• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N. NOMOR 014/Pdt.G/2013/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N. NOMOR 014/Pdt.G/2013/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Dumai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Cerai Talak yang diajukan oleh;

Pemohon, umur 30 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S1, pekerjaan Pegawai Swasta, bertempat tinggal di Duri, dalam hal ini telah memberikan kuasa kepada Benny Akbar, SH, Novita Rahim, SH dan Cassarolly Sinaga, SH, Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum Benny Akbar, SH & Rekan yang berkantor di Jalan Jendral Sudirman No. 231 Dumai, berdasarkan surat kuasa khusus yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Dumai Nomor 06/SK/I/2013/PA.Dum tanggal 28 Januari 2013,

M E L A W A N

Termohon, umur 22 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SLTA/Sederajat, pekerjaan-, bertempat tinggal di Duri;

Pengadilan Agama tersebut ;

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan ;

Telah mendengar keterangan Pemohon;

Telah memperhatikan bukti-bukti yang diajukan di persidangan ;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Bahwa Pemohon telah mengajukan permohonan tertanggal 02 Januari 2013 yang terdaftar dalam register perkara Pengadilan Agama Dumai Nomor 014/Pdt.G/2013/PA.Dum, tanggal 03 Januari 2013 dengan dalil-dalil permohonan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut;

1. Bahwa Pemohon dan Termohon telah menlangsungkan akad nikah pada hari Jum’at,tanggal XXXX di Duri, berdasarkan Kutipan Akta Nikah Nomor XXXXX, tanggal XXXX, yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Duri dengan mahar berupa 5 (lima) gram emas dan dengan wali A;

(2)

2

2. Bahwa setelah akad nikah Pemohon dan Termohon tidak pernah tinggal bersama sebagaimana layaknya suami isteri dan tidak pernah bertatap muka;

3. Bahwa puncak terjadinya perselisihan yaitu pada malam setelah akad nikah. Pada saat itu Termohon tidak mau menuruti perkataan Pemohon untuk menginap di hotel. Ketika dibawa kerumah orang tuanya, Termohon tidak mau masuk kedalam rumah. Kemudian terjadi pertengkaran.Termohon bukannya menghargai Pemohon sebagai suami dengan mengindahkan perintahnya, namun Termohon malah pergi meninggalkan Pemohon dan bermalam ditempat lain;

4. Bahwa akibat perselisihan itu, Pemohon tidak lagi mempercayai Termohon;

5. Bahwa Pemohon khawatir jika suatu saat Termohon akan melakukan hal-hal lain diluar keinginan dan kebaikan Pemohon, sehingga menambah kerugian pada Pemohon;

6. Bahwa Pemohon merasa tidak nyaman terhadap sikap, perbuatan dan ganguan oleh Termohon;

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Dumai Cq. Majelis Hakim Pengadilan Agama Dumai berkenan memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini dengan amar putusan sebagai berikut :

PRIMAIR:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak kepada Termohon; 3. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon;

SUBSIDAIR:

Majelis Hakim menjatuhkan putusan lain yang seadil adilnya;

Bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan untuk pemeriksaan perkara ini, Pemohon dan Termohon sama-sama telah dipanggil untuk datang menghadap ke persidangan, terhadap panggilan mana Pemohon diwakili kuasanya hadir di persidangan, sedangkan Termohon hanya hadir pada persidangan tanggal 25 Februari 2013 pada saat agenda persidangan pembacaan putusan dan pada persidangan sebelumnya yaitu pada persidangan tanggal 14 Januari 2013, persidangan tanggal 28 Januari 2013, persidangan tanggal 04 Januari 2013, persidangan tanggal 11 Februari 2013 dan persidangan tanggal 18 Februari 2013, Termohon tidak hadir di persidangan serta tidak mengutus orang lain sebagai wakil atau kuasanya yang sah untuk hadir dipersidangan padahal Termohon telah dipanggil secara resmi dan patut oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Agama Dumai sebagaimana relaas panggilan yang telah dibacakan didalam persidangan;

Bahwa dalam rangka perdamaian disetiap persidangan Majelis Hakim telah berusaha memberikan nasihat kepada Pemohon agar bersabar dan kembali membina rumah tangganya dengan Termohon, tetapi tidak berhasil, sedangkan upaya mediasi tidak dapat

(3)

3

dilaksanakan, karena Termohon hanya hadir pada saat persidangan pembacaan putusan, maka pemeriksaan persidangan dilanjutkan dengan membacakan surat permohonan Pemohon, yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;

