• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

25

deskriptif analitis, yaitu metode yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalah- masalah yang ada dengan cara menyusun data- data yang telah terkumpul, menjelaskan, menganalisis, dan menyimpulkan dengan didukung oleh teori-teori yang ada dari hasil penelitian terdahulu (Surakhmad, 2004).

Adapun pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode survei. Menurut Singarimbun (1989), metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data pokok.

B. Metode Penentuan Data

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wonosobo, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Wonosobo memiliki komoditi unggulan carica dan merupakan salah satu tempat di mana usaha pengolahan carica berkembang pesat.Dari Kabupaten Wonosobo dipilih Desa Patak Banteng Kecamatan Kejajar secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan desa tersebut memiliki jumlah usaha pengolahan carica terbanyak. Carica merupakan tamanan endemik yang berasal dari Amerika Selatan yang diintroduksi oleh pemerintah kolonial Belanda, di Indonesia tumbuh dan dikembangkan di Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.Berikut data luas panen dan jumlah produksi buah carica di Kecamatan Kejajar.

(2)

Tabel 1. Luas Panen dan Jumlah Produksi Buah Carica di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2015

Triwulan Luas Panen

(pohon) Produksi (kw)

I (Januari-Maret) 45.367 1.820

II (April-Juni) 45.367 1.820

III (Juli-September) 45.367 1.237

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa luas panen buah carica pada tahun 2015 memiliki jumlah pohon yang sama pada setiap triwulannya. Sedangkan produksinya mengalami penurunan pada triwulan ketiga yang dapat dikarena cuaca yang sedang mengalami kemarau panjang yang dapat mempengaruhi tingkat produksi dari buah carica. Data untuk triwulan keempat baru ada pada bulan Januari.

Berikut data UMKM pengolahan carica di kabupaten yang dibagi berdasarkan kecamatan.

Tabel 2. Data UMKM Produsen Pengolahan Carica di Setiap Kecamatan Kabupaten Wonosobo 2015 No Kecamatan Jumlah 1 Kepil - 2 Sapuran - 3 Kalibawang - 4 Kaliwiro - 5 Watumalang - 6 Sukoharjo 1 7 Wadaslintang 2 8 Leksono 3 9 Kalikajar 4 10 Selomerto 6 11 Garung 6 12 Kertek 7 13 Mojotengah 23 14 Wonosobo 41 15 Kejajar 54 Jumlah 147

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonosobo

Berdasarkan Tabel 2 di atas maka dipilih Kecamatan Kejajar sebagai daerah penelitian. Kecamatan Kejajar mempunyai jumlah unit usaha pengolahan caricaterbanyak di Kabupaten Wonosobo yaitu

(3)

sebanyak 54 unit usaha. Unit usaha tersebut tersebar dibeberapa desa yang ada di Kecamatan Kejajar.

Desa sampel penelitian dipilih secara sengaja, yaitu Desa Patak Bantengdi Kecamatan Kejajar yang merupakan desa dengan jumlah pengolahan carica terbesar di kecamatan tersebut. Adapun jumlah usaha pengolahan carica di desa tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Jumlah Usaha Pengolahan Carica Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo 2015 No Desa Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Buntu Sigedang Tambi Kreo Serang Kejajar Igirmranak Surengede Tieng Parikesit Sembungan Jojogan Patak Banteng Dieng Sikunang Campursari - 1 - - - 1 3 - 1 6 3 6 21 5 4 3 Total 54

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonosobo

Berdasarkan tabel diatas, dari 16 desa yang terdapat di Kecamatan Kejajar menurut jumlah usaha pengolahan carica terbesar adalah Desa Patak Banteng. Di Desa Patak Banteng terdapat 21 unit usaha pengolahan carica. Oleh karena itu, desa tersebut dijadikan desa sampel dalam penelitian ini.

2. Metode Pemilihan Responden

Populasi penelitian ini adalah usaha pengolahan carica yang berada di Desa Patak Banteng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, dimana pelaksanaannya menggunakan cara sensus, yaitu dengan mendata seluruh anggota populasi. Caranya adalah dengan melakukan pendataan

(4)

identitas seluruh usaha pengolahan carica yang ada di Desa Patak Banteng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Jumlah Usaha Pengolahan Carica di desa tersebut sebanyak 21 unit usaha.

Menurut Marzuki (2002), pengambilan responden yang dilakukan dengan cara sensus dilakukan dengan cara mencatat semua elemen (responden) yang diselidiki. Hasil dari sensus adalah nilai karakteristik yang sesungguhnya (true value). Kumpulan dari seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi atau universe. Menurut Daniel (2002), sensus merupakan metode yang paling tepat menggambarkan keadaan populasi, dimana tingkat akurasi atau kebenaran data diharapkan dapat mendekati 100 persen.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari responden pelaku usaha usaha pengolahan carica, dimana data diperoleh langsung melalui wawancara dengan daftar pertanyaan (kuisioner) yang sudah dipersiapkan. Data primer dalam penelitian ini meliputi identitas responden (nama, umur, istri, jumlah anak); biaya; penerimaan dan keuntungan dari usahatani carica dalam proses produksi di Desa Patak Banteng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari instansi atau badan pemerintah yang berkaitan dengan penelitian ini. Instansi atau badan pemerintah tersebut adalah Dinas Pertanian Wonosobo, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kantor Koperasi dan UMKM, Biro Pusat Statistik Wonosobo, Kecamatan Kejajar, dan Desa Patak Banteng.

(5)

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu wawancara dengan pelaku usaha pengolahan carica serta dengan pihak terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BPS, kecamatan dan desa.

2. Obervasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap usaha pengolahan carica.

3. Pencatatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yaitu dengan mencatat data yang telah ada pada instansi atau lembaga yang terkait. E. Metode Analisis Data

Metode data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kelayakan finansial dan analisis sensitivitas. Penilaian layak atau tidaknya suatu usaha dilihat dari aspek finansial perlu dilakukan pengukuran dengan beberapa kriteria. Beberapa metode pada aspek finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebegai berikut :

1. Kriteria Kelayakan Finansial : a. Payback Peroid (PP)

Metode Payback Period(PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri) (Kasmir dan Jakfar, 2012:101). Apabila benefit bersih berubah-ubah tiap tahunnya, maka biaya investasi berturut-turut dikurangi mulai benefit bersih di tahun pertama dan seterusnya hingga biaya investasi sama dengan nol.Menurut Halim (2003), rumus yang digunakan dalam perhitungan Payback Periodadalah sebagai berikut:

(6)

Payback Period = n + x 1 tahun Keterangan :

n = tahun terakhir di mana jumlah cash flow masih belum bisa menutuporiginal investment.

a = jumlah original investment

b = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n c = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n+1 b. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan (Umar, 2005:200). Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:103), untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu.

Menurut Halim (2003), keputusan tentang apakah suatu usulan proyek investasi diterima atau ditolak ditentukan oleh nilai NPV-nya. Jika NPV positif, artinya dana yang diinvestasikan dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow lebih besar dari presentvalue original imvestment. Sebaliknya, jika NPV negatif artinya dana yang diinvestasikan dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow lebih kecil dari present value original investment. Dengan demikian suatu usulan proyek investasi diterima jika NPV-nya lebih besar nol. Sebaliknya, suatu usulan proyek investasi di tolak jika NPV-nya lebih kecil nol. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih dari satu dan bersifat mutually exclusive, yang diterima adalah yang menghasilkan NPV paling besar.

(7)

Rumus yang digunakan dalam perhutungan NPV adalah sebagai berikut:

NPV

=

Keterangan :

Bt – Ct = Arus nominal benefit bersih 1/(1+i)t = Discount factor

c. Internal rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan nol, karena present value dari cashflow pada tingkat bunga tersebut sama dengan internal investasinya. Metode ini juga memperhitungkan nilai waktu dari uang, sehingga cash flow yang digunakan telah didiskontokan atas dasar cost of capital/interst rate/ required rate of return (Halim, 2003). Kriteria kelayakan berdasarkan metode IRR yaitu apabila IRR lebih kecil dari bunga kredit maka merugikan, sedangkan IRR lebih besar dari bunga kredit maka menguntungkan, dan apabila IRR sama dengan bunga kredit maka impas (tidak rugi atau untung). Sehingga investasi dinyatakan layak apabila IRR sama dengan atau lebih besar dari bunga kredit. Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), formula untuk IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

IRR = i1 + x (i2 – i1) Keterangan :

i1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1) i2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2) NPV1= net present value 1 (positif)

NPV2= net present value 2 (negatif) d. Gross B/C Ratio

(8)

Menurut Kadariah (1988),gross costs adalah total dari biaya investasi dan biaya operasional, sedangkan sebagai grossbenefitadalah nilai total produksi. Rumus gross BC ratio adalah sebagai berikut :

∑ Bt/ (1+i)t Gross B/C =

∑ Ct / (1+i)t Keterangan :

Bt = arus nominal benefit Ct = arus nominal cost 1/(1+i)t = discount factor

Kriterianya adalah jika Gross B/C > 1 maka proyek dapat dilaksanakan, jika Gross B/C < 1 maka proyek tidak dapat dilaksanakan, dan jikaGross B/C = 1 maka tercapai break event point dan usaha layak dilaksanakan.

e. Net B/C Ratio

Kadariah et al. (1978) menyatakan bahwanet B/C merupakan perbandingan antara present value dari total benefit bersih bernilai positif dengan present value dari total biaya bersih bernilai negatif. Rumusnya sebagai berikut :

∑ Bt - Ct / (1+i)t (+) Net B/C =

∑ Bt - Ct / (1+i)t (-) Keterangan :

Bt - Ct = arus nominal benefit bersih 1/(1+i)t = discount factor

Kriterianya yaitu jika Net B/C > 1 maka proyek dapat dilaksanakan, bila Net B/C < 1 maka proyek tidak layak dilaksanakan, dan bila Net B/C = 1 maka tercapai break event point, dan usaha layak dilaksanakan.

2. Analisis Sensitivitas

Menurut Kadariah (1988), analisis kepekaan (sensitivity analysis) membantu menemukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek.Studi kelayakan dilaksanakan pada waktu sebelum sebuah proyek

(9)

dilaksanakan. Dalam pelaksanaan proyek ada kemungkinan terjadi perubahan perubahan nilai dari variable-variabel yang digunakan sebagai komponen/variabel dalam kajian. Perubahan-perubahan tersebut bisa mengakibatkan perubahan parameter yang merupakan kesimpulan hasil studi kelayakan. Perubahan tersebut bisa berlangsung secara sendiri-sendiri maupun secara bersamaan.

Skenario untuk mengetahui seberapa besar penerimaan dan biaya pengolahan carica harus berubah sampai ke hasil perhitungan yang membuat usaha tidak layak dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Skenario 1: apabila penerimaan menurun, sedangkan biaya tetap/konstan;

b. Skenario 2: apabila terjadi penerimaan tetap/konstan sedangkan biayanya meningkat.

Gambar

Tabel  1.  Luas  Panen  dan  Jumlah  Produksi  Buah  Carica  di  Kecamatan                  Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2015
Tabel  3.  Jumlah  Usaha  Pengolahan  Carica  Kecamatan  Kejajar    Kabupaten Wonosobo 2015  No  Desa  Jumlah  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  Buntu  Sigedang Tambi Kreo Serang Kejajar  Igirmranak Surengede Tieng Parikesit  Sembungan

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran laju respirasi dilakukan dalam wadah stoples kaca. Perlakuan buah utuh, setengah kupas melintang, setengah kupas membujur dan kupas penuh dimasukkan ke dalam

Nur Laili Abdul Azis dalam penelitian skripsi yang berjudul “Penafsiran Kisah Nabi Musa dan Khidir dalam al-Qur‟an menurut Hamka dan Quraish Shihab Surat al-Kahfi ayat 66-82”.30

Menunjukkan sikap menghindari plagiasi, bertanggungjawab, bekerjasama dan komunikasi yang baik dalam melakukan praktikum menguraikan dan menjelaskan variabel proses,

Belanja Konsultasi Penelitian Pengadaan Aset tanah 1 paket APBD Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kendal TKDN: Ya Lembaga Penilai Harga Tanah/ Appraisal Pengadaan Langsung 49.000.000

Yuda Permana selaku residen bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin untuk pemeriksaan klinis penelitian ini serta dukungan yang berarti kepada saya selama penyusunan Karya Tulis

Kontribusi dari penambahan jumlah wajib pajak orang pribadi baru hasil kegiatan ekstensifikasi pada penerimaan pajak penghasilan orang pribadi KPP Pratama Kepanjen yaitu

Hasil uji aktivitas larvasida terhadap larva nyamuk A.Aegypti, granul dari biji sirsak menunjukkan nilai LC 50 sebesar 295,434 bpj lebih kecil dibandingkan dengan temephos

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17