• Tidak ada hasil yang ditemukan

Operasi Bertetangga KONVOLUSI. Informatics Eng. - UNIJOYO log.i. Citra kualitas baik: mencerminkan kondisi sesungguhnya dari obyek yang dicitrakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Operasi Bertetangga KONVOLUSI. Informatics Eng. - UNIJOYO log.i. Citra kualitas baik: mencerminkan kondisi sesungguhnya dari obyek yang dicitrakan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KONVOLUSI

Informatics Eng. - UNIJOYO

log.i

Citra kualitas baik:

Citra kualitas baik:

z

z mencerminkan kondisi sesungguhnya dari obyek mencerminkan kondisi sesungguhnya dari obyek

yang dicitrakan yang dicitrakan

Citra ideal:

Citra ideal:

ª

ª korespondensi satukorespondensi satu--satu satu

ª

ª sebuah titik pada obyek yang dicitrakan dipetakan ke tepat sebuah titik pada obyek yang dicitrakan dipetakan ke tepat sebuah titik pada citra

sebuah titik pada citra

ª

ª setiap titik citra mewakili sebuah titik pada obyek yang setiap titik citra mewakili sebuah titik pada obyek yang dicitrakan

dicitrakan

obyek pencitraan

(2)

Realitas:

Realitas:

z

z

antara titik dalam obyek dengan titik

antara titik dalam obyek dengan titik

pada citra

pada citra

obyek pencitraan citra obyek pencitraan citra z

z

banyak

banyak

-

-

ke

ke

-

-

satu

satu

z

z

satu

satu

-

-

ke

ke

-

-

banyak

banyak

Pengaruh

Pengaruh

z

z citra yang dihasilkan tidak lagi merupakan citra yang dihasilkan tidak lagi merupakan

representasi 100% dari obyek yang dicitrakan representasi 100% dari obyek yang dicitrakan OPERASI BERTETANGGA (

OPERASI BERTETANGGA (

neighborhood operation

neighborhood operation

))

¾

¾ memodifikasi nilai keabuan sebuah titik memodifikasi nilai keabuan sebuah titik

berdasarkan nilai

berdasarkan nilai--nilai keabuan dari titiknilai keabuan dari titik--titik titik yang ada di sekitarnya (bertetangga) yang yang ada di sekitarnya (bertetangga) yang masing

masing--masing mempunyai bobot tersendirimasing mempunyai bobot tersendiri

z

(3)

konvolusi antara citra dengan sebuah

konvolusi antara citra dengan sebuah

filter (

filter (

mask

mask

atau

atau

kernel

kernel

)

)

¾

¾ konvolusi satu dimensi dapat diformulasikan dengan konvolusi satu dimensi dapat diformulasikan dengan

∞ ∞ −

=

=

f

g

f

u

g

x

u

du

x

h

(

)

*

(

)

(

)

ƒ ƒ

f

f

= filter= filter ƒ

ƒ

g

g

= sinyal input= sinyal input ƒ

ƒ

h

h

= hasil konvolusi antara = hasil konvolusi antara

f

f

dan dan

g

g

ƒ

ƒ

x

x

dan dan

u

u

adalah variabel tak gayut (adalah variabel tak gayut (

independent

independent

) )

yang memiliki nilai kontinyu (menerus) yang memiliki nilai kontinyu (menerus)

operasi konvolusi dua dimensi

operasi konvolusi dua dimensi

dirumuskan dengan

dirumuskan dengan

∫ ∫

∞ ∞ − ∞ ∞ −

=

=

f

g

f

u

v

g

x

u

y

v

dudv

y

x

h

(

,

)

*

(

,

)

(

,

)

ƒ ƒ

f

f

= filter= filter ƒ

ƒ

g

g

= sinyal input= sinyal input ƒ

ƒ

h

h

= hasil konvolusi antara = hasil konvolusi antara

f

f

dan dan

g

g

ƒ

ƒ

x

x

, ,

u, y, v

u, y, v

adalah variabel tak gayut (adalah variabel tak gayut (

independent

independent

) )

yang memiliki nilai kontinyu (menerus) yang memiliki nilai kontinyu (menerus)

(4)

Bentuk diskrit dari operasi konvolusi

Bentuk diskrit dari operasi konvolusi

satu dimensi dan dua dimensi

satu dimensi dan dua dimensi

z

z xx, , yy, , uudan dan vv= variabel tak gayut yang memiliki nilai = variabel tak gayut yang memiliki nilai diskrit, yang berupa posisi titik di dalam citra

diskrit, yang berupa posisi titik di dalam citra

z

z MMdan dan NN= batas titik tetangga yang masih memberikan = batas titik tetangga yang masih memberikan pengaruh ke titik yang sedang ditinjau untuk arah

pengaruh ke titik yang sedang ditinjau untuk arah

horisontal dan vertikal

horisontal dan vertikal

− = − = M M u u x g u f x h( ) ( ) ( )

∑ ∑

− = =−

=

M M x N N y

v

y

u

x

g

v

u

f

y

x

h

(

,

)

(

,

)

(

,

)