Bahwa untuk menguatkan dalil permohonannya, Pemohon mengajukan alat bukti tertulis berupa fotokopi Buku Kitapan Akta Nikah Nomor XXXXX yang telah bermaterai dan dinazegelen serta telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Dumai, dan setelah dicocokkan dengan aslinya oleh Majelis Hakim ternyata sesuai dengan aslinya yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Duri, tanggal XXXX, selanjutnya oleh Ketua Majelis diberi kode tanda bukti (P);

Bahwa di samping bukti surat tersebut, Pemohon juga mengajukan dua orang saksi masing-masing telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya menurut agama Islam yang pada pokoknya sebagai berikut :

SAKSI I, umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai swasta, tempat kediaman di Duri, dibawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

Bahwa saksi adalah Kakak Kandung Pemohon; Bahwa saksi kenal dengan Termohon;

Bahwa setahu saksi hubungan antara Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri yang menikah sekira bulan Oktober 2012;

Bahwa setahu saksi setelah menikah antara Pemohon dengan Termohon tidak pernah tinggal serumah;

Bahwa setahu saksi selama menikah Pemohon dan Termohon belum pernah melakukan hubungan layaknya suami isteri (qobla dukhul);

Bahwa setahu saksi pernikahan antara Pemohon dan Termohon dilakukan atas dasar paksaan, dikarenakan antara Pemohon dan Termohon sama-sama tidak menginginkan pernikahan tersebut;

Bahwa setahu saksi pertengkaran antara Pemohon dan Termohon terjadi pada malam setelah akad nikah dimana pada waktu itu Termohon tidak mau diajak oleh Pemohon untuk bermalam dihotel dan akibat penonolakan Termohon tersebut, disanalah terjadi pertengkaran antara Pemohon dan Termohon;

Bahwa setahu saksi, pihak keluarga sudah pernah mendamaikan Pemohon dan Termohon agar rukun kembali membina rumah tangganya, namun tidak berhasil;

SAKSI II, umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai swasta, tempat kediaman di Duri, dibawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

(4)

4

Bahwa saksi adalah Adik Kandung Pemohon; Bahwa saksi kenal dengan Termohon;

Bahwa setahu saksi hubungan antara Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri yang menikah sekira bulan Oktober 2012;

Bahwa setahu saksi setelah menikah antara Pemohon dengan Termohon tidak pernah tinggal serumah;

Bahwa setahu saksi selama menikah Pemohon dan Termohon belum pernah melakukan hubungan layaknya suami isteri (qobla dukhul);

Bahwa setahu saksi pernikahan antara Pemohon dan Termohon dilakukan atas dasar terpaksa, dikarenakan pernikahan tersebut tidak diinginkan oleh keluarga kedua belah pihak;

Bahwa setahu saksi pertengkaran antara Pemohon dan Termohon terjadi pada malam setelah akad nikah dimana pada waktu itu Termohon tidak mau diajak oleh Pemohon untuk bermalam dihotel, sedangkan Pemohon besok harinya harus berengkat bekerja ke Kalimantan dan akibat penolakan Termohon tersebut terjadilah pertengkaran antara Pemohon dan Termohon; Bahwa setahu saksi, pihak keluarga sudah pernah mendamaikan Pemohon dan Termohon agar rukun kembali membina rumah tangganya, namun tidak berhasil;

Bahwa terhadap keterangan dua orang saksi tersebut, Pemohon telah membenarkan dan menyatakan tidak keberatan, sedangkan Termohon tidak dapat didengar tanggapannya, karena tidak hadir di persidangan;

Bahwa Pemohon menyatakan tidak mengajukan bukti-bukti lainnya lagi di persidangan, selanjutnya Pemohon menyampaikan kesimpulan secara lisan yang pada pokoknya tetap pada permohonannya dan mohon agar Majelis Hakim menjatuhkan putusannya sedangkan Termohon tidak dapat di dengar kesimpulannya karena hanya hadir pada saat persidangan pembacaan putusan;

Bahwa selanjutnya untuk meringkas uraian dalam putusan ini, Majelis Hakim cukup menunjuk kepada Berita Acara Persidangan perkara ini yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah seperti diuraikan tersebut di atas ;

Menimbang, bahwa permohonan yang diajukan oleh Pemohon termasuk sengketa dibidang perkawinan dan perkawinan antara Pemohon dan Termohon dilakukan secara

