• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian - UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJAR AN IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJA RAN VISUAL AUDITORY KINESTHETIC (VAK) BERBANTUAN PERMAINAN BINGO DI KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian - UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJAR AN IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJA RAN VISUAL AUDITORY KINESTHETIC (VAK) BERBANTUAN PERMAINAN BINGO DI KELAS V"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2 Kaliamanah Wetan yang terletak di Jalan May. Jend Sungkono No. 40 kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Indikator dalam pelaksanaan pembelajaran IPA tentang mendeskripsikan struktur bumi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester dua tahun pelajaran 2016/2017 yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2x35 menit. Penelitian dimulai pada tanggal 5 Mei sampai 13 Mei 2017.

1. Hasil Tindakan Siklus I

a. Hasil perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran VAK sebagai pedoman pembelajaran bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Pada siklus satu membahas tentang proses terjadinya bumi dan lapisan-lapisan atmosfer sedangkan siklus kedua membahas tentang lapisan-lapisan bumi dan lapisan-lapisan matahari.

(2)

3) Menyiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan. Sarana yang akan digunakan adalah lembar kerja siswa dan alat/bahan yang akan digunakan dalam percobaan seperti kertas asturo berwarna, jangka, gunting. Media yang digunakan adalah LCD projektor yang digunakan untuk menayangkan video proses terbentuknya bumi dan gambar lapisan-lapisan bumi dan matahari.

4) Menyiapkan soal dan kunci jawaban permainan BINGO.

5) Menyiapkan soal evaluasi yang diberikan pada akhir pertemuan disetiap siklus. Soal evaluasi diberikan dengan tujuan untuk mengukur kemampuan siswa pada aspek kognitif memhami dan menerima materi yang telah disampaikan oleh guru selama kegiatan pembelajaran.

6) Menyiapkan name text siswa untuk memudahkan mengobservasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

b. Hasil Pelaksanaan Tindakan

(3)

1) Hasil Siklus I Pertemuan I

Siklus I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5 Mei 2017 pembelajaran dimulai dari pukul 07.15 sampai 08.15 WIB. Materi pembelajaran yang diajarkan adalah proses terbentuknya bumi dengan alokasi waktu 2x35 menit. Berikut adalah pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1.

a) Kegiatan Awal

Pelajaran dimulai dengan guru memberikan salam, menyapa siswa. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Guru mengabsen siswa, dalam pertemuan 1 semua siswa hadir dengan jumlah 26 siswa. Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru memberikan

apersepsi berupa pertanyaan “Di planet manakah kalian tinggal?”, Apakah kalian mengetahui proses pembentukan

bumi?”. Siswa menjawab bersama-sama tinggal di planet bumi dan mereka kurang mengetahui proses pembentukan bumi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

(4)

video pembentukan bumi. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait video tersebut, namun hanya beberapa siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru. Sebagian siswa yang lainnya belum berani untuk menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan siswa ketika mengamati video dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Siswa sedang mengamati video pembentukan bumi

(5)

namun hanya beberapa siswa yang terlihat aktif dalam kelompoknya. Guru membimbing dan memberikan motivasi kepada semua siswa agar aktif saat kegiatan diskusi kelompok. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Kegiatan siswa ketika melakukan permainan BINGO dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2 siswa melakukan permainan BINGO

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan akhir guru dengan siswa bertanya jawab dan memberikan penguatan mengenai materi pelajaran selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu lapisan-lapisan atmosfer bumi. Guru mengucapkan salam. 2) Hasil Siklus I Pertemuan II

(6)

waktu 2x35 menit. Berikut adalah pelaksanaan pembelajaran siklus 1 pertemuan 2:

a) Kegiatan Awal

Guru memulai pembelajaran dengan memberikan salam, menyapa siswa, mengabsen siswa dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan materi pertemua sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah mempelajari materi lapisan-lapisan atmosfer bumi.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, sebelum memulai menjelaskan materi pelajaran, guru melakukan tanya jawab dengan siswa “Apakah kalian mengetahui apa itu atmosfer bumi. Beberapa siswa

menjawab bersama “Lapisan udara yang ada di bumi”. Guru

(7)

agar memiliki sikap aktif dan percaya diri saat pembelajaran berlangsung. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Kegiatan guru ketika menjelaskan materi lapisan-lapisan atmosfer dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:

