• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Kandungan Gizi Susu No Zat Jenis Komposisi dalam 250 gr susu 1 Karbohidrat Laktosa 13 gr Lemak jenuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Kandungan Gizi Susu No Zat Jenis Komposisi dalam 250 gr susu 1 Karbohidrat Laktosa 13 gr Lemak jenuh"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DASAR TEORI

1.1 Susu

Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Pada dasarnya susu mengandung hampir semua nutrisi bagi tubuh. Berikut adalah tabel kandungan gizi pada susu[1] :

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Susu

No Zat Jenis Komposisi dalam 250 gr susu

1 Karbohidrat Laktosa 13 gr

2 Lemak Lemak jenuh Lemak omega 6 2.5 gr

Asam lemak omega 3

3 Protein 8.2 gr 4 Vitamin Vitamin A 478 IU Vitamin D 127 IU Vitamin K 0.2 mcg Riboflavin 0.5 mg Niacin 0.2 mg Folat 12.2 mcg Vitamin B6 0.1 mg Vitamin B12 1.1 mcg Asam Pantotenat 0.9 mg Kolin 43.2 mg 5 Mineral Kalsium 290 mg Fluoride 6.3 mcg Yodium 0.1 mg Selenium 8.1 mcg Magnesium 26.8 mg Seng 1.0 mg Fosfor 232 mg Sodium 107 mg Potassium 366 mg

6 Lain-lain Kolesterol Air 12.2 mg 220 gr

                   

(2)

1.2 Manfaat Susu

Karbohidrat susu memberikan energi, mineralnya bermanfaat bagi sistem saraf otot serta proteinnya bermanfaat bagi pertumbuhan dan regenerasi sel-sel tubuh. Lebih lengkapnya, berikut adalah manfaat susu:

 Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Bagi anak-anak,

susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi bertambah tinggi.

 Menurunkan tekanan darah.

 Mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker usus.  Mencegah diabetes tipe 2.

 Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut. Susu mampu

mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan mencegah gigi berlubang.

 Menetralisir racun seperti logam atau timah yang mungkin terkandung

dalam makanan.

 Mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar.

 Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini karena kandungan susu akan

merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk.

1.3 Kualitas Susu

Pertumbuhan bakteri yang cepat pada susu segar menyebabkan bau yang tidak enak. Susu dapat terkontaminasi dari dalam maupun dari luar ambing. Kontaminasi dari dalam ambing berasal dari penyakit, sedangkan kontaminasi dari luar berasal dari puting, udara, peminum susu, lalat dan alat pemerahan susu. Hal yang penting lainnya adalah susu harus bebas dari residu antibiotik, pestisida. Susu yang berasal dari sapi yang mendapatkan perlakuan obat-obatan tidak boleh digunakan. Selain itu, yang harus dijaga adalah bahwa susu tidak terkontaminasi oleh residu pembersih (detergent).

                   

(3)

US Public Health Service[2] telah menetapkan standar kualitas susu grade A,

diantaranya:

 Sapi sehat.

 Fasilitas yang cukup (gudang, ruang susu, dan peralatan).

 Pemeliharaan kebersihan yang memuaskan dari fasilitas-fasilitas

tersebut.

 Jumlah bakteri yang terkandung dalam susu kurang dari 100.000 per mL

untuk susu yang berasal dari satu produsen. Dan untuk susu campuran dari beberapa produsen jumlah bakteri kurang dari 300.000 per mL.

 Tidak mengandung antibiotik, pestisida, sanitizer, dan lain-lain (sangat

sulit untuk menentukan kemurnian total karena keterbatasan alat ukur).

 Tidak ada sisa obat.

 Susu harus bebas dari rasa dan bau yang mengganggu (tidak enak).

Berdasarkan jumlah bakteri yang terdapat dalam susu, kualitas susu dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu[3] :

 Susu dengan kualitas baik atau kualitas A (No. 1.) jika jumlah bakteri

yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 100.000 setiap milliliter. Bakteri-bakteri koli tidak lebih dari 10 /ml.

 Susu kualitas B (No. 2, sedang) jika jumlah bakteri nya antara 100.000 –

1.000.000/ml, dan jumlah bakteri koli tidak lebih dari 10/ml.

 Susu dengan kualitas C (No. 3, jelek) jika jumlah bakterinya lebih

daripada 1.000.000/ml.

1.4 Produk Susu Olahan

1. Susu Segar

Susu segar adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing atau domba yang sehat dan bebas dari kolostrum. Ciri-ciri:

 Kadar lemak susu tidak kurang dari 3.25 %, total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8.25%.

 Tanpa penambahan air, bahan tambahan pangan dan antibiotik.

 Belum mengalami perubahan warna, bau dan kekentalan.

                   

(4)

2. Susu Pasteurisasi

Susu pasteurisasi adalah susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang dipanaskan dengan metode High Temperatur Short Time

(HTST) atau metode holding, dan dikemas segera dalam kemasan yang steril

secara aseptis. Ciri-ciri:

 Kadar lemak susu tidak kurang dari 3.25%.

 Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8.25%.

 Uji reduktase: warna biru metilen tidak hilang dalam waktu kurang dari 5 jam. Uji fosfatase: kandungan p-Nitriphenol tidak lebih dari 10µg per ml susu.

 Jika susu pasteurisasi dihomogenisasi, maka persyaratan uji homogenisasi harus dipenuhi.

3. Susu UHT

Susu UHT adalah susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang disterilkan pada suhu tidak kurang dari 135 oC selama 2 detik dan dikemas segera dalam kemasan yang steril dan secara aseptis. Ciri-ciri:

 Kadar lemak dalam susu tidak kurang dari 3.25%.

 Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8.25%. 4. Susu Steril

Susu steril adalah susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang dipanaskan pada suhu tidak kurang dari 10oC selama waktu yang cukup untuk mencapai keadaan steril komersial dan dikemas secara hermetis (kedap). Ciri-ciri:

 Kadar lemak susu tidak kurang dari 3.25%.

 Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8.25%. 5. Susu Skim

Susu skim adalah produk susu yang sebagian besar lemaknya telah dihilangkan. Ciri-ciri:

 Kadar lemak susu tidak lebih dari 0.15%.

 Kadar protein susu tidak kurang dari 3%.

                   

(5)

6. Susu Rendah Lemak

Susu rendah lemak adalah produk susu yang sebagian lemaknya dihilangkan. Ciri-cirinya adalah kadar lemak susu tidak kurang dari 0.15% dan tidak lebih dari 3.25%.

7. Susu Rekonstitusi

Susu rekonstitusi adalah susu cair yang disiapkan dengan penambahan air pada susu bubuk berlemak (full cream) atau susu bubuk skim atau susu

bubuk rendah lemak, dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses UHT. Dapat ditambahkan garam dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Ciri-cirinya mengacu pada persyaratan susu segar, susu skim atau susu rendah lemak.

1.5 Proses Pasteurisasi Susu

Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan lengkap dan seimbang yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Nilai gizinya yang tinggi juga menjadikan susu medium yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan mikrooganisme sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani secara benar.

Mikroorganisme yang berkembang didalam susu selain menyebabkan susu menjadi rusak juga membahayakan kesehatan masyarakat sebagai konsumen akhir. Disamping itu penanganan susu yang tidak benar juga dapat menyebabkan daya simpan susu menjadi singkat. Kerusakan pada susu disebabkan oleh terbentuknya asam laktat sebagai hasil fermentasi laktosa oleh bakteri koli. Fermentasi oleh bakteri ini akan menyebabkan aroma susu menjadi berubah dan tidak disukai oleh konsumen. Untuk itu, susu harus diolah dan disimpan pada temperatur yang benar.