(5)

5

Islam, maka berdasarkan ketentuan pasal 49 huruf (a) Undang- undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (vide penjelasan pasal tersebut), perkara a qou termasuk kompetensi Pengadilan Agama dalam hal ini Pengadilan Agama Dumai;

Menimbang, bahwa didalam surat permohonannya Pemohon mendalilkan bahwa Pemohon adalah suami sah Termohon dan saat ini rumah tangganya sudah tidak harmonis lagi, maka berdasarkan ketentuan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Jo. pasal 66 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama., maka Pemohon dipandang memiliki legal standing (kedudukan hukum) atau sebagai pihak yang berkepentingan langsung (persona standi in judicio) dalam perkara a quo;

Menimbang, bahwa pada hari yang telah ditentukan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini Pemohon diwakili kuasanya hadir di persidangan, sedangkan Termohon hanya hadir pada persidangan tanggal 25 Februari 2013 pada saat agenda persidangan pembacaan putusan dan pada persidangan sebelumnya yaitu pada persidangan tanggal 14 Januari 2013, persidangan tanggal 28 Januari 2013, persidangan tanggal 04 Januari 2013, persidangan tanggal 11 Februari 2013 dan persidangan tanggal 18 Februari 2013 tidak pernah hadir serta tidak pula menyuruh wakil/kuasanya untuk hadir menghadap ke persidangan, padahal Termohon telah dipanggil secara resmi dan patut sesuai dengan ketentuan Pasal 26 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, jo. pasal 718 ayat (1) RBg dan tidak ternyata ketidakhadirannya tersebut disebabkan alasan yang sah, maka pemeriksaan perkara ini dilanjutkan secara kontardiktoir atau tanpa jawaban dan bantahan Termohon ;

Menimbang, bahwa di setiap persidangan Majelis Hakim telah berusaha memberikan nasehat kepada Pemohon agar membina kembali rumah tangganya dengan Termohon, tetapi tidak berhasil, oleh karenanya ketentuan pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. pasal 115 Kompilasi Hukum Islam telah terlaksana, sedangkan upaya mediasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal 4 dan 7 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Repulik Indonesia Nomor 01 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi tidak dapat dialaksanakan karena Termohon hanya hadir pada saat persidangan dengan agenda pembacaan putusan;

Menimbang, bahwa surat permohonan yang diajukan oleh Pemohon menurut penilainan Majejelis Hakim telah memenuhi rumusan yang terkandung dalam pasal 67 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Jo. Pasal 8 ayat 1, 2 dan 3

Rv (Reglement op de Rechtsvordering.) dengan demikian secara formil permohonan

(6)

6

Menimbang, bahwa meskipun Rv (Reglement op de Rechtsvordering.) tersebut telah tidak diberlakukan, tetapi karena memperhatikan prinsip process doelmatigheid

(kepentingan beracara) atau prinsip process orde (ketertiban beracara), maka Majelis Hakim memandang perlu demi mengisi kekosongan hukum dengan tetap memedomani ketentuan yang diatur dalam Rv (Reglement op de Rechtsvordering.)tersebut;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara a qou adalah permohonan Pemohon agar diberi izin untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon;

Menimbang, bahwa dalam surat permohonannya, Pemohon telah mendalilkan bahwa yang menjadi alasan Pemohon untuk menceraikan Termohon pada pokoknya adalah bahwa setelah akad nikah Pemohon dan Termohon tidak pernah tinggal bersama sebagaimana layaknya suami isteri dan tidak pernah bertatap muka serta puncak terjadinya perselisihan yaitu pada malam setelah akad nikah. Pada saat itu Termohon tidak mau menuruti perkataan Pemohon untuk menginap di hotel. Ketika dibawa kerumah orang tuanya, Termohon tidak mau masuk kedalam rumah. Kemudian terjadi pertengkaran.Termohon bukannya menghargai Pemohon sebagai suami dengan mengindahkan perintahnya, namun Termohon malah pergi meninggalkan Pemohon dan bermalam ditempat lain;

Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon a quo, Termohon tidak dapat didengar tanggapannya karena pada saat persidangan dengan agenda jawab-menjawab tidak pernah hadir didalam persidangan dan Termohon baru hadir pada saat persidangan dengan agenda pembacaan putusan yaitu pada persidangan tanggal 25 Februari 2013, maka dengan memperhatikan ketentuan prinsip tertib beracara (process orde) dan asas persidangan sederhana, cepat dan biaya ringan, Majelis Hakim berpendapat bahwa ketidak hadiran Termohon didalam persidangan tersebut, dipandang Termohon telah melepaskan dan menggugurkan hak jawabanya sehingga pemeriksaan dilanjutkan tanpa jawaban dan bantahan dari Termohon;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dan meneguhkan dalil-dalil permohonannya Pemohon didalam persidangan telah mengajukan bukti-bukti berupa bukti surat (P) dan 2 (dua) orang saksi;

Menimbang, bahwa lebih lanjut Majelis Hakim akan mempertimbangkan satu persatu bukti yang telah diajukan Pemohon didalam persidangan tersebut;

Menimbang, bahwa bukti surat (P) yang diajukan oleh Pemohon berupa foto copy Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon, menurut penilaian Majelis Hakim foto copy a quo telah diberi materai dan dinazegelen sesuai dengan maksud pasal 2 ayat 3 Undang-undang Nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Materai dan foto copy a quo telah dicocokan dengan aslinya ternyata sesuai dengan aslinya, dimana asli foto copy dimaksud merupakan Akta autentik karena dibuat oleh atau dihadapan Pejabat yang berwenang,

(7)

7

sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 285 R.Bg Jo. Pasal 1868 KUHPerdata, maka Majelis Hakim berpendapat bukti surat (P) a quo secara formil dapat diterima sebagai bukti yang sempurna dan materil pembuktiannya akan dipertimbangkan lebih lanjut;

Menimbang, bahwa bukti surat (P) Pemohon secara materiil menunjukkan bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah menikah secara Islam pada 12 Oktober 2012, maka bukti surat (P) Pemohon tersebut menurut pendapat Majelis Hakim cukup membuktikan bahwa antara Pemohon dan Termohon masih terikat dalam ikatan perkawinan yang sah dan patut diduga sampai saat ini belum pernah bercerai;

Menimbang, bahwa 2 (dua) orang saksi Pemohon, ( SAKSI I dan SAKSI II) adalah pihak keluarga Pemohon, kedua saksi tersebut telah disumpah secara agama Islam dan telah memberikan keterangan secara terpisah (sebagaimana yang diuraikan secara lengkap dibagian duduk perkaranya), dimana keterangan kedua orang saksi tersebut sesuai dengan pengetahuannya sendiri dan saling bersesuaian satu dengan lainnya serta relevan dengan pokok perkara, maka keterangan kedua orang saksi Pemohon a quo telah sesuai dengan maksud pasal 171, pasal 175 pasal 307, pasal 308 ayat 1 dan pasal 309 RBg, sehingga keterangan kedua orang saksi Pemohon a quo dipanadang telah memenuhi syarat formil dan materiil pembuktian sehingga dapat diterima untuk membuktikan kebenaran dalil permohonan Pemohon;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat ( P) dan keterangan 2 (dua) orang saksi, apabila dihubungkan antara satu dengan yang lainnya, maka Majelis telah menemukan fakta-fakta sebagai berikut :

Bahwa Pemohon dengan Termohon adalah pasangan suami isteri yang sah, menikah secara Islam pada tanggal XXXX, dan belum pernah bercerai;

Bahwa setalah akad nikah sampai dengan sekarang antara Pemohon dan Termohon tidak pernah tinggal serumah dan antara Pemohon dan Termohon belum pernah melakukan hubungan layaknya suami isteri;

Bahwa pernikahan antara Pemohon dan Termohon, tidak saling dikehandaki oleh Pemohon dan Termohon;

Bahwa pertengkaran antara Pemohon dan Termohon terjadi pada malam setelah akad nikah dimana penyebabnya Termohon tidak mau diajak menginap di hotel oleh Pemohon, sedangkan Pemohon besok paginya hendak berangkat bekerja ke Kalimantan sehingga terjadilah pertengkaran antara Pemohon dan Termohon ; Bahwa pihak keluarga sudah pernah mendamaikan Pemohon dan Termohon agar membina kembali rumah tangganya, namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa fakta-fakta di atas merupakan suatu petunjuk bahwa diawal pernikahan Pemohon dan Termohon tidak didasari oleh perasaan saling cinta, bahkan cenderung dipaksakan sebab kalau seandainya ada perasaan saling cinta, mana mungkin

(8)

