• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ………..…...i

PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN ... ………..…...ii

PERNYATAAN LEMBAR PENGESAH ... ………….…iii

HALAMAN PENGESAHAN ... ………….…iv

KATA PENGANTAR ... ………....….v

ABSTRAK ... ………….…vi

ABSTRACT ... ………….…vii

DAFTAR ISI ... ……….viii

DAFTAR TABEL ... …………...xi

DAFTAR GAMBAR ... ………..xii

DAFTAR SINGKATAN ... ………xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan ... 4 1.3.1 Tujuan Umum ... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ... 4 1.4 Manfaat ... 5 1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5 1.4.2 Manfaat Praktis ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mual dan Muntah pada Kehamilan ... 6

2.1.1 Definisi Kehamilan ... 6

2.1.2 Definisi Mual Muntah pada Kehamilan ... 6

2.1.3 Penyebab Mual Muntah pada Kehamilan ... 7

2.1.4 Patofisiologi Mual Muntah pada Kehamilan ... 7

(2)

2.1.6 Tanda Gejala Mual Muntah pada Kehamilan ... 9

2.1.7 Penatalaksanaan Mual Muntah pada Kehamilan ... 10

2.1.8 Pengukuran Mual Muntah pada Ibu Hamil ... 10

2.2 Aromaterapi... 11 2.2.1 Definisi Aromaterapi ... 11 2.2.2 Manfaat Aromaterapi ... 13 2.2.3 Jenis-Jenis Aromaterapi ... 14 2.2.4 Aromaterapi Jahe ... 15 2.2.5 Aromaterapi Lemon ... 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 18

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 19

3.2.1 Variabel Penelitian ... 19

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 20

3.3 Hipotesis ... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 22

4.2 Kerangka Kerja ... 23

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

4.3.1 Tempat Penelitian ... 24

4.3.2 Waktu Penelitian ... 24

4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 24

4.4.1 Populasi Penelitian ... 24

4.4.2 Teknik Sampling ... 24

4.4.3 Sampel ... 25

4.4.4 Jumlah Sampel ... 25

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 26

4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ... 26

4.5.2 Cara Pengumpulan Data ... 27

(3)

4.5.4 Etika Penelitian ... 29

4.6 Pengolahan dan Analisa Data... 31

4.6.1 Teknik Pengolahan Data ... 31

4.6.2 Teknik Analisa Data... 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Lokasi Penelitian ... 33

5.2 Analisis Univariat... 34

5.2.1 Karakteristik Sampel berdasarkan Usia, Kehamilan dan Pendapatan .. 34

5.2.2 Rata-rata Skor Mual Muntah Sebelum Pemberian Aromaterapi ... 35

5.2.3 Rata-rata Skor Mual Muntah Sesudah Pemberian Aromaterapi ... 35

5.3 Analisis Bivariat ... 35

5.3.1 Perbedaan Mual Muntah Sebelum Sesudah Pemberian Aromaterapi . 35 5.3.2 Nilai Selisih Rata-Rata Mual Muntah pada Pemberian Aromaterapi ... 36

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 37

5.4.1 Karakteristik Sampel berdasarkan Usia, Kehamilan dan Pendapatan .. 37

5.4.2 Rata-rata Skor Mual Muntah Sebelum Pemberian Aromaterapi ... 38

5.4.3 Rata-rata Skor Mual Muntah Sesudah Pemberian Aromaterapi ... 39

5.4.4 Rata-rata Perbedaan Mual Muntah Sebelum Sesudah Aromaterapi .... 41

5.4.5 Nilai Selisih Rata-Rata Mual Muntah pada Pemberian Aromaterapi ... 42

BAB 6 PENUTUP 6.1 Simpulan ... 43

6.1 Saran ... 44 Daftar Pustaka

(4)

