• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambar SDN Grogol Selatan 13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambar SDN Grogol Selatan 13"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum dan Obyek Penelitian

4.1.1 Profil SDN Grogol Selatan 13

Gambar 4.1.1

SDN Grogol Selatan 13

SDN Grogol Selatan 13 adalah sekolah dasar negeri yang terletak di jakarta selatan, tepatnya di jalan komplek hankam cidodol jakarta selatan dengan kode pos 12220. SDN Grogol selatan ini di bangun pada tahun 1976, kemudian direnovasi pada tahun 2009 dan digunakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada tahun 1976.

(2)

SDN Grogol Selatan memiliki luas tanah 1880 𝑚2 dan memiliki luas

bangunan 1163 𝑚2. Sekolah ini memiliki sarana dan prasarana yaitu rumah dinas penjaga, taman hias, kebun sekolah, lapangan upacara, lapangan olahraga, mushola, laboratorium, perpustakan, ruang komputer, kantin, ruang guru dan ruang kelas. SDN Grogol Selatan 13 memiliki Akreditasi A dan dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Cicih Sulastri. Sekolah ini memiliki jumlah guru sebanyak 20 orang, siswa laki-laki 234 orang, dan siswa perempuan 233 orang.

SDN Grogol selatan telah mencetak prestasi sekolah dengan adanya siswa berprestasi yang mengikuti berbagai ajang perlombaan. Siswa yang berprestasi salah satunya adalah siswa kelas VI dengan mengikuti ajang perlombaan seperti lomba Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juara 1 tingkat kecamatan kebayoran lama, lomba Matematika juara 2 tingkat kecamatan kebayoran lama, dan juara 2 Bahasa Indonesia juara 2 tingkat kecamatan kebayoran lama Jakarta Selatan. Dengan adanya hasil belajar siswa dengan mencetak prestasi maka SDN Grogol Selatan 13 memiliki Akreditasi A.

SDN Grogol Selatan 13 juga telah mencetak prestasi dan penghargaan dari guru berprestasi yang telah mendidik siswanya, sehingga dapat mencetak prestasi di sekolah khususnya siswa kelas VI. Guru yang berprestasi adalah guru kelas VI bernama Bapak Salim A.Ma.Pd yang telah mencetak prestasi dan mendapatkan penghargaan dari masa pekerjaannya sebagai seorang guru. Prestasi yang diraihnya yaitu pada tahun 1997 dengan penghargaan satya lencana karya satya X dan mendapat instansi sebagai gubernur. Pada tahun 2002 ia telah mendapat penghargaan satya lencana karya satya XX dan mendapat instansi sebagai gubernur.

(3)

Pada tahun 2012 adalah penghargaan terakhir satya lencana karya satya dan mendapat instansi sebagai presiden.48

4.1.2 Struktur Organisasi SDN Grogol Selatan 13

Sumber dari Guru (Bapak Salim A.Ma.Pd) SDN Grogol Selatan 13

48 sekolah.data.kemdikbud.go.id/chome/profil/F06EE494-2BF5-E011-AC23-9FC26B9220DB Kepala Sekolah

Dewan Guru

Siswa

(4)

4.1.3 Visi dan Misi SDN Grogol Selatan 13

4.1.3.1 Visi SDN Grogol Selatan 13

Terwujudnya peserta didik yang beriman, cerdas, trampil, mandiri, dan berkarakter melalui kegiatan ekstrakulikuler.

4.1.3.2 Misi SDN Grogol Selatan 13

1. Mengamalkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengamalan ajaran agama.

2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni berdasarkan minat, bakat, dan potensi peserta didik.

4. Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan, ekstrakulikuler, dan pengembangan diri yang berkesinambungan. 5. Menjalin kerja sama yang harmonis antar warga sekolah dan

lembaga lain yang terkait. 4.1.4 Tujuan Sekolah

Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:

(5)

1. Mengembangkan budaya sekolah yang religious melalui kegiatan keagamaan.

2. Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan pada semua mata pelajaran.

3. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas dan di luar kelas melalui kegiatan ekstrakulikuler yang berbasis pendidikan karakter bangsa.

4. Menumbuhkan karakter peserta didik untuk mencintai lingkungan yang bersih, indah, dan sehat.

5. Menjalin kerjasama dengan warga sekolah dan lembaga lain dalam merealisasikan program sekolah.

6. Memanfaatkan dan memelihara fasilitas yang mendukung proses pembelajaran berbasis TIK.

7. Mengelola sekolah berbasis manajmen berbasis sekolah yang transparansi dan akuntabel sehingga tercipta sekolah yang mandiri.

8. Menyiapkan anak didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni SLTP.

4.2. Narasumber Dalam Penelitian

Dari hasil penelitian, peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang suatu komunikasi instruksional guru dengan murid dalam mencetak prestasi di SDN Grogol Selatan 13 khususnya pada siswa kelas VI. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam dengan narasumber sebagai bentuk

(6)

pencarian data dan observasi langsung di lapangan yang kemudian peneliti analisis. Jumlah narasumber yang dijadikan data penelitian antara lain :

1. Bapak Salim A.Ma.Pd, sebagai guru kelas VI SDN Grogol Selatan 13. 2. Mutiara Irfani (12 Tahun), sebagai siswa kelas VI berprestasi.

