• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANAK YANG MENJALANI REHABILITASI NARKOBA (Studi Kasus pada 1 Keluarga yang Anaknya Menjalani Rehabilitasi Narkoba di Jogja Care House Yogyakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANAK YANG MENJALANI REHABILITASI NARKOBA (Studi Kasus pada 1 Keluarga yang Anaknya Menjalani Rehabilitasi Narkoba di Jogja Care House Yogyakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANAK YANG MENJALANI REHABILITASI NARKOBA

(Studi Kasus pada 1 Keluarga yang Anaknya Menjalani Rehabilitasi Narkoba di Jogja Care House Yogyakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Lucia Kripsi Anindita 151114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2019 

(2)

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANAK YANG MENJALANI REHABILITASI NARKOBA

(Studi Kasus pada 1 Keluarga yang Anaknya Menjalani Rehabilitasi Narkoba di Jogja Care House Yogyakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Lucia Kripsi Anindita 151114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2019 

(3)
(4)
(5)

HALAMAN MOTTO

Memilihlah dengan tanpa penyesalan. (Mary Anne Radmacher)

Lakukan yang terbaik,

sehingga aku tak akan menyalahkan diriku sendiri atas segalanya. (Magdalena Neuner)

(6)

v   

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan khusus untuk:

Orang-orang yang aku cinta dan sayang . . . .

(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANAK YANG MENJALANI REHABILITASI NARKOBA

(Studi Kasus pada 1 Keluarga yang Anaknya Menjalani Rehabilitasi Narkoba di Jogja Care House Yogyakarta)

Lucia Kripsi Anindita Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan/menggambarkan 1) pengetahuan keluarga tentang rehabilitasi narkoba; 2) bentuk dukungan keluarga terhadap proses rehabilitasi narkoba; 3) proses dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba; 4) kesulitan/hambatan keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini adalah satu keluarga yang anaknya menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Teknik analisa data yang digunakan adalah membuat verbatim, membuat koding verbatim, mengelompokkan berdasarkan tema, menyaring data, dan interpretasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pengetahuan keluarga tentang rehabilitasi narkoba adalah tempat merehabilitasi, penyembuhan, dan penanganan untuk penyalahguna narkoba. Sedangkan narkoba adalah obat atau bahan yang terlarang sebagai suatu obat penenang yang berbahaya; 2) bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap proses rehabilitasi narkoba adalah melibatkan dan mengajak anak untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, serta menolong anak ketika sedang mengalami kesulitan. Sedangkan kegiatan yang dirancang keluarga untuk mendukung anak adalah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah; 3) Proses dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba adalah dengan cara meluangkan waktu, mengobrol bersama, memberikan apresiasi, dan memberikan sebuah pujian. Sedangkan kegiatan yang melibatkan anak adalah dengan dimintai tolong untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Cara keluarga dalam melibatkan adalah dengan cara sedikit demi sedikit mengajak anak untuk peka terhadap lingkungan sekitar; 4) Kesulitan/hambatan yang keluarga temui dalam memberikan dukungan terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba adalah ketika tidak bisa memberikan pertolongan kepada anak saat keinginannya tidak terpenuhi dan saat mabuk. Tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan cara menenangkan, mencoba mendekati dengan cara duduk di samping anak, memberikan semangat, dan mengajak anak untuk menyibukkan diri membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.

Kata Kunci: dukungan, keluarga, rehabilitasi narkoba

(10)

ix   

ABSTRACT

FAMILY SUPPORT FOR CHILDREN UNDERGOING DRUG REHABILITATION (A Study Case of a Family whose Child Underwent

at Jogja Care House, Yogyakarta) Lucia Kripsi Anindita Sanata Dharma University

2019

This research was aimed at describing 1) the knowledge of a family about drug rehabilitation; 2) the forms of family support for drug rehabilitation process; 3) family support process for children undergoing drug rehabilitation; 4) difficulties/obstacles of families in supporting children undergoing drug rehabilitation.

This research was a qualitative research with a case study approach. This research data resource was a family whose child underwent drug rehabilitation at Jogja Care House, Yogyakarta. Data collecting technique used was interview. Data analysis technique used was by making verbatim, making verbatim coding, categorizing based on themes, filtering data, and interpretation.

The results of the research showed that 1) the knowledge of the family about drug rehabilitation included the rehabilitation venue, recovery, and handling of drug users, and that drugs were forbidden substance often used as a dangerous tranquilizer; 2) the forms of family support for drug rehabilitation process were involving and inviting the child to do household chores, and helping the child if need be, while the activity designed by the family to support the child was help finish homework; 3) family support process for children undergoing drug rehabilitation was by making time to talk, appreciate, and give credits, while the activity involving the child was asking for one’s help to do household chores. The way the family to involve the child was gradually ask the child to be more sensitive to the surrounding; 4) difficulties/obstacles faced by the family in supporting the child undergoing drug rehabilitation was when the family cannot help the child when what one wanted was not fulfilled and when one was drunk. Nevertheless, this was solved by calming one down, approaching one by sitting next to the child, giving motivation, and asking the child to keep oneself busy finishing household chores.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dukungan Keluarga terhadap Anak yang Menjalani Rehabilitasi Narkoba” untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi bimbingan dan konseling.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, serta dosen pembimbing yang selalu bersedia mendampingi dan memberikan dengan waktu, tenaga, dan pikiran dalam proses penulisan skripsi hingga selesai.

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma yang telah mendampingi peneliti selama studi: Ibu Reta, Ibu Hayu, Ibu Retno, Ibu Indah, Bapak Sinurat, Bapak Budi, Bapak Agus, dan Bapak Rian.

4. Mas Moko yang selalu membantu mengurus ini itu demi kelancaran studi dan skripsi ini.

(12)
(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...vii

ABSTRAK...viii

ABSTRACT...ix

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah...8

C. Pembatasan Masalah...9

D. Pertanyaan Penelitian ...9

E. Tujuan Penelitian...10

F. Manfaat Penelitian...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA...12

(14)

xiii   

A. Hakikat Dukungan Keluarga...12

B. Hakikat Penyalahgunaan Narkoba...21

C. Hakikat Panti Rehabilitasi Jogja Care House Yogyakarta...28

D. Kajian Penelitian yang Relevan...30

E. Kerangka Pikir...31

BAB III METODE PENELITIAN...32

A. Jenis Penelitian...32

B. Tempat dan Waktu Penelitian...33

C. Responden dan Objek Penelitian...34

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...35

E. Keabsahan Data...37

F. Teknik Analisis Data...38

BAB IV HASIL PENELITIAN...41

A. Deskripsi Data...41

B. Hasil Penelitian...44

C. Pembahasan...58

BAB V PENUTUP...64

A. Simpulan...64

B. Keterbatasan Penelitian...65

C. Saran...66

DAFTAR PUSTAKA...67

DAFTAR LAMPIRAN I...69

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Responden dan Objek Penelitian...34 Tabel 2. Wawancara...37

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Obsevasi...70

Lembar Koding Wawancara...72

Lembar Kategorisasi Wawancara...82

Lembar Penyaringan Data Wawancara...91

(17)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu di muka bumi ini pasti sangat membutuhkan dan dibutuhkan oleh keluarganya sendiri. Oleh sebab itu, kebanyakan orang mengungkapkan bahwa setiap individu adalah makhluk hidup sosial. Individu sejatinya tidak dapat hidup hanya seorang diri saja di muka bumi ini. Begitu juga individu tidak dapat hidup tanpa keluarga yang selalu ada, selalu mendampingi, dan selalu menjaga. Keluarga yang dimaksudkan tersebut adalah dua atau lebih individu yang diikat oleh perkawinan, hubungan darah, adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan yang lain. Di dalam sebuah keluarga, setiap individu dapat meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Di situlah komunikasi antar keluarga pasti akan terjalin dengan baik demi keharmonisan sebuah keluarga, terutama pada keluarga inti. Keluarga inti tersebut adalah ayah, ibu, dan anak. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peranan ayah: sebagai seorang suami untuk istri dan sebagai seorang ayah

untuk anak-anaknya. Ayah berperan sebagai kepala rumah tangga, pencari

(18)

nafkah, pelindung, pendidik, dan pemberi rasa aman untuk anggota keluarganya.

2. Peranan ibu: sebagai seorang istri untuk suami dan sebagai seorang ibu untuk anak-anaknya. Ibu berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya, mengurus rumah tangga, pelindung, dan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya.

3. Peranan anak: anak melaksanakan peran psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya dan mengacu pada perubahan biologis, psikologis, dan emosional yang terjadi pada manusia antara kelahiran dan akhir masa remaja, sebagai individu berlangsung dari ketergantungan untuk meningkatkan otonomi.

(19)

Dengan adanya dukungan dari seluruh anggota keluarga, anak yang menjalani rehabilitasi narkoba tersebut akan merasa dilindungi dan disayangi. Anak yang diberi dukungan tersebut akan memiliki semangat yang membara untuk menjalani rehabilitasi narkoba. Tidak hanya itu, anak tersebut akan memiliki keinginan kuat untuk kembali ke jalan yang benar karena dukungan yang diberikan oleh keluarga secara penuh.

(20)

fisik dan mental terhadap narkoba. Karena bila salah satu anggota keluarga menjadi penyalahguna narkoba, hal itu akan dapat menyebabkan menjadi kurangnya ketentraman atau keharmonisan di dalam keluarga tersebut; 3) memberikan dukungan penuh kepada anaknya yang sedang menjalani rehabilitasi narkoba. Seluruh anggota keluarga musti mengingatkan dengan tegas dan memberikan dukungan secara penuh kepada anak sampai proses rehabilitasi selesai dalam menjalani rehabilitasi narkoba di sebuah panti rehabilitasi.

(21)

akan menjadi faktor penting dan utama demi kesembuhan anak agar ia terbebas dari pengaruh narkoba tersebut.

Badan Narkotika Nasional (BNN) merilis temuan surveinya pada tahun 2018 terkait pengguna narkoba secara keseluruhan yang ternyata 24% diantaranya adalah pelajar. Jumlah siswa dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berjumlah 50 juta anak. Sedangkan ditingkat Perguruan Tinggi (PT) sekitar 3,5 juta orang. Berdasarkan data tersebut, di tempat rehabilitasi yang dikelola Badan Narkotika Nasional (BNN), hampir 6.260 orang yang dirawat sejak tahun 2013-2018. Namun ternyata jumlah pusat rehabilitasi bagi pecandu narkotika, psikotropika, obat-obatan terlarang, dan zat adiktif di Indonesia belum mencukupi karena jumlahnya yang sedikit hanya ada sekitar 120 pusat rehabilitasi dan daya tampung rata-rata panti rehabilitasi ternyata juga terbatas hanya sekitar 25-50 orang. Data yang ditemukan juga berkaitan dengan anak yang tidak mendapatkan dukungan keluarga dari keluarganya sendiri. Karena keluarga merasa anak yang memakai narkoba itu termasuk rahasia atau aib, maka keluarga menyembunyikan anaknya dengan alasan untuk menjaga kehormatan keluarga. Sehingga anak merasa diasingkan akhirnya mereka banyak yang memutuskan untuk pergi dari rumah dan memilih tinggal di jalanan.

(22)

di Jogja Care House Yogyakarta, peneliti mendapatkan cukup banyak permasalahan yang terjadi. Berikut hasil petikan wawancara yang peneliti peroleh dari beberapa penyalahguna narkoba di Jogja Care House Yogyakarta.

“Sebetulnya saya tu kangen mbak sama keluarga saya. Tapi ya mau gimana lagi mbak, kayaknya keluarga saya sudah tidak perduli lagi dengan saya atau bahkan sudah lupa sama saya. Padahal ya mbak, dari rumah saya ke sini itu nggak jauh-jauh amat lho mbak.”

“Ahh..hampir setiap hari ke sini mbak bawain makanan, cemilan, baju. Tapi gimana ya mbak, sebenernya saya yang belum siap untuk ketemu keluarga saya. Saya merasa malu mbak, saya yang udah jadi jelek begini ya udah tidak pantas mbak, tapi keluarga saya masih baik banget kayak gitu, masih perduli.”

“Gimana ya mbak..hehe saya bingung jawabnya. Intinya sampai saat ini keluarga saya belum bisa menerima kenyataan kalau saya tu pemakai narkoba mbak.”

“Apa ya mbak.. Ya yang saya tau rehabilitasi tu ya tempat untuk menangani orang yang sedang menjalani rehab.. nah kalau narkoba itu ya jenis obat atau bahan yang sangat berbahaya yang sebetulnya tidak bisa dikonsumsi sembarangan.”

“Kalau bentuk dukungan dari keluarga tu ya mau mengantar saya mbak saat harus pergi kontrol. Di sana keluarga saya yang selalu menemani mengurus ini itu dan selalu berada di samping saya mbak.”

“Sedikit demi sedikit selalu melibatkan saya mbak, misalkan pada saat ada acara di kampung, keluarga tetap berada di samping saya mbak, ketika saya membutuhkan bantuan, keluarga selalu ada.”

“Ya keluarga selalu berusaha mengalihkan pikiran saya mbak, dengan cara mengajak saya untuk melakukan aktivitas di luar rumah, seperti membajak sawah biasanya.

(23)

penyalahguna narkoba yang menjalani rehabilitasi di Jogja Care House Yogyakarta. Berikut hasil petikan wawancara yang peneliti peroleh dari tiga keluarga tersebut yaitu ayah dan ibu penyalahguna narkoba di Jogja Care House Yogyakarta.

“Ya mungkin karena saya sangat sibuk bekerja mbak, saya harus bisa membagi waktu ini itu, itu yang sangat susah. Soal kendaraan juga mbak, apalagi ongkos. Kita gak mungkin ke sana kalau gak bawa apa-apa to mbak.”

“Saya tu ingin sekali bertemu anak saya, tetapi setiap saya mencoba untuk menjenguk ke sana, pasti saja ia tidak mau bertemu. Cuma mau liat keadaan ia sekarang pun tidak bisa mbak. Jadi paling ya saya tau perkembangan anak saya dari Pak Eko saja.”

“Saya dan bapak tu selalu berbeda pendapat mbak hehe.. ya pingin saya tu mbok bapak ya bisa mencoba menerima kenyataan, nggak setiap ketemu anak adanya dimarahi terus. Yang sekarang bisa kita lakukan kan ya hanya gimana caranya anak tu bisa kembali ke jalan yang benar to mbak dengan dukungan yang kita berikan kepada anak.”

“Kalau soal itu saya kurang tau mbak. Ya yang saya tau sarana agar anak bisa kembali ke jalan yang benar mbak.”

“Ya walaupun terkadang saya sudah putus asa karena kecil kemungkinan anak bisa sembuh, tetapi saya berusaha untuk tidak lepas dari tanggungjawab mbak, seperti mengantar anak check-up berkala dengan semangat.”

“Ketika ada acara di kampung mbak, saya ya sekedar mengajak sedikit demi sedikit, merayu anak agar mau ikut acara di kampung. Tetapi harus sabar mbak.”

(24)

Namun jika hal tersebut di atas terus-menerus terjadi dan tidak segera ditindaklanjuti, maka akan dapat menyebabkan sangat kurangnya dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti “Dukungan Keluarga Terhadap Anak yang Menjalani Rehabilitasi Narkoba (Studi Kasus pada 1 Keluarga yang Anaknya Menjalani Rehabilitasi Narkoba di Jogja Care House Yogyakarta)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah ini adalah:

1. Keluarga sangat sibuk dengan urusannya sendiri sehingga tidak memperdulikan anaknya yang sedang menjalani rehabilitasi narkoba.

2. Keluarga ingin bertemu dengan anaknya, namun anaknya masih sangat belum siap untuk bertemu dengan keluarganya karena merasa bersalah. 3. Keluarga masih belum bisa menerima kenyataan bahwa anaknya harus

menjalani rehabilitasi narkoba.

4. Keluarga masih kurang pengetahuan tentang rehabilitasi narkoba.

5. Keluarga merasa sudah putus asa dalam memberikan bentuk dukungan karena kecil kemungkinan anak bisa sembuh, tetapi keluarga berusaha untuk tidak lepas tanggungjawab dalam merawat anak.

(25)

7. Keluarga merasa kesulitan pada saat anak sedang menginginkan sesuatu

yang belum bisa dipenuhi oleh keluarga dan pada saat anak sedang mabuk. C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, perhatian difokuskan pada: 1. Pengetahuan keluarga tentang rehabilitasi narkoba.

2. Bentuk dukungan keluarga terhadap proses rehabilitasi narkoba.

3. Proses dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

4. Kesulitan/hambatan keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan penelitian dapat dirumuskan:

1. Bagaimana pengetahuan satu keluarga yang anaknya menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta tentang rehabilitasi narkoba? 2. Seperti apa bentuk dukungan keluarga satu keluarga yang anaknya

menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta terhadap proses rehabilitasi narkoba?

3. Bagaimana proses dukungan satu keluarga terhadap anaknya yang menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta?

(26)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menggambarkan pengetahuan satu keluarga yang anaknya menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta tentang rehabilitasi narkoba.

2. Mendeskripsikan bentuk dukungan satu keluarga yang anaknya menjalani

rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta terhadap proses rehabilitasi narkoba.

3. Mendeskripsikan proses dukungan satu keluarga terhadap anaknya yang menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta.

4. Menggambarkan kesulitan/hambatan satu keluarga dalam memberikan

dukungan terhadap anaknya yang menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

(27)

2. Manfaat Praktis a. Bagi keluarga

Penelitian ini menjadi inspirasi bagi keluarga dalam hal membantu memahami pentingnya dukungan mereka terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

b. Bagi masyarakat

Penelitian ini menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam hal bersikap ramah dan mau menerima terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

c. Bagi peneliti

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Hakikat Dukungan Keluarga 1. Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga menurut Francis & Satiadarma (2004) merupakan bantuan/sokongan dari salah satu anggota keluarga yang diberikan untuk anggota keluarga lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga. Keluarga harus bisa menjalankan fungsi-fungsi tersebut dengan baik dan benar. Adapun fungsi-fungsi-fungsi-fungsi dari keluarga adalah 1) dukungan informasional yaitu dengan memberikan nasihat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi; 2) dukungan penilaian yaitu dengan memberikan support, penghargaan, dan perhatian; 3) dukungan instrumental yaitu dengan memberikan sebuah pertolongan praktis dan konkrit, seperti membantu kesehatan penderita dalam kebutuhan makan dan minum; 4) dukungan emosional yaitu dengan memberikan sebuah kepercayaan, perhatian, mendengarkan, dan didengarkan. Sehingga yang diharapkan dari dukungan keluarga tersebut adalah keluarga dapat

(29)

saling membantu satu sama lain agar tercipta suasana keluarga yang rukun dan harmonis.

(30)

setulus hati, sehingga penerima dukungan tersebut akan menjadi semangat kembali dan memiliki keinginan untuk sembuh.

(31)

2. Bentuk-Bentuk Dukungan Keluarga

Friedman (2010) menjelaskan bahwa keluarga memiliki empat bentuk dukungan, yaitu:

a. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan dalam bentuk penyediaan sarana bisa dalam bentuk pelayanan, dalam bentuk bantuan finansial dan dalam bentuk material berupa bantuan nyata (instrumental support material support). Dukungan ini dapat membantu individu dalam mengurangi tekanan karena bersifat memberikan dukungan nyata paling efektif di mana sebuah benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis seseorang yang sedang dihadapi termasuk di dalamnya seseorang yang memberikan bantuan secara langsung. Contohnya saja saat seseorang sedang memberikan pinjaman uang, barang, makanan serta pelayanan, membantu pekerjaan sehari-hari, membantu menjaga, dan merawat saat sedang sakit, serta membantu memecahkan masalah. b. Dukungan informasi

(32)

sedang dihadapi, masalah serumit apapun. Keluarga yang sedang membutuhkan bantuan dapat merasa sangat terbantu karena dapat dibantu oleh anggota keluarga yang lain dalam mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi, memberikan nasihat, pengarahan, dan saran. Contohnya saja keluarga dapat menyarankan dokter dan terapis yang baik untuk membantu penyembuhan anggota keluarga yang sedang membutuhkan bantuan dari anggota keluarga lain.

c. Dukungan penilaian

Dukungan penilaian adalah dukungan yang diberikan oleh salah satu anggota keluarga untuk anggota keluarga yang lain agar dapat merasa diterima atas hasil dan prestasi yang telah diraih dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Individu tersebut akan merasa bahwa hasil yang telah ia capai tidak akan pernah sia-sia dan pasti akan membuahkan hasil yang maksimal. Selain itu individu tersebut mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah yang sedang dihadapi, sehingga individu tersebut merasa memiliki penyemangat baru dari keluarganya sendiri. Contohnya mendapatkan pengakuan, penghargaan, dan perhatian.

d. Dukungan emosional

(33)

lain perasaan nyaman, merasa dicintai saat sedang mengalami suatu permasalahan yang rumit atau pada saat anggota keluarga tersebut sedang sakit. Sehingga pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat/sandaran dan selalu memberikan semangat kepada anggota keluarga yang sedang membutuhkan bantuan. Contohnya empati, kepercayaan, dan perasaan didengarkan.

Zulkarnain (2014) juga menjelaskan bahwa keluarga memiliki tiga bentuk dukungan 1) keinginan keluarga untuk memahami sifat-sifat kecanduan yang sedang dialami oleh anaknya; 2) keinginan untuk menerima bahwa adiksi adalah penyakit keluarga, keluarga tidak berdaya terhadap perilaku anak, keluarga perlu menegaskan dengan bersikukuh terhadap orang yang mereka sayangi yaitu anaknya supaya mendapatkan pertolongan/perawatan; 3) pemulihan hanya dapat berjalan dengan sukses bila ada partisipasi anggota keluarga secara aktif dan menyeluruh.

(34)

3. Proses Dukungan Keluarga

Badan Narkotika Nasional (2009), mengatakan bahwa keluarga juga harus memahami dunia pecandu karena hal ini sangat penting dilakukan agar dapat mendukung pecandu menuju recovery addict. Dalam upaya pemulihan pecandu, keluarga perlu mengerti dinamika psikis yang sedang dialami semua pecandu narkoba dan hal ini dialami oleh semua pecandu yang memasuki program pemulihan/rehabilitasi sosial diantaranya denial/rejection (penolakan), blamming (menyalahkan orang lain), dan anger (marah) yang semua harus dilalui pecandu dalam proses recovery. Dalam proses dukungan pemulihan pecandu, sangat dibutuhkan keterlibatan penuh anggota keluarga, cinta, sentuhan, dan komunikasi berkualitas efektif yang merupakan strategi keluarga dalam upaya mendukung. Hal tersebut perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan dan dengan melakukan konseling agar anak selalu bisa sadar akan perbutan yang sedang ia lakukan. Anak diharapkan mau mengurangi penggunaan narkoba secara berkala agar anak bisa belajar untuk tidak merasakan ketergantungan obat.

4. Manfaat Dukungan Keluarga

(35)

dari keluarga; 3) fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Selain itu, dukungan keluarga terhadap salah satu anggota keluarga yang sedang membutuhkan bantuan juga memiliki pengaruh yang positif pada penyesuaian kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress/permasalahan yang sedang dihadapi sekarang-sekarang ini.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa manfaat dukungan keluarga saat ini sangatlah membantu dalam keluarga memberikan dukungan kepada salah satu anggota keluarganya yang sedang membutuhkan. Dengan keluarga bisa menggambarkan manfaat dukungan keluarga dengan baik, maka anggota keluarga yang sedang membutuhkan tersebut akan merasa sangat terbantu. Hal itu dikarenakan pemberi dukungan keluarga juga akan memberikan pengaruh yang positif terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh salah satu anggota keluarga yang sedang membutuhkan tersebut.

