• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH KONSUMSI MINUMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI LAKI-LAKI USIA 40-59 TAHUN DAN USIA DI ATAS 60 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH KONSUMSI MINUMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI LAKI-LAKI USIA 40-59 TAHUN DAN USIA DI ATAS 60 TAHUN"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

USIA 40-59 TAHUN DAN USIA DI ATAS 60 TAHUN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

NASYA KAMILA TSANIA M

AS’UDI

20120310188

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PENGARUH KONSUMSI

MINUMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia)

TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI LAKI-LAKI

USIA 40-59 TAHUN DAN USIA DI ATAS 60 TAHUN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

NASYA KAMILA TSANIA MAS’UDI

20120310188

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobil’alamin segala puji bagi Allah SWT karena penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang penulis persembahkan kepada

keluarga tercinta.

(5)

v

Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Tak lupa pula shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta pengikutnya hingga akhir zaman.

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Konsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) Terhadap Penderita Hipertensi Laki-laki Usia 40-59 Tahun dan Usia di atas 60 Tahun” ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh derajat sarjana kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sehubungan jasa-jasa, kepada berbagai pihak pada kesempatan ini diucapkan terima kasih karena telah berperan serta dalam membantu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada: 1. Dr. Tri Pitara Mahanggoro, S.Si., M.Kes. selaku dosen pembimbing yang

dengan kesabaran telah memberikan tenaga, waktu dan pikirannya kepada penulis selama menyelesaikan proposal penelitian.

2. dr. Ratna Indriawati, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan ilmu serta pengalaman pada penulis.

3. Orang tua tercinta Mohammad Mas’udi dan Tiwuk Aprilia Sukamtin, serta kakak dan adik tersayang Syasya Yuania Fadila Mas’udi dan Maulida Tsalis

(6)

vi

4. Teman-teman PD UMY 2012 dan semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penulisan proposal karya tulis ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan menjadi catatan amal sholih yang diterima Allah SWT. Diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat mempersembahkan suatu hasil yang dan lebih baik. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama di bidang ilmu kedokteran. Terima Kasih.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

(7)

vii

Pernyataan Keaslian Tulisan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Kata Pengantar……….v

Daftar Isi………vii

Daftar Tabel.………...ix

Daftar Gambar………...x

Daftar Lampiran………..…xi

Intisari………xii

Abstract………...xiii

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Teoritis ... 8

1.Hipertensi ... 8

2. Mengkudu ... 18

3 Minuman Mengkudu ... 22

(8)

viii

C. Kerangka Konsep ... 24

D. Hipotesis……….25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Definisi Operasional... 29

F. Instrumen Penelitian... 30

G. Cara Pengumpulan Data ... 30

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

I. Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...34

A. ... Hasil Penelitian………..34

B. ... Pembahasan………39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….43

A. .... Kesimpulan………43

B. .... Saran………..43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

LAMPIRAN 1 ... 47

LAMPIRAN 2 ... 48

LAMPIRAN 3 ... 49

(9)

ix

Dapat Dimakan... 20 Tabel 2. 3 Kandungan Nutrisi dalam 100 gram Buah Mengkudu………... 20 Tabel 4. 1 Daftar Distribusi Subyek Penelitian Kelompok Usia

40-59 Tahun………..……..……... 35

Tabel 4. 2 Daftar Distribusi Usia Subyek Penelitian Kelompok di atas 60

Tahun………..…………... 36

Tabel 4. 3. 1 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Seduhan Mengkudu

(Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia 40-59 Tahun……….…... 37 Tabel 4. 3. 2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan

Sesudah Mengonsumsi Minuman Seduhan Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia di atas 60 Tahun………..….. 38 Tabel 4. 4 Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

(11)

xi

(12)
(13)

xii

permanen dan kematian mendadak. Pengobatan hipertensi juga membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal sehingga penderita laki-laki yang menjadi tulang punggung kehidupan akan membebani perekonomian keluarga. Penggunaan tanaman obat diperlukan untuk menurunkan tekanan darah merupakan pilihan alternatif yang tepat, baik dari segi ekonomis atau manfaatnya, salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia). Kandungan scopoletin di dalam buah mengkudu menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga berakibat penurunan tekanan darah. Metode yang digunakan quasy eksperimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan ( Pretest-posttest). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Enam belas penderita hipertensi usia 40-59 tahun serta enam belas penderita hipertensi usia di atas 60 tahun mengonsumsi minuman mengkudu selama 30 hari yang dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman mengkudu. Tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan p=0,001 (p<0,005) dan kelompok usia di atas 60 tahun didapatkan p=0,004 (p<0,005) setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia). Terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dan kelompok usia di atas 60 tahun yang mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).

(14)

xiii

ABSTRACT

Hypertension or high blood pressure was very influential for the onset of cardiovascular and cerebrovascular disease as well as a major cause of morbidity. Level of malignancy that was owned by hypertension could cause permanent disability and sudden death. Treatment of hypertension also took a long and costly so that a male patient who was the bread winner of the family would be burden on the economy. The use of medicinal plants needed to lower blood pressure was a right alternative option, both in terms of economic or benefits, such as the using of noni fruit (Morinda citrifolia). The content of scopoletin in noni fruit caused vasodilatation resulting in a decrease in blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of differences in beverage consumption of noni (Morinda citrifolia) on male hypertensive patients aged 40-59 years with over 60 years of age. Quasy experimental designed with pre-post treatment (pretest- posttest) was the method. Sampling was done by using purposive sampling. Sixteen patients with hypertension aged 40-59 years and sixteen hypertensive patients aged above 60 years of were consuming noni for 30 days and were measured before and after consuming the drink. Blood pressure was measured using a sphygmomanometer. Analysis of the data used to test the hypothesis was the Wilcoxon test. The result showed that the research subjects 40-59 years age group was obtained p = 0.001 (p < 0.005) and the age group above 60 years was obtained p = 0.004 (p < 0.005) after consuming the drinks of noni (Morinda citrifolia). There was a significant decrease in blood pressure in the research subjects 40-59 years age group and the age group above 60 years who consumed the drinks of noni (Morinda citrifolia).

(15)

1 BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat berpengaruh bagi

timbulnya penyakit jantung dan serebrovaskular serta sebagai penyebab

morbiditas utama (Morgan & Stephen, 2007). Hipertensi sering diberi gelar

The Silent Killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Gangguan kesehatan ini dapat diderita oleh siapa pun dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi di negara maju maupun negara berkembang. Tingkat keganasan tinggi yang dimiliki oleh hipertensi dapat menyebabkan cacat permanen dan kematian mendadak. Pengobatan hipertensi juga membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal sehingga penderita laki-laki yang menjadi tulang punggung kehidupan akan membebani perekonomian keluarga. (Wahdah, 2011).