3. Siti Sholeha (12 Tahun), sebagai siswa kelas VI berprestasi. 4. Dekha Rohansyah (12 Tahun), sebagai siswa kelas VI berpestasi.

Agar penelitian ini lebih objektif dan akurat maka peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan melakukan observasi dilapangan untuk melihat secara langsung bagaimana komunikasi instruksional bisa berlangsung antara guru dengan murid kelas VI dalam mencetak prestasi di sekolah.

4.2.1. Karakteristik Narasumber Penelitian

A. Karakteristik Guru Kelas VI SDN Grogol Selatan 13

Gambar A

(7)

Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak sekolah, guru yang mengajar di SDN Grogol Selatan 13 bernama Bapak Salim A.Ma.Pd yang telah mengajar selama 34 tahun. Pendidikan terakhir beliau mendapat gelar sarjana D2 (Diploma 2) selama tiga tahun, kemudian beliau menjadi seorang pegawai negeri sipil atau guru.

SDN Grogol Selatan 13 telah mencetak prestasi dan penghargaan terhadap guru dan siswa yang berprestasi, salah satunya adalah guru kelas VI bernama Bapak Salim A.Ma.Pd yang telah mencetak prestasi dan mendapatkan penghargaan dari masa pekerjaannya sebagai seorang guru. Prestasi yang diraihnya yaitu pada tahun 1997 dengan penghargaan satya lencana karya satya X dan mendapat instansi sebagai gubernur. Pada tahun 2002 ia telah mendapat penghargaan satya lencana karya satya XX dan mendapat instansi sebagai gubernur. Pada tahun 2012 adalah penghargaan terakhir satya lencana karya satya dan mendapat instansi sebagai presiden.

Selama beliau mengajar di SDN Grogol Selatan 13, ia telah memberikan motivasi, pengajaran, pelajaran, pembelajaran terhadap peserta didiknya yang dapat menghasilkan muridnya berprestasi di sekolah. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi instruksional guru dan murid di SDN Grogol Selatan 13 dalam mencetak prestasi di sekolah khususnya pada siswa kelas VI.49

(8)

B. Karakteristik Siswa-siswi Berprestasi Kelas VI SDN Grogol Selatan 13

Mutiara Irfani (12 Tahun)

Mutiara Irfani adalah seorang siswa kelas VI yang berprestasi di SDN Grogol Selatan 13. Dia mengikuti lomba Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan mendapatkan juara I tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan. Pada saat peneliti melakukan wawancara kepada siswa tersebut dia memiliki sifat yang ramah, baik, dan terbuka.

Pada saat peneliti melakukan observasi di kelas, dia sangat memperhatikan dan memahami saat guru menerangkan materi pelajaran yang sedang diajarkan. Tidak hanya itu saja mutiara irfani adalah siswa yang selalu berhasil mendapatkan nilai yang baik dari hasil mengerjakan soal-soal latihan dari gurunya. Untuk itu dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada siswa tersebut agar hasil belajarnya dapat mencetak prestasi di sekolah.

Dalam hal ini mutiara irfani adalah siswa yang cerdas dia selalu mendapatkan nilai rapor yang baik. Lomba kejuaran umum telah banyak dia ikuti salah satunya adalah lomba IPA tingkat kecamatan kebayoran lama.

(9)

Siti Sholeha (12 Tahun)

Siti Sholeha adalah siswa kelas VI di SDN Grogol Selatan 13, dia adalah siswa berprestasi yang mengikuti lomba matematika juara II tingkat kecamatan kebayoran lama. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa tersebut, ia memiliki sifat yang pemalu namun sangat ramah.

Pada saat peneliti melakukan observasi di kelas, siswa tersebut sedang mencatat apa yang dijelaskan guru dan melakukan tanya jawab seputar pelajaran yang ia tidak pahami dan tidak mengerti. Siti sholeha mempelajari rumus matematika dan mencari rumus yang gampang melalui media massa internet. Cara belajar siswa ini untuk memperoleh prestasi yang ingin ia lakukan dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam hal ini siti sholeha adalah siswa kelas VI yang mendapat nilai hasil belajar atau rapornya selalu bagus. Dia memiliki tekad kuat dan semangat belajar yang tinggi agar menghasilkan prestasi, soal-soal yang diberikan guru dikerjakan dengan baik dan dia adalah siswa yang aktif di dalam kelas karena selalu bertanya

(10)

mengenai materi pelajaran yang dia tidak ketahui jawabannya, sehingga ada pendekatan antara guru dengan siswanya.

Dekha Rohansyah (12 Tahun)

Dekha Rohansyah adalah siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13, ia telah mengikuti perlombaan bahasa indonesia dan mendapatkan juara II tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan. Pada saat peneliti melakukan observasi dan wawancara, dia memiliki sifat yang pemalu, dan ramah.

Pada saat peneliti melakukan observasi di kelas, peneliti melihat siswa tersebut sering bertanya tentang mata pelajaran yang tidak tahu, kemudian siswa ini juga sangat aktif di dalam kelasnya, mencatat apa yang dijelaskan oleh gurunya, guru juga memberikan soal-soal latihan dan dia mengerjakan dengan baik. Dia juga termasuk siswa yang suka mencari tahu apa yang dia tidak ketahui melalui media massa yaitu internet. Hal ini membuktikan bahwa cara belajar siswa yang kondusif untuk mendapatkan hasil belajar yang baik serta nilai yang baik sehingga dapat mencetak prestasi di sekolah.

Dalam hal ini dekha rohansyah adalah siswa yang berpestasi dan selalu mendapatkan ranking dan nilai rapor yang baik. Walaupun di dalam kelas dia

(11)

adalah siswa yang sangat aktif dan suka bercanda tapi prestasinya sangat membanggakan gurunya.

4.3 Hasil Penelitian

Pada bab IV ini akan dibahas hasil penelitian mengenai komunikasi instruksional guru dan murid dalam menghasilkan prestasi pada siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung di lapangan yang kemudian peneliti analisis. Narasumber yang peneliti pilih sebanyak 4 orang yaitu guru dan ketiga siswa berprestasi di SDN Grogol Selatan 13.

4.3.1 Hasil Wawancara dan Gambar Observasi Guru dan Siswa/i Berprestasi

1. Suasana Aktivitas Belajar Mengajar di Kelas

Gambar 1

(12)

Kelas tempat peneliti melakukan observasi adalah kelas VI yang terletak di lantai tiga. Ruangan ini terletak di pojok kiri bersebelahan dengan SDN Grogol Selatan 14. Kondisi ruangan ini cukup nyaman dan kondusif untuk digunakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), selain cukup luas untuk menampung 32 siswa, fasilitas yang ada di kelas juga cukup mendukung seperti kursi, meja, papan tulis, papan mading, foto presiden, LCD, kalender, globe, penggaris, spidol, meja dan kursi guru, vas bunga, taplak meja, lemari, dan lainnya yang nyaman sehingga mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran yang tertib dan nyaman.

Jumlah siswa kelas VI SD untuk ajaran 2016/2017 adalah 32 orang, yang terdiri atas 18 orang siswa perempuan dan 14 orang siswa perempuan. Di dalam kelas VI ini ada siswa yang berprestasi yang diajarkan oleh guru bernama Bapak Salim A.Ma.Pd mereka adalah Mutiara Irfani (12 Tahun), Dekha Rohansyah (12 Tahun), dan Siti Sholeha (12 Tahun).

Dalam melakukan observasi di lapangan, peneliti memandang bahwa siswa dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan kondusif, mereka

(13)

mendengarkan dan memahami apa yang diajarkan oleh guru terhadap peserta didiknya. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa dilatih untuk tanya jawab seputar pelajaran yang ada di buku mereka, dilatih untuk maju kedepan dan menjelaskan tentang materi yang diberikan oleh guru, siswa juga diberikan catatan pelajaran yang penting untuk dipelajari kemudian dipahami. Tidak hanya itu saja, guru juga berperan penting dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Salah satu yang dilakukan guru kelas VI terhadap anak didiknya adalah menonton film tentang ilmu pengetahuan alam agar mereka memahami dan mempelajarinya. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Salim A.Ma.Pd selaku guru kelas VI yang menyatakan bahwa:

“….belajar dengan suasana yang kondusif agar materi tersampaikan dengan baik. Saya mengajar dengan menyetel film tentang ilmu pengetahuan, Enggak hanya itu saja, saya juga ngajar seminggu saya kasih pertanyaan ke masing-masing murid saya, pertanyaan ini berguna untuk apakah mereka mengerti dengan apa yang saya ajarkan atau tidak, saya juga memberikan materi pelajaran yang sering keluar disoal-soal ujian. Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung itu dengan cara kurikulum dan silabus yang berlaku. Ini adalah cara mengajar saya agar mereka dapat berprestasi”.

Seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak Salim A.Ma.Pd selaku guru kelas VI, bahwa beliau mengajar dengan cara yang berbeda dengan memberikan sebuah tontonan film tentang ilmu pengetahuan sehingga siswa dapat menyerap ilmu yang diberikan guru terhadap muridnya. Dalam keseharian belajar mengajar dengan cara pandang peneliti, peneliti melihat kenyamanan yang diberikan guru terhadap muridnya dalam memberikan instruksi pada saat proses belajar mengajar

(14)

berlangsung. Bahkan tak sedikit dari mereka yang memberanikan diri maju kedepan kelas dan memberikan argumentasi tentang apa yang dipelajarinya.

Peneliti merasa tertarik untuk menjadikan siswa dan guru tersebut sebagai subjek penelitian dengan alasan bahwa banyaknya prestasi yang diraih oleh siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13 dalam berbagai ajang dan perlombaan yang diikuti. Contohnya adalah lomba ilmu pengetahuan alam juara 1 tingkat kecamatan kebayoran lama, bahasa Indonesia juara 2 tingkat kecamatan kebayoran lama, dan matematika juara 2 tingkat kecamatan kebayoran lama. Penilaian ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman peneliti selama melaksanakan observasi serta hasil wawancara dengan seorang guru kelas VI.