Gambar 4.3 Guru sedang menjelaskan materi

(8)

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Guru memberikan penghargaan, pengarahan dan membahas bersama-sama hasil kerja kelompok. Kegiatan siswa ketika melakukan diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.4 Siswa sedang melakukan kegiatan diskusi kelompok

c) Kegiatan Penutup

(9)

Gambar 4.5 Siswa sedang mengerjakan soal evaluasi

c. Hasil Observasi Siklus I

Kegiatan observasi yang dilaksanakan, peneliti dibantu oleh guru kelas dan teman sejawat. Guru kelas sebagai pelaksana tindakan. Peneliti sebagai observer 1 bertugas untuk mengobservasi aktivitas guru dan psikomotor, observer 2 bertugas untuk mengobservasi aktivitas siswa, observer 3 bertugas untuk mengobservasi hasil belajar ranah afektif. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1) Hasil Belajar

a) Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil belajar siswa ranah kognitif pada siklus I dapat dijelaskan pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I

No. Indikator Keterangan

1. Jumlah siswa 26

2. Jumlah siswa tuntas belajar siklus I 17 3. Jumlah siswa tidak tuntas belajar

siklus I 9

(10)

Berdasarkan hasil tes ranah kognitif siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi pada siklus I yang diberikan di akhir pertemuan diperoleh rata-rata nilai sebesar 73,74 dan dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas pada hasil belajar ranah kognitif siklus I adalah 17 siswa dari 26 jumlah siswa. Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 9. Presentase ketuntasan yang dicapai pada siklus I hanya 65, 38%, sehingga belum dapat dikatakan belum tuntas.

Hasil belajar ranah kognitif belum mencapai presentase sesuai indikator yang telah ditentukan dikarenakan oleh beberapa faktor yang terjadi dalam pembelajaran. Faktor yang mempengaruhi hasil tersebut yaitu siswa kurang teliti dalam menngerjakan soal evaluasi sehingga jawaban yang ditulis siswa belum tepat atau keliru.

b) Hasil Belajar Ranah Afektif

(11)

Tabel 4.2 Hasil Observasi Afektif Siswa Siklus I

Rata-rata Siklus I 2,72

Kriteria Baik

(12)

berani untuk mengungkapkan pendapat. Lebih lanjut hasil observasi afektif setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Afektif Setiap Indikator Siklus I

Kode Indikator Afektif Skor Rata-rata

P1 P2

A

Siswa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok

77 78 77,5

B Siswa bertanggungjawab

terhadap tugas kelompok 72 76 74 C Siswa percaya diri dalam

mengemukakan pendapat 60 68 64 D Siswa menghargai

pendapat teman 62 73 67,5

Hasil observasi afektif setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.3 bahwa terjadi peningkatan pada setiap pertemuan. Skor yang diperoleh oleh siswa secara keseluruhan mengalami penigkatan. Sikap siswa pada saat diskusi kelompok sudah baik namun ada beberapa siswa yang belum percaya diri saat mengemukakan pendapat hal ini terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh yaitu 64.

c) Hasil Belajar Ranah Psikomotor

(13)

dan menyampaikan hasil diskusi. Hasil belajar siswa ranah psikomotor pada siklus I dapat dijelaskan pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Psikomotor Siswa Siklus I

No Nama Rata-rata Jumlah

Rata-Rata-rata Siklus I 2,87

Kriteria Baik

(14)

dapat dibuktikan berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh siklus I sebesar 2,68 pada kriteria baik. Hasil belajar ranah psikomotor sudah menunjukkan hasil yang bagus namun belum maksimal. Lebih lanjut hasil observasi psikomotor setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotor Setiap Indikator Siklus I

Kode Indikator Psikomotor Skor Rata-rata

P1 P2

A Mengaktifkan diri dalam

kelompok 75 78 76,5

B

Menggunakan alat dan bahan dalam percobaan dengan baik

74 80 77

C Kemampuan menyampaikan

hasil 65 74 69,5

D Merancang tugas percobaan

sesuai dengan petunjuk 74 78 76

(15)

2) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dijelaskan pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Rekapitulasi Penilaian Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No. Kegiatan yang diamati Skor Jumlah