Hipertensi merupakan hal penting yang menjadi penyebab kematian dini di seluruh dunia, membunuh hampir 9,4 juta orang per tahun dan terus meningkat setiap tahunnya. Lebih dari 1 milyar orang hidup dengan hipertensi. Tahun 2008 secara keseluruhan, prevalensi hipertensi pada orang

dewasa usia ≥25 tahun adalah sekitar 40%, termasuk penderita yang

(16)

2

di wilayah Afrika (46%) dan terendah di wilayah Amerika (35%), serta terdapat 36% orang dewasa dengan hipertensi di Asia Tenggara (WHO, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8% (Depkes, 2013). Provinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak (Depkes, 2008). Survei awal pada bulan Oktober 2009 di seluruh posyandu lansia yang berada di Kasihan I Bantul Yogyakarta didapatkan bahwa angka tertinggi hipertensi sebanyak 73,33% di Karang Jati Indah Desa Bangunjiwo, peringkat tertinggi kedua sebanyak 64,44% di Gunung Sempu Desa Tamantirto dan peringkat ketiga sebanyak 60,00% di Kasongan Permai Desa Bangunjiwo. Tingginya angka kejadian hipertensi di Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta sehingga perlu dilakukan penelitian di tempat tersebut (Husnaniyah, 2010).

Salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular pada penyakit hipertensi yaitu usia, pada laki-laki >55 tahun dan perempuan <65 tahun. Individu dengan usia 55 tahun memiliki 90% risiko untuk mengalami hipertensi (Yogiantoro, 2007). Prosentase hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dibanding wanita terjadi hingga usia 45 tahun. Prosentase tersebut mencapai angka yang sama pada usia 45-54 tahun dan 55-64 tahun. Setelah itu, prosentase hipertensi akan lebih tinggi pada wanita (AHA, 2013).

(17)

Efek samping obat-obatan penurun tekanan darah tersebut cukup banyak dijumpai, tetapi penderita jarang mengeluhkannya. Penggunaan obat alternatif diperlukan untuk menurunkan tekanan darah sekaligus aman dikonsumsi, seperti penggunaan obat-obat tradisional (Waha, 2000). Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional yang sering dikenal sebagai tanaman obat merupakan salah satu bentuk implementasi dari pemahaman agama terhadap ayat suci Al-Qur’an yaitu Q. S. An-Nahl ayat 11(Depag, 2009) :

“Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang

berpikir”.

Q. S. An-Nahl ayat 11 menjelaskan persoalan mengenai kreativitas berpikir terhadap pemanfaatan tanaman obat. Salah satu tanaman obat yang sudah dimanfaatkan sejak lama untuk menurunkan tekanan darah adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia) (Waha, 2000).

(18)

4

Berbagai olahan yang sudah banyak dipasarkan dari daun dan buah mengkudu antara lain ekstrak kapsul, jus, serta teh mengkudu (Singh, 2012).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diteliti perbedaan pengaruh konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu Apakah terdapat perbedaan pengaruh konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

(19)

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus bertujuan antara lain:

a. mengetahui tekanan darah penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun sebelum mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).

b. Mengetahui tekanan darah penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menurunkan morbiditas dan mortalitas penderita hipertensi yang terjadi di masyarakat khususnya pada laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun.

3. Bagi Instansi

(20)

6

E. Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai mengkudu antara lain : 1. Penelitian oleh Ibnu Sarwo Edhie Hartono (2009) berjudul Pengaruh

Mengkudu (Morinda citrofolia) Terhadap Hipertensi pada Kelompok Usia

Lanjut. Penelitian tersebut merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian pre test-post test randomized control group design

dengan hasil penurunan tekanan darah yang bermakna pada lansia yang mengonsumsi kapsul ekstrak mengkudu.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu subyek dikhususkan pada laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun serta subyek mengonsumsi mengkudu dalam bentuk minuman mengkudu.

2. Penelitian oleh Dede Husnaniyah (2010) berjudul Perbandingan Daya Guna Mengkudu (Morinda citrifolia) dan Seledri (Apium graviolens L) Terhadap

(21)

secara signifikan p = < 0,05 serta tidak terdapat perbedaan penurunan tekanan darah yang diberi mengkudu atau seledri.

(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai suatu keadaan ketika tekanan di pembuluh darah meningkat secara kronis. Seseorang disebut sebagai penderita hipertensi jika pernah didiagnosis menderita hipertensi oleh tenaga kesehatan (dokter/ perawat/ bidan) atau belum pernah didiagnosis menderita hipertensi, tetapi saat diwawancara sedang mengonsumsi obat medis untuk tekanan darah tinggi (Depkes, 2013). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan / atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Peningkatan tekanan darah tersebut terjadi seiring

dengan peningkatan usia (JNC, 2003).

Kejadian hipertensi berpengaruh terhadap kematian dini di seluruh dunia yang membunuh hampir 9,4 juta orang per tahun dan terus meningkat setiap tahunnya. Keseluruhan prevalensi hipertensi pada orang dewasa usia ≥25

tahun adalah sekitar 40%, termasuk penderita yang mengonsumsi obat untuk hipertensi secara global tahun 2008 (WHO, 2013).

(23)

tekanan darah di negara berpenghasilan rendah, menengah ke bawah, dan menengah ke atas lebih tinggi (40 %) dibandingkan di negara berpenghasilan tinggi (35 %). Kebijakan kesehatan publik yang kuat, tindakan pencegahan multisektoral, serta diagnosis dan pengobatan yang disediakan oleh pemerintah menyebabkan penurunan prevalensi hipertensi di negara berpenghasilan tinggi (WHO, 2013).

Gambar 2. 1 Prevalensi Usia Standar Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah pada Dewasa Usia 25 Tahun atau Lebih Berdasarkan Wilayah WHO Tahun 2008 (WHO, 2013)

(24)

10

2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8% (Depkes, 2013). Provinsi DIY masuk

dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak (Depkes, 2008). Peningkatan usia seseorang menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Pembuluh darah menjadi kaku akibat degenerasi komponen dinding pembuluh darah. Mekanisme tersebut meningkatkan peluang terjadinya stroke, serangan jantung, gagal jantung, penyakit ginjal atau kematian dini (Chen, 2014).

Beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah yang menyebabkan terjadinya hipertensi:

1). Genetik

(25)

2). Jenis kelamin

Hipertensi lebih jarang ditemukan pada perempuan pra-menopause dibanding pria. Hal tersebut dipengaruhi oleh hormon yang dimiliki wanita (Gray, 2005).

3). Usia

Peningkatan usia sejalan dengan peningkatan angka kejadian hipertensi. Prevalensi hipertensi pada rentang usia 18-39 tahun sebesar 6.8%. Prevalensi sebesar 30.4% pada rentang usia 40-59 tahun dan 66.7% untuk usia di atas 60 tahun (Yoon, 2012).

Beberapa faktor risiko yang dapat diubah untuk menurunkan kejadian hipertensi (Tortora, 2006) :

1). Obesitas

Penurunan berat badan merupakan terapi terbaik untuk pasien hipertensi jangka pendek yang mengonsumsi obat. Penurunan beberapa kilogram sangat membantu penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan obesitas.

2). Konsumsi alkohol

(26)

12

3). Kurangnya olahraga

Olahraga selama 30-45 menit per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 10 mmHg.

4). Konsumsi garam

Konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan hipertensi sehingga pengurangan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah.

5). Kebiasaan merokok

Merokok berdampak buruk pada jantung dan dapat memperparah

terjadinya hipertensi dengan meningkatkan vasokonstriksi pembuluh

darah.

Risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi yaitu ketika seseorang memiliki tekanan darah 130-139/80-89 mmHg. Keadaan tersebut menyebabkan seseorang berisiko 2 kali lipat terkena hipertensi dibanding orang yang memiliki tekanan darah di bawah 120/80 mmHg (Chen, 2014).

Klasifikasi tekanan darah dapat digunakan untuk menyederhanakan pendekatan diagnostik dan menentukan terapi yang akan diberikan kepada

(27)

Tabel 2. 1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut European Society of Hypertension (ESH) 2013

Hipertensi derajat 2 160-179 dan / atau 100-109

Hipertensi derajat 3 ≥180 dan / atau ≥110

Isolated systolic Hypertension ≥140 Dan <90 (Mancia, 2013)

Klasifikasi tersebut dapat digunakan untuk kelompok usia dewasa muda, usia dewasa menengah, hingga lansia, sedangkan pada anak-anak dan remaja tidak dapat menggunakan tabel tersebut (Mancia, 2013). Prehipertensi tidak termasuk dalam kategori penyakit. Keadaan tersebut menandakan bahwa seseorang berisiko tinggi untuk terkena hipertensi sehingga perlu dicegah agar tekanan darah tidak meningkat menjadi hipertensi (JNC, 2003).

Hipertensi sistolik terisolasi atau Isolated systolic Hypertension

(28)

14

endotel, aterosklerosis, kekakuan aorta dan peningkatan wall stress dan tekanan nadi (Singh, 2012).

Peningkatan 2 mmHg tekanan darah sistolik dapat menyebabkan peningkatan 7% risiko mortalitas karena penyakit jantung iskemik. Peningkatan 10% mortalitas akibat stroke juga terjadi akibat peningkatan tekanan darah tersebut (Lewington, 2002).

Secara garis besar penyebab terjadinya hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

1). Hipertensi Primer

Hipertensi primer dapat juga disebut sebagai hipertensi esensial atau idiopatik. Peningkatan tekanan darah tersebut terjadi sebesar 95% dari kasus-kasus hipertensi. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi perifer (Gray, 2005). Perubahan genetik yang berinteraksi dengan lingkungan dapat meningkatkan resistensi perifer dan volume darah, sehingga dapat terjadi peningkatan tekanan darah. Berbagai mekanisme tejadinya peningkatan tekanan darah diperantarai oleh sistem saraf simpatik, sistem renin-angiotensin-aldosteron,

(29)

sehingga individu dengan hipertensi cenderung memiliki kandungan garam yang rendah di dalam urin (McCance, 2006). Hipertensi sebagai kondisi klinis biasanya diketahui beberapa tahun setelah terjadinya perubahan kedua hal tersebut. Beberapa mekanisme fisiologi kompensasi sekunder mulai terjadi sehingga kelainan dasar curah jantung atau resistensi perifer tidak diketahui dengan jelas (Gray, 2005).

(30)

16

2). Hiperetensi Sekunder

Sekitar 5% kasus hipertensi telah diketahui penyebabnya. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain (Tortora, 2006) :

a). Obstruksi aliran darah di ginjal atau penyakit yang merusak jaringan di ginjal akan menyebabkan ginjal melepaskan renin yang berlebihan ke dalam darah.

b). Hipersekresi aldosteron terjadi akibat adanya tumor pada kelenjar adrenal. Hipersekresi hormon tersebut dapat menstimulasi reabsorbsi garam dan air berlebihan oleh ginjal. Peningkatan reabsorbsi tersebut mengakibatkan peningkatan volume cairan tubuh.

c). Hipersekresi epinefrin dan norepinefrin terjadi karena adanya

pheocrhromocytoma, sebuah tumor medulla adrenal. Epinefrin dan norepinefrin meningkatkan denyut jantung dan kontraktilitas serta meningkatkan resisten vaskular sistemik.

Kaplan dalam Yogiantoro (2007) menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah tercantum dalam rumus dasar : Tekanan darah = curah jantung x tahanan (resistance) perifer.

(31)

arterial, perfusi jaringan dan volume ekstraseluler. Sistem tersebut dimulai dari sintesis renin oleh sel juxtaglomerulus yang mempengaruhi sistem aferen di arteriol glomerulus ginjal. Aktivasi sekresi renin diatur oleh empat hal, antara lain:

1). Mekanisme baroreseptor ginjal pada arteriola aferen dapat merubah tekanan perfusi ginjal.

2). Perubahan dalam pengiriman NaCl (perubahan konsentrasi Cl-) menuju sel makula densa yang berada di tubulus distal ginjal. Sel tersebut terletak berdekatan dengan sel juxtaglomerulus yang tergabung dalam aparatus juxtaglomerularis.

3). Reseptor β1 adrenergik yang menstimulasi atau merangsang saraf

simpatik.

4). Feedback negatif dari aktivitas langsung angiotensin II pada sel

juxtaglomerulus (Atlas, 2007).

Renin juga disintesis oleh jaringan lain, antara lain otak, kelenjar adrenal, ovarium, dan jaringan adipose viseral. Pengaturan sekresi renin menjadi kunci penting aktivitas dari SRAA (Atlas, 2007).

(32)

18

diproduksi di hepar, menjadi angiotensin I. Darah yang mengandung peningkatan jumlah angiotensin I bersirkulasi ke seluruh tubuh. Aliran darah yang melewati kapiler paru akan menyebabkan angiotensin-converting enzyme (ACE) merubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II menstimulasi korteks adrenal untuk mensekresi aldosteron. Darah yang mengandung aldosteron tersebut akan memasuki ginjal sehingga menyebabkan peningkatan reabsorbsi Na+ dan air. Akibat dari retensi garam dan air tersebut, urin yang dikeluarkan menjadi berkurang. Aldosteron juga menstimulasi ginjal untuk meningkatkan sekresi K+ dan H+ dalam urin. Peningkatan reabsorbsi air oleh ginjal menyebabkan peningkatan volume darah sehingga tekanan darah juga meningkat (Tortora, 2006).

Angiotensin II juga memiliki peran terhadap stimulasi kontraksi otot polos pada dinding arteriol. Vasokontriksi arteriol tersebut memperparah terjadinya peningkata tekanan darah (Tortora, 2006).

2. Mengkudu

Morinda citrifolia dikenal sebagai buah noni, tumbuh secara luas di daerah Pasifik dan sudah digunakan sebagai obat tradisional oleh penduduk di kepulauan sekitar Pasifik. Buah ini berasal dari Asia Tenggara (Indonesia) dan tersebar luas hingga seluruh daerah yang beriklim tropis (Nelson, 2003).

(33)

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisi : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)

Kelas : Sypmpetalae (ciri khas: memiliki daun-daun mahkota yang berlekatan satu sama lain)

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae (kopi-kopian) Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia L

Spesies yang sudah dimanfaatkan di Indonesia antara lain Morinda citrifolia dan Morinda bracteata. Morinda citrifolia dikenal sebagai mengkudu Bogor dan banyak dimanfaatkan sebagai obat (Winarti, 2005).

