pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh: Henny (032214100)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
vi ABSTRAK
PENGARUH SLOGAN, LOGO, SIMBOL DAN FORMAT PESAN IKLAN BILLBOARD TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
Studi Kasus Iklan Billboard Rokok A Mild Menthol pada
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Henny
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard berpengaruh terhadap minat beli konsumen baik
secara parsial maupun secara simultan. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma pada bulan April sampai Juni 2007. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang merokok dan pernah melihat iklan
billboard A Mild, sampel penelitian ini berjumlah 150 responden. Teknik
pengambilan data menggunakan teknik kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda, Uji t (sisi kanan) dengan taraf signifikan α =0,05, Uji F dengan taraf signifikan α =0,05dan Uji Koefisien Determinasi.
vii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SLOGAN, LOGO, SYMBOL AND ADVERTISEMENT BILLBOARD MESSAGE FORMAT ON CONSUMER
INTENTION TO BUY
A Case Study on Advertisement Billboard Cigarette A Mild Menthol
Henny
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
The Purpose of this research was to know whether the slogan, logo, symbol and advertisement billboard message format had an effect on consumer intention to buy for partially or simultaneously. This research was carried out at Sanata Dharma University in April-June 2007. This research population was Sanata Dharma University Students who smoke and ever happened to see A Mild menthol advertisement billboard. The sample size of this research was 150 respondents. The sampling technique used was accidental method. Data were collected through distributing questionnaire. Analysis data technique used were Multiple Regression, t-test (right side) with level of significance = 0,05, F-test with level of significance
= 0,05 and determination coefficient test.
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh
Slogan, Logo, Simbol dan Format Pesan Iklan Billboard terhadap Minat Beli
Konsumen pada Rokok A Mild Menthol”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis
menyadari telah banyak memperoleh bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada semua pihak atas pengorbanan baik waktu, tenaga maupun pikiran
dalam membantu dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si., Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
berkenan memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran selama penulisan
skripsi ini.
4. Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si., Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
berkenan memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran selama penulisan
ix
5. Semua dosen di Fakultas Ekonomi, khususnya Program Studi Manajemen
yang telah memberikan banyak ilmu, wawasan, dan pandangan hidup yang
baik.
6. Semua staff di sekretariat yang siap melayani dan banyak membantu
memberikan informasi.
7. Nenek dan Kakek yang sangat kusayangi terima kasih untuk kasih sayang
yang telah kalian berikan dan dengan sabar menunggu kepulanganku ke
rumah.
8. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan moral maupun materiil dan
adik-adikku Herry, Herlina, Heti terima kasih atas semua semangat, dukungan
serta percaya sepenuhnya kepadaku.
9. Ku’Ani, ku’Alang, ku’Asu, Pek-pek, Lau ih, cik’Akhim yang perhatian
padaku.
10.Susandi yang banyak mengorbankan waktu untuk selalu membantu dan
memberikan semangat.
11.Teman-teman mainku: Rusy, Siska, Charlie, Elvi, Tommy, Maya, Evi, Janu,
Afandy, Eka, Aryo, Hendry dan Deasy selama di yogya yang selalu
memberikan semangat, keceriaan sehingga hari-hari terasa menyenangkan.
12.Teman-teman kost Bromo 12: M’dewi (khong), M’istri (Heu), M’devi, Cik
Herlina, Cik Yuli, Cik Swanny yang banyak membantu selama aku di Yogya
dan banyak memberikan perhatian, thanks banget!!!!Kapan neh kita
x
13.Teman-teman terbaikku di Singkawang: Penny, Flora, Heryanto (bengkok),
Erigo (angkujek), Silvia Joddy, Suvan, Novi (Kopi), Ing-ing, Adiputra (Aput),
Suni yang selalu rajin menanyakan kapan lulusnya he...he...he...!!!!!!
14.Semua teman-teman yang belum kusebutkan satu-persatu, thanks
yaaaaaaaa...!!!
Akhir kata, skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu jika ada saran atau
kritik saya akan dengan senang hati menerimanya dan berterima kasih. Semoga
skripsi ini bermanfaat buat yang membacanya.
Yogyakarta, 1 Agustus 2007
Penulis
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... . xv
DAFTAR GAMBAR ... . xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... . 1
B. Rumusan Masalah ... . 3
C. Batasan Masalah ... . 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
xii BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran ... . 6
B. Pengertian Manajemen Pemasaran ... . 6
C. Pengertian Produk ... . 7
D. Strategi Mencari Keunggulan Produk ... . 8
E. Persepsi Konsumen ... 9
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Persepsi ... . 11
G. Pengertian Slogan, Logo, Simbol, Format Pesan Iklan Billboard ... . 12
H. Pengertian Periklanan ... . 14
I. Sejarah Periklanan Billboard ... . 14
J. Tujuan Periklanan Billboard ... . 15
K. Strategi Kreatif Merancang Pesan Iklan Billboard ... . 16
L. Pesan Iklan ... 18
M. Prinsip Iklan yang Baik ... . 20
N. Minat Beli Konsumen ... . 21
O. Penelitian Sebelumnya ... . 23
P. Kerangka Konseptual Penelitian ... 26
Q. Rumusan Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... . 28
xiii
C. Waktu Penelitian ... . 28
D. Subyek dan Obyek Penelitian ... . 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... . 29
F. Variabel Penelitian ... . 29
G. Jenis Data ... . 30
H. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... . 31
I. Teknik Pengujian Instrumen ... . 32
J. Analisis Data ... . 34
K. Hipotesis Pertama (Uji t) ... 36
L. Hipotesis Kedua (Uji F) ... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... . 41
B. Lokasi Perusahaan ... . 42
C. Produk-Produk yang Dipasarkan ... . 43
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Data untuk Analisis ... . 44
B. Analisis Profil Responden ... . 45
C. Pengujian Instrumen Penelitian ... . 49
1. Pengujian Validitas ... . 49
xiv
D. Pengujian Hipotesis Pertama (Uji t) ... 57
E. Pengujian Hipotesis Kedua (Uji F) ... 59
F. Analisis Regresi Berganda ... ... . 60
G. Koefisien Determinasi ... 62
H. Analisis Penggunaan Variabel Independen pada Iklan Billboard ... . 63
I. Analisis Tingkat Minat Beli Konsumen ... . 64
J. Pembahasan ... . 66
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... . 69
B. Saran ... . 70
C. Keterbatasan ... . 71
Daftar Pustaka
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... . 46
Tabel 5.2 Responden Berdasarkan Usia ... . 47
Tabel 5.3 Responden Berdasarkan Pendapatan ... . 48
Tabel 5.4 Responden Berdasarkan Jenis Rokok yang di Konsumsi ... . 48
Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Variabel Independen (Slogan) ... . 50
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Variabel Independen (Logo) ... . 50
Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Variabel Independen (Simbol) ... . 51
Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas Variabel Independen (Format) ... . 51
Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Variabel Dependen (Minat Beli) ... 52
Tabel 5.10 Hasil Uji Ulang Validitas Variabel Dependen (Minat Beli) ... . 53
Tabel 5.11 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... . 54
Tabel 5.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independen (Slogan) ... . 54
Tabel 5.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independen (Logo) ... . 55
Tabel 5.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independen (Simbol) ... . 55
Tabel 5.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independen (Format) ... . 56
Tabel 5.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Dependen (Minat Beli) ... . 56
Tabel 5.17 Hasil Uji Ulang Reliabilitas Variabel Dependen (Minat Beli) ... . 57
Tabel 5.18 Hasil Uji t ... . 58
xvi
Tabel 5.20 Hasil Koefisien Determinasi ... . 62
Tabel 5.21 Penilaian Responden terhadap Variabel Independen ... . 63
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... . 26
Gambar 3.1 Kurva Uji t Sisi Kanan ... . 37
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi perusahaan-perusahaan dihadapkan dengan
persaingan produk yang semakin ketat, baik produk domestik maupun produk global.