Contoh

Contoh

1*200 + 0*180 +

1*200 + 0*180 +

-

-

1*160 + 2*160 + 1*160

1*160 + 2*160 + 1*160

+

+

-

-

2*150 + 1*140 + 0*120 +

2*150 + 1*140 + 0*120 +

-

-

1*120

1*120

= 250

= 250

250 240 200 200 180 240 200 180 150 150 180 160 160 150 120 180 140 120 120 100 160 130 100 80 60 Citra asal 1 0 -1 2 1 -2 1 0 -1 Filter/Mask

(5)

Penghalusan citra (s

Penghalusan citra (s

moothing

moothing

) /

) /

eliminasi derau

eliminasi derau

¾

¾

Penghalusan seragam

Penghalusan seragam

memberikan nilai yang sama kepada semua

memberikan nilai yang sama kepada semua

bobot pada

bobot pada

mask

mask

1/ 25 1/25 1/25 1/25 1/25 1/ 5 1/9 1/9 1/9 1/25 1/25 1/25 1/25 1/25 1/ 5 1/5 1/5 1/9 1/9 1/9 1/25 1/25 1/25 1/25 1/25 1/ 5 1/9 1/9 1/9 1/25 1/25 1/25 1/25 1/25 1/ 25 1/25 1/25 1/25 1/25

(a) 5 titik (b) 9 titik (c) 25 titik

Penghalusan

Penghalusan

Gaussian

Gaussian

z

z

Bobot pada mask mengikuti distribusi normal

Bobot pada mask mengikuti distribusi normal

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ + − = = 2 2 2 2 2 2 1 ) , ( ) , ( σ πσ v u e v u G v u f

(6)

Penghalusan dengan ambang

Penghalusan dengan ambang

z

z penambahan sebuah nilai ambang penambahan sebuah nilai ambang z

z untuk tetap mempertahankan ketajaman citra untuk tetap mempertahankan ketajaman citra

ketika dilakukan penghalusan untuk mengurangi ketika dilakukan penghalusan untuk mengurangi derau

derau

z

z jika selisih antara nilai keabuan hasil konvolusi jika selisih antara nilai keabuan hasil konvolusi

dengan nilai keabuan aslinya adalah kurang dari dengan nilai keabuan aslinya adalah kurang dari nilai ambang, maka tidak dilakukan pengubahan nilai ambang, maka tidak dilakukan pengubahan pada titik hasil

pada titik hasil

Eliminasi derau salt

Eliminasi derau salt

-

-

and

and

-

-

pepper

pepper

menggunakan operasi penghalusan 25 titik

menggunakan operasi penghalusan 25 titik

bertetangga dengan variasi ambang

bertetangga dengan variasi ambang

(a) tanpa ambang

(a) tanpa ambang

(c) ambang = 50

(c) ambang = 50 (d) ambang =150(d) ambang =150

(b) ambang = 20

(7)

Eliminasi derau dengan

Eliminasi derau dengan

mask

mask

median

median

menggunakan fungsi statistik

menggunakan fungsi statistik

z

z

mean

mean

z

z

median

median

nilai tengah

nilai tengah

z

z

modus

modus

Operasi median dengan berbagai ukuran mask

Operasi median dengan berbagai ukuran mask

z z

5x5

5x5

z z

3x3

3x3

z z

7x7

7x7

z z

11x11

11x11

(8)

Deteksi Tepi (

Deteksi Tepi (

edge detection

edge detection

)

)

¾

¾ menentukan lokasi titik-menentukan lokasi titik-titik yang merupakan titik yang merupakan

tepi obyek tepi obyek

¾

¾ titik yang nilai keabuannya berbeda cukup besar titik yang nilai keabuannya berbeda cukup besar

dengan titik yang ada di sebelahnya dengan titik yang ada di sebelahnya

¾ ¾ operator operator z z RobertsRoberts z z Prewitt Prewitt z z SobelSobel z z CannyCanny z z LaplacianLaplacian z

z Laplacian of GaussianLaplacian of Gaussian

Pendeteksian tepi menggunakan

Pendeteksian tepi menggunakan

operator gradien

operator gradien

z

z

menghitung selisih atau diferensi antara 2

menghitung selisih atau diferensi antara 2

buah titik yang bertetangga, sehingga

buah titik yang bertetangga, sehingga

diperoleh nilai gradien (turunan orde

diperoleh nilai gradien (turunan orde

pertama) citra

pertama) citra

)

(

)

1

(

x

f

x

f

x

f

=

+

(9)

Operator Roberts

Operator Roberts

operator Roberts

operator Roberts

diagonal 1

diagonal 1

1 0 0 1 0 -1 -1 0

operator Roberts

operator Roberts

diagonal 2

diagonal 2

Operator Prewitt

Operator Prewitt

-1 0 1 -1 -1 -1 -1 0 1 0 0 0 -1 0 1 1 1 1

operator Prewitt

operator Prewitt

horisontal

(10)

