• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Baiq Nurhazanah dkk | 30 EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN

DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU

Baiq Nurhazanah1 Muh.Mansyur Talib2

Munifah3

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan siswa yang sering kali melakukan pelanggaran disiplin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana perkembangan disiplin siswa di SMP Negeri 15 Palu sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk serta menjelaskan efektifitas layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk terhadap pengembangan perilaku disiplin siswa. Subjek penelitian ini berjumlah 30 siswa yang memiliki perilaku disiplin rendah. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pedoman wawancara perilaku disiplin. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa sebelum pemberian layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk yaitu siswa yang memiliki perilaku disiplin sedang yaitu 26,67% dan siswa yang memiliki perilaku disiplin rendah yaitu 73,33%. Sedangkan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk maka terjadi pengembangan perilaku disiplin yaitu 66,67 % siswa yang memiliki perilaku disiplin sedang, dan 33,33% siswa yang memiliki perilaku disiplin rendah. Dari hasil analisis inferensial menunjukan bahwa layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk efektif dalam pengembangan perilaku disiplin siswa SMPN 15 Palu.

Kata Kunci : Dampak Negatif Pelanggaran Disiplin, Media Spanduk, Perilaku Disiplin.

(2)

Baiq Nurhazanah dkk | 31 PENDAHULUAN

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Peraturan disekolah merupakan aturan yang paling mendasar dan sangat penting bagi pengembangan disiplin diri siswa secara menyeluruh. Misalnya hadir di sekolah tepat waktu, memakai seragam sesuai aturan yang ada di sekolah, berbicara sopan dengan guru, dan tidak bolos. Tetapi kenyataanya tidak sedikit pula siswa malakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di lingkungan sekolah itu sendiri.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru bimbingan dan konseling yang bernama Samsudin di SMP Negeri 15 Palu yang memberikan informasi serta diperkuat dengan buku mentoring siswa yaitu masih banyak siswa yang kurang disiplin terhadap peraturan sekolah terutama masalah lambat ke sekolah, terlambat masuk kelas saat bel sudah berbunyi, bolos, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, menyontek, merusak fasilitas sekolah, serta tidak mengikuti apel. Akibatnya siswa sering diberikan hukuman, surat peringatan, dan pemanggilan orang tua oleh guru pembimbing di sekolah.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 15 Palu terdapat fakta bahwa ada beberapa siswa yang kurang rapi dalam berpakaian seperti baju keluar, tidak memakai seragam sekolah, membuang sampah bukan pada tempatnya, siswa keluar kelas saat proses belajar mengajar berlangsung serta ada beberapa siswa terlihat di luar pekarangan dan di kantin sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung.

Permasalahan pelanggaran disiplin siswa tidak dapat dipandang sebelah mata dan harus diberikan perhatian yang khusus dalam pengentasan permasalahan tersebut karena dampak yang ditimbulkan sangat besar terhadap perkembangan perilaku disiplin siswa. Dampak negatif yang akan ditimbulkan dari pelanggaran disiplin yaitu sering mendapat sanksi dari guru, mendapatkan citra yang negatif, mempengaruhi prestasi akademik dan bahkan dapat dikeluarkan dari sekolah.

Hakekatnya dalam proses penyelesaian masalah banyak cara yang dapat dilakukan melalui peran bimbingan konseling salah satunya layanan informasi. Layanan informasi adalah penyampaian informasi yang dilakukan konselor kepada siswa dengan berbagai topik yang diperlukan siswa baik dalam bidang pribadi, sosial, karir maupun belajar yang dapat memberi pengaruh besar kepada siswa dan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini peneliti bermaksud menyampaikan layanan informasi dengan menggunakan bantuan media spanduk karena sebelumnya layanan

(3)

Baiq Nurhazanah dkk | 32 informasi hanya disampaikan langsung secara lisan akan tetapi tidak begitu berpengaruh terhadap perilaku siswa.

Media spanduk adalah alat komunikasi untuk menyampaikan pesan agar mudah diterima dan dipahami oleh pembaca serta sering digunakan untuk penyampaian informasi atau himbauan yang terbuat dari kain yang berisi slogan, tulisan, gambar atau berita yang perlu diketahui halayak umum. Manfaat dari media spanduk ini adalah sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam penyampaian informasi karena dapat dipasang pada tempat-tempat yang strategis seperti depan pintu gerbang serta tempat-tempat upacara sehingga siswa dapat dengan mudah membaca informasi yang akan disampaikan. Dalam hal ini informasi yang akan disampaikan yaitu dampak negatif pelanggaran disiplin.