ABSTRAK

Mual muntah pada ibu hamil trimester pertama berisiko menimbulkan gangguan kesehatan terhadap ibu dan janin. Salah satu penatalaksanaan nonfarmakologi yang dapat mengurangi mual muntah pada ibu hamil adalah aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan studi quasi-eksperimental dan menggunakan pendekatan non-equivalent

control group design sampel terdiri dari 30 orang yang dipilih dengan teknik

consecutive sampling, dibagi menjadi dua kelompok intervensi lemon dan kelompok

intervensi jahe. Pengumpulan data menggunakan instrument pregnancy-unique

quantification of emesis and nausea (PUQE) dengan menjawab tiga pertanyaan terkait

dengan mual muntah yang dirasakan oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata beda selisih mual muntah sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lemon 5,47 dan aromaterapi jahe 5,33. Berdasarkan uji Mann Whitney nilai p= 0,296, nilai p > α (0,05) yang bermakna tidak ada perbedaan yang signifikan antara aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada ibu hamil. Berdasarkan hasil temuan diatas disarankan kepada perawat menggunakan aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe sebagai manajemen nonfarmakologi mual muntah.

Kata kunci: Aromaterapi lemon, Mual Muntah, Aromaterapi jahe, Kehamilan Referensi (44: 2000-2015)

(5)

ABSTRACT

Nausea and vomiting in the first trimester of pregnant women at risk of health problems to mother and fetus. One of the non-pharmacological management that can reduce nausea and vomiting in pregnant women is aromatherapy of lemon and ginger. The purpose of this study is to determine the difference in effectiveness between lemon and ginger aromatherapy toward nausea and vomiting in pregnant women. This study is

quasy-eksperiment study and using non-equivalent control group design approach.The

samples consist of 30 people were selected by consecutive sampling technique, was divided into two groups; lemon intervention group and ginger intervention group. The data were collected used the pregnancy-unique quantification of emesis and nausea (PUQE) instrument to assess the nausea scores of respondents. The result showed an average difference in nausea and vomiting before and after the administration of lemon aromatherapy is 5.47 and ginger aromatherapy is 5.33. Based on Mann Whitney test the value of p = 0.296, p value > α (less than) 0,05 means that there is no significant difference between lemon and ginger aromatherapy to nausea and vomiting in pregnant women. Based on this finding, the nurse can use lemon and ginger aromatherapy as non-pharmacological management for nausea and vomiting of pregnancy.

Keywords: Lemon aromatherapy, Nausea Vomiting, Ginger aromatherapy, Pregnancy Reference (44: 2000-2015)

(6)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan antara ovum dan sperma sehat yang dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi (Sulistyawati, 2012). Kehamilan merupakan proses fisiologi yang selalu terjadi pada setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya atau seorang pria yang juga memiliki organ reproduksi sehat, sehingga besar kemungkinan untuk mengalami kehamilan (Mandriwati, 2012). Kehamilan dapat terjadi apabila adanya pertemuan antara sel telur dan sel sperma yang tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu sampai 42 minggu (Nugroho & Utama, 2014). Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013 angka kehamilan di Indonesia berdasarkan dengan rentang umur antara 10-54 tahun sebesar 2,68%. Proporsi kehamilan di daerah perkotaan sebesar 28% lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan sebesar 2,55%. Data Dinas Kesehatan Kota Denpasar (2016) didapatkan estimasi sebanyak 17.667 jumlah ibu hamil. Data yang didapat pada wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat memiliki kunjungan terbanyak di kota Denpasar sebesar 6.175 kunjungan pemeriksaan ibu hamil ke puskesmas.

Kehamilan dapat ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala umum terjadinya kehamilan seperti amenorea (berhentinya menstruasi), ngidam

(7)

(menginginkan makan atau minuman tertentu), syncope (pingsan), kelelahan, payudara tegang, sering buang air kecil (BAK), konstipasi atau obstipasi, pigmentasi kulit,

nausea (mual) dan emesis (muntah) (Prawirohardjo, 2009). Mual dan muntah dapat

terjadi karena pengaruh estrogen dan progesteron yang menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang mengarah pada pengaruh status gizi ibu hamil (Wiknjosastro, 2009). Gejala klinis pada mual saat kehamilan adalah kepala pusing terutama pada pagi hari, disertai mual muntah sampai kehamilan empat bulan (Manuaba, 2010).