Operator Sobel

Operator Sobel

operator Sobel

operator Sobel

horisontal

horisontal

operator Sobel

operator Sobel

vertikal

vertikal

-1 0 1 -1 -2 -1 -2 0 2 0 0 0 -1 0 1 1 2 1

Operator Isotropik

Operator Isotropik

-1 0 1 -1 -√2 -1 -√2 0 √2 0 0 0 -1 0 1 1 √2 1

operator Isotropik

operator Isotropik

horisontal

(11)

Citra Tepi

Citra Tepi

Roberts

Roberts

Prewitt

Prewitt

Sobel

Sobel

Isotropik

Isotropik

Citra Asli Citra Asli

Pendeteksian tepi

Pendeteksian tepi

operator

operator

Laplacian

Laplacian

menggunakan turunan kedua

menggunakan turunan kedua

(

(

zero crossing operator

zero crossing operator

)

)

2

2

2

2

2

y

f

x

f

f

+

=

(12)

Turunan kedua untuk ke arah

Turunan kedua untuk ke arah

x

x

dan

dan

y

y

sehingga diperoleh: sehingga diperoleh:

)

,

1

(

)

,

(

2

)

,

1

(

2 2

y

x

f

y

x

f

y

x

f

x

f

=

+

+

)

1

,

(

)

,

(

2

)

1

,

(

2 2

+

+

=

y

x

f

y

x

f

y

x

f

y

f

[

( 1, ) ( 1, ) ( , 1) ( , 1)

]

) , ( 4 2 = + + + + + ∇ − f f x y f x y f x y f x y f x y

(a) Laplacian 5 titik

(a) Laplacian 5 titik (b) Laplacian 9 titik I(b) Laplacian 9 titik I (c) Laplacian 9 titik II(c) Laplacian 9 titik II

0 -1 0 -1 -1 -1 -2 1 -2

-1 4 -1 -1 8 -1 1 4 1

0 -1 0 -1 -1 -1 -2 1 -2

Operator Laplacian

Operator Laplacian

(13)

Penajaman citra (

Penajaman citra (

Sharping

Sharping

)

)

penjumlahan atas citra tepi (hasil dari deteksi tepi penjumlahan atas citra tepi (hasil dari deteksi tepi

di atas) dengan citra aslinya di atas) dengan citra aslinya

bagian tepi obyek akan terlihat lebih berbeda bagian tepi obyek akan terlihat lebih berbeda

dengan latarnya, sehingga citra terkesan lebih dengan latarnya, sehingga citra terkesan lebih tajam

tajam

nilai derajat penajaman ( nilai derajat penajaman (

α

α

) )

(a) penajaman 5 titik

(a) penajaman 5 titik (b) penajaman 9 titik(b) penajaman 9 titik

0 -α 0 -α -α -α

-α 1+4α -α -α 1+8α -α

0 -α 0 -α -α -α

Operator penajaman

(14)

asli asli 9 titik, 9 titik, αα= 0.25= 0.25 9 titik, 9 titik, αα= 10= 10 9 titik, 9 titik, αα= 3= 3 5 titik, 5 titik, αα= 1= 1 9 titik, 9 titik, α α= 1= 1

Hasil Operasi penajaman

Hasil Operasi penajaman

Efek

Efek

Emboss

Emboss

-β 0 β 0 -β -β

-β 1 β β 1 -β

-β 0 β β β 0

(15)

asli

asli

dari arah kanan

dari arah kanan

atas,

atas, ββ= 2= 2

dari arah kanan

dari arah kanan

atas,

atas, ββ= 1= 1

dari arah kiri,

dari arah kiri,

β

β= 1= 1

Hasil Operasi Emboss

Hasil Operasi Emboss

dari arah kiri,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah sebuah purwarupa yang berbentuk aplikasi yang dapat melakukan identifikasi presensi kehadiran yang memanfaatkan chip pada e-KTP sebagai

Atas dasar pemikiran sebagaimana yang disebut di atas dan mengacu semangat Otonomi Daerah, maka Peraturan Daerah tentang Pasar di Kabupaten Agam memberikan

1. Dibawah ini software pengolah gambar vektor/digital illustrator adalah…A. CorelDraw B. Photoshop C. Paintbrush D. Adobe After Effect E. Adobe Flash 2. Di bawah ini software pengolah gambar raster/digital imaging

Jawab dalam Pembelajaran Matematika Materi Pokok Aritmatika Sosial. Untuk memperoleh data tentang pemberian Apersepsi Tanya Jawab dalam pembelajaran Matematika materi

Beragamnya tipe ekosistem ini sangat mendukung sebagai habitat satwa maupun flora khususnya berbagai jenis tumbuhan paku-pakuan.Tujuan penelitian ini yaitu untuk

Permintaan marjinal dan elastisitas permintaan parsial Perusahaan dg 2 produk dan biaya produksi gabungan..

Pembuatan database menggunakan aplikasi PostgreSQL 8.2. Tabel-tabel yang dibuat pada database berasal dari data shapefile yang telah dibuat dan data LBB yang berasal

Data materi Nyai Muzayyyanah dengan pemahaman keagamaan remaja di desa Kebondalem kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang merupakan jawaban atas pernyataan-