Pendinginan dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk menghambat laju pertumbuhan mikrorganisme perusak karena sebagian besar golongan bakteri ini memerlukan temperatur 15 oC sampai 40 oC untuk dapat tumbuh secara optimum. Dari ASHRAE Refrigeration 2002, temperatur penyimpanan susu

                   

(6)

murni yang direkomendasikan adalah 0-4 oC. Temperatur penyimpanan produk yang disarankan ditunjukkan pada Tabel 2.2 di bawah ini:

Tabel 2.2 Storage Requirement of Product Product Storage

Temp., oC Humidity,% Relative Approximate Storage Life

Dairy products

Butter 0 75 to 85 2 to 4 weeks

Butter, frozen -23 70 to 85 12 to 20 months

Cheese, Cheddar

long storage 0 to 1 65 12 months

short storage 4 65 6 months

processed 4 65 12 months

grated 4 65 12 months

Ice cream, 10% fat -30 to -25 90 to 95 3 to 23 months

premium -35 to -40 90 to 95 3 to 23 months

Milk

Fluid 4 to 6 7 days

Grade A (3,7% fat) 0 to 1 2 to 4 months

Raw 0 to 4 2 days

Dried, whole 21 Low 6 to 9 months

Dried, nonfat 7 to 21 low 16 months

Evaporated 4 24 months

Evaporated, unsweetened 21 12 months

Condensed, sweetened 4 15 months

Whey, dried 21 low 12 months

Akibat adanya kemungkinan pencemaran atau kontaminasi oleh berbagai bakteri patogen, seperti bakteri penyebab typus, diphteri, radang tenggorokan dan TBC, sebaiknya susu dipanaskan secukupnya sehingga seluruh bakteri patogen yang mungkin terdapat di dalamnya dapat dimusnahkan. Proses pemanasan yang dilanjutkan dengan proses pendinginan disebut proses pasteurisasi. Meskipun bakteri patogen sudah dimusnahkan, tetapi bakteri non patogen, terutama bakteri pembusuk masih hidup. Dalam penyimpanannya, biasanya susu pasteurisasi

                   

(7)

digabungkan dengan metode pendinginan. Untuk memperpanjang daya simpannya, susu pasteurisasi disimpan pada suhu maksimal 10 oC, lebih dingin lebih baik. Pada suhu tersebut mikroba pembusuk meskipun tidak mati, tetapi tidak dapat tumbuh dan berkembang.

Pasteurisasi panas pada susu perlu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit dan mencegah kerusakan akibat mikroorganisme dan enzim. Dengan pasteurisasi diharapkan mikroorganisme yang terdapat pada susu bisa mati, akan tetapi kehilangan zat gizi seminimal mungkin dan cita rasa susu segar semaksimal mungkin bisa dipertahankan. Pasteurisasi yang tepat bisa menghancurkan mikroorganisme pathogen.

Tujuan pasteurisasi:

 Untuk membunuh bakteri pathogen, yaitu bakteri-bakteri yang berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia (Mycobacterium tubercolosis).

 Untuk membunuh bakteri tertentu yaitu dengan mengatur tingginya suhu dan lamanya waktu pasteurisasi.

 Untuk memperpanjang daya simpan bahan.

 Dapat memberikan cita rasa yang lebih menarik konsumen.

 Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase dan katalase, yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak.

Ada dua cara pasteurisasi yang umum, yaitu[3] :

1. Sistem Batch disebut juga sistem tahan (Hold Method), yaitu susu

dipanaskan dengan cara menyemprotkan air atau uap panas di luar wadah yang terbuat dari stainless steel pada temperatur 63-65oC selama

30 menit.

2. Sistem Continue :

 Pasteurisasi dengan suhu tinggi dan waktu singkat (High Temperature Short Time/HTST), yaitu proses pemanasan susu

selama 15 – 16 detik pada suhu 71,7 – 750C biasanya menggunakan alat Plate Heat Exchanger.

                   

(8)

 Pasteurisasi dengan suhu rendah dan waktu lama (Low Temperature Long Time/LTLT) yakni proses pemanasan susu pada suhu 610C

selama 30 menit.

