul Banin Tegalwaton diprakasai oleh
tokoh agama dusun Tegalwaton yaitu bapak Muh. Jahuri dibantu oleh
masyarakat dukuh Tegalwaton, Tempel dan Sidodadi yang tergabung dalam
paguyuban yayasan umat Islam. MI Tarbiyatul Banin didirikan dengan
tujuan supaya putra-putri masyarakat Tegalwaton, Tempel, Sidodadi dan
sekitarnya bisa bersekolah dengan jarak yang tidak jauh, mengingat SR saat
itu dikelurahan Kembang baru ada 1 dan jaraknya sekitar 7 Km dari dusun
tersebut. Selain itu sekolahan Ml Tarbiyatul Banin juga bertujuan untuk
mendidik anak mengenal dan menjalankan agama Islam. Berdasarkan surat
dari Kepala Kantor Departemen Agama propinsi Jawa Tengah nomor
Wk/5.b/383/Pgm/1222/1990 Tanggal 22 November 1990, sekolah ini diberi
nama Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin yang dikelola oleh lembaga
masyarakat yaitu yayasan umat Islam.
Setelah beberapa tahun kemudian pemerintah memberikan bantuan
gedung sehingga lokasi Ml Tarbiyatul Banin Tegalwaton pindah yang
semula berada dirumah bapak Muh. Jahuri Tegawaton pindah ke desa
Tegalsari tidak jauh dari lokasi semula tepatnya disebidang tanah milik
Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton tepatnya berada di
Tegalsari Kembang Ampel Boyolali. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul
Banin Tegalwaton sangat strategis dan cocok untuk kegiatan belajar
mengajar, karena lokasi ini terletak di jalur utama kelurahan Kembang dan
berada diantara dua dusun yaitu dusun Wates dan dusun Tegalsari sehingga
mudah dijangkau. Luas Madrasah ini kurang lebih 1.400 m2. Berasarkan
piagam akreditasi Madrasah Ibtidaiyah nomor: Kw.l 1.4/4/PP.03.2
/623.9.35/2006 madrasah ini terakreditasi C atau cukup. Jumlah siswa MI
Tarbiyatul Banin Tegalwaton Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah 85 siswa.
Kelas 1 beijumlah 15 siswa, kelas 2 beijumlah 14 siswa, kelas 3 beijumlah
17 siswa, kelas 4 beijumlah 16 siswa, kelas 5 berjumlah 14 siswa dan kelas 6
beijumlah 9 siswa.
2. Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton tahun pelajaran
2009/2010
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di madrasah terdapat
struktur organisasi yang berfungsi untuk mengelola sekolah sehingga visi
3. Keadaan Guru dan Karyawan
Madrasah ini mempunyai 7 guru yang semuanya merupakan guru
wiyata bakti (WB) dan bertugas sebagai guru kelas.
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Banin
No Nama Guru Tugas
1 Yuni Purwanti, S.Pd I Guru Kelas I dan Bahasa Arab
2 Sri Wahyuni Guru Kelas II
3 Ahmad Muzaki, A.Ma Guru Kelas II Mapel Agama
4 M. Hidayat, A.Ma Guru Kelas III
5 Uswatun Hasanah, A.Ma Guru Kelas IV
6 Sri Kemi, S.Pd Guru Kelas V
7 Ashab, A.Ma Guru Kelas VI
Selain proses belajar mengajar di jam intra sekolah Ml Tarbiyatul
Banin mengadakan bimbingan belajar di luar jam belajar untuk menunjang
keberhasilan UAS-BN dan UAM-BN serta untuk meningkatkan dan
menambah pengetahuan agama siswa. Selain dilaksanakan oleh guru,
bimbingan belajar juga di bantu oleh masyarakat sekitar yang kompeten di
bidangnya atau guru dari madrasah lain yang bertempat tinggal di sekitar MI
Tarbiyatul Banin Tegalwaton.
Tabel 3.2 Daftar Guru Tambahan Bertugas Untuk Bimbingan Belajar
No Nama Guru Tugas
I Puji Mulyati, A.Md Guru Pembimbing Matematika
3 Iin Inayah Sulistyani, A.Ma Guru Pembimbing Agama
4 M. Imam Sofadi Guru Pembimbing BTQ
5 Ahmadi Guru Pembimbing Tilawah
4. Fasilitas MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton
Dalam Proses belajar Mengajar Ml Tarbiyatul Banin memiliki
bangunan gedung yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1
ruang guru, 2 kamar mandi, juga ditunjang dengan perpustakaan yang berada
disetiap kelas, lapangan badminton, halaman yang luas serta ditunjang
dengan alat peraga IPA, IPS, Olah Raga, dan media audio visual serta akses
internet.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakasanakan di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul
Banin Tegalwaton Kembang Ampel Kabupaten Boyolali. Penelitian tindakan
dilaksanakan pada semester II Tanggal 10 April - 30 Mei 2010. Sabjek
penelitian adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin
Tegalwaton Kembang Ampel Boyolali pada Tahun Pelajaran 2009/2010 yang
berjumlah 16 anak yang terdiri dari laki-laki 11 siswa dan 5 siswi perempuan.