2. Penerapan TIU Dan TIK Guru Dan Murid Dalam Menghasilkan Prestasi

TIU adalah Teknik Instruksional Umum dan TIK adalah Teknik Instruksional Khusus yang dituliskan guru untuk menerapkannya dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti memandang cara penerapan TIU dan TIK dituliskan dalam sebuah buku perancangan pengajaran, kemudian TIK dan TIU diterapkan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Seperti yang telah diungkapkan Bapak Salim A.Ma.Pd selaku guru kelas VI di SDN Grogol Selatan 13.

“TIU atau Teknik Instruksional Umum yang saya tuliskan dalam pelajaran IPA yaitu siswa mengetahui proses pembelajaran IPA tentang makhluk hidup. TIK atau Teknik Instruksional Khusunya adalah siswa dapat menjelaskan cara perkembangbiakan pada hewan, siswa dapat menunjukkan cara perkembangbiakan pada

(15)

tumbuhan, dan siswa dapat menentukan hasil perkembangbiakan pada hewan. TIU dalam pelajaran Matematika yaitu siswa memahami tentang volume bangun ruang dan untuk TIKnya adalah siswa dapat menentukan volume bangun ruang kubus, siswa dapat membedakan volume balok dengan silinder, siswa dapat menentukan volume pada prisma tegak segitiga, dan siswa dapat menentukan volume bangun ruang kubus pada limas. Itulah TIK dan TIU yang saya tuliskan kemudian saya terapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas”.

TIK dan TIU yang dituliskan oleh guru kemudian diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah salah satu komunikasi instruksional dengan cara menerapkan teknik instruksional khusus dan teknik instruksional umum. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan bisa dikaitkan langsung dengan komunikasi antarpersonal yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secra verbal maupun non verbal.

3. Inovasi Cara Pengajaran Yang Dilakukan Agar Siswa Dapat Mencetak

Prestasi

Pengajaran disini adalah seorang guru yang mengajar muridnya dalam menghasilkan prestasi di sekolahnya. Pembelajarannya ditunjukkan kepada siswa sebagai yang diajarkan guru.

Peneliti memandang dari hasil observasi dan wawancara bahwa cara pengajaran yang dilakukan guru kelas VI di dalam kelas setiap harinya berbeda-beda, cara pengajaran guru terhadap murid dari hasil observasi adalah guru melatih keberanian siswa untuk maju kedepan kelas dan memberikan penjelasan serta

(16)

instruksi, apakah siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau tidak. Seperti halnya penjelasan Bapak Salim A.Ma.Pd yaitu:

“…. saya latih tanya jawab seminggu tiga kali, kemudian saya berikan latihan dari soal yang sulit sampai yang mudah kemudian kita diskusikan bersama, saya juga menyuruh mereka untuk membuka internet jika mereka membutuhkan sesuatu hal yang mereka tidak ketahui seputar pelajaran, terus juga saya menyetel film ilmu pengetahuan alam dikelas agar siswa dapat menyerapnya, saya menguji keberanian siswa untuk maju kedepan dan menjelaskan mata pelajaran yang sudah saya ajarkan, saya memberikan catatan penting agar mereka membaca dan memahaminya. Sehingga hasil belajar dapat memperoleh prestasi….”.

Itulah penuturan yang disampaikan oleh guru kelas VI dalam proses belajar mengajar dan dapat mencetak prestasi untuk anak muridnya di tingkat kecamatan kebayoran lama.

4. Cara Siswa Menyerap Proses Belajar Mengajar Untuk Mencetak Prestasi

Prestasi Belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang anak belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh anak tersebut.50

Peneliti memandang pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa tersebut memperhatikan dan memahami apa yang diajarkan oleh guru dan apa yang

(17)

disampaikan seputar materi yang diberikan guru kepada anak didiknya. Kemudian siswa diajarkan untuk memberanikan diri maju kedepan kelas untuk dilatih tanya jawab.

Hal ini diungkapkan oleh Mutiara Irfani (12 Tahun) siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13 yang berprestasi lomba IPA juara 1.

“…. dengerin guru bicara seperti dia menjelaskan suatu pelajaran IPA terus aku dengerin, terus memahaminya, jika aku tidak mengerti maka aku bertanya kepada guru tersebut. Terus dikelas juga ada film tentang ilmu pengetahuan ini hal menarik dalam belajar, kalau ada latihan aku mengerjakan sendiri sebisa aku dan semampu aku, kalau aku enggak bisa baru aku bertanya ….”.

Kemudian hal ini juga diungkapkan oleh Siti Sholeha (12 Tahun) sebagai siswa kelas VI yang berprestasi lomba Matematika juara 2.

“selalu dengerin guru saat mengajar agar aku paham apa yang dijelaskan guru di dalam kelas seperti menjelaskan rumus limas dan mencari luas bangun prisma tegak, itu aku harus mendengarkan dan memahaminya kalau perlu di catat, bertanya jika tidak paham, terus selalu mencari tahu apa yang tidak tahu”.

Hal ini juga diungkapkan oleh Dekha Rohansyah (12 Tahun) sebagai siswa kelas VI berprestasi lomba Bahasa Indonesia juara 2.

“kalau lagi belajar aku duduk paling depan mendengarkan apa yang diterangkan oleh guru, kemudian aku mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, aku bertanya saat tidak tahu tentang pelajaran, kemudian aku belajar giat”.

Dari jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut memiliki kedekatan dengan seorang guru, dan guru tersebut memberikan instruksi sesuai

(18)

dengan kebutuhan atau penjelasan seputar ilmu pengetahuan kepada siswa tersebut. Sehingga apa yang diajarkan guru kepada anak didiknya dapat menghasilkan prestasi disekolahnya.

5. Cara Belajar Siswa/i Yang Berprestasi

Siswa yang berprestasi memiliki ciri belajar dengan tekun, menurut kepada orang tua, berani mencoba hal baru, tidak takut akan salah selama dia berada di jalan yang benar, belajar dan bisa menghargai orang lain, tidak memaksakan kehendaknya sendiri, mempunyai pola pikir yang berkembang dan terbuka terhadap masukan-masukan, dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang baru yang belum jelas baik atau salahnya.51

Peneliti memandang cara belajar siswa yang berprestasi dengan berbagai cara. Seperti pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung mereka membuat catatan khusus untuk dipelajari dan dibaca serta dipahami lagi agar dapat mengerti, mereka juga ada pendekatan kepada guru yang memberikan instruksi pengajaran secara kondusif. Pendekatan dilakukan dengan berbagai cara, seperti yang peneliti lihat yaitu mereka bertanya, kemudian guru memberi arahan dan saling bertukar pikiran.

Hal ini di ungkapkan oleh Mutiara Irfani (12 Tahun) sebagai siswa berprestasi di SDN Grogol Selatan 13.

“aku belajar dengan rajin, terus aku selalu membaca buku, latihan soal-soal yang ada di buku, kalau aku enggak tahu aku baru

(19)

bertanya sama guru aku, aku juga selalu minta doa kepada kedua orang tua aku, kalau aku engga tau apa yang dimaksud dengan apa yang aku pelajari, aku cari di internet, karna kan guru juga bilang seperti itu, terus aku juga memotivasi diri aku untuk selalu belajar, belajar, dan belajar”.

Jawaban juga diungkapkan oleh siswa kelas VI Siti Sholeha (12 Tahun) sebagai siswa berprestasi di SDN Grogol Selatan 13.

“kalau aku supaya pintar dan berprestasi aku selalu mengutamakan belajar aku, setiap malam aku belajar, jika tidak ada PR aku membaca buku, aku mengisi soal-soal dari buku detik-detik dan juga lainnya. Jika aku tidak tahu seputar pelajaran yang tidak aku pahami aku bertanya sama guru aku, karna dia yang selalu memotivasi muridnya untuk selalu bertanya agar menjadi tahu, hasilnya aku bisa mendapatkan nilai di rapor aku yang bagus dan mendapatkan ranking serta kejuaran di berbagai lomba, salah satunya lomba matematika”.

Hal ini juga diungkapkan oleh siswa kelas VI Dekha Rohansyah (12 Tahun) sebagai siswa berprestasi.

“aku selalu belajar agar aku pintar, orang tua aku dan guru juga selalu memberi ilmu dan pengetahuan serta informasi yang baik, dalam belajar aku juga hafalin rumus matematika, membaca buku ilmu pengetahuan, kalau belajar dirumah aku mencari tahu melalui internet karna banyak yang bisa dipelajari, terus aku juga suka membuat puisi, pelajaran yang paling aku suka bahasa Indonesia, makanya aku berprestasi di pelajaran itu”.

Dari jawaban-jawaban diatas bahwa siswa yang berprestasi memiliki cara tersendiri dalam hal belajar. Mereka selalu mengutamakan belajar dan bertanya jika ada materi pelajaran yang mereka tidak ketahui. Mereka dalam hal belajar juga mengkaitkan dengan media massa sebagai salah satu cara memecahkan masalah dalam seputar pelajaran yang mereka tidak ketahui.

(20)

4.3.2 Hasil Wawancara dan Observasi Guru Dalam Menerapkan Proses

Komunikasi Instruksional

1. Spesifikasi Isi dan Tujuan Instruksional

Spesifikasi isi dan tujuan instruksional disini adalah variabel komunikasinya dalam penambahan suatu informasi. Informasi disini disampaikan oleh guru untuk anak muridnya. Untuk terciptanya siswa yang berprestasi guru mempersiapkan suatu hal dalam proses pengajaran sebelum melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru.

Peneliti memandang dari hasil observasi bahwa guru dengan murid saling bertukar pikiran dan tanya jawab seputar materi pelajaran. Dalam hal ini pendekatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dapat dikaitkan dengan komunikasi antar pribadi.

Hal ini diungkapkan oleh guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

“Tujuan instruksional dalam pengajaran untuk memperoleh prestasi, dimana saya mengajarkan suatu pelajaran pada siswa yang bertanya kepada saya, hal yang dilakukan siswa dalam berani bertanya itu dapat meningkatkan pengetahuannya….”.

Tujuan instruksional yang dilakukan guru terhadap muridnya dapat membuktikan bahwa dengan cara pendekatan terhadap guru dan mau bertanya adalah salah satu siswa yang aktif dalam hal belajar, sehingga proses ini dapat

(21)

dilakukan dengan hal tersebut, sehingga siswa yang bertanya membuktikan hasil belajarnya dengan memperoleh prestasi di sekolahnya.

