• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. PengertianBelajar - KOMARUL ADNAN BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. PengertianBelajar - KOMARUL ADNAN BAB II"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hasil Belajar

a. PengertianBelajar

(2)

Sedangkan menurut pandangan Gagne dalam Sagala (2010:13) menyebutkan,bahwa belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu orgenisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.Jadi belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi sebagai suatu proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama untuk berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

b. Pengertian Hasil Belajar

(3)

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemempuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward kingsley dalam (Sujana, 2009: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan hasil bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) invormasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e) keterampilan motoris. Dalam sistem nasional rumusan tujan pendidikan, baik tujuan kurukuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar menjadinya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

(4)

Tabel 2.1 Hasil Belajar Aspek Kognitif Pada Materi Perubahan Wujud

(5)

Tabel 2.2 Hasil Belajar Aspek Afektif pada Materi Perubahan Wujud

Ranah psikomotoris berkenaaan dengannhasil belajar keterampilan dan kemampuan bertidak. Ada enam aspek ranah psikomitoris, yakni (a) gerakan reflek, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptua, (d) keharmonisan, (e) gerakan keterampilan kompleks, (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Tabel 2.3.Hasil Belajar Aspek Psikomotor pada Materi Perubahan Wujud Benda

(6)

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Yuniati (2006:1.1.) menyebutkan bahwa Ilmu alamiah dasar atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dalam bahasa Inggris disebut Natural Science, merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala di alam semesta, termasuk dimuka bumi ini termasuk konsep dan prinsip ilmu alam. Ilmu Alamiah Dasar Hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.

Sedangkan menurut Jasin (2000:1), IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.

Dari beberapa uraian pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar.

(7)

prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang berdasarkan pada observasi. Dengan demikian, pengetahuan dalam IPA merupakan hasil observasi yang berdasarkan hasil observasi. Kebenaran harus dibuktikan secara empiris berdasarkan observasi atau eksperimen. Pengembangan pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan, layak, sesuai konteks, secara didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk melaksanakan. Seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran dapat diselenggarakan secara efektif dan efisien. Salah satu aspek kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan pembelajaran (Sapriati, dkk, 2009:2.3.).

b. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

1) Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

(8)

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan

segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan

(9)

2) Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah

Dasar

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

3) Materi Ilmu Pengetahuan Alam

a) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi

6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar

6.1 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cairpadat

(10)

b) Materi Wujud Benda

Perubahan Wujud Benda dalam ( Purwandari, 2009 : 4-5) Benda padat, benda cair, dan benda gas dapat mengalami perubahan wujud:

(1). Mencair atau melebur : perubahan wujud benda dari padat menjadi cair

(2). Membeku : perubahan wujud benda dari cair menjadi padat

(3). Menguap : perubahan wujud benda dari cair menjadi gas

(4). Mengembun : perubahan wujud benda dari gas menjadi cair

(5). Menyublim : perubahan wujud benda dari gas padat menjadi gas

(1). Mencair

Es merupakan benda padat yang dapat berubah menjadi air yang berwujud cair. Perubahan benda padat menjadi benda cair disebut peristiwa mencair.

(2). Membeku

(11)

Air

bila dipanaskan terus-menerus akan menjadi ua pnya air yang dipanaskan tersebut disebut pe pan.

bun

(12)

menguap. Contoh lain pada saat gelas berisi air es, pada dindinggelas terjadi titik-titik air. Titik-titik airberasal dari udara yang berwujud gasberubah menjadi cair. Perubahan ini disebut mengembun.

Gambar 2.3. Perubahan wujud benda dari cair menjadi gas (menguap)

Pagi-pagisebelum matahari terbit, kita sering melihat rumput dan daun-daun basaholeh embun. Embun itu berasal dari uap air yang ada di udara. Padamalam hari, suhu udara sangat dingin sehingga uap air berubah wujudmenjadi titik-titik air yang disebut embun. Ketika matahari semakin tinggidan suhu udara mulai panas, embun itu menguap kembali.

Sumber:www.Google.com

(13)

(5). Menyublim

Kapur barus atau kamper adalah bendapadat. Jika kita menyimpan kamper pewangidi ruangan atau kamar mandi, lama-kelamaanakan habis. Kamperberubah menjadi gas. Buktinya kita dapatmerasakan harumnya. Perubahan dari kamperyang padat menjadi gas disebut peristiwamenyublim.

Gambar 2.5. Perubahan wujud benda dari gas menjadi cair (menyublim)

Dari uraian di atas perubahan wujud dapat kembali ke semula disebutmencair, membeku, menguap, mengembun, dan menyublim.Bagan perubahan wujud tersebut dapat ditulis sebagai berikut.