Proses pasteurisasi dapat menyebabkan kehilangan sebagian vitamin yang terkandung dalam susu[4]. Kehilangan vitamin akibat proses pengolahan susu ditunjukkan oleh Tabel 2.3 berikut ini:

Tabel 2.3 Pengaruh Suhu Pengolahan Terhadap Kehilangan Vitamin yang Larut

Perlakuan Panas

Kehilangan (%)

Vit. B12 Asam Folat Vit. C

1. Susu Pasteurisasi

2. UHT langsung

3. UHT tak langsung

4. Sterilisasi dalam Polyethylene

5. Sterilisaasi dalam gelas (kaca)

4.6 16.8 30.1 36.5 39.0 7.3 19.6 35.2 45.6 54.8 12.8 17.7 31.6 50.0 66.5

1.6 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan sistem refrigerasi mekanis yang memanfaatkan sifat refrigeran yang pada temperatur saturasinya akan berubah fasa. Untuk menciptakan sisi tekanan rendah, maka dibutuhkan suatu alat yang mengekspansi cairan refrigeran sehingga refrigeran keluar dalam keadaan tekanan dan temperatur rendah. Sedangkan sisi tekanan tinggi diciptakan dari proses kompresi uap refrigeran sehingga refrigeran keluar dalam keadaan tekanan dan temperatur yang tinggi.

Sistem kompresi uap sederhana merupakan sistem teoritis, artinya faktor – faktor yang menyebabkan adanya gangguan terhadap sistem diabaikan. Sistem kompresi uap sederhana dikatakan sebagai siklus yang ideal.

                   

(9)

Gambar 2.1 Diagram Skematik Sistem Kompresi Uap Sederhana[5]

Ketika refrigeran bersirkulasi didalam sistem, refrigeran mengalami sejumlah perubahan kondisi, masing-masing perubahan kondisi disebut proses. Refrigeran mulai bersirkulasi pada kondisi awal, melewati serangkaian proses dalam batas- batas tertentu dan kembali ke kondisi awal. Serangkaian proses tersebut disebut siklus. Berikut adalah proses utama dari sistem refrigerasi kompresi uap yang membentuk siklus.

1. Proses Kompresi (1-2)

Proses kompresi berlangsung di kompresor. Melalui saluran hisap kompresor (suction) refrigeran uap dihisap masuk kompresor dan

dimampatkan sehingga refrigeran mengalami kenaikan tekanan dan temperatur.

P T P T

Gambar 2.2 Proses Kompresi di Kompresor KOMPRESOR                    

(10)

2. Proses Kondensasi (2-3)

Proses selanjutnya adalah proses kondensasi atau pengembunan yang terjadi di kondenser. Refrigeran berfasa uap yang memiliki tekanan dan temperatur tinggi akan melepas kalornya ke lingkungan dan terjadi proses kondensasi. Refrigeran kemudian akan berubah fasa mnjadi cair jenuh atau subcooled.

P T P T

Refrigeran Uap Refrigeran Cair

Qc

Gambar 2.3 Proses Kondensasi di Kondenser

3. Proses Ekspansi (3-4)

Kemudian refrigeran akan diekspansi secara isoenthalpy melalui alat

ekspansi. Pada proses ini refrigeran berfasa cair bertekanan dan bertemperatur tingi akan berubah menjadi refrigeran berfasa campuran yang bertekanan dan bertemperatur rendah.

P T P T

Refrigeran Cair Refrigeran Campuran Gambar 2.4 Proses Ekspansi di Expander

4. Proses Evaporasi (4-1)

Proses evaporasi terjadi di evaporator. Refrigeran berfasa campuran yang memiliki tekanan dan temperatur rendah akan mengalami proses penguapan akibat penyerapan kalor yang berasal dari produk. Pada proses ini refrigeran akan berubah fasa menjadi uap jenuh. Proses ini merupakan efek pendinginan yang diperoleh dari mesin refrigerasi tersebut.

P T P T

Refrigeran Campuran Refrigeran Cair

Qe

Gambar 2.5 Proses Evaporasi di Evaporator KONDENSER EKSPANSI EVAPORATOR                    

(11)

1.7 Dasar-dasar Perhitungan Performansi

Untuk melihat besaran-besaran seperti tekanan, suhu, enthalpy dalam siklus

refrigerasi biasanya digunakan diagram Mollier atau diagram P-h. Besaran-besaran tersebut diperlukan untuk menghitung kinerja dari mesin pendingin.