Hal ini mengakibatkan setiap perusahaan harus menjaring konsumen
sebanyak-banyaknya melalui strategi promosi yang gencar, berusaha semaksimal mungkin agar
produk yang dihasilkan berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen serta harga yang ekonomis atau harga yang dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
Iklan merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi produk
yang akan dipasarkan pada konsumen, agar konsumen dapat mengetahui produk apa
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, dan dimana produk tersebut dapat diperoleh
konsumen sehingga dapat menunjang terciptanya transaksi. Iklan yang efektif akan
dipandang lebih elegan, bergaya, dan mungkin super di dalam persaingan. Iklan juga
bertujuan mengingatkan pada konsumen tentang produk-produk yang sudah mapan
dan mempunyai kelompok konsumen tertentu, terutama untuk produk-produk yang
dibeli berulang-ulang seperti kebutuhan sehari-hari, sangat rentan terhadap
bujukan-bujukan pesan iklan produk lain yang sejenis.
Salah satu sarana promosi yang dapat digunakan perusahaan dari sekian
banyak sarana promosi adalah dengan iklan outdoor (billboard), karena selain iklan
televisi yang dipercaya sebagai media promosi paling efektif oleh mayoritas
perusahaan yang mempunyai anggaran cukup besar untuk kegiatan promosi, media
promosi dengan iklan outdoor (billboard) ini juga merupakan salah satu iklan yang
efektif untuk digunakan. Pada tahun 1990-an periklanan dengan billboard sudah
bermunculan di Indonesia dan sampai sekarang ini masih booming. Konsumen yang
melihat iklan outdoor (billboard) sebagian besar adalah audien bergerak, yaitu
orang-orang yang sedang berkendaraan atau berjalan dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari mereka. Mobilitas tersebut membatasi waktu yang digunakan konsumen
untuk melihat pesan yang disampaikan oleh iklan outdoor yang mungkin hanya
beberapa detik. Oleh sebab itu dalam merancang iklan outdoor (billboard)
dibutuhkan strategi yang kreatif, agar tampilan iklan outdoor (billboard) yang
dihasilkan dapat diserap dan dipertahankan dalam waktu yang lama dibenak
konsumen.
Iklan outdoor (billboard) adalah iklan yang menyampaikan suatu pesan secara
visual dan statis dalam format ukuran yang besar. Ekspresi sebuah ide dan pesan dari
iklan outdoor (billboard) dapat menarik perhatian orang-orang yang melihat iklan
tersebut, baik melalui kalimat slogan (kata-kata) ataupun dengan menggunakan
gambar dan foto. Iklan outdoor (billboard) merupakan strategi komunikasi yang
sangat menantang dimana membutuhkan suatu tampilan berdasar dari sebuah konsep
yang jelas dan cermat.
Iklan billboard yang dapat melekat erat di benak konsumen adalah iklan yang
iklannya (iklan berseri). Konsumen akan lebih tertarik untuk melihat iklan yang tidak
terlalu rumit dalam penyampaian pesannya tetapi menarik secara visual. Selain itu,
slogan atau kalimat pada iklan billboard akan sangat mempengaruhi penilaian
konsumen terhadap produk yang diiklankan tersebut, karena dengan kalimat slogan
tersebut maka konsumen bisa menangkap arti dari pesan yang ingin disampaikan.
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis akan meneliti lebih
jauh tentang “Pengaruh Slogan, Logo, Simbol, dan Format Pesan Iklan Billboard
terhadap Minat Beli Konsumen dengan Studi Kasus pada Rokok A Mild
Menthol”. Karena sebagian responden merupakan konsumen rokok A Mild menthol
maka pengertian minat beli juga termasuk minat beli ulang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah slogan, logo, simbol, dan format pesan iklan billboard secara parsial
berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada rokok A Mild menthol?
2. Apakah slogan, logo, simbol, dan format pesan iklan billboard secara simultan
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka peneliti
memberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut:
1. Pengujian ini terbatas pada minat beli konsumen pada rokok A Mild menthol
berdasar dari pengaruh slogan, logo, simbol, dan format pesan iklan billboard.
2. Responden yang dipakai dalam penelitian ini adalah responden yang merokok
dan pernah melihat iklan billboard rokok A Mild menthol.
3. Dalam penelitian ini hanya menggunakan iklan billboard A Mild menthol yang
terletak di jalan Gejayan dan tepatnya di depan Jogyakarta Plaza.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian
yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh positif slogan, logo, simbol dan format pesan iklan
billboard secara parsial terhadap minat beli konsumen pada rokok A Mild
menthol.
2. Untuk mengetahui pengaruh positif slogan, logo, simbol dan format pesan iklan
billboard secara simultan terhadap minat beli konsuman pada rokok A Mild
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Dengan hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada perusahaan sebagai
langkah dalam menentukan kebijakan manajemen terutama kegiatan promosi
dari pemasar perusahaan, agar promosi yang dilakukan tepat dalam membidik
pasar sasaran.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi bacaan bagi mahasiswa
Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi penulis
Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan penulis dapat mengembangkan
wawasan, pengetahuan, dan nantinya dapat diterapkan dan dipraktekkan dalam
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Seperti yang telah diungkapkan Kotler (2003:10) definisi pemasaran
menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat, jadi pemasaran
adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Seorang pakar teori manajemen Drucker (dalam Kotler, 2003:10)
mendefinisikan bahwa tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami
pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan
selanjutnya dapat menjual dirinya sendiri.
B. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi,
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun,
dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk
mencapai tujuan perusahaan (Kotler dan Armstrong, 2001:18).
C. Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Klasifikasi produk dapat dibagi dua kelas besar menurut jenis konsumen
yang menggunakannnya sebagai berikut (Kotler dan Armstrong, 2001: 346):
1. Produk Konsumen (Consumers Product) adalah produk yang dibeli konsumen
akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya mengklasifikasikan
barang-barang ini menurut cara membeli sebagai berikut:
a. Produk Sehari-hari (Convenience Product)
Adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli
oleh pelanggan dan disertai dengan usaha yang sedikit dalam
membandingkan dan membeli misalnya sabun, koran, permen dan fast
food.
b. Produk Shopping (Shopping Product)
Adalah produk dan jasa konsumen yang jarang dibeli, sehingga pelanggan
membandingkan kecocokkan, kualitas, harga, dan gayanya dengan cermat.
c. Produk Spesial (Specialty Product)
Adalah produk konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi
merek yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau
d. Produk yang tidak dicari (Unsought Product)
Adalah produk konsumen yang di mana keberadaannya tidak diketahui
atau jika diketahui oleh konsumen pun, tidak terpikir oleh mereka untuk
membelinya.
2. Produk Industri (Industrial Product)
Adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan
yang terkait dengan bisnis.
D. Strategi Mencari Keunggulan Produk
Menurut Suyanto (2006:51) produk meliputi kualitas, keistimewaan, desain,
gaya, keanekaragaman, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan
pengembalian. Iklan dapat dibangun dari keunggulan elemen-elemen produk tersebut
yaitu:
1. Kualitas
Kualitas merupakan seberapa baik sebuah produk sesuai dengan kebutuhan
spesifik pelanggan, meliputi kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, daya tahan
dan keandalan.
2. Keistimewaan (Fitur)
Keistimewaan merupakan karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.
3. Desain
Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan
4. Gaya
Gaya menggambarkan penampilan dan perasaan bagi pelanggan.
5. Kemasan
Kemasan harus menarik perhatian karena menggambarkan citra merek dan juga
mempunyai manfaat lain seperti memberi perlindungan, kemudahan, manfaat
ekonomi dan promosi bagi produknya.
6. Pelayanan
Pelayanan utama adalah kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan,
pelatihan pelanggan, keluhan dan penyesuaian, masalah kredit, pemeliharaan,
bantuan teknis dan informasi bagi konsumen.
7. Merek
Merek merupakan kombinasi nama, kata, simbol atau desain yang memberi
identitas produk.
E. Persepsi Konsumen
Persepsi merupakan interaksi dengan sekitar dimulai dengan mengumpulkan
informasi, menyeleksi, dan kemudian diinterpretasikan. Ada unsur interpretasi
terhadap rangsangan-rangsangan yang diterima. Interpretasi ini menyebabkan kita
menjadi subjek dari pengalaman kita sendiri. Rangsang-rangsang yang diterima inilah
yang menyebabkan kita mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan.
Menurut Irwanto, dkk (1996:71) persepsi adalah proses diterimanya rangsang
disadari dan dimengerti. Dalam penelitian ini rangsang yang akan diterima seseorang
adalah slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard, agar rangsang tersebut
dapat disadari dan dimengerti maka dalam penggunaan slogan harus dibuat ringkas,
mudah diingat, mudah dibaca dan menarik perhatian. Logo yang digunakan harus
dapat menampilkan pesan dan semangat produk dengan baik, unik dan jelas. Simbol
yang digunakan harus dapat melambangkan objek yang dapat melambangkan hal lain
secara kiasan dan sesuai selera, karena iklan yang digunakan adalah billboard
merupakan iklan visual maka kekontrasan warna antara background dan objek yang
akan dimasukkan menjadikan warna dan ukuran sebagai elemen yang sangat penting
dalam pembuatan iklan billboard, supaya rangsang dapat diterima dengan baik oleh
seseorang.
Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, keadaan, atau obyek tertentu.
Persepsi dapat juga dikatakan sebagai proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
seorang individu. Menurut Cleland dan Bruno (dalam Simamora, 2002:23)
mengatakan bahwa persepsi lebih penting daripada realitas, konsumen membuat
keputusan berdasarkan persepsi bukan realitas, jadi persepsi adalah realitas. Tiap-tiap
orang dapat memberi arti yang berbeda pada stimulus yang diterima, karena itu
individu yang berbeda bisa jadi akan melihat produk yang sama dengan cara yang
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Persepsi
Bila faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikelola dengan baik,
akan terbentuk persepsi yang diinginkan. Dengan kata lain, persepsi yang diinginkan
akan terbentuk bila dapat dilakukan pengkondisian yang kuat terhadap suatu obyek,
kualitas hubungan antar gejala, kondisi, maupun peristiwa.
Pembentukan persepsi menurut Irwanto, dkk (1996:96) dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Perhatian yang selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang
dari lingkungannya meskipun ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang
diterimannya. Untuk itu individu memusatkan perhatiannya pada
rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian obyek-obyek atau gejala-gejala lain
tidak akan tampil ke muka sebagai obyek pengamat.
2. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik
perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil, yang
kontras dengan latar belakangnya dan yang intensitas rangsangnya paling kuat.
3. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Seorang seniman tentu punya pola dan citra rasa yang berbeda dalam
pengamatannya dibanding seorang yang bukan seniman. Penelitian juga
menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin
4. Pengalaman terdahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi seseorang
mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, tetapi lain
halnya dengan mereka yang berada di pedalaman.
Proses terbentuknya persepsi terdiri dengan lima langkah, yang menurut buku
Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut:
1. Perhatian yang selektif.
2. Proses pengumpulan informasi (process of gathering information).
3. Proses seleksi (selecting), yaitu apa yang harus dicatat dari suatu informasi.
4. Mengawinkan, yaitu proses mengkombinasikan informasi yang telah dicatat.
5. Proses mengorganisir pola-pola tertentu.
6. Proses penginterpretasikan informasi yang telah terpola kedalam suatu yang
bermakna.
Sedang hal-hal lain yang dianggap dapat mempengaruhi persepsi adalah
kemampuan dasar (ability), kemauan (wants), kebutuhan-kebutuhan (needs),
harapan-harapan (expectations), dan latihan (train). Ketetapan persepsi dipengaruhi oleh
situasi dimana persepsi tersebut terbentuk. Termasuk dalam pengertian situasi ini
antara lain: tempat, waktu, suasana, sedih, gembira, takut dan lain-lain.
G. Pengertian Slogan, Logo, Simbol, dan Format Pesan Iklan Billboard
Menurut Suyanto (2006:153) slogan, logo, simbol dan format pesan iklan
1. Slogan
Slogan adalah deskripsi pesan dari suatu hal yang diiklankan melalui sepenggal
kalimat, dimana slogan ini sendiri berfungsi untuk menjaga kelangsungan
serangkaian iklan dalam kampanye dan menyederhanakan sebuah strategi pesan
periklanan pada pernyataan positioning agar menjadi ringkas, dapat diulang,
menarik perhatian dan mudah diingat.
2. Logo
Logo dalam iklan merupakan suatu identitas merek yang mengkomunikasikan
secara luas tentang produk, pelayanan dan organisasi dengan cepat. Menurut
Hakim (2005:95) logo banyak dianggap elemen yang menganggu namun harus
ada, di tangan orang kreatif yang brilliant logo malah bisa dijadikan sumber ide.
3. Simbol
Simbol merupakan suatu objek yang melambangkan hal lain secara kiasan atau
sesuai selera kita dalam konteks periklanan.
4. Format
Format dalam iklan billboard berupa penataan elemen-elemen mekanis yang
sesuai dalam menarik perhatian konsumen mencakup perancangan warna,
H. Pengertian Periklanan
Periklanan adalah segala bentuk penyajian promosi non pribadi dalam bentuk
gagasan, barang atau jasa yang harus dibayar oleh sponsor tertentu (Kotler dan
Armstrong, 2001:153). Menurut Suyanto (2006:51) iklan adalah alat ampuh, tidak
untuk membangun merek, tetapi lebih untuk menjaga kepemimpinan tersebut setelah
berhasil dicapai. Di sini perusahaan ingin melindungi mereknya yang sudah kokoh.
I. Sejarah Periklanan Billboard
Ribuan tahun yang lalu orang mesir menggunakan sebuah tugu batu yang
tinggi untuk mempublikasikan hukum dan perjanjian. Ini merupakan bentuk
permulaan periklanan billboard. Melalui publikasi dalam bentuk tugu tersebut,
bangsa manusia mempunyai iklan pertama mereka.
Pada tahun 1450 ketika Johannes Gutenberg menciptakan pencetak huruf
yang bergerak, periklanan modern mulai diperkenalkan melalu surat selebaran atau
surat edaran. Pada tahun 1796 ketika proses litografis (cetakan dari batu/logam yang
ditulisi atau digambari) telah mencapai kesempurnaanya, poster bergambar pertama
yang dibuat. Pada saat itu poster digunakan untuk menyampaikan pesan dalam
periode waktu yang tetap dan dipajang di daerah yang memiliki lalu lintas padat.
New York merupakan kota pertama yang menggunakan iklan billboard pada
saat acara pertunjukan sirkus datang ke kota New York dipasang poster outdoor
ini mencapai booming. Pengiklan-pengiklan besar mulai memproduksi billboard
secara massal untuk pasar nasional (Suyanto, 2006:1).
J. Tujuan Periklanan Billboard
Tujuan periklanan dapat juga digolongkan menurut sasarannya, yakni untuk
memberi informasi, persuasi, atau mengingatkan para pembeli, menambah nilai dan
membantu aktivitas lain yang dilakukan perusahaan (Suyanto, 2006:69). Sesuai
dengan berbagai pemanfaatannya, jenis-jenis iklan berdasarkan tujuan sebagai berikut
(Suyanto, 2006:70):
1. Iklan Informatif
Iklan ini bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan
pasar tentang adanya produk baru.
2. Iklan Persuasif
Tujuan dari iklan persuasif untuk membentuk permintaan selektif suatu merek
tertentu, yang dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi
merek, mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli, membujuk pembeli
untuk membeli sekarang.
3. Iklan Pengingat
Iklan pengingat ini bertujuan mengingatkan kembali produk yang sudah mapan
bahwa produk itu mungkin akan dibutuhkan kemudian, membuat pembeli tetap
4. Iklan Penambah Nilai
Iklan ini bertujuan menambah nilai merek pada persepsi konsumen dengan
melakukan inovasi, perbaikan kualitas dan penguatan persepsi konsumen.
5. Iklan Bantuan Aktivitas Lain
Bertujuan membantu menfasilitasi aktivitas lain perusahaan dalam proses
komunikasi pemasaran, misalnya iklan membantu pelepasan promosi penjualan
(kupon).
K. Strategi Kreatif Merancang Pesan Iklan Billboard
Sebagian besar strategi kreatif untuk merancang iklan billboard berfokus pada
sebuah ide tunggal. Pemasang iklan akan mempertimbangkan keunggulan produk
yang paling penting untuk dikomunikasikan dan diekspresikan dalam bentuk pesan
kepada konsumen.
Periklanan billboard akan dengan cepat meledakkan informasi yang esensial.
Pesan-pesan tambahan yang terlalu banyak justru dapat menghilangkan esensi
keunggulan yang utama dan mengurangi dampak periklanan. Oleh karena itu untuk
membatasi elemen-elemen desain menjadi hal yang sangat penting. Terlalu banyak
elemen desain akan membingungkan orang yang melihat iklan billboard tersebut.
Mereka bekerja keras memahami arti pesan tersebut. Ada beberapa strategi kreatif
1. Strategi Generik
Strategi generik atau pendekatan generik ini berorientasi pada keunggulan biaya
keseluruhan dan diferensiasi. Keunggulan biaya keseluruhan menonjolkan harga
lebih rendah dari pesaing.
2. Strategi Preemtive
Strategi preemtive ini serupa dengan strategi generik, tetapi menonjolkan
superioritas. Strategi ini digunakan oleh perusahaan yang produknya kecil.
3. Strategi Unique Selling Proposition
Strategi ini dikembangkan oleh Reeves (dalam Suyanto, 2006:92). Strategi ini
berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh
produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang dicari atau
dijadikan alasan bagi konsumen untuk menggunakan suatu produk.
4. Strategi Brand Image
Strategi ini biasanya berorientasi pada simbol kehidupan. Sebuah merek atau
produk diproyeksikan pada suatu citra (image) tertentu melalui periklanan.
Gagasannya adalah agar konsumen dapat menikmati keuntungan psikologis
sebuah produk selain keuntungan fisikal yang mungkin ada.
5. Strategi Inherent Drama
Strategi inherent drama adalah strategi karakteristik produk yang membuat
konsumen membeli. Menurut Burnett (dalam Suyanto, 2006:100)
konsumen dengan menekankan elemen dramatik yang diekspresikan pada
manfaat produk tersebut.
6. Strategi Positioning
Trout dan Ries (dalam Suyanto, 2006:105) mengemukakan, strategi positioning
sebagai dasar strategi pemasaran dan juga menjadi dasar yang populer dari
pengembangan strategi kreatif iklan billboard. Gagasan strategi positioning ini
adalah menempatkan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dalam
benak konsumen. Strategi ini berorientasi pada market leader, bahwa merek
yang telah memiliki posisi yang mapan dalam benak konsumen akan menjadi
faktor yang kuat yang berpengaruh saat konsumen memerlukan solusi.
7. Strategi Resonansi
Strategi ini tidak berfokus pada brand image, melainkan lebih pada kondisi atau
situasi yang ditemukan mengutamakan pengalaman hidup konsumen.
L. Pesan Iklan
Langkah utama dalam menciptakan pesan iklan efektif adalah memutuskan
pesan umum apa yang akan dikomunikasikan kepada konsumen. Menurut Sumartono
(2002:68) pesan yang disebarkan melalui iklan untuk konsumen haruslah merupakan:
1. Pemberian informasi yang baru atau pelengkap terhadap informasi mengenai isi
2. Informasi yang baru dapat membantu konsumen untuk mengadakan organisasi
dan reorganisasi pemikiran dan data yang telah dimiliki, sehingga pilihan
konsumen jatuh pada informasi terakhir.
3. Isi iklan harus mempunyai nilai kepentingan (significance) untuk konsumen.
Setelah konsumen membentuk dan mengadakan organisasi dan reorganisasi
data yang telah dimiliki dan ditambah dengan data terakhir.
Orang-orang kreatif harus mendapatkan gaya, nada, kata-kata dan bentuk
untuk melaksanakan pesan, semua unsur ini harus dapat menyampaikan citra dan
pesan yang terpadu. Pesan dapat disajikan dalam berbagai gaya pelaksanaan (Kotler
dan Susanto, 2001:825):
1. Potongan kehidupan
Ini menunjukkan satu atau beberapa orang menggunakan produk ini dalam
keadaan normal.
2. Gaya hidup
Menekankan bagaimana suatu produk sesuai dengan gaya hidup.
3. Fantasi
Menimbulkan fantasi bagaimana suatu produk tersebut atau penggunanya.
4. Suasana atau citra
Membangun suasana atau citra yang membangkitkan bayangan mengenai
5. Musik
Menggunakan musik sebagai latar belakang atau menunjukkan satu atau
beberapa orang atau tokoh kartun menyaksikan suatu lagu mengenai produk
tersebut.
