• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah TA 2015 (Unaudited) Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Lampiran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah TA 2015 (Unaudited) Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Lampiran"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar i i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iii

Daftar Lampiran iv

Pernyataan Tanggung Jawab v iv Ringkasan 1

Ringkasan Laporan Keuangan 1

I. Laporan Realisasi Anggaran 3 3

II. Neraca 4 4

III. Laporan Operasional IV. Laporan Perubahan Ekuitas

V. Catatan atas Laporan Keuangan 5

6 7

A. Penjelasan Umum 8

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis 8

A.2. Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Tahun 2015 9 X

A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan 10 X

A.4. Basis Akuntansi 10 XX

A.5. Dasar Pengukuran 10 XX

A.6. Kebijakan Akuntansi 10 XX

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 19

B.1. Pendapatan Negara dan Hibah 19 XX

B.2. Belanja Negara 20 XX

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 24

C.1. Aset Lancar 24 XX

C.2. Aset Tetap 25 XX

C.3. Kewajiban Jangka Pendek 30 XX

C.4. Ekuitas 31 XX

D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 32

D.1. Defisit dari Kegiatan Operasioanal 32 XX

E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 37

E.1. Ekuitas Awal 37 XX

E.2. Defisit LO 37 XX

E.3. Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan 37 XX

(4)

E.5. Transaksi Antar Entitas 38

E.6. Ekuitas Akhir 38

F. Pengungkapan Penting Lainnya 39

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Rincian Estimasi dan Realisasi PNBP TA 2015 19

Tabel 2 : Perbandingan Realisasi PNBP TA 2015 dan 2014 20

Tabel 3 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA

2015 20

Tabel 4 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja TA 2015 20

Tabel 5 : Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan 2014 21

Tabel 6 : Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014 22

Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2015 dan 2014 22

Tabel 8 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 23

Tabel 9 : Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 24

Tabel 10 : Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 25

Tabel 11 : Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 26

Tabel 12 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 30

Tabel 13 : Rincian Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 31

Tabel 14 : Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak-LO Tahun 2015 dan 2014 32

Tabel 15 : Rincian Beban Operasional Tahun 2015 dan 2014 33

Tabel 16 : Rincian Beban Pegawai Tahun 2015 dan 2014 34

Tabel 17 : Rincian Beban Persediaan Tahun 2015 dan 2014 34

Tabel 18 : Rincian Beban Barang dan Jasa Tahun 2015 dan 2014 35

Tabel 19 : Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014 35

Tabel 20 : Rincian Beban Perjalanan Dinas Tahun 2015 dan 2014 36

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Keuangan Pokok

A. Neraca Percobaan

B. Laporan Realisasi Anggaran

C. Neraca

D. Laporan Operasional

E. Laporan Perubahan Ekuitas

2. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah

3. Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah

4. Laporan Realisasi Anggaran Belanja

5. Laporan Realisasi Pengembalian Belanja

6. Laporan Barang Pengguna - SIMAK BMN

(7)
(8)

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2015, Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan

realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan s.d. 31 Desember 2015.

Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun Anggaran 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp33.643.813,00.

Realisasi Belanja Negara s.d. 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp19.377.689.990,00 atau mencapai 96,21 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp20.140.747.000,00.

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014.

Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp17.691.918.626,00, terdiri atas Aset Lancar sebesar Rp141.139.272,00 dan Aset Tetap (netto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp17.550.779.354,00.

Adapun nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp25.484.921,00 dan Rp17.666.433.705,00.

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari kegiatan operasional, surplus/defisit dari kegiatan non-operasional, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp33.180.475,00, sedangkan jumlah Beban Operasional sebesar Rp18.787.252.052,00 sehingga terdapat defisit dari Kegiatan

(9)

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami Defisit-LO sebesar (Rp18.754.071.577,00).

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 sebesar Rp17.060.469.961,00 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp18.754.071.577,00, kemudian ditambah dengan penyesuaian nilai aset sebesar Rp15.989.144,00, dan Transaksi Antar Entitas sebesar Rp19.344.046.177,00 sehingga Ekuitas Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp17.666.433.705,00.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan Basis Kas, sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan L aporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan Basis Akrual.

(10)

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014

(dalam Rupiah) TA 2014

ANGGARAN REALISASI REALISASI

PENDAPATAN

Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 - 33.643.813 0,00 49.218.869

JUMLAH PENDAPATAN - 33.643.813 0,00 49.218.869 BELANJA B.2. Rupiah Murni Belanja Pegawai B.2.1 12.264.096.000 11.726.524.312 95,62 8.733.780.824 Belanja Barang B.2.2 6.584.419.000 6.416.577.788 97,45 5.278.505.418 Belanja Modal B.2.3 1.292.232.000 1.234.587.890 95,54 165.995.700 JUMLAH BELANJA 20.140.747.000 19.377.689.990 96,21 14.178.281.942

URAIAN CATATAN TA 2015 % thd Angg

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini.

(11)

II. N E R A C A

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH

NERACA

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014

(dalam Rupiah)

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 Desember 2015 31 Desember 2014

ASET

ASET LANCAR C.1

■ Kas Lainnya dan Setara Kas 0 6.790.000

■ Persediaan C.1.1 141.139.272 82.167.727

JUMLAH ASET LANCAR 141.139.272 88.957.727

ASET TETAP C.2

■ Tanah C.2.1 7.887.525.182 7.887.525.182

■ Peralatan dan Mesin C.2.2 4.411.798.708 3.634.034.318

■ Gedung dan Bangunan C.2.3 11.075.825.052 10.642.002.052

■ Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.4 51.000.500 28.000.000

■ Aset Tetap Lainnya C.2.5 89.970.190 89.970.190

■ Akumulasi Penyusutan C.2.6 (5.965.340.278) (5.285.873.762)

JUMLAH ASET TETAP 17.550.779.354 16.995.657.980

JUMLAH ASET 17.691.918.626 17.084.615.707

(dalam rupiah)

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 Desember 2015 31 Desember 2014

KEWAJIBAN C.3

■ Utang Kepada Pihak Ketiga C.3.1 25.021.583 24.145.746

■ Pendapatan Diterima Dimuka C.3.2 463.338 0

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 25.484.921 24.145.746

JUMLAH KEWAJIBAN 25.484.921 24.145.746

EKUITAS DANA C.4

■ Ekuitas Dana Lancar C.4.1 0 64.811.981

■ Ekuitas Dana Investasi C.4.2 0 16.995.657.980

■ Ekuitas C.4.3 17.666.433.705 0

JUMLAH EKUITAS 17.666.433.705 17.060.469.961

JUMLAH EKUITAS 17.666.433.705 17.060.469.961

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 17.691.918.626 17.084.615.707

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini.

