• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIIII CHRONOMETER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VIIII CHRONOMETER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VIIII CHRONOMETER

PENDAHULUAN

Didalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi biasa yang digunakan di kapal untuk menetapkan waktu setempat disesuaikan dengan waktu Greenwith Mean Time, yaitu Chronometer.

Tujuan kami menyusun keterangan mengenai Chronometer adalah agar para pembaca pada umumnya dan para taruna pada khususnya dapat mengenai dan mengerti tentang Chronometer.

sehingga setelah selesai mempelajari bab ini para pembaca maupun para Taruna dapat :

1. Menjelaskan ruang lingkup penggunaan chronometer pada umumnya di kapal.

2. Mendemostrasikan cara membaca dan mengoreksi chronometer secara tepat.

3. Menjelaskan cara perawatan chronometer di kapal.

ARTI

Chronometer adalah sebuah alat pengukur waktu yang mampu menunjukkan waktu dengan seksama sekali. CHRONOS - dan bahasa yunani yang artinya waktu, METER- yang berasal dan kata METE ( bahasa yunani ) yang artinya mengukur.

KONTRUKSI

Chronometer adalah jam ( alat pengukur waktu ) yang kontruksinya dibuat dengan teliti sekali. Dipergunakan di kapal untuk dapat menentukan waktu menengah di Greenwith ( GMJ ) = Greenwith Mean Time. Pada setiap saat.

Perbedaan CHRONOMETER DENGAN JAM - JAM UMUM YANG KITA KENAL Pembuatan chronometer lebih teliti dan lebih tahan uji sehingga

(2)

harganya lebih mahal dari jam - jam umum yang lainnya, jam - jam tangan ( arloji ) sekarang ada juga yang menggunakan sistem Chronometer dan sudah tentu harganya jauh lebih mahal.

Pada chronometer dipasang sebuah alat yang namanya BUCUAN, yang fungsinya mengatur jalannya / putaran jam, sehingga teratur.

Chronometer menunjukkan waktu GMI, sedangkan pada jam - jam biasa menunjukkan waktu setempat atau waktu standard.

Chronometer mempunyal penunjukan tegangan pegas, sehingga dapat diketahui sudah berapa lama chronometer berjalan sejak diputar penuh. sedangkan pada jam - jam lain umumnya tidak kita dapati.

BAGIAN- BAGIAN :

Chronometer pada garis besarnya terdiri dari bagian - bagian pokok, seperti :

1. PEGAS BESAR DAN KUAT

Pegas ini merupakan cumber tenaga penggerak ( moving power ) dari seluruh alat ini sendiri

2. RANGKAIAN RODA- RODA GIGI

Rangkaian roda gigi ini dipergunakan untuk memindahkan gerakan. 3. PENYEIMBANGAN

Dengan pilihan ulir ( spiral ) dan ECHAPPEMENT bagian pokok ini dipergunakan untuk mengatur Iangkah dari Chronometer.

PENJELASAN TENTANG PEGAS BESAR DAN KUAT

Pegas ini adalah sebuah per yang dipasang didalam sebuah tabung silinder, seperti yang kits lihat pada gambar ini :

(3)

Tabung ini mempunyai poros. Ujung dan pegas ini diikat erat - erat pada sisi dalam dari tabung yang dapat berputar pada sebuah poros P itu.Ujung dari dalam pegas itu disebut GELUNG (Loop) dari pegas.

Poros gelung dan pegas itu diikat ( poros p) tetap, artinya bahwa poros ini tidak dapat berputar-putar.

Apabila tabung ini diputar dalam arah tertentu di poros P yang tetap itu maka pegas kuat yang berada didalamnya itu akan menegang.

Jika tabung itu dilepaskan kembali, maka pegas yang telah menegang itu akan mengendur dengan akibat bahwa tabungnya berputar dalain arah yang berlawanan arah dengan kemana pegas ditegangkan.

Pada alat pengukur waktu biasa atau jam - jam pegas yang sedang mengendur itu akan berlansung menjalankan rangkaian roda - roda gigi. Berheda dengan chronometer, tabung yang beiputar itu akan sinkron dengan BUCUAN, dengan melalui seutas rantai. Sinkroh disini artinya sama-sama bekerja.

Perlu dicatat, bahwa pada chronometer yang diputar langsung pada pegasnya tetapi pada bucuannya sedemikian rupa oleh rantai tersebut pada bucuan, diteruskan pada tabung pegas dan pegas akan meregang menjalankan sistem peralatan Chronometer.