P1 P2

1. Kegiatan Awal 9 10 19

2. Kegiatan Inti 20 22 42

3. Kegiatan Akhir 5 6 11

Jumlah tiap pertemuan 34 38 72

Rata-rata Siklus I 2,96

Kriteria Baik

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru sebagai pelaksana tindakan dengan menggunakan model pembelajaran VAK pada siklus I diperoleh bahwa aktivitas guru pada setiap pertemuannya mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada pertemuan 1 dengan jumlah skor 34 dan rata-rata 2,75 sedangkan pada pertemuan 2 jumlah skor 38 dengan rata-rata 3,17 sehingga jumlah skor pada siklus I adalah 72 dengan rata-rata 2,19. Aktivitas guru dengan skor rata-rata 2,96 menunjukkan kriteria baik. Aspek yang diamati dengan rata-rata paling tinggi adalah pada kegiatan inti.

(16)

3) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dapat dijelaskan pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Rata-rata Siklus I 2,82

Kriteria Baik

(17)

sudah baik namun belum mencapai indikator aktivitas siswa yang telah ditentukan. Lebih lanjut hasil observasi aktivitas siswa setiap indikator siklus I dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Setiap Indikator Siklus I

Kode Aspek yang diamati Skor Rata-rata

P1 P2

(18)

d. Hasil Refleksi

Kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanan pada siklus I kemudian diadakan refleksi terhadap hasil tindakan dengan hasil sebagai berikut:

1) Evaluasi belajar yang dilakukan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,74. Kriteria ketuntasan kelas hanya mencapai 65,38% dari jumlah seluruh siswa, sehingga perlu ditingkatkan lagi. 2) Penilaian siswa pada ranah afektif diperoleh skor rata-rata sebesar

2,72 dengan kriteria baik pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang masih kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok. Hal ini perlu ditingkatkan dalam pembelajaran agar siswa percaya diri dan mampu bekerja sama dengan siswa lainnya.

3) Ranah psikomotor yang diamati dengan lembar penilaian psikomotor diperoleh hasil penilaian dengan rata-rata 2,87 dengan kriteria baik siswa sudah bisa menggunakan alat dan bahan dengan baik namun untuk merancang percobaan banyak siswa yang belum mengerti sehingga diperlukan bimbingan guru pada saat percobaan. Ranah psikomotor perlu ditingkatkan.

(19)

5) Hasil observasi aktivitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran diperoleh skor rata-rata sebesar 2,82 termasuk dalam kriteria aktivitas siswa baik. Selama proses pembelajaran masih banyak siswa yang belum berani untuk menanyakan hal yang kurang dimengerti terhadap materi yang diajarkan. Kegiatan diskusi kelompok masih sedikit siswa yang berani mengemukakan pendapatnya karena siswa masih merasa malu dan kurang rasa percaya diri.

Oleh sebab itu perlu adanya untuk perbaikan kekurangan-kekurangan tersebut. Upaya yang perlu dilakukan untuk siklus berikutnya diantaranya adalah:

1) Guru harus lebih memahami langkah-langkah model pembelajaran VAK agar proses dan hasil pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2) Pengeolaan waktu dalam proses pembelajaran harus lebih diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran VAK dapat berjalan dengan lancar.

3) Memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa agar memiliki sikap rasa percaya diri dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat pada saat proses pembelajaran.

(20)

yang lainnya sehingga semua siswa dapat aktif dalam diskusi kelompok dan tidak ada siswa yang mendominasi dalam kegiatan diskusi kelompok.

Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I, terdapat kelebihan dan kekurangan diantaranya:

 Kelebihan

1) Aktivitas guru dalam pembelajaran sudah baik karena menguasai kegiatan pembelajaran

2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah cukup baik, terlihat saat siswa yang antusias memperhatikan penjelasan dari guru.

 Kekurangan

1) Guru dalam proses pembelajaran belum mengelola waktu sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan.

2) Guru harus memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa ketika diskusi kelompok, agar siswa dapat bekerja sama.

(21)

2. Deskripsi Siklus II

a. Hasil Perencanaan Siklus II

Perencanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran VAK.

2) Menyiapkan lembar penilaian afektif, lembar penilaian psikomotor, lembar observasi aktifitas guru dan siswa.

3) Menyiapkan media pembelajaran gambar lapisan bumi dan lapisan matahari.