6. Simbol kepribadian
Menciptakan tokoh yang melambangkan produk tersebut.
7. Keahlian teknis
Menunjukkan keahlian dan pengalaman perusahaan dalam membuat produk
tersebut.
M. Prinsip Iklan yang Baik
Menurut Handono (2002:5) terdapat empat prinsip iklan yang baik sebagai
berikut:
1. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu (memperdaya
konsumen).
2. Iklan wajib menyampaikan semua informasi keamanan, cara penggunaan,
pembayaran dan sebagainya.
3. Tidak boleh mengarah pada pemaksaan.
4. Tidak bertentangan dengan moralitas tidak menipu, pelecehan seksual,
diskriminatif, merendahkan harkat dan martabat manusia (human dignity) dan
Iklan yang dijalankan secara jujur dan kontinyu dapat menghasilkan
keuntungan atau manfaat bagi perusahaan maupun konsumen yaitu Sumartono
(2002:79):
1. Iklan diadakan berdasar itikad baik dan dengan memperhatikan unsur-unsur
etika yang berlaku di suatu masyarakat.
2. Diberikan secara jujur dan memperhatikan faktor-faktor konsumen.
Apabila hal-hal tersebut dilaksanakan dengan baik maka:
1. Menarik perhatian terhadap iklannya.
2. Menimbulkan perhatian besar terhadap iklannya.
3. Menyatakan pokok-pokok masalah tentang sifat dan bagaimana barang atau
jasa yang dianjurkan dapat dipakai oleh konsumen.
4. Memamerkan barang atau jasa yang diperkenalkan kepada konsumen, sesuai
dengan kemampuan memuaskan pemakaian barang atau jasa yang dianjurkan.
N. Minat Beli Konsumen
Perilaku seseorang sangat tergantung pada minatnya, sedangkan minat
berperilaku tergantung pada sikap dan norma subyektif atas perilaku. Keyakinan atas
akibat perilaku sangat mempengaruhi sikap norma subyektifnya. Sikap individual
terbentuk dari kombinasi antara keyakinan dan evaluasi tentang keyakinan penting
seorang konsumen, sedangkan norma subyektifnya ditentukan oleh keyakinan dan
motivasi bahwa orang penting lain berpendapat sebaiknya melaksanakan atau tidak
Menurut Feshbein (dalam Assael, 1992:213) individual dapat terpengaruh
atau tidak, tergantung pada kekuatan kepribadian individual yang bersangkutan dalam
menghadapi kehendak orang lain, kemudian Feshbein membuat sebuah teori yaitu
”Teori Aksi Reaksi”. Teori ini menjelaskan bahwa evaluasi atribut produk
mempengaruhi konsekuensi yang dirasakan atas merek yang diyakini dari suatu aksi
(brand beliefs perceived concequences of actions). Evaluasi keseluruhan suatu aksi
(overall evaluation of actions) dipengaruhi oleh konsekuensi yang dirasakan atas
merek yang diyakini dari suatu aksi dan norma sosial yang terdiri dari keyakinan
normatif (normative beliefs) dan motivasi (motivation of comply). Evaluasi
keseluruhan dari suatu aksi akan mempengaruhi intensi/minat untuk membeli
(intention/purchase to buy) dan akhirnya akan mempengaruhi perilaku (behavior)
seseorang. Minat berperilaku (behavior intention) menunjukkan probabilitas
subyektif seseorang, bahwa seseorang akan melakukan suatu perilaku atau beberapa
perilaku yang berkaitan dengan obyek tertentu.
Menurut Peter dan Olson (2000:195) sampai saat ini aspek dari iklan
(mungkin material visual ) yang memberikan pengaruh terbesar pada sikap iklan dan
apakah reaksi evaluatif konsumen terhadap iklan memungkinkan pembelian. Sikap
yang positif terhadap iklan tidak selalu membawa pada peningkatan pembelian suatu
merek atau produk. Supaya sikap positif konsumen terhadap iklan yang akhirnya
membawa konsumen untuk mengkonsumsi produk, maka iklan harus dibuat
sedemikan menarik dan dalam menyampaikan informasi produk harus jelas manfaat
Jika sikap positif konsumen terhadap iklan dan informasi produk yang
disampaikan diterima dengan baik akan membawa mereka untuk pembelian produk
yang diiklankan, kemudian konsumen merasakan manfaat dan puas terhadap produk
tersebut. Minat beli adalah minat untuk membeli yang akan dilakukan oleh konsumen
setelah melihat objek atau iklan produk yang ditawarkan. Perusahaan juga harus tetap
fokus pada kepuasan konsumen, karena kepuasan konsumen yang tinggi akan
menciptakan kesetiaan dan menyebabkan terjadinya intensi pembelian ulang secara
berulang-ulang kali.
O. Penelitian Sebelumnya
Dalam penelitian ini, peneliti terinspirasi oleh penelitian sebelumnya tentang
daya tarik iklan dengan judul Pengaruh Daya Tarik Iklan terhadap Minat Beli
Konsumen oleh Ika Ratih Utami, studi kasus pada produk POND’S Complete
Whitening Care pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, UPN “Veteran”, UMY dan berikut adalah abstrak penelitian tersebut
dengan tujuan penelitian:
1. Untuk mengetahui atribut-atribut daya tarik iklan POND’S Complete Whitening
Care yang menentukan minat beli mahasiswa berdasarkan atribut
produk/merek, isi iklan, informasi, bentuk/format iklan, dan durasi waktu.
2. Untuk mengetahui pengaruh atribut-atribut daya tarik iklan POND’S Complete
Whitening Care terhadap minat beli konsumen berdasarkan atribut
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi terhadap daya tarik iklan
antara mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, UPN “Veteran” dan UMY berdasarkan atribut-atribut
produk/merek, isi iklan, informasi, bentuk/format iklan, dan durasi waktu.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, UPN “Veteran” dan UMY pada bulan November-Desember 2004.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dari Universitas Sanata
Dharma, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, UPN “Veteran”, UMY dan mahasiswa
tersebut belum pernah menggunakan produk POND’S Complete Whitening Care
namun sudah mendengar dan melihat iklan tersebut dan sampel dari penelitian
berjumlah 200 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode
convenience sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Teknik
analisis data yang digunakan adalah Q-Cochran, Analisis Regresi Berganda, dan Uji
F (ONE WAY ANOVA) dengan taraf signifikansi α= 0,05, dan hasil penelitian
menunjukkan:
1. Terdapat lima atribut daya tarik iklan yang menentukan minat beli mahasiswa
yaitu produk/merek, isi iklan, informasi, bentuk/format iklan, dan durasi waktu.
2. Pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma, daya tarik iklan yang berpengaruh
positif terhadap minat beli mahasiswa adalah atribut informasi. Pada mahasiswa
Universitas Atma Jaya Yogyakarta daya tarik iklan yang berpengaruh positif
negatif terhadap minat beli mahasiswa adalah atribut bentuk/format iklan. Pada
mahasiswa UPN “Veteran” daya tarik iklan yang berpengaruh positif terhadap
minat beli mahasiswa adalah atribut informasi dan produk/merek. Pada
mahasiswa UMY daya tarik iklan yang berpengaruh positif terhadap minat beli
mahasiswa adalah atribut isi iklan dan atribut produk/merek.