2. Penafsiran Perilaku Mula

Pada penafsiran perilaku mula guru harus memahami dan mengetahui situasi dan kondisi terhadap anak didiknya serta memahami karakternya dari masing-masing siswanya. Menentukan tujuan belajar apakah mampu atau tidak untuk mencapai tujuan belajar dalam memperoleh prestasi.

Peneliti memandang bahwa dalam proses belajar mengajar dikelas guru melakukan pendekatan terhadap siswanya agar mereka memiliki rasa yang nyaman dalam hal belajar, kemudian peneliti juga memandang guru selalu memberikan arahan dan motivasi. Hal ini diungkapkan oleh guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd.

“….menerapkan terlebih dahulu suasana yang kondusif dan nyaman, dengan begitu saya dapat mendekatkan diri, mengetahui karakter kepada anak didik saya. Kemudian saya dapat memotivasi mereka untuk belajar lebih giat agar menghasilkan prestasi”.

Proses instruksioanl pada penafsiran perilaku mula disini adalah guru memberikan arahan dalan belajar untuk memperoleh prestasi pada siswanya dilakukan dengan pendekatan guru dengan siswa dan memahami karakter masing-masing siswanya.

(22)

3. Penetapan Strategi Instruksional

Strategi Instruksional pada kasus pengajaran, antara lain penugasan yang dilakukan oleh guru kepada anak didiknya untuk mempelajari sumber-sumber bahan pelajaran.

Peneliti memandang bahwa pengajaran yang dilakukan guru kepada siswanya dalam proses instruksional dalam strateginya itu adalah memberikan pengajaran dengan rasa yang tulus dan memberikan kasih saying kepada anak didiknya, tidak hanya itu saja guru dalam mengajar juga memberikan tanya jawab kepada siswanya satu per satu agar melatih mereka untuk terus belajar dan belajar. Hal ini diungkapkan oleh guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd.

“strategi dalam pengajaran untuk memperoleh prestasi itu harus sabar dalam mengajar, perbanyak ilmu, memberikan kasih sayang, melatih tanya jawab, memberikan tugas, dan masih banyak lainnya”.

Penetapan strategi instruksional yang dilakukan guru kelas VI SDN Grogol Selatan 13 dengan cara yang sangat baik, sehingga siswa dapat mencetak prestasinya dalam penerapan strategi pengajaran seperti hasil jawaban dari wawancara peneliti terhadap narasumber.

4. Organisasi Satuan-satuan Instruksional

Organisasi satuan-satuan instruksional disini adalah pola persiapan untuk kegiatan belajar mengajar. Manfaatnya adalah sebagai pedoman guru dalam melakukan kegiatannya memberikan ide dan arahan kepada siswanya.

(23)

Peneliti memandang bahwa penerapan pengajaran yang dilakukan guru kelas VI melalui TIK (Teknik Instruksional Khusus) dan TIU (Teknik Instruksional Umum) yang telah dijabarkan di dalam buku pengajaran kemudian diterapkan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini diungkapkan oleh guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd.

“Organisasi satuan seperti TIK dan TIU, kemudian menyampaikan materi yang ada di buku, menyetel film pengetahuan, memberikan soal latihan dan pastinya tanya jawab, hal ini selalu saya lakukan agar siswa saya berprestasi di sekolah.”

Organisasi satuan instruksional yang dilaukan guru kelas VI melalui kurikulum dan silabus yang berlaku serta menerapkan pengajaran sesuai dengan TIK dan TIU.

5. Umpan Balik

Umpan balik disini adalah guru memberikan pengajaran dengan sebaik mungkin untuk anak didiknya agar mereka mendapatkan prestasi. Melalui umpan balik ini kegiatan instruksional dalam mengajar akan dapat dinilai, apakah berhasil atau sebaliknya.

Peneliti memandang bahwa umpan balik yang diajarkan guru kepada anak muridnya dalam komunikasi instruksional agar dapat memperoleh prestasi dibuktikan dengan keberhasilan seorang guru yang mengajar dengan metode pengajaran TIK dan TIU. Hal ini anak didiknya memperoleh prestasi kejuaran lomba IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia, Juara I dan Juara II Tingkat

(24)

Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Hal ini diungkapkan guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd.

“Umpan balik dalam pengajaran yang saya lakukan agar memperoleh siswa yang berprestasi Alhamdulillah saya berhasil, anak didik saya telah menjuarai mata pelajaran pokok disekolah, dengan pengajaran yang saya lakukan sesuai dengan apa yang saya terapkan”.

Umpan balik dari proses komunikasi instruksional yang terakhir membuktikan bahwa seorang guru kelas VI dalam memberikan instruksi pengajaran dan metode pengajaran telah berhasil membuat ketiga siswanya berprestasi di ajang perlombaan mata pelajaraan umum yaitu IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia dan memperoleh juara I dan juara II tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan.

4.4. Pembahasan

Dari aktivitas yang dilakukan siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13, peneliti menjumpai bahwa pelaksanaan komunikasi instruksional terjadi pada kegiatan belajar mengajar antara guru dengan murid. Pada pembahasan ini penulias akan membahas hasil dari penelitian berdasarkan fokus penelitian, sehingga dapat mengetahui dan menganalisis komunikasi instruksional yang terjadi antara guru dan murid dalam mencetak prestasi khususnya pada siswa kelas VI.