4) Menyiapkan sarana pembelajaran plastisin untuk membentuk lapisan bumi dan lapisan matahari.

5) Menyiapkan lembar soal dan kunci jawaban permainan BINGO. 6) Menyiapkan soal evaluasi yang diberikan pada akhir pertemuan. 7) Menyiapkan papan nama kelompok.

8) Menyiapkan name text siswa untuk memudahkan mengobservasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

b. Hasil Tindakan Siklus II

(22)

1) Siklus II Pertemuan 1

Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan hari jumat tanggal 12 Mei 2017 dimulai pada pukul 07.15 sampai 08.15 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Berikut adalah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1:

a) Kegiatan Awal

Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa siswa, mengabsen siswa serta mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa setelah belajar IPA siswa diharapkan dapat memahami lapisan-lapisan bumi.

b) Kegiatan Inti

Memasuki kegiatan inti guru menunjukkan gambar lapisan-lapisan bumi melalui LCD. Guru menjelaskan lapisan-lapisan bumi dan mengemukakan manfaat bagi kehidupan. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menggali pengetahuan siswa dengan mengajukan

pertanyaan “kalian tahu bahwa bumi tempat tinggal kita

ternyata terdiri atas lapisan-lapisan, coba sebutkan lapisan

(23)

siswa serentak menjawab kerak, mantel, inti luar dan inti

dalam. “lalu apa itu kerak bumi?, coba jelaskan Saeful”,

guru mengajukan pertanyaan kepada salah satu siswa.

“Kerak bumi adalah lapisan paling tebal tempat makhluk

hidup “ jawaban Saeful. “Betul jawaban Saeful, kerak bumi

adalah lapisan terluar tempat tinggal kita sekarang yang

berupa batuan keras dan dingin”. Respon siswa terhadap

pembelajaran lapisan bumi sudah mulai aktif dan berani menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan guru ketika menjelaskan materi dapat dilihat pada gambar 4.6 sebagai berikut:

Gambar 4.6 Guru sedang menjelaskan materi

(24)

dan berebut menjawab pertanyaaan dari guru untuk mendapatkan sususan kata agar terangkai kata BINGO. Siswa selesai melakukan permainan BINGO, guru membagikan LKS yang berisi petunjuk membuat lapisan-lapisan struktur bumi menggunakan plastisin. Siswa menyiapkan alat-alat yang telah dibawa seperti lidi, kertas dan pulpen. Guru menjelaskan petunjuk kerja dan meminta siswa untuk memulai membuat lapisan-lapisan bumi secara berkelompok. Siswa sudah menunjukkan sikap saling bekerja sama terlihat ketika kegiatan diskusi kelompok.

Gambar 4.7 Siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok

(25)

mengenai hasil kerja kelompok membuat lapisan-lapisan bumi dapat dilihat pada gambar 4.8 sebagai berikut:

Gambar 4.8 Siswa mempresentasikan hasil diskusi Kelompok

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup guru dengan siswa bertanya jawab mengenai materi pelajaran lapisan-lapisan bumi. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Guru menyampaikan materi yang akan datang yaitu lapisan-lapisan matahari. Guru mengucapkan salam.

2) Siklus II Pertemuan 2

Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan hari sabtu tanggal 13 Mei 2017 dimulai pada pukul 09.30 sampai 10.15 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Berikut adalah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan 2:

a) Kegiatan Awal

(26)

mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru memberikan motivasi agar siswa aktif dan semangat. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa setelah belajar IPA diharapkan siswa dapat memahami lapisan-lapisan matahari.

b) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan lapisan-lapisan matahari dan menunjukkan gambar melalui LCD. Guru melalukan tanya jawab dengan siswa mengenai lapisan-lapisan matahari dengan mengajukan pertanyaan “matahari adalah sumber cahaya bagi makhluk hidup, dari yang sudah ibu jelaskan

coba sebutkan apa saja susunan lapisan matahari?”. Siswa

menjawab bersama-sama “fotosfer, kromosfer, korona dan

inti”. Lapisan matahari juga mempunyai ketebalan yang

berbeda-beda, coba cloudy jelaskan lapisan matahari yang

paling panas? “lapisan yang suhunya paling panas adalah

lapisan inti “ jawaban Cloudy. “Betul jawaban Cloudy,

(27)