(14)

Dari beberapa perubahan wujud di atas ternyata ada yang bersifat sementara ada yang tidak. Misalnya perubahan air menjadi uap air ternyata hanya bersifat sementara. Apabila suhu menjadi dingin, uap air menjadi air kembali. Maka perubahan wujud benda dibedakan menjadi:

(1). Perubahan fisika

Perubahan fisika, jika dalam perubahannya bersifat sementara dan dapat kembali ke wujud semula. Contoh air jika didinginkan menjadi es, setelah mencair menjadi air kembali.

(2). Perubahan kimia

Pada perubahan kimia tidak bersifat sementara dan zat yang lama akan habis, menjadi zat yang baru. Zat yang baru tidak bisa berubah menjadi zat semula lagi. Contoh, kayu bakar yang dibakar berubah menjadi zat baru yaitu arang, dalam perubahannya arang tidak dapat kembali ke wujud kayu lagi.

( Purwandari, 2009 : 4-5) Dari berbagai bentuk perubahan wujud air diatas dapat yaitu mengembun, menguap, membeku, melebur dan menyublim dapat digambarkan dalam bentuk bagan dibawah ini:

Sumber:dunia sains

Didinginkan Dipanaskan

Es Uap

Air

Air

(15)

3. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Sagala dalam Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan (2010:15) adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Secara luas, Joyce dan Well dalam (Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan: 2010:15) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer. Sedangkan menurut Sagala (2011:176), model mengajar dapat difahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan melukiskan prsedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan model bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

(16)

yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran.

4. Model Belajar Kooperatif tipe JIGSAW II

Metode pengajaran dengan Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya (1978). Metode orisinilnya, secara singkat digambarkan dalam bagian inti, membutuhkan pengembangan yang ekstensif dari materi-materi khusus. Bentuk adaptasi Jigsaw yang lebih praktis dan mudah, yaitu Jigsaw II (Slavin, 1986a), digambarkan disini dengan lebih terperinci.

Jigsaw II dapat digunakan apabila materi yang akan dipelajari adalah yang untuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai untuk subjek-subjek seperti pelajaran ilmu social, literature, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang lainnya yang tujuan pembelajaran lebih kepada penguasaan konsep dibandingkan penguasaan kemampuan. Pengajaran “bahan baku” untuk Jigsaw II biasanya harus berupa sebuah

bab, cerita, biografi atau materi-materi narasi atau deskripsi serupa (Slavin, 2010:257).

Selanjutnya menurut Slavin (2010:257) menyatakan bahwa dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen, seperti dalam STAD dan TGT. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membecakan beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar ahli” yang

(17)

masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk

mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kemudian kembali kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu tim lainnya mengenai topik mereka. Yang terakhir adalah, para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik, dan skor kuis yang akan menjadi skor tim. Seperti juga dalam STAD, skor-skor yang dikontribusikan para siswa kepada timnya didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan para siswa yang timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau bentuk-bentuk rekognisi tim lainnya. Sehingga, para siswa termotivasi untuk mempelajari materi dengan baik dan untuk bekerja keras dalam kelompok ahli mereka supaya dapat membantu timnya melakukan tugas dengan baik. Kunci metode Jigsaw ini adalah interdependensi: setiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian.

a. Persiapan

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat materi Jigsaw: 1) Pilihlah satu atau dua bab yang masng-masing mencakup

(18)

membacanya di kelas, materi yang dipilih haruslah membutuhkan waktu tidak lebih dari setengah jam untuk membacanya, jika bacaan tersebut akan dijadikan tugas untuk dibaca di rumah, maka pilihannya boleh lebih panjang

2) Buatlah sebuah lembar ahli untuk tiap unit. Lembar ini akan mengatakan kepada siswa dimana mereka perlu berkonsentrasi saat membaca, dan kelompok ahli yang akan bekerja. Lembar ini berisi empat topik yang menjadi inti dari unit pembelajaran. 3) Buatlah kuis tes berupa esai, atau bentuk penilaian lainnya

(19)

4) Semua siswa harus menjawab semua pertanyaan. Guru mungkin ingin menggunakan sebuah alat bantu kegiatan lain selain kuis atau sebagai tambahan terhadap kuis, yang berupa kesempatan bagi anggota tim untuk memperhatikan apa yang telah mereka pelajari misalnya, laporan lisan, laporan tertulis, atau proyek kerajinan tangan individual.

5) Gunakan skema diskusi (sebagai opsi). Skema diskusi untuk setiap topik dapat membantu mengarahkan diskusi dalam kelompok-kelompok ahli. Skema semacam ini memperlihatkan daftar poin-poin yang harus dipertimbangkan para siswa dalam diskusi topikmereka.

Membagi Siswa Dalam Tim. Membagi para siswa kedalam tim heterogen yang terdiri dari empat sampai lima anggota, persis seperti dalam STAD.

(20)

ahli terdapat tidak lebih dari enam siswa; kelompok ahli yang jumlahnya lebih dari enam berpotensi untuk tidak maksimal. Tempatkan nama-nama anggota tim pada lembar rangkuman tim, biarkan kolom nama tetap kosong.

Penentuan Skor Awal Pertama. Berikan skor awal pertama siswa persis seperti STAD. Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis kuis sebelumnya. Apabila anda memulai Jigsaw II setelah anda memberikan tiga kali atau lebih kuis, gunakan rata-rata skor kuis siswa sebagai skor awal. Atau jika tidak, gunakan hasil nilai terakhir siswa dari tahun lalu.

(Slavin, 2010:238-241)

b. Jadwal Kegiatan

Jigsaw II terdiri atas siklus regular dari kegiatan-kegiatan pengajaran (Slavin, 2010:241) :

Membaca. Para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk menemukan informasi.

(21)

mendapatkan gambaran besar sebelum mereka mendapatkan materi yang berkaitan dengan materi mereka.

Diskusi kelompok-ahli. para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli. buatlah agar para siswa dengan topik ahli 1 berkumpul bersama pada satu meja, semua dengan topik ahli 2 pada meja yang lain, dan seterusnya yang beranggotakan lima atau enam anggota, apabila di dalam kelas jumlah siswa lebih dari 26 siswa maka kelompok ahli bisa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Tunjuklah pemimpin diskusi pada tiap kelompok ahli dengan kemampuan yang baik, dan siswa yang lain harus memiliki peran yang sama dengan siswa yang lain. berikan waktu dua puluh menit kepada kelompok-kelompok ahli untuk diskusi topik-topik mereka. Sedangkan guru harus bisa meluangkan waktu pada waktu tiap kelompok ahli berdiskusi untuk membimbing tiap kelompok secara bergantian.

(22)

Laporan tim. Para ahli kembali kedalam kelompok mereka maing-masing untuk mengajar topik-topik mereka pada satu timnya.

Semua siswa dari kelompok ahli kembali kekelompok asal untuk mengajari topik mereka kepada teman-teman satu timnya. Tekankan pada mereka bahwa mereka mempunyai tanggung jawab terhadap teman satu tim mereka untuk menjadi guru yang baik sekaligus juga sebagai pendengar yang baik.

Gambar. 2.9 Laporan Tim Pada Pelaksanaan Jigsaw II

Tes. Para siswa mengerjakan kuis-kuis individual yang mencakup semua topik.

Berikan kuis-kuis tersebut sesuai dengan materi yang diterima dan berikan cukup waktu bagi semua anak untuk menyelesaikannya.

Rekognisi tim.Skor tim dihitung seperti dalam STAD.

(23)

c. Penghargaan kelompok dilakukan dalam dua tahap

penghitungan.

1) Menghitung skor kemajuan individu dan kelompok tim

Setelah pelaksanaan kuis, dilakukan penghitungan skor kemajuan individu dan tim. Sebelum menghitung skor kemajuan siswa, tentukanlah terlebih dahulu skor awal. Tujuan dari dihitungnya skor kemajuan ini adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan poin maksimum bagi kelompok mereka. Dengan demikian akan timbul motivasi siswa untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. Perhitungan skor perkembangan individu dilihat pada tabel 2.4 berikut:

Tabel 2.4 Perhitungan skor kemajuan individu dan kelompok tim (Slavin.2008:159)

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 10-1 poin dibawah skror awal

Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal Lebih dari 10 poin diatas skor awal

(24)

2) Merekognisi Prestasi Tim

Untuk memberikan skor tim dapat dilihat dari catatan poin kemajuan setiap anak. Kemudian poin kemajuan dihitung secara keseluruhan, hasilnya dibagi jumlah siswa.

Ada tiga penghargaan yang diberikan terhadap kelompok yang berprestasi. Penghargaan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 2.5 Merekognisi Prestasi Tim

(Slavin.2008:160)

Kriteria (Rata-rata Tim) Penghargaan

Poin 25-30 Poin 20-24 Poin 15-19

TIM SUPER

TIM SANGAT BAIK TIM BAIK

5. Media Pembelajaran

(25)

menyajikan pesan-pesan pembelajaran dengan menggunakan semua saluran indera manusia, baik penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap maupun rabaan . media ber-tiga dimensi ini, pada dasarnya merupakan media yang tidak tembus pandang, namun apabila kita proyeksikan dengan melalui LCD yang berkamera, maka apapun bentuk tiga dimensi akan nampak layar proyeksi.

Fungsi utama media pembelajaran yaitu, sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam penggunaanya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan bahan ajar tidak diperkenankan menggunakanya hanya sekadar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. Fungsi lain yaitu mempercepat proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mengurangi verbalisme (salah penafsiran).

6. Media Pembelajaran Kartu Domino

(26)

Kartu domino adalah salah satu media pembelajaran berbentuk kartu Alat peraga kartu domino ini bermanfaat untuk membina keterampilan anak dalam mengetahui perubahan wujud benda antara gambar dan jawaban begitu juga sebaliknya. Kartu domino ini terdiri dari lima set yang masing-masing set terdiri dari 25 kartu. Satu set kartu berukuran lebih besar dan digunakan untuk demonstrasi guru. Sedangkan empat set yang lain digunakan anak dengan cara berkelompok. Setiap kartu mempunyai dua bagian yang berbeda yaitu satu bagian berisi banda dan satu bagian sifat bendanya.

Contoh

Sumber:dokumen pribadi

Gambar. 2.10 Contoh kartu domino Aturan permainan kartu domino.

a. Permainan kartu pecahan ini cocok untuk digunakan secara berkelompok. Tiap kelompok terdiri dari tiga sampai lima anak. Pada saat bermain, setiap pemain harus memasangkan kartu yang sama antara benda dengan pecahan jawaban seperti berikut ini:

(27)

Contoh

Sumber: dokumen pribadi

Gambar. 2.11 Contoh kartu domino

Cara memasangkan yaitu dengan meletakkan tepat yang bersesuaian antara kartu yang dimiliki pemain dengan bagian kartu yang telah terpasang.

Misalnya, kartu yang ada/terpasang adalah

Sumber:dokumen pribadi

Gambar. 2.12 Contoh permainan kartu domino

b. Pemasangan kartu diatur secara bergiliran untuk semua pemain.

Misalnya bergiliran dengan aturan searah jarum jam. Sebelum permainan dimulai, satu set kartu yang akan digunakan sebaiknya dikocok terlebih dahulu. Kemudian kartu-kartu tersebut dibagikan

Menyu blim

Mengu-ap

Mengen-cair

Dipanas

kan

Mengu-ap

(28)

kepada semua pemain yang mengikuti. Ada dua cara untuk membagikan kartu kepada pemain.

1) Membagi habis semua kartu yang ada kepada semua pemain. Cara ini harus memperhitungkan antara banyaknya kartu dengan banyaknya pemain, sehingga kartu yang diterima sama untu semua pemain. Karena banyaknya kartu ada 25, maka pemainnya harus lima siswa. Pemain yang pertama kali mendapat giliran sebaiknya disepakati terlebih dahulu. Bila pada gilirannya seorang pemain tidak mempunyai kartu yang senilai untuk dipasangkan maka pemain tersebut menunggu giliran berikutnya sampai ada pemain yang menghabiskan kartu terlebih dahulu.

2) Penentuan pemenang

(29)

B. Penelitian Yang Relevan

Dalam PTK yang telah dilaksanakan oleh Sulistyowati tahun 2011 , disimpulkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan pada siklus I pembelajaran hanya mencapai 80% siswa yang mendapat nilai diatas KKM dengan nilai rata-rata 77, sedangkan pada siklus II pembelajaran sudah berhasil karena nilai seluruh siswa atau 100% siswa telah mencapai KKM IPA yaitu 65 dengan nilai rata-rata 84. Maka pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

(30)

Kerangka berfikir yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.13 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian data di atas, maka dapat dirumuskan dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :

Melalui model belajar Kooperative tipe Jigsaw II dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada materi perubahan wujud benda siswa kelas IV SD Negeri Dawuhanwetan Kecamatan Kedungbanteng.

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Belajar Aspek Kognitif Pada Materi Perubahan WujudBenda
Tabel 2.2 Hasil Belajar Aspek Afektif pada Materi Perubahan WujudBenda
Gambar 2.2.1. Perubahan wujud benda dari cair menjadi
Gambar 2.3. Perubahan wujud benda dari cair menjadi gas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

12 Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan pula terima kasih kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu baik

Pada perlakuan intensitas cahaya yang berbeda, nilai a* dan b* larutan fikosianin pH netral, asam dan basa menghasilkan data bahwa pada hari ke-0 masing-masing

Skripsi ini membahas bagaimana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Adat Istiadat Perkawinan di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, tidak dapat dipastikan bahwa prosesi

Bentuk Gambar teknis Fasilitas silikon doping RSG-GAS seperti ditunjukkan pada Gambar 2 (pandangan samping). Gambar 2 menunjukkan rancangan pembuatan Fasilitas

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengembangan media pembelajaran papan analisis

Assalamualaikum Wr. Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat