Jurnal Reproductive Healt, 24/11 (2016), 24-29
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
EMESISGRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1
DI RUMAH BERSALIN HASNA DEWI PEKANBARU
Husna Farianti Amran
Program tudi D-III Kebidanan STIKes Payung Negeri Pekanbaru Email : na.farianti@gmail.com
ABSTRACT
Emesisgravidarum is one early signs of pregnancy 70 % pregnant woman had nausea and 28 % have been vomiting. Emesisgravidarum so often ignored because regarded as a consequence normal and physiological symptoms of a pregnancy , if they were seen from the other side emesisgravidarum make the negative impact for pregnant women and families. The purpose of this research is to analyze determine of emesisgravidarum for pregnant women in first trimester which parity, employment, pregnant knowledge, the use of contraceptive pill before pregnancy, and woman with the history of emesisgravidarum. The study type was analytical with cross-sectional approach. The Population in this study all of pregnant women first trimester visiting Maternity Homes Hasna Dewi in October – December 2015 (135 people), and samples 100 people using purposive sampling technique. The instrument used is questionaire. Data was analyzed by univariate analysis , bivariate analysis ( chi-square ) and multivariate analysis. Results of the study were calculated using statistical test Chi-Square showed all the factors influencing the emesisgravidarum among others, parity (P value 0.000), pregnant employment status (P Value 0.012), pregnant knowledge (P value 0.000), the use of contraceptive pill before pregnancy ( P value 0.011) and the history of emesisgravidarum ( P value 0.031). From the multivariate analysis of several factors which are the most dominant factor affecting the emesisgravidarum were parity (P value 0,052) OR 403,708. The midwife in antenatal care most considere all of the factor emesisgravidarum have to take care provided on and quality care.
Kata kunci: Determinant, emesisgravidarum, pregnant first trimester
Pendahuluan
Emesis gravidarum merupakan
perasaan mual yang sering diikuti sakit kepala yang umumnya terjadi dipagi hari. Emesisgravidarum merupakan salah satu gejala awal terjadinya kehamilan. Sekitar 70% wanita mengalami mual dan 28% mengalami muntah. (Woolfson, 2008)
Emesisgravidarum pada awal
kehamilan berhubungan dengan perubahan kadar hormonal pada tubuh wanita hamil. Pada saat kehamilan terjadi
kenaikan kadar Hormone Chorionic Gonadotropin (HCG) yang berasal dari plasenta. Kadar HCG meningkat pada tiga bulan pertama kehamilan dan berangsur turun dalam 12-14 minggu kehamilan.(Stoppard, 2008)
Emesisgravidarum sering sekali diabaikan karena dianggap sebagai konsekuensi normal dan gejala fisiologis dari suatu kehamilan, padahal jika dilihat dari sisi lain, emesisgravidarum menimbulkan dampak hebat baik bagi
ibu hamil maupun keluarga. (Wolfson, 2008)
Apabila emesisgravidarum pada trimester awal tidak ditangani dengan baik apalagi diremehkan, hal ini terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stress psikologis dan rasa bersalah pada diri ibu hamil karena beranggapan tidak dapat memberikan gizi yang terbaik bagi tumbuh kembang bayi yang ada dalam kandungannya. (Smith, 2007)
Pada beberapa wanita hamil
emesisgravidarum bisa menjadi
berlebihan dan mengganggu aktifitas sehari-hari harus mendapat perawataan di Rumah Sakit untuk menggantikan nutrisi dan cairan dengan menggunakan infus dan obat-obatan. Hal ini disebut
hiperemesisgravidarum. (Campbell,
2005).
Faktor predisposisi erjadinya emesisgravidarum dapat dilihat dari paritas .pekerjaan, pengetahuan, penggunaan pil kontrasepsi sebelum kehamilan, keturunan, sosial ekonomi, psikologis, merokok, stress, cemas dan takut. (Wadud, 2012)
Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian
emesisgravidarum pada ibu hamil trimester I yang meliputi faktor paritas, status pekerjaan, pengetahuan ibu, riwayat penggunaan pil kontrasepsi sebelum kehamilan, dan riwayat keturunan.
