• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Kinerja Guru Honorer Pendidikan Agama Islam Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Tahun Pelajaran 2016/2017. - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Kinerja Guru Honorer Pendidikan Agama Islam Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Tahun Pelajaran 2016/2017. - Test Repository"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN

KINERJA GURU HONORER PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PAI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh :

Milya Angreranti, S.Pd

NIM : M1.14.004

Thesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)

iv

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Kinerja Guru Honorer Pendidikan Agama Islam Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Tahun Pelajaran 2016-2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh lingkungan sekolah dan kinerja guru honorer di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung terhadap prestasi belajar siswa secara parsial maupun simultan.

Penelitian dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat menjelaskan fenomena bagaimana pengaruh dua variabel atau lebih dan seberapa tingkat pengaruhnya dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian dalam tesis ini adalah kelas lima yang terdapat dua SDN di kecamatan Karangrayung.

Variasi data penelitian pada variabel lingkungan sekolah di SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung diperoleh mean sebesar 45,56 dengan standar deviasi 4,849. Variabel kinerja guru honorer diperoleh mean sebesar 44,33 dengan standar deviasi 3,381. Variabel prestasi belajar diperoleh mean sebesar 85,64 dengan standar deviasi 7,068. Variabel lingkungan sekolah di SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung memiliki kriteria sangat baik 28 %, baik 64 %, dan kriteria cukup 8%. Dan lingkungan sekolah SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung termasuk dalam kriteria baik yang terletak pada interval 39-49. Variabel kinerja guru honorer SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung diketahui kriteria sangat baik 44%, baik 56 %, dan kriteria cukup 0%. Dan diperoleh mean sebesar 44,33 yang terletak pada interval 35-45 juga dalam kategori baik.

Hasil analisis regresi parsial maupun ganda menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang positif lingkungan sekolah SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung terhadap prestasi belajar siswa sebesar 2,7% dengan persamaan regresi Y = 74,776 + 0,238 X1. Ini menunjukkan jika lingkungan sekolah

meningkat 1 poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebanyak 2,7%, (2) terdapat pengaruh yang positif kinerja guru honorer SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung terhadap prestasi belajar siswa sebesar 13,7% dengan persamaan regresi Y = 51,354 + 0,773 X2. Ini menunjukkan jika kinerja guru honorer

meningkat 1 poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebanyak 13,7%. Dan (3) terdapat pengaruh yang positif lingkungan sekolah dan kinerja guru honorer SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa sebesar 13,7% dengan persamaan regresi Y= 51,578 - 0,014 X1 + 0,783 X2.

(5)

v

ABSTRACT

This research aims to know the influence of school environment and the performance of the honorary teacher in SD Negeri Jetis I dan SD Negeri Nampu I Karangrayung toward the learning achievements partially or simultaneous.

The study as designed as a research survey that is explain the phenomenon of how the influence of two or more variables and how the level of influence by using quantitative methods. Sample of the research in this thesis is fifth-grade in two SD Negeri in Karangrayung district.

Variation of the research data on the school's environment variables in SD Negeri Jetis I and SD Negeri Nampu I Karangrayung obtained the mean of 45.56 with standard deviation 4.849. Honorary teacher performance variables obtained the mean of 44.33 with standard deviation 3.381. The learning achievements obtained variable mean of 85.64 with standard deviation 7.068. The school environment variables in SD Negeri Jetis I and SD Negeri Nampu I Karangrayung

have the criteria excellent 28%, good 64% and adequate 8%. School environment in SD Negeri Jetis I and SD Negeri Nampu I Karangrayung consider in the criteria of good lies on the interval 39-49. Honorary teacher performance variables in SD Negeri Jetis I and SD Negeri Nampu I Karangrayung have the criteria excellent 44%, good 56% and adequate 0%. Retrieved the mean of 44.33 located at intervals 35-45 also in the category of good. Analysis results of partial regression or double recreation show that (1) there is a positive influence of school environment SD Negeri Jetis I and SD Negeri Nampu I Karangrayung toward the learning achievement as much as 2.7% with the regression equation Y = 74.776 + 0.238 X1. This shows if the school environment increased by one point then the

learning achievements of students will be increased by 2.7%, (2) there is a positive influence on the performance of the honorary teacher of SD Negeri Jetis I and SD Negeri Nampu I Karangrayung toward the learning achievement as much as 13.7% with the regression equation Y = 51,354 + 0,773 X2. This shows if the

performance of the honorary teacher increased by one point then the learning achievements of students will be increased by 13.7%, and (3) there is a positive influence of school environment and the performance of the honorary teacher in

SD Negeri Jetis I and SD Negeri Nampu I Karangrayung together toward students’ learning achievement as much as 13.7% with the regression equation Y= 51,578 - 0,014 X1 + 0,783 X2.

(6)

vi

PRAKATA

Bismillaahirrakhmaanirrakhim,

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi maha Penyayang. Peneliti panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, taufik serta inayahNya penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan tesis dengan judul: “Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Kinerja

Guru Honorer Pendidikan Agama Islam Terhadap Prestasi Belajar Siswa Tahun Pada Mata Pelajaran PAI Pelajaran 2016-2017” dengan baik.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada nabi Allah Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam sehingga dapat menjadi bekal hidup berupa ilmu pengetahuan baik di dunia maupun diakhirat.

Tesis ini merupakan tugas akhir dan syarat wajib guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.

Penulis dalam menyelesaikan tesis ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari beberapa pihak, maka dalam kesempatan ini dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga

3. Hammam, Ph.D., selaku ketua Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Pascasarjana Salatiga

4. Noor Maliha, Ph.D., selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran ditengah-tengah kesibukannya, beliau selalu memberikan bimbingan sampai penulisan tesis ini selesai.

5. Ayahanda Mugiono dan Ibunda Kunarni yang selalu ada dalam suka dukaku. 6. Kakak-kakakku Iwan, Malik, Hapsari dan Adik ku tercinta Ovi, yang selalu

memberi dukungan saya dalam suka maupun duka.

(7)
(8)

viii

A. Jenis dan Tempat Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... C. Variabel Penelitian ... D. Teknik Pengumpulan Data ...

E. Analisis Data ...

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN ...

A.

Analisis Pendahuluan ...

(9)

ix BAB V

D.

Pembahasan Hasil Penelitian ... PENUTUP ...

A. Simpulan ... B. Saran ...

33 36 37

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... BIOGRAFI PENULIS ...

(10)

x Skor Lingkungan Sekolah SDN Jetis I ... Skor Lingkungan Sekolah SDN Nampu I ... Skor Kinerja Guru Honorer SDN Jetis I ... Skor Kinerja Guru Honorer SDN Nampu I ... Prestasi Hasil Belajar SDN Jetis I ... Prestasi Hasil Belajar SDN Nampu I ... Deskriptif Statistik ... Diskripsi Lingkungan Sekolah SDN Jetis I ... Diskripsi Lingkungan Sekolah SDN Nampu I ... Diskripsi Kinerja Guru Honorer SDN Jetis I ... Diskripsi Kinerja Guru Honorer SDN Nampu I ... Hasil Uji Pengaruh Lingkungan Sekolah (X1) terhadap Prestasi

Belajar PAI (Y) ... Hasil Uji Pengaruh Kinerja Guru Honorer (X2) terhadap

Prestasi Belajar PAI (Y) ... Hasil Uji Pengaruh Lingkungan Sekolah (X1) dan Kinerja Guru

Honorer (X2) secara Bersama-sama terhadap Prestasi Belajar

(11)

xi

Instrumen Uji Coba Lingkungan Sekolah ... Instrumen Uji Coba Kinerja Guru Honorer... Hasil Uji Coba Lingkungan Sekolah ... Hasil Uji Coba Kinerja Guru Honorer ... Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Lingkungan Sekolah ... Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kinerja Guru Honorer ... Instrumen Penelitian Lingkungan Sekolah ... Instrumen Penelitian Kinerja Guru Honorer ... Data Hasil Penelitian Lingkungan Sekolah SDN Jetis I ... Data Hasil Penelitian Lingkungan Sekolah SDN Nampu I... Data Hasil Penelitian Kinerja Guru Honorer SDN Jetis I ... Data Hasil Penelitian Kinerja Guru Honorer SDN Nampu I ...

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh penting untuk perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa, serta pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan siswa yang dapat berperan dalam masyarakat yang akan datang, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat, hal tersebut bisa dilakukan melalui pemberian bimbingan, pelatihan dan pengajaran.1 Pendidikan juga merupakan kebutuhan setiap warga negara yang selalu mendambakan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai unsur pokok dalam pembangunan negara. Tujuan pendidikan di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Berdasarkan rumusan tujuan pendidikan tersebut, maka keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah merupakan amanat undang-undang yang harus diwujudkan oleh lembaga pendidikan sebagai tujuan yang hendak dicapai. Peningkatan kecerdasan dan perkembangan potensi siswa hanya akan dapat diwujudkan jika lingkungannya mendukung, serta kinerja gurunya yang baik. Semakin lingkungan mendukung dan kinerja guru baik, maka semakin meningkat pula prestasi belajar siswa dalam pendidikan agama Islam. Sejalan dengan penalaran ini, lingkungan sekolah yang mendukung dan kinerja guru yang baik tidak hanya penting tetapi merupakan sebuah keharusan untuk meningkatkan kualitas prestasi siswa dalam pendidikan agama Islam.

1 Umar Tirtaraharja dan La Solu, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Ditjend Pendidikan

Tinggi, Depdikbud, 1994, 20.

(13)

2

Keberhasilan pembelajaran merupakan harapan baik oleh institusi pendidikan maupun siswa Oleh karena itu, keberhasilan pembelajaran selalu diupayakan dan diperjuangkan agar dapat menjadi kenyataan. Namun tidak semua guru menyadari akan tujuan pendidikan nasional tersebut. Berdasarkan pra-observasi di SD Negeri Jetis dan SD Negeri Nampu yang peneliti lakukan, banyak ditemukan kasus pada guru honorer PAI terkait dengan tugas mereka sebagai pendidik. Misalnya, guru honorer PAI di SD Neger Jetis dan Nampu menjadikan tugasnya sebagai pendidik menjadi sebuah profesi sampingan, sehingga saat guru seharusnya mengajar pada jam-jam yang sudah ditentukan atau dijadwalkan tapi, yang sudah terjadi mereka tidak hadir karena alasan mempunyai pekerjaan sampingan lain yang gajinya lebih menguntungkan. Selain itu, ada guru honorer PAI di SD Negeri Jetis dan Nampu, yang datang telat masuk kelas dan hanya memberi tugas tanpa menerangkan isi materi dan saat siswa mengerjakan tugas di kelas, ada guru yang duduk di ruang guru sambil bermain handphone. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh lingkungan sekolah dan kinerja guru honorer PAI terhadap prestasi belajar siswa pada mapel PAI di SD Negeri Jetis dan SD Negeri Nampu 1.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Sejauhmana pengaruh lingkungan sekolah di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Kec.Karangrayung, Kab. Grobogan terhadap prestasi belajar siswa? 2. Sejauhmana pengaruh kinerja guru honorer di SD Negeri Jetis 1 dan Nampu 1

Kec.Karangrayung, Kab. Grobogan terhadap prestasi belajar siswa?

3. Sejauhmana pengaruh lingkungan sekolah dan kinerja guru honorer secara bersama-sama di SD Negeri Jetis 1 dan Nampu 1 Kec.Karangrayung, Kab. Grobogan terhadap prestasi belajar siswa Mapel PAI?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(14)

3

b. Menemukan pengaruh kinerja guru honorer di SD Negeri Jetis 1 dan Nampu 1 Kec.Karangrayung, Kab. Grobogan terhadap prestasi belajar siswa.

c. Menemukan pengaruh lingkungan sekolah dan kinerja guru honorer secara bersama-sama di SD Negeri Jetis 1 dan Nampu 1 Kec.Karangrayung, Kab. Grobogan terhadap prestasi belajar siswa pada Mapel PAI.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Dari segi teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pendidikan agama Islam. Pengembangan ilmu melalui penelitian, kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai tinjauan pustaka atau rujukan.

b. Manfaat Praktis 1) Bagi Sekolah

a) Memperoleh gambaran tentang pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SD Negeri Jetis 1 dan SD Negeri Nampu 1 Kec. Karangrayung, Kab. Grobogan.

b) Memperoleh gambaran tentang pengaruh kinerja guru honorer terhadap prestasi belajar siswa di SD Negeri Jetis 1 dan SD Negeri Nampu 1 Kec. Karangrayung, Kab. Grobogan.

c) Memperoleh gambaran tentang pengaruh lingkungan sekolah dan kinerja guru honorer secara bersama-sama di SD Negeri Jetis 1 dan Nampu 1 Kec. Karangrayung, Kab. Grobogan terhadap prestasi belajar siswa pada Mapel PAI.

2) Bagi Guru

a) Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi guru baik guru honorer maupun tetap untuk lebih meningkatkan kinerjanya.

b) Dapat memberi motivasi pentingnya kinerja guru bagi prestasi belajar siswa.

3) Bagi siswa

(15)

4

D. Kajian Pustaka

Setelah diadakan telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini, ada beberapa penelitian yang hampir sama, diantaranya adalah:

Penelitian yang di lakukan oleh Odeh dkk, tentang Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Akademik Siswa Sekolah Menengah di Kawasan "A" Kabupaten Senatorial Kabupaten Benue Nigeria.3 Hasil dari penelitian Odeh dkk,

menunjukan bahwa iklim sekolah, disiplin dan fasilitas sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik siswa menengah di zona “A” kecamatan senatorial Benue. Berdasarkan temuan penelitian ini, Odeh dkk, merekomendasikan antara lain yang sesuai dengan otoritas sekolah harus menyediakan lingkungan sekolah yang kondusif yang memiliki iklim yang baik. Pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Lingkungan seperti ini harus aman, siswa diperlakukan secara adil oleh guru dan senang berada di sekolah sekaligus merasa mereka adalah bagian dari sekolah. Dari penelitian Odeh dkk, peneliti menarik kesimpulan bahwa otoritas sekolah harus menyediakan lingkungan sekolah yang kondusif yang memiliki iklim yang baik serta pengajaran dan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan semangat siswa dalam proses belajar mengajar. Sedangkan perbedaan antara penelitian yang di lakukan oleh Odeh dkk, dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah Odeh dkk, lebih berfokus pada lingkungan sekolahnya sedangkan peneliti tidak hanya berfokus pada lingkungan sekolah saja akan tetapi juga gurunya.

Selain penelitian yang dilakukan Odeh dkk, peneliti bisa lihat juga penelitian dari Shamaki Timothy Ado, yaitu tentang Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Akademik Siswa dalam Matematika: Studi Kasus Beberapa Sekolah Menengah Terpilih di Negara Bagian Yobe - Nigeria.4 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar siswa

3 Odeh.R.C, Oguche, O.Angelina and Ivagher, Ezekiel Dondo, “Influence Of School Environment On Academic Achievement Of Students In Secondary Schools in Zone “A” Senatorial

District Of Benue State Nigeria”, International Journal of Recent Scientific Research, Vol.6, Issue, 7, July,2015, 4920.

4 Shamaki Timothy Ado, “Influence of Learning Environment on Students’ Academic Achievement in Mathematics: A Case Study of Some Selected Secondary School in Yobe State-

(16)

5

terhadap prestasi belajar Matematika di sekolah menengah tingkat atas. Dengan demikian penelitian tersebut menyelidiki beberapa komponen dari lingkungan belajar dan kemungkinan pengaruh prestasi akademik siswa dalam Matematika. Sebuah sampel dari 337 siswa kelas SS II dipilih secara acak, dari populasi 1682 siswa di Poliskum LGA, Negara Yobe. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif serta t-tes. Hasilnya menunjukan ada perbedaan signifikan antara kinerja rata-rata siswa yang diajarkan di lingkungan belajar yang bagus atau ideal dengan siswa yang diajarkan di lingkungan belajar yang membosankan dengan tingkat signifikansi 0,05. Temuan tersebut di diskusikan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan belajar dan prestasi akademik dalam Matematika. Oleh karena itu, rekomendasi dibuat untuk perbaikan lingkungan belajar. Dari penelitian Shamaki Timothy Ado, peneliti menarik kesimpulan bahwa lingkungan belajar yang bagus sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukan oleh perbedaan yang signifikan. Sedangkan, perbedaan antara penelitian yang di lakukan oleh Shamaki Timothy Ado, dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah Shamaki Timothy Ado, lebih berfokus pada lingkungan sekolahnya sedangkan peneliti tidak hanya berfokus pada lingkungan sekolah saja akan tetapi juga terhadap guru nya.

Penelitian lain yang bisa kita lihat yaitu penelitian yang dilakukan oleh A.S. Arul Lawrence, Pengaruh lingkungan sekolah dan prestasi akademik siswa IX.5 Studi ini tentang lingkungan sekolah dan standar prestasi akademik siswa IX

diteliti untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekolah dengan standar prestasi akademik siswa kelas IX. Data untuk penelitian dikumpulkan dengan menggunakan self-made School Environment Scale (SES). Peneliti menggunakan stratifikasi teknik pengambilan sampel secara acak untuk pemilihan sampel. Sampel terdiri dari 400 siswa kelas IX. Untuk menganalisa data “t” test dan momen produk Pearson co-efficient adalah teknik statistik yang digunakan. Temuan menunjukan tidak ada hubungan signifikan antara lingkungan sekolah dan prestasi akademik siswa kelas IX. Dari penelitian yang dilakukan oleh A.S

5 A.S. Arul Lawrence, “School Environment and Academic of Standard IX Students”,

(17)

6

Arul Lawrence, peneliti menarik kesimpulan bahwa ternyata tidak ditemukan atau tidak ada hubungan signifikan antara lingkugan sekolah dan prestasi akademik siswa kelas IX. Sedangkan, perbedaan antara penelitian A.S Arul Lawrence dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah A.S Arul Lawrence hanya berfokud pada lingkungan sekolah saja, akan tetapi peneliti tidak hanya berfokus pada lingkungan sekolah, akan tetapi juga pada guru nya.

Berbeda dari penelitian sebelumnya, mungkin kita bisa lihat penelitian yang dilakukan oleh Geoffrey D. Borman Steven M. Kimball, yaitu tentang Pengaruh Kualitas Guru dan Kesetaraan Pendidikan: Guru dengan Penilaian Evaluasi Berbasis Standar yang Lebih Tinggi berpengaruh pada kesenjangan Prestasi Siswa”.6 Dengan menggunakan penilaian evaluasi berbasis standar untuk hampir 400 guru, dan hasil pencapaian untuk lebih dari 7000 siswa dari kelas 4-6, penelitian ini menyelidiki pengaruh distribusi dan prestasi dari kualitas guru di Washoe, sebuah distrik sekolah menengah yang melayani Reno dan Sparks, Nevada. Ruang kelas dengan konsentrasi yang terbatas, miskin, berprestasi rendah, lebih tinggi berkemungkinannya untuk diajar oleh guru dengan nilai evaluasi lebih rendah. Model multilevel dua tingkat, siswa yang betah di dalam kelas, cenderung menunjukan prestasi rata-rata yang lebih tinggi di kelas yang diajarkan oleh guru dengan kualitas lebih tinggi daripada kualitas rendah, dengan perbedaan kira-kira sepersepuluh dari satu standar deviasi. Temuan yang berkaitan dengan kualitas guru untuk menutup kesenjangan prestasi di dalam kelas, meskipun, beragam. Implikasi yang dibahas terkait dengan evaluasi guru, kualitas guru, dan ketidaksetaraan pendidikan. Dari penelitian diatas peneliti bisa menarik kesimpulan bahwa kualitas guru berpengaruh pada prestasi siswanya. Sedangkan perbedaan antara penelitian diatas dengan peneliti adalah Geoffrey D. Borman Steven M. Kimball, hanya berfokus pada kualitas guru nya saja sedangkan peneliti tidak hanya melihat dari guru nya saja melainkan pada lingkungan sekolah juga.

(18)

7

Sedangkan Candra Setyabudi, penelitiannya tentang Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Klaten tahun pelajaran 2014/2015.7 Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif dari kinerja guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Klaten tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini terlihat dari hasil penghitungan yang menunjukkan bahwa r hitung adalah 0,761 dan bernilai positif, dan r tabel product moment dengan N adalah 78 adalah 0,223. Berarti r hitung lebih besar daripada r tabel (0,761 > 0,223). Dari penelitian Candra Setyabudi, peneliti menarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dari kinerja guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII yang kita bisa lihat dari hasil signifikannya. Sedangkan perbedaan dari penelitian Candra Setyabudi dengan peneliti ialah peneliti tidak hanya berfokus pada pengaruh kinerja guru saja akan tetapi juga lingkungan sekolah sedangkan Candra Setyabudi hanya kinerja guru saja.

Selain penelitian diatas kita juga bisa lihat penelitian lain yang dilakukan oleh Robert D. Hoge Theodore Coladarci, yaitu tentang Pengaruh penilaian guru terhadap prestasi siswa.8 Menyimpulkan pentingnya guru di sekolah menengah umum Chicago menggunakan data administrasi siswa-guru yang sesuai. Satu standar deviasi, peningkatan satu semester dalam kualitas guru Matematika meningkatkan nilai Matematika siswa sebesar 0,13 setara kelas atau, lebih dari satu tahun, kira-kira seperlima dari kenaikan tahunan rata-rata. Perkiraan relatif stabil dari waktu ke waktu, cukup tahan terhadap berbagai variable pengkondisian, dan tampaknya tidak didorong oleh pemilihan kelas atau selektif dalam pelaporan skor atau nilai. Selain itu, kualitas guru sangat penting bagi siswa dengan kemampuan lebih rendah. Akhirnya, kualitas sumber daya manusia yang bersifat tradisional yang menentukan kompensasi, menjelaskan sedikit variasi dalam perkiraan kualitas. Dari penelitian di atas peneliti menarik kesimpulan

7 Candra Setyabudi, “Pengaruh Kinerja Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015”, Tesis Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta, 2015, 3.

(19)

8

bahwa pentingnya kehadiran guru disekolah atau di kelas terhadap prestasi siswanya,ini juga ditunjukan oleh hasil signifikannya. Sedangkan perbedaan penelitian di atas dengan peneliti ialah penelitian yang dilakukan oleh Robert D. Hoge Theodore Coladarci hanya berfokus pada guru nya saja sedangkan peneliti tidak hanya guru nya akan tetapi juga pada lingkungan sekolahnya.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan serta memberikan gambaran kepada pembaca, maka dalam penelitian ini dibuat sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan teori, yang meliputi kajian tentang (lingkungan sekolah, kinerja guru, prestasi belajar), dan Hipotesis sementara.

BAB III : Metode penelitian, meliputi Jenis dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Analisis data, yang telah terkumpul dengan teknis analisis data menggunakan SPSS dan diskripsi data.

(20)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Lingkungan Sekolah

Menurut Bimo Walgito, lingkungan adalah lingkungan masyarakat yang didalamnya terdapat interaksi antara orang-perorang, perorangan dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok.9 Pengertian lingkungan juga dikemukakan oleh Ngalim Purwanto yaitu semua orang atau manusia di masyarakat luas yang melakukan hubungan baik secara langsung maupun tidak langsung.10

Dengan demikian, pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa lingkungan adalah kondisi hubungan timbal balik individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok yang bersifat dinamis sehingga membentuk perkembangan individu-indivudu di dalamnya.

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana.11 Di lingkungan sekolah anak mendapatkan berbagai informasi tentang ilmu pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan dalam kehidupannya.

Lingkungan Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, teratur, sistematis, bertingkat di mana ditempat inilah kegiatan pembelajaran berlangsung guna mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spritual, intelektual, maupun sosial.12

Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak dalam proses belajar di sekolah dan berpengaruh pada prestasi belajar yang diraih oleh siswa itu sendiri. Indikator dalam penelitian ini merujuk pada faktor lingkungan sekolah yaitu:

1) Relasi guru dengan siswa

9 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi, 2003, 46.

10 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997, 104. 11 Zakiah Darodjat, Pendidikan islam dalam Keluarga dan Sekolah, Bandung: Ruhama, 1995, 77.

(21)

10

Menurut Fatah Syukur kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang optimal.14 Menurut Supardi kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.15

Kinerja dalam suatu organisasi dapat dikatakan meningkat jika memenuhi indikator-indikator antara lain; kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecakapan, komunikasi yang baik.16

Secara individual, kinerja seseorang ditentukan oleh beberapa bidang yaitu; kemampuan (ability), komitmen (commitment), umpan balik (feedback), kompleksitas tugas (task complexity), kondisi yang menghambat (situational constraint), tantangan (challenge), tujuan (goal), fasilitas, keakuratan dirinya (self-afficacy), arah (direction), usaha (effort), daya tahan/ketekunan (persistence), dan strategi khusus dalam menghadapi tugas (task specific strategies).17

Kinerja setiap individu yang bekerja dalam suatu organisasi dipengaruhi sejumlah faktor, yaitu :

1) Faktor individu yang meliputi: kemampuan, keterampilan, mental, dan fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, dan demografi.

13 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, 64.

14 Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001, 128.

15 Supardi, Kinerja Guru..., 54.

(22)

11

2) Faktor organisasi meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, dan struktur desain pekerjaan.

3) Faktor psikologis meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.18

Beberapa hal yang harus dilaksanakan seorang guru sebagai bagian dari rasa tanggung jawabnya terhadap anak didik adalah sebagai berikut: 1) Guru harus menuntut anak didiknya belajar

2) Turut serta membina kurikulum sekolah

3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (Kepribadian, watak, dan jasmaniah)

4) Memberikan bimbingan kepada murid

5) Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar

6) Menyelenggarakan penelitian

7) Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif 8) Menghayati, mengamalkan Pancasila

9) Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia

10) Turut menyukseskan pembangunan

11) Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru.19

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab yang berat, dimana kriteria keberhasilan peserta didik dalam pendidikan di sekolah sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja guru merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran yang menyangkut semua tingkah laku guru dalam melakukan tugasnya. Evaluasi kinerja guru ini juga sangat diperlukan karena dengan adanya guru yang profesional dapat menciptakan suasana pembelajaran yang interkatif dan menyenangkan. Mengajar secara

18Donnely.Jr, Organtitaions; Behavior, Structure and Process, Boston: McGraw-Hill Companies Inc, 2000, 20.

(23)

12

profesional merupakan tuntutan utama sebagai seorang guru yang mengacu pada standar kinerja yang telah ada.

Berdasarkan uraian di atas, indikator kompetensi kinerja guru adalah sebagai berikut:

1) Menguasai bahan yang akan diajarkan 2) Mengelola program belajar mengajar 3) Mengelola interaksi belajar mengajar 4) Menilai prestasi siswa.

C. Prestasi Belajar

Belajar merupakan perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.20

Prestasi belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “prestasi/hasil’ dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.21 Ini menunjukkan bahwa Prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.22

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.23

1. Faktor internal siswa

20 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 38-39. 21 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar..., 44.

22 Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani, Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, 63-64.

(24)

13

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri. Faktor internal meliputi dua aspek, yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).24

a. Aspek fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.25 Kondisi fisik peserta didik dalam hal ini

kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani mempunyai peran yang sangat penting bagi proses pembelajaran.

b. Aspek psikologis

Belajar hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Di antara faktor-faktor psikis siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:

1) Tingkat Kecerdasan/inteligensi siswa

Intelegensi merupakan kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. .26

Jadi, inteligensi merupakan suatu faktor yang paling penting dalam proses belajar siswa. Jika siswa mempunyai kecerdasan yang tinggi, maka akan dapat dengan mudah menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga peluang untuk meraih kesuksesan dalam belajar menjadi tinggi. Sebaliknya siswa yang inteligensinya rendah maka peluang untuk meraih kesuksesan dalam belajar sangat kecil.

2) Sikap siswa

Sikap (attitude) dapat didefinisikan sebagai suatu predisposisi atau kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara

24 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, 130.

(25)

14

tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.27

3) Bakat siswa

Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah “the capacity to learn”. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar.

Setiap orang memiliki bakat (maziyyah) masing-masing yang tidak dimiliki oleh orang lain. Manusia berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.28

4) Minat siswa

Minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal/aktifitas tanpa ada yang menyuruh.29

5) Motivasi siswa

Mc Donald, dalam bukunya Educational Psychology

mengartikan motivasi sebagai berikut: Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.30

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini meliputi: lingkungan keluarga; lingkungan sekolah; dan lingkungan masyarakat.

a. Lingkungan keluarga

Faktor keluarga (orang tua) sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang

27 Wayan Nurkancana dan Sunartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986, 275.

28 Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010, 97. 29 Noer Rahmah, Psikologi Pendidikan..., 196.

(26)

15

tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anaknya, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.31 . Rasulullah SAW bersabda:

ُلْوُسَر َلاَق :َلاَق َةَرْيَرُه ىِبأ ْنَع

Artinya: Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan atas fitrah, maka orangtuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi dan Nasrani”. (H.R Bukhari).

b. Lingkungan sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut memengaruhi tingkat keberhasilan mengajar. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang mematuhi perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh di sekolah maupun di rumah. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar anak menjadi rendah. 33

c. Lingkungan masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.34

Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai ujian semester genap pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam tahun ajaran 2016/2017.

31 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, 59.

32 Abi Abdillah Muhammad, Shahih Bukhari, Libanon: Beirut, t.t, juz. VII, 269. 33 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan..., 59-60.

(27)

16

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.35 Berdasarkan landasan teori di atas, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh lingkungan sekolah

dan kinerja guru honorer di SD Negeri Jetis 1 dan Nampu 1 Karangrayung terhadap prestasi belajar siswa”.

(28)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang Pengaruh lingkungan sekolah dan kinerja guru honorer PAI terhadap prestasi belajar siswa adalah penelitian yang berjenis kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SD N Nampu 1 dan SD N Jetis 1, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan.

B.Populasi dan Sampel

Populasi atau subyek yang mempunya karakteristik tertentu.,36 dalam penelitian ini adalah Siswa SD N Nampu 1 dan SD N Jetis 1, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan.

Sampel Penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.37 Sampel dalam penelitian ini adalah Peserta didik SD N Nampu 1 dan SD N Jetis 1, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan. Jadi dari 6 kelas yang ada di SD N Nampu 1 dan SD N Jetis 1 hanya di ambil satu kelas yaitu kelas lima. Pemilihan kelas lima sebagai sampel penelitian karena kelas lima kelas yang paling atas yang dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Kelas lima yang dipilih dalam penelitian ini merupakan peserta didik yang pada tahun ajaran 2017-2018 naik ke kelas enam dengan jumlah seluruh siswa di SD Negeri Jetis adalah 117 dan yang diambil sebagai sampel penelitian adalah 16 siswa yaitu kelas lima. Sedangkan, di SD Negeri Nampu 1 dengan jumlah siswa 123 siswa dan yang diambil sebagai sampel adalah 20 siswa yaitu kelas lima.

36 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: alfabeta, 2010, 117.

(29)

18 C.Variabel Penelitian

Sedangkan Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.38 Dalam penelitian ini terdapat tiga

variabel yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel independen terdiri dari lingkungan sekolah (X1), kinerja guru honorer PAI (X2), dan prestasi belajar (Y).

Keterkaitan antara variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada paradigma sebagai berikut:

Keterangan:

X1 : Lingkungan sekolah

X2 : Kinerja guru PAI

Y : Prestasi belajar

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu:

a. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.39 Metode dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk mencari data yang berkaitan dengan lingkungan sekolah, kinerja guru, prestasi belajar dan dokumen sekolah yang diperlukan dalam penelitian, seperti data hasil belajar dan foto penelitian.

38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi 2010, Jakarta: Rineka Cipta: 2010, 161.

39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi 2010..., 201

Y X1

(30)

19 b. Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.40 Metode angket digunakan

untuk mencari pernyataan dari responden tentang lingkungan sekolah dan kinerja guru. Angket yang peneliti gunakan dalam penelitian disusun berdasarkan indikator lingkungan sekolah dan kinerja guru yang terdapat pada bab dua.

E. Analisis data

Pemilihan jenis analisis data yang tepat merupakan faktor penting di dalam menjawab permasalahan penelitian. Untuk itu setelah mempertimbangan permasalahan tujuan dan hipotesis yang diajukan serta data yang tersedia, maka dalam penelitian ini digunakan 2 macam analisis, yaitu : Analisis deskriptif, dan Analisis regresi multivariat dengan bantuan software SPSS versi 16 dengan rumus regresi sederhana dan regresi berganda. Setelah data terkumpul hal selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis data tersebut yaitu dengan:

1. Analisis Pendahuluan

Analisis ini digunakan untuk menyelidiki variabel X dan Y. Kemudian data-data dari variabel tersebut dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi sebagai persiapan untuk analisis selanjutnya. Langkah awal yang ditempuh adalah analisis uji instrumen, langkah-langkah analisisnya sebagai berikut: a. Uji Validitas

Validitas digunakan untuk menguji tingkat kevalidan instrumen lingkungan sekolah dan kinerja guru dengan bantuan softfile komputer program SPSS releas 16 dengan r hitung > r tabel.41

40 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013, 160.

41 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan

(31)

20 b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas Digunakan untuk mengetahui keajekan instrumen penelitian yaitu instrumen lingkungan sekolah dan kinerja guru.42

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi multivariat dengan bantuan software SPSS versi 16.

42 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik

(32)

21

BAB IV

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

A.

Analisis Pendahuluan

Kegiatan uji coba instrumen penelitian ini diberikan kepada 20 orang responden uji coba yang masing-masing variabel, peneliti memberi 20 pernyataan yang harus dijawab oleh peserta uji coba. Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui pernyataan yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian dan mana yang harus dibuang. Berikut hasil uji coba yang peneliti lakukan:

a. Uji Validitas

Validitas digunakan untuk menguji tingkat kevalidan instrumen lingkungan sekolah dan kinerja guru dengan bantuan softfile komputer program SPSS releas 16 dengan r hitung > r tabel.

Dari uji coba validitas pada variabel lingkungan sekolah terdapat 15 butir pernyataan yang dapat dijadikan instrumen penelitian dan 14 instrumen penelitian pada variabel kinerja guru.

b. Uji Reliabilitas

(33)

22

Lingkungan Sekolah 15 0,887 Reliabel

Kinerja Guru 14 0,954

Nilai alpha untuk variabel lingkungan sekolah dan kinerja guru adalah 0,444. Setelah dibandingkan dengan koefisien hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian bersifat reliabel.

Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan reliabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian sudah teruji validitas maupun reliabilitasnya, sehingga dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data penelitian.

B. Hasil Penelitian

Dalam menganalisis data, terlebih dahulu penulis memaparkan skor hasil penelitian dalam sebuah tabel untuk mengetahui bagaimanakah lingkungan sekolah, kinerja guru honorer dan prestasi belajar siswa di SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung. Berikut data dari variabel penelitian:

Tabel 4.3

Skor Lingkungan Sekolah SDN Jetis I Karangrayung

Responden Skor Responden Skor

(34)

23

Responden 7 47 Responden 15 44

Responden 8 51 Responden 16 40

Tabel 4.4

Skor Lingkungan Sekolah SD Nampu I Karangrayung

Responden Skor Responden Skor

Responden 1 42 Responden 11 40

Responden 2 50 Responden 12 47

Responden 3 37 Responden 13 52

Responden 4 41 Responden 14 44

Responden 5 43 Responden 15 49

Responden 6 35 Responden 16 53

Responden 7 35 Responden 17 40

Responden 8 47 Responden 18 52

Responden 9 50 Responden 19 44

Responden 10 52 Responden 20 44

Tabel 4.5

Skor Kinerja Guru Honorer SDN Jetis I Karangrayung

Responden Skor Responden Skor

Responden 1 46 Responden 9 49

Responden 2 50 Responden 10 49

Responden 3 46 Responden 11 48

Responden 4 46 Responden 12 39

(35)

24

Responden 6 45 Responden 14 46

Responden 7 42 Responden 15 46

Responden 8 41 Responden 16 46

Tabel 4.6

Skor Kinerja Guru Honorer SD Nampu I Karangrayung

Responden Skor Responden Skor

Responden 1 40 Responden 11 37

Responden 2 40 Responden 12 48

Responden 3 39 Responden 13 45

Responden 4 42 Responden 14 41

Responden 5 43 Responden 15 43

Responden 6 41 Responden 16 48

Responden 7 41 Responden 17 43

Responden 8 46 Responden 18 46

Responden 9 44 Responden 19 44

Responden 10 47 Responden 20 44

Tabel 4.7

Hasil Prestasi Belajar Siswa SDN Jetis I Karangrayung

Responden Skor Responden Skor

Responden 1 94 Responden 9 95

Responden 2 90 Responden 10 91

Responden 3 93 Responden 11 93

(36)

25

Responden 5 91 Responden 13 94

Responden 6 85 Responden 14 89

Responden 7 91 Responden 15 90

Responden 8 87 Responden 16 91

Tabel 4.8

Hasil Prestasi Belajar Siswa SD Nampu I Karangrayung

Responden Skor Responden Skor

Responden 1 80 Responden 11 75

Responden 2 90 Responden 12 93

Responden 3 90 Responden 13 90

Responden 4 75 Responden 14 75

Responden 5 85 Responden 15 90

Responden 6 85 Responden 16 85

Responden 7 80 Responden 17 75

Responden 8 75 Responden 18 75

Responden 9 75 Responden 19 90

Responden 10 75 Responden 20 75

(37)

26

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa variabel lingkungan sekolah diperoleh mean sebesar 45,56 dengan standar deviasi 4,849. Variabel kinerja guru honorer diperoleh mean sebesar 44,33 dengan standar deviasi 3,381. Dan variabel prestasi belajar diperoleh mean sebesar 85,64 dengan standar deviasi 7,068. Secara rinci dengan distribusi frekuensi diskripsi masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Variabel Lingkungan Sekolah (X1)

Variabel Lingkungan Sekolah (X1) instrumen penelitian sebanyak 15 butir

pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban, sehingga dapat ditentukan skor sebagai berikut:

Skor tertinggi 4 X 15 = 60 Skor terendah 1 X 15 = 15

Range = 45

Interval Kelas = 45 : 4 = 11,25

Diskripsi data Lingkungan Sekolah berdasarkan kriteria skor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Diskripsi Lingkungan Sekolah SDN Jetis I Karangrayung

No Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

1 50 – 60 Sangat Baik 4 25%

2 39 – 49 Baik 12 75%

3 28 – 38 Cukup 0 0%

(38)

27

Berdasarkan di atas, dapat dijelaskan bahwa lingkungan sekolah SDN Jetis I diketahui kriteria sangat baik 25 %, baik 75 %, dan kriteria cukup 0%. Berdasarkan perhitungan lingkungan sekolah SDN Jetis I Karangrayung diperoleh mean sebesar 45,56 yang terletak pada interval 39-49 dalam kategori baik.

Tabel 4.11

Diskripsi Lingkungan Sekolah SD Nampu I Karangrayung

No Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

1 50 – 60 Sangat Baik 6 30%

2 39 – 49 Baik 11 55%

3 28 – 38 Cukup 3 15%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan di atas, dapat dijelaskan bahwa lingkungan sekolah SD Nampu I Karangrayung diketahui kriteria sangat baik 30%, baik 55%, dan kriteria cukup 15%. Berdasarkan perhitungan lingkungan sekolah SD Nampu I Karangrayung diperoleh mean sebesar 45,56 yang terletak pada interval 39-49 dalam kategori baik.

2. Variabel Kinerja Guru Honorer (X2)

Variabel kinerja guru honorer (X2) instrumen penelitian sebanyak 14 butir

pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban, sehingga dapat ditentukan skor sebagai berikut:

Skor tertinggi 4 X 14 = 56 Skor terendah 1 X 14 = 14

Range = 42

Interval Kelas = 42 : 4 = 10,5

(39)

28

Tabel 4.12

Diskripsi Kinerja Guru Honorer SDN Jetis I Karangrayung

No Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

1 46 – 56 Sangat Baik 11 69%

2 35 – 45 Baik 5 31%

3 24 – 34 Cukup 0 0%

Jumlah 16 100%

Berdasarkan di atas, dapat dijelaskan bahwa kinerja guru honorer SDN Jetis I Karangrayung diketahui kriteria sangat baik 69%, baik 31%, dan kriteria cukup 0%. Sedangkan diperoleh mean sebesar 44,33 yang terletak pada interval 35-45 dalam kategori baik.

Tabel 4.13

Diskripsi Kinerja Guru Honorer SDN Nampu I Karangrayung

No Interval Kriteria Frekuensi Prosentase

1 46 – 56 Sangat Baik 5 25% kriteria cukup 0%. Sedangkan diperoleh mean sebesar 44,33 yang terletak pada interval 35-45 dalam kategori baik.

C. Uji Hipotesis

1. Pengaruh Lingkungan Sekolah SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Kec.Karangrayung, Kab. Grobogan terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel PAI.

Untuk mengetahui pengaruh variabel lingkungan sekolah di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung (X1) terhadap variabel terikat prestasi

(40)

29

Tabel 4.14

Hasil Uji Pengaruh lingkungan sekolah di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung (X1) terhadap prestasi belajar siswa (Y)

Coefficientsa

Berdasarkan output di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 0,238 dan konstanta sebesar 74,776. Maka bentuk hubungan variabel lingkungan sekolah di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung (X1) terhadap

variabel terikat prestasi belajar siswa (Y) dalam persamaan regresi Y = 74,776 + 0,238 X1. Ini berarti jika lingkungan sekolah meningkat 1 poin maka prestasi

belajar siswa akan meningkat sebesar 0,238 poin pada konstanta 74,776.

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat pada output berikut

Model Summary

Berdasarkan output di atas, nilai R square sebesar 0,027 berarti variabel lingkungan sekolah di SDN Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 2,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

(41)

30

Untuk mengetahui pengaruh variabel kinerja guru di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung (X2) terhadap variabel terikat prestasi belajar

siswa (Y) dan seberapa besar pengaruhnya, akan dianalisis dengan regresi sederhana. Adapun hasilnya sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 4.15

Hasil Uji Pengaruh Kinerja Guru Honorer di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung (X2) terhadap prestasi belajar siswa (Y)

Coefficientsa

Berdasarkan output di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 0,773 dan konstanta sebesar 51,354. Maka bentuk hubungan variabel kinerja guru di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung (X2) terhadap variabel

terikat prestasi belajar siswa (Y) dalam persamaan regresi Y = 51,354 + 0,773 X2. Ini berarti jika kinerja guru meningkat 1 poin maka prestasi belajar siswa

akan meningkat sebesar 0,773 poin pada konstanta 51,354.

Kinerja guru SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat pada output berikut:

Model Summary

(42)

31

terhadap prestasi belajar siswa sebesar 13,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Kinerja Guru Honorer secara Bersama-sama di SD Negeri Jetis 1 dan Nampu 1 Kec.Karangrayung, Kab. Grobogan terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel PAI.

Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel lingkungan sekolah, dan kinerja guru honorer terhadap variabel terikat prestasi belajar siswa dan seberapa besar pengaruhnya, akan dianalisis menggunakan regresi ganda dengan bantuan program spss. Adapun hasilnya sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 4.16

Hasil Uji Pengaruh Secara Bersama-sama Lingkungan Sekolah, dan Kinerja Guru Honorer terhadap Prestasi Belajar Siswa

Coefficientsa

Berdasarkan output di atas diperoleh koefisien regresi sebagai berikut: konstanta sebesar 51,578, lingkungan sekolah (X1) -0,014, dan kinerja guru

honorer (X2) sebesar 0,783. Dengan demikian persamaan regresinya adalah Y

= 51,578 + -0,014 X1 + 0,783 X2. Persamaan garis regresi lingkungan sekolah

(43)

32

pendidikan agama Islam di SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung. Adapun besarnya pengaruh lingkungan sekolah, dan kinerja guru honorer terhadap prestasi belajar siswa secara bersama-sama dapat dilihat pada output berikut:

a. Predictors: (Constant), Kinerja_Guru, Lingkungan_Sekolah

Berdasarkan output di atas dijelaskan bahwa nilai R square lingkungan sekolah dan kinerja guru sebesar 0,137 yang berarti variabel lingkungan sekolah dan kinerja guru honorer berpengaruh terhadap prestasi siswa secara bersama-sama adalah 13,7 % dan sisanya sebesar 86,3 % dipengaruhi oleh faktor lain, dimana peneliti menemukan bahwa, motivasi siswa juga dapat berpengaruh dalam meningkatkan presatasi belajar siswa. Karena, pada waktu peneliti melakukan penelitian, salah satu guru kelas lima mengatakan bahwa siswa yang motivasi belajarnya tinggi cenderung prestasinya baik daripada yang tidak. Karena itu, peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi rujukan kepada peneliti lain atau berikutnya.

D.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, pada variabel lingkungan sekolah di SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung diperoleh mean sebesar 45,56 dengan standar deviasi 4,849. Variabel kinerja guru honorer diperoleh mean sebesar 44,33 dengan standar deviasi 3,381. Dan variabel prestasi belajar diperoleh mean sebesar 85,64 dengan standar deviasi 7,068.

(44)

33

Karangrayung diperoleh mean sebesar 45,56 yang terletak pada interval 39-49 dalam kategori baik. Variabel kinerja guru honorer SDN Jetis I Karangrayung diketahui kriteria sangat baik 69%, baik 31%, dan kriteria cukup 0%. Kinerja guru honorer SD Nampu I Karangrayung diketahui kriteria sangat baik 25%, baik 75%, dan kriteria cukup 0%. Sedangkan diperoleh mean sebesar 44,33 yang terletak pada interval 35-45 dalam kategori baik.

Bentuk pengaruh lingkungan sekolah SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung diperoleh koefisien regresi sebesar 0,238 dan konstanta sebesar 74,776. Maka bentuk hubungan variabel lingkungan sekolah di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung (X1) terhadap variabel terikat prestasi belajar

siswa (Y) dalam persamaan regresi Y = 74,776 + 0,238 X1. Ini berarti jika

lingkungan sekolah meningkat 1 poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebesar 0,238 poin pada konstanta 74,776. Lingkungan sekolah di SDN Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 2,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Slameto (2003, lihat bab 2) bahwa variable lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak dalam proses belajar dan berpengaruh pada prestasi belajar yang diraih oleh siswa itu sendiri.

Pengaruh kinerja guru honorer SDN Jetis I dan SD Nampu I karangrayung diperoleh koefisien regresi sebesar 0,773 dan konstanta sebesar 51,354. Maka bentuk hubungan variabel kinerja guru di SD Negeri Jetis 1 dan SD Nampu 1 Karangrayung (X2) terhadap variabel terikat prestasi belajar siswa (Y) dalam

persamaan regresi Y = 51,354 + 0,773 X2. Ini berarti jika kinerja guru meningkat

(45)

34

Pengaruh lingkungan sekolah dan kinerja guru honorer SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung secara bersama-sama diperoleh koefisien regresi sebagai berikut: konstanta sebesar 51,578, lingkungan sekolah (X1) -0,014, dan

kinerja guru honorer (X2) sebesar 0,783. Dengan demikian persamaan regresinya

adalah Y = 51,578 - 0,014 X1 + 0,783 X2. Persamaan garis regresi lingkungan

(46)

35

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

1. Terdapat pengaruh yang positif lingkungan sekolah SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung terhadap prestasi belajar siswa sebesar 2,7% dengan persamaan regresi Y = 74,776 + 0,238 X1. Ini menunjukkan jika

lingkungan sekolah meningkat 1 poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebanyak 2,7% . Hasil penelitian ini mendukung pendapat Slameto (2003, lihat bab 2) bahwa variable lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak dalam proses belajar dan berpengaruh pada prestasi belajar yang diraih oleh siswa itu sendiri.

2. Terdapat pengaruh yang positif kinerja guru honorer SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung terhadap prestasi belajar siswa sebesar 13,7% dengan persamaan regresi Y = 51,354 + 0,773 X2. Ini menunjukkan jika

kinerja guru honorer meningkat 1 poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebanyak 13,7%. Temuan ini serupa juga sesuai dengan penelitian oleh Candra Setyabudi(2015, lihat bab 1). Dalam penelitiannya mengatakan bahwa, terdapat pengaruh positif dari kinerja guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP N 6 Klaten th pelajaran 2014/2015.

3. Terdapat pengaruh positif lingkungan sekolah secara bersama-sama dan terdapat pengaruh positif kinerja guru honorer SDN Jetis I dan SD Nampu I Karangrayung secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa sebesar 13,7% dengan persamaan regresi Y= 51,578 - 0,014 X1 + 0,783

X2. Persamaan garis regresi lingkungan sekolah negatif, ini berarti

(47)

36

4. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penelitian/pengambilan data hanya dilakukan pada dua sekolah di SD Negeri Jetis 1 dan Nampu 1 Kec. Karangrayung. Kab. Grobogan. Sehingga hasilnya tidak bisa digeneralisasi untuk sekolah-sekolah yang lain.

B. Saran

1. Guru dan semua warga sekolah harus lebih intens dalam menciptakan lingkungan yang bersih, rapi dan berbudi pekerti yang baik.

2. Guru pendidikan agama Islam baik yang honorer maupun PNS di SD N Jetis 1 dan SD N Nampu 1 Kec. Karangrayung Kab. Grobogan harus lebih meningkatkan kinerja guru untuk menunjang keberhasilan dalam mengajar peserta didik.

(48)

37

DAFTAR PUSTAKA

Ado, Shamaki Timothy. “Influence of Learning Environment on Students’

Academic Achievement in Mathematics: A Case Study of Some Selected Secondary School in Yobe State- Nigeria”. Journal of Education and

Practice.Vol.6, No 34. (2015): 40-44.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta: 2010.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2010.

Coladarci, Robert D. Hoge Theodore. “Teacher-Based Judgment of Academic Achievement: A Review of Literature”. Sage Journals. Vol 59, Issue 3. (1989): 297-313.

Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 1997.

Daradjat, Zakiyah. Pendidikan islam dalam Keluarga dan Sekolah. Bandung: Ruhama. 1995.

Daradjat, Zakiyah. Pendidikan dan Kesehatan Mental. Jakarta:Bulan Bintang. 1996.

Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013.

Donald, Mc. Educational Psychology. Tokyo: Overseas Publications. 1959. Donnely, Jr. Organtitaions; Behavior, Structure and Process. Boston:

McGraw-Hill Companies Inc. 2000.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Grafinda Persada. 2001. Kimball, Geoffrey D. Borman Steven M. “Teacher Quality and Educational

Equality: Do Teacher with Higher Standards-Based Evaluation Ratings

(49)

38

Lawrence, Arul. “School Environment and Academic Achievement of Standard IX

Students”. Journal of Educational and Instructional Studies in The World. Vol 2,(2012): 210-215.

Mahmud. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2010.

Muhammad, Abi Abdillah. Shahih Bukhari. Libanon: Beirut. t.t. juz. VII.

Nurkancana, Wayan dan Sunartana, Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. 1986.

Odeh. R. C. Oguche, O.Angelina and Ivagher, Ezekiel Dondo. “Influence of

School Environment on Academic Achievement of Students In Secondary

Schools in Zone “A” Senatorial District of Benue State Nigeria”. International Journal of Recent Scientific Research. Vol.6, Issue, 7, pp. (2015): 4914-4922.

Prodjaditoro, S. Pengantar Agama dalam Islam.Yogyakarta: Sumbangsih offset. 1981.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 1997.

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.

Setyabudi, Candra.“Pengaruh Kinerja Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Klaten Tahun Pelajaran

2014/2015”. Tesis Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 2015.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2003.

Sopiatin, Popi dan Sohari Sahrani. Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam.Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada. 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2010.

Supardi. Kinerja Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2014.

(50)

39

Syukur, Fatah. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan. Semarang: Pustaka Rizki Putra. 2010.

Tirtaraharja, Umar dan La Solu. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Ditjend Pendidikan Tinggi. Depdikbud. 1994.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2005.

(51)

40

(52)

41

Lampiran 1

INSTRUMEN UJI COBA LINGKUNGAN SEKOLAH

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda Ceklis ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan kompetensi anda sebagai siswa dengan sebenar-benarnya

No

Pernyataan Selalu Sering Kadang -kadang

Tidak Pernah

1 Sekolah mengadakan ekstra baca tulis Al Qur’an (BTA)

2 Sekolah mengadakan kerja bakti

3 Sebelum pulang, guru PAI mengajak siswa untuk shalat dhuhur terlebih dahulu

4 Sekolah mewajibkan siswa untuk memakai baju yang sopan

5 Sekolah melaksanakan pengumpulan infak seminggu sekali

6 Lingkungan kelas tempat saya belajar selama ini dalam keadaan bersih

7 Siswa bersalaman dengan guru ketika datang dan pulang sekolah

8 Guru membiasakan siswa untuk saling

11 Saya selalu berkelahi dengan teman/adik kelas

(53)

42 akan keluar kelas

13 Saya tidak pernah bolos sekolah

14 Sekolah selalu mengadakan renovasi minimal satu tahun sekali

15 Saya mendengarkan nasehat bapak/ibu guru

16 Saya selalu membantu teman saya yang sedang kesulitan pelajaran

17 Guru tidak perduli dengan siswa yang menjuarai perlombaan

18 Sewaktu pelajaran berlangsung, guru

memberikan teguran kepada siswa yang ramai

19 Ada siswa kelas lain mengganggu

jalannya belajar PAI di kelas

(54)

43

Lampiran 2

INSTRUMEN UJI COBA KINERJA GURU

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda Ceklis ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan kompetensi anda sebagai siswa dengan sebenar-benarnya.

No

Pernyataan Selalu Sering Kadang-kadang Arab saat pelajaran PAI

3 Guru PAI selalu memberi nilai setelah memberi tugas

4 Guru memberi PR setiap kali pertemuan 5 Guru PAI menyampaikan materi

sebelum memberi tugas

6 Jika siswa belum paham tentang suatu materi, guru mengulang kembali materi tersebut

7 Guru PAI di sekolah selalu mengajak berdoa sebelum memulai dan mengakhiri pelajaran

8 Guru PAI hanya masuk kelas setelah itu memberi tugas dan ditinggal pergi

9 Guru PAI tidak pernah masuk kelas 10 Guru selalu menyampaikan materi apa

yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya

(55)

44 12 Dalam menyampaikan materi, guru PAI

menggunakan metode yang berbeda-beda

13 Guru tidak keluar kelas sebelum bel berbunyi

14 Guru selalu memberikan remidi/pengayaan

15 Guru selalu memberi motivasi/dorongan pada siswa untuk selalu belajar

16 Guru PAI memberi apresiasi/hadiah kepada murid yang pandai

17 Saya senang dengan pelajaran PAI karena belajar PAI menyenangkan 18 Guru mengoreksi pekerjaan siswa 19 Guru mengadakan pembelajaran dengan

cara tutorial sebaya

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.5
Tabel 4.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada langkah berikutnya, untuk melengkapi perbaikan yang telah dilakukan dalam langkah pertama hingga ketiga, akan dibuat sebuah alat untuk me-recycle tembakau, prinsipnya

Untuk memperoleh hasil data motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan angket motivasi belajar menurut Sardiman, sedangkan untuk memperoleh hasil data prestasi belajar

Pegumuman ini mendahului persetujuan APBN DIPA Tahun Anggaran 201 Pegumuman ini mendahului persetujuan APBN DIPA Tahun Anggaran 201 Pegumuman ini mendahului

Analisis penguatan front wheel alignment mengacu pada pengaturan pada tiap faktor front wheel alignment mencakup perubahan camber, spesifikasi awal menggunakan

Mahasiswa dapat menjelaskan 3 kemampuan yang diharapkan dihasilkan dari lulusan pendidikan tinggi.. Mahasiswa dapat menjelaskan latar belakang diberikannya ISD

Here the connection to port 25 is timing out - telling us that there are something blocking the packet to arrive at the final destination. Let us assume that we scan a netblock

Peserta lelang sudah melakukan registrasi dan telah terdaftar pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Muara Enim di situs internet

NAMA-NAMA PELAMAR YANG DINYATAKAN LULUS SELEKSI ADMINISTRASINALIDASI ADMINISTRASI DOKUMEN DAN BERHAK UNTUK MENGIKUTI SELEKSI KOMPOTENSI DASAR (SKD) DENGAN SISTEM COMPUTER ASSISTED