Berdasarkan uraian di atas, maka peniliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Layanan Informasi Dampak Negatif Pelanggaran Disiplin Disertai Media Spanduk Terhadap Pengembangan Perilaku Disiplin Siswa di SMP Negeri 15 Palu.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis). Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena menekankan pada analisis data-data angka yang diolah dengan metode statistika.Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen-semu (quasi experiment research). Disebabkan karena penelitian ini mendapat perlakuan yaitu pemberian layanan informasi dimana dampak negatif pelanggaran disiplin sebagai variabel bebas dan perilaku disiplin sebagai variabel terikat.

Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan memberikan pedoman wawancara tahap pertama, sebelum di berikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin kemudian pemberian pedoman wawancara tahap kedua di berikan sesudah pemberian layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin (Sumadi, S 2012:102).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara dan dokumentasi. Pedoman wawancara merupakan lembar pengamatan yang berisikan tentang aspek pelanggaran perilaku disiplin di sekolah yang dilakukan subjek penelitian setiap harinya. Adapun jumlah aspek yang termuat dalam pedoman wawancara yaitu 10 item dan setiap item pertanyaan terdapat 4 pilihan jawaban yang masing-masing jawaban memiliki skor penilaian yaitu a=4, b=3, dan c=2 d=1 Maka dengan demikian skor

(4)

Baiq Nurhazanah dkk | 33 maksimal pedoman ini adalah 10x4= 40, sedangkan skor minimal pedoman ini adalah 1x10=10. Lembar pedoman wawancara akan diisi oleh ketua-ketua kelas sesuai dengan dari subjek penelitian yang akan diamati setiap hari selama proses penelitian berlangsung.

Dokumentasi adalah alat pengumpulan data tentang bagaimana proses penelitian yang dilakukan khususnya pada penerapan sistem layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk tersebut. Dokumentasi ini akan dilakukan kepada beberapa pihak sekolah, guru mata pelajaran, dan beberapa perwakilan siswa SMP Negeri 15 Palu. HASIL

Hasil analisis data sebelum diberikan layanaan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk.

Tabel 4.1 Klasifikasi dan Persentasi Perilaku Disiplin Siswa Sebelum Diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Pelanggaran Disiplin Disertai Media Spanduk:

No Kesantunan berbicara F % 1. 2. 3. 4. 5. Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah 0 0 8 22 0 0% 0% 26,67% 73,33% 0% Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat dari jumlah 30 orang siswa yang menjadi subyek penelitian, 0 atau 0% yang memiliki perilaku disiplin sangat tinggi. 0 atau 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin tinggi. 8 orang atau 26,67% yang memiliki perilaku disiplin sedang. 22 orang atau 73,33% yang memiliki perilaku disiplin rendah, dan 0 atau 0% siswa memiliki perilaku disiplin yang sangat rendah.

Hasil analisis deskriptif perilaku disiplin siswa SMPN 15 Palu sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk sebagai berikut :

(5)

Baiq Nurhazanah dkk | 34 Tabel 4.2 Klasifikasi dan Persentasi Perilaku Disiplin Siswa Sesudah Diberikan Layanan

Informasi Dampak Negatif Pelanggaran Disiplin Disertai Media Spanduk: No Perilaku disiplin F % 1. 2. 3. 4. 5. Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah 0 0 20 10 0 0% 0% 66,67% 33,33% 0% Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat dari jumlah 30 orang siswa yang menjadi subyek penelitian, 0 siswa atau 0% yang memiliki perilaku disiplin sangat tinggi, 0 atau 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin tinggi, 20 atau 66,67% siswa yang memiliki perikau disiplin sedang, 10 atau 33,33% siswa yang memilki perilaku disiplin rendah, serta tidak seorang pun atau 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin sangat rendah.

