• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN BANGKALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN BANGKALAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA DAERAH DALAM

PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI

KABUPATEN BANGKALAN

IlliyunFirdausih

Email: illiyun.firdausih-2014@fisip.unair.ac.id

Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Abstract

This study aims to answer the research problem, which is the effectiveness of regional chief leadership on the implementation of infrastructure development in Bangkalan Regency. The leadership of the regional chief is a reflection of the success of a region in carrying out regional autonomy, the sustainability of a region can run well and heading towards the welfare of the community when the regional chief is able to lead and guide a government towards the right path according to the principles of government that have been determined under the state’s constitution.

This study is a descriptive research, and qualitative methods was used in this study. Data collection techniques were carried out by observation, documentation studies and in-depth interviews with informants. Determination of informants was done by purposive sampling technique. The validity test in this research is source triangulation. And data analysis techniques are data reduction, data presentation, and conclusion drawing.

The results of this study indicate that the effectiveness of the leadership of the regional chief in the implementation of infrastructure development in Bangkalan is not effective. It happened because there is no synergy between the government, leaders and the community to build Bangkalan Regency better, especially in infrastructure development. Leaders' work ethic that is not good is not a motivational reference for subordinates in work and the state civil apparatus (ASN) works according to the standard operating procedures (SOPs) that existed before the leadership took place, there were no significant and meaningful changes in leadership.

Keywords: Effectiveness, Leadership, Regional chief, Development, Infrastructure

PENDAHULUAN

Negara Indonesia saat ini masih di katakan sebagai negara yang berkembang, terbukti masih di gencarkan pembangunan – pembangunan di Indonesia dalam segi fisik maupun non fisik.Dalam rangka mewujudkan pembangunan bagi negara berkembang ke negara maju sangat di anggap sulit yang mana membutuhkan waktu yang sangat lama, terbukti dari sekian sering pergantian pemimpin di Indonesia masih saja dirasa kurang cukup untuk membawa Indonesia kearah negara yang maju. Salah satu upaya pemerintah untuk melakukan pembangunan yaitu merealisasikan kesejahteraan rakyat, dimana telah di jelaskan dalam undang – undang dasar republik Indonesia, kesejahteraan dalam hal ini yang di maksud yaitu pembangunan dalam sektor ekonomi, menekan pertumbuhan kemiskinan, pengangguran, taraf pendidikan yang buruk, kesehatan, komunikasi dan infrastruktur daerah.

Setiap daerah memiliki hak otonom masing – masing seperti Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu daerah yang memiliki hak otonom dalam proses berupaya menggerakkan potensi daerah yang ada, hal ini digencarkan untuk berpartisipasi aktif menggerakkan laju pertumbuhan pembangunan sehingga memberi kontribusi di berbagi sektor yang mana dapat di lihat pada tabel PDRB di kabupaten Bangkalan berikut.

(2)

Pada tabel diatas bisa di lihat bawah Bangkalan setiap tahunnya mengalami peningkatan dari segala sektor walaupun bertumbuhannya tidak melaju dengan cepat namun tetap terjadi walaupun pertumbuhan secara lamban.Ada progres di setiap tahunnya dan mengalami kemajuan setiap tahunnya.

PDRB menjadi tolak ukur penilaian tingkat pendapatan bruto pada setiap kabupaten. Peran PDRB berpengaruh dalam proses distributor pendapatan bruto, kekayaan dan menambah tingkat output. Menurunnya PDRB berakibat ketidakpastian dalam pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.Perkembangan dan penurunan suatu daerah di pengaruhi oleh stabilitas PDRB itu sendiri.Selain itu, kegiatan perekonomian menurun yang menimbulkan pendapaatn nadsional merosot, pengangguran yang semakin bertambah dan kemiskinan yang semakin menjamur.Permasalahan semakin merembet saat tingkat kriminalitas melonjak karena efek kemiskinan dan tajam nya ketimpangan sosial.

Bangkalan masuk dalam kategori kabupaten yang memprihatinkan, hal ini sangat dianggap kurang menyenangkan Karena dengan keberadaan suramadu untuk meningkatkan ekenomi daerah terasa gagal, pertumbuhan yang tidak seimbang kemiskinan yang berkurang namun pengangguran semakin meningkat.1Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) pada Tahun 2012, jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin

1Syaiful Islam, “kemiskinan di Madura tertinggi di jawatimur”

okezone, di

aksesdarihttps://news.okezone.com/read/2017/11/28/519/1822143/al amak-kemiskinan-dimadura-tertinggisejawa timur, padatanggal 23 februari 2018 pukul 21.21

(RTSM) di Kabupaten Bangkalan sebanyak 65.532 RTSM atau 403.251 jiwa. Jumlah ini setara dengan 44% penduduk Bangkalan berada di bawah garis kemiskinan.