(4)

BUCUAN

Bucuan adalah sebuah bends yang berbentuk tabung yang menyerupai sebuah kerucut yang diperlengkapi dengan aluran - aluran ( groove ) yang mengulir untuk menempatkan rantai. Rantai ini berhubungan dengan tabung pegas, sehingga jalannya pegas akan selalu konstan sepanjang chronometer hidup.

GUNA DARI BURITAN

Untuk menjaga ketetapan besamya moment yang timbul oleh pegas terhadap poros bucuan agar gaya yang bekerja terhadap bagian - bagian yang bergerak dari chronometer itu tetap seimbang.

Untuk mendapatkan ganbaran yang lebih jelas tentang bucuan lihatlah pada gambar dibawah ini.

Didalam gambar tersebut :

B adalah bucuan flan R adalah Rantai.

Bucuan dan rantai berputar bersama - sama dengan porosnya ( Ph ), Sebab poros bucuan ini diikatkan mati pada bucuannya.

CATATAN : Dalam gambar 0 tersebut using bawah bucuan digambarkan mengarah ke ants. Penampang melintang poros bucuan inilah anak kunci Chronometer dimasukkan untuk memutar ( menegangkan ) pegas Chronometer.

Dari gambar tersebut kits dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Apabila gaya pegas meksmmum, berarti chronometer bare diputar,

maka rantai banyak berbelit pada bucuan dan hubungannya pada tabung pegas di bagian pucuk bucuan.

(5)

2. Apabila gaya pegas minimum, maka rantai banyak berbelit pada tabung ditimbulkan akan sama besarnya.

Dari kesimpulan tersebut, jelaslah apabila Chronometer telah diputar penuh, seluruh rantai terlilit pada bucuan.

Ujung rantai diikat pada sebuah batang yang ikut berputar. Pada saat chronometer diputar, batang tersebut akan terangkat.

Dan segera setelah pegas pengukur waktu di peter, batang ini akan tedepit pada pelat penutup. sehingga apabila memutar chronometer berlebihan, rantai tidak akan putus, karena putaran tertahan oleh batang ini.

Oleh karena chronometer ini di gerakkan dengan tenaga yang berasal dan pegas, maka pegas yang merupakan sumber tenaga ini harus senantiasa ditegangkan secara teratur. Penegangan pegas secara teratur ini dapat dilaksanakan dengan jalan memutar pegas itu pada setiap pagi pada saat - saat yang tetap ( pada umumnya dilakukan pada jam 08.00 ). Sekalipun chronometer dapat berjalan secara terus menerus selama 36 jam atau ada juga yang 48 jam, namun perlu kita perhatikan bahwa pernmaran chronometer itu harus dilakukan setiap hari pada saat - saat yang tepat. Adapun jumlah putaran yang diperlukan untuk menegangkan pegas chronometer pada setiap harinya dan pada saat - saat yang tetap itu, biasanya sebanyak. 7 atau 8 kali setengah putaran. Sekalipun chronometer telah dibuat sedemikian rupa sehingga pegas yang semakin menurun itu, dengan semakin bertambah panjang lengan kopel ( jari - jari bucuan) diusahakan untuk dapat menghasilkan moment yang senantiasa sama besarnya.

Kenyataan menunjukkan, bahwa semakin menurunnya kekuatan pegas itu tidak sepenuhnya dapat terpulihkan. Berkurangnya kekuatan pegas itu akan mempunyai nilai yang paling besar, apabila putaran pegas itu sudah hamper mendekati habis.

(6)

Keadaan demikian ini dapat kita ketahui dengan jelas yakni dengan mengamati angka yang ditunjuk oleh jarum ( penunjuk ) tegangan pegas, dan dalam hal ini jarum penunjuk tegangan pegas sudah. hampir menunjukkan angka yang paling besar. Angka - angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk tegangan pegas An menandakan bahwa sejauh sekali - kali jumlah. jam chronometer itu berjalan sejak ia diputar yang paling akhir. Jika angka yang ditunjuk oleh jarum itu misalnya "40", maka hal ini berarti chronometer sudah. berjalan selama 40 jam sejak ia diputar yang paling akhir.

Apabila pegas dalam keadaaan berputar penuh, angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk tegangan pegas itu adalah angka "0".

CONTOH

Kapal berada di Jakarta, chronometer ternyata kelupaan diputar sehingga mati pada jam 03.00 pada penunjukan chronometer tersebut. Pada jam berapakah chronometer harus dijalankan atau digoyangkan supaya hidup kembali.

JAWAB

Perhedaan waktu CMI dan Jakarta = 07.00

Chronometer mati pada jam = 03.00

Jadi harus dijalankan / digoyang = 10.00 Waktu Jakarta

CATATAN

Dalam perhitungan selalu dijumlahkan, sebab di Jakarta berada di sebelah Timer Green-wick. Bella waktu + 07.00

Cara menggunakan Chronometer

Memutar chronometer berarti menegangkan pegasnya yang digunakan sebagai tenaga penggeraknya. Chronometer yang digantungkan pada cincin lenja itu dibalik dengan cara menekan ke bawah

(7)

chronometer itu tepat di atas angka IX (baca Sembilan) denganjari tengah kanan kiri.

Lidah penutup lubang kunci atau katub lubang kunci digeser agar lubang kunci terbuka dengan bebas untuk memasukkan anak kunci. Anak kunci sebelum dimasukkan hendaknya dibersihkan dari debu yang mungkin melekat padanya, dengan cara meniupnya kuat - kuat. Dengan menggunakan anak kunci, chronometer dapat diputar dengan cara memasukkan anak kunci itu kedalam lubang kuncinya dan selanjutnya anak kunci diputar ke kiri.

Apabila anak kunci itu diputar ke kanan, maka pasak ( catch ) akan meleset ( slip ) sehingga yang diputar hanyalah dawn anak kuncinya Baja. Anak kunci yang demikian ini Bering dinamakan : "Anak kunci Mabuk". KOMENTAR. Penamaan dari Anak Kunci Mabuk : itu timbal dan adanya kenyataan bahwa sekalipun petugasnya dalam keadaan mabuk laut. ( tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik atau memusatkan pikirannya untuk melakukan tuasnya dengan baik, sehingga anak kunci yang seharusnya diputar ke kiri jadi terputar ke kanan). Kenyataannya menunjukkan, bahwa sekalipun pemutaran ke arah kanan itu salah, namun tidak mengakibatkan rusaknya mekanisme dari chronometer.

Perawatan Chronometer

Pada pelat jarum ( dial ) terdapat sebuah jarum yang ditempatkan secara terpisah yang dapat menunjukkan sudah berapa lama chronometer itu berjalan sejak saat diputar penuh yang paling akhir. Untuk menjaga agar pemutaran chronometer yang sangat berguna itu tidak sampai terlupakan, maka oleh Nakhoda d tunjuk orang tertentu yang dibebani tugas khusus untuk keperluan pemutaran chronometer ini (pada umumnya togas ini diberikan kepada Mualim dua / second officer).

Pada setup saat, chronometer ini barns senantiasa dirawat dengan sebaik mungkin. Chronometer ini di gantungkan pada cincin lenja. di dalam

(8)

sebuah kotak, sehingga sekalipun kapal mengoleng ataupun menganguk chronometer ini akan tetap dalam keadaan tergantung TEGAK LURUS. Tempat - tempat yang berudara lembab dan tempat - tempat yang suhunya mengalami perubahan benar, tidak baik untuk penempatan chronometer. Chronometer barns kits usahakan agar benar - benar terhindar dari gangguan - gangguan yang ditimbulkan oleh gerakan - gerakan dari kapal dan getaran - getaran yang disebabkan oleh mesin - mesin dan putaran baling - baling. Agar maksud dan usaha itu dapat terpenuhi, maka chronometer jangan di tempatkan didekat lambung kapal atau pun sekat - sekat.

Tempat yang baik untuk memasang chronometer adalah rongga yang dilapisi dengan bantalan.

Jangan pula sekali - kali ditempatkan di tempat yang dekat magnit, pedoman - pedoman magnit ataupun elektromagnit.

Cara membawa Chronometer

Apabila chronometer hendak dibawa ataupun dipindahkan dari tempatnya semula ketempat lain yang jaraknya jauh, maka chronometer harus dibawa dengan hati - hati. Adapun hat - hat yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

Misalnya Cironometer yang hendak dibawa itu dalam keadaa sedang berjalan, maka is harus dipertahankan pada sepanjang. Sengkang ini ditahan pada kotaknya dengan menggunakan sebuah penahan yang dinamakan : 'Arret" ( Arret ini dalam bahasa Peraneis artinya menahan ). Maksud dari penahan tersebut adalah agar supaya Chronometer tidak dapat terguncang-guncang. Selanjutnya kotak chronometer ini dimasukkan ke dalam kotak luarnya yang terlapis dengan bantalan yang dibuat dari bulu kuda.

Kotak luar dilengkapi dengan tali kulit, maksudnya agar supaya kotak ini dapat dijinjing dengan mudah. Harus kita perhatikan bahwa tali kulit harus kita kontrol benar-benar dan sewaktu-waktu jika chronometer diangkat

(9)

jangan sampai berputar kotak luarnya. Mengapa putarnya kotak luar itu harus kita hindarkan

Apabila terjadi gerakan putar secara cepat pada poros tegak ( dalam hat ini terjadi gerakan putar pada bidang datar/horizontal ). akan selalu ada kemungkinan bahwa chronometer itu akan berhenti berjalan.