8

Pemohon dan Termohon tidak pernah tinggal satu rumah dalam kurun waktu pernikahan mereka serta dengan tidak adanya keinginan Pemohon untuk kembali bersatu dengan Termohon, merupakan petunjuk bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah sulit untuk satukan lagi;

Menimbang, bahwa menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tujuan perkawinan adalah untuk membina rumah tangga yang bahagia dan kekal. Apabila dalam suatu rumah tangga ternyata kebahagiaan dan kerukunan sudah tidak ada lagi antara suami isteri, kemudian Pemohon telah bertekad mau menceraikan Termohon, maka mempertahankan rumah tangga yang demikian mafsadatnya adalah lebih besar daripada manfaat dan maslahatnya, untuk mana Majelis dapat menunjuk firman Allah Q.S. al-Baqarah ayat 227 yang berbunyi:

Artinya : “dan jika (suami) telah berketetapan hati mau mentalak (isteri), maka

sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui(al-Baqarah (2) ayat 227);

dan kaedah fiqh yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya :“ Bahwa menghindarkan mafsadat harus lebih diprioritaskan daripada mendambakan kemaslahatan";

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, alasan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan sejalan pula dengan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, Jo. Pasal 70 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, oleh karena itu, maka petitum poin 2 Pemohon patut dikabulkan;

Menimbang, bahwa oleh karena telah terungkap fakta hukum bahwa selama menikah antara Pemohon dan Termohon belum pernah melakukan hubungan layaknya sumai isteri (qobla dukhul), maka berdasarkan ketentuan pasal 119 ayat (2) huruf a Kompilasi Hukum Islam, talak yang harus dijatuhkan oleh Pemohon kepada Termohon adalah talak ba’in shugra sebagaimana yang akan dimuat dalam diktum amar putusam ini dan adapun maksud talak bain sughra adalah talak yang tidak boleh dirujuk tetapi boleh dengan akad nikah baru antara bekas suami isteri (Pemohon dan Termohon) meskipun dalam iddah;

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan, sebagaimana dimaksudkan oleh Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan

(9)

9

Agama, maka semua biaya yang timbul akibat dari permohonan ini dibebankan kepada Pemohon

Mengingat segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I 1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu ba’in shugra terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Dumai;

3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.141.000;- (Satu juta seratus empat puluh satu ribu rupiah).

Demikian putusan ini dijatuhkan berdasarkan Permusyawaratn Majelis pada hari Senin tanggal 25 Februari 2013 M. bertepatan dengan tanggal 14 Rabiul Akhir 1434 H., oleh kami A. Latif Ruysdi Azhari Harahap, S.HI sebagai Ketua Majelis, Milda

Sukmawati, SHI, dan Massahudin, S.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota.

Putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut, dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota dan dibantu oleh Dian Trisnavita Hasibuan, SH, sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Pemohon dan Termohon;

Ketua Majelis

ttd

A. Latif Ruysdi Azhari Harahap, S.HI Hakim Anggota,

ttd

Milda Sukmawati, SHI

Hakim Anggota,

ttd

Massahudin, S.HI Panitera Pengganti,

ttd

Dian Trisnavita Hasibuan, SH Perincian Biaya Perkara :

1 Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000,- 2 Biaya Proses : Rp. 50.000,- 3 Biaya Panggilan : Rp. 10.50.000,- 4 Biaya Redaksi : Rp. 5.000,-

(10)

10 5 Materai : Rp. 6.000,-

Jumlah Rp. 1.141.000;-

(Satu juta seratus empat puluh satu ribu rupiah)

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan nilai p tersebut maka HO diterima, karena nilai p >0,05 maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola makan terhadap dengan status

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai kegiatan praktikum Biologi kelas XI IPA di SMA Negeri Kabupaten Muaro Jambi yang terdiri atas 3 tahapan dapat

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu dan pengalaman yang sangat berguna bagi masa depan penulis. Baskoro Adi Prayitno, M.Pd., selaku

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas asung kertawara-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Karakteristik

Alasan peneliti menggunakan metode studi korelasi/ hubungan karena penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan hubungan dan pengaruh interaksi sosial

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 0. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang

Setelah melihat cara kerja masing-masing serangan, dapat disimpulkan bahwa kata sandi yang kuat adalah kata sandi yang cukup panjang, menggunakan kombinasi setidaknya

Buku besar utama berisi akun-akun yang ada dalam laporan keuangan (contoh: kas, piutang, persediaan, peralatan, utang, modal, dll), sedangkan buku besar pembantu