Bangkalan sendiri merupakan bagian dari kepulaun Madura yang terletak paling barat di pulau Madura yang menghubungkan jembatan suramadu antara Surabaya dan Madura.Jika di tinjau jembatan suramadu bisa dikatakan sebagai salah satu infrastruktur yang berada di Madura terletak di kabupaten Bangkalan.Gagasan utama di bangunnya suramadu untuk memperbaiki keadaan ekonomi di Madura namun pada kenyataannya tidak ada perubahan signifikan.

Tabel I.2

Keluarga Miskin di Kabupaten Bangkalan 2017

Pada tabel I.2 dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi di duduki oleh kecamatan Kokop yang persentasenya menjacapai 88.88% dari jumlah kepala keluarga yang ada, selanjutnya pada urutan kedua diduduki oleh kecamatan Konang yang mencapai 87.83% dari jumlah yang ada, dan yang terakhir yaitu Blega dengan tingkat keluarga miskin mencapai 81.89% padahal yang kita ketahui Blega merupakan jalan penghubungn menuju kabupaten Sampang, Sumenep dan Pemekasan yang mana tidak menutup kemungkina ramai oleh pegendara sebagai poros utama jalan raya.

(3)

Madura, perkembangan perekonomian di Provinsi Jawa Timur umumnya, serta dinamika hubungan perdagangan internasional. Sebagai contoh mulai berlakunya perjanjian Asean Economic Community

(AEC) pada tahun 2015.Tujuan dari AEC adalah terciptanya satu pasar asean (single ASEAN Market), dimana beberapa hal yang diatur untuk memudahkan perpindahan barang, investasi, modal dan tenaga kerja ahli lintas ASEAN.Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah juga sangat dipengaruhi kondisi non ekonomi berupa situasi sosial politik yang kondusif dan stabil. Sedangkan faktor internal terdiri dari serangkaian upayayang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui kebijakan fiskal atau APBD, penguatan kemandirian perekonomian melalui pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), koperasi, industri pengolahan, pariwisata dan perdagangan, serta penyediaan infrastruktur, perbaikan dan pemeliharaan pasar-pasar.Secara umum permasalah ekonomi yang ada di Bangkalan2 sebagai berikut:

1. Pembangunan Pendidikan dan kesehatan

Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang kelas dan gedung sekolah yang rusak; b.Masih adanya anak putus sekolah; c.Belum memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan tenaga pendidik; d.Biaya pendidikan cenderung masih tinggi dirasakan oleh masyarakat; e.Relevansi pendidikan dengan dunia kerja masih rendah. Sedangkan permasalahan pembangunan Kesehatan di Kabupaten Bangkalan adalah : a. Tingginya angkanya kematian ibu dan anak; b. Masih ditemukannya balita status gizi buruk c. Belum optimalnya pemerataan sarana dan prasaran kesehatan; d. Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan; e. Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu untuk masyarakat miskin; f. Upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba dan HIV/AIDS. 2. Laju pertumbuhan ekonomi yang lamban

Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2012 secara pelan tapi pasti mengalami penurunan, disisi lain sektor Perdagangan, restoran dan Hotel secara pelan dan pasti meningkat cukup signifikan. 3. Angka kemiskinan relatif cukup tinggi dan masih

terbatasnya perluasan dan penyediaan lapangan kerja.

Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) pada Tahun 2012, jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kabupaten Bangkalan sebanyak 65.532 RTSM atau 403.251 jiwa. Jumlah ini setara dengan 44% penduduk Bangkalan berada

2LakipBangkalan 2016

di bawah garis kemiskinan. Angka kemiskinan relatif cukup tinggi ini disebabkan beberapa hal antara lain: a. Pemenuhan kebutuhan dasar yang terjangkau dan bermutu bagi keluarga miskin belum optimal; b. Masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan keluarga miskin; c. Aksesibilitas keluarga miskin dalam rangka usaha skala mikro masih rendah; d. Belum optimalnya pemberdayaan keluarga miskin. Beberapa sektor yang perlu diperhatikan dalam penanganan kemiskinan di Kabupaten Bangkalan adalah :

a. Pengembangan Sektor Koperasi dan UKM, melalui perkuatan modal koperasi, volume usaha koperasi, peningkatan jumlah koperasi utamanya sebagai koperasi sehat dan peningkatan jumlah anggota koperasi; b. Menumbuh kembangkan koperasi utamanya pada wilayah wilayah pedesaan merupakan bentuk pemberdayan dan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis kemampuan lokal, berkembangnya koperasi pada banyak wilayah akan mendukung kelancaran arus distribusi barang dan jasa serta akan meningkatkan jumlah uang yang beredar dan berputar yang akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi; c. Pengembangan BLK sebagai tempat pemberdayaan masyarakat utamanya masyarakat pedesaan yang akandikembangkan sesuai potensi masing masing wilayah/kecamatan; d. Pengembangan industri dan perdagangan,melalui pengembangan kluster/wilayah industri kecil/kerajinan/ industri kreatif bercirikan Madura yang Islami, melalui pengembangan industri dan perdagangan dengan model ini, akan mempermudah pembinaan, pengawasan, sehingga kualitas tetap dapat terjaga serta menghindarkan adanya persaingan yang tidak sehat antar pengusaha kecil/mikro dan menengah pada kluster/wilayah yang dikembangkan.