5. Hambatan Keluarga dalam Memberikan Dukungan Keluarga

Menurut Sarasvita (2002), hambatan keluarga dalam memberikan dukungan dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Terlalu melindungi dan membatasi

(36)

serta tidak memberikan keleluasaan kepada anaknya. Keluarga tidak menginginkan anaknya sakit, gagal, kecewa, dan terluka sedikitpun. b. Tuntutan yang tidak realistis

Keluarga menerapkan standar tinggi yang tidak sesuai dengan kemampuan anak sehingga anak tidak dapat mencapai standar tersebut dengan maksimal. Oleh karena hal itu, keluarga akan merasa tidak puas dan kecewa dengan apa yang diraih anak karena kurang memuaskan. c. Membiarkan dan selalu menuruti kehendak anak

Keluarga terlalu memberikan kebebasan dan menuruti semua kehendak anak. Sikap membiarkan dan selalu menuruti kehendak anak dapat menyebabkan perilaku anti sosial dan agresif terutama pada masa kanak.

d. Disiplin yang keliru

(37)

semangat kepada anak tersebut. Ketika anak sudah merasa bahwa ia selalu didampingi dan diberikan semangat, anak tersebut secara otomatis akan merasa bahwa ia disayangi dan dicintai oleh keluarganya.

B. Hakikat Penyalahgunaan Narkoba 1. Definisi Penyalahgunaan Narkoba

a. Definisi narkoba

(38)

permasalahan kesehatan, hubungan sosial, pendidikan, keuangan, dan hukum terhadap individu tersebut, BNN (2007).

Sedangkan menurut Kurniawan (2008) pengertian narkoba adalah sebuah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi individu yang memakai narkoba. Keadaan individu tersebut adalah seperti perasaan, pikiran, suasana hati, dan perilaku yang membuat individu merasa tenang dan damai. Individu yang memakai narkoba juga akan merasa bahwa ia sedang seperti melayang-layang di atas awan dan membuat ia akan merasa sangat tenang dan rileks. Sehingga individu yang telah memakai narkoba akan merasakan ketergantungan. Ia akan sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan untuk memakai narkoba karena menurut individu tersebut, narkoba sudah menjadi bagian dari hidupnya. Narkoba tersebut dapat dikonsumsi dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena (obat akan dimasukkan langsung ke pembuluh vena menggunakan jarum atau tabung yang disebut kateter IV), dan masih banyak lagi.

(39)

sakit yang sangat luar biasa. Cara mengkonsumsi narkoba tersebut juga sangat beragam.

b. Bahaya-bahaya narkoba

Menurut BNN (2009) narkoba memang sangat berbahaya bagi tubuh karena ketika narkoba tersebut sudah masuk ke dalam tubuh akan diangkut oleh darah sehingga darah mengental membuat gelembung pada jantung dan akan bekerja keras dan metabolisme di dalam tubuh. Sehingga orang yang sudah ketergantungan narkoba seringkali memiliki penyakit otak. Berikut adalah bahaya-bahaya narkoba yaitu:

1) Bahaya terhadap diri pemakai

Bahaya yang ditimbulkan terhadap diri pemakai yaitu bisa merubah kepribadian seseorang menjadi cepat marah, sering murung, dan tidak mau nurut kepada siapapun termasuk orangtua. Tidak hanya itu, pemakai akan mengalami penurunan pada kinerja otak yang menyebabkan tidak memiliki semangat dan tidak dapat berkonsentrasi terhadap suatu pekerjaan.

2) Bahaya terhadap keluarga

(40)

tidak bisa menghargai orang di sekitarnya dan tidak bisa menjaga nama baik keluarganya sendiri.

3) Bahaya terhadap lingkungan masyarakat

Bahaya yang ditimbulkan terhadap lingkungan masyarakat yaitu pemakai menjadi tidak takut kepada siapapun yang ditemuinya dan suka mencuri harta tetangganya, bila ketahuan tidak memiliki rasa bersalah sama sekali.

4) Bahaya terhadap nusa dan bangsa

Bahaya yang ditimbulkan terhadap nusa dan bangsa yaitu dapat merusak mental dan fisik generasi penerus bangsa karena penggunaan narkoba yang berkelanjutan karena pemakai sudah mengalami ketergantungan. Sehingga pemakai sudah tidak perduli lagi dengan lingkungan sekitar apalagi tanah airnya sendiri. Hal tersebut menyebabkan pemakai kehilangan rasa patriotisme dan cinta tanah air.

c. Definisi rehabilitasi narkoba

(41)

sistematis hingga fungsi fisik dan peran sosialnya dapat kembali seperti semula, Soeparman (2000).

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa rehabilitasi narkoba sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh para rehabilitan. Para rehabilitan yang dimaksud adalah para pengguna narkoba yang sedang mengikuti proses rehabilitasi di sebuah panti rehabilitasi narkoba. Ketika mengikuti proses rehabilitasi narkoba, diharapkan para rehabilitan dapat sembuh dari mengkonsumsi narkoba. Karena yang telah kita ketahui bahwa narkoba merupakan obat, bahan, atau zat yang sangat berbahaya, ketika narkoba tersebut masuk ke dalam tubuh, itu bisa membuat individu yang sedang mengkonsumsi akan merasakan ketagihan karena ia akan merasa nyaman dan rileks setelah mengkonsumsi narkoba tersebut.

d. Gejala anak yang menjalani rehabilitasi narkoba

Menurut Lydia & Satya (2006), terdapat beberapa gejala anak yang menjalani rehabilitasi narkoba yaitu:

(42)

menghentikan atau mengurangi narkoba, maka sangat kecil kemungkinan karena di dalam diri individu tersebut terutama saraf pada otak sudah mengalami kerusakan akibat narkoba. Sehingga terkalahkan dengan keinginan kuat untuk memakai narkoba dengan berulang kali.

2) Kesulitan mengendalikan penggunaan narkoba, baik dalam usaha

menghentikannya atau mengurangi tingkat pemakaiannya. Seorang pecandu narkoba ketika sudah terlanjur terjerumus narkoba, akan mengalami kesulitan ketika ingin menghentikan atau mengurangi pemakaiannya. Hal itu didasarkan pada pengguna narkoba sudah terlanjur mengalami ketergantungan dengan narkoba tersebut. Jadi ketika pengguna narkoba ingin mencoba menghentikan atau mengurangi pemakaiannya, ia akan merasakan sakit yang luar biasa. Karena narkoba tersebut telah merusak bagian dari saraf otak pengguna narkoba tersebut.

3) Jumlah penggunaan narkoba yang diperlukan makin besar, agar

(43)

4) Mengabaikan alternatif kesenangan lain dan meningkatnya waktu

yang digunakan untuk memperoleh narkoba. Sebenarnya pengguna narkoba tersebut sebelum terjerumus narkoba, ia sangat aktif untuk mengikuti kegiatan yang bersifat positif. Namun setelah diketahui orang tersebut memakai narkoba, ia menjadi sangat malas dan yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya ia bisa mendapatkan narkoba yang sangat banyak karena tentu ia sudah mengalami ketergantungan narkoba.

5) Terus memakai, meski disadari akibat yang merugikan/merusak ketika mengkonsumsi narkoba. Sebenarnya pengguna narkoba sadar bahwa apa yang ia perbuat sangat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Tetapi tetap saja hal itu tidak membuat pengguna narkoba berhenti untuk memakai, malahan ia akan terus menerus mengkonsumsi narkoba tersebut karena pengguna sudah mengalami ketergantungan narkoba.

6) Menyangkal atau menolak adanya masalah, padahal ditemukan

(44)

Padahal masalah yang terjadi karena ia mengkonsumsi narkoba sangat banyak bagi lingkungan sekitar.

C. Hakikat Panti Rehabilitasi Jogja Care House Yogyakarta 1. Profil Jogja Care House Yogyakarta

(45)

kepribadian dengan menciptakan kesempatan dan harapan baru demi mengembangkan hidup.”

