• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP KELUARGA SAKINAH DALAM KELOMPOK PENGAJIAN MANAKIB JAWAHIRUL MA’ANI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi dalam Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma’ani Di Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONSEP KELUARGA SAKINAH DALAM KELOMPOK PENGAJIAN MANAKIB JAWAHIRUL MA’ANI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi dalam Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma’ani Di Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu S"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

KONSEP KELUARGA SAKINAH

DALAM KELOMPOK PENGAJIAN MANAKIB JAWAHIRUL

MA’ANI

DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

(Studi dalam Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma’ani

Di Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Susanto

NIM : 21113031

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

▸ Baca selengkapnya: kitab jawahirul hikmah pdf

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

سانلل مهعفنأ سانلا يرخ

(khoirunnas anfa'uhum linnas).

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia

lain"

”Wong Urip kui mung ibarat mampir ngombe Mulo uripo kang migunani kanggo wong liyo”

Hidup sekali maka hiduplah yang berarti

Nikmati, Syukuri

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Dan Tanda Bakti

Skripsi Ini Saya Persembahkan Kepada

PERTAMA

Kedua orang tuaku tercinta Bapakku Sunardi dan Ibuku Suwarti yang senantiasa tak pernah lelah bekerja untuk kebahagiaan anak – anaknya

Kesabaran dan keiklasan

Dalam Membimbing, memotifasi dan tidak henti – hentinya mendo’akan anak – anaknya Supaya jadi orang yang sukses dan anak yang sholeh

yang bermanfaat bagi Agama, Nusa dan bangsa.

KEDUA

Kepada kakak – kakakku yang tak perlah lelah menasehatiku

adikku dan Orang yang paling Spesial dalam Hidupku Dek Desi Wijiyanti yang selalu memberikan motifasi dan do’anya, semoga cepat menyusul wisudanya.

Amiin Ya Rabbalalamiin.

KETIGA

Kepada Almamaterku Fakultas Syari’ah Jurusan Hukum Keluarga Islam Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Salatiga

Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan banyak pengalaman dan Ilmu.

KEEMPAT

Kepada rekan – rekan satu angkatan HKI 2013, Sahabat-Sahabati PMII Kota Salatiga Rekan rekan di Dema Fakultas dan Institut

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan dan tercurahkan kepada Khatamul Anbiya‟ wal Mursalin (penutup para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, shahabat dan pengikutnya serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumil qiyamah. Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam, Ihsan, istiqamah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada akhirnya jika kita di panggil menghadap Allah SWT menetapi „ala ar-Ridha wa khusnil khatimah. Amin yaa Rabbal „Alamiin.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana dalam Hukum Islam pada Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari keterbatasan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”KONSEP KELUARGA SAKINAH DALAM KELOMPOK PENGAJIAN MANAKIB JAWAHIRUL MA‟ANI (Studi dalam Kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung,

(8)

viii

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi. M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga. 3. Bapak Sukron Ma‟mun, S.HI., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ahwal

Al-Syakhshiyyah IAIN Salatiga.

4. Bapak Drs. Badwan M.Ag. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesantunan, kesabaran, keikhlasan dan kebijakan.

5. Bapak Sukron Ma‟mun, S.Hi.,M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik selama kuliah di jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN Salatiga yang selalu memberi motivasi belajar bagi penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika IAIN Salatiga terlebih kepada dosen-dosen di jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.

7. Ustad Ahmad dan Jama‟ah kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani Desa Semawung yang telah berkenan menjadi obyek penelitian untuk penulisan skripsi ini.

8. Para Staff Perpustakaan IAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

(9)

ix

semoga seluruh amal dan jerih payah beliau tercatat sebagai amal sholih yang bisa mendapatkan ridho dari Allah SWT, dan bisa menghantarkan keharibaan Allah SWT. Teruntuk kepada kakak - kakakku, adikku dan dek desi wijiyanti

tersayang, yang telah memberikan motifasi dan do‟anya semoga tahun depan

cepat nyusul . Amiin.

10. Mbah wagimen dan keluarganya yang telah menyediakan kontrakan untuk ditempati dan sebagai tempat proses terselesaikannya skripsi ini. Semoga amal baik panjenengan di terima dan mendapat ridho dari Allah SWT. Amiin

11. Sahabat-sahabati keluarga besar PMII Kota Salatiga yang menemani belajar di IAIN Salatiga yang berada di Kota yang sejuk ini. Kota Salatiga yang penuh suka-duka dan penuh kenangan indah ini sebagai kebanggaan tersendiri.

12. Semua teman-teman satu angkatan 2013 Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah yang telah bersama-sama berjuang dan belajar bersama selama kuliah di IAIN Salatiga dengan didukung oleh Kota yang sejuk nan indah ini.

13. Yang terkhir teruntuk siapapun yang belum penulis sebutkan satu persatu. Teruntuk semuanya Jazakumullahu ahsanal jazaa‟ syukran katsiraan. semoga skripsi ini bermanfaat. Amiin

(10)

x

siapapun. Maka dari itu penulis minta dukungan dan sarannya kepada siapapun yang membaca skripsi ini untuk berkelajutan yang lebih baik lagi nantinya.

Pada akhirnya semua usaha dan upaya penulis dari Allah SWT. Tanpa adanya kekuatan dan pertolongan dari Allah SWT, skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik dan hanya kepada Allah-lah semua urusan di kembalikan. Oleh karena itu penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca yang budiman pada umumnya. Iyyakana‟budu waiyyaka nasta‟iin. Amiin.

Salatiga, Oktober 2017 Penulis

Susanto

(11)

xi ABSTRAK

Susanto. 2017.Konsep Keluarga Sakinah dalam Kelompok Pengajian Manakib

Jawahirul Ma‟ani (Studi Dalam Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul

Ma‟ani di Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali). Skripsi. Fakultas Syari‟ah Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Kata Kunci : Konsep, Keluarga Sakinah, Manakib Jawahirul Ma‟ani.

Dalam setiap perkawinan atau berumah tangga tentunya setiap pasangan ingin mendapatkan gelar yang bernama keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Akan tetapi banyak sekali persoalan yang terjadi dalam keluarga, seperti permasalahan ekonomi, hubungan intern antar keluarga yang kurang baik, dan permasalahan dalam bermasyarakat. Kurangnya persiapan mental yang kuat dan kurangnya pengetahuan agama dalam berumah tangga juga dapat mempengaruhi emosional jiwa seseorang terhadap bertemunya permasalahan baru yang sebelumnya tidak terfikirkan. Dari faktor tersebut akan berdampak pada ketidak harmonisan dalam keluarga. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan ikut kelompok pengajian dan menambah wawasan keagamaan tentang keluarga kepada para ustad dan kyai.

Kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani merupakan salah satu jalan keluar untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan menambah wawasan keagamaan dalam membangun ketenangan, kedamaian dan kesejahteraan keluarga. Untuk mewujudkannya tentu perlunya arahan dan bimbingan dari seorang ustad dan kyai yang di sampaikan dalam bentuk ceramah, khutbah dan siraman rohani lainya. Hal tersebut selaras dengan tujuan utama didirikanya kelompok pengajian di desa semawung yaitu untuk menyatukan umat, membuka hati para jama‟ahnya dan yang pasti adalah tercapainya keluarga yang sakinah, mawaddah, waramoh. Atas dasar tersebut penulis ingin meneliti dan mendeskripsikan bagaimana materi-materi keluarga sakinah yang diberikan dalam

kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani. Penulis juga menjelaskan konsep pembentukan keluarga sakinah dan tinjauan hukum Islam terhadap materi keluarga sakinah.