Metode
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada 4 Januari-25 Februari 2016. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester I yang berkunjung di Rumah Bersalin Hasna Dewi pada bulan Oktober-Desember 2015 yang berjumlah 135 orang. Sampel pada penelitian ini sebagian ibu hamil trimester 1 yang berkunjung di RB Hasna Dewi yang berjumlah 100 orang diambil
dengan teknik Simple Random Sampling (acak sederhana), dimana setiap populasi berkesempatan untuk menjadi sampel. Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner berupa daftar pertanyaan untuk mengetahui variabel pengetahuan ibu hamil dan daftar checklist untuk mengetahui paritas, pekerjaan, riwayat penggunaan pil kontrasepsi dan riwayat keturunan.
Analisa Data yang digunakan adalah analisa Univariate untuk mengetahui distribusi frekuensi responden, analisa Bivariate (chi-square) untuk mengetahui hubungan antar variable dan analisa multivariate (uji logistik ganda) untuk mengetahui hubungan antar variabel secarasimultan.
Hasil Penelitan
1. Analisis UnivariateTabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Rumah Bersalin Hasna Dewi Pekanbaru tahun 2016
Kategori Jumlah % Paritas Primigravida Multigravida 59 41 59 41 Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja 31 69 31 69 Pengetahuan Tinggi Rendah 54 46 54 46 Riwayat Penggunaan Pil
Kontrasepsi Menggunakan Tidak menggunakan 52 48 52 48 Riwayat Keturunan Ya Tidak 55 45 55 45 Kejadian Emesis Gravidarum
Ya Tidak 69 31 69 31
Berdasarkan hasil analisis univariate diketahui bahwa mayoritas ibu hamil merupakan ibu hamil anak pertama (primigravida) yaitu 59 orang (59%), tidak bekerja yaitu 69 %, memiliki pengetahuan tinggi yaitu 54%, memiliki riwayat menggunakan pil kontrasepsi sebelum kehamilan yaitu 52%, dan memiliki riwayat keturunan emesisgravidarum yaitu 55%.
Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa mayoritas ibu hamil trimester 1 di RB Hasna Dewi Pekanbaru mengalami emesisgravidarum yaitu 69%.
2. Analisis Bivariate
Tabel 2. Hubungan karakterisik Responden dengan kejadian Emesisgravidarum di Rumah Bersalin Hasna Dewi Pekanbaru tahun 2016
Karakteristik Kejadian Emesisgravidarum N P value Ya Tidak n % N % Paritas Primigravida Multigravida 6 25 10,2 61 53 16 89,8 39 59 41 0,000 Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja 15 16 48,4 23,2 16 53 51,6 76,8 31 69 0,012 Pengetahuan Tinggi Rendah 28 3 51,9 6,5 26 43 48,1 93,5 54 46 0,000
Riwayat Penggunaan Pil Kontrasepsi Menggunakan Tidak menggunakan 22 9 42,3 18,8 30 39 57,7 81,2 52 48 0,011 Riwayat Keturunan Ya Tidak 22 9 40 20 33 36 60 80 55 45 0,031
Analisa bivariate untuk mengetahui pengaruh variabel dependen dan independen Berdasarkan analisa bivariate dengan menggunakan uji chi-quare diperoleh hasil bahwa variabel-variabel memiliki kemaknaan secara statistik yaitu Paritas (P value 0,000), Pekerjaan (P value 0,012), Pengetahuan (P value 0,000), Riwayat penggunaan pil kontrasepsi (P value 0,011) dan Riwayat keturuan (P value 0,031).
Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian emesisgravidarum pada ibu hamil trimester I dilakukan analisis multivariate, dengan regresi logistic ganda. Hasil analisis statistik bivariate semua variabel memiliki nilai p≤0,25 oleh karena itu semua variabel akan diikutkan dalam analisis multivariate.