(12)

III. LAPORAN OPERASIONAL

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015

(dalam Rupiah)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini.

CATATAN 2015 2014

Penerimaan Negara Bukan Pajak 33.180.475

-33.180.475

-Beban Pegawai 11.729.599.854

-Beban Persediaan 169.209.788

-Beban Barang dan Jasa 1.311.049.963

-Beban Pemeliharaan 592.521.681

-Beban Perjalanan Dinas 4.305.404.250

-Beban Penyusutan dan Amortisasi 679.466.516

-18.787.252.052

-SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL D.1. (18.754.071.577)

-Surplus Penjualan Aset Nonlancar - -Defisit Penjualan Aset Non Lancar -

-Defisit Selisih Kurs -

-SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL - -SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (18.754.071.577)

-Pendapatan PNBP -

-Beban Perjalanan Dinas -

-Beban Persediaan -

-SURPLUS/DEFISIT LO (18.754.071.577)

-URAIAN

BEBAN

JUMLAH BEBAN

KEGIATAN NON OPERASIONAL

POS LUAR BIASA

KEGIATAN OPERASIONAL

JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN

(13)

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PERWAKILAN BPKPP ROVINSI SULAWESI TENGAH LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015

(dalam Rupiah)

URAIAN CATATAN 2015 2014

EKUITAS AWAL E.1 17.060.469.961

-SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (18.754.071.577) -PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN E.3 15.989.144

- Penyesuaian Nilai Aset E.3.1 15.989.144

Jumlah Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR - Koreksi Nilai Aset tetap Non Revaluasi

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 19.344.046.177 -KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS E.5 609.566.819

EKUITAS AKHIR 17.666.433.705

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini.

(14)

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN UMUM

Profil dan

Kebijakan Teknis A.1. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983, kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen, sebagaimana

beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, BPKP merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang berada dan bertanggung jawab kepada Presiden. Tugas BPKP adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.

Sebagai aparat pengawasan internal pemerintah, BPKP berperan untuk membantu pemerintah dalam membangun pemerintahan yang baik dan bersih, membantu menghadapi permasalahan yang terjadi dan memberikan masukan/solusi. Penegasan jati diri sebagai pengawas internal pemerintah adalah dalam arti BPKP lebih mengedepankan peran proaktif untuk dapat memberikan nilai tambah kepada stakeholder dan shareholder. Dalam hal ini, BPKP berperan untuk

meningkatkan proses governance, manajemen risiko, dan penerapan

sistem pengendalian guna mencapai tujuan nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, menyatakan BPKP berperan dalam mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan Keuangan Negara, melalui fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

(15)

Susunan organisasi dan pejabat pimpinan unit kerja di lingkungan

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah posisi 30 November 2015

adalah sebagai berikut:

1. Kepala Perwakilan : Drs. Achdiman Kartadimadja, M.M.

2. Kabid Investigasi : Usadani Pribadi, Ak.

3. Kabid IPP : M. Taufiq Tjadi Aman, S.E.

4. Kabid APD : Achmad Sujalma, S.E.

5. Kabid AN : Wawan Yulianto, Ak.

6. Kabag Tata Usaha : Y. Heri Sulistyo, S.E., M.M

7. Kasubbag Prolap : Saut Ganti Tua Hutabarat, S.E., M.M.

8. Kasubbag Kepegawaian : Albert Mangintek

9. Kasubbag Keuangan : Didin Saepudin, S.E.

10.

Kasubbag Umum

:

Jumadi

Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Tahun 2015

A.2. IMPLEMENTASI AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL TAHUN 2015

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mulai tahun anggaran 2015 untuk pertama kali mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam implementasi pertama ini, perlakuan akuntansi atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

 Sesuai dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (IPSAP) Nomor 4 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi, dan Koreksi Kesalahan Tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan, BPKP tidak melakukan penyajian kembali atas Laporan Keuangan Tahun 2014.

 BPKP menyandingkan Laporan Keuangan untuk periode yang

berakhir 31 Desember 2015 berbasis akrual dengan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014 berbasis

(16)

kas menuju akrual.

 Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015

dan 2014 tersanding adalah bukan laporan keuaangan komparatif. Pembaca laporan keuangan diharapkan memahami penyandingan tersebut bukan perbandingan, sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar analisis laporan keuangan lintas tahun.

Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Tahun 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI), yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

SAI terdiri atas Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja, yang terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas, sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

Basis Akuntansi A.4. BASIS AKUNTANSI

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas, serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Adapaun basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau

(17)

peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dasar Pengukuran A.5. DASAR PENGUKURAN

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan

Akuntansi A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, yang merupakan entitas pelaporan dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

(18)

penyusunan Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut

Pendapatan-LRA (1) Pendapatan-LRA

 Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan yang menambah

ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.

 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas

Umum Negara (KUN).

 Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan asas

bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

 Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber

pendapatan.

Pendapatan-LO (2) Pendapatan-LO

 Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui

sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

 Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas

pendapatan dan/atau pendapatan direalisasi, yaitu adanya

aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada BPKP adalah sebagai berikut:

 Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai

dilaksanakan.

 Pendapatan Sewa Aset Tetap diakui secara proporsional

antara nilai dan periode waktu sewa.

 Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan

diakui pada saat ditetapkan surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.

 Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan asas

(19)

mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

 Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja (3) Belanja

 Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas

dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan, yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat.

 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi dalam

periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya

konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

 Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan .

Aset (5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, dan Aset Lainnya.

Aset Lancar a. Aset Lancar

(20)

segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu (12) dua belas bulan sejak tanggal pelaporan.

 Kas disajikan di Neraca dengan menggunakan nilai nominal.

Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di Neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

 Piutang dinyatakan dalam Neraca menurut nilai yang timbul

berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu dua belas (12) bulan setelah tanggal pelaporan.

 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo

(12) dua belas bulan setelah tanggal pelaporan disajikan sebagai Bagian Lancar Tagihan TGR.

 Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada

tanggal neraca dikalikan dengan harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian.

Aset Tetap b. Aset Tetap

 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang

dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

 Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau

harga wajar.

 Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum

kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan

peralatan olahraga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya

sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai

(21)

sebagai biaya, kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Piutang Jangka

Panjang c. Piutang Jangka Panjang

 Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh

tempo atau akan direalisasikan lebih dari (12) dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang

Jangka Panjang adalah Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

 TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian negara/daerah.

 TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai

negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara, dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

Aset Lainnya d. Aset Lainnya

 Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain Aset Lancar,

Aset Tetap, dan Piutang Jangka Panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

 Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat

diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya, termasuk hak atas kekayaan intelektual.

 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan

dari penggunaan operasional pemerintah.

(22)

 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a.Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai Kewajiban Jangka Pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban Jangka Pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima Dimuka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b.Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai Kewajiban Jangka Panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas (12) bulan setelah tanggal pelaporan.

 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai

kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Ekuitas (7) Ekuitas

Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

(8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus

dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.

 Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing

(23)

Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas piutang diatur sebagai berikut:

Kualitas

Piutang Uraian

Tarif Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh

tempo 0,5%

Kurang Lancar

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

Pertama tidak dilakukan pelunasan 10% Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%

Macet

1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia

Urusan Piutang Negara/DJKN

100%

Penyusutan Aset

Tetap (9) Penyusutan Aset Tetap

 Penyusutan Aset Tetap adalah penyesuaian nilai

sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan Aset Tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

 Penyusutan Aset Tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah

b.Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen

sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

 Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap

dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

(24)

Metode Garis Lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman

pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan, dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun Implementasi

Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali

(10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali

Mulai tahun 2015 pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual, sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan, yaitu:

 Pos-pos ekuitas dana pada Neraca per 31 Desember 2014

yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi

ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual.

 Keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan

tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2015.

(25)

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Selama periode berjalan, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan jenis belanja sebagai berikut: Kode Uraian 51 Belanja Pegawai 9.249.344.000,00 12.264.096.000,00 52 Belanja Barang 6.750.205.000,00 6.584.419.000,00 53 Belanja Modal 160.000.000,00 1.292.232.000,00 16.159.549.000,00 20.140.747.000,00 Anggaran Awal (Rp) Anggaran Setelah Revisi

(Rp) Jenis belanja Jumlah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp33.643.813,00

B.1. Pendapatan Negara dan Hibah

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2015 adalah sebesar 33.643.813,00. Keseluruhan Pendapatan Negara di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah tidak membuat Estimasi Pendapatan Negara Bukan Pajak dan Hibah TA 2015.

Rincian Estimasi dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disajikan pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1

Rincian Estimasi dan Realisasi PNBP TA 2015

Uraian Estimasi (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Pendapatan dari Pengelolaan BMN - 31.656.676,00 -2.Pendapatan denda keterlambatan

penyelesaian Pekerjaan Pemerintah - 1.352.945,00 3. Pendapatan Kembali Persekot/uang

muka gaji - 634.120,00 2. Pendapatan Lain-lain - 72,00

-Jumlah - 33.643.813,00

-Apabila dibandingkan dengan TA 2014, terdapat penurunan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah sebesar Rp15.575.056,00 atau 31,6 persen yang disebabkan tidak semua rumah dinas dihuni dan disewa oleh pegawai dan Pengembalian Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL) di

(26)

tahun 2015.Perbandingan realisasi PNBP TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2

Perbandingan Realisasi PNBP TA 2015 dan 2014

TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %

1. Pendapatan Sewa, Tanah, Gedung, dan Bangunan 31.656.676,00 33.824.519,00 (2.167.843,00) -6,4 2. Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL 2.719.146,00 (2.719.146,00)- -100,0 3. Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL - 12.668.500,00 (12.668.500,00) -100,0 4. Pendapatan Anggaran Lain-lain 72,00 6.704,00 (6.632,00) -98,9 5.Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian Pekerjaan

Pemerintah 1.352.945,00 - 1.352.945,00 0,0 6. Pendapatan Kembali Persekot/uang muka gaji 634.120,00 - 634.120,00 0,0 Jumlah 33.643.813,00 49.218.869,00 (15.575.056,00) -31,6

Uraian Jenis PNBP Realisasi PNBP Naik / (Turun)

Realisasi Belanja Negara Rp19.377.689.990

B.2. Belanja Negara

Realisasi belanja BPKP pada TA 2015 setelah dikurangi pengembalian belanja adalah sebesar Rp19.377.689.990,00 atau 96,21 persen dari anggaran sebesar Rp20.140.747.000,00. Anggaran dan realisasi Belanja menurut program TA 2015 disajikan pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA 2015

Kode

Prog. Uraian Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP 16.495.513.000,00 15.821.403.215,00 95,91 6

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

3.645.234.000,00 3.556.286.775,00 97,56

20.140.747.000,00 19.377.689.990,00 96,21

Jumlah

Perbandingan menurut jenis belanja, anggaran dan realisasinya disajikan pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja TA 2015