(34)

20

Tabel 2. 2 Komposisi Kimia Buah Mengkudu dalam 100 gram Bagian yang Dapat Dimakan

Komponen Kadar (%)

Air 89.10

Protein 2.90

Lemak 0.60

Karbohidrat 2.20

Serat 3

Abu 1.20

Lain-lain 1

(Winarti, 2005)

Tabel 2. 3 Kandungan Nutrisi dalam 100 gram Buah Mengkudu Jenis nutrisi Jumlah

Kalori (kal) 167

Vitamin A (IU) 395.83 Vitamin C (mg) 175 Riboflavin (mg) 0.33

Besi (mg) 9.17

Kalsium (mg) 325

Natrium (mg) 335

Kalium (mg) 1.12

Protein (g) 0.75

Lemak (g) 1.50

Karbohidrat (g) 51.67 (Winarti, 2005)

(35)

lemak. Asam kaproat dan asam kaprat dalam buah mengkudu menyebabkan bau busuk dan tajam menyengat, terutama pada buah matang. Cara untuk menetralisir bau tidak sedap tersebut dapat ditambahkan aroma (essence), asam sitrat dan madu, atau dicampur dengan teh dan gula (Winarti, 2005).

Beberapa zat kandungan mengkudu yang berpengaruh terhadap kesehatan antara lain (Tony, 2003) :

a. Antraquinon memiliki sifat antibakteri.

b. Asam askorbat sebagai sumber vitamin C dalam konsentrasi tinggi dan berfungsi sebagai antioksidan.

c. Scopoletin bermanfaat memperlebar pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan memperlancar peredaran darah.

d. Damanchatal dikenal sebagai zat antikanker yang bermanfaat mencegah perkembangan sel-sel kanker dalam darah.

e. Xeronine dapat mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel.

(36)

22

3. Minuman Mengkudu

(37)

Faktor yang tidak dapat diubah: a. Genetik

b. Jenis kelamin c. Usia

B. Kerangka Teori

Faktor Risiko

Faktor yang dapat diubah: a. Obesitas

b. Konsumsi alkohol c. Kurangnya olahraga d. Konsumsi garam e. Kebiasaan merokok

HIPERTENSI Minuman Mengkudu

Tekanan darah Tekanan darah

Scopoletin dalam mengkudu

= yang diteliti --- = tidak diteliti

(38)

24

C. Kerangka Konsep

Faktor risiko yang tidak dapat diubah:

a. Jenis kelamin b. Usia

HIPERTENSI Tekanan darah Minuman Mengkudu

Scopoletin dalam mengkudu

Gambar 2. 3 Kerangka Konsep

(39)

D. Hipotesis

“Konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) menurunkan tekanan

(40)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah quasy experimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan (Pretest-posttest) terhadap nilai tekanan darah penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Populasi dalam penelitian ini merupakan penderita hipertensi yang bertempat tinggal di Perumahan Karang Jati Indah II, Perumahan Kasongan dan Pedukuhan Kalirandu Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul sejumlah 32 orang.

(41)

mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain:

a. Penderita hipertensi laki-laki yang bertempat tinggal di Perumahan Karang Jati Indah II, Perumahan Kasongan dan Pedukuhan Kalirandu Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.

b. Subyek termasuk dalam kelompok usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain:

a. Subyek menggunakan obat-obatan anti-hipertensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

b. Subyek mengonsumsi kopi dan minuman keras. 3. Besar sampel

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane (jumlah populasi diketahui) (Sujarweni, 2014) :

n =

=

=

=

(42)

28

Keterangan :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = tingkat signifikan (p)

Jadi besar sampel yang akan diteliti dalam penelitia ini adalah 32 orang.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat dilakukannya penelitian ini di Perumahan Karang Jati Indah II, Perumahan Kasongan serta Pedukuhan Kalirandu Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul dan Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan antara bulan September 2015 – Januari 2016.

D. Variable Penelitian

1. Variabel Bebas : minuman mengkudu (Morinda citrifolia) 2. Variabel Tergantung : tekanan darah penderita hipertensi

(43)

E. Definisi Operasional

1. Minuman mengkudu

Minuman mengkudu dibuat dengan bahan buah mengkudu (Morinda citrifolia). Buah mengkudu tersebut dibersihkan, dikupas dengan pisau lalu dikeringkan dan dipotong kecil-kecil serta dihaluskan menggunakan

blender Sharp. Setelah menjadi serbuk, dibungkus menggunakan kertas saring teh supaya dapat diseduh saat dikonsumsi. Kertas saring yang digunakan berukuran 5,5 x 5 cm dengan dosis 500 mg. Buah mengkudu (Morinda citrifolia) yang digunakan yaitu buah mengkal berupa kulit buah berwarna putih transparan dan daging buah masih keras.

2. Tekanan darah

Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa (Guyton & Hall, 2007). Tekanan darah merupakan faktor yang penting pada sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehinga terbentuk suatu aliran darah yang menetap (Rakhmawati, 2013).

(44)

30

besar. Tekanan aorta meningkat sangat tinggi dengan penambahan volume intravaskuler yang sedikit menunjukkan kekakuan pembuluh darah pada lanjut usia (Rakhmawati, 2013).

F. Instrumen Penelitian

1. Alat-alat untuk pengukuran tekanan darah antara lain sphygmomanometer

air raksa Reister dan stetoskop dengan Littmann.

2. Alat-alat untuk membuat minuman mengkdu antara lain pisau, gunting,

blender Sharp, oven Hock, penyaring, baskom, stapler, kertas saring teh

5,5 x 5 cm dan benang teh celup.

3. Bahan yang digunakan yaitu buah mengkudu (Morinda citrifolia) dan air 2 gelas (200 ml).

4. Informed consent

G. Cara Pengumpulan Data

1. Persiapan Penelitian

a. Pembuatan proposal penelitian.

b. Penyusunan kelayakan etika penelitian dan mengajukan ke Komisi Etik FKIK UMY.

(45)

d. Menyeleksi populasi untuk dijadikan subyek penelitian dengan melakukan wawancara sesuai kuesioner agar mendapatkan kriteria inklusi dan eksklusi.

e. Memberikan penjelasan pada calon subyek penelitian dan pengisian

informed consent, sebagai bukti kesediaan bmenjadi subyek penelitian. 2. Penyediaan minuman herbal mengkudu

Langkah pembutan minuman mengkudu (Morinda citrifolia) antara lain : a. Pilih buah mengkudu mengkal (kulit buah berwarna putih transparan

dan daging buah masih keras).

b. Iris tipis-tipis dan dijemur atau dikeringkan menggunakan oven Hock

hingga menjadi simplisia kering (bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan, berupa bahan yang telah dikeringkan).

c. Hancurkan, haluskan dengan blender Sharp dan dibungkus dengan kertas saring teh dengan ukuran 5,5 x 5 cm per kantong dengan dosis 500 mg.

d. Masukkan bubuk minuman mengkudu ke dalam satu kantong teh. e. Gabungkan kantong teh dengan benang menggunakan stapler.

3. Perlakuan

(46)

32

b. Subyek penelitian mengonsumsi minuman mengkudu untuk pengontrolan hipertensi dengan dosis 500 mg dengan air 1 gelas (200 ml) untuk sekali minum. Sehari subyek meminum 2 kali yaitu setiap pagi dan sore, sebelum atau setelah makan selama 30 hari.

c. Pengukuran tekanan darah berkala setiap 3 hari sekali selama 30 hari. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

tipe air raksa Reister. Karet lingkar lengan sphygmomanometer

memiliki ukuran lebar 12,2 cm dan menutup 2/3 bagian atas lengan karena karet yang lebih kecil dengan cakupan yang kecil akan memberikan angka yang lebih tinggi (Gray, 2005).

(47)

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Tekanan darah diukur dengan menggunakan stetoskop Littmann dan

sphygmomanometer air raksa Reister yang memiliki kondisi baik yaitu permukaan air raksa sebelum digunakan menunjukkan angka nol, tidak terdapat kebocoran serta air raksa mengalir dengan baik. Sphygmomanometer

air raksa merupakan alat ukur yang tekanan darah yang standar sehingga hasil pengukuran valid dan dapat dipercaya.

Reliabilitas pada penelitian ini adalah orang yang melakukan pengukuran tekanan darah memiliki keahlian sehingga didapatkan hasil yang akurat.

I. Analisis Data

(48)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Posyandu lansia Perumahan Karang Jati Indah II, Posyandu lansia Kalirandu dan Posyandu lansia Perumahan Kasongan. Ketiga Posyandu tersebut merupakan Posyandu yang berada di Desa Bangunjiwo dan termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul, Yogyakarta. Desa Bangunjiwo terdiri dari 19 pedukuhan, yaitu Gendeng, Ngentak, Donotirto, Lemahdadi, Salakan, Sambikerep, Petung, Kenalan, Sribitan, Kalirandu, Bangen, Bibis, Jipangan, Kalangan, Gedongan, Kajen, Kalipucang, Tirto dan Sembungan.

(49)

termasuk dalam Pedukuhan Kajen memiliki anggota sejumlah 20 orang dan sebanyak 8 orang yang termasuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Jarak Posyandu lansia Perumahan Kasongan dari Posyandu lansia Perumahan Karang Jati II sekitar 1 Km ke arah timur.

2. Gambaran Kondisi Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subyek sebanyak 32 orang, terbagi menjadi 16 orang laki-laki penderita hipertensi usia 40-59 tahun dan 16 orang laki-laki penderita hipertensi usia lebih dari 60 tahun. Subyek penelitian memiliki latar belakang usia dan tekanan darah yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Subyek Penelitian Kelompok Usia 40-59 Tahun Variabel Usia (tahun) Jumlah (orang) Prosentase (%)

40-44 1 6,25

45-49 3 18,75

50-54 4 25

55-59 8 50

Total 16 100

(50)

36

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Usia Subyek Penelitian Kelompok di atas 60 Tahun

Variabel Usia (tahun) Jumlah (orang) Prosentase (%)

60-64 7 43,75

65-69 2 12,5

70-74 3 18,75

75-79 1 6,25

80-84 2 12,5

85-90 1 6,25

Total 16 100

Berdasarkan tabel 4.2, subyek penelitian kelompok usia di atas 60 tahun terbanyak berada pada rentang usia 60-64 tahun sejumlah 7 orang (43,75%). Jumlah subyek penelitian paling sedikit 1 orang (6,25%) berada pada rentang usia 75-79 tahun dan rentang usia 85-90 tahun.

3. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah

(51)

Tabel 4. 3.1 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Seduhan Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia 40-59 Tahun

No Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg) 1 Tekanan darah normal

(120-129)

0 0 3 18,75

2 Tekanan darah normal tinggi (130-139)

0 0 4 25

3 Hipertensi derajat 1 (140-159)

9 56,25 5 31,25

4 Hipertensi derajat 2 (160-179)

4 25 2 12,5

5 Hipertensi derajat 3

(≥180) 3 18,75 2 12,5

Total 16 100 16 100

(52)

38

Tabel 4. 3. 2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia di atas 60 Tahun

No Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg) 1 Tekanan darah normal

(120-129)

0 0 1 6,25

2 Tekanan darah normal tinggi (130-139)

0 0 2 12,5

3 Hipertensi derajat 1 (140-159)

5 31,25 8 50

4 Hipertensi derajat 2 (160-179)

8 50 5 31,25

5 Hipertensi derajat 3

(≥180) 3 18,75 0 0

Total 16 100 16 100

Berdasarkan tabel 4. 3. 2, didapatkan 8 orang (50%) tergolong hipertensi derajat 2 dengan prosentase terbanyak sebelum mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia di atas 60 tahun. Setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia di atas 60 tahun, didapatkan 8 orang (50%) tergolong hipertensi derajat 1 dengan prosentase terbanyak.

4. Hasil Uji Wilcoxon

(53)

hipertensi laki-laki kelompok usia 40-59 tahun dengan kelompok usia di atas 60 tahun.

Tabel 4. 4 Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek Penelitian Setelah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Kelompok Usia 40-59 Tahun dan Kelompok Usia di atas 60 Tahun

Usia Signifikan (P value)

Kelompok 40-59 tahun 0,001

Kelompok di atas 60 tahun 0,004

Uji Wilcoxon digunakan untuk menentukan terdapat atau tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas apabila skala data ordinal, interval atau rasio, tetapi tidak terdistribusi normal. Hasil uji Wilcoxon pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan nilai signifikansi (p value) terhadap penurunan tekanan darah setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) yaitu 0,001 dan pada subyek penelitian kelompok usia di atas 60 tahun yaitu 0,004 maka hipotesis (H1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) dengan penurunan tekanan darah pada hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.

B. Pembahasan

(54)

40

memiliki tekanan darah normal tinggi (0%) menjadi ada yang normal tinggi yaitu 4 orang (25%). Penurunan tekanan darah pada tabel 4. 3. 2 menunjukkan bahwa semula subyek penelitian sebanyak 3 orang (18,75%) tergolong dalam hipertensi derajat 3 menjadi tidak ada yang memiliki hipertensi derajat 3 (0%). Kondisi subyek penelitian ini mengalami penurunan tekanan darah dari tinggi menjadi tekanan darah ke arah normal. Kandungan scopoletin di dalam buah mengkudu menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga berakibat penurunan tekanan darah. Kondisi ini sesuai yang dijelaskan Hartono (2009) yaitu adanya penurunan tekanan darah yang bermakna pada lansia yang mengonsumsi kapsul ekstrak mengkudu. Mekanisme kerja

scopoletin dalam penurunan tekanan darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi otot polos vaskular sehingga tekanan darah arteri menurun, akibatnya tekanan darah juga menurun.

Scopoletin dapat berinteraksi dengan nutraceutical yaitu makanan yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan sehingga dapat mengatur tekanan darah tinggi menjadi normal (Tista, 2011).