4. Rendahnya Nilai Investasi Berskala Besar

Pasca beroperasinya Jembatan Suramadu tidak serta merta diikuti dengan masuknya arus modal berskala besar di Kabupaten Bangkalan.Penanaman investasi dalam bentuk industri relatif sedikit, sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja relatif kecil. Berbagai permasalahan yang menghambat investasi antara lain: a. kesiapan infrastruktur pendukung seperti jalan, pelabuhan, sumber daya air, listrik; b. Harga lahan untuk kebutuhan industri yang dinilai masih terlalu tinggi oleh dunia usaha yang membutuhkan lahan dalam skala besar; c. Kemudahan dalam pelayanan investasi dan perijinan yang belum optimal.

5. Belum Memadainya Infrastruktur Daerah (Jalan/Jembatan, Sumber Daya Air, Perhubungan, Keciptakaryaan)

(4)

Jembatan Suramadu belum di dukung oleh layanan transportasi yang memadai. Selain itu dapat diuraikan bahwa panjang jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Bangkalan sampai dengan akhir Tahun 2012 sepanjang 501,26 km atau masih 69% dari potensi panjang jalan yang harus dikembangkan 721,97 Km, demikian pula jumlah jembatan dalam kondisi baik sebanyak 214 buah atau 96% dari jumlah potensi jembatan yang wajib dibangun/dikembangkan sejumlah 223 jembatan. Kepentingan umum lainnya dimaksudkan untuk pengembangan infrastruktur sarana prasarana pengembangan perekonomian, pelayanan dasar dan pemerintahan.

6. Masih Belum Mandirinya Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Di Daerah.

Terjadinya permasalahn pembangunan di Bangkalan tak luput dari sorotan bagaimana seorang kepala daerah yang memiliki andil di dalamnya, kinerja yang di pertanyakan dalam pelaksanaan tugasnya sebagai kepala daerah dan tentang responnya terhadap keadaan yang dipimpinnya3. Kepemimpinan yang masih di komandoi oleh sang ayah dan hingga akhirnya terjadi penurunan dalam poses pembangunan berkelanjutan di Bangkalan. Selama kepemimpinan 1 dekade yang di pimpin oleh Fuad Amin masih ada pembangunan di bangkalan Dalam kurun waktu 10 tahun ini ada beberapa pembangunan di berbagai bidang terutama dalam segi infratruktur4. Pertama yaitu, pembangunan masjid di beberapa lokasi strategis, pembangun ini juga berdampak pada pendapatan daerah sebagai wisata religi di Bangkalan yang di kunjungi oleh banyak wisatawan dari luar bangkalan, luar Madura dan sampai Luar provinsi. beberapa masjid yang di bangun yaitu masjid al – Makbarah Syaikhona Kholil bertepat di desa Martjesah yang menarik dari masjid ini karena ada makam waliyullah yang bernama Syaikhona Kholil. Masjid yang kedua yaitu masjid Raden Pragalbo berlokasi di dalam kantor Pemda Bangkalan, masjid ini di bangun sebagai suatu penghormatan untuk sang pangeran sebagai pemimpin di Bangkalan Barat yang berpusat di arosbaya.

Dan studi terdahulu pada baris terakhir ini yaitu penelitian yang dilakuan oleh Tunjung Hapsari dengan judul pengaruh infrastruktur terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia, penelitian ini berfokus pada faktor – faktor produksi yang diwakili oleh infrastruktur ( jalan, listrik, telepon dan air) mempunyai pengaruh dan kontribusi yang signifikan pada pendapatan perkapita atas kebijakan yang telah di

3Bintang,aulia. “KisahdinastiFuad : korbankanistrimuda demi

putramahkota” CNN, di

aksesdarihttps://www.cnnindonesia.com/nasional/20150709080558- 32-65335/kisah-dinasti-fuad-korbankan-istri-muda-demi-putra-mahkota , padatanggal 15 Oktober 2018 pukul 23.34

4PolitisiMudaTitisanUlamaLegendaris

tentukan oleh pemerintah. Lokasi pengambilan data di 26 titik provinsi acak di Indonesia selama kurun waktu 2004 sampai 2006, penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2011.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan adalah “Bagaimana efektivitaskepemimpinan kepala daerah dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur di kabupaten Bangkalan?”

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui keefektivitasan kepemimpinan kepala daerah dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur di kabupaten bangkalan.

Penelitian ini diharapkan mengandung manfaat akademis maupun praktis,yaitu :

1. Manfaat akademisdari penelitian ini memberikan ilmu pengetahuan baru tentang ilmu administrasi Negara dengan konsentrasi masalah pembangunan mengingat pembangunan saat ini sedang gencar – gencarnya di lakukan, Memberi ilmu baru bagi pembaca dan calon penulis tentang pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bangkalan.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini untuk memberikan pengetahuan tentang pembanguna infrastruktur di Kabupaten Bangkalan kepada pihak – pihak atau stakeholder yang menangani permasalahan pembangunan khussusnya bagian infrastruktur dan pemimpin daerah, Memberikan gambaran kepada pemerintah dan masyarakat setempat tentang pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bangkalan, Mengetahui sejauh mana keberhasilan dari pembangunan infrastrukur di Kabupaten Bangkalan.

Kerangka Teori Efektivitas

Efektivitas sering dikaitkan dengan suatu keberhasilan suatu hal yang ingin di capai. Berkaitan dengan keterlakasanaan tujuan awal atas pencapain akhir yang di dapat sesuai dengan ketepatan waktu dalam pelaksanaannya dan campur tangan dari anggota pelaksana (E.Mulyasa,2007:82). 5

.

Effendi (1989 : 14) memaparkan tujuan yang tercapai sesuai dengan perencanaan maka hal itu bisa di katakan efektivitas karena telah berjalan dengan baik.

Dari pandangan lain yang sampaikan oleh Susanto (susanto,1975: 156) kemampuan seseorang (leader) untuk mempengaruhi orang lain atau bawahan agar menjalankan dan melaksananakn tugasnya dengan baik sesuai dengan tujuan yang akan di capai.

(5)

Dari penjelasan di atas bisa di pahami bahawa efetivitas merupak suatu proses yang di dalam nya berisi tujuan, sasaran, dan anggota yang di pengaruhui pemimpin untuk pencapaian tujuan awal yang telah di sepakati. Dalam pelaksanannya pun, efektivitas memiliki skala dalam pencapaiannya sejauh mana organisasi mampu menunjukkan kemampuannya.

I.5.2 Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Sutarto (1998b:25)

Hemhiel dan Coons (1957:7): Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal).

Berdasarkan definisi menurut para ahli di atas penenliti menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu aktivitas atau proses yang di lakukan organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang di tekankan bagaimana kepemimpinan di jalankan oleh pemimpinnya sehingga tujuan bersama tercapai dengan seharusnya.

Untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu pencapaian maka perlu diketahui Fungsi kepemimpinan menurut Siagian (2003) memiliki fungsi-fungsi kepemimpinan yang bersifat hakiki yaitu :

1. Penentuan arah yang hendak ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya.

2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak diluar organisasi, terutama dengan mereka yang tergolong sebagai “stakeholder”.

3. Komunikator yang efektif.

4. Mediator yang handal, khususnya dalam mengatasi berbagai situasi konflik yang mungkin timbul antara individu dalam satu kelompok kerjayang terdapat dalam organisasi yang dipimpinnya. 5. Integrator yang rasional dan objektif.

(Rivai, 2002) :Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi.

Fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya, (Hasibuan, 2010:108)6

6PF Lano,

FungsiKepemimpinanuntukMengurangiSikapArogansiPegaw

fungsi kepemimpinan mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk mewujudkan organisasi yang bergerak kearah pencapaian tepat sasaran, (Yuki, 2009:78).7

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang fungsi kepemimpinan maka peneliti menyimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan, sebaga berikut :

1. Mengarahkan bagaimana organisasi iini berjalan seharusnya .

2. Sebagaima komunikator yang baik secara internal maupun eksternal .

3. Melibatkan secara aktif dalam organisasi sebagai acuan semangat anggota .

4. Memberikan solusi kepada anggota etntang permasalahn yang sedang di hadapi .

5. Sebagai peninjau, pengendali dan hasil evaluasi atas anggota dan organisasinya.

I.5.2.1 Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan menurut para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah sifat dan perilaku seorang pemimpin yang di terapkan dalam lingkungan organisasi saat mengatur, mempengaruhi dan berkomunikasi. sifat dan perilaku ini merupakan bawaan setiap individu maka dari itu dapat diketahui baigamanan karakteristik seorang pemimpin saat memimpin untuk mencapai tujuan organisasi.

a. Indikator gaya kepemimpinanMenurut Kartini Kartono (2008:34) menyatakan sebagai berikut : 1. Sifat

2. Kebiasaan 3. Tempramen 4. Watak 5. Kepribadian

I.5.3 Efektivitas Kepemimpinan Kepala Daerah

Pada ketentuan pasal 65 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah dalam menjalankan pemerintahan daerah mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:8

1. Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; 2. Memelihara ketenteraman dan ketertiban

masyarakat;

ai. JISIP :JurnalIlmuSosialdanIlmuPolitik. Vol. 4 no.1 2015 hal 76.

7ibid

(6)

3. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD; 4. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda

tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama; e. Mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Pemerintah sebagai suatu organisasi publik memiliki tanggung jawab akan terselenggaranya pemerintahan pelayanan dan pembangunan secara efektif dan efesien. Terkait dengan tanggung jawab tersebut, Rasyid (2000:59) menyebutkan adanya tiga fungsi hakiki yang dimiliki pemerintah, yaitu:

1. Pelayanan (service)

2. pemberdayaan (empowerment) 3. pembangunan (development).

I.6 Definisi Konsep

I.6.1. Efektivitas Kepemimpinan

Efektivitasan kepemimpinan lebih melihat pada hasil akhir atau ouput yang di capai sehingga jika hasil akhir tidak sesusai dengan tujuan awal dan tidak ada dampak yang di inginkan pada suatu kenyataan maka dipastikan tidak ada nilai efektifitas di dalamnya.

I.6.2. Pembangunan

Proses perbaikan yang terencana dan sistematis menuju perubahan yang lebih baik yang didalamnya mendukung tercapainya tujuan kesejahteraan masyarakat.

I.6.3. Pembangunan Infrastruktur

Proses Perbaikan sarana dan prasarana fisik maupun nonfisik untuk mendukung tercapai nya kesejahteraan masyarakat didalamnya.

I.7 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatiif yaitu metode metode pengumpulan data langsung kepada informan.Dengan metode ini diharapkan dapat memperoleh kebenaran dari emahaman atas fenomena social.Menurut Krik dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam daerah tertentu dan hubungan dengan orang-orang dalam bahasanya dan peristilahnya.9Inti utama dari metode kualitatif adalah memperoleh pemahaman atas tindakan, dan makna gejala social dalam sudut pandang subyek penelitian.tujuan peneliti

9LexyMoleong, MetodePenelitianKualitatif,PTRemajaRosdakarya,

Bandung, 2002, hlm. 11.

menggunakan penelitian kualitatif ini yaitu untuk memberikan gambaran mengenai makna dibalik fenomena yang terjadi dari kepemimpinan kepala daerah pada pememrintahan kabupaten Bangkalan.

I.7.1 Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian kualitatif yaitu penelitian yng bertujuan untuk menjawab sejauh mana program dan pelayanan terhadap masyarakat telah terlaksana sesuai dengan peraturan pemeintah pusat dan tujuan pemerintah daerah. Penelitian evaluasi dengan membandingkan kejadian, kegiatan , dan program yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti efektivitas kepemimpinan kepala daerah dalam penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Bangkalan.

I.7.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di pusat kota Kabupaten Bangkalan Madura sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Lokasi penelitian lebih berfokus pada BAPPEDA, Dinas PU BINAMARGA, Dinas PUPR dan Kantor Bupati Bangkalan.

I.7.3 Teknik Penetapan Informan

Dalam penelitian kualitatif teknik penetapan informan dibagi dengan tiga cara yaitu pertama memilih informan awal , apakah informan tersebut cocok untuk diwawancara atau untuk observasi, kedua pemiliahan informan lanjutan guna memperluas deskripsi informasi dan melacak informasi yang dicari. Ketiga adalam menghentikan pemilihan informan lanjutan bilamana dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakjan penelitian kualitatif purposive dimana informan yang dipilih merupakan pihak yang dianggap paling mengetahui dan memahami secara jelas dan detail serta memiliki kopetensi dan kewenangan untuk menjawab tentang permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan.

Dalam penentuan informan ini peneliti mendapatkan lima informan yang mana semua informan memiliki jabatan dan posisi yang sangat penting dalam pemerintahan, di antaranya yaitu: 1. Pejabat bapedda yang mana nama disamakan,

beliau merupakan bagian inti dalam perencanaan pembangunan dan pengawas atas rencana pembangunan

2. Bapak nur imam, pejabat PU binamarga bagian kabag, beliau menjadi

3. Bapak Wildan pejabat PU binamarga, beliau merangkap perencanaan strategi dan alur musrembang dari tingkat terendah

4. Bapak Agus pejabat PUPR, beliau pernah menjadi camat Geger dan sekaligus sahabat Kepala Daerah 5. Bapak Imam Nuryakin pejabat pemda, beliu kabag

administrasi pembangunan

(7)

Teknik penggalian data yang dilakukan peneliti untuk mendapat jawaban perumusan masalah yang telah ditetapkan peneliti yaitu

1) Metode pengumpulan data primer

Metode pengumpulan data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli objek dari lokasi penelitian . metode yang digunakan [eneliti untuk mengumpulan data data primer yitu dengan wawancara mendalam dengan menggunakan matrik panduan wawancara dengan tujuan untuk menjawab permasalahan dari penelitian.

2) Metode observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria yaitu Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik, Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan, dan pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntunga yaitu pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang; Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan.Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi.

3) Metode dokomentasi

Metode dokumenter adalah cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsi-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori atau hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian. 10Dokumentasi dalam

penelitian ini merupakan dan sekunder yang artinya data yang bentuknya sebagai penunjang

10Margono, MetodologiPenelitianPendidikan, RinekaCipta,

Jakarta,1997, hlm. 187.

atau data pelengkap sebagai dat

pembanding.Metode dokumentasi ini sebagai dilakukan sebagai pelengkap sesuai rancangan peneliti sebelumnya. Dalam penelitian ini data yang tersedia berupa dokumentasi pemerintahan dan pelayan kinerja pemerintah dari setiap instansi

4) Metode penulusuran data online

Dengan kemajuan teknologi maka peneliti sedikit dimudahkan dengan mendapatkan informasi kebutuhan penelitian dengan mengakses

wb resmi dari setiap instansi yang dituju, tetapi tidak semua instansi memiliki web yang aktif artinya tidak semua instansi mempublis data pada web resmunya, baik dikarenakan merupakan data penting ataupun dilakukan kegiatan yang bersangkutan sebelumnya. Pencarian online memberikan banyak keuntungan bagi peneliti yaitu hemat waktu, hemat biaya, kesesuain, ketuntasan dll

I.7.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data peneliti berupa teknik analisis data model interaktif yang mengadaptasi dari pendapat Miles dan Huberman dengan 3 tahapan yaitu :11

1. Reduksi data

Proses pemilihan dan pemusatan perhatian pada penyederhanaan , pengabstarkan data transformasi data kasar yang muncul dari data cataatan tertulis dilapangan , diamana proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, reduksi data meruapakan satu bentuk analisis yang menjamkan , menggolongkan, mengarahkan , membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapatditarik simpulan

2. Penyajian data

Kumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan mudah dipahami yang memberikan kemungkinan dilakukan nya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data ini menuntut seorang peneliti

I.7.6 Teknik Keabsahan Data

Tringulasi adalah teknik pemeriksaan data yang bermanfaat sesuatu yang lain di luar data untuk pengecekan atau sebagai perbanding terhadap data itu . dalam penelitian ini peneliti peneliti menggunakan tringulasi dengan sumber data yaitu membandingkan dan mengecek balik drajat keercayaa informasi yang didapat melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitia kualialitatif . hal tersebut dapat dilakukan yaitu:

a. Membandingkan data pengamatan dengan data yang lain.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang

11Miles, B. Mathew dan Michael Huberman, Analisis Data

(8)

didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yangdikatakan orang-orangtentang situasi penelitan dengan apa diakatakan sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan prespektif seorang dengan berbagaipendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan , orang berada, dan orang pemerintahan

e. Membandingkan isi wawancara dan isi dokumen yang berkaitan (Moleong, 2007: 14)

I.7.7 Instrument Wawancara

Dalam sebuah wawancara, penulis menyiapkan instrument pertanyaan yang berkaitan dengan keefektifitasan kepemimpinan kepala daerah dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur di kabupaten bangkalan.Pendapat yang di dapatklan dari sumber data yang terdiri dari staff, anggota, pejabat daerah dan masyarakat mengenai keefektifitasan kepala daerah dalam penyelenggaraannya di kabupaten Bangkalan.

Hasil wawancara akan didapatkan dengan baik jika saat pengambilan data menggunakan bantuan alat tulis untuk mencatat semua percakapan antara narasumber dan penulis. Selain itu juga di perlukian bantuan alat teknologi seperti perekam suara dan rekaman video hal ini jauh lebih mempermudah penulis untuk menyimak dan menyimpan data dengain baik yang telah disampaikan narasumber.Selain membutuhkan bukti berupa hasil wawancara untuk menjamin atas keabsahan data tersebut perlu di dukung dengan pengambilan dokumen berupa foto maupun gambar di lokasi Bersama narasumber.Maka dengan keabsahan data tersebut penelitian menjadi lebih terjamin karena telah mengitu prosedur yang ada.12

Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Daerah Dalam Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Bangkalan ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan

Kemampuan beliau dalam kepemimpinan lebih cenderung pada rancangan perencanaan pembangunan namun lemah pada implementasinya, dengan latar belakang sebelum menjadi Bupati sebagai anggota dewan. Selama keberlangsungan kepemimpinanya belum mampu menjadi pelaksana eksekutif yang baik walaupun sebelumnya pernah menjadi anggota legilatif. 2. Personaliti dan Motivasi

12Agasi,anwar.