PERHATIAN

Apabila chronometer dari itu diangkut dalam keadaan mati atau tidak berjalan, maka alat- alat bagian yang bergerak dikenakan/diikatkan dengan menggunakan gabus atau karet gabus, yaitu dengan maksud agar jangan sampai terjadi kerusakan. Untuk selanjutnya kotak chronometer itu dimasukkan ke dalam kotak luarnya.

PENJELASAN TENTANG RANGKAIN RODA GIGI

Gerakan putaran dari bucuan dipindahkan kerangkaian roda gigi diatur sedemikian rupa sehingga jika bucuan berputar dalam arch yang berlawanan dengannya (selama chronometer diputar), perpindahan gerakan itu tidak akan terjadi, tetapi selama pemutaran dilakukan chronometer tetap berjalan terus.

Perpindahan gerakan ini/putaran dan bacuan ke rangkaian roda gigi diatur dengan cara seperti dibawah ini :

(10)

Gambar diatas adalah bagian dari roda gigi bucuan, Roda gigi bucuan ini dipasang dibagian yang lebih lugs darin bucuan itu.

Roda gigi bucuan terdiri dan 2 bagian 1. Roda gigi bucuan yang sehenarnya ( r )

2. Roda gigi yang dipasang pada roda bucuan yang sebenarnya ( g ) Di dalam alur yang terdapat di roda gigi bucuan dimasukan sebuah pegas PICAK ( prate spring ), dalam gambar terlihat ( a - b ), yang kuat. Ujung dari pegas picak ini dikenal pada roda gigi (g) diujung (a), Pada roda gigi (r) dan roda gigi ( g ) dimasukkan di poros bucuan, tapi tidak diikat mati padanya sehingga dapat diputar / berputar bebas.

Roda gigi (c) yang berada diatas roda gigi (g) diikat mati pada poros bucuan pasak (s) menghubungkan roda gigi (g) dan roda gigi (c). Roda gigi (r) merupakan roda gigi yang pertama dari rangkaian roda gigi. Apabila chronometer dalam keadaan berjalan, maka jika dilihat pada keduduikan yang terlihat, seperti gambar 3, maka roda gigi (c) berputar ke arah kanan.

Pasak ( s ) mengikut sertakan bergeraknya roda ( g ), pegas picak ( a - b) dalam keadaan ini tertekan dan roda gigi (r) oleh ujung ( b ) dapat di ikut sertakan berputar, jadi apabila chronometer sedang dalam keadaan berjalan, maka ketiga roda gigi itu (r,g. dan c) berputar searah putaran bucuan.

Apabila Chronometer sedang diputar, maka poros bucuan berputar ke kiri, roda gigi ( c ) ikut berputar searah dan bersama-sama poros bucuan itu. Sebab bukanlah roda gigi (c) ini diikatkan ikut berputar, sebab pasak ( s ) tidak menyangkut padanya.

Oleh karena itu pegas picak a - b selama chronometer itu diputar tidak bertekan, maka pegas ini akan mendorong roda gigi ( r ) ke arah kanan, akibatnya chronometer dalam keadaan sedang diputar masih tetap berjalan terus.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan planetary carrier diam, ketika roda gigi matahari berputar searah jarum jam, roda gigi pinion idle dan roda gigi cincin digerakkan dalam arah

Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen- elemen seperti roda gigi, pulley , roda gila ( flywheel ), engkol,

Putaran poros penyangga roda gigi planet sama dengan putaran  poros roda gigi tabung (input dan output putaranya sama)..  b) Gigi

Dengan planetary carrier diam, ketika roda gigi matahari berputar searah jarum jam, roda gigi pinion idle dan roda gigi cincin digerakkan dalam arah

Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar dari pada roda gigi kerucut lurus, sehingga dapat meneruskan putaran tinggi dan beban besar. Sudut poros roda

Perancangan roda gigi yang digunakan untuk mentransmisikan daya sebesar 103 kW dengan putaran 6300rpm.roda gigi yang dirancang adalah roda gigi miring.. Roda gigi miring

Roda gigi lurus dipakai untuk memindahkan gerakan putaran antara poros-poros yang sejajar.. Yang biasanya berbentuk silindris dan gigi-giginya adalah lurus dan

Perbandingan gigi persneling dipilih sedemikian rupa sehingga roda gigi pertama digunakan untuk start, gigi tengah dipergunakan untuk memantapkan percepatan dan gigi