Apabila ibu hamil merasa mual setiap melihat, mencium, atau merasakan makanan yang mungkin berpotensi mempengaruhi janin, akan menyebabkan wanita tersebut mengalami muntah sehingga makanan dan minuman tersebut dikeluarkan kembali (Tiran, 2007). Hal ini menyebabkan asupan nutrisi bagi ibu hamil dan janin tidak adekuat. Nutrisi yang tidak adekuat dapat mengancam kehidupan ibu hamil dan janin. Janin dapat mengalami abortus, berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur dan malforasi pada bayi lahir, sedangkan pada ibu dapat mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan elektrolit, cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi dan dehidrasi (Winkjosastro, 2007). Dehidrasi dapat mengakibatkan peningkatan viskositas darah (hemokonsentrasi) yang dapat memperlambat peredaran darah, yang berarti konsumsi oksigen ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat menambah beratnya keadaan janin dan ibu hamil (Chandranita, Fajar, & Gde, 2009). Muntah juga dapat menyebabkan malnutrisi pada ibu hamil yang akan merusak perkembangan otak janin (Rasjidi, 2014).

Dampak yang ditimbulkan mual muntah sangat berisiko tinggi mengakibatkan kecacatan pada ibu dan janin, sehingga dibutuhkan penatalaksanaan yang tepat untuk menangani mual muntah pada ibu hamil. Terapi farmakologis yang diberikan antara lain vitamin B6 dan antihistamin. Vitamin B6 yang aman bagi ibu dan janin dapat diberikan dalam dosis 100 mg setiap hari dan antihistamin juga telah terbukti efektif serta aman yang dapat diberikan apabila gejala yang dialami ibu hamil menetap

(8)

(Goodwin, Montoro, Muderspach, Paulson, & Roy, 2010). Menurut BPOM tahun 2015 penggunaan jangka panjang vitamin B6 dapat menimbulkan efek samping apabila dikonsumsi dalam dosis tinggi serta secara jangka panjang dapat menyebabkan masalah sistem saraf. Antihistamin juga memiliki efek samping yang meliputi nyeri kepala, gangguan psikomotor, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur, dan gangguan saluran cerna.

Adanya efek samping jangka panjang dari penggunaan terapi farmakologis, mendorong perawat untuk menjalankan perannya sebagai pelindung pasien, salah satunya dengan mengembangkan terapi non farmakologis. Berdasarkan literatur review terapi non farmakologis yang bermanfaat untuk mengatasi mual muntah pada ibu hamil diantaranya akupresur. Pada penelitian Juwita (2015), terapi akupresur pada titik P6 dapat dikategorikan sebagai intervensi yang aman dan cukup efektif dalam mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil yang tidak mendapatkan terapi lain selain akupresur pada titik P6. Terapi relaksasi seperti aromaterapi juga dapat mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil (Goodwin, Montoro, Muderspach, Paulson, & Roy, 2010). Aromaterapi merupakan pengobatan yang holistik, memanfaatkan minyak esensial yang diekstrak dari tanaman aromatik untuk menciptakan keseimbangan dan harmoni pada tubuh, pikiran, dan jiwa (Jenkins, 2010). Aromaterapi adalah penggunaan dari minyak esensial yang telah diekstrak dari bunga, rempah-rempah, buah-buahan, kayu, dan daun (Jenkins, 2010).

Aromaterapi telah diteliti untuk kondisi seperti mual dan muntah. Aromaterapi yang efektif dalam mengurangi rasa mual adalah aromaterapi lemon dan jahe. Aromaterapi yang berasal dari buah-buahan, makanan dan rempah-rempah cenderung sangat berguna, terutama jika mereka membangkitkan kenangan pada individu dimana mereka pertama kali menikmati makanan enak atau merasa terhibur. Minyak esensial yang baik untuk mengurangi mual termasuk lemon, rosewood, jahe, dan peppermint (Jenkins, 2010). Beberapa penelitian juga mendukung hal ini, penelitian Thomson, Corbin, dan Leung (2014), merekomendasikan penggunaan minyak aromaterapi sebagai intervensi yang efektif untuk mual. Pada penelitian Kia, Safajou, Shahnazi, dan

(9)

Nazemiyeh (2014), aromaterapi lemon juga diakui sebagai pengobatan herbal yang efektif untuk mual.

Data Puskesmas II Denpasar Barat (2016) bulan Juni-Agustus terdapat 34 ibu hamil trimester satu yang melakukan kunjungan pemeriksaan ke puskesmas. Dari data survei peneliti terdapat tujuh dari sepuluh ibu hamil yang mengalami mual pada kehamilan trimester satu. Sedangkan pada Puskesmas II Denpasar Barat Pustu Dauh Puri (2016) bulan Januari-Oktober terdapat sembilan bayi yang mengalami berat bayi lahir rendah (BBLR).

Berdasarkan fenomena tingginya insiden mual muntah dan bahayanya dampak yang ditimbulkan bagi ibu dan janin, oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perbandingan antara pemberian aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe terhadap mual dan muntah pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian “Bagaimanakah perbandingan efektivitas antara aromaterapi lemon dengan

aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membandingkan efektivitas pemberian aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

(10)

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui karakteristik pada ibu hamil berdasarkan data demografi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

b. Mengidentifikasi rata-rata skor mual muntah sebelum pemberian aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat. c. Mengidentifikasi rata-rata skor mual muntah sesudah pemberian aromaterapi

lemon dan aromaterapi jahe di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat. d. Mengidentifikasi rata-rata perbedaan skor sebelum dan sesudah pemberian

aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

e. Mengidentifikasi perbedaan rata-rata selisih penurunan mual muntah pada pemberian aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh ibu hamil, keluarga dan masyarakat sebagai acuan dalam perawatan mual dan muntah pada ibu hamil di rumah serta sebagai masukan bagi perawat untuk menggunakan terapi yang lebih efektif antara aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe pada ibu hamil yang mengalami mual dan muntah. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai salah satu pembelajaran atau ilmu pengetahuan bagi institusi serta dapat digunakan pada lahan praktik di lapangan pekerjaan atau program pelayanan tambahan dan sebagai acuan standar pencegahan mual muntah pada ibu hamil dalam kebijakan pemerintah.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya dalam keperawatan maternitas dalam penanganan mual dan muntah secara

(11)

non farmakologis pada ibu hamil serta sebagai acuan peneliti selanjutnya terkait aromaterapi lemon dan aromaterapi jahe pada ibu hamil yang mengalami mual dan muntah.

Referensi

Dokumen terkait

Wardhana (2004) menyatakan emisi gas rumah kaca dari sektor industri dapat ditanggulangi atau dikurangi secara teknis dengan cara mengganti sumber energi yang

a) Energetic dilakukan dengan minum air putih untuk membantu mengembalikan kadar air yang dibutuhkan. Meminum air putih secara perlahan – lahan dan sedikit – sedikit

Pada saat penarikan kredit dalam proses ini pihak yang memiliki tanggung jawab adalah pihak ADK (Adminstrasi Kredit), ADK memiliki kemampuan dalam melakukan perjanjian

Reposisi tulang kecil dengan komplikasi otot putus/reposisi terbuka dengan menyambung

1. Mapping physical, social and economic vulnerability as impacts of climate change, especially extreme climate in provincial level with two scopes of study area, South Sulawesi

Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada subjek yang sesungguhnya. Saat ujicoba, dicari data respon, reaksi, atau tanggapan dari subjek penelitian

Dari hasil observasi dan wawancara di lapangan sumber daya aparatur pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Samarinda peneliti mencoba untuk menjabarkan atau

Variabel yang menunjukkan kualitas fisikokimiawi buah tomat meliputi persentase susut berat, koefisien kematangan buah, nilai kualitas visual, derajat keasaman (pH), padatan