3. Terdapat perbedaan persepsi daya tarik iklan POND’S Complete Whitening
Care antara mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, UPN “Veteran” dan UMY. Mahasiswa yang memiliki persepsi
paling tinggi berdasarkan atribut daya tarik iklan POND’S Complete Whitening
Care adalah pertama mahasiswa UPN “Veteran”, kedua mahasiswa UMY,
ketiga mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta, keempat Universitas
P. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual penelitian pengaruh slogan, logo, simbol dan format
pesan iklan billboard terhadap minat beli konsumen dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian Slogan Iklan
Logo Produk
Simbol Iklan
Minat Beli Konsumen
Q. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis merumuskan dua hipotesis
sebagai berikut:
1. Slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard secara parsial
berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada rokok A Mild menthol.
2. Slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard secara simultan
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus, kesimpulannya hanya
berlaku pada ruang lingkup lokasi penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2007.
D. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian ini adalah responden yang merokok dan pernah melihat iklan
billboard rokok A Mild menthol.
2. Obyek penelitian ini adalah pengaruh slogan, logo, simbol dan format pesan
iklan billboard terhadap minat beli konsumen pada rokok A Mild Menthol.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dengan skala Likert,
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden.
Kuesioner dalam penelitian ini berisi pertanyaan mengenai tanggapan konsumen
terhadap slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard dan minat beli
konsumen pada rokok A Mild menthol, setiap jawaban diberi skor berupa:
1. Sangat Setuju : 5
2. Setuju : 4
3. Netral : 3
4. Tidak Setuju : 2
5. Sangat Tidak Setuju : 1
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:31).
Secara teoritis, Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2006:31) mendefinisikan
variabel sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai ”variasi” antara satu
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel independen dan dependen
yaitu (Sugiyono, 2006:153):
1. Variabel Independen, sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent, bebas. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel independen dalam penelitian ini meliputi slogan, logo,
simbol dan format pesan iklan billboard.
2. Variabel Dependen sering disebut variabel output, kriteria, terikat yang
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat beli
konsumen pada rokok A Mild menthol. Minat beli konsumen merupakan
keinginan yang timbul dari dalam diri konsumen untuk membeli suatu produk
setelah melihat suatu obyek atau iklan billboard.
G. Jenis Data
Penelitaian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung diperoleh dari
responden, yaitu data mengenai jawaban responden terhadap daftar
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
berkaitan dengan perusahaan seperti, sejarah berdirinya perusahaan, lokasi
perusahaan, produk-produk yang dipasarkan dll.
H. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma
yang merokok dan pernah melihat iklan billboard rokok A Mild menthol.
2. Sampel
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 150 responden yang
merokok dan pernah melihat iklan billboard rokok A Mild menthol (Sugiyono,
2006:73).
3. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling aksidental. Teknik
aksidental ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penulis dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
I. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, untuk
mengukur validitas dan realibilitas perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu. Adapun
alat pengujian tersebut meliputi:
1. Uji Validitas
Adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur data
yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan dengan
mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-masing item dengan skor
total dengan menggunakan teknik korelasi product moment (Hadi, 2002:44)
adalah:
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi product moment.
x : Skor atau nilai dari setiap item.
y : Skor atau total nilai dari setiap pertanyaan.
N : Jumlah sampel (responden).
Untuk menentukan suatu item pertanyaan, nilai koefisien korelasi product
moment (rxy dengan nilai korelasi tabel). Jika rxy > r tabel maka item
pernyataan yang diuji dinyatakan valid, sehingga layak disertakan dalam daftar
pernyataan. Item pernyataan yang tidak valid harus dibuang dari daftar
pernyataan.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur konsisten atau memiliki
kemantapan dalam penggunaannya, baik ditinjau dari waktu kewaktu maupun
dari kondisi satu dengan kondisi yang lain (Sumarni & Wahyuni, 2006:49).
Menurut Umar (2003:87) semakin kecil kesalahan pengukuran, maka makin
reliabel alat pengukur. Sebaliknya jika makin besar kesalahan pengukuran maka
semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Besar kecil kesalahan pengukuran
dapat diketahui antara lain dari nilai korelasi antara hasil pengukuran pertama
dan kedua. Ada cukup banyak teknik untuk mengukur reliabilitas dan salah
satunya adalah teknik Alpha Cronbach yang digunakan dalam penelitian ini
untuk mengukur tingkat reliabilitas dalam penelitian ini. Teknik Alpha
Cronbach ini mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1-0, tetapi
merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau
bentuk skala 1-3, 1-5 dan 1-7 dan seterusnya dapat menggunakan koefisien
alpha cronbach, adapun rumusnya seperti berikut:
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎝
⎛
−
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
−
=
∑
2Keterangan:
11
r = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pernyataan
2 t
σ = Varian total
∑
2b
σ = Jumlah varian butir
Untuk mengetahui daftar pernyataan atau kuesioner (kumpulan dari item
pernyataan yang valid) reliabel atau tidak maka dilakukan pengujian terhadap
koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Suatu daftar pernyataan atau scale
dinyatakan reliabel jika memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach > 0,60.
J. Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh slogan, logo, simbol dan format pesan iklan
billboard terhadap minat beli konsumen, maka digunakan analisis data regresi ganda.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data regresi ganda empat
prediktor. Karena dalam penelitian ini terdapat empat variabel independen meliputi
slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard. Persamaan regresi untuk empat
prediktor adalah (Sugiyono, 2006:210):
Keterangan:
Y = Minat Beli Konsumen
a = Konstanta
b1 = Koefisiensi X1
X1 = Slogan Iklan Billboard
b2 = Koefisiensi X2
X2 = Logo Iklan Billboard
b3 = Koefisiensi X3
X3 = Simbol Iklan Billboard
b4 = Koefisiensi X4
X4 = Format Iklan Billboard
Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
(
)(
) (
)(
)
)
(
2 2 2 i i i i i i i n a ΣΧ − ΣΧ Υ ΣΧ ΣΧ − ΣΧ ΣΥ =(
)
(
)
)
(
2 2 i i i i i i n n b ΣΧ − ΣΧ ΣΥ ΣΧ − Υ ΣΧ =Ketika melakukan pengujian dengan regresi berganda semua variabel
independen dalam penelitian ini akan dimasukkan yang meliputi slogan, logo, simbol
dan format pesan iklan billboard untuk diregres terhadap minat beli konsumen pada
K. Hipotesis Pertama (Uji t)
Untuk mengetahui slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada rokok A Mild
menthol, maka dilakukan pengujian hipotesis, langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah:
1. Merumuskan hipotesis
Untuk mengetahui slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada rokok A
Mild menthol. Dengan formulasi H0 dan Ha sebagai berikut:
H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 (slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen).
Ha : b1, b2, b3, b4 > 0 ( slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen).