3. Analisis Multivariabel
Tabel 3. Hubungan Paritas, Pekerjaan, Pengetahuan, Riwayat Penggunaan Pil Kontrasepsi, dan Riwayat Keturunan dengan kejadian Emesisgravidarum Secara Simultan Berdasarkan Analisis Regresi Logitik Ganda di Rumah Bersalin Hasna Dewi Pekanbaru tahun 2016.
Variabel P Value OR 95% CI for Exp (B) Lower Upper
Paritas 0,000 403,708 22,64 7,1993
Pekerjaan 0,050 6,884 1,001 47,323
Pengetahuan 0,000 209,889 13,036 3,3793
Riwayat Penggunaan Pil
Kontrasepsi 0,052 7,299 0,980 54,348
Riwayat Keturunan 0,048 7,537 1,022 55,572
Berdasarkan analisa multivariate diketahui bahwa Paritas (P value 0,052), Pekerjaan (P value 0,050), Pengetahuan (P value 0,000), Riwayat Penggunaan Pil Kontrasepsi (P value 0,000), dan Riwayat Keturunan (P value 0,048) secara simultan memiliki hubungan dengan kejadian emesis gravidarum. variabel yang paling dominan mempengaruhi kejadian emesisgravdiarum adalah paritas (OR 403,708) yang berarti bahwa ada pengaruh paritas dengan kejadian emesisgravidarum, ibu dengan paritas primipara (hamil anak pertama) memiliki peluang 403,708 kali untuk mengalami emesisgravidarum dibandingkan ibu hamil multipara.
Pembahasan
Faktor predisposisi kejadian Emesisgravidarum dapat dilihat dari paritas, pekerjaan, pengetahuan, Riwayat Penggunaan Pil Kontrasepsi, Riwayat
Keturunan. Pada penelitian ini semua factor-faktor tersebut memiliki kemaknaan secara statistik terhadap kejadian emesisgravidarum. Factor yang paling berpengaruh adalah paritas.
Pengaruh Paritas terhadap Kejadian Emesisgravidarum
Paritas ibu hamil mayoritas adalah adalah primigravida (ibu hamil anak pertama). Perasaan mual pada primigravida dapat disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik hormon ini mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Emesisgravidarum terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Kejadian emesisgravidarum pada umumnya dapat diadaptasi oleh ibu hamil, meskipun demikian gejala emesisgravidarum yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. (Fitrah 2009) (Goodwin,2008) .
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Wadud tahun 2012 rasa emesisgravidarum cenderung lebih parah dirasakan oleh ibu dengan kehamilan pertama (primigravida). Secara emosi primigravida cenderung lebih peka terhadap kecemasan dan ketakutan yang akhirnya akan mengganggu lambung. Risiko emesisgravidarum pada primigravida sebanyak 53,5%, pada
multigravida 36,4% dan
grandemultigravida 11,1%.
Penelitian Sumai, dkk tahun 2013 juga menyatakan bahwa paritas memiliki hubungan dengan emesisgravidarum (P=0,049 <0,05). Hal ini dikarenakan pada Paritas 1 (Primipara) faktor psikologis Ibu hamil yang masih belum siap dengan kehamilannya, masih menyesuaikan diri menjadi orangtua dengan tanggung jawab yang lebih besar sehingga dapat memicu terjadinya kejadian emesisgravidarum. Pengaruh Pekerjaan terhadap kejadian Emesisgravidarum
Faktor lain yang berhubungan dengan emesisgravidarum adalah pekerjaan, ibu dengan keletihan dan memiliki masalah fisiologis mungkin dapat diperburuk oleh jam kerja yang panjang dan lingkungan tempat kerja. (Wolfson. 2008)
Hal ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Lier et al, 1999, dalam Tiran (2004) bahwa ibu yang bekerja akan mengalami peningkatan keletihan, hipoglikemia, dan stress sehingga turut berperan menyebabkan mual dan muntah yang berat.
Ibu yang bekerja secara psikologis juga terbebani dengan tuntutan pekerjaan dan suasana lingkungan kerja, oleh karena itu pekerjaan juga dapat meningkatkan stress pad ibu yang akhirnya mempengaruhi perasaan mual pada ibu diawal kehamilannnya.