Perilaku disiplin siswa SMPN 15 PALU sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk, dapat dilihat melalui klasifikasi yang ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Klasifikasi dan Persentase Pengembangan Perilaku Disiplin Siswa SMPN 15 Palu Sesudah Diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Pelanggaran Disiplin Disertai Media Spanduk:

No Perilaku disiplin

No urut siswa (sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk) No urut siswa (sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk) Perubahan perilaku disiplin % 1. Sangat tinggi 0 0 0 2. Tinggi 0 0

(6)

Baiq Nurhazanah dkk | 35 3. Sedang 8,15,16,18,21,24,27,28 1,2,3,4,5,6,7,8,10,13,1 5,16,17,18,19,21,22,2 4,27,28 12 40 4. Rendah 1,2,3,4,5,6,7,9,10,11,12 ,13,14,17,19,20,22,23,2 5,26,29,30. 9,11,12,14,20,23,25,2 6,29,30 0 5. Sangat rendah 0 0 0 Jumlah 30 30 12 40

Tabel 4.3 menunjukan bahwa ada peningkatan perilaku disiplin siswa SMPN 15 PALU sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk, hal ini dilihat dari 30 orang jumlah siswa yang menjadi responden tidak satupun siswa yang mengalami peningkatan menjadi sangat tinggi. Tidak ada satupun siswa mengalami peningkatan menjadi tinggi. Ada 12 atau 40% siswa yang mengalami peningkatan perilaku disiplin dari klasifikasi rendah menjadi sedang, yaitu responden 1,2,3,4,5,6,7,10,13,17,19,22.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa ada peningkatan perilaku disiplin siswa di SMPN 15 PALU yaitu sebesar 12 atau 40%, hal ini menunjukan bahwa pemberian layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk di SMPN 15 PALU efektif dalam mengembangkan perilaku disiplin.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku disiplin siswa di SMPN 15 PALU sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk dapat dilihat dari jumlah 30 orang siswa yang menjadi subyek penelitian, 0 orang atau 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin sangat tinggi. 0 atau 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin tinggi. 8 orang atau 26,67% yang memiliki perilaku disiplin sedang. 22 orang atau 73,33% yang memiliki perilaku disiplin rendah, dan tidak ada atau 0% siswa memiliki perilaku disiplin yang sangat rendah. Hal ini menunjukan bahwa siswa SMPN 15 Palu terdapat beberapa siswa yang memiliki perilaku disiplin yang rendah seperti membuang

(7)

Baiq Nurhazanah dkk | 36 sampah sembarang tempat, datang terlambat kesekolah, tidak mengikuti mata pelajaran, tidak berpakaian rapi, menyontek, tidak mengerjakan tugas, tidak mengikuti apel, merusak fasilitas sokolah, dan merokok.

Hasil analisis deskripsi perilaku disiplin sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk ini mengalami peningkatan. Sebelumnya siswa yang memiliki perilaku disiplin sedang berjumlah 8 atau 26,67% setelah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk meningkat menjadi 20 atau 66,67%, siswa yang memiliki perilaku disiplin rendah sebelumnya 22 atau 73,33% setelah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk menjadi 10 atau 33,33%.

Siswa yang mengalami peningkatan perilaku disiplin rendah menjadi perilaku disiplin sedang yaitu responden 1,2,3,4,5,6,7,10,13,17,19,22. Hal ini karena siswa mengalami peningkatan skor. Responden nomor 1 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 177 menjadi 206, responden nomor 2 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 176 menjadi 186, responden nomor 3 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 176 menjadi 180, responden no 4 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 177 menjadi 200, responden nomor 5 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 169 menjadi 178, responden nomor 6 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 176 menjadi 180, responden nomor 7 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 177 menjadi 212, responden nomor 10 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 170 menjadi 182, responden nomor 13 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 173 menjadi 180, responden no 17 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 176 menjadi 182, responden nomor 19 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 174 menjadi 182, responden nomor 22 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 174 menjadi 179. Siswa yang tidak mengalami perubahan klasifikasi perilaku disiplin pada umumnya bukanlah siswa yang tidak mengalami peningkatan frekuensi skor instrumen, akan tetapi siswa tersebut tetap mengalami pengembangan perilaku disiplin. Hal ini dilihat dari responden nomor 8 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 203 menjadi 204, responden nomor 15 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 180 menjadi 182, responden nomor 16 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 213 menjadi 215, responden nomor 18 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 199 menjadi 200, responden nomor 21 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 181 menjadi 183,

(8)

Baiq Nurhazanah dkk | 37 responden nomor 24 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 194 menjadi 195, responden nomor 27 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 185 menjadi 187, responden nomor 28 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 201 menjadi 203.

Siswa yang ada pada klasifikasi rendah memiliki peningkatan skor. Hal ini terjadi pada responden nomor 9 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 163 menjadi 169, responden no 11 mengalami peningkatan skor perilaku disiplin dari 164 menjadi 175, responden nomor 12 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 166 menjadi 168, responden nomor 14 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 169 menjadi 174, responden nomor 20 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 169 menjadi 175, responden nomor 23 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 172 menjadi 176, responden nomor 25 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 160 menjadi 176, responden nomor 26 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 168 menjadi 177, responden 29 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 175 menjadi 182, responden nomor 30 mengalami penigkatan skor perilaku disiplin dari 171 menjadi 177.