2. Menentukan tingkat signifikansi
Penelitian ini menggunakan level of significance atau α sebesar 0,05 atau 0,5%
dengan derajat kebebasan df = n-k
3. Menentukan nilai t
Perhitungan nilai t dihitung dengan rumus:
t
=
2
1
2
r n r
Keterangan:
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
4. Kriteria penerimaan
Jika t hitung < t tabel atau t hitung pada p value > 0,05 maka H0 diterima
Jika t hitung ≥ t tabel atau t hitung pada p value ≤ 0,05 maka H0 ditolak
5. Kriteria pengujian satu sisi
t
05 , 0
=
α
6. Kesimpulan
a. Jika H0 diterima artinya slogan, logo, simbol dan format pesan iklan
billboard secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap minat beli
konsumen pada rokok A Mild menthol.
b. Jika H0 ditolak artinya slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada rokok
A Mild menthol.
L. Hipotesis Kedua (Uji F)
Untuk mengetahui slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
secara simultan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada rokok A Mild
menthol, maka dilakukan pengujian hipotesis, langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah:
1. Merumuskan hipotesis
Untuk mengetahui slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
secara simultan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada rokok
A Mild menthol. Dengan formulasi H0 dan Ha sebagai berikut:
H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 (slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen).
Ha : b1, b2, b3, b4 > 0 (slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
2. Menentukan tingkat signifikansi
Penelitian ini menggunakan level of significance atau α sebesar 0,05 atau
0,5% dan dengan derajat kebebasan df = n-k.
3. Menentukan nilai F
Perhitungan nilai F dapat dihitung dengan rumus:
(
)
(
2)
21
1
R
m
m
N
R
F
−
−
−
=
Keterangan:F = Nilai F hitung
N = Jumlah sampel
R2 = Koefisien determinasi ( R square )
m = Jumlah variabel independen
Koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah kemampuan variabel
independen mempengaruhi variabel dependen. Semakin besar koefisien
determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan variabel independen
menerangkan variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi dapat
dihitung dengan rumus (Suharyadi & Purwanto, 2004:465):
4. Kriteria penerimaan
Jika F hitung < F tabel atau F hitung pada p value > 0,05 maka H0 diterima
Jika F hitung ≥ F tabel atau F hitung pada p value ≤ 0,05 maka H0 ditolak
5. Kriteria pengujian
α =0,05
Gambar 3.2 Uji F
6. Kesimpulan
a. Jika H0 dterima artinya slogan, logo, simbol dan format pesan iklan
billboard secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap minat beli
konsumen pada rokok A Mild menthol.
b. Jika H0 ditolak artinya slogan, logo, simbol dan format pesan iklan
billboard secara simultan berpengaruh positif terhadap minat beli
A. Sejarah Perusahaan
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna didirikan pada tahun 1913 oleh
seorang imigran di Surabaya bernama Liem Seeng Tee. Pada mulanya Sampoerna
hanya membuat dan menjual rokok kretek lintingan tangan dengan campuran
cengkeh, vanili, pala dan kayu manis. Permintaan terhadap rokok ini pun meningkat,
sehingga bisnisnya dengan cepat berkembang pesat, yang kini menjadi merek
terkemuka di Indonesia dengan produk utamanya diberi nama Dji Sam Soe.
Sampoerna merupakan salah satu perusahaan rokok di Indonesia yang tumbuh
pesat. Pada tahun 1920 Lim Seeng Tee memasarkan produk rokoknya ke beberapa
tempat di Surabaya, bahkan pasar rokok tersebut sampai keluar Jawa Timur. Pada
tahun 1934 didirikanya pabrik baru dengan nama Taman Sampoerna. Bisnis rokok ini
oleh Lim Seeng Tee diwariskan pada kedua putranya. Putra pertama Swie Wha putra
pertama memulai usaha dagang tembakau di Jawa Tengah pada tahun 1952,
sedangkan putra keduanya Swie Ling mendirikan pabrik baru di Denpasar dengan
nama PT. Panamas. Pabrik ini membuat rokok kretek tanpa mesin dari tahun 1954
sampai tahun 1978, kemudian pabrik ini dipindahkan ke Malang. Pada tahun 1982
mesin pengolahan rempah dan percetakan diganti dengan mesin yang baru. Sebuah
laboratorium pengendalian mutu moderen didirikan untuk menguji hasil produksi dari
tiga pabrik dalam rangka perawatan dan peningkatan mutu produk.
Pada tahun 1987 perusahaan mendirikan pabrik baru di atas tanah seluas 153 hektar
di Pandaan, yang terletak antara jalan Surabaya dan Malang. Pabrik baru ini
dirancang untuk menyimpan dan menyediakan bahan baku di Indonesia. Pada tahun
1988 PT. Panamas menggabungkan diri pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. PT.
Panamas sebagai anak perusahaan Sampoerna dan berfungsi sebagai distributor.
Pada bulan Mei 2005, PT. Philip Morris Indonesia, afiliasi dari Philip Morris
International perusahaan tembakau Internasional yang merupakan bagian dari Altria
Group telah mengakuisisi sebesar 98% saham PT. Hanjaya Mandala Sampoerna.
Perubahan kepemilikan ini menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan
sejarah Sampoerna. Dengan kepemimpinan Martin G King sebagai presiden direktur
dan didukung oleh jajaran direksi dengan keahlian nasional dan internasional,
Sampoerna memiliki landasan yang kokoh untuk berkembang lebih pesat.
B. Lokasi Perusahaan
1. Kantor Pusat
Jalan Rungkut Industri Raya No. 18
Surabaya 60293, Jawa Timur
2. Kantor Perwakilan
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 54-55 Bapindo Plaza I Lt.18
C. Produk-Produk yang Dipasarkan
Produk-produk andalan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna adalah Dji Sam Soe
dan A Mild, A Mild Menthol memimpin dalam segmen kelas atas, sedangkan
Sampoerna A Hijau bersaing dalam segmen kelas menengah. PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna merupakan perusahaan rokok pertama yang memperkenalkan rokok
kretek rendah tar rendah nikotin di Indonesia. Produk yang dipasarkan di Indonesia
adalah Dji Sam Soe, Dji Sam Soe Super Premium, Sampoerna Hijau, A Mild, A Mild
A. Data untuk Analisis
Dalam penelitian ini melibatkan lima variabel, yang terdiri dari empat
variabel independen adalah slogan, logo, simbol, dan format pesan iklan billboard,
sedangkan variabel dependennya adalah minat beli konsumen terhadap rokok A Mild
(menthol). Data utama yang dianalisis dalam penelitian ini adalah jawaban dari
responden yang mengisi kuesioner. Kuesioner yang disebar berjumlah 150 buah.
Pada bab ini, penulis akan melakukan pembahasan hasil analisis data. Analisis data
dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian adalah:
1. Analisis profil responden, untuk mengetahui prosentase responden berdasarkan
karakteristik responden.
2. Pengujian instrumen dengan uji validitas dan reliabilitas, tujuannya untuk
mengetahui bahwa kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data dari
responden yang mengisi kuesioner telah valid dan reliabel.
3. Uji t untuk mengetahui variabel independen yang meliputi slogan, logo, simbol
dan format pesan iklan billboard secara parsial berpengaruh positif terhadap
minat beli konsumen pada rokok A Mild menthol.
4. Uji F untuk mengetahui variabel independen yang meliputi slogan, logo, simbol
dan format pesan iklan billboard secara simultan berpengaruh positif terhadap
minat beli konsumen pada rokok A Mild menthol.