Pengaruh engetahuan Terhadap Kejadian Emesisgravidarum
Ibu hamil khususnya Primigravida belum memiliki pengetahuan, informasi dan komunikasi sehingga akan mempengarui persepsi tentang mual dan muntah, sedangkan multigravida dan grandemultigravia sudah memiliki pengalaman, informasi dan pengalaman sehingga mampu mengatasi gejala emesigravidarum. (Feed, 2006, Ningsih, 2012)
Menurut peneliti pengetahuan tentang kehamilan sangatlah penting untuk menghindari stress diawal kehamilan yang
akan meningkatkan risiko
emesisgravidarum di trimester I kehamilan.
Pengaru riwayat Penggunaan Pil Kontrasepsi Terhadap Kejadian Emesisgravidarum
Riwayat penggunaan pil kontrasepsi berkaitan dengan hormon estrogen dan progesterone. Wanita yang sebelumnya telah mengalami mual dan muntah sebelum kehamilan dikarenakan menggunakan pil kontrasepsi lebih berisiko terkena emesisgravidarum. (woolfson 2008)
Pengaruh Keturunan Terhadap Kejadian Emesisgravidarum
Dari hasil analisis chi square keturunan berhungan dengan hiperemesis gravidarum (p value 0,031)
emesisgravidarum mengalami peningkatan insidensi pada wanita hamil yang memiliki ibu dengan emesisgravidarum. (Woolfson, 2008). Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan, faktor-faktor yang
mempengaruhi emesis gravidarum
antara lain
prioritas,pekerjaan,pengetahuan,riwaya
t penggunaan pil kontrasepsi,dan
riwayat keturunan, dengan faktor yang
paling dominan adalah paritas.
Saran dalam penelitian ini
adalah dalam memberikan asuhan
kebidanan harus memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian emesis gravidarum sehingga
ibu hamil mendapatkan asuhan yang
tepat dapat lebih terfokus dan terarah.
Daftar Pustaka
Cambel. S, Kehamilan hari demi hari. Jakarta: Erlangga; 2005.
1. Fell.D.B, et al. Risk factors for hyperemesis gravidarum requiring hospital admission during pregnancy. Journal of American College of
Obstetricins and
Gynecologists.2006;(107)2:277-84. (diunduh 23 Februari 2016).
2. Fitrah. Karakteristik ibu hamil yang mengalami hyperemesisgravidarum di Ruang camar III RSUD Arifin Achmad Pekanbaru: 2009
3. Goodwill. T.M. et.al. The role of chorionic gonadotropin in transient
hyperthyroidism of hyperemesis
gravidarum. Diakses dari
http://jcem.endojournals.org. Diunduh 18 februari 2016.
4. Ningsih. Sembilan bulan yang menakjubkan. Yogyakarta: Medical Book; 2012.
5. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar
metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2008.
6. Satari MH, Wirakusumah FF.
Konsistensi penelitian dalam bidang
kesehatan. Bandung: Refika Aditama; 2011.
7. Smith. Mengatasi mual-mual dan gangguan lain selama kehamilan. Jakarta : Diglosia; 2007
8. Stoppard. Buku pintar kehamilan dan persalinan modern. Yogyakarta: Panduan praktis bagi calon orang tua; 2008
9. Sumai.E, et al. Faktor-faktor yang berhubungn dengan kejadian emesisgravidarum di Rumah sakit umum daerah dr. Sam Ratulangi Tondano kabupaten minahasa Sulawesi Utara. Jurnal ilmiah bidan. 2014:(2)1:61-65
10. Tiran.D. Mual dan muntah kehamilan: seri asuhan kehamilan. Jakarta: EGC; 2004
11. Woolfson. Mual dan Muntah dalam khamilan. Jakarta: EGC; 2008.
12. Wadud. Hubungan umur dan pekerjaan ibu dengan kejadian hyperemesisgravidarum di instansi
kebidanan rumah sakit
muhammadiyah Palembang. Palembang: 2012.