Gambar 2.6 Sistem Kompresi Uap Sederhana pada Diagram P-h

 h1 merupakan enthalpy refrigeran keluar evaporator dan masuk

kompresor (suction kompresor).

 h2 merupakan enthalpy refrigeran keluar kompresor dan masuk

kondenser (discharge kompresor).

 h3 merupakan enthalpy refrigeran keluar kondenser dan masuk

ekspansi.

 h4 merupakan enthalpy refrigeran keluar ekspansi dan masuk

evaporator.

Efek Refrigerasi [6]

Efek refrigerasi merupakan energi persatuan massa refrigeran. Berdasarkan gambar 2.5 dan gambar 2.6 maka dapat ditentukan besarnya efek refrigerasi sistem yang dinyatakan dengan persamaan:

qe= h1-h4 ... (2.1)

Dimana, qe = efek refrigerasi (kJ/kg)

h1 = entalpi keluar evaporator (kJ/kg)

h4 = entalpi masuk evaporator (kJ/kg)

                   

(12)

KerjaKompresi

Berdasarkan gambar 2.2 dan gambar 2.6, besarnya energi yang dibutuhkan atau energi yang diberikan ke kompresor persatuan massa refrigeran yang disebut sebagai kerja spesifik kompresor, dituliskan dengan persamaan:

qw= h2-h1 ... (2.2)

Dimana, h2 = entalpi keluar kompresor (kJ/kg)

h1 = entalpi masuk kompresor (kJ/kg) COP (Coefficient of Performance)

COP merupakan perbandingan antara kapasitas pendinginan yang diberikan dengan kerja kompresor yang diperlukan. Hasil perbandingan tersebut merupakan harga COP sistem yang sebenarnya atau disebut juga COP aktual sistem sesuai dengan persamaan:

COPaktual= 𝑞𝑞𝑒

𝑤 ... (2.3)

Dimana, qe = efek pendinginan (kJ/kg) qw = kerja kompresi(kJ/kg) COP Carnot

Jika COP aktual adalah COP sistem yang sebenarnya, maka COP maksimum yang dapat dicapai oleh sistem disebut dengan COP Carnot dan ditulis dengan:

COPCarnot= 𝑇 𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑠𝑖

𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑠𝑖 −𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑠𝑖 ... (2.4) Efisiensi Sistem

Dengan adanya COP maksimum yang dapat dicapai oleh sistem atau disebut dengan COP Carnot, maka perbandingan COP aktual sistem dengan COP Carnot disebut dengan Efisiensi Sistem dan dinyatakan dengan persamaan:

η =

COPaktual

COPCarnotx 100% ... (2.5)

Rasio Kompresi

Perbandingan antara tekanan discharge dan tekanan suction merupakan rasio

kompresi dari sistem. Rasio kompresi dinyatakan dengan persamaan: Rc = 𝑃𝑃𝑑 𝑠 ... (2.6)                    

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Susu
Tabel 2.2 Storage Requirement of Product  Product                                             Storage
Tabel 2.3 Pengaruh Suhu Pengolahan Terhadap Kehilangan Vitamin yang Larut  Perlakuan Panas
Gambar 2.2 Proses Kompresi di Kompresor
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan pemaparan tersebut dan berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan, ternyata pemberian layanan konseling perorangan dengan pendekatan behavioral

Varians dari proses produksi kertas di proses Hidro Pulper sudah terkendali statistik, sehingga selanjutnya dapat melihat apakah suatu proses Hidro Pulper sudah

s#esialisasi $ang tinggi* maka tata ara #enulisann$a %aring kelihatan se&elum atau#un sesudahn$a' Sesuatu #er&edaan $ang #aling n$ata dari &ahasa ini dengan &ahasa

Simpulan yang didapatkan dari peneliti- an ini adalah (1) golongan darah setiap anggo- ta keluarga yang mempunyai keturunan retar- dasi mental menunjukkan rhesus positif yang

Target dan luaran dari kegiatan IbM ini mengacu pada permasalahan mitra yang mana membutuhkan sekali penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dalam memanfaatkan internet untuk

Perkembangan Jumlah Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal

Di USU pada saat ini ada 22.ribu sampai 23ribu mahasiswa dan bila diambil angka ekstrim seluruh mahasiswa USU masa studinya terlambat satu tahun, maka biaya yang hilang per

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Unit Organisasi