Kondisi penurunan tekanan darah juga dijelaskan oleh Dede Husnaniyah (2010) yaitu terjadi penurunan tekanan darah penderita hipertensi setelah pemberian mengkudu. Selain sebagai vasodilator, kandungan

(55)

Berdasarkan tabel 4. 4 menunjukkan bahwa pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan p=0,001 (p<0,005) dan kelompok usia di atas 60 tahun didapatkan p=0,004 (p<0,005). Perbedaan perolehan nilai p dapat dipengaruhi oleh kekakuan dinding arteri yang terjadi sejalan dengan peningkatan usia. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penebalan dinding arteri dan pengurangan sifat elastik pada arteri besar. Peningkatan kalsifikasi pembuluh darah dan disfungsi endotel merupakan karakteristik dari penuaan arteri (arterial aging). Hal ini berkaitan dengan peningkatan tekanan darah dan tekanan nadi. Faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, sindroma metabolik dan diabetes mempercepat terjadinya penuaan pembuluh darah. Salah satu strategi utama yaitu mengontrol hipertensi dapat mencegah dan menunda terjadinya penuaan pembuluh darah sehingga dapat membuat kerja jantung semakin ringan (Lee, 2010). Subyek penelitian kelompok usia di atas 60 tahun memiliki nilai signifikansi (p value) lebih besar (p=0,004) dari nilai signifikansi (p value) pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun (p=0,001).

(56)

42

(57)

43 A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dan kelompok usia di atas 60 tahun yang mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).

2. Terdapat perbedaan nilai p terhadap penurunan tekanan darah setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) antara subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun (p=0,001) dengan kelompok usia di atas 60 tahun (p=0,004).

B. Saran

1. Saran untuk penelitian ini yaitu perlu penelitian lebih lanjut mengenai keamanan dan kemanjuran mengkudu jika diminum secara rutin dan dalam jangka waktu yang yang lama bersamaan dengan obat lain.

(58)

44

Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 5, No. 1.

Atlas, S. A. (2007). The Renin-Angiotensin Aldosteron System: Pathophysiological Role and Pharmacologic Inhibition. Supplement to Journal of Managed Care Pharmacy , 9-20.

Chen, M. A. (2014, 13 Mei). High Blood Pressure. Diakses 16 Maret 2015, dari http://www.nlm.nih.gov/medline/ency/article/000468.htm

Depag. (2009). Al-Qur'an al-Karim. Bandung: CV. Diponegoro.

Depkes. (2008). Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) 2007. Jakarta: Depkes RI. Depkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Depkes RI. Gray, H. H. (2005). Lecture Notes Kardiologi Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Guyton, Arthur C & J. E. Hall. (2007). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Hartono, Ibnu S. E. (2009). Pengaruh Mengkudu (Morinda citrifolia) Terhadap Hipertensi pada Kelompok Usia Lanjut. Yogyakarta: FKIK UMY.

Herawati, W. D. (2013). Teknik Budidaya Tanaman Teh. Yogyakarta: Trans Idea Publishing.

Husnaniyah, Dede. (2010). Perbandingan Daya Guna Mengkudu (Morinda citrifolia) dan Seledri (Apium graveolans L) Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: FKIK UMY.

JNC (Joint National Committee), 7th. (2003). The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Amerika: National High Blood Pressure Education Program.

(59)

Leite et al. (2015). Electrochemical Characterizatiton of Scopoletin, a 7-Hydroxy-6-Methoxy-Coumarin. International journal of Electrochemical Science, 5714-5725.

Lewington, S. (2002). Age-Specific Relevance of Usual Blood Pressure to Vascular Mortality: a Meta-Analysis of Individual Data for One Million Adults in 61 Prospective Studies. The Lancet , 1903-1913.

Liliana, W. 2005. Kajian Proses Pembuatan Teh Herbal Dari Seledri (Apium graveolens L). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Mancia, G. (2013). 2013 ESH/ESC Guidelines for the Management of Arterial Hypertension. Journal of Hypertension , 1281-1357.

McCance, K. L. (2006). Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. USA: Elsevier.

Morgan, T & Stephen Harrap. (2007). Hypertension in the Asian Pacific Region the Problem and the Solution. Hypertension in the Asian Pacific Region. Beijing:

The Asian Pacific Society of Hypertension.

Nelson, S. C. (2003). Morinda citrifolia L. Rubiaceae (Rubioideae) Coffee family.

Species Profies for Pacific Island Agroforestry , 1-13.

Rakhmawati, S. (2013). Hubungan Antara Derajat Hipertensi pada Pasien Usia Lanjut dengan Komplikasi Organ Target di RSUP Dokter Kariadi Semarang Periode 2008-2012. Semarang: Undip. Diakses tanggal 26 Agustus 2015, dari http://eprints.undip.ac.id/44168/

Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Singh, D. R. (2012). Morinda citrifolia L. (Noni): A Review of the Scientific Validation for its Nutritional and Therapeutic Properties. Journal of Diabetes and Endocrinology Vol. 3 , 77-91.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

(60)

46

Tony, H. 2003. Mengkudu, Khasiat dan Peluang Usahanya. Semarang: CV. Aneka Ilmu

Tortora, G. J. (2006). Principles of Anatomy and Physiology. USA: Biological Sciences Textbooks Inc.

Waha, M. G. (2000). Sehat dengan Mengkudu. Jakarta: MSF Group.

Wahdah, N. (2011). Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes (Mendeteksi, Mencegah Dan Mengobati Dengan Cara Medis dan Herbal). Yogyakarta: Multi Press. Wang, Mian-Ying, Lin Peng, Vicki Weidenbacher-Hoper, Shixin Deng, Gary

Anderson, & Brett J. West. (2012). Noni Juice Improves Serum Lipid Profiles and Other Risk Markers in Cigarette Smokers. The Scientific World Journa Vol. 2012.

Winarti, C. (2005). Peluang Pengembangan Minuman Fungsional dari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Jurnal Litbang Pertanian , 149-155.

WHO. (2013). High Blood Pressure Global and Regional Overview. Geneva: WHO. WHO. (2013). High Blood Pressure Global and Regional Overview. New Delhi:

WHO.

Yogiantoro, M . (2007). Hipertensi Esensial. In Sudoyo A. W. et al, Ilmu Penyakit Dalam (pp. 599-600). Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Yoon, S. S. (2012). Hypertension Among Adults in the United States, 2009-2010.

(61)

47 Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Subyek Penelitian (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Pekerjaan :

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian yang dilakukan oleh Nasya Kamila Tsania Mas’udi, mahasiswa Program Studi Pendidikan Doker, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Konsumsi Minuman Mengkudu

(Morinda Citrifolia) Terhadap Hipertensi pada Laki-Laki Usia 40-59 Tahun dan

Usia di atas 60 Tahun”.

Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi subyek pada penelitian ini.

Yogyakarta, Subyek

(62)

48 Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

A.Identitas Responden

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin : Alamat : Pekerjaan :

B.Pertanyaan pilihan dan isian

1. Apakah Bapak sering mengukur tekanan darah Bapak? a. Ya b. Tidak

2. Apakah Bapak menderita hipertensi ? a. Ya b. Tidak

3. Jika jawaban no.2 Ya, berapa lama Bapak menderita hipertensi ? (bulan / tahun)

4. Apakah Bapak mengonsumsi obat anti-hipertensi ? a. Ya b. Tidak

5. Jika jawaban no.4 Ya, obat hipertensi jenis apa yang dikonsumsi ? ... 6. Berapa lama Bapak mengonsumsi obat tersebut ? ...

