• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Tinjauan Pustaka A. Keyakinan - PENINGKAT AN KEYAKINAN MATEMATIS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH KELAS VIII C SMP N 4 MREBET - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II Tinjauan Pustaka A. Keyakinan - PENINGKAT AN KEYAKINAN MATEMATIS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH KELAS VIII C SMP N 4 MREBET - repository perpustakaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Keyakinan

Keyakinan merupakan suatu bentuk kepercayaan diri seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya. Goldin (2002) mengungkapkan bahwa keyakinan matematika seseorang terbentuk dari sikap (attitude) terhadap matematika yang dimilikinya dan selanjutnya keyakinan tersebut akan membentuk nilai matematika pada diri orang tersebut. Belief (keyakinan) siswa mempengaruhi bagaimana siswa menyambut pembelajaran di kelas khususnya pembelajaran matematika. Keyakinan yang salah, seperti menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit, sangat abstrak, penuh rumus, dan hanya bisa dikuasai oleh anak-anak jenius, yang kemudian menjadikan siswa cemas dalam menghadapai pelajaran ataupun ulangan matematika.

Pada kegiatan pembelajaran khusunya pembelajaran matematika setiap siswa harus mempunyai keyakinan yang kuat dalam dirinya tentang kemampuan matematika yang dimilikinya agar dalam proses pembelajaran siswa bisa menyelesaikan suatu masalah yang diberikan oleh guru dan bisa mengkomunikasikannya dalam bentuk pengerjaan soal.

B. Matematis

(2)

unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi. Menurut Gardner salah satu kecerdasan manusia adalah kecerdasan matematis. Kemampuan berfikir matematis menuntut seseorang untuk bisa berfikir secara logis, linier, teratur.

Dapat dikatakan matematis merupakan keingintahuan , kesadaran yang kuat yang ada dalam diri seseorang untuk belajar matematika dan bisa memecahkan berbagai macam permasalahan yang ada di dalam matematika. C. Keyakinan Matematis

Keyakinan merupakan suatu bentuk kepercayaan yang dimiliki seseorang terhadap kemampuan masing-masing dalam memecahkan berbagai macam masalah. Keyakinan bisa berupa cara berfikir, motivasi diri, dan keinginan untuk bisa memecahkan beragam permasalahan.

Matematis merupakan kemampuan berfikir, berkomunikasi, kemampuan untuk memecahkan berbagai persoalan yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi. Menurut Pehkonen (1995), keyakinan matematis ( Belief of mathematics ) dibagi menjadi empat bidang, antara lain :

a. Keyakinan tentang matematika b. Keyakinan tentang diri

c. Keyakinan tentang mengajar matematika d. Keyakinan tentang konteks sosial

(3)

a. Keyakinan untuk dapat memecahkan beragam masalah

b. Keyakinan untuk dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan orang lain

c. Keyakinan untuk menyelesaikan masalah dengan solusi yang benar Berdasarkan dengan berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keyakinan matematis adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang yang berkenaan dengan pandangannya terhadap matematika.

D. Komunikasi

Menurut Soekamto (1993), komunikasi adalah suatu proses, bukan hal yang statis. Implikasi dari hal ini adalah bahwa komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, yang melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok. Ada beberapa macam jenis komunikasi namun pada penelitian ini dibatasi hanya pada komunikasi tertulisnya saja.

Menurut Wiryawan & Noorhadi (1990), komunikasi dapat didefinisikan dengan berbagai cara, antara lain :

a. Komunikasi dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi. b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang

kepada orang lain.

c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan.

(4)

ide-ide matematika, 2) Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode tertulis, konkret, grafik, 3) Menggunakan keahlian membaca menulis dan menelaah untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol-simbol, istilah serta informasi matematika, 4) Merespon terhadap suatu pernyataan atau persoalan dalam bentuk argumen yang meyakinkan. E. Matematis

Menurut Hamzah (2009) Matematis adalah kemampuan berfikir, berkomunikasi, kemampuan untuk memecahkan berbagai persoalan yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi. Menurut Gardner salah satu kecerdasan manusia adalah kecerdasan matematis. Kemampuan berfikir matematis menuntut seseorang untuk bisa berfikir secara logis, linier, teratur.

F. Komunikasi Matematis

Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Komunikasi bisa digunakan untuk mengungkapkan ide, perasaan dan proses penyampaian informasi. Melalui proses komunikasi ide atau gagasan yang ada dalam diri seseorang bisa tersampaikan,.

(5)

untuk memecahkan berbagai persoalan yang unsur-unsurnya berupa logika dan analisis

G. Pembelajaran Pemecahan Masalah ( Problem Solving )

Pembelajaran pemecahan masalah ( Problem Solving ) adalah suatu kegiatan dimana guru memberikan tantangan kepada siswa melalui penugasan agar siswa merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan kemudian membimbing siswa-siswanya untuk sampai pada pemecahan masalah. Menurut Sanjaya (2006), pembelajaran pemecahan masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dalam pembelajaran pemecahan masalah, masalah yang diberikan bersifat terbuka, artinya jawaban dari setiap masalah tersebut belum pasti sehingga siswa ataupun guru dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Pembelajaran pemecahan masalah mempunyai 3 ciri utama, antara lain:

a. Pembelajaran pemecahan masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran Artinya, dalam pembelajaran pemecahan masalah ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan

berpikir secara ilmiah.