2. Program Jogja Care House Yogyakarta

Jogja Care House Yogyakarta memiliki dua program sebagai berikut: a. Fase program primary

Fase program primary terdiri atas fase orientasi. Fase orientasi digunakan untuk membantu para penyalahguna narkoba untuk mendalami dan mengerti program rehabilitasi yang telah diterapkan di Jogja Care House Yogyakarta. Setelah program tersebut berjalan dengan baik dan lancar, kemudian dilanjutkan dengan fase induction yang berlangsung selama 1-2 bulan. Para penyalahguna narkoba juga diberikan kesempatan untuk mempelajari buku pegangan untuk para penyalahguna narkoba (walking paper). Selama fase program primary ini berlangsung, para penyalahguna narkoba diajak untuk mau bersikap disiplin dan tertib. Sehingga setiap ada para penyalahguna narkoba yang melanggar setiap program yang telah diberikan akan mendapatkan sanksi, namun sebaliknya setiap ada para penyalahguna narkoba yang berprestasi di setiap program akan mendapatkan hadiah yang sepantasnya.

b. Fase program re-entry

(46)

tanggung jawab pada dirinya sendiri serta tanggung jawab pada lingkungan di Jogja Care House Yogyakarta. Tidak hanya itu, para penyalahguna narkoba juga diberikan kesempatan untuk pulang sendiri ke rumah selama 8 jam atau diperbolehkan mengunjungi sanak saudara selama 24 jam, namun tetap pada pengawasan pihak Jogja Care House Yogyakarta.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

(47)

E. Kerangka Pikir

Anak yang menjalani rehabilitasi narkoba adalah anak yang mengalami kecanduan atau ketergantungan narkoba yang sedang menjalani proses untuk kesembuhannya demi kembali ke jalan yang benar. Namun tentu saja proses tersebut tidak lepas dari peran serta keluarganya sendiri. Sehingga dukungan keluarga sangat diperlukan pada anak yang sedang menjalani rehabilitasi narkoba untuk memberikan semangat.

Rehabilitasi

Proses Rehabilitasi Narkoba Terhadap Anak yang Menjalani Rehabilitasi

Narkoba Berhasil

Bentuk Dukungan Asumsi Awal

1. Keluarga sibuk 2. Keluarga ingin bertemu, anak belum siap 3. Keluarga belum

bisa menerima kenyataan 4. Keluarga kurang

pengetahuan

rehabilitasi narkoba 5. Keluarga putus asa

saat memberikan dukungan, tapi tetap berusaha

6. Keluarga

melibatkan anak dengan cara mendukung aktivitasnya 7. Keluarga kesulitan

menghadapi anak saat mabuk

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden dan objek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis datanya jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk mencoba memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (berpikir secara menyeluruh dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin mempengaruhi tingkah laku manusia atau suatu kejadian), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk menggunakan kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Dengan kata lain, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan berupaya untuk menggali makna dari suatu fenomena, Moleong (2007).

Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif adalah karena peneliti ingin meneliti secara lebih mendalam lagi mengenai dukungan keluarga terhadap anaknya yang menjalani rehabilitasi narkoba. Penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan desain studi kasus. Penelitian studi

(49)

kasus yang digunakan merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti harus bisa menyelidiki secara cermat dan tepat terhadap suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu, Creswell (2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Ayah (S), yaitu di daerah Banguntapan Bantul. Penelitian dilakukan pada bulan November 2018 sampai bulan Januari 2019. Berikut adalah waktu penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti untuk mengobservasi dan mewawancarai responden yang diteliti, yaitu:

Tabel 2.

Waktu Pengumpulan Data

Inisial Waktu Keterangan

A

Senin,

26 November 2018 11.50-12.15 WIB

Observasi

Selasa,

28 November 2018 16.55-17.15 WIB

Wawancara

Jum’at,

14 Desember 2018 17.20-17.35 WIB

Wawancara

Jum’at,

28 Desember 2018 15.00-15.50 WIB

Observasi

Selasa,

1 Januari 2019 16.40-16.55 WIB

Wawancara

P

Senin,

26 November 2018 11.50-12.15 WIB

Observasi

Selasa,

28 November 2018 16.30-16.55 WIB

(50)

Jum’at,

14 Desember 2018 17.00-17.50 WIB

Wawancara

Jum’at,

28 Desember 2018 15.00-15.50 WIB

Observasi

Selasa,

1 Januari 2019 16.30-16.40 WIB

Wawancara

M

Senin,

26 November 2018 11.50-12.15 WIB

Observasi

Selasa,

28 November 2018 17.15-17.30 WIB

Wawancara

Jum’at,

14 Desember 2018 17.35-17.50 WIB

Wawancara

Jum’at,

28 Desember 2018 15.00-15.50 WIB

Observasi

Selasa,

1 Januari 2019 16.55-17.10 WIB

Wawancara

C. Responden dan Objek Penelitian 1. Responden Penelitian

(51)

peneliti memilih ayah dan ibu dari anak yang menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta tersebut sebagai responden karena menurut peneliti responden tersebut sangat sesuai dengan apa yang ingin peneliti teliti, yaitu tentang dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta. Cara yang peneliti lakukan dalam memilih responden adalah dengan melakukan pendekatan, observasi, dan mengajukan beberapa pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial yang ingin diketahui dengan apa yang akan terjadi di dalam situasi sosial tersebut. Pada objek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang yang ada pada tempat tertentu dengan lebih mendetail dan sangat terfokuskan. Objek dari penelitian ini adalah dukungan satu keluarga terhadap anaknya yang menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

(52)

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara (interviewer), Moleong (2007).

(53)

Tabel 3.

Pedoman Wawancara

Pertanyaan Penelitian Item Pertanyaan Bagaimana pengetahuan keluarga

tentang rehabilitasi narkoba?

1. Apa yang anda ketahui tentang rehabilitasi narkoba?

2. Apa yang anda ketahui tentang narkoba?

Seperti apa bentuk dukungan keluarga terhadap proses rehabilitasi narkoba?

1. Bagaimana bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba?

2. Seperti apa kegiatan yang dirancang keluarga untuk mendukung anak yang menjalani rehabilitasi narkoba? Bagaimana proses dukungan

keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba?

1. Bagaimana cara keluarga dalam mendukung anak yang menjalani rehabilitasi narkoba?

2. Kegiatan apa saja yang melibatkan anak yang menjalani rehabilitasi narkoba dan bagaimana langkah-langkahnya?

Apa kesulitan/hambatan keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba?

1. Apa saja kesulitan/hambatan yang keluarga temui dalam memberikan dukungan terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba?

2. Bagaimana keluarga mengatasi kesulitan/hambatan yang dihadapi dalam memberikan dukungan terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba?

E. Keabsahan Data

(54)

sumber yaitu satu keluarga (ayah dan ibu) dan seorang anaknya yang menjalani rehabilitasi narkoba di Jogja Care House Yogyakarta. Sehingga hal tersebut dapat digunakan untuk menguatkan data peneliti.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses dalam mencari dan menyusun secara sistematis pada sebuah data yang telah diperoleh oleh peneliti dengan observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Hasil yang telah diperoleh peneliti tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan cara mengorganisasikan data tersebut ke dalam suatu kategori, menjabarkan hasil ke dalam unit-unit, melakukan sintesa hasil, menyusun ke dalam bentuk pola, lalu memilah mana yang perlu mana yang tidak perlu dan mana yang harus dipelajari, dan selanjutnya yang dilakukan adalah dengan membuat kesimpulan sehingga hal tersebut di atas bisa mempermudah untuk dipahami oleh peneliti dan orang lain yang sedang membaca atau mencoba untuk memahami, Sugiyono (2011).

Teknik analisis data dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Verbatim

(55)

2. Koding

Peneliti membuat koding pada tema yang muncul di dalam verbatim yang sebelumnya telah disusun. Koding digunakan untuk mengkode intisari atau mencari kata-kata utama dalam verbatim yang telah disusun tersebut berdasarkan tujuan penelitian atau muncul dari data yang diperoleh.

3. Pengelompokan Tema (Kategorisasi/Display)

Peneliti selanjutnya membuat kategorisasi dengan cara memilah-milah tema-tema besar, sub-sub tema dari semua data yang muncul sehingga dapat ditemukan pola dari verbatim untuk dibuat pengelompokan tema.