Kegiatan selanjutnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5-6 orang. Guru mengadakan permainan bingo yang di dalamnya terdapat beberapa pertanyaan terkait lapisan-lapisan matahari. Kelompok yang dapat menjawab pertanyaan mendapatkan susunan kata BINGO. Setiap kelompok berebut menjawab pertanyaan dari guru untuk mendapatkan susunan kata BINGO, namun ada beberapa kelompok yang keliru menjawab pertanyaan. Ada satu kelompok yang berhasil mengumpulkan susunan kata BINGO. Guru menjelaskan petunjuk kerja LKS dan meminta siswa untuk melakukan percobaan dengan membuat lapisan-lapisan matahari menggunakan plastisin secara berkelompok.

Gambar 4.9 Siswa sedang melakukan kegiatan diskusi kelompok

(28)

bersama-sama dengan siswa mengenai hasil kerja kelompok.

c) Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa bertanya jawab dan menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru membagikan soal evaluasi dan memberikan petunjuk pengisian. Siswa selesai mengerjakan soal evaluasi. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan ke meja guru. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kegiatan siswa ketika mengerjakan soal evaluasi dapat dilihat pada gambar 4.10 sebagai berikut:

(29)

c. Hasil Observasi

1) Hasil Belajar

a) Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil belajar siswa ranah kognitif pada siklus II dapat dijelaskan pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II

No. Indikator Keterangan

1. Jumlah siswa 26

2. Jumlah siswa tuntas belajar siklus I 22 3. Jumlah siswa tidak tuntas belajar

siklus II 4

4. Rata-rata nilai siklus I 82,82 6. Presentase ketuntasan siklus I 84,62%

Berdasarkan hasil tes ranah kognitif melelui lembar evaluasi pada siklus II yang diberikan pada akhir pertemuan diperoleh rata-rata nilai sebesar 83,59 dan dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas pada hasil belajar ranah kognitif pada siklus II adalah 22 siswa dari 26 jumlah siswa. Siswa yang tidak tuntas berjumlah 4 siswa. Presentase ketuntasan yang dicapai pada siklus II mencapai 84,62% sehingga hasilnya sudah dikatakan tuntas. Siswa sudah memahami materi struktur bumi dengan baik.

b) Hasil Belajar Ranah Afektif

(30)

belajar siswa ranah afektif pada siklus II dapat dijelaskan pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 Hasil Observasi Afektif Siswa Siklus II

No Nama Rata-rata Jumlah

Rata-Rata-rata Siklus I 3,38

Kriteria Sangat Baik

(31)

kriteria sangat baik. Siswa sudah memiliki sikap yang baik saat bekerjasama dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugas kelompok.. Lebih lanjut hasil observasi afektif setiap indikator pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif Setiap Indikator Siklus II

Kode Indikator Afektif Skor Rata-rata

P1 P2

A

Siswa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok

93 99 96

B Siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok 84 91 87,5 C Siswa percaya diri dalam mengemukakan pendapat 77 88 82,5 D Siswa menghargai

pendapat teman 81 90 85,5

Hasil belajar ranah afektif setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.11 terjadi peningkatan. Peningkatan skor setiap siswa terjadi pada setiap pertemuan. Peningkatan terjadi karena sikap siswa yang selalu bekerja sama dan bertanggung saat pembelajaran serta siswa sudah percaya diri untuk mengemukakan pendapat.

c) Hasil Belajar Ranah Psikomotor

(32)

Tabel 4.12 Hasil Observasi Psikomotor Siswa

Rata-rata Siklus I 3,48

Kriteria Sangat Baik

(33)

hasil diskusi sehingga pada siklus II diperoleh rata-rata 3,48 dengan kriteria sangat baik.. Lebih lanjut hasil observasi psikomotor setiap indikator siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotor Setiap Indikator Siklus II

Kode Indikator Psikomotor Skor Rata-rata

P1 P2

A Mengaktifkan diri dalam

kelompok 85 97 91

B Menggunakan alat dan bahan

dalam percobaan dengan baik 93 95 94

C Kemampuan menyampaikan

hasil 80 92 86

D Merancang tugas percobaan

sesuai dengan petunjuk 86 95 90,5

Hasil belajar ranah psikomotor setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.13 terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Keterampilan siswa sudah mahir saat merancang maupun menggunakan alat peraga.