Atas dasar latar belakang di atas penulis melakukan penelitian tentang konsep keluarga sakinah dalam kelompok penajian Manakib Jawahirul Ma‟ani ditinjau dari hukum Islam, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dan menggunakan pendekatan sosiologis. Kemudian mengumpulkan data dengan melakukan observasi, wawancara langsung dan dokumentasi. Kemudian menganalis data dengan menggunakan analisa kualitatif.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Penegasan Istilah ... 9

F. Kajian Pustaka ... 10

G. Metode Penelitian ... 13

1. Jenis Penelitian ... 13

2. Pendekatan ... 13

3. Sifat Penelitian ... 14

4. Teknik Pengumpulan Data ... 14

(13)

xiii

6. Analisa Data ... 16

H. Kerangka Teori ... 16

I. Sistematika Penulisan Penelitian... 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KELUARGA SAKINAH MENURUT HUKUM ISLAM ... 20

A. Pengertian Keluarga Sakinah ... 20

B. Hak dan Kewajiban Suami-istri dalam hukum Islam ... 22

C. Pentingnya Pembinaan Keluarga Sakinah ... 29

D. Kriteria Keluarga Sakinah ... 31

BAB III PROFIL KELOMPOK PENGAJIAN LOKASI YANG DITELITI ... 37

A. Profil Wilayah ... 37

1. Kondisi Geografis ... 37

2. Kondisi Demografi ... 38

B. Sejarah Umum Tentang Jawahirul Ma‟ani dan Sejarah kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung ... 40

C. Kegiatan dan Amaliyah Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani ... 45

1. Kegiatan Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani ... 45

2. Amaliyah Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani ... 47

D. Konsep Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani dalam Membentuk Keluarga Sakinah ... 49

(14)

xiv

2. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Mauidhoh Hasanah ... 51

E. Materi-materi tentang Keluarga Sakinah dalam Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani ... 51

1. Tugas dan Kewajiban Istri ... 51

2. Tugas dan Kewajiban Suami ... 52

3. Tugas dan kewajiban Bersama antara Suami-Istri ... 53

F. Pandangan dan Pengalaman Para Jama‟ah Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani. ... 54

1. Bapak Aris Sarmito ... 55

2. Bapak Lasmin ... 56

3. Ibu warsiyanti ... 57

4. Ibu Nyamiasih ... 58

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN EFEKTIFITAS TERHADAP MATERI-MATERI DAN KONSEP KELOMPOK PENGAJIAN DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH ... 60

A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep dan Materi-Materi Keluarga Sakinah di Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani ... 60

B. Efektifitas konsep dan Materi kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani dalam membentuk Keluarga Sakinah ... 62

C. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Kegiatan dan Amaliyah ... 67

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

(15)

xv

1. Kepada Pengurus dan Ustad Pemimpin Kelompok pengajian ... 73

2. Kepada Jama‟ah ... 73

3. Kepada Pemerintah desa ... 74

4. Kepada Masyarakat ... 74

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga adalah masyarakat terkecil dalam lingkup bermasyarakat yang terdiri dari pasangan suami-istri sebagai sumber intinya dan anak-anak yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya keluarga adalah pasangan suami-istri, baik mempunyai anak atau tidak mempunyai anak. Keluarga yang dimaksud adalah suami-istri yang terbentuk melalui perkawinan yang sah, baik sah secara agama ataupun sah secara Negara yaitu dicatatkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 1 Tahun 1974 pasal 2 ayat 2 Cet.6 2015 : 2).

Dalam islam, perkawinan bukan hanya sebatas akad antara kedua belah pihak, seperti halnya perkawinan dalam kebudayaan modern atau pada sejumlah kebudayaan barat. Baik akad itu di tulis, dicatat atau diucapkan. Perkawinan dalam islam adalah kesepakatan antara dua keluarga. Disaksikan oleh segenap kaum muslimin yang hadir dan orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.

(17)

2

Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 Cet. 6 2015 : 2).

Dalam ikatan perkawinan atau berumah tangga tentunya setiap pasangan ingin mendapatkan gelar yang bernama keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Keluarga sakinah merupakan keluarga yang menghasilkan generasi yang kuat, baik secara keimanan, ketaqwaan serta akhlak yang baik (Kementrian Agama Cet. I 2011: 4). Akan tetapi banyak juga permasalahan yang terjadi dalam keluarga seperti permasalahan ekonomi, hubungan intern antar keluarga yang kurang baik, dan permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat. Karena keluarga juga termasuk bagian dari masyarakat dimana terbentuknya fondasi masyarakat yang baik berawal dari munculnya fondasi rumah tangga dan keluarga-keluarga yang terdidik secara baik pula.

(18)

3

ketenangan dan kebahagiaan. Selain itu, untuk beribadah kepada Allah, menjaga kehormatan dan untuk memperoleh keturunan. Sesuai dengan firman Allah SWT. untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih saying. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar – benar terdapat tanda-tanda menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS. An-Nisa‟:1)(Departemen Agama RI 2004 : 77).

(19)

4

karena banyak aspek yang tidak difikirkan dan dipersiapkan sebelumnya, sehingga mereka gagal dalam membina keluarga yang di cita-citakan sebelumnya.

Pengaruh ajaran islam tidak dapat dipungkiri dapat memberikan jalan keluar dalam membangun kesejahteraan umat. Baik kehidupan didunia maupun diakhirat. Dalam mewujudkan kesejahteraan umat tentu perlu bimbingan dan arahan dari seorang yang memahami ajaran agama (tokoh agama) seperti Ustad atau ustadzah, Kyai dan penyuluh agama yang disampaikan dalam bentuk ceramah, khutbah dan siraman rohani lainya, termasuk dalam membangun kesejahteraan keluarga, agar pasangan suami-istri dapat hidup bahagia, tentram dan sejahtera.

Seorang Ustad dan Kyai pemimpin kelompok pengajian adalah sosok yang dapat dipercaya dalam membantu menyalurkan pengetahuan agamanya agar terbentuk keluarga sakinah. Dimana secara sosial ustad dan kyai menjadi sentral figure yang dapat diteladani dan termasuk orang yang dapat didengar dalam memberikan pendididkan baik berupa nasehat, ceramah maupun khutbah. Pendidikan agama pada dasarnya kewajiban kita semua baik setiap warga Negara, masyarakat, orang tua ataupun muda. Sama halnya pendidikan agama mengenai perkawinan, disinilah letak peran pentingnya pengajian ataupun tausiah yang diberikan ustad dan kyai dalam pembentukan keluarga sakinah.

(20)

5

hakekat suatu perkawinan harus dipahami secara baik dan maksimal, sehingga pasangan suami-istri mampu mengaplikasikan dalam kehidupan berumah tangga (Mochamad sodik cet. III 2009: 34). Suatu ilmu pengetahuan dapat dipahami dan diaplikasikan secara baik dan maksimal perlu adanya seseorang yang dapat mengontrol dan membibing sesuai apa yang dibutuhkan, termasuk juga dalam hal pembentukan keluarga sakinah.

Kelurahan Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali merupakan daerah terpinggir dari Kecamatan Andong yang berada diutara kecamatan Andong. Yang sebagaian masyarakatnya masih suka mabuk-mabukan dan berjudi, sehingga dengan sangat sadar bahwa seorang tokoh agama dan kelompok pengajian telah memberikan pengaruh besar dalam pembentukan keluarga sakinah, dimana peran tokoh agama dan kelompok pengajian di kelurahan semawung ini tidak hanya aktif pada saat pengajian rutinan malam Senin dan selapanan malem Sabtu kliwon, tetapi diluar dari pengajian rutinan seperti adanya simpati dengan memberikan nasihat dan bimbingan keagamaan dalam menuju awal pembentukan keluarga sakinah. Oleh karena itu, akhirnya pada tahun 2016 kelompok pengajian didesa semawung ini jamaahnya semakin bertambah banyak.

(21)

6

sebagai pengawas dan pendamping dalam membekali keluarga secara khusus dan masyarakat secara umum mengenai kehidupan menuju keluarga sakinah.

Desa Semawung merupkan salah satu desa di Kecamatan Andong yang memiliki Kelompok Pengajian Manakib yang diberi nama Manakib Jawahirul

Ma‟ani. Dengan adanya kelompok pengajian di desa Semawung sangat

berperan dalam pembentukan keluarga Sakinah, terbukti dengan adanya kelompok pengajian angka talaq dan cerai di desa Semawung menurun dari tahun 2014 sampai tahun 2016. Berdasarkan data yang diperoleh dari KUA Kecamatan Andong pada tahun 2014 angka cerai dan talaq berjumlah 9, pada tahun 2015 angka talaq dan cerai di desa Semawung berjumlah 6 dan pada tahun 2016 berjumlah 4. Dibandingkan dengan tetangga desa Semawung yaitu desa Kadipaten yang belum ada kelompok pengajian Manakib, berdasarkan data yang penulis peroleh dari KUA Kecamatan Andong angka talaq dan cerai di desa Kadipaten sangat tinggi. Pada tahun 2014 angka cerai dan talaq berjumlah 15, pada tahun 2015 angka talaq dan cerai di desa Kadipaten berjumlah 16 dan pada tahun 2016 berjumlah 7.

(22)

7

Manakib Jawahirul Ma‟ani Di Desa Semawung, Kecamatan Andong,

Kabupaten Boyolali Ditinjau dari Hukum Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana materi-materi keluarga sakinah yang diberikan dalam

kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani?

2. Bagaimana konsep kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani dalam pembentukan keluarga sakinah?

3. Apakah materi keluarga sakinah di kelompok pengajian Manakib

Jawahirul Ma‟ani sesuai dengan hukum Islam? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, dapat dijelaskan tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep keluarga sakinah dalam

kelompok pengajian manakib jawahirul ma‟an. Tujuan khusus yang

diharapkan tercapai adalah terwujudnya rumusan :

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan materi-materi keluarga sakinah yang

diberikan dalam kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani.

2. Untuk Mengetahui konsep kelomok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani dalam pembentukan keluarga sakinah.

(23)

8

D. Manfaat Penelitian

Adapun dalam penelitian ini ada dua manfaat yang dapat diperoleh, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangsih dan kontribusi pada Fakultas Syari‟ah khususnya Jurusan Hukum Keluarga Islam di Bidang fikih munakahat dan akhlak tasawuf.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam menerapkan konsep-konsep dan mengembangkan pemikiran tentang keluarga sakinah.

c. Menambah wawasan khasanah keilmuan sekaligus bisa dijadikan bahan acuan dalam penulisan lebih lanjut yang kritis dan representative.

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan referensi bagi para peneliti di bidang akhlak tasawuf, fikih munakahat dan pendidikan keagamaan.

2. Manfaat Praktis

a. Mengetahui konsep keluarga sakinah melalui kelmpok pengajian

Manakib Jawahirul Ma‟ani.

b. Penelitian ini memberikan kontribusi kajian dan pengetahuan tentang pembentukan keluarga sakinah.

c. Mengetahui materi-materi dan konsep pembentukan keluarga sakinah

(24)

9

d. Bagi para anggota kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani, hasil penelitian ini dapat membantu dan menciptakan keluarga sakinah, mawaddah, warohmah.

e. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk memberikan pendidikan Hukum Islam bagi lembaga dan mahaiswa IAIN Salatiga.

f. Bagi peneliti, untuk memotifasi diri dan menjadikanbekal hidup dalam bermasyarakat, beribadah kepada Allah SWT dan berharap menjadi hamba yang beruntung di dunia dan di akhirat.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahfahaman dan penafsiran makna pada skripsi ini, maka penulis menjelaskan terlebih dahulu maksud dari istilah-istilah yang ada dalam judul skripsi. Dalam memberikan beberapa pengertian dan gambaran pada judul skripsi ini yang nantinya mudah dipahami secara konkrit dan lebih operasional. Penegasan istilah yang penulis ingin jelakan yaitu 1. Konsep

(25)

10 2. Keluarga Sakinah

Keluarga sakinah adalah dambaan setiap orang yang hidup berumah tangga. Yaitu rumah tangga yang damai dan bahagia, karena kata sakinah itu berarti damai bahagia (Ulfatmi, 2011: 8). Jadi maksud dari keluarga sakinah adalah keluarga yang setiap anggota keluarganya senantiasa merasa aman, tentram, damai dan bahagia. Dalam keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, keberkahan, kehormatan dan dirahmati oleh Allah SWT.

3. Manakib Jawahirul Ma‟ani.

Manaqib yaitu biografi atau riwayat hidupnya orang-orang yang sholeh. Manaqib berasal dari bahasa Arab adalah bentuk jamak dari mufrod manqobah, yang di antara artinya adalah cerita kebaikan amal dan akhlak perangai terpuji seseorang. Jadi manakib Jawahirul Ma‟ani adalah

kitab yang menceritakan sejarah para Auliya‟ terutama Syaikh Abdul

Qodir Al-Jailani.

F. Kajian Pustaka

(26)

11

“Peran Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan “ yang

diterbitkan tahun 2009. serta karya Khoirul Anam Mahasiswa IAIN Salatiga

dengan judul skripsi “Keluarga Sakinah dan Dzikir (Studi atas Peran Majelis

Dzikir Al-Khidmah dalam Pembentukan Keluarga Sakinah di Kabupaten Semarang) yang terbit pada tahun 2015. Penelitian yang ketiga yang dilakukan oleh Kemas M. Gemilang mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta yang berjudul ”Peran Tokoh Agama dalam Pembentukan

Keluarga Sakinah di Kelurahan Kricak Kec. Tegalrejo Kota Yogyakarta” diterbitkan tahun 2015.

(27)

12

rumah tangga. Menyelenggarakan Pendidikan Keluarga dan berperan Aktif dalam kegiatan lintas sektoral.

Penelitian kedua yakni penelitian karya Khoirul Anam mengenai keluarga sakinah dan peran Majlis Dzikir Al-Khidmah Kabupaten Semarang dalam mengupayakan jamaahnya mengimplementasikan keluarga sakinah, Penelitian ini menjelaskan bagaimana rasa kasih sayang antar pasangan, orang tua ke anak dan sebaliknya dapat timbul dengan senantiasa berdzikir kepada Allah. Dzikir yang dilakukan oleh jamaah Al-Khidmah Kabupaten Semarang mampu meningkatkan kualitas beribadah dan dapat menciptakan nuansa sakinah dalam keluarga.

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Kemas Muhammad Gemilang yang berjudul peran tokoh agama dalam pembentukan keluarga sakinah yang dilakukan di keluarhan kricak. Penelitian ini menitikberatkan pada peran yang dilakukan tokoh agama kelurahan kricak bahwa apa yang telah dilakukan para tokoh agama telah memberikan manfaat sebagaimana yang ada di Al-Qur‟an dan perundang undangan serta telah membantu pemerintah Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang melestarikan ikatan perkawinan.

(28)

13

dalam penelitian ini penulis berusaha menyajikan forum/lembaga/kelompok pengajian yang lain yang dinilai mampu memberikan kontribusi mengimplementasikan keluarga sakinah yakni melalui kelompok Pengajian

Manakib Jawahirul Ma‟ani. G. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu tindakan yang dapat membantu terlaksananya penelitian dengan hasil yang lebih baik. Penelitian yang penyusun gunakan adalah metode kualitatif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan atau tidak berwujud angka tetapi dalam bentuk kata-kata.

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kualitatif atau penelitian lapangan, karena dalam memperoleh data penyusun harus datang langsung kelapangan untuk melakukan pengamatan dan memperoleh data melalui wawancara. Dalam hal ini mencakup hal – hal yang berkaitan dengan konsep dan materi-materi keluarga sakinah yang diberikan di kelompok Pengajian Manakib

Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung.

2. Pendekatan

(29)

14

bentuk keluarga sakinah serta materi-materi yang mendorong

terbentuknya keluarga sakinah di kelompok pengajian Jawahirul Ma‟ani

di desa Semawung. 3. Sifat penelitian

Sifat penelitian yang penyusun gunakan adalah deskriptif analisis yaitu menggambarkan data yang ada kemudian dikupas atau dianalisis dengan pendekatan-pendekatan teori sehingga mendapatkan kesimpulan data yang dapat diterima secara obyektif.

4. Teknik pengumpulan data a. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian dan tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto,2006:229).

Obervasi adalah Sebuah pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Dalam metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi objek penelitian.

(30)

15

dimana peneliti tidak perlu berbaur dengan objek penelitian dan mengikuti aktifitas yang mereka lakukan. Dalam hal ini peneliti menempatkan objek yang akan diteliti dalam satu lingkup.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto,1998:145).

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Kyai pemimpin kelompok pengajian dan jamaah pengajian Jawahirul

Ma‟ani desa Semawung untuk memperoleh informasi sebanyak -banyaknya sesuai dengan rumusan masalah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen-notulen, lengger, agenda sebagainya (Arikunto,1998:236).

Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud adalah pengambilan beberapa data tentang berbagai dokumen terkait aktifitas-aktifitas yang dilakukan kelompok pengajian Manakib

(31)

16 5. Subjek penelitian

Adapun subjek penelitian adalah ustad dan para jama‟ah manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung, Kecamatan Andong, Kabupaten

Boyolali. 6. Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Dalam penganalisaan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif yaitu analisis untuk meneliti kasus setelah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk uraian (Moeloeng,2011:288).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data model Miles dan Huberman (1984) atau yang sering disebut dengan analisis alur (Flow) dimana aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru (Emzir,2011 :128).

Aktifitas dalam analisis ini meliputi tiga tahap yaitu tahap reduksi data (data reduction), tahap penyajian data (data display) serta tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).

H. Kerangka Teori

(32)

17

yang sah yang sesuai dengan syariat agama. Sedangkan dalam undang-undang positif yang berlaku di Indonesia di atur dalam Undang – undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan yaitu pasal 2 ayat (1) dan (2), perkawinan yang sah apabila dilakukan secara agama yang di anut dan dicatatkan dalam buku akta nikah oleh pejabat yang berwenang.

Dalam penelitian ini konsep dan materi-materi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah yaitu kelompok pengajian yang didalamnya terdapat tokoh ulama atau kyai yang aktif dalam memberikan ceramah ataupun penyuluhan ataupun cotoh langsung mengenai perkawinan dalam membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah baik didalam forum pengajian maupun diluar forum. Karena dengan aktifnya ustad ataupun kyai dalam suatu pengajian maka semakin membantu pemerintah dalam mewujudkan keluarga – keluarga yang kekal dan sejahtera tanpa adanya permasalahan – permasalahan yang bisa berujung pada suatu perceraian atau perpecahan.

Kedepannya nanti akan dilakukan penelitian dan wawancara secara langsung kepada ustad dan para pengikut atau jamaahnya bagaimana konsep membangun keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.

I. Sistematika Penulisan Penelitian

(33)

18

1. Bab I Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, kerangka teori dan sistematika penulisan penelitian.

2. Bab II yaitu tinjauan umum tentang keluarga sakinah menurut hukum Islam. Bab ini di bagi menjadi beberapa sub bab yaitu : pengertian keluarga sakinah, serta hak dan kewajiban suami-istri , pentingnya pembinaan keluarga sakinah, konsep keluarga sakinah dalam Islam dan Kriteria Keluarga Sakinah.

3. Bab III hasil penelitian terdiri dari profil wilayah yang terdiri dari letak geografis, jumlah penduduk, mata pencaharian serta tingkat pendidikan, agama, sosial dan budaya yang ada. Sehingga dengan penyajian tersebut penyusun mengetahui bagaimana latar belakang masyarakat Kelurahan Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Kemudian penyusun

juga memaparkan bagaimana sejarah umum tentang jawahirul ma‟ani dan

sejarah berdirinya kelompok pengajian di Desa Semawung, konsep dan materi-materi yang diberikan ustad pemimpin kelompok pengajian dalam pembentukan keluarga sakinah . Tidak hanya itu, penyusun juga memaparkan terkait kegiatan dan amaliyah kelompok pengajian manakib

jawahirul ma‟ani dan yang terakhir pandangan dan pengalaman para

pengikut atau jama‟ah kelompok pengajian di desa semawung untuk

(34)

19

4. Bab IV merupakan analisis yang diperoleh dari lapangan tentang efektifitas konsep dan materi-materi keluarga sakinah dan tinjauan hukum Islam terhadap materi-materi yang disampaikan dalam kelompok

pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani.

(35)

20

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KELUARGA SAKINAH

MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian Keluarga Sakinah

Di dalam buku yang berjudul Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam

mengungkap Rahasia Isu Emansipasi karya Husain „Ali Turkamani (1992:30)

terjemahan dari buku ”The Center of Stability” menjelaskan yang dimaksud keluarga adalah unit dasar dan unsur fundamental masyarakat, yang dengan itu kekuatan – kekuatan yang tertib dalam komunitas sosial dirancang dalam masyarakat. Ikatan perkawinan adalah indikasi tahap awal yuridiksi hukum dalam masyarakat. Perpaduan mental dan spiritual antara pria dan wanita membentuk sebuah organisme yang bagian-bagiannya saling melengkapi satu sama lain. Tujuan organisme ini adalah menegakkan keadilan dan menciptakan peradaban.

Pengertian keluarga menurut etimologi berasal dari dua kata yakni

(36)

21

Menurut Sayekti, keluarga suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian atau tanpa anak-anak, baik anak sendiri atau anak adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Ulfatmi, 2011:19). Keluarga merupakan suatu unit, terdiri dari beberapa orang masing-masing mempunyai kedudukan dan peranan tertentu. Keluarga itu dibina oleh sepasang suami dan istri yang telah sepakat untuk mengarungi hidup bersama dengan tulus dan setia, didasari keyakinan yang dikukuhkan melalui perkawinan, dipateri dengan kasih sayang, ditujukan untuk saling melengkapi dan meningkatkan diri dalam menuju ridha Allah SWT.

Dalam kamus Arab Indonesia keluarga diterjemahkan dangan kata (لها) yang berarti kawin atau nikah (Mahmud Yunus,2007:52). Sedangkan

keluarga secara istilah adalah masyarakat terkecil sekurang-kurangnya terdiri dari pasangan suami istri sebagai sumber intinya berikut anak-anaknya yang lahir dari mereka. Jadi, setidak-tidaknya keluarga adalah pasangan suami istri, baik mempunyai anak atau tidak mempunyai anak (Erwin Nofiyanto,2011: 34-35).

(37)

22

Indonesia kata sakinah diartikan sebagai kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan (Departeman Pendidikan Nasional,1976: 796).

Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat didefinisikan bahwa keluarga sakinah adalah keluarga yang hidup dengan penuh ketenangan, ketentraman, kebahagiaan dan penuh dengan aktifitas hidup yang dinamis serta masing-masing anggota keluarga berperan sesuai dengan fungsinya.

B. Hak dan Kewajiban Suami-Istri dalam Hukum Islam.

Islam telah menetapkan ketentuan yang seimbang antara hak dan kewajiban, bukan hanya dalam rumah tangga, tetapi juga dalam setiap permasalahan dan ketentuan yang ada. Hukum islam mampu mengatur hal-hal yang berkenaan dengan umatnya pada penempatan masalah secara adil dan proporsional, tidak ditambah dan dikurangi, karena setiap hamba memiliki hak dan kewajiban yang sama (Abdul Hamid,2005 : 120).

Setelah akad nikah berlangsung dan telah memenuhi syarat rukunnya, maka menimbulkan akibat hukum. Dengan demikian akad tersebut menimbulkan juga hak serta kewajiban selaku suami istri dalam kehidupan berkeluarga, meliputi hak suami istri bersama, hak suami atas istri, dan hak istri atas suami (Tihami dan Sohari sahrani, 2009 :153).

1. Hak dan Kewajiban Suami Istri

(38)

23

tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai tuntunan agama, yaitu sakinah, mawaddah, wa rahmah (Tihami dan Sohari sahrani, 2009 :153).

Menurut Tihami dan Sohari Sahrani (2009 :154) hak dan kewajiban suami istri secara bersama meliputi :

a. Suami istri dihalalkan mengadakan hubungan seksual. Perbuatan ini merupakan kebutuhan suami istri yang dihalalkan secara timbal balik. Suami halal melakukan apa saja terhadap istrinya, demikian pula istri halal melakukan apa saja terhadap suaminya. Mengadakan kenikmatan hubungan merupakan hak bagi suami istri yang dilakukan secara bersama.

b. Haram melakukan perkawinan, artinya baik suami maupun istri tidak boleh melakukan perkawinan dengan saudaranya masing-masing. c. Dengan adanya ikatan perkawinan, kedua belah pihak saling

mewarisi apabila salah seorang di antara keduanya telah meninggal dunia meskipun belum bersetubuh.

d. Anak mempunyai nasab yang jelas.

e. Kedua belah pihak wajib bertingkah laku dengan baik sehingga dapat melahirkan kemesraan dalam kedamaian hidup. Hal ini berdasarkan dengan firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 19 :

(39)

24

f. Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.

g. Suami istri wajib saling mencintai, menghormati, setia, dan memberi bantuan lahir batin.

h. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani, maupun kecerdasanya, serta pendidikan agamanya.

i. Suami istri wajib memelihara kehormatan.

j. Jika suami atau istri melalaikan kewajiban, masing-masing dapat mengajukan gugatan ke pengadilan Agama (KHI cet.VI, 2015:346). 2. Hak dan Kewajiban Suami

Hak suami atas istri yang paling pokok diantaranya, suami harus ditaati dalam hal-hal yang tidak maksiat, istri menjaga dirinya sendiri dan harta suami, menjauhkan diri dari mencampuri sesuatu yang dapat menyusahkan suami, tidak bermuka kasam di hadapan suami dan tidak menunjukkan keadaan yang tidak disenangi suami (Tihami dan Sohari sahrani, 2009 :158).

(40)

25

cinta dan kasih sayang, melindungi dan menjaga istrinya, suami harus bisa menjadi suritauladan bagi istrinya, dan memberikan pendidikan agama kepada istrinya (KHI cet.VI, 2015: 347).

3. Hak dan Kewajiban Istri terhadap Suami Hak istri atas suami diantaranya: a. Mahar

Mahar merupakan pemberian dari calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai perempuan baik berbentuk barang, uang maupun jasa yang tidak bertentangan dengan agama Islam (Djaman, 1993:81). Bentuk dan mahar tidak ditentukan dalam hukum perkawinan Islam, tetapi kedua mempelai dianjurkan untuk melakukan musyawarah terlebih dahulu untuk menyepakati mahar yang di tawarkan oleh pihak laki-laki kepada mempelai perempuan, baik bentuk maupun jenisnya (Saebani, 2001 : 261).

(41)

26 b. Nafkah

Menurut Sayyid Sabiq (1997:115) bahwa yang dimaksud dengan nafkah adalah memenuhi kebutuhan makan, tempat tinggal dan kalau ia seorang yang kaya maka pembantu rumah tangga dan pengobatan istri juga termasuk nafkah. Nafkah merupakan kewajiban suami terhadap istrinya dalam bentuk materi.

Hal ini berdasarkan firman Allah SWT. dalam surat

Al-Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma´ruf (Al-Baqarah ayat 233)( Departemen Agama RI 2004 :37 ).

Jadi tegaslah bahwasanya membelanjakan sebagian harta untuk menafkahi istri dan keluarganya adalah merupakan kewajiban mutlak bagi suami dan sekaligus sebagai hak istri dari suami. Adapun berapa dan bagaimana suami memberikan nafkah kepada istrinya adalah dengan cara yang ma‟ruf (Aqil,tt: 53)

(42)

27

memberikan nafkah, bijak dalam arti tidak kikir dan tidak boros, tapi pertengahan antara keduanya.

Bil ma‟ruf juga berarti keharusan mendapat rezeki yang halal,

baik zat maupun „aradhi. Kehalalan ini angat penting bagi pembentukan keluarga sakinah (Al Farisi, 2008:66). Karena itu, para

ulama menetapkan hukum melakukan ”muayarah bil ma‟ruf” sebagai

kewajiban yang harus dilakukan oleh para suami agar mendapatkan kebaikan dalam rumah tangga. Karena itu, para suami yang mendambakan kebaikan dalam rumah tangganya perlu mendalami

tabiat perempuan secara umum dan tabi‟at istrinya secara khusus

(Bugi,2010: 20).

c. Memperlakukan dan menjaga istri dengan baik.

(43)

28 mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (An-Nisa ayat 19)(Departemen Agama RI 2004 : 80).

Ayat ini menjelaskan kewajiban suami kepada istrinya supaya menghormati istri tersebut, bergaul kepadanya dengan cara yang baik, memperlakukan dengan cara yang wajar, mendahulukan kepentingan dalam hal sesuatu yang perlu didahulukan, berikap lemah lembut dan menahan diri dari hal-hal yang tidak menyenangkan istri. Suami juga berkewajiban menjaga istrinya, memelihara istri dari segala sesuatu yang menodai kehormatanya, menjaga harga dirinya, sehingga citranya menjadi baik.

Menurut Tihami dan Sohari sahrani (2009 :161-162) kewajiban istri terhadap suami diantaranya :

a. Taat dan patuh kepada suami.

b. Pandai mengambil hati suami melalui makanan dan minuman. c. Mengatur rumah dengan baik.

(44)

29

e. Bersikap sopan santun, penuh senyum kepada suami.

f. Tidak mempersulit suami dan selalu mendorong suami untuk maju. g. Ridha dan bersyukur terhadap apa yang diberikan suami.

h. Selalu berhemat dan suka menabung.

i. Selalu berhias, bersolek untuk atau dihadapan suami.

j. Jangan mudah cemburu buta dan berprasangka baik kepada suami.

C. Pentingnya Pembinaan Kelurga Sakinah

Pembinaan atau tarbiyah adalah sebuah kebutuhan mendasar dalam pembentukan keluarga. Rasulullah SAW. Telah memberikan keteladanan dalam membina para istri, anak – anak, menantu, bahkan cucu-cucu. Beliau mengajarkan kepada kaum muslimin bahwa dalam rumah tangga harus terjadi proses tarbiyah yang terus menerus (Erwin Nofiyanto,2011: 37) sebagaimana firman Allah dalam ssurat At-Tahrim ayat 6 :

ٌةَكِئ َلََم اَهْ يَلَع ُةَراَجِْلْاَو ُساَّنلا اَىُدوُقَو اًرَنَ ْمُكيِلْىَأَو ْمُكَسُفْ نَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ

ٌٌ َلَِِ

ٌداَدِش

َنوُرَمْؤُ ي اَم َنوُلَعْفَ يَو ْمُىَرَمَأ اَم ََّللَّا َنوُصْعَ ي َلا

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan(At-Tahrim ayat 6)(Departeman Agama RI,2004:560).

(45)

30

pengadaan keturunan demi kelangungan kehidupan agama, bangsa dan negara (Erwin Nofiyanto,2011: 38).

Apabila kita perluas dalam pendidikan maka pembinaan dimulai bukan saja ketika bayi lahir atau ketika masih dalam kandungan si ibu. Akan tetapi, proses pembinaan keluarga itu dimulai sejak seorang laki-laki memilih calon ibu untuk calon anak-anaknya dan ketika seorang perempuan menentukan dan memilih calon bapak bagi anak-anaknya. Ikatan perkawinan merupakan awal mula terjadinya pendidikan dan awal mula pendiriian sebuah calon keluarga yang sakinah. Dengan demikian pembinaan dimulai dari awal pembentukan pribadi muslim, yakni dimulai ketika membentuk ikatan perkawinan menuju sebuah keluarga yang sakinah.

Agar cita – cita dan tujuan tersebut dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya, maka suami istri yang memegang peranan utama dalam mewujudkan keluarga sakinah, perlu meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang bagaimana membina kehidupan keluarga sesuai dengan ajaran islam dan ketentuan hidup bermasyarakat.

(46)

31

Adapun tujuan dari proses pembinaan keluarga sakinah menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani, biasa dirumuskan dengan beberapa rumusan sebagai berikut : perwujudan diri, persiapan untuk kewarganegaraan yang baik, pertumbuhan yang menyeluruh dan terpadu, serta kehidupan dunia dan akhirat. Proses pembinaan hendaknya ditujukan kepada seluruh anggota keluarga tanpa terkecuali. Bagaimanapun, kebaikan sebuah keluarga tidak bisa dilepaskan dari setiap anggota yang ada di dalamnya.

D. Kriteria Keluarga Sakinah

Islam telah menjadikan rumah tangga sebagai biduk untuk berlayar dengan nama-nama (Asma) Allah yang akan melewati jalur dan kebiasaan, yakni melalui panasnya gelombang kehidupan yang bergelora. Dengan ketinggian jalan iman, mereka tidak akan tenggelam, bahkan mengantarkanya kepuncak kemuliaan membawa amanah dan mendatangkan sebuah misi, sehingga mengeluarkan mereka dari kesempitan dunia dan membimbingnya menuju akhirat yang penuh dengan keadilan.

Membina rumah tangga Islami adalah kewajiban setiap muslim. Kewajiban suami istri untuk memperbaiki kehidupannya, kewajiban ibu bapak untuk mendidik anak-anaknya agar taat kepada Allah dan Rasul-Nya agar menjadi belahan jiwa dan tumpuan harapan (Kisyik, 2015:8). Sangat diperlukan sekali adanya saling mengerti antara suami istri dan diharapkan juga bisa timbulnya cinta kasih dan sayang.

(47)

32

a. Saling menghormati dan saling menghargai antara suami istri, sehingga terbina kehidupan yang rukun dan damai.

b. Setia dan saling mencintai sehingga dapat dicapai ketenangan dan keamanan lahir batin yang menjadi pokok kekalnya hubungan.

c. Mampu menghadapi segala persoalan dan segala kesukaran dengan arif dan bijaksana, tidak terburu-buru, tidak saling menyalahkan dan mencari jalan keluar dengan kepala dingin,

d. Saling mempercayai, tidak melakukan hal yang menimbulkan kecurigaan dan kegelisahan.

e. Saling memahami kelebihan dan kekurangan.

f. Konsultatif dan musyawarah, tidak segan minta maaf jika bersalah.

g. Tidak menyulitkan dan menyiksa pikiran tetapi secara lapang dada dan terbuka.

h. Dapat mengusahakan sumber penghasilan yang layak bagi seluruh keluarga.

i. Semua anggota keluarga memenuhi kebahagiaannya. j. Menikmati hiburan layak.

(48)

33

a. Ciptakan kehidupan religious dalam keluarga. Sebab dalam agama terdapat nilai-nilai moral atau etika kehidupan yaitu antara lain kasih sayang, cinta mencintai, dan kasih mengasihi dalam arti yang baik.

b. Tersedianya waktu untuk bersama-sama keluarga. Harus ada acara keluarga, tidak ingin diganggu urusan kantor, organisasi dan lain-lain. c. Keluarga harus menciptakan hubungan yang baik antar anggota. Artinya,

terjadi segitiga interaksi, komunikasi yang baik, demokratis dan timbal balik antara ayah, ibu dan anak.

d. Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak.

e. Jika mengalami masalah, prioritas utama adalah keutuhan keluarga, maka disini diperlukan kesadaran masing-masing anggota keluarga untuk saling pengertian, lebih mengutamakan kebersamaan dan tidak egois.

f. Keluarga sebagai unit terkecil antara ayah, ibu dan anak adanya hubungan yang erat dan kuat.

(49)

34 a. Keluarga Pra Sakinah

Keluarga pra sakinah yaitu keluarga-keluarga yang dibentuk bukan melalui ketentuan perkawinan yang sah, tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar spiritual dan material secara minimal, seperti keimanan, shalat, zakat fitrah, puasa, sandang, pangan, papan dan kesehatan.

b. Keluarga Sakinah I

Keluarga sakinah I yaitu keluarga-keluarga yang dibangun atas perkawinan yang sah dan telah dapat memenuhi kebutuhan secara spiritual dan material secara minimal tetapi masih belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, bimbingan keagamaan dalam keluarganya, mengikuti interaksi sosial keagamaan dengan lingkunganya.

c. Keluarga Sakinah II

(50)

35 d. Keluarga Sakinah III

Keluarga sakinah III yaitu keluarga-keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan keimanan, ketaqwaan, akhlaqul karimah, sosial psikologi dan pengembangan keluarganya, tetapi belum mampu menjadi suri tauladan bagi lingkunganya.

e. Keluarga Sakinah III Plus

Keluarga sakinah III plus yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah secara sempurna, kebutuhan sosial psikologis dan pengembanganya serta dapat menjadi suri tauladan bagi lingkungannya.

Dari penjelasan diatas bahwa untuk mewujudkan keluarga sakinah maka perlu adanya kerja sama yang baik antara suami dan istri yaitu terutama dalam hal akhlak al-karimah. Karena untuk mewujudkan keluarga sakinah maka peran dan pengetahuan tentang agama menjadi penting. Ajaran agama itu tidak cukup dengan diketahui dan dipahami, akan tetapi harus dihayati dan diamalkan oleh setiap anggota keluarga. Maka dengan hal tersebut akan lebih mudah dalam mewujudkan dan mencerminkan kehidupan yang penuh dengan ketentraman, keamanan, dan kedamaian yang dilandasi oleh ketaqwaan.

(51)

36

(52)

37

BAB III

PROFIL KELOMPOK PENGAJIAN

LOKASI YANG DITELITI

A. Profil Wilayah

Di bawah ini akan diungkapkan gambaran umum tentang keadaan wilayah Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dimana penulis melakukan Penelitian,

1. Kondisi Geografis

Semawung merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Boyolali yang mana Kabupaten tersebut dibagi menjadi beberapa kecamatan, Desa Semawung masuk dalam wilayah Kecamatan Andong dan masuk bagian paling utara yang mana memiliki batas-batas wilayah yaitu :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Kemusu b. Sebelah Selatan : Kelurahan Pakang c. Sebelah Barat : Kelurahan Kadipaten d. Sebelah Timur : Kelurahan Pelemrejo

Jarak dan lama tempuh kantor Desa / Kelurahan dengan : a. Pusat Pemerintahan Kecamtan : 10 km dan 30 menit b. Pusat Pemerintahan Kabupaten : 47 km dan 1 jam 20 menit c. Pusat Pemerintahan Provinsi : 86 km dan 2 jam 30 menit

(53)

38

pada umumnya dengan suhu udara rata-rata kurang lebih 300C sedangkan ketinggian desa Semawung dari permukaan laut adalah 300mdpl. (data diperoleh dari Kelurahan Semawung,pada tanggal 16 agustus 2017) 2. Kondisi Demografi

a. Jumlah Penduduk

Menurut data laporan monografi tahun 2016, bahwa penduduk di Desa Semawung terdiri dari :

1) Jumlah Kepala Keluarga : 698 KK 2) Penduduk menurut jenis kelamin

a) Jumlah laki-laki : 1449 orang b) Jumlah perempuan : 1446 orang 3) Penduduk menurut kewarganegaraan

a) WNI laki-laki : 1449 orang b) WNI perempuan : 1446 orang 4) Jumlah penduduk menurut agama

a) Islam : 2891 orang

b) Katholik : 4 orang

c) Protestan : -

d) Hindu : -

e) Budha : -

Mengenai sarana peribadahan dapat dilihat sebagai berikut : 1) Jumlah masjid : 5 buah

(54)

39 3) Jumlah gereja : - 4) Jumlah pura/ kuil : -

Apabila kita lihat data di atas, maka dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Semawung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali adalah mayoritas beragama islam bisa dikatakan hampir semuanya, kecuali 1 kepala keluarga yang merupakan pendatang dan sudah menetap di desa Semawung. Masjid sebagai sarana beribadah bagi umat islam disamping itu juga digunakan sebagai tempat pendidikan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) bagi anak-anak, remaja maupun orang tua dan sebagai tempat untuk majelis manakiban setiap bulanya yang dilakukan secara bergantian dari satu masjid ke masjid lainya.

b. Mata Pencaharian

(55)

40

11)Peternak : 375 orang

Melihat tingkat mata pencaharian penduduk desa Semawung yang hampir sebagian besar sebagai petani dan peternak maka dapat dikatakan sebagian penduduk berada di desa dan hanya anak mudalah yang kebanyakan merantau, maka peran kelompok pengajian sangatlah penting untuk membentuk keluarga sakinah.

c. Tingkat Pendidikan

1) Belum sekolah : 310 orang 2) Tidak tamat Sekolah Dasar : 497 orang 3) Tamat SD / Sederajat : 1098 orang 4) Tamat SMP / Sederajat : 496 orang 5) Tamat SMA / Sederajat : 387 orang 6) Tamat Akademi / Sederajat : 24 orang 7) Tamat Perguruan Tinggi : 26 orang 8) Buta huruf : 58 orang

B. Sejarah Umum tentang Jawahirul Ma’ani dan Sejarah Kelompok

Pengajian Manakib Jawahirul Ma’ani di Desa Semawung.

(56)

41

KH. Ahmad jauhari umar mengajarkan dan „mengijazahkan‟ manakib ini kepada para murid-murid beliau. Dari murid-murid beliau inilah manakib ini akhirnya tersebar luas ke seluruh nusantara bahkan mungkin sampai ke negara tetangga juga.

Di dalam kitab manakib (pada halaman belakang) tersebut juga di jelaskan manfaat dari manakib tersebut dan cara pengamalannya. Misalnya : Supaya bisa mendapatkan ilmu Laduni , luas rezki maka setiap hari membaca

wirid Ya Badii‟ 946x di lanjutkan membaca manakib Jawahirul Ma‟ani tersebut.

Syaikh Ahmad Jauhari Umar dilahirkan pada hari Jum‟at legi tanggal 17 Agustus 1945 jam 02.00 malam, yang keesokan harinya bertepatan dengan hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan oleh Presiden Soekarno dan Dr. Muhammad Hatta. Tempat kelahiran beliau adalah di Dukuh Nepen Desa Krecek kecamatan Pare Kediri Jawa Timur. Sebelum berangkat ibadah haji, nama beliau adalah Muhammad Bahri, putra bungsu dari bapak Muhammad Ishaq. Meskipun dilahirkan dalam keadaan miskin harta benda, namun mulia dalam hal keturunan. Dari sang ayah, beliau mengaku masih keturunan Sultan Hasanudin bin Sunan Gunung Jati, dan dari sang ibu beliau mengaku masih keturunan KH Hasan Besari Tegal Sari Ponorogo Jawa Timur yang juga masih keturunan Sunan Kalijogo.

Dalam menghadapi setiap cobaan yang menimpa, Syaikh Ahmad Jauhari Umar memilih satu jalan yaitu mendatangi ulama. Adapun beberapa

(57)

42 1. KH. Syufa‟at Blokagung Banyuwangi. 2. KH. Hayatul Maki Bendo Pare Kediri. 3. KH. Marzuki Lirboyo Kediri.

4. KH. Dalhar Watucongol Magelang. 5. KH. Khudlori Tegalrejo Magelang. 6. KH. Ru‟yat Kaliwungu.

7. KH. Ma‟sum Lasem. 8. KH. Baidhawi Lasem. 9. KH. Masduqi Lasem. 10. KH. Imam Sarang. 11. KH. Kholil Sidogiri.

12. KH Abdul Hamid Abdillah Pasuruan. 13. KH. Hasan Mangli Magelang

Selesai beliau mendatangi para ulama, maka ilmu yang didapat dari

mereka beliau kumpulkan dalam sebuah kitab “Jawahirul Hikmah”.

Kemudian beliau mengembara ke makam-makam para wali mulai dari Banyuwangi sampai Banten hingga Madura. Sewaktu beliau berziarah ke makam Syaikh Kholil Bangkalan Madura, Syaikh Ahmad Jauhari Umar bertemu dengan Sayyid Syarifuddin yang mengaku masih keturunan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani RA. Kemudian Sayyid Syarifuddin memberikan ijazah kepada Syaikh Ahmad Jauhari Umar berupa amalan „Manakib Jawahirul

Ma‟ani‟ dimana amalan manakib Jawahirul Ma‟ani tersebut saat ini tersebar

(58)

43

negara asing seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Pakistan, tanzania, Afrika, Nederland, dll.

Di Desa Semawung sendiri pengamalan kitab Manakib jawahirul

Ma‟ani di amalkan banyak orang akan tetapi tokoh yang menjadi pelopornya

adalah Ustad Ahmad Mufatah. Beliau mulai mengamalkan sejak tahun 2011 dan mendirikan kelompok pengajian di desa Semawung sejak tahun 2014. Pada awal mula mendirikan kelompok pengajian ini banyak sekali tokoh-tokoh masyarakat yang menentang akan tetapi lambat tahun kini jamaahnya semakin banyak sekarang total jamaah yang sudah mengikuti kurang lebih 250 keluarga.

Awal mula sejarah pembentukan kelompok pengajian di desa semawung ustad Ahmad melihat keprihatinan yang terjadi di masyarakat yaitu masih banyaknya masyarakat yang suka berjudi dan minum-minuman keras, dari faktor itulah Ustad Ahmad prihatin dengan apa yang terjadi di masyarakat bahkah gejolak yang di timbulkan dari masyarakat yang suka berjudi dan minum-minuman keras, seperti pertengkaran dalam keluarga, perselisihan antara suami istri masalah ekonomi dan perselisihan antar warga masyarakat sendiri. Maka dari itulah di awal tahun 2014 Ustad Ahmad tergugah hatinya untuk mendirikan kelompok pengajian yang tujuanya untuk menyatukan masyarakat, membuka hati para jamaahnya, dan yang pasti adalah tercapainya keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah.

(59)

44

mengajak masyarakat untuk yasinan dan tahlilan untuk mendo‟akan para ahli qubur para jama‟ah yang sudah meninggal dan kalau sudah selesai baru melakukan ajakan-ajakan membaca dan mengamalkan kitab Jawahirul

Ma‟ani. Seiring berjalannya waktu banyak yang mengundang Ustad Ahmad

untuk mengisi di acara khitanan, 4 bulanan, 7 bulanan, aqiqah, dan pernikahan jadi semakin memperluas dan membenarkan apa yang selama ini salah di masyarakat. Dengan seperti itu apa yang menjadi gejolak dan permasalahan di

masyarakat dapat teratasi seperti tujuan utama pengamalan jawahirul Ma‟ani

adalah untuk mempermudah rezeki dalam keluarga dan tercapainya keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Selain itu pengamalan Manaqib

Jawahirul Ma‟ani juga bisa beliau jadikan sebagai perantara untuk

menyembuhkan orang sakit, kesurupan dan lain sebagainya (wawancara dengan Ustad Ahmad, pada hari Selasa tanggal 5 september 2017).

Dalam setiap pengajian rutin yang di lakukan pada malam Senin yang dilakukan secara bergilir ke rumah-rumah jama‟ah dan malam Sabtu kliwon yang dilakukan di sentral yaitu tepatnya rumah Ustad Ahmad, amalan yang di baca adalah

1. Al-Fatihah 101x 2. Yasin 7x

3. Ayat Kursi 41x

4. Jawahirul Ma‟ani 1x khataman (sejarah auliya‟ Syaikh Abdul Qodir Al -Jailani)

(60)

45 6. Shalawat 313x

C. Kegiatan dan Amaliyah Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul

Ma’ani.

Berdasarkan wawancara dengan Ustad Ahmad Mufatah kegiatan dan

amaliyah kelompok pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani meliputi beberapa

bindang diantaranya :

1. Kegiatan Kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani a. Bidang Agama

1) Menyelenggarakan kegiatan rutin manakib malam senin untuk ibu-ibu yang dilakukan secara berkeliling ke rumah-rumah

jamaah dan malam sabtu kliwon untuk semua Jama‟ah yang di lakukan di central rumah Ustad Ahmad, serta kirim do‟a kepada

ahli kubur dan do‟a untuk yang masih hidup.

2) Menyelengarakan gerekan shalat berjamaah dan tadarus

Al-Qur‟an.

3) Menyelenggarakan Majelis Ta‟lim. 4) Menyelenggarakan majelis Khitanan.

5) Menyelenggarakan majelis walimatul hamli/ 7 bulanan kehamilan.

6) Menyelenggarakan majelis Walimatut Tasmiyah/pemberian nama dan potong rambut bayi.

(61)

46 b. Bidang Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan TPQ/TPA untuk anak-anak di desa semawung.

2) Menyelengarakan pelatihan berjanjen untuk ibu-ibu.

c. Bidang Sosial Kemasyarakatan yaitu membantu dan saling gotong royong dalam setiap kegiatan.

d. Bidang Ekonimi

1) Menyupayakan tumbuh kembangnya ekonomi kerakyatan. 2) Mendorong tumbuhnya kembangnya koperasi masyarakat. e. Kegiatan kelompok pengajian atas undangan pribadi meliputi

1) Haul 2) Tahlil 3) Tasyakuran 4) Walimatul ursy 5) Khitanan

6) Walimatul hamli/7 bulanan kandungan 7) Walimatut tasmiyah

8) Dan kegiatan keagamaan lainya.

Kegiatan di atas di laksanakan berdasarkan undangan pribadi

para jama‟ah atau masyarakat dan di ikuti oleh jama‟ah yang bisa

(62)

47

2. AmaliyahKelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani

Rangkaian amaliyah yang dilakukan oleh jama‟ah kelompok

pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani sangatlah banyak. Majelis tersebut

dilakukan sesuai peringatan-peringatan hari besar Islam yang di ikuti

seluruh jama‟ah dan masyarakat yang dilakukan di masjid-masjid secara bergantian setiap tahunnya di seluruh masjid desa Semawung. Sedangkan

amaliyah yang rutin di lakukan adalah manakiban setiap malam Senin yang di lakukan secara berkeliling ke rumah-rumah jama‟ah dan malam Sabtu kliwon di sentral rumah ustad Ahmad. Amaliyah kelompok pengajian manakib Jawahirul Ma‟ani di antaranya meliputi :

a. Majelis Manakib dan ta‟lim

Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah

(hadharah), membaca istighasah, membaca surat yasin, membaca

jawahirul ma‟ani, membaca jawahirul sani‟ah, doa manakib, tahlil dan do‟a tahlil, mauidzoh hasanah dan yang terakhir do‟a dan

penutup.

b. Majelis khotmil Qur‟an

Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah

(hadharah), membaca istighasah, membaca Al-Qur‟an bersama-sama setiap orang 1 juz dan di akhiri dengan surat fatihah 1x dan

(63)

48

Qur‟an, tahlil dan dzikir bersama, do‟a tahlil, mauidzoh hasanah dan

yang terakhir do‟a dan penutup.

c. Majelis tahlil

Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah

(hadharah), membaca istighasah, membaca surat yasin, tahlil dan

do‟a tahlil, mauidzoh hasanahdan yang terakhir do‟a dan penutup.

d. Majelis walimatul Ursy

Adapun urutan acaranya adalah pembukaan membaca Al-Fatihah, pembacaan ayat suci Al-Qur‟an, diba‟an atau al-barjanji,

mauidzoh hasanahdan yang terakhir do‟a dan penutup.

e. Majelis walimatul Hamli/ 7 bulanan kehamilan.

Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah,

membaca istighasah, pembacaan surat Muhammad, surat Thoha, surat Yusuf, dan surat Maryam (dibaca secara bersama-sama) doa, mauidzoh hasanahdan yang terakhir do‟a dan penutup.

f. Acara majelis maulid Nabi Muhammad SAW.

Adapun urutan acaranya adalah membaca Al-Fatihah

(hadharah), membaca istighasah (tidak memakai dzikir dan tahlil, setelah membaca Yaa Arhamarrahimin langsung membaca maulid),

Maulidurrasul SAW, Do‟a Maulidurrasul SAW, mauidzoh hasanah, membaca shalawat Fii Hubby Sayyidina Muhammad dan yang

(64)

49

D. Konsep kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma’ani dalam

Membentuk Keluarga Sakinah.

1. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Pendidikan Ruh dan Pendidikan Keimanan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa Semawung, bahwa dengan kegiatan dan amaliyah yang dilakukan itu mengarahkan

dan memberikan pendidikan bagi jama‟ahnya. Melalui pendidikan ruh dan pendidikan keimanan jama‟ah manakib Jawahirul Ma‟ani di Desa

Semawung mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui pendidikan ruh dan pendidikan keimanan Ustad Ahmad menuturkan ”diharapkan para jama‟ahnya mendapatkan ketenangan jiwa, ketentraman, semakin meningkat keimananya dan tentunya adanya ikatan batin antara jama‟ah manakib Jawahirul Ma‟ani dengan para Ustad dan

Kyai, maka para jama‟ah akan merasa selalu mendapat bimbingan dan

arahan supaya menjadi orang yang beruntung baik dirinya sendiri maupun keluarganya. Dengan cara mencontoh kehidupan Rasulullah SAW, para

Ustad dan Kyai di dalam majelis Manakib.”

Manfaat bimbingan dari seorang Ustad dan Kyai di atas bahwa

kelompok Pengajian Manakib Jawahirul Ma‟ani membantu dalam

(65)

50

perkataan yang santun. Hal tersebut dapat dimulai dari seorang suami sebagai kepala rumah tangga dengan memberikan contoh kepada istri dan anak-anaknya.

Demi terbentuknya keluarga yang sakinah kata ustad Ahmad menuturkan”seorang suami harus pandai memelihara dan menjaga istrinya secara lahir dan batin. Sehingga suami dapat menjadikan istrinya sebagai istri idaman dan ideal, ibu rumah tangga yang baik dan bertanggung jawab. Jika seorang suami bertanggung jawab memberikan nafkah kepada istri maka istri bertanggung jawab mengelola hasil nafkah dari suami dengan baik dan benar. Tentunya suami istri mempunyai kewajiban yang sama yaitu sama-sama mampu menciptakan keadaan rumah seperti taman surga yaitu suasana yang harmonis, aman, tentram

dan suasana yang kondusif.”

(66)

51

2. Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Mauidhoh Hasanah.

Seseorang jika melakukan sesuatu dengan kemauan sendiri akan merasa berat. Akan tetapi jika sesuatu itu didasari dengan saran dan dorongan dari seseorang Ustad dan Kyai maka akan terasa lebih diperhatikan. Melalui mauidhoh hasanah para jama‟ah manakib Jawahirul Ma‟ani mendapatkan ilmu yang lebih. Nasihat dan arahan dari

seorang ustad dan kyai selalu dinanti-nantikan bagi para jama‟ah yang pengetahuan agamanya masih kurang. Ketidakmampuan untuk belajar dan mengkaji suatu ayat atau kitab-kitab peninggalan para salafuna as-Sholih maka jama‟ah lebih memilih untuk mendengarkan mauidhoh hasanah dari seorang ustad dan Kyai.

E. Materi-Materi tentang Keluarga Sakinah dalam Kelompok Pengajian

Manakib Jawahirul Ma’ani di Desa Semawung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustad Ahmad Mufatah pada hari Selasa pada tanggal 5 September 2017, beliau menjelaskan tugas seorang suami istri atau yang sering disebut dengan hak dan kewajiban suami istri dalam berumah tangga secara inti pokoknya diantaranya :

1. Tugas dan Kewajiban Istri.

a. Mengurus rumah tangga diantaranya adalah memasakkan makanan untuk anak suami, mencuci pakaian, membuatkan teh atau kopi untuk suami, menyapu, membersihkan rumah dan lain-lain.

(67)

52

Al-Qur‟an dengan baik maka menyuruh anak untuk belajar di TPA/TPQ, membaca Al-Qur‟an dan banyak-banyak berdzikir supaya rumah seperti taman surga yang indah dan damai.

c. Menyambut suami dengan baik dan murah senyum. Setiap suami pulang kerja maka sambutlah suami dengan keadaan bersih, cantik dan muka ceria.

d. Bertanggung jawab dalam ketemtraman rumah tangga.

e. Menjaga kehormatan seorang diri disaat suami mencari nafkah atau dalam artian secara luas adalah menjaga keutuhan rumah tangga. 2. Tugas dan Kewajiban Suami.

a. Melindungi dan menjaga anak dan istri dari hal apapun. b. Memberikan nafkah kepada istri baik nafkah lahir dan batin.

c. Harus bisa menjadi imam dan kepala rumah tangga yang baik dan amanah.

d. Harus bisa menjadi suritauladan untuk anak dan istri. e. Mendidik dan mengajarkan ilmu agama.

Untuk itulah, kewajiban sang suami untuk membekali dirinya

dengan menuntut ilmu syar‟i dengan menghadiri majelis-majelis

ta‟lim yang mengajarkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Dengan bekal ilmu itulah sang suami wajib mengajarkan kepada anak dan istrinya. Jika ia tidak sanggup mengajarkan kepada anak dan istri, maka

Referensi

Dokumen terkait

Tentukan profil dinding turap yang paling efektif (gunakan metode reduksi Momen Rowe) dan balok mendatarnya (Wales),4. Gambar konstruksi turap dan jangkarnya dengan

Gambar yang dihasilkan sebagian besar mencerminkan tokoh dalam Gambar yang dihasilkan sebagian kecil mencerminkan tokoh dalam Gambar yang dihasilkan tidak mencerminkan

Hal ini mendorong penulis untuk melakukan pengukuran karakteristik dinamik terutama parameter waktu tanggap (waktu naik) dari sensor WIM yang telah dibuat Pusat

Berdasarkan hasil pengamatan observer, dosen secara umum telah melaksanakan langkah- langkah pembelajaran TGT sesuai yang direncanakan. Dosen menyusun kelompok baru dari

Pertama,# perilaku# atau# budaya# masyarakat# Indonesia# yang# senang# membagiX bagi# data# serta# informasi# mengenai# kerabat# dan# teman# dekatnya.#

dari hasil pengelasan dengan perlakuan PWHT maupun tanpa PWHT setiap daerah base metal, HAZ, weld metal.  Tidak menunjukan juga tidak tadanya cacat

Data hasil pengukuran difraksi sinar-x yang berupa puncak-puncak difraksi dianalisa lebih lanjut dengan membuat suatu permodelan dalam bentuk kurva Gaussian dan Lorentzian, sehingga

Selain itu, hasil kajian ini juga diharap boleh memberi maklumat jelas mengenai tahap sokongan yang disumbangkan oleh faktor keibubapaan, faktor nilai kearifan tempatan, faktor