Kinerjakepaladesadalammeningkatkanpelayananbirokrasipemerintah desacikaumtimurkecamatancikaumkabupatensubang. 2014. Hlm 52 - 53

a. Personaliti (Konsistensi beliau dalam pemerintahan masih di ragukan dengan tidak hadirnya dalam apel, rapat serta penentuan keputusan yang masih sulit di temui dalam bentuk upaya tujuan pembangunan, sehingga banyak hal yang terbengkalai dan tidak dilaksanakan tanpa persetujuan pimpinan.Bupati tidak bisa menjaga citra dirinya sebagai Kepala Daerah yang seharusnya berperilaku baik dan menjaga kehormatan daerahnya nama baik nya di mata rakyat

Bupati lebih mementingkan diri nya sendiri dan kesenangannya daripada harus mendengakan dan merakyat padahal rakyat butuh keperdulian Kepala Daerah atas nasibnya yang kurang baik

b. Motivasi

Untuk mengusahakan pembangunan pada setiap lini daerah dengan menjadikan daerah yang berpotensi dalam sektor wisata untuk mengundang investor datang seperti daerah Kokop, Arosbaya, Jaddih dan Tanjung Bumi sebagai daya tarik yang sampai sekarang belum terealisasi.

3. SikapPimpinan

a) Pemimpin yang masih muda didukung dengan tingkat egonya yang masih tinggi dan jiwa mudanya yang masih bergejolak dan tidak bisa mengenyampingkan ego sehingga pemerintahan tidak bisa di pimpin secara formatif karena kondisi yang tidak stabil dari beliau tentang konsistesinya dalam hal memimpin dan pembangunan dengan menolak beberapa bentuk kerjasama dengan pihak yang ingin menjadikan Bangkalan maju, tidak adanya arah dan ketegasan dalam pembangunan.

b) Pemimpin tidak bisa menunjukkan profesionalitasnya sebagai seorang Kepala Daerah yang harus melakukan pidato dan sebagainya di mata rakyat namun di wakilkan oleh orang lain untuk menyampaikan pidato kepada masyarakat

4. Kepemimpinan yang Formatif

Pada masa kepemimpinannya dalam pembuatan peraturan, kebijakan dan strategi perencaan tidak ada perubahan signifikan namun cenderung lebih berpedoman pada peraturan, kebijakan dan perencanaan pada kepemimpinan sebelumnya untuk mencapai visi pemerintah dalam hal pembangunan.

5. Dorongan dari Bawahan

(9)

Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Bangkalan tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Daerah Dalam Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Bangkalan. Maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk memperdalam dan memahami masalah terutama dalam bidang pembangunan infratruktur. Pemimpin perlu menempuh pendidikan lanjutan yang berkonsentrasi dan sesuai dalam pembangunan serta untuk mengasah leadership skill, mengikuti training tentang good government

yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat atau daerah serta mencontoh atau menjadikan pemimpin yang baik sebagai kiblat atau pedoman semisal kepemimpinan Bu Risma dan Ridwan Kamil dll.

2. Mampu menjaga citra baik seorang pemimpin dengan mengikuti peraturan pemerintahan dan cara kerja yang baik sebagai Bupati sehingga membanggakan, mengenyampingkan kesenangan pribadi yang berdampak buruk pada dirinya dan pemerintahan

3. Perlu adanya peningkatan pengawasan dari berbagai pihak guna mengawal kinerja pimpinan daerah yang dilakukan oleh inspektorat atau bekerjasama dengan media masa untuk memantau setiap kegiatan kepala daerah dalam pemerintahan terutama dalam pembangunan.

4. Pemimpin harus lebih inisiatif dan sensitif terhadap rakyat atau lebih responsif, dengan cara melakukan kunjungan ke daerah – daerah untuk mengetahui perkembangan pembangunan di daerah tersebut sehingga dapat membuat kebijakan yang sesuaidengan keadaan masyarakat sebenarnya.

5. Mempermudah perizinan untuk pihak luar dan pihak swasta untuk masuk ke Bangkalan guna melakukan kerjasama dan menanamkan modal serta peningkatan keamanan untuk akses masuk ke Bangkalan.

6. Memberlakukan sistem kerja pemerintahan seperti adanya reward dan punishment guna meningkatkan kinerja dan tanggung jawab ASN untuk pencapaian visi daerah Bangkalan. Serta perlunya ruang terbuka untuk memberikan masukan pada pimpinan sebagai pengingat.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Soewarno, Handayaningrat. 1988. Administrasi

Pemerintahan dalam Pembangunan

Nasional.Jakarta. CV Haji Masagung

Moleong,lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Dorodjatun, Kuntjhoro Jakti.1987. Manajemen Pembangunan untuk Negara Berkembang. Jakarta. LP3ES

Ferry, Anggoro Suryokusumo.2008. Pelayanan Public

dan Pengelolahan Infrastruktur

Perkotaan.Yogyakarta. Sinergi Publishing Miles, B. Mathew dan Michael Huberman, Analisis

Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru, Jakarta: UIP

Lakip Bangkalan 2016

Mulyasa.2006.Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Ndraha, Talituduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat:

Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas.