4. Menyaring Data

(56)

5. Interpretasi

Setelah semua tahap dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan interpretasi akhir. Pada tahap interpretasi akhir, peneliti mengidentifikasi dan menjelaskan makna yang terpenting dari data yang dihasilkan oleh peneliti.

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan dalam penelitian ini. Untuk menjaga privasi responden, maka nama dan beberapa informasi lainnya disamarkan oleh peneliti.

A. Deskripsi Data

Penelitian yang digunakan oleh peneliti ini adalah dengan menggunakan metode wawancara. Penelitian ini dimulai sejak peneliti melakukan observasi dan akhirnya melakukan wawancara dengan responden yang telah dipilih oleh peneliti. Peneliti juga menjelaskan topik yang akan dibicarakan selama proses wawancara berlangsung, yaitu tentang dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba. Sebelum melanjutkan, peneliti juga akan menanyakan perihal kesediaan responden untuk membantu menyelesaikan penelitian ini dari awal hingga akhir proses penelitian berlangsung. Ketika responden telah mengatakan kesediaannya kepada peneliti, sehingga proses wawancara bisa dimulai dengan waktu dan tempat pelaksanaan yang telah disesuaikan oleh responden sendiri.

(58)

Tabel 4.

Tempat dan Jadwal Penelitian

Inisial Waktu Tempat Keterangan

A

Senin,

26 November 2018 11.50-12.15 WIB

Rumah Observasi

Selasa,

28 November 2018 16.55-17.15 WIB

Rumah Wawancara

Jum’at,

14 Desember 2018 17.20-17.35 WIB

Rumah Wawancara

Jum’at,

28 Desember 2018 15.00-15.50 WIB

Rumah Observasi

Selasa,

1 Januari 2019 16.40-16.55 WIB

Rumah Wawancara

P

Senin,

26 November 2018 11.50-12.15 WIB

Rumah Observasi

Selasa,

28 November 2018 16.30-16.55 WIB

Rumah Wawancara

Jum’at,

14 Desember 2018 17.00-17.50 WIB

Rumah Wawancara

Jum’at,

28 Desember 2018 15.00-15.50 WIB

Rumah Observasi

Selasa,

1 Januari 2019 16.30-16.40 WIB

Rumah Wawancara

M

Senin,

26 November 2018 11.50-12.15 WIB

Rumah Observasi

Selasa,

28 November 2018 17.15-17.30 WIB

(59)

Jum’at,

14 Desember 2018 17.35-17.50 WIB

Rumah Wawancara

Jum’at,

28 Desember 2018 15.00-15.50 WIB

Rumah Observasi

Selasa,

1 Januari 2019 16.55-17.10 WIB

Rumah Wawancara

Deskripsi Umum

a. Nama Anak : A

Alamat : Banguntapan, Bantul Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Katholik Usia : 30 tahun Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tidak bekerja

b. Nama Ayah : S

Alamat : Banguntapan, Bantul Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Katholik Usia : 65 tahun Pendidikan : SMA

(60)

c. Nama Ibu : E

Alamat : Banguntapan, Bantul Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katholik Usia : 59 tahun Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga B. Hasil Penelitian

Dari hasil wawancara, peneliti memperoleh hasil penelitian yang berkaitan dengan dukungan keluarga terhadap anaknya yang menjalani rehabilitasi narkoba.

1. Pengetahuan Keluarga tentang Rehabilitasi Narkoba

Dari jawaban yang telah dikemukakan oleh anak, ayah, dan ibu ada beberapa jawaban mengenai pengetahuan tentang rehabilitasi narkoba.

Anak mengatakan bahwa rehabilitasi narkoba adalah tempat untuk merehabilitasi pengguna narkoba. Hal ini dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ehmm..rehabilitasi narkoba itu ya tempat mbak, ehmm..tempat untuk merehabilitasi orang-orang yang sudah terlanjur terjerumus narkoba mbak.”

(I.a.A.064-005)

(61)

dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya menurut saya rehabilitasi narkoba itu tempat penyembuhan untuk orang-orang yang terjerat narkoba.”

(I.a.P.003-005)

Namun lain halnya dengan pendapat ibu yang mengatakan bahwa rehabilitasi adalah tempat penanganan untuk pengguna narkoba. Hal ini dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ehmm..apa ya mbak. Ya menurut saya seperti tempat penanganan untuk orang yang memakai narkoba.”

(I.a.M.003-005)

Selain jawaban pengetahuan tentang rehabilitasi narkoba, anak, ayah, dan ibu juga mengemukakan pengetahuannya tentang narkoba.

Anak mengatakan bahwa narkoba itu merupakan obat atau bahan yang berbahaya, efeknya membuat ketergantungan narkoba. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Narkoba ya mbak..ehmm..ya obat atau bahan yang berbahaya mbak. Awalnya ya enak tapi makin lama malah bikin makin susah. Malah bikin kita gila kalau tidak memakai terus. Gitu mbak.”

(I.b.A.033-037)

Lain halnya dengan pendapat ayah yang mengatakan bahwa narkoba itu merupakan obat penenang yang sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

(62)

(I.b.P.038-044)

Sejalan dengan pendapat anak, bahwa ibu mengatakan narkoba itu merupakan obat-obatan terlarang. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya setau saya narkoba itu..ya obat-obatan terlarang mbak, selebihnya kurang tau saya.”

(I.b.M.035-036)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa pengetahuan anak, ayah, dan ibu tentang rehabilitasi narkoba adalah tempat merehabilitasi, penyembuhan, dan penanganan untuk penyalahguna narkoba. Sedangkan pengetahuan anak, ayah, dan ibu tentang narkoba itu sendiri adalah obat atau bahan yang terlarang sebagai suatu obat penenang yang berbahaya. Sehingga pengetahuan keluarga tentang rehabilitasi narkoba dapat divisualisasikan seperti gambar berikut:

Tempat merehabilitasi

Tempat penyembuhan

Tempat penanganan

Obat penenang Bahan berbahaya

Obat terlarang

Narkoba Rehabilitasi

Pengetahuan Keluarga

Gambar 5.

(63)

2. Bentuk Dukungan Keluarga terhadap Proses Rehabilitasi Narkoba Dari jawaban yang telah dikemukakan oleh anak, ayah, dan ibu, ada beberapa jawaban mengenai bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

Anak berpendapat bahwa bentuk dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba ialah keluarga melibatkan anak menyelesaikan pekerjaan rumah. Hal ini dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Jujur mbak. Saat ini keluarga sudah memberikan dukungan yang sangat penuh kepada saya. Keluarga sangat sabar dan selalu setia menemani saya menyelesakan pekerjaan rumah.”

(II.a.A.052-053)

Sejalan dengan apa yang dikatakan anak, bahwa ayah berpendapat bentuk dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba adalah menemani dan selalu sabar ketika menghadapi anak. Hal ini dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ehmm..apa ya mbak..ya seperti melibatkan anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan selalu sabar ketika anak hanya tidur-tiduran di rumah dengan tidak selalu memarahinya.” (II.a.P.052-056)

(64)

“Ya selalu melibatkan anak mbak. Dengan cara diajak melakukan aktivitas di rumah, seperti pada saat sedang menyapu. Begitu mbak.”

(II.a.M.045-048)

Selain jawaban tentang bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba; anak, ayah, dan ibu juga mengemukakan kegiatan yang dirancang keluarga untuk mendukung anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

Anak mengatakan bahwa kegiatan yang dirancang keluarga adalah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti membantu menyapu, mengepel, memberi makan hewan dan mengobrol bersama. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya kalau itu jelas mbak. Ya seperti membantu menyelesaikan pekerjaan rumah ya menyapu, mengepel, memberi makan hewan, dan setiap malam mengobrol bersama pengalaman yang terjadi seharian gitu sih mbak.”

(II.b.A.057-061)

Ayah mengatakan bahwa kegiatan yang dirancang keluarga adalah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti membantu menyapu, mengepel, menyirami tanaman, dan oncek-oncek bahan makanan. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya kegiatan sederhana saja mbak biar anak kerjaannya tidak hanya tidur-tiduran di rumah. Seperti membantu ibu menyapu, mengepel, siram tanaman, oncek-oncek bahan makanan. Ya yang sederhana saja mbak asal anak mau mengerjakannya.”