7. Apakah Bapak pernah mengonsumsi obat herbal? a. Ya b. Tidak

8. Jika jawaban no.9 Ya, jenis obat herbal apa yang dikonsumsi? ……… 9. Apakah Bapak mempunyai penyakit selain hipertensi ?

a. Ya b. Tidak

(63)

49

TD sebelum minum minuman mengkudu :

(64)

50 Lampiran 4

Hasil Olah Data SPSS

Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Tests of Normality

a Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek Penelitian Setelah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Kelompok Usia 40-59 Tahun

Test Statistics(b)

TDSsesudah - TDSsebelum

Z -3.208(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek Penelitian Setelah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Kelompok Usia di atas 60 Tahun

Test Statistics(b)

TDSsesudah - TDSsebelum

Z -2.847(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

(65)

1

DIFFERENT EFFECT OF NONI (Morinda cirifolia)

DRINK CONSUMPTION ON MALE HYPERTENSIVE PATIENTS AGED 40-59 YEARS AND OVER 60 YEARS OLD

PERBEDAAN PENGARUH KONSUMSI MINUMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

LAKI-LAKI USIA 40-59 TAHUN DAN USIA DI ATAS 60 TAHUN

Nasya Kamila Tsania Mas’udi1

, Tri Pitara Mahanggoro2

Mahasiswi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dosen Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta disability and sudden death. Treatment of hypertension also took a long and costly so that a male patient who was the bread winner of the family would be burden on the economy. The use of medicinal plants needed to lower blood pressure was a right alternative option, both in terms of economic or benefits, such as the using of noni fruit (Morinda citrifolia). The content of scopoletin in noni fruit caused vasodilatation resulting in a decrease in blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of differences in beverage consumption of noni (Morinda citrifolia) on male hypertensive patients aged 40-59 years with over 60 years of age. Quasy experimental designed with pre-post treatment (pretest- posttest) was the method. Sampling was done by using purposive sampling. Sixteen patients with hypertension aged 40-59 years and sixteen hypertensive patients aged above 60 years of were consuming noni for 30 days and were measured before and after consuming the drink. Blood pressure was measured using a sphygmomanometer. Analysis of the data used to test the hypothesis was the Wilcoxon test. The result showed that the research subjects 40-59 years age group was obtained p = 0.001 (p < 0.005) and the age group above 60 years was obtained p = 0.004 (p < 0.005) after consuming the drinks of noni (Morinda citrifolia). There was a significant decrease in blood pressure in the research subjects 40-59 years age group and the age group above 60 years who consumed the drinks of noni (Morinda citrifolia).

(66)

2 Intisari

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat berpengaruh bagi timbulnya penyakit jantung dan serebrovaskular serta sebagai penyebab morbiditas utama. Tingkat keganasan tinggi yang dimiliki oleh hipertensi dapat menyebabkan cacat permanen dan kematian mendadak. Pengobatan hipertensi juga membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal sehingga penderita laki-laki yang menjadi tulang punggung kehidupan akan membebani perekonomian keluarga. Penggunaan tanaman obat diperlukan untuk menurunkan tekanan darah merupakan pilihan alternatif yang tepat, baik dari segi ekonomis atau manfaatnya, salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia). Kandungan scopoletin di dalam buah mengkudu menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga berakibat penurunan tekanan darah. Metode yang digunakan quasy eksperimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan ( Pretest-posttest). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Enam belas penderita hipertensi usia 40-59 tahun serta enam belas penderita hipertensi usia di atas 60 tahun mengonsumsi minuman mengkudu selama 30 hari yang dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman mengkudu. Tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan p=0,001 (p<0,005) dan kelompok usia di atas 60 tahun didapatkan p=0,004 (p<0,005) setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia). Terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dan kelompok usia di atas 60 tahun yang mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).

(67)

3 PENDAHULUAN

Hipertensi atau tekanan darah

tinggi sangat berpengaruh bagi

timbulnya penyakit jantung dan

serebrovaskular serta sebagai

penyebab morbiditas utama (Morgor,

2007).

Tingkat keganasan tinggi yang dimiliki oleh hipertensi dapat menyebabkan cacat permanen dan kematian mendadak. Pengobatan hipertensi juga membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal sehingga penderita laki-laki yang menjadi tulang punggung kehidupan akan membebani perekonomian keluarga. (Wahdah, 2011).

Hipertensi merupakan hal penting yang menjadi penyebab kematian dini di seluruh dunia, membunuh hampir 9,4 juta orang per tahun dan terus meningkat setiap

(68)

4 Prosentase hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dibanding wanita terjadi hingga usia 45 tahun. Prosentase tersebut mencapai angka yang sama pada usia 45-54 tahun dan 55-64 tahun. Setelah itu, prosentase hipertensi akan lebih tinggi pada wanita (AHA, 2013).

Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional yang sering dikenal sebagai tanaman obat sudah dimanfaatkan sejak lama untuk

menurunkan tekanan darah salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia) (Waha, 2000).

Bunga, daun, buah, kulit dan akar mengkudu memiliki kandungan senyawa seperti alkaloid, scopoletin

dan damnacanthal (Singh, 2012).

Scopoletin bermanfaat memperlebar pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan memperlancar peredaran darah (Tony, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diteliti perbedaan pengaruh konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah quasy eksperimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan

(Pretest-posttest). Subyek penelitian sejumlah 32 orang diambil dengan teknik purposive sampling yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

(69)

5 Kalirandu Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul serta subyek termasuk dalam kelompok usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun.

Kriteria eklsklusi yaitu subyek menggunakan obat-obatan anti-hipertensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dan subyek mengonsumsi minuman keras.

Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara sesuai kuesioner agar mendapatkan kriteria inklusi dan eksklusi kemudian subyek penelitian diminta untuk mengisi

informed consent.

Pengumpulan data dimulai dengan mengukur tekanan darah subyek kemudian meminta subyek mengonsumsi minuman mengkudu dengan dosis 500 mg dengan air 1 gelas (200 ml) untuk sekali minum. Sehari subyek meminum 2 kali yaitu

setiap pagi dan sore, sebelum atau setelah makan selama 30 hari. Pengukuran tekanan darah setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) dilakukan setiap 3 hari sekali. Penelitian dilaksanakan antara bulan September 2015 – Januari 2016. Skala pengukuran yang diperoleh berupa skala numerik. Analisis data menggunakan uji

Wilcoxon.

HASIL PENELITIAN

(70)

6 Bantul, Yogyakarta Subyek penelitian yang berasal dari Posyandu lansia Perumahan Karang Jati berjumlah 10 orang, 14 orang berasal dari Posyandu Kalirandu dan 8 orang berasal dari Posyandu Perumahan Kasongan. Gambaran kondisi subyek penelitian

Penelitian ini menggunakan subyek sebanyak 32 orang, terbagi menjadi 16 orang laki-laki penderita hipertensi usia 40-59 tahun dan 16 orang laki-laki penderita hipertensi usia lebih dari 60 tahun.

Tabel 1.1 Daftar Distribusi Subyek Penelitian Kelompok Usia 40-59 Tahun Variabel Usia (tahun) Jumlah (orang) Prosentase (%)

40-44 1 6,25

45-49 3 18,75

50-54 4 25

55-59 8 50

Total 16 100

Berdasarkan tabel 1.1, subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun terdapat sejumlah 8 orang (50%) yang merupakan jumlah responden

terbanyak dengan rentang usia 55-59 tahun. Jumlah subyek penelitian paling sedikit berada pada rentang usia 40-44 tahun yaitu 1 orang (6,25%).