Jakarta. PT. Rineka Cipta

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta

Mahmudi.2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik.Yogyakarta.UPP AMP YKPN.

Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.Bandung. CV Mandar Maju

Kartini, Kartono. 2008.Pemimpin dan Pepemimpinan. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Herujito, Yayat. 2006. Dasar – Dasarmanajemen. Jakarta. PT Grasindo

Miftah, Thoha. 2010.

KepemimpinandalamManajemen. Jakarta.

RajawaliPers

Suwanto. 2011. Asas – AsasSumberDayaManusia. Bandung. SuciPers

PDRB KabupatenBangkalan 2016

BPS KabupatenBangkalanDalamAngka 2017 PolitisiMudaTitisanUlamaLegendaris

PENELITIAN

Octaviani, Aliefty. 2013. Kepemimpinan Bupati dalam

Pembangunan Studi tentang

Kepemimpinan Bupati Bangkalan.Skripsi. Fakultas Ilmu Administrasi. Administrasi Pemerintah. Universitas Brawijaya

(10)

JURNAL

Kun,Azka.2017. Efektivitas Kepemimpinan Pendidikan di SMK ma’arif 1 WatesHal.15-17.

PF, Lano. 2015.Fungsi Kepemimpinan untuk

Mengurangi Sikap Arogansi

Pegawai.Vol.4 (1) Hal. 76

Abdullah dkk. 2014. Efektivitas Gaya Kepemimpinan Lurah dalam Pelayanan Public pada

Kantor Kelurahan Rawa Makmur

Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Hal. 2208

Mardalena. 2017. Efektivitas Kepemimpinan ; Sebuah Kajian Teoritis.Hal 79 – 81.

Yosep,Iyus. Konsep Kepribadian Kesadaran Konsep Emosi Konsep Stress Adaptasi Depresi Pengukuran Uji Perilaku. Yayasan PersatuanNasional Indonesia.Hal. 10 – 12 Narulita, Widia P. 2012.Penggunaan Metode College

Ball dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Kelas VIIB SMPN 1 Reban

Batang. Univeristas Negeri

Yogyakarta.Hal. 7 - 11

Oktawaldiana, Tri. 2015.konsep kepemimpinan. Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya.Hal. 6 – 8

Yakin, ainul.2014. Studi Evaluasi tentang Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu pada Tingkat Kesejahteraan Masyarakat. Hal 19

Agasi,anwar. 2014. Kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintah desa cikaum timur kecamatan cikaum kabupaten subang.Hal 52 - 53

UNDANG-UNDANG

Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 Ayat (1)

UU Nomor 23 Tahun 2014 pasal 65

INTERNET

Syaiful Islam. kemiskinan di Madura tertinggi di jawa timur.Okezone.

https://news.okezone.com/read/2017/11/28/519/182

2143/alamak-kemiskinan-dimadura-tertinggisejawa timur

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21129/ 3/Chapter%20II.pdf.Univeritas Sumatra Utara. Hal 1- 32.di akses 25 juli 23.14

Gambar

Tabel 1.1 PDRB Bangkalan

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanaman kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina, tetapi perbandingan tersebut akan berubah sesuai dengan

Untuk mengetahui hubungan self-efficacy dengan motivasi belajar anak Panti Asuhan Al-hasan Jombang digunakan kategorisasi berdasar model distribusi normal , 16

pemasaran yang lebih agresif. Secara umum, penetrasi pasar dapat dibedakan atas tiga bentukyaitu: 1) Perusahaan dapat mencoba untuk merangsang konsumen agar mereka meningkatkan

 Kuliah&Diskusi [TM:1x(1x60”)] Tugas : meringkas dan mengkaji Konsep Kebidanan Komunitas  [BT+BM:(1+1)x(2x60”)] CTJ Cooperative learning Ketepatan penguasaa n Quis

Analisis situasi disini dilakukan dengan memperhatikan faktor SWOT (strenght, weakness, opportunity, dan threads) yang ada pada situasi sebelum menentukan strategi

Menurut (Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), 2012) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan

Metode analisis data yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mengungkapkan gejala-gejala atau keadaan yang terjadi pada subjek

Kaedah pembuatan emas yang ditatah dalam atau ‘gold inlay’ ini dijelaskan oleh Winstedt (1925) iaitu “where the base is a black oxydized metal, in which a pattern is chiselled