Kode Uraian Anggaran Realisasi Anggaran

51 Belanja Pegawai 12.264.096.000,00 11.726.524.312,00 95,62 52 Belanja Barang 6.584.419.000,00 6.416.577.788,00 97,45 53 Belanja Modal 1.292.232.000,00 1.234.587.890,00 95,54 20.140.747.000,00 19.377.689.990,00 96,21 Jenis Belanja Jumlah Jumlah (Rp) %tase capaian penyerapan

Komposisi anggaran dan realisasi belanja TA 2015 disajikan pada Grafik 1 berikut ini:

(27)

Grafik 1

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2015

Realisasi belanja TA 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp5.199.408.048,00 dibandingkan TA 2014 disebabkan adanya kenaikan Belanja Pegawai dan Belanja Modal. Perbandingan realisasi belanja TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan 2014

Kode Jenis Belanja Tahun 2015 (Rp) Tahun 2014 (Rp) Rp % 51 Belanja Pegawai 11.726.524.312,00 8.733.780.824,00 2.992.743.488,00 34,27 52 Belanja Barang 6.416.577.788,00 5.278.505.418,00 1.138.072.370,00 21,56 53 Belanja Modal 1.234.587.890,00 165.995.700,00 1.068.592.190,00 643,75 Jumlah 19.377.689.990,00 14.178.281.942,00 5.199.408.048,00 36,67

Uraian Jenis Belanja

Realisasi Belanja Naik / (Turun)

Belanja Pegawai

Rp11.726.524.312,00 B.2.1. Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp11.726.524.312,00 dan Rp8.733.780.824,00. Kenaikan realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp2.992.743.488,00 atau 34,27 persen antara lain disebabkan adanya kenaikan gaji, penambahan pegawai (CPNS), dan kenaikan tunjangan kinerja. Rincian realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 6 berikut ini:

2.000.000.000,00 4.000.000.000,00 6.000.000.000,00 8.000.000.000,00 10.000.000.000,00 12.000.000.000,00 14.000.000.000,00

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

1 2 .2 6 4 .0 9 6 .0 0 0 ,0 0 6 .5 8 4 .4 1 9 .0 0 0 ,0 0 1.2 9 2 .2 3 2 .0 0 0 ,0 0 1 1 .7 2 6 .5 2 4 .3 1 2 ,0 0 6 .4 1 6 .5 7 7 .7 8 8 ,0 0 1.2 3 4 .5 8 7 .8 9 0 ,0 0

(28)

Tabel 6

Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014

Tahun 2015 (Rp)

Tahun 2014

(Rp) Rp %

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 5.199.347.891,00 4.423.990.128,00 775.357.763,00 17,53 Belanja Lembur 260.985.000,00 96.261.000,00 164.724.000,00 171,12 Belanja Tunjangan Khusus dan

Belanja Pegawai Transito 6.304.422.580,00 4.236.034.626,00 2.068.387.954,00 0,00

Realisasi Belanja Bruto 11.764.755.471,00 8.756.285.754,00 3.008.469.717,00 34,36

Pengembalian Belanja (38.231.159,00) (22.504.930,00) (15.726.229,00) 69,88

Realisasi Belanja Netto 11.726.524.312,00 8.733.780.824,00 2.992.743.488,00 34,27

Uraian

Realisasi Belanja Naik / (Turun)

Belanja Barang

Rp6.416.577.788 B.2.2. Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp6.416.577.788,00 dan Rp5.278.505.418,00. Kenaikan realisasi

Belanja Barang sebesar Rp1.138.072.370,00 atau 21,56 persen, antara

lain disebabkan peningkatan jumlah kegiatan yang terkait dengan belanja barang. Rincian realisasi Belanja Barang TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7

Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2015 dan 2014

Tahun 2015 (Rp)

Tahun 2014

(Rp) Rp %

Belanja Barang Operasional 1.154.932.110,00 850.420.910,00 304.511.200,00 35,81 Belanja Barang Non Operasional 64.118.700,00 72.102.950,00 (7.984.250,00) (11,07) Belanja Jasa 289.833.933,00 241.875.510,00 47.958.423,00 19,83 Belanja Pemeliharaan 603.466.295,00 333.985.698,00 269.480.597,00 80,69 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 4.317.991.950,00 3.820.459.100,00 497.532.850,00 13,02

Realisasi Belanja Bruto 6.430.342.988,00 5.318.844.168,00 1.111.498.820,00 20,90

Pengembalian Belanja (13.765.200,00) (40.338.750,00) 26.573.550,00 0,00

Realisasi Belanja Netto 6.416.577.788,00 5.278.505.418,00 1.138.072.370,00 21,56

Uraian

Realisasi Belanja Naik / (Turun)

Belanja Modal

Rp1.234.587.890,00 B.2.3. Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp1.234.587.890,00 dan Rp165.995.700,00. Realisasi Belanja Modal mengalami kenaikan sebesar Rp1.068.592.190,00 atau 643,75 persen, antara lain disebabkan adanya penambahan anggaran belanja

(29)

modal berupa optimalisasi dari perwakilan BPKP lainnya. Rincian realisasi Belanja Modal Semester TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebesar Rp729.723.390,00 telah dicatat di Neraca sebagai perolehan Peralatan dan Mesin sebesar Rp729.723.390,00.

Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan sebesar Rp433.823.000,00 telah dicatat di Neraca sebagai Pengembangan Gedung dan Bangunan sebesar Rp433.823.000,00.

Realisasi Belanja Modal Jaringan sebesar Rp71.041.500,00 telah dicatat di Neraca sebagai belanja modal jaringan sebesar Rp23.000.500,00 dan penambahan nilai jaringan sebesar Rp48.041.000.

Tahun 2015 (Rp)

Tahun 2014

(Rp) Rp %

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 729.723.390,00 36.372.000,00 693.351.390,00 1906,28 Belanja Modal Gedung dan 433.823.000,00 129.623.700,00 304.199.300,00 234,68

Belanja Modal Jaringan 71.041.500,00 0,00 71.041.500,00 0,00

Realisasi Belanja Bruto 1.234.587.890,00 165.995.700,00 1.068.592.190,00 643,75

Pengembalian Belanja 0,00 0,00 0,00 0,00

Realisasi Belanja Netto 1.234.587.890,00 165.995.700,00 1.068.592.190,00 643,75 Uraian

(30)

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

Aset Lancar

Rp141.139.272,00 C.1. Aset Lancar

Nilai Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp141.139.272,00 dan Rp88.957.727,00. Aset Lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu (12) dua belas bulan sejak tanggal pelaporan.

Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 disajikan pada Tabel 9 berikut ini:

Tabel 9

Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

No. Aset Lancar 31 Desember 2015 (Rp) 31 Desember 2014 (Rp)

1 Kas Lainnya dan Setara Kas - 6.790.000,00

2 Persediaan 141.139.272,00 82.167.727,00

Jumlah 141.139.272,00 88.957.727,00

Persediaan

Rp141.139.272,00 C.1.1. Persediaan

Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp141.139.272,00 dan Rp82.167.727,00. Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau

perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh

dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan tidak untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 disajikan pada Tabel 10 berikut ini:

Tabel 10

Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

No. Uraian 31 Desember 2015

(Rp)

31 Desember 2014 (Rp)

1 Barang Konsumsi 93.466.530,00 55.736.627,00 2 Barang Untuk Pemeliharaan 13.117.734,00 4.835.550,00 3 Suku Cadang - 3.672.400,00 4 Persediaan Lainnya 34.555.008,00 17.923.150,00

141.139.272,00

82.167.727,00

Jumlah

(31)

Aset Tetap

Rp17.550.779.354,00 C.2. Aset Tetap

Nilai perolehan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp17.550.779.354,00 dan Rp16.995.657.980,00, yang merupakan aset berwujud dan mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, dan digunakan dalam kegiatan operasional Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.

Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 disajikan pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11

Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

31 Desember 2015 31 Desember 2014

(Rp) (Rp)

1 Tanah 7.887.525.182,00 7.887.525.182,00

2 Peralatan dan Mesin 4.411.798.708,00 3.634.034.318,00 3 Gedung dan Bangunan 11.075.825.052,00 10.642.002.052,00 4 Jalan Irigasi dan Jaringan 51.000.500,00 28.000.000,00

5 Aset Tetap Lainnya 89.970.190,00 89.970.190,00

23.516.119.632,00 22.281.531.742,00 (5.965.340.278,00) (5.285.873.762,00) 17.550.779.354,00 16.995.657.980,00 No. Uraian Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Tanah Rp7.887.525.182 C.2.1. Tanah

Nilai perolehan Tanah per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp7.887.525.182,00. Dalam

Tahun 2015 tidak ada penambahan atas pengadaan tanah maupun

penilaian kembali nilai tanah pada TA 2014. Aset berupa Tanah tersebut terletak di Jalan Maleo dan di Jalan Prof. Dr. Muh. Yamin, Palu. Tanah tersebut terdiri dari empat sertipikat hak pakai seluas 20.267 M2, dengan rincian sebagai berikut:

No. Sertifikat Kepemilikan No.

KIB Luas (m²) Nilai (Rp)

1. Sertifikat hak pakai No.6317234 tanggal 28 Juli 1982

1 11.028 6.164.100.600,00 2. Sertifikat hak pakai No.8367876

tanggal 14 Agustus 1985

1 6.640 1.238.612.320,00 3. Sertifikat hak pakai No.6032851

tanggal 6 Februari 1985

2 1.406 262.272.428,00 4. Sertifikat hak pakai No.6032851

tanggal 6 Februari 1985

3 1.193 222.539.834,00

(32)

Peralatan dan Mesin Rp4.411.798.708,00

C.2.2. Peralatan dan Mesin

Nilai perolehan Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp4.411.798.708,00 dan Rp3.634.034.318,00. Sedangkan nilai buku Peralatan dan Mesin pada tanggal pelaporan, yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan adalah sebesar Rp790.903.927,00.

Mutasi nilai Peralatan dan Mesin dapat dijelaskan sebagai berikut:

Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 Rp 3.634.034.318,00 Mutasi tambah:

Pembelian Rp 777.764.390,00

Mutasi kurang:

Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 Rp 4.411.798.708,00 Akum. Penyusutan sd. 31 Desember 2015 Rp (3.620.894.781,00) Nilai Buku Per 31 Desember 2015 Rp 790.903.927,00

Mutasi transaksi penambahan Peralatan dan Mesin adalah bertambahnya aset melalui pembelian sebesar Rp777.764.390,00 yang berasal dari Belanja Modal Peralatan dan Mesin dengan rincian sebagai berikut:

Nama BMN Satuan Volume Jumlah (Rp)

1 2 3 4

Meja Kerja Kayu Unit 14 Rp 20.959.400,00 Kursi Pejabat Unit 3 Rp 8.019.000,00 Kursi Pejabat (Dalnis) Unit 12 Rp 21.384.000,00 Loker Besi 4 Pintu Unit 7 Rp 10.187.100,00 Laptop Lenovo Unit 2 Rp 11.737.000,00 Harddisk Eksternal Unit 2 Rp 2.268.200,00 LCD Proyektor Unit 1 Rp 9.508.700,00 Handycam Sony Unit 1 Rp 4.916.000,00 Printer Laserjet HP 1102 Unit 4 Rp 5.443.300,00 Printer Multifungsi Epson L350 Unit 4 Rp 11.793.820,00 All in PC Lenovo C560 i5 Unit 4 Rp 46.404.120,00 AC Split Unit 1 Rp 4.536.100,00 Kursi tamu 4 Seat Unit 2 Rp 2.948.550,00 Mesin Potong Rumput Unit 1 Rp 3.912.300,00

Scanner Unit 4 Rp 20.460.000,00

LCD Proyektor Unit 1 Rp 4.730.000,00 Printer A-D Epson L-1800 Unit 1 Rp 7.770.000,00 Printer Laserjet/Deskjet HP1025 Unit 2 Rp 5.882.500,00 Printer Epson L355 with wifi Unit 14 Rp 44.289.000,00 All in PC Lenovo C50-30 i5 Unit 2 Rp 20.757.000,00 Notebook Lenovo G40-70 i3 Unit 4 Rp 24.420.000,00 LCD Proyektor NEC VE281 XGA Unit 4 Rp 23.310.000,00 PC Unit all in one Lenovo seri C50-30 I5 Unit 3 Rp 16.005.000,00 Pembayaran B. Modal Peralatan Mesin Unit 87 Rp 398.082.300,00 Instalasi Telepon PABX Unit 4 Rp 48.041.000,00

(33)

Gedung dan Bangunan Rp11.075.825.052,00

C.2.3. Gedung dan Bangunan

Nilai perolehan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014, masing-masing sebesar Rp11.075.825.052,00 dan Rp10.642.002.052,00. Saldo Gedung dan Bangunan tersebut terdiri atas:

1. Bangunan Gedung Tempat Kerja sebanyak 11 unit dengan nilai

Rp8.772.311.618,00;

2. Bangunan Gedung Tempat Tinggal sebanyak 36 Unit dengan

nilai Rp2.233.175.839,00;

3. Tugu/Tanda Batas sebanyak 5 Unit dengan nilai

Rp70.337.595,00.

Nilai Buku pada Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan, yaitu nilai perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan adalah sebesar Rp8.752.660.825,00.

Mutasi Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 Rp 10.642.002.052,00 Mutasi tambah:

Pengembangan Nilai Aset Rp 32.550.000,00

Pengembangan dengan KDP Rp 401.273.000,00

Mutasi kurang:

Nilai Perolehan per 31 Oktober 2015 Rp 11.075.825.052,00 Akum. Penyusutan sd. 31 Oktober 2015 Rp (2.323.164.227,00) Nilai Buku Per 31 Oktober 2015 Rp 8.752.660.825,00

Transaksi penambahan Nilai Gedung dan Bangunan sebesar Rp433.823.000,00 adalah berupa:

1. Pengembangan nilai aset berupa rehabilitasi rumah dinas

dengan nilai Rp32.550.000,00 yang merupakan realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan berupa perencanaan dan pengawasan rehabilitasi rumah dinas masing-masing Rp19.750.000,00 dan Rp12.800.000,00.

2.Pengembangan dengan KDP berupa rehabilitasi rumah dinas

dengan nilai Rp202.834.000,00 yang merupakan realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan berupa rehabilitasi rumah dinas yang telah selesai 100%.

(34)

dengan nilai Rp198.439.000,00 yang terdiri dari perencanaan

sebesar Rp10.939.500,00 dan pekerjaan konstruksi

Rp187.500.000.00, merupakan realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan berupa rehabilitasi gedung kantor yang telah selesai 100%.

Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp51.000.500,00

C.2.4. Jalan, Irigasi dan Jaringan

Nilai perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp51.000.500,00. Saldo tersebut terdiri dari Instalasi Gardu Listrik Induk Kapasitas Kecil senilai Rp50.350.500,00 dan Jaringan Induk Kapasitas Kecil senilai Rp650.000,00. Sedangkan nilai buku pada Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada tanggal pelaporan, yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan adalah sebesar Rp44.326.230,00. Mutasi nilai Jalan, Irigasi, dan Jaringan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 Rp 28.000.000,00

Mutasi Tambah: Rp 23.000.500,00

- Pengembangan Nilai Aset Rp 23.000.500,00 Mutasi Kurang: Rp -Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 Rp 51.000.500,00 Akumulasi Penyusutan sd. 31 Desember 2015 Rp (6.674.270,00) Nilai Buku per 31 Desember 2015 Rp 44.326.230,00 Penambahan nilai perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan melalui Pengembangan Nilai Aset sebesar Rp23.000.500,00 merupakan realisasi Belanja Modal Penambah Nilai.

(35)

Aset Tetap Lainnya

Rp89.970.190,00 C.2.5. Aset Tetap Lainnya

Nilai perolehan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp89.970.190,00.

Jumlah tersebut merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, terdiri dari Monografi

sebesar Rp75.363.190,00 dan Alat Musik Modern/Band sebesar Rp14.607.000,00.

Tidak ada mutasi nilai Aset Tetap Lainnya sampai dengan periode 31 Desember 2015, sesuai dengan yang tertera dalam tabel berikut:

Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 Rp 89.970.190,00 Mutasi Tambah:

Mutasi Kurang:

Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 Rp 89.970.190,00 Akumulasi Penyusutan sd. 31 Desember 2015 Rp (14.607.000,00)

Nilai Buku per 31 Desember 2015 Rp 75.363.190,00

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

(Rp5.965.340.278,00)

C.2.7. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp5.965.340.278,00 dan Rp5.285.873.762,00.

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP).

Rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 disajikan pada Tabel 12, sedangkan rincian akumulasi penyusutan aset tetap disajikan pada Lampiran A1.

Tabel 12

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015

Uraian Nilai Perolehan

(Rp)

Akumulasi Penyusutan

(Rp) Nilai Buku (Rp)

Peralatan dan Mesin 4.411.798.708,00 3.620.894.781,00 790.903.927,00 Gedung dan Bangunan 11.075.825.052,00 2.323.164.227,00 8.752.660.825,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan 51.000.500,00 6.674.270,00 44.326.230,00 Aset Tetap Lainnya 89.970.190,00 14.607.000,00 75.363.190,00

(36)

Kewajiban Jangka Pendek

Rp25.484.921,00

C.3. Kewajiban Jangka Pendek

Nilai Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp25.484.921,00 dan Rp24.145.746,00. Kewajiban Jangka Pendek merupakan kelompok kewajiban yang diharapkan segera diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas (12) bulan setelah tanggal pelaporan.

Rincian Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 disajikan pada Tabel 13 berikut ini:

Tabel 13

Rincian Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

No. Uraian 31 Des 2015 (Rp) 31 Des 2014 (Rp)

1 Utang Kepada Pihak Ketiga 25.021.583 24.145.746

2 Pendapatan Diterima Dimuka 463.338 0

Jumlah 25.484.921 24.145.746

Utang Kepada Pihak Ketiga

Rp25.021.583,00

C.3.1. Utang Kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang Kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp25.484.921,00 dan Rp24.145.746,00. Saldo Utang Kepada Pihak Ketiga sebesar Rp25.021.583,00 terdiri atas:

Uraian Nilai (Rp) Penjelasan

Belanja Pegawai yang

Masih Harus Dibayar 3.075.542

Besaran kenaikan gaji atas kenaikan pangkat untuk 7 pegawai yang belum dibayarkan sampai 31 Desember 2015

Belanja Barang yang

Masih Harus Dibayar 21.946.041

Tagihan atas penggunaan listrik, telepon, dan jasa pengiriman surat POS bulan Desember yang belum dibayarkan per 31 Desember 2015

Jumlah 25.021.583

Pendapatan diterima dimuka Rp463.338,00

C.3.2. Pendapatan Diterima Dimuka

Nilai Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp463.338,00 dan Rp0,00 merupakan pengakuan kewajiban perhitungan akrual per tanggal Neraca atas pendapatan dari transaksi sewa Barang Milik Negara (BMN) yang diterima terlebih dahulu. Rincian Pendapatan

(37)

Diterima Dimuka per 31 Desember 2015 disajikan pada Tabel berikut ini:

Rincian Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2015

No Obyek Sewa Jangka Waktu

(Periode) Nilai Sewa (Rp) Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Des 2015 (Rp) 1 Rumah Dinas Jalan Moh. Yamin a.n. Moh. Husen 10 bulan (1/12/2015 s.d 31/09/2016) 514.820 463.338 Jumlah 514.820 463.338 C.4. Ekuitas Ekuitas Dana Lancar Rp64.811.981,00

C.4.1 Ekuitas Dana Lancar

Saldo Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp64.811.981,00.

Ekuitas Dana Lancar merupakan pasangan dari beberapa akun

yang ada di Aset Lancar dan di Kewajiban Jangka Pendek.

Rincian nilai Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 tersaji dalam di bawah ini:

Rincian Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014

No Uraian Tahun 2015 (Rp) Tahun 2014 (Rp)

1. Cadangan Persediaan 0 82.167.727

2.

Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 0 (17.355.746) Jumlah 0 64.811.981 Cadangan Persediaan Rp82.167.727,00 C.4.1.1 Cadangan Persediaan

Jumlah Cadangan Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp82.167.727,00. merupakan jumlah ekuitas dana lancar Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam bentuk Persediaan.

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (Rp17.355.746)

C.4.1.2 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

Jumlah Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0,00

(38)

dan minus Rp17.355.746,00. Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Ekuitas Dana

Investasi C.4.2 Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan

Dalam Aset Tetap Rp16.995.657.980, 00

C.4.2.1 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

Jumlah Diinvestasikan Dalam Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014

adalah sebesar Rp0,00 dan Rp16.995.657.980,00 merupakan jumlah

ekuitas dana yang diinvestasikan dalam bentuk Aset Tetap. Ekuitas

Rp17.666.433.705

C.4.3 Ekuitas

Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp17.6666.433.705,00 dan Rp17.060.469.961,00. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara Aset dan Kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

(39)

(Defisit) dari Kegiatan Operasional (Rp18.754.071.577)

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL D.1. (Defisit) dari Kegiatan Operasional

(Defisit) dari Kegiatan Operasional pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar minus Rp18.754.071.577,00 dan Rp0,00. Jumlah tersebut merupakan selisih antara Pendapatan Operasional sebesar Rp33.180.475,00 dikurangi dengan Beban Operasional sebesar Rp18.787.252.052,00.

Pendapatan Operasional Rp33.180.475

D.1.1. Pendapatan Operasional

Pendapatan Operasional pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp33.180.475,00 dan Rp0,00. Jumlah tersebut seluruhnya merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak. Pendapatan Negara

Bukan Pajak-LO Rp33.180.475

D.1.1.1. Pendapatan Negara Bukan Pajak-LO

Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak-LO pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp33.180.475,00 dan Rp0,00. Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak-LO disajikan pada Tabel 14 berikut ini:

Tabel 14

Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak-LO Tahun 2015 dan 2014

Uraian

Realisasi Naik / (Turun) Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah % Pendapatan Pengelolaan BMN 31.193.338 - - - Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah 1.352.945 - - - Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 634.120 - - - Pendapatan Jasa - - - - Pendapatan Lain-Lain 72 - - - Jumlah 33.180.475 - - -

Pendapatan Pengelolaan BMN merupakan pendapatan yang diperoleh atas pemanfaatan atau sewa BMN oleh

(40)

pihak ketiga. Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah merupakan pendapatan yang diterima dari pembayaran atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan rumah dinas

dari pihak kontraktor

.

Pendapatan Lain-Lain

merupakan pendapatan atas pengembalian belanja persekot/uang muka gaji pegawai, dan pendapatan atas piutang yang telah disisihkan pada periode sebelumnya namun telah dilunasi pada tanggal pelaporan.

Beban Operasional

Rp18.787.252.052,00 D.1.2. Beban Operasional

Jumlah Beban Operasional pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp18.787.252.052,00 dan Rp0,00. Jumlah tersebut merupakan realisasi beban yang terjadi dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional selama Tahun 2015. Rincian Beban Operasional disajikan pada Tabel 15 berikut ini:

Tabel 15

Rincian Beban Operasional Tahun 2015 dan 2014

TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %

Beban Pegawai 11.729.599.854,00 - 11.729.599.854,00 0,00

Beban Persediaan 169.209.788,00 - 169.209.788,00 0,00

Beban Barang dan Jasa 1.311.049.963,00 - 1.311.049.963,00 0,00 Beban Pemeliharaan 592.521.681,00 - 592.521.681,00 0,00 Beban Perjalanan Dinas 4.305.404.250,00 - 4.305.404.250,00 0,00 Beban Penyusutan dan

Amortisasi 679.466.516,00 - 679.466.516,00 0,00

Beban Penyisihan Piutang Tak

Tertagih 0,00 - 0,00 0,00

Realisasi Belanja Netto 18.787.252.052,00 0,00 18.787.252.052,00 0,00

Uraian Realisasi Belanja Naik / (Turun)

Beban Pegawai Rp11.729.599.854,00

D.1.2.1 Beban Pegawai

Jumlah Beban Pegawai pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp11.729.599.854,00 dan Rp0,00. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang

ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang

(41)

dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

Rincian Beban Pegawai disajikan pada Tabel 16 berikut ini:

Tabel 16

Rincian Beban Pegawai Tahun 2015 dan 2014

TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 5.202.423.433,00 0,00 5.202.423.433,00 0,00

Belanja Lembur 260.985.000,00 0,00 260.985.000,00 0,00

Belanja Tunjangan Khusus dan

Belanja Pegawai Transito 6.304.422.580,00 0,00 6.304.422.580,00 0,00 Realisasi Belanja Bruto 11.767.831.013,00 0,00 11.767.831.013,00 0,00 Pengembalian Belanja (38.231.159,00) 0,00 (38.231.159,00) 0,00 Realisasi Belanja Netto 11.729.599.854,00 0,00 11.729.599.854,00 0,00

Uraian Realisasi Belanja Naik / (Turun)

Beban Persediaan

Rp169.209.788,00 D.1.2.2. Beban Persediaan

Jumlah Beban Persediaan pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing Rp169.209.788,00 dan Rp0,00. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan.

Rincian Beban Persediaan disajikan pada Tabel 17 berikut ini:

Tabel 17

Rincian Beban Persediaan Tahun 2015 dan 2014

TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %

Beban Persediaan Konsumsi 126.162.665,00 0,00 126.162.665,00 0,00

Beban Persediaan Pita Cukai, Meterai

dan Leges 0,00 0,00 0,00 0,00

Beban Persediaan Bahan Baku 8.733.000,00 0,00 8.733.000,00 0,00

Beban Persediaan untuk Tujuan

Strategis 0,00 0,00 0,00 0,00

Beban Persediaan Lainnya 34.314.123,00 0,00 34.314.123,00 0,00

Realisasi Belanja Netto 169.209.788,00 0,00 169.209.788,00 0,00

Uraian Realisasi Belanja Naik / (Turun)

Beban Barang dan Jasa

Rp1.311.049.963,00

D.1.2.3. Beban Barang dan Jasa

Jumlah Beban Barang dan Jasa pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing Rp1.311.049.963,00 dan Rp0,00.

(42)

Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas jasa-jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian Beban Barang dan Jasa disajikan pada Tabel 18 berikut ini:

Tabel 18

Rincian Beban Barang dan Jasa Tahun 2015 dan 2014

TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %

Beban Barang Operasional 955.185.515,00 0,00 955.185.515,00 0,00

Beban Barang Non Operasional 62.941.200,00 0,00 62.941.200,00 0,00

Beban Jasa 292.923.248,00 0,00 292.923.248,00 0,00

Beban Aset Ekstrakomtabel 0,00 0,00 0,00 0,00

Realisasi Belanja Netto 1.311.049.963,00 0,00 1.311.049.963,00 0,00

Uraian Realisasi Belanja Naik / (Turun)

Beban

Pemeliharaaan Rp592.521.681,00

D.1.2.4. Beban Pemeliharaan

Jumlah Beban Pemeliharaan pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing Rp592.521.681,00 dan Rp0,00. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap dan aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal.

Rincian Beban Pemeliharaan disajikan pada Tabel 19 berikut ini:

Tabel 19

Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014

TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %

Beban Pemeliharaan Gedung dan

Bangunan 288.715.600,00 0,00 288.715.600,00 0,00

Beban Pemeliharaan Peralatan dan

Mesin 293.659.945,00 0,00 293.659.945,00 0,00

Beban Pemeliharaan Jaringan 0,00 0,00 0,00 0,00

Beban Persediaan Bahan untuk

Pemeliharaan 6.473.736,00 0,00 0,00 0,00

Beban Persediaan Suku Cadang 3.672.400,00 0,00 3.672.400,00 0,00

Realisasi Belanja Netto 592.521.681,00 0,00 592.521.681,00 0,00

Uraian Realisasi Belanja Naik / (Turun)

Beban Perjalanan Dinas

Rp4.305.404.250,00

D.1.2.5. Beban Perjalanan Dinas

Jumlah Beban Perjalanan Dinas pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing Rp4.305.404.250,00 dan Rp0,00. Beban tersebut merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas,

Referensi

Dokumen terkait

PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA PERIODE 2021 Tata Tertib Rapat Kerja Bersama Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Jumlah individu yang terdata di stasiun transplantasi karang berkisar 158-312 individu setiap bulan dan jumlah tertinggi terjadi pada pengamatan September 2007 dimana ikan

25 penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kinerja perusahaan perbankan antara sebelum dan saat penerapan internet banking didasarkan atas equity to total

Semen Indonesia ( plant Semen Gresik Tuban IV) dengan menggunakan metode ZSI (Zone Selective Interlocking)” adalah benar benar hasil karya intelektual mandiri,

Pasien lansia dengan FA memiliki ciri-ciri berbeda dari pasien muda, yaitu rapuh, memiliki banyak komorbiditas termasuk kardiovaskular maupun penyakit non-jantung,

antena/Driving Point Impedance didefinisikan sebagai “Impedansi yang muncul diakibatkan oleh antena dan diukur pada terminal

Strategi yang dapat dipilih untuk meningkatkan kinerja SINas guna meningkatkan kontribusi teknologi dalam upaya pencapaian ketahanan pangan adalah: [1] Sinkronisasi antara

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang balitanya berusia 1-3 tahun di Posyandu Kelurahan Padang Besi Puskesmas Lubuk Kilangan Padang berjumlah 149 orang ibu