(25)

1. Analisis Tahapan

Proses Pelaksanaan Komunikasi Inatruksional di SDN Grogol Selatan 13 antara guru dan murid kelas VI dalam mencetak prestasi. Data yang berhasil diperoleh selanjtnya dianalisis sesuai dengan rangkaian proses komunikasi instruksional yang dikemukakan oleh Hurt, Scott, dan Croscey yang dikutip dari buku Komunikasi Instruksional (Yusuf, 2010:70).

a. Spesifikasi Isi dan Tujuan Instruksional

SDN Grogol Selatan 13 adalah sekolah yang terletak di jakarta selatan, SDN ini juga banyak meraih prestasi dan penghargaan pada guru dan muridnya. Salah satu kelas yang berprestasi adalah kelas VI da nada tiga siswa yang berprestasi di kelas tersebut. Siswa kelas VI yang berprestasi diajarkan oleh Bapak Salim A.Ma.Pd selaku guru kelas VI SDN Grogol Selatan 13. Penjabaran isi dan tujuan instruksional dilakukan oleh guru melalui pendekatan komunikasi antar pribadi. Mengajarkan suatu pelajaran terhadap siswa yang bertanya dan pada saat KBM berlangsung, memberikan motivasi belajar agar siswa dapat mencetak prestasi disekolahnya.

b. Penaksiran Perilaku Mula (Assessment Of Entering Behavior)

Sebelum memulai pelaksanaan kegiatan instruksional, guru melakukan penaksiran perilaku mula dengan memahami situasi dan kondisi siswanya. Memang siswa kelas VI di SDN Grogol Selatan memiliki karakter yang

(26)

berbeda-beda. Oleh karena itu guru harus memahami situasi dan kondisi awal mereka terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan instruksional, guru pun harus mengetahui terlebih dahulu kemampuan awal yang dimiliki oleh siswanya. Pada proses belajar mengajar, penaksiran perilaku mula dilakukan guru dengan terlebih dahulu melakukan perkenalan secara personal kepada masing-masing siswanya. Ketika sudah mengenal karakter mereka masing-masing, baru guru mulai memberikan motivasi dari tujuan mereka belajar agar dapat memperoleh prestasi. Semakin banyak komunikator mengetahui kondisi sasarannya, semakin besar pula kemungkinan perilaku komunikasi sesuai dengan harapan, karena pesan bisa diterima dengan mudah oleh pihak sasaran. Dengan begitu, proses instruksional yang dikehendaki pun bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

c. Penetapan Strategi Instruksional

strategi instruksional dalam pembelajaran suatu pelajaran sekolah kepada siswa dilakukan dengan pendekatan komunikasi antar pribadi, yaitu dengan cara mengenal mereka satu persatu secara personal. Sebelum memberikan instruksi pada pengajaran, guru selalu meluangkan waktu untuk memberikan siswanya motivasi. Siswa kelas VI memiliki rasa minder dan sensitive yang tinggi, guru memberikan instruksi dengan cara memberikan perhatian dan kasih saying, sehingga membuat siswa merasa nyamaan disaat guru memulai pelajaran yang akan diajarkan. Guru mengajarkan

(27)

suatu pelajaran kepada siswa dengan dilatih tanya jawab satu per satu. Dengan metode memegang satu per satu, ini dianggap guru adalah cara yang cukup efektif dan tepat dalam memberikan ilmu kepada siswanya. Hal ini dikarenakan agar siswanya dapat memahami suatu pelajaran yang telah diajarkan oleh guru tersebut.

d. Organisasi Satuan-Satuan Instruksional

Pada pembelajaran suatu pelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan, perorganisasian pesan yang disampaikan dilakukan dengan secara bertahap. Semua ini tergantung pada isi pesan yang ingin disampaikan. Misalnya saja, untuk siswa yang ingin menambah ilmu. Guru akan memberikan pengetahuan melalui TIK dan TIU, kemudian menjelaskan materi sesuai dengan apa yang ada di buku, melakukan tanya jawab ke masing-masing siswanya, dan memberikan soal latihan agar siswa dapat berlatih mengerjakan soal latihan yang diberikan guru terhadap siswanya. Tidak hanya itu saja guru juga menyampaikan materi pembelajaran melalui media yaitu dengan menonton film tentang ilmu pengetahuan alam.

e. Umpan Balik

umpan balik yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar dengan komunikasi instruksional di SDN Grogol Selatan 13 khususnya pada siswa kelas VI sifatnya langsung. Hal ini dikarenakan kegiatan instruksional dilakukan secara tatap muka sehingga guru bisa langsung mengetahui

(28)

umpan baliknya dari siswa kelas VI. Umpan balik dapat berupa respon secara verbal atau non verbal dan berupa tindakan berupa pengulangan apa yang sudah diajarkan oleh guru. Biasanya guru mengajukan pertanyaan dari materi pelajaran yang sudah diajarkan. Umpan balik yang diberikan siswa kepada gurunya adalah dengan hasil belajar yang baik dan mencetak prestasi di sekolah pada kejuaraan umum.

2. Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi Dalam Pelaksanaan

Instruksional

Dalam mendukung pelaksanaan intruksioanl, guru kelas VI SDN Grogol Selatan 13 juga melakukan pendekatan antarpersonal atau antarpribadi kepada siswa-siswanya. Pendekatan komunikasi antarpribadi bertujuan untuk memahami kemampuan siswa-siswanya secara personal, sehingga pesan-pesan yang berupa instruksi pengajaran bisa diterima dengan baik oleh siswa-siswanya. Pendekatan komunikasi antarpribadi ini dimaksudkan untuk mengelola pesan yang berupa pembelajaran dan pelajaran terhadap masing-masing siswa yaitu dengan memberikan seputar tanya jawab tentang ilmu pengetahuan. Ada empat perspektif dalam studi komunikasi antarpribadi yaitu:

(29)

a. Perpektif relasional atau kualitatif yaitu dimana peran guru dan siswa secara bersama membagi dan menciptakan pemahaman suatu pelajaran di sekolah secara bersama.

b. Perspektif situasional kontekstual yaitu komunikasi yang terjadi antara guru secara personal dengan siswa dalam memberikan instruksi terhadap pembelajaran suatu materi pelajaran sekolah. c. Perspektif kuantitatif yaitu proses komunikasi secara interaksional

antara dua orang yang biasanya dilakukan oleh guru dalam memberikan intruksi dengan satu per satu siswa dalam mengajarkan dan memberikan tanya jawab tentang materi yang sudah diajarkan. d. Perspektif fungsional atau strategis yaitu komunikasi yang sudah

diarahkan untuk tujuan-tujuan dalam berkomunikasi secara antar personal. Perihal ini terpaut dengan pembelajaran materi pelajaran antara guru dengan siswanya dalam mengarahkan instruksi berupa materi pelajaran yang umum.

3. Communication Pragmatics / Interactional View

Data yang berhasil diperoleh dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti sesuai dengan penelitian yaitu menurut pandangan interaksional dalam komunikasi antarpersona juga dikenal dengan teori pragmatic yang dikembangkan oleh Watzlavick, Beavin, dan Jackson, sebab proses komunikasi ini sangat bergantung kepada situasi tertentu yang ada. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru terhadap siswanya di SDN

(30)

Grogol Selatan 13 dalam memberikan instruksional melalui pendekatan komunikasi antarpribadi sesuai dengan teori pragmatik yaitu teori ini bisa digunakan untuk menjelaskan kasus-kasus yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan, kelembagaan informasi, atau dimana pun peristiwa komunikasi itu berlangsung, terutama jika sudah dikontekskan dalam suasana pendidikan dan instruksional. Selain teori, teori ini juga bisa digunakan untuk memberi arahan dan saran-saran tertentu oleh seseorang kepada orang lain dalam suasana keakraban, edukasi, personal, dan mungkin saja bersifat pribadi dan rahasia.

Komunikasi instruksional guru dan murid di SDN Grogol Selatan 13 dalam mencetak prestasi khususnya pada siswa kelas VI membuahkan hasil yang baik. Guru menerapkan sistem proses instruksional dalam kegiatan belajar mengajar dan juga menerapkan TIU (Teknik Instruksional Umum) dan TIK (Teknik Instruksional Khusus) dalam mengajar di kelas. Dari segi pengajaran yang dilakukan guru terhadap muridnya membuahkan hasil yang efektif sehingga siswa memperoleh prestasinya di sekolah.

Pengajaran yang dilakukan guru oleh muridnya juga dilakukan pada komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi yang dilakukan guru dengan murid berupa tanya jawab seputar materi yang telah diajarkan. Hal ini dapat meningkatkan belajar siswa sehingga menghasilkan prestasinya di sekolah. Siswa yang berprestasi di SDN Grogol Selatan 13 adalah Mutiara Irfani yang mengikuti lomba IPA juara I tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan, Siti Sholeha

(31)

yang mengikuti lomba Matematika juara II tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan dan Dekha Rohansyah juara II lomba bahasa Indonesia tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan.

Referensi

Dokumen terkait

(2009) melakukan pengujian eksperimental dan kajian analitis terhadap perilaku beton bertulang dengan dinding pengisi yang terbuat dari material ringan akibat beban gempa.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan

Pada Triwulan II-2017 Industri Mikro Kecil Provinsi Kalimantan Utara memiliki pertumbuhan produksi cukup baik yaitu 2,33 persen, dimana beberapa golongan industri terlihat mengalami

Berdasarkan masalah di atas penulis ter- tarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan riwayat keturunan dengan terjadinya kanker payudara pada ibu berdasarkan

(3) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Walikota atau pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, permohonan

Mosix load balancing mechanism is based on three components, load information dissemination, process migration, and memory information dissemination.. In the

10. Dalam membuat peraturan dirumah biasanya orang tua saya akan melibatkan anak-anakya, jadi peraturan tersebut terjalin atas kesepakatan bersama. Dalam membuat peraturan apapun di

a.. BAB V Pembahasan, membahas mengenai Peran Guru Pendidikan Agama Islam sebagai educator, motivator dan fasilitator dalam membimbing pendidikan seks sebagai