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar
mata pelajaran SKI kelas IV pokok bahasan Isro ’ M i’roj Nabi Muhammad
SAW.
Dalam penelitian kopetensi yang akan dicapai adalah peningkatan
keaktifan siswa dan peningkatan nilai hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah direncanakan
dalam faktor yang akan di teliti. Kekurangan-kekurangan pada siklus pertama
akan diperbaiki pada siklus kedua dan selanjunya kekurangan pada siklus kedua
akan diperbaiki pada siklus ketiga. Untuk melihat peningkatan nilai hasil belajar
siswa dilaksanakan pos tes pada siklus I, siklus II dan siklus III. Sedangkan
untuk melihat ada tidaknya keaktifan siswa terhadap pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro’ M i’roj Nabi Muhammad SAW
digunakan lembar observasi. Prosedur dalam penelitian ini antara lain
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan Materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan
Isro, Mi 'roj Nabi Muhammad SAW
2) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
aktif Reading Aloud (Membaca Keras).
3) Membuat lembar soal ulangan untuk megetahui peningkatan nilai
hasil belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok
bahasan Isro ’ Mi ’roj Nabi Muhammad SAW.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Mei
2010, tiap 1 kali tatap muka 2 kali 35 menit dan kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai RPP yang sudah
dibuat meliputi:
1) Kegiatan Awal
a. Membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b. Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.
c. Menjelaskan kopetensi dasar (KD) yang akan dicapai.
d. Membuat apresiasi dengan bertanya iawab tentang Isro ’ Mi ’roj.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini guru menjelaskan secara singkat tentang materi Isro ’
M i’roj Nabi Muhammad SAW kemudian melaksanakan PBM dengan
strategi Reading Aloud ( membaca keras) dimana siswa bergantian membaca,
siswa yang tidak membaca, menyimak bacaan teman dan mencatat kata-kata
sulit. Guru menghentikan bacaan pada setiap akhir alenia dan
mempersilahkan siswa menanyakan kata-kata sulit kemudian guru
memberikan penjelasan.
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru menjelaskan kembali isi pelajaran
secara singkat, siswa mengeijakan soal ulangan, dan guru menutup pelajaran
c. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui sikap guru, keaktifan siswa dan nilai hasil
belajar siswa tentang Isro ’ M i’roj Nabi Muhammad SAW.
d. Refleksi
Hasil yang di dapat dalam tahap observasi dikumpulkan dan di analisis pada
tahap ini. Dari hasil Observasi yang dilakukan guru dapat merefleksi diri
dengan melihat hasil baik dari lembar observasi maupun lembar ulangan
siswa. Hasil analisi data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan
dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan Materi Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan Isro,
M i’roj Nabi Muhammad SAW
2) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif
Reading Aloud (Membaca Keras).
3) Membuat lembar soal ulangan untuk megetahui peningkatan nilai hasil
belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan
Isro ’ Mi 'roj Nabi Muhammad SAW.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15
Mei 2010 berdasarkan perencanaan kegiatan yang dilaksanakan yaitu:
1) Kegiatan Awal
a. Membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b. Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.
c. Menjelaskan kopetensi dasar (KD) yang akan dicapai.
d. Membuat apresiasi dengan bertanya jawab tentang Isrn ’ Mi 'roj
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan ini guru menjelaskan kembali secara singkat tentang lsro ’
M i'roj Nabi Muhammad SAW. Kemudian melaksanakan PBM dengan
strategi Reading Aloud (membaca keras). Siswa secara bergantian
membaca teks 1 anak 1 alenia. Guru menghentikan bacaan tiap-tiap siswa
berganti membaca untuk memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal
yang belum dipahami, apabila tidak ada siswa yang bertanya, guru
memberi pertanyaan untuk menekankan isi bacaan siswa menjawab
pertanyaan guru.
3) Kegiatan akhir
Guru menjelaskan inti dari pelajaran kemudian siswa mengerjakan soal
ulangan. Pada akhir pembelajaran guru menutup pelajaran dengan doa
dan salam.