Peningkatan perilaku disiplin sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk adalah 12 atau 40%. Peningkatan tersebut terjadi karena materi layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk yang diberikan oleh peneliti sangat mudah dipahami, siswa sangat antusias dalam menerima materi serta media spanduk yang terpasang di pintu gerbang dan lapangan sehingga siswa dapat melihat informasi yang disampaikan dengan mudah selain yang disampaikan di dalam kelas. Pada siswa yang tetap pada klasifikasi rendah serta tidak mengalami perubahan klsifikasi dikarenakan siswa tersebut saat proses layanan informasi kurang memperhatikan seperti bermain dengan teman, keluar masuk kelas dan kurang antusias dalam menerima materi. Jenis materi yang sampaikan yakni pada pertemuan pertama peneliti memberikan materi dengan topik menyontek, tidak mengerjakan pr, dan lambat masuk kelas. Pertemuan kedua dengan topik lambat masuk sekolah, bolos, tidak mengikuti apel, pertemuan ketiga dengan topik merokok, tidak berpakain rapi, merusak fasilitas sekolah dan membuang sampah sembarang tempat.

Hasil analisis inferensial memberikan gambaran yang jelas mengenai peningkatan perilaku disiplin di SMPN 15 Palu sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelnggaran disiplin disertai media spanduk. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan

(9)

rata-Baiq Nurhazanah dkk | 38 rata skor perilaku disiplin sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk yaitu 177,6 sedangkan setelah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin perilaku disiplin di SMPN 15 Palu berubah menjadi 185,73Berarti selisih rata-rata antara perilaku disiplin di SMPN 15 Palu sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk yaitu 8,13.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan perilaku disiplin di SMPN 15 Palu mengalami peningkatan setelah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk, karena sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk sebagian siswa belum mengetahui dan juga lupa dampak negatif dari merokok, membuang sampah sembarangan, lambat masuk kelas, bolos, tidak berpakaian rapi, tidak megikuti apel, tidak mengerjakan tugas, menyontek, dan merusak fasilitas sekolah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mugiarso, H (2004: 56) “layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat”. Menurut Prayitno dan Amti, E (2008) yang mengemukakan bahwa:“Kekurangan pemahaman itu sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah. Sudah tentu kejadian-kejadian ini akan sangat merugikan, tidak saja bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi masayarakat secara keseluruhan. Untuk menghindari kejadian-kejadian yang merugikan itu maka perlu dibekali dengan informasi yang cukup dan akurat”.

Menurut Winkel & Hastuti, S. (2006: 316) yaitu “layanan informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang pengembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan kehidupnya sendiri”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa sangat membutuhkan layanan infromasi yang dapat memberikan pemahaman sehingga dapat menambah pengetahuan untuk menghindari hal-hal dapat merugikan, tidak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga lingkungan mereka.

(10)

Baiq Nurhazanah dkk | 39 Hal ini sejalan dengan penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh Indri Presia Widuri (2014), yang berjudul “Pengaruh Layanan Informasi Manajemen Waktu Terhadap Disiplin Diri Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Marawola” hasil penelitian yaitu adanya peningkatan yang signifikan yaitu sebelum diberikan layanan informasi manajemen waktu berada pada klasifikasi rendah namun setelah diberikan layanan informasi manajemen waktu siswa tersebut berada pada klasifikasi tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Kurniawan (2016) yang berjudul “Efektifitas Spanduk Tata Tertib Lalu Lintas Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Keselamatan Berkendara Pada Masyarakat Kecamatan Sambutan Kota Samarinda” hasil penelitian ini yaitu penggunaan spanduk yang ukuran dan dominasi pada spanduk tertib lalu lintas terlihat efektif menginformasikan masyarakat Kecamatan Sambutan Kota Samarinda tentang keselamatan berkendara. Informan dapat melihat spanduk yang berisi informasi tertib lalu lintas dengan ukuran yang digunakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk efektif dalam mengembangkan perilaku disiplin siswa.

PENUTUP Kesimpulan

1) Perilaku disiplin siswa SMPN 15 Palu sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk terdiri dari 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin sangat tinggi, 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin tinggi, 26,67% siswa yang memiliki perilaku disiplin sedang, 73,33 siswa yang memiliki perilaku disiplin rendah, dan 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin sangat rendah.