d) Hasil observasi aktivitas guru

(34)

Tabel 4.14 Rekapitulasi Penilaian Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No. Kegiatan yang diamati Skor Jumlah

P1 P2

1. Kegiatan Awal 9 11 20

2. Kegiatan Inti 24 24 48

3. Kegiatan Akhir 7 7 14

Jumlah tiap pertemuan 40 42 82

Rata-rata Siklus II 3,41

Kriteria Sangat Baik

Hasil observasi yang dilakukan terhadap aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model VAK dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran guru mengalami peningkatan. Hal tersebut terbukti dengan rata-rata yang diperoleh yaitu 3,41 dengan kriteria sangat baik. Guru sudah mengelola waktu dengan baik dan sudah bisa menggabungkan modalitas belajar siswa.

e) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dijelaskan pada tabel 4.15 berikut ini:

(35)

10 Hidayah Reza Saputra 3 3,2 6,2 3,1

Rata-rata Siklus I 3,36

Kriteria Sangat Baik

(36)

Tabel 4.16Rekapitulasi Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Setiap Indikator Siklus II

Kode Aspek yang diamati Skor Rata-rata

P1 P2

A Keantusiasan siswa dalam

mengikuti pembelajaran 91 97 94 B Memperhatikan penjelasan guru 90 100 95 C Berperan aktif dalam

pembelajaran 81 90 85,5

D Menanyakan hal-hal yang

kurang dimengerti 75 82 78,5

E Bekerja sama dan berdiskusi

bersama kelompok dengan baik 80 88 84

Hasil aktivitas siswa setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.16 terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Aktivitas siswa meningkat karena siswa lebih aktif dibandingkan siklus I. Siswa terlihat selalu antusias dan lebih berani untuk bertanya mengenai hal yang belum mengerti

d. Hasil Refleksi

1) Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran dengan skor rata-rata 3,41 menunjukkan aktivitas guru sangat baik dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran VAK.

(37)

aktivitas siswa. Siswa secara keseluruhan sudah berperan aktif dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran VAK. 3) Penilaian hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor sudah

memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan sehingga penelitian tindakan kelas sudah dikatakan cukup dan berhasil.

 Kelebihan

1) Aktivitas guru dalam pembelajaran sudah menunjukkan aktivias yang sangat baik. Guru sudah melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran VAK dengan tepat. 2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah menunjukkan

aktivitas yang sangat baik. Siswa sudah berani bertanya dan percaya diri.

3) Hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor sudah memenuhi indikator keberhasilan.

B. Pembahasan

Hasil penelitian pelaksannaan tindakan kelas dari siklus I sampai dengan siklus II adalah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif

(38)

0.00%

Tabel 4.17 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

No. Pencapaian Siklus I Siklus II yaitu terjadi peningkatan pada siklus II. Nilai terendah siswa pada siklus I adalah 55,33 dan pada siklus II nilai terendah siswa adalah 60 peningkatan ketuntasan belajar siswa yaitu 65,38% dan pada siklus II menjadi 84,62%. Siklus II terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya karena guru sudah melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran VAK serta penyampaian materi yang jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.

Hasil belajar siswa ranah kognitif secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4.11 dibawah ini:

(39)

Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II sudah meningkat daripada siklus I karena siswa sudah memahami materi struktur bumi sehingga dapat menjawab soal evaluasi berbentuk uraian. Peningkatan terlihat dari hasil kognitif siswa memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bloom dalam Sudjana (2010: 23-28) bahwa dalam ranah kognitif terdapat jenjang pengetahuan dan pemahaman. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat yang paling rendah, sedangkan tipe hasil belajar pemahaman dibedakan menjadi tiga yaitu pemahaman terjemahan, penafsiran dan eksrapolasi.

Peningkatan hasil kognitif terlihat ketika siswa sudah mampu menganalisis soal berbentuk uraian dengan benar. Hal tersebut sesuai dengan salah satu tipe hasil belajar yang dikemukakan oleh Bloom dalam Sudjana (2010: 23-28) yaitu analisis. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari tipe belajar pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

(40)

kegiatan belajar. Perubahan kognitif yang terjadi pada penelitian tindakan kelas ini dapat dinyatakan dari perolehan hasil yaitu dijelaskan pada tabel 4.11. Perubahan yang terjadi merupakan perubahan yang berdampak positif pada diri siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif tidak lepas dari peran guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 54-71) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi belajar adalah sekolah. Faktor sekolah meliputi metode mengajar yang dilakukan guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, dan metode belajar.

2. Hasil Belajar Ranah Afektif

Afektif atau berkaitan dengan karakter merupakan salah satu sikap yang diamati dalam penelitian ini. Penilaian ranah afektif yang diamati dalam penelitian ini yaitu mengenai kerja sama. Hasil belajar ranah afektif diperoleh hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan. Hasil observasi afektif diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hasil belajar ranah afektif dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut:

Tabel 4.18 Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

No Siklus Skor Rata-rata Kriteria

1 I 2,72 Baik

(41)

2

Histogram peningkatan hasil belajar ranah afektif siswa dapat dilihat pada gambar 4.12 sebagai berikut:

Gambar 4.12 Histogram peningkatan Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

Histogram 4.12 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar ranah afektif mengalami peningkatan. Siklus I memperoleh rata-rata 2,72 dengan kriteria baik sedangkan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 3,38 dengan kriteria sangat baik. Hasil belajar ranah afektif lebih lanjut dapat dirinci pada setiap indikatornya pada tabel 4.19 sebagai berikut:

Tabel 4.19 Peningkatan Setiap Indikator Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

No Siklus Indikator

A B C D

1. I 2,98 2,85 2,46 2,6

2. II 3,69 3,36 3,17 3,28

(42)

Gambar 4.13 Histogram Peningkatan Setiap Indikator Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

Keterangan:

Indikator A : Siswa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok Indikator B : Siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok

Indikator C : Siswa percaya diri dalam mengemukakan pendapat Indikator D : Siswa menghargai pendapat teman

Histogram 4.13 di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Indikator A yaitu siswa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok mengalami peningkatan terjadi peningkatan dari siklus I memperoleh nilai rata-rata 2,98 dengan kriteria baik dan pada siklus II menjadi 3,69 dengan kriteria sangat baik. Peningkatan ini dikarenakan siswa sudah berkerjasama saat diskusi kelompok terlihat ketika siswa melakukan tugasnya dalam kelompok dan peran guru sebagai fasilitator membimbing siswa untuk saling bekerja sama. Indikator A menurut Kratwohl dan Bloom dalam Winkel (1999: 247) termasuk perilaku partisipasi dan organisasi.

Indikator B yaitu siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok mengalami peningkatan. Siklus I memperoleh rata-rata 2,85

0 1 2 3 4

(43)

dengan kriteria baik sedangkan siklus II memperoleh rata-rata 3,36 dengan kriteria sangat baik. Peningkatan indikator B ini disebabkan karena siswa sudah mulai bertanggung jawab dan mendapatkan tugas masing-masing ketika berdiskusi kelompok. Indikator B termasuk perilaku berkaitan dengan tujuh perilaku pada ranah afektif yang dikemukakan oleh Krathwohl dan Bloom dalam Winkel (1999: 247) yaitu penilaian dan penentuan sikap yang mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap.

Indikator C yaitu siswa percaya diri dalam mengemukakan pendapat mengalami peningkatan, pada siklus I diperoleh rata-rata 2,46 dengan kriteria cukup baik dan pada siklus II menjadi 3,17 dengan kriteria baik. Peningkatan pada indikator C disebabkan karena sebagian besar siswa sudah berani untuk bertanya, menjawab pertanyaan guru maupun mengemukakan pendapat. Hal tersebut berkaitan dengan tujuh perilaku pada ranah afektif yang dikemukakan oleh Krathwohl dan Bloom dalam Winkel (1999: 247) yaitu partisipasi yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

(44)

teman saat diskusi kelompok. Indikator D berkaitan dengan tujuh perilaku ranah afektif yaitu penerimaan serta penilaian dan penentuan sikap. Krathwohl dan Bloom dalam Winkel (1999: 247) mengemukakan jenis perilaku penerimaan mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut, sedangkan jenis perilaku penilaian dan penentuan sikap pada ranah afektif mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap. 3. Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Ranah Hasil belajar yang berkaitan dengan keterampilan siswa yaitu ranah psikomotor. Hasil belajar ranah psikomotor terjadi peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan presentase nilai rata-rata hasil belajar ranah psikomotor yang disajikan pada tabel 4.20 sebagai berikut:

Tabel 4.20 Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

No. Siklus Skor rata-rata Kriteria

1. I 2,87 Baik

2. II 3,48 Sangat Baik

(45)

Gambar 4.14 Histogram Peningkatan Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

Histogram 4.14 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar ranah psikomotor mengalami peningkatan. Siklus I memperoleh rata-rata 2,88 dengan kriteria baik sedangkan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 3,48 dengan kriteria sangat baik. Hasil belajar ranah psikomotor lebih lanjut dapat dirinci setiap indikatornya pada tabel 4.21 dan gambar 4.15 sebagai berikut:

Tabel 4.21 Peningkatan Setiap Indikator Hasil Belajar Ranah Psikomotor Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

No. Siklus Indikator

A B C D

1. I 2,94 2,96 2,67 2,92

2. II 3,5 3,62 3,3 3,48

Histogram peningkatan hasil belajar ranah psikomotor berdasarkan setiap indikatornya dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut ini:

(46)

Gambar 4.15 Histogram Peningkatan Setiap Indikator Hasil Belajar Ranah Psikomotor Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan.

Keterangan:

Indikator A : Mengaktifkan diri dalam kelompok

Indikator B : Menggunakan alat dan bahan dalam percobaan dengan baik Indikator C : Kemampuan menyampaikan hasil diskusi kelompok

Indikator D : Merancang tugas percobaan sesuai dengan petunjuk

(47)

Indikator B yaitu menggunakan alat dan bahan dalam percobaan dengan baik meningkat. Siklus I diperoleh rata-rata 2,96 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 3,62. Indikator B mengalami peningkatan karena siswa sudah mengikuti petunjuk dalam penggunaannya. Indikator B berkaitan dengan jenis perilaku gerakan kompleks ranah psikomotor yang dikemukakan oleh Bloom dalam Winkel (1999: 249) menjelaskan bahwa gerakan kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.

Indikator C yaitu kemampuan menyampaikan hasil diskusi kelompok mengalami peningkatan. Setelah siswa melakukan diskusi kelompok maka siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Hasil rata-rata yang diperoleh siklus I yaitu 2,67 sedangkan siklus II memperoleh skor rata-rata 3,3 Peningkatan indikator C dikarenakan siswa sudah memiliki sikap percaya diri dan guru memberikan motivasi agar setiap siswa mempunyai sikap percaya diri saat menyampaikan hasil diskusi kelompok. Indikator C berkaitan dengan tipe perilaku ranah psikomotor gerakan terbimbing menurut Bloom dalam Winkel (1999: 249) yang menyatakan bahwa gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).

(48)

memperoleh nilai rata-rata 2,92 dan pada siklus II menjadi 3,48. Peningkatan indikator D ini disebabkan karena siswa sudah baik dalam merancang percobaan sesuai petunjuk dan guru membimbing kegiatan percobaan sehingga siswa menjadi paham cara merancang percobannya dengan benar. Indikator D berkaitan dengan tipe perilaku ranah psikomotor gerakan terbimbing menurut Bloom dalam Winkel (1999: 249) yang menyatakan bahwa gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).

4. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus II. Hasil peningkatan aktivitas guru berdasarkan observasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.22 sebagai berikut:

Tabel 4.22 Hasil Peningkatan Aktivitas Guru Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

No. Siklus Skor Rata-rata Kriteria

1. I 2,96 Baik

2. II 3,41 Sangat Baik

(49)

Gambar 4.16 Histogram Hasil Peningkatan Aktivitas Guru Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

Peningkatan rata aktivitas guru dapat diketahui dari nilai rata-rata siklus I yaitu 2,96 dengan kriteria baik meningkat pada siklus II menjadi 3,41 dengan kriteria sangat baik. Hasil observasi aktivitas guru siklus II meningkat dari siklus I dikarenakan guru sudah memahami langkah-langkah model pembelajaran VAK dengan benar. Hal ini berdasarkan tahap-tahap model pembelajaran VAK yang dikemukakan oleh Shoimin (2014: 227) langkah