13 Nurul Kholifah 95
14 Muh. Sholeh 90
15 Safa’at 85
16 Ahmad Riyadi 70
Sumber: Data penulis (2010)
c. Analisis Siklus I
Tabel 4.5 Hasil Analisis Nilai siklus 1
No Kriteria Nilai Jumlah Siswa Prosentase
1 Di bawah KKM 1 siswa 6,25%
2 Sama dengan KKM 2 siswa 12,5%
3 Diatas KKM 13 siswa 81,25%
Berdasarkan perolehan nilai hasil ulangan siswa pada siklus I
dapat diketahui bahwa penerapan strategi Reading Aloud pada mata pelajaran
SKI pokok bal.asan Isro ’ Mi ’roj Nabi Muhammad SAW belum berhasil karena
masih ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, hal ini disebabkan
karena peneliti atau guru belum bisa memfokuskan perhatian terhadap siswa
yang kurang bisa beradaptasi dengan strategi Reading Aloud yang diterapkan.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan siklus I diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Guru belum bisa menguasai kelas untuk menerapkan metode Reading
Alaud karena masih ada siswa yang menunjukkan sikap kurang aktif.
e. Revisi
1. Guru lebih mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan menyimak
bacaan teman.
2. Mengadakan tanya jawab sebelum ulangan akhir siklus.
2. Hasil Dari Siklus H
a. Hasil Obserfasi Terhadap Siklus 11
Berdasarkan analisi hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus II
diperoleh data seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Kegiatan Siswa Siklus II
12 M u b in
K et: ► 5 kegiatan dilaksanakan dengan baik = sangat aktif=A ► 3-4 kegiatan dilaksanakan dengan baik = cukup aktif=B ► 1-2 kegiatan dilaksanakan dengan baik = kurang aktif=C
Terlihat hasil keaktifan siswa, 12 siswa sangat aktif dan 4 siswa
cukup aktif hal ini disebabkan karena siswa masih sangat tertarik dengan
metode Reading Aloud dan masih banyak kata-kata yang kurang dipahami
siswa sehingga siswa sangat antusias untuk menanyakan.
b Nilai Hasil Belajar Siswa
Dari data hasil ulangan formatif siswa pada siklus II diperoleh
hasil nilai di bawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Ulangan Formatif Siklus II
8 Arif Mustofa 95
9 Danang Setiawan 100
10 Farkhurrozak 100
11 Irwanto 100
12 Mubin Febriyanto 75
13 Nurul Kholifah 100
14 Muh. Sholeh 95
15 Safa’at 90
16 Ahmad Riyadi 90
Sumber: Data penulis (2010)
c. Analisis Siklus II
Tabel 4.8 Tabel Analisis Keberhasilan Siklus II
No Kriteria Nilai Jumlah Siswa Prosentase
1 Di bawah KKM I siswa 6,25%
2 Sama dengan KKM 0 siswa 0%
3 Di atas KKM 15 siswa 93,75%
Berdasarkan perolehan nilai hasil ulangan siswa pada siklus II dapat
M i’roj Nabi Muhammad SAW dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa,
namun belum berhasil mencapai indikator yang diinginkan. Setelah selesai
siklus penelitian karena masih ada 1 siswa yang belum mencapai KKM hal ini
disebabkan karena guru belum bisa mengarahkan 1 siswa tersebut yang
memang kurang memperhatikan saat kegiatan belajar mengajar.
d. Refleksi
Dari pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II diperoleh informasi sebagai
berikut:
1. Masih ada siswa yang kurang antusias terhadap strategi Redoing Aloud.
2. Masih ada siswa yang nilainya lebih rendah dari KKM.
e. Revisi
1. Guru lebih mengfokuskan perhatian kepada siswa yang kurang aktif dengan
cara memberikan kesempatan untuk membaca terlebih dahulu.
2. Mengadakan tanya jawab soal sebelum ulangan.
3. Hasil dari Siklus n i
a. Hasil Obserfasi terhadap siklus 111
Berdasarkan analisi hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus III diperoleh
Tabel 4.9 Kegiatan Siswa Siklus III
K e t: ► 5 kegiatan dilaksanakan dengan baik = sangat aktif=A ► 3-4 kegiatan dilaksanakan dengan baik = cukup aktif=B ► 1-2 kegiatan dilaksanakan dengan baik = kurang aktif=C
Dari tabel di atas diperoleh data 16 siswa menunjukkan sikap cukup
aktif jika dibandingkan dengan siklus II keaktifan siswa pada kegiatan
mencatat kata-kata sulit dari bacaan, juga sudah tidak ada yang bertanya tetapi
masih antusias menjawab pertanyaan guru. Hal ini disebabkan karena siswa
sudah memahami semua teks bacaan yang sudah berulang kali dibaca dan
dijelaskan guru.
b. Hasil Belajar Siswa
Dari data hasil ulangan formatif siswa pada siklus III diperoleh hasil
nilai sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Ulangan Formatif Siklus 111
No Nama Siswa Nilai
1 Atika Husnayati 100
2 Nurul Azizah 95
3 Adi Darmawan 100
4 Putri Rahayu 90
5 Sulastri 100
6 Solahuddin 95
7 Zaenal Arifin 75
8 Arif Mustofa 100
9 Danang Setiawan 100
10 Farkhurrozak 100
11 Irwanto 100