5. Analisis regresi berganda, analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen dalam penelitian ini yang meliputi slogan, logo, simbol,
format pesan iklan billboard A Mild menthol terhadap variabel dependen yaitu
minat beli konsumen.
6. Koefisien Determinasi untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
independen yang meliputi slogan, logo, simbol dan format pesan iklan billboard
terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen pada rokok A Mild
menthol.
B. Analisis Profil Responden
Profil dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan pengelompokan responden
dalam kategori-kategori seperti jenis kelamin, usia, jurusan, pendapatan atau uang
saku setiap bulan.
1.Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Dilihat dari data yang diperoleh pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin,
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 106 orang atau 70,67% dari 150
responden yang diteliti, sisanya sebanyak 44 orang atau 29,33% berjenis kelamin
perempuan. Responden laki-laki yang berjumlah 106 orang tersebut terbagi lagi
menurut penggunaan merek rokok. Pengguna rokok merek A Mild sebanyak 35
sebanyak 39 orang atau 26% dari 150 responden dan sisa 32 orang atau 21,33%
pengguna rokok Merek lain. 44 orang wanita yang menjadi responden juga
terbagi lagi berdasarkan merek rokok yang mereka konsumsi. Pengguna A Mild
sebanyak 17 orang atau 11,33%, pengguna A Mild Menthol sebanyak 22 orang
atau 14,67% dan sisa sebanyak 5 orang atau 3,33% dari 150 orang, Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Merek Total
A Mild A Mild Menthol Merek Lain
Laki-laki N 35 39 32 106
% 23,33 26,00 21,33 70,67
Perempuan N 17 22 5 44
% 11,33 14,67 3,33 29,33
Total N 52 61 37 150
% 34,67 40,67 24,67 100
Sumber: Data primer yang diolah
2.Profil Responden berdasarkan Usia
Pengelompokkan responden berdasarkan usia, responden yang masuk dalam
kelompok usia kurang dari 20 tahun berjumlah 45 orang atau 30% dari 150
responden, responden yang masuk kelompok usia antara 20 sampai 24 tahun
berjumlah 78 orang atau 52% dari 150 responden merupakan jumlah responden
yang terbesar, dan kelompok usia diatas 24 tahun berjumlah 27 orang atau 18%
dari 150 responden. Berikut adalah tabel perincian usia responden berdasarkan
Tabel 5.2
Responden Berdasarkan Usia
Merek Usia
A Mild A Mild Menthol Merek Lain
Total
N 14 17 14 45
< 20 tahun
% 9,33 11,33 9,33 30,00
N 15 37 26 78
20 s/d 24 tahun
% 10,00 24,67 17,33 52,00
N 10 13 4 27
> 24 tahun
% 6,67 8,67 2,67 18,00
N 39 67 44 150
Total
% 26,00 44,67 29,33 100
Sumber: Data primer yang diolah
3.Profil Responden berdasarkan Pendapatan
Dalam penelitian ini dari data yang diperoleh bahwa pendapatan responden setiap
bulannya sekitar 24 orang atau 16% yang memiliki pendapatan kurang dari Rp
400.000 setiap bulannya. Responden yang pendapatannya berkisar antara Rp
400.000 sampai Rp 700.000 setiap bulannya berjumlah 53 orang atau 35,33%,
sekitar 51 orang atau 34% responden memiliki pendapatan antara Rp 700.001
sampai Rp 1.000.000 dan responden yang memiliki pendapatan diatas Rp
1.000.000 berjumlah 22 orang atau 14,67% dari keseluruhan responden. Tabel
Tabel 5.3
Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Merek Total
A Mild A Mild Menthol Merek Lain
< Rp 400rb N 5 9 10 24
% 3,33 6,00 6,67 16,00
Rp 400rb s/d Rp 700rb N 20 20 13 53
% 13,33 13,33 8,67 35,33
Rp 701rb s/d Rp 1jt N 15 30 6 51
% 10,00 20,00 4,00 34,00
> Rp 1jt N 13 8 1 22
% 8,67 5,33 0,66 14,67
Total N 53 67 30 150
% 35,33 44,67 20,00 100
Sumber: Data primer yang diolah
4. Profil Responden Berdasarkan Jenis Rokok yang diKonsumsi
Pengelompokkan responden berdasarkan jenis rokok yang di konsumsi,
responden yang konsumsi rokok merek A Mild sebesar 67 orang atau 44,67%,
responden yang konsumsi rokok merek A Mild Menthol berjumlah 53 orang atau
35,33% dan responden yang mengkonsumsi rokok merek lain sebesar 30 orang
atau 20% dari keseluruhan responden, Tabel berikut merupakan perincian jenis
rokok yang dikonsumsi oleh responden sebagai berikut:
Tabel 5.4
Responden Berdasarkan Jenis Rokok yang di Konsumsi
Jenis Rokok Total
A Mild N 67
% 44,67
A Mild Menthol N 53
% 35,33
Merek Lain N 30
% 20
Total N 150
C. Pengujian Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini pengujian instrumennya menggunakan pengujian validitas
dan pengujian reliabilitas sebagai alat ukur terhadap 30 responden yang mengisi
kuesioner bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu instrumen penelitian yang
digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS 12.00 for windows sebagai berikut:
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan yang
digunakan dalam kuesioner dapat diukur secara tepat terhadap apa yang diuji
dalam penelitian. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang
diperoleh dari masing-masing item dengan skor total dengan menggunakan teknik
korelasi product moment dengan tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil
pengujiannya menggunakan bantuan software SPSS 12.00 for windows dengan
melihat tabel Item Total Statistic pada kolom Corrected Item Total Correlation
(lampiran) dan r hitung terkoreksi dengan melihat tabel Correlations pada kolom
Tabel 5.5
Hasil Uji Validitas Variabel Independen (Slogan)
Item pernyataan
r hitung r hitung
terkoreksi
r tabel Status
1 0,389 0,583 0,3061 Valid
2 0,484 0,651 0,3061 Valid
3 0,548 0,707 0,3061 Valid
4 0,517 0,684 0,3061 Valid
5 0,427 0,616 0,3061 Valid
6 0,571 0,752 0,3061 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa item pernyataan
untuk variabel slogan dinyatakan valid, dapat lihat bahwa hasil dari keenam
item pernyataan r hitung dan r hitung terkoreksi lebih besar dibanding r tabel
atau rhitung > rtabel, sehingga keenam item pernyataan tersebut dapat digunakan
dalam penelitian.
Tabel 5.6
Hasil Uji Validitas Variabel Independen (Logo)
Item pernyataan
r hitung r hitung
terkoreksi
r tabel Status
1 0,546 0,659 0,3061 Valid
2 0,624 0,768 0,3061 Valid
3 0,589 0,754 0,3061 Valid
4 0,509 0,685 0,3061 Valid
5 0,503 0,682 0,3061 Valid
6 0,406 0,587 0,3061 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa item pernyataan
item pernyataan r hitung dan r hitung terkoreksi lebih besar dibanding r tabel
atau rhitung > rtabel, sehingga keenam item pernyataan tersebut dapat digunakan
dalam penelitian.
Tabel 5.7
Hasil Uji Validitas Variabel Independen (Simbol)
Item pernyataan
r hitung r hitung