(65)

Sejalan dengan yang dikatakan ibu bahwa kegiatan yang dirancang keluarga adalah membantu pekerjaan rumah, seperti mencuci piring, mengepel, dan membantu di dapur. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ehmm..ya membantu pekerjaan rumah saja mbak. Seperti mencuci piring, mengepel, dan membantu di dapur mbak. Seperti itu saja sih mbak hehe..”

(II.b.M.053-055)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba adalah melibatkan dan mengajak anak untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, serta menolong anak ketika sedang mengalami kesulitan di dalam rumah. Sedangkan kegiatan yang dirancang keluarga untuk mendukung anak adalah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti membantu menyapu, mengepel, memberi makan hewan, mengobrol bersama, siram tanaman, oncek-oncek bahan makanan, dan mencuci piring. Sehingga bentuk dukungan keluarga terhadap proses rehabilitasi dapat divisualisasikan seperti gambar berikut:

Melibatkan

Mengajak

Menolong Bentuk

Dukungan Keluarga

Gambar 6.

(66)

3. Proses Dukungan Keluarga terhadap Anak yang Menjalani Rehabilitasi Narkoba

Dari jawaban yang telah dikemukakan oleh anak, ayah, dan ibu ada beberapa jawaban mengenai cara keluarga dalam mendukung anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

Anak mengatakan bahwa cara keluarga dalam mendukung adalah dengan selalu meluangkan waktu dan mengobrol bersama. Hal ini dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya selalu meluangkan waktu itu aja sih mbak intinya. Ketika saya sedang melakukan aktivitas pasti disamperin sama keluarga, ya terus kita cerita-cerita aja mbak. Cerita-cerita apa aja yang penting kita bisa berkumpul bersama mbak.”

(III.a.A.064-070)

Berbeda dengan pendapat ayah yang mengatakan bahwa cara keluarga dalam mendukung adalah dengan memberikan apresiasi seperti bersenang-senang dengan membeli hewan peliharaan yang disuka. Hal ini dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ehmm..ya mungkin dengan memberikan apresiasi mbak. Misalkan anak seminggu ini sudah rajin membantu ibu. Ya boleh lah anak bersenang-senang dengan membeli anjing dan ayam seperti waktu itu.”

(III.a.P.075-080)

(67)

“Ehmm..apa ya mbak. Ya mungkin dengan memberikan sebuah pujian seperti tu kan kamu bisa bersih menyapunya atau lha ini kamu mencuci piringnya bisa sampai mengkilap gini. Hebat kamu. Ya seperti itu mbak, ya sederhana saja mbak. Asalkan bisa membuat anak merasa usahanya dihargai dengan baik.”

(III.a.M.060-067)

Selain jawaban tentang cara keluarga dalam mendukung anak yang menjalani rehabilitasi narkoba; anak, ayah, dan ibu juga mengemukakan kegiatan yang melibatkan anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

Anak mengatakan bahwa kegiatan yang melibatkannya adalah dengan dimintai tolong untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya karena saya jarang keluar rumah, ya karena malas juga sih sebenarnya. Jadi ya keluarga paling hanya meminta tolong untuk saya bisa bantu membereskan rumah aja, seperti itu mbak.”

(III.b.A.076-078)

Sejalan dengan yang anak katakan bahwa ayah berpendapat kegiatan yang melibatkan anak ialah dengan membantu menyelesaikan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mengepel Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

(68)

Sejalan juga dengan apa yang dikatakan oleh anak dan ayah bahwa ibu berpendapat kegiatan yang melibatkan anak adalah dengan dimintai tolong untuk membantu pekerjaan rumah. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Kegiatan apa ya mbak. Sebenarnya anaknya tu jarang keluar rumah e mbak. Ya keluar rumah tu cuma pas ada yang ngajak saja, biasanya tetangga dekat rumah. Ya itu pun cuma main di sawah depan situ atau di rumah temannya yang ngajak tadi, tapi beda rt mbak. Jadi ya keseharian anak tu hanya di rumah saja e mbak. Jadi kalau ditanya soal melibatkan apa, ya melibatkan anak dalam hal membantu pekerjaan rumah saja mbak, yang sederhana-sederhana saja pokoknya.”

(III.b.M.080-082)

Tidak hanya itu, cara keluarga yang dapat dilakukan untuk melibatkan anak yang menjalani rehabilitasi narkoba juga dikemukakan oleh anak, ayah, dan ibu pada saat diwawancarai.

Anak mengatakan bahwa cara kegiatan yang melibatkannya adalah dengan diajak oleh keluarga untuk bersama-sama membereskan rumah. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ehmm..ya keluarga tu tidak pernah maksa mbak. Istilahnya semampunya saya aja. Awalnya ya seperti mengajak ayo ikut beberes rumah sama-sama biar rumah bisa kelihatan bersih dan rapi biar enak juga untuk dipandang kan. Ya seperti seperti itu aja sih mbak kalau menurut saya.”

(III.b.1.A.084-087)

(69)

untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya awalnya memang sulit mbak. Anak cuma maunya bermalas-malasan terus di kamar. Tapi sedikit demi sedikit saya dan ibu ajak bicara pada malam hari. Awalnya tetap saja tidak mau, tapi lama-kelamaan karena anak sadar sendiri, anak mau membantu ibunya. Awalnya menyapu lalu mengepel, dan mengurus hewan-hewan seperti itu mbak. Jadi saya dan ibu tidak pernah memaksakan kehendak anak, biar anak sendiri yang melakukannya dengan keinginannya sendiri. Biasanya saya dan ibu ya bisanya hanya memberikan pengertian sedikit-sedikit saja mbak untuk anak.” (III.b.1.P.099-111)

Sejalan dengan apa yang dikatakan anak bahwa ibu mengatakan cara kegiatan yang melibatkan anak adalah dengan diajak oleh keluarga untuk peka terhadap lingkungan sekitar seperti membantu menyapu. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Kuncinya sabar mbak. Sedikit sedikit anak diajak untuk peka terhadap lingkungan sekitar, misalkan saja di dalam rumah kok rasanya untuk jalan tidak enak ya lantainya, anak harus tau kalau lantai kotor harus disapu. Sederhana saja sih mbak.”

(III.b.1.M.088-093)

(70)

sedikit demi sedikit mengajak anak untuk peka terhadap lingkungan sekitar, agar anak sadar dengan sendirinya bahwa membantu menyelesaikan pekerjaan rumah itu adalah hal yang wajib dilaksanakan agar nantinya rumah akan kelihatan bersih dan rapi. Sehingga proses dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba dapat divisualisasikan seperti gambar berikut:

Dimintai tolong untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah

Sedikit demi sedikit mengajak anak untuk peka terhadap lingkungan sekitar Meluangkan waktu

Mengobrol bersama Memberikan apresiasi Memberikan pujian Proses

Dukungan Keluarga

Gambar 7.

Visualisasi Proses Dukungan Keluarga terhadap Anak

4. Kesulitan/Hambatan Keluarga dalam Memberikan Dukungan terhadap Anak yang Menjalani Rehabilitasi Narkoba

(71)

saat anak sedang mabuk. Hal ini dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya ada mbak. Ya itu tadi mbak, semua masalah sumbernya dari saya. Seperti saya selalu memarahi keluarga ketika tidak jadi apa yang saya inginkan. Apalagi waktu itu pas saya lagi mabuk mbak. Keluarga ya hanya bisa diam saja karena pastinya takut ya mbak karena saya sedang dalam keadaan seperti itu.”

(IV.a.A.095-100)

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh anak bahwa ayah berpendapat kesulitan/hambatan yang keluarga temui adalah ketika anak sedang mengalami mabuk. Hal ini dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Tentu ada ya mbak. Seperti tadi saja hal-hal yang sangat-sangat sederhana. Ketika saya dan ibu lupa untuk memberikan apresiasi kepada anak ketika sudah rajin membantu. Anak akan marah dan jadi bersikap malas-malasan lagi mbak. Lalu juga ketika anak sedang dalam posisi mabuk berat di rumah, saya dan ibu hanya bisa diam mbak, saya dan ibu tidak bisa mengajak ngobrol dengan keadaan anak seperti itu. Tapi saya dan ibu tetap berusaha untuk memberikan dukungan dengan cara memantau dan tidak jauh-jauh dari anak. Nanti kalau sudah tidak mabuk baru saya dan ibu merangkul anak dan diajak bicara lagi.”