(6)

a. Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh

b. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan ketrampilan berpikir rasional siswa

c. Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa

d. Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya

e. Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya.

Menurut Polya, ada beberapa langkah pembelajaran pemecahan masalah antara lain :

a. Understanding the problem

b. Devising a plan

c. Carrying out the plan

(7)

Sementara itu langkah-langkah dan peran guru – siswa pada pembelajaran pemecahan masalah dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah ( Problem Solving )

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1

Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih

Tahap-2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkam penjelasan dan pemecahan masalah

Tahap-4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Tahap-5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

(8)

Berdasarkan kajian di atas, maka peneliti merumuskan langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah ( Problem Solving ) sebagai berikut :

a. Menyadari masalah b. Merumuskan masalah c. Merumuskan hipotesis d. Mengumpulkan data e. Menguji hipotesis

f. Menentukan pilihan penyelesaian H. Pokok Bahasan Kubus dan Balok

Pada mata pelajaran matematika SMP / MTS kelas VIII semester 2 pokok bahasan Kubus dan Balok, meliputi :

a. Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok, serta diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal

b. Membuat jaring – jaring kubus dan balok. c. Menghitung luas permukaan kubus d. Menghitung luas permukaan balok e. Menghitung volume kubus

(9)

I. Kerangka Berfikir

Sebagian besar siswa kelas VIII C dalam mengerjakan soal atau suatu permasalahan belum yakin dengan jawabannya sendiri, kebanyakan lebih memilih melihat jawaban teman dan tidak mau mengkomunikasikannya di depan kelas

Berdasarkan hasil observasi di atas, diduga keyakinan matematis siswa masih kurang

Komunikasi matematika, khususnya komunikasi secara tulisan diduga masih kurang

Langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah : 1. Merumuskan masalah

2. Menganalisis masalah 3. Merumuskan hipotesis 4. Mengumpulkan data 5. Pengujian hipotesis

6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah

Berdasarkan dari setiap langkah-langkah di atas siswa dalam memecahkan suatu masalah akan lebih meningkatkan keyakinan matematis yang mereka miliki, dan dari setiap langkah-langkah tersebut siswa akan lebih mengeksplorasi pengetahuan yang dimilikinya sehingga akan terjadi proses komunikasi

(10)

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP N 4 Mrebet, khususnya dalam kelas VIIIC, sebagian siswanya dalam mengerjakan suatu soal atau permasalahan yang diberikan oleh guru khususnya pelajaran matematika masih kurang yakin dengan jawabannya sendiri dan kebanyakan mereka lebih memilih untuk melihat jawaban teman daripada mengerjakan soal tersebut secara mandiri, ini dikarenakan di dalam diri para siswa belum tertanam adanya keyakinan matematis. Selain masih kurangnya ketidakyakinan yang mereka miliki sebagian besar para siswa juga tidak mau mengkomunikasikannya di dalam suatu soal.

Berdasarkan permasalahan di atas diduga bahwa keyakinan matematis dan kemampuan komunikasi khususnya komunikasi tertulis yang mereka miliki masih kurang. Untuk mengatasi permasalaham tersebut peneliti berencana akan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah yang memiliki langkah-langkah antara lain 1) merumuskan masalah, 2) menganalisis masalah, 3) merumuskan hipotesis, 4) mengumpulkan data, 5) pengujian hipotesis, 6) merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Dari langkah-langkah tersebut dalam memecahkan suatu permasalahan, siswa akan lebih meningkatkan keyakinan matematis yang mereka miliki, dan dari setiap langkah-langkah tersebut siswa akan lebih mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliknya sehingga akan terjadi proses komunikasi

(11)

J. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dijabarkan di atas maka dirumuskan hipotesis tindakan yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran pemecahan masalah dapat meningkatkan keyakinan matematis siswa kelas VIIIC SMP N 4 Mrebet.

Gambar

Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah

Referensi

Dokumen terkait

Stuktur Kelompok Senyawa Contoh Spesifik Nama Kegunaan O eter CH3CH2OCH2CH3 Dietil eter Obat bius pada..

Governance as a socio cybernetic system , artinya dampak hasil kepemerintahan (kebijakan pemerintah) bukanlah produk dari apa yang dilakukan (tindakan )

[r]

Analisis Komparasi Usahatani Pepaya dan Pisang Barangan Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Negara, Kec. STM Hilir, Kab. Deli Serdang).. Medan : Fakultas

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

karena metode kualitatif sesuai untuk digunakan pada masalah-masalah yang bertujuan untuk mengeksplorasi ii kehidupan seseorang atau tingkah laku seseorang dalam kehidupannya

Studi Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematik dan Kemandirian Belajar Siswa pada Kelompok Siswa yang Belajar Reciprocal Teaching dengan Pendekatan Metakognitif

Radiografi bitewing adalah radiografi yang digunakan untuk melihat permukaan gigi yang meliputi mahkota gigi, interproksimal dan puncak alveolar pada maksila dan mandibula