2) Perilaku disiplin siswa SMPN 15 Palu sesudah diberikan layanan infromasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk terdiri dari 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin sangat tinggi, 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin tinggi, 66,67% siswa yang memiliki perilaku disiplin sedang, 33,33% siswa yang memiliki perilaku disiplin rendah, dan 0% siswa yang memiliki perilaku disiplin sangat rendah.

3) Perilaku disiplin siswa SMPN 15 Palu sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk.

(11)

Baiq Nurhazanah dkk | 40 Saran

1) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah agar menindak lanjuti siswa nomor 9,11,12,14,20,23,25,26,29, dan 30 karena perilaku disiplin siswa tersebut masih pada klasifikasi rendah. Diharapkan agar guru bimbingan dan konseling melaksanakan layanan informasi, konseling individual atau konseling kelompok untuk medalami masalah dari siswa tersebut sehingga perilaku disiplin mereka mengalami peningkatan.

2) Bagi siswa yang mengalami peningkatan perilaku disiplin agara dapat menjaga perilaku positifnya sehingga dapat menjadi pribadi lebih baik lagi serta menjadi contoh temen-teman lainnya.

3) Bagi peneliti selanjutnya jika ingin melakukan penelitian yang relevan maka diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan peneliti serta lebih mengembangkan lagi layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

(12)

Baiq Nurhazanah dkk | 41 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. ( 1980). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Jakarta.

Ahmad, I. (2011). Spanduk dan Stiker Sebagai Media Komunikasi Untuk Melaporkan

Peristiwa Kependudukan. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol 9. No 1 hal 30 (Online).

Tanggal akses 12 februari 2017. http://repository.upnyk. ac.id. Ahmad, R. (1997). Media Intruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Cristo, W. R (2008). Pengertian Tentang Dampak. Jakarta: Bandung Alfabeta. Darisman, dkk.(2007). Ayo Belajar Bahasa Indonesia. Bogor: Yudhistira.

Fajrin, P. (2013). Studi Deskriptif Pemahaman Kedisiplinan dalam Menaati Tata Tertib Pada

Siswa kelas VII Di SMP Negeri 1 Mandiraja Tahun Ajaran 2012/2013. (Online).

Tanggal akses 21 februari 2007. Universitas Negeri Malang: Tidak diterbitkan. Tersedia: http://lib.unnes.ac.id.

Fiana, J. F, Daharnis dan Ridha. M (2013). Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam

Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol. 2. No.2. Hal 27.

Tanggal akses 22 februari 2017. http://ejournal.unp.ac.id.

Mulyana, D. (2009). Ilmu Komunikasi. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti

Prayitno dan Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Rimm, Sylvia. (2003). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah. Jakarta: Gramedia.

Sumadi, S. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Tu’u. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Gasindo.

Tohirin. (2007). Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tu’u. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Gasindo

Winkel&Hastuti, S. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abdi.

Gambar

Tabel  4.1  Klasifikasi  dan  Persentasi  Perilaku  Disiplin  Siswa  Sebelum  Diberikan  Layanan  Informasi Dampak Negatif Pelanggaran Disiplin Disertai Media Spanduk:
Tabel  4.3  menunjukan  bahwa  ada  peningkatan  perilaku  disiplin  siswa  SMPN  15  PALU  sesudah  diberikan  layanan  informasi  dampak  negatif  pelanggaran  disiplin  disertai  media  spanduk,  hal  ini  dilihat  dari  30  orang  jumlah  siswa  yang

Referensi

Dokumen terkait

 Inflasi Jawa Timur bulan April 2012 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada

Superstruktur bus harus mempunyai kemampuan yang besar dalam menyerap energi impak apabila terjadi kecelakaan bus terguling terutama ketika struktur tersebut

Dalam tahap ini, Yayasan Setara memiliki pengaruh yang sedang.Kemudian komitmen yang dimiliki Yayasan Setara adalah kurang baik karena Yayasan Setara tidak

Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ANALISA TEKNIS

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis dengan materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) dan lembar pedoman wawancara. Hasil

Refika Ardila (2012) dengan penelitian Analisis Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Menurut Bambang Sujiono (2008: 12): Untuk menggembangkan kemampuan gerak lokomotor anak usia 5-6 dapat dilihat dari kemampuan fisik atau motoriknya maka guru

Sebagaimana didefinisikan dalam Permen PU Nomor 16 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, disebutkan bahwa Rencana