(IV.a.P.118-123)

Sejalan juga dengan apa yang dikatakan oleh anak dan ayah bahwa ibu berpendapat kesulitan/hambatan yang keluarga temui adalah ketika anak sedang mabuk. Hal ini dapat di tunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya ada mbak. Apalagi pas anak kumat minumnya, waduh saya cuma bisa diam mbak. Karena kalau didekati bisa ngamuk nanti.” (IV.a.M.098-099)

(72)

anak, ayah, dan ibu juga mengemukakan cara keluarga mengatasi kesulitan/hambatan yang dihadapi dalam memberikan dukungan terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

Anak mengatakan bahwa cara keluarga mengatasi kesulitan/hambatan yang dihadapi adalah sesekali berusaha untuk menenangkan dan mencoba untuk mendekati. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya biasa aja mbak. Memang dari dulu sudah begitu mau digimanain lagi. Paling ya pas saya lagi mabuk keluarga hanya bisa diam gitu mbak, karena takut kan kalau dideketin nanti malah mengamuk kan repot ya mbak. Tapi ya tetap sesekali berusaha menenangkan dan mencoba untuk mendekati. Saya tu sebenernya sadar gak sadar mbak pas lagi mabuk tu. Tapi kayak gak bisa mengendalikan diri saya sendiri gitu mbak. Haduh itu yang membuat saya sekaligus merasa sangat bersalah terhadap keluarga saya mbak.”

(IV.b.A.106-111)

Berbeda dengan apa yang dikatakan oleh ayah bahwa cara keluarga mengatasi kesulitan/hambatan yang dihadapi adalah dengan tetap memberikan semangat pada diri anak. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya mungkin dengan tetap memberikan semangat saja mbak. Ketika di dalam diri anak sudah tertanam semangat tersebut, mungkin anak bisa mengurangi kebiasaan tersebut. Saya dan ibu selalu bilang kita semua pasti bisa membereskan rumah ini kalau dilakukan bersama-sama. Seperti itu saja kalau menurut saya mbak.”

(73)

Lain halnya dengan yang dikatakan ibu bahwa cara keluarga mengatasi kesulitan/hambatan yang dihadapi adalah dimintai tolong untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Hal ini juga dapat ditunjukkan dari kutipan hasil wawancara:

“Ya dengan cara sedikit sedikit dialihkan ya mbak biar tidak kepikiran untuk minum terus. Ya mungkin bisa dengan cara menyibukkan diri anak dengan dimintai tolong untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Itu bisa sedikit membantu sih mbak untuk saat-saat ini. Begitu mbak.”

(IV.b.M.105-110)

(74)

Keinginan tidak terpenuhi

Mabuk Tidak bisa memberikan

pertolongan kepada anak Kesulitan/Hambatan

Keluarga

Gambar 8.

Visualisasi Kesulitan/Hambatan Keluarga dalam Memberikan Dukungan

C. Pembahasan

Hal yang akan dibahas pada bagian ini adalah mengenai pengetahuan keluarga tentang rehabilitasi narkoba, bentuk dukungan keluarga terhadap proses rehabilitasi narkoba, proses dukungan keluarga terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba, dan kesulitan/hambatan keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang menjalani rehabilitasi narkoba.

1. Pengetahuan Keluarga tentang Rehabilitasi Narkoba

(75)

biasa disebut rehabilitan. Para rehabilitan rajin untuk mengikuti setiap proses pemulihan dengan sistematis hingga fungsi fisik dan peran sosialnya dapat kembali seperti semula. Sedangkan narkoba adalah sebuah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi individu yang memakai narkoba. Keadaan individu tersebut adalah seperti perasaan, pikiran, suasana hati, dan perilaku yang membuat individu merasa tenang dan damai. Individu yang memakai narkoba akan merasa bahwa ia sedang seperti melayang-layang di atas awan dan membuat ia akan merasa sangat tenang dan rileks. Sehingga individu yang telah memakai narkoba akan merasa ketergantungan. Ia sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan untuk memakai narkoba karena menurut individu tersebut, narkoba sudah menjadi bagian dari hidupnya. Narkoba tersebut dapat dikonsumsi dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena (obat akan dimasukkan langsung ke pembuluh vena menggunakan jarum atau tabung yang disebut kateter IV), dan masih banyak lagi, Kurniawan (2008).

2. Bentuk Dukungan Keluarga terhadap Proses Rehabilitasi Narkoba

(76)

memberi makan hewan, mengobrol bersama, siram tanaman, oncek-oncek bahan makanan, dan mencuci piring. Zulkarnain (2014) juga menjelaskan bahwa keluarga memiliki tiga bentuk dukungan 1) keinginan keluarga untuk memahami sifat-sifat kecanduan yang sedang dialami oleh anaknya; 2) keinginan untuk menerima bahwa adiksi (kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap suatu zat) adalah penyakit keluarga, keluarga tidak berdaya terhadap perilaku anak, keluarga perlu menegaskan dengan bersikukuh terhadap orang yang mereka sayangi yaitu anaknya supaya mendapatkan pertolongan/perawatan; 3) pemulihan hanya dapat berjalan dengan sukses bila ada partisipasi anggota keluarga secara aktif dan menyeluruh.

3. Proses Dukungan Keluarga terhadap Anak yang Menjalani Rehabilitasi Narkoba

(77)

pekerjaan rumah itu adalah hal yang wajib dilaksanakan agar nantinya rumah akan kelihatan bersih dan rapi. Badan Narkotika Nasional (2009), mengatakan bahwa keluarga juga harus memahami dunia pecandu karena hal ini sangat penting dilakukan agar dapat mendukung pecandu menuju recovery addict. Dalam upaya pemulihan pecandu, keluarga perlu mengerti dinamika psikis yang sedang dialami semua pecandu narkoba dan hal ini dialami oleh semua pecandu yang memasuki program pemulihan/rehabilitasi sosial diantaranya denial/rejection (penolakan), blamming (menyalahkan orang lain), dan anger (marah) yang semua harus dilalui pecandu dalam proses recovery. Dalam proses dukungan pemulihan pecandu, sangat dibutuhkan keterlibatan penuh semua anggota keluarga, cinta, sentuhan, dan komunikasi berkualitas efektif yang merupakan strategi keluarga dalam upaya mendukung anak. Hal tersebut perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan dan dengan melakukan konseling agar anak selalu bisa sadar akan perbuatan yang sedang ia lakukan. Anak diharapkan mau mengurangi penggunaan narkoba secara berkala agar anak bisa belajar untuk tidak merasa ketergantungan obat.

4. Kesulitan/Hambatan Keluarga dalam Memberikan Dukungan terhadap Anak yang Menjalani Rehabilitasi Narkoba

Gambar

Tabel 2. Wawancara...............................................................................................37
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3. Pedoman Wawancara
Tabel 4. Tempat dan Jadwal Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1, 2014 ISPRS Technical Commission I Symposium, 17 – 20 November

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NAG maksimum yang dihasilkan oleh Serratia marcescens PT-6 sebesar 33,86 µg/ml pada hari ke-3 inkubasi, dengan kondisi.. pH 7 dan

Para Pemegang Saham atau kuasanya yang akan menghadiri Rapat diminta dengan hormat untuk membawa dan menyerahkan Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat (KTUR) atau

No. Text of folklore in the textbook of class X contains precise readings to be given to students. Through the use of folklore text has given motivation to students

Menurut pandangan konstruktivistik belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan individu yang belajar. Ia harus aktif

Pencatatan akuntansi yang diperlukan pada Kanwil ATR/BPN Sumatera Utara terhadap aktiva tetap pada saat perolehan dan digunakan dalam operasional pemerintahan