Tabel 1.2 Daftar Distribusi Usia Subyek Penelitian Kelompok di atas 60 Tahun

Variabel Usia (tahun) Jumlah (orang) Prosentase (%)

(71)

7

Total 16 100

Berdasarkan tabel 1.2, subyek penelitian kelompok usia di atas 60 tahun terbanyak berada pada rentang usia 60-64 tahun sejumlah 7 orang (43,75%). Jumlah subyek penelitian paling sedikit 1 orang (6,25%) berada

pada rentang usia 75-79 tahun dan rentang usia 85-90 tahun.

Hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) berdasarkan klasifikasi

tekanan darah

Tabel 2.1 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia 40-59 Tahun

No Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg) 1 Tekanan darah normal

(120-129)

0 0 3 18,75

2 Tekanan darah normal tinggi (130-139)

0 0 4 25

3 Hipertensi derajat 1 (140-159)

9 56,25 5 31,25

4 Hipertensi derajat 2 (160-179)

4 25 2 12,5

5 Hipertensi derajat 3

(≥180) 3 18,75 2 12,5

Total 16 100 16 100

Berdasarkan tabel 2. 1, didapatkan 9 orang (56,25%) tergolong hipertensi derajat 1 dengan prosentase terbanyak sebelum

(72)

8 (Morinda citrifolia) pada kelompok usia 40-59 tahun, didapatkan 5 orang

(31,25%) tergolong hipertensi derajat 1 dengan prosentase terbanyak.

Tabel 2. 2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia di atas 60 Tahun

No Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg) 1 Tekanan darah normal

(120-129)

0 0 1 6,25

2 Tekanan darah normal tinggi (130-139)

0 0 2 12,5

3 Hipertensi derajat 1 (140-159)

5 31,25 8 50

4 Hipertensi derajat 2 (160-179)

8 50 5 31,25

5 Hipertensi derajat 3

(≥180) 3 18,75 0 0

Total 16 100 16 100

Berdasarkan tabel 2. 2, didapatkan 8 orang (50%) tergolong hipertensi derajat 2 dengan prosentase terbanyak sebelum mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia di atas 60 tahun. Setelah mengonsumsi

minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia di atas 60 tahun, didapatkan 8 orang (50%) tergolong hipertensi derajat 1 dengan prosentase terbanyak.

(73)

9

Tabel 3 Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek Penelitian Setelah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Kelompok Usia 40-59 Tahun dan Kelompok Usia di atas 60 Tahun

Usia Signifikan (P value)

Kelompok 40-59 tahun 0,001

Keompok di atas 60 tahun 0,004

Hasil uji Wilcoxon pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan nilai signifikansi (p value) terhadap penurunan tekanan darah setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) yaitu 0,001 dan pada subyek penelitian kelompok usia di atas 60 tahun yaitu 0,004 maka hipotesis (H1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) dengan penurunan tekanan darah pada hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.

DISKUSI

(74)

10 arah normal. Penurunan tekanan darah ini disebabkan oleh kandungan

scopoletin di dalam buah mengkudu menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga berakibat penurunan tekanan darah. Kondisi ini sesuai yang dijelaskan Hartono (2009) yaitu adanya penurunan tekanan darah yang bermakna pada lansia yang mengonsumsi kapsul ekstrak mengkudu. Mekanisme kerja

scopoletin dalam penurunan tekanan darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi otot polos vaskular sehingga tekanan darah arteri menurun, akibatnya tekanan darah juga menurun. Scopoletin dapat berinteraksi dengan nutraceutical yaitu makanan yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan sehingga

dapat mengatur tekanan darah tinggi menjadi normal (Tista, 2011).

Kondisi penurunan tekanan darah juga dijelaskan oleh Dede Husnaniyah (2010) yaitu terjadi penurunan tekanan darah penderita hipertensi setelah pemberian mengkudu. Selain sebagai vasodilator, kandungan scopoletin dalam buah mengkudu berfungsi sebagai antioksidan (Leite et al., 2015). Antioksidan menghambat stres oksidatif yang memperparah terjadinya peningkatan tekanan darah (Wang, 2012).

(75)

11 dipengaruhi oleh kekakuan dinding arteri yang terjadi sejalan dengan peningkatan usia. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penebalan dinding arteri dan pengurangan sifat elastik pada arteri besar. Peningkatan kalsifikasi pembuluh darah dan disfungsi endotel merupakan karakteristik dari penuaan arteri (arterial aging). Hal ini berkaitan dengan peningkatan tekanan darah dan tekanan nadi. Faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, sindroma metabolik dan diabetes mempercepat terjadinya penuaan pembuluh darah. Salah satu strategi utama yaitu mengontrol hipertensi dapat mencegah dan menunda terjadinya penuaan pembuluh darah sehingga dapat membuat kerja jantung semakin ringan (Lee, 2010). Subyek

penelitian kelompok usia di atas 60 tahun memiliki nilai signifikansi (p value) lebih besar (p=0,004) dari nilai signifikansi (p value) pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun (p=0,001).

Perbedaan nilai signifikansi (p value) antara subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dengan kelompok usia di atas 60 tahun pada tabel 3 juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor internal yaitu genetik. Sebagian besar subyek penelitian memaparkan bahwa di dalam keluarga memiliki riwayat hipertensi. Faktor eksternal antara lain asupan garam, stres dan obesitas (Anggara & Prayitno, 2013). Faktor eksternal ini tidak dapat dikendalikan dengan mudah.

Gambar

Gambar 2. 1 Prevalensi Usia Standar Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah pada Dewasa Usia 25 Tahun atau Lebih Berdasarkan Wilayah WHO Tahun 2008 (WHO, 2013)
Tabel 2. 1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut European Society of Hypertension (ESH) 2013
Tabel 2. 2 Komposisi Kimia Buah Mengkudu dalam 100 gram Bagian yang Dapat Dimakan
Gambar 2. 2 Kerangka Teori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia merupakan sebuah Negara yang memiliki beranekaragam suku dan budaya. Kebudayaan di indonesia sangat di junjung tinggi karena merupakan sebuah

Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan yaitu kejadian hujan yang paling sering terjadi adalah kejadian hujan durasi 3 jam yaitu sebanyak 150 kejadian atau 45,45%

Struktur tanah di ladang organik jauh lebih baik yang menyebabkan kurangnya pencemaran daripada nitrat dan lebih sihat untuk pertumbuhan tanaman, dan pertanian

Apakah saat memegang bahan baku seperti daging giling, tahu dan bumbu menggunakan tangan telanjang (tanpa sarung tangan atau alat apapun)?. Apakah setelah daging digiling

Penyuluhan melalui berbagai media seperti media cetak, elektronik, spanduk, serta berbagai seminar pajak yang dilakukan oleh Ditjen Pajak diharapkan dapat membawa pesan

Dikarenakan data contoh yang digunakan tidak diketahui nilai dari kedua parameter, maka persamaan yang digunakan baik bagan kendali

Kwa mujibu wa data zilizopatikana, kirai nomino katika lahaja ya Kimakunduchi kina dhima zifuatazo za kisarufi ; dhima ya kiima ambayo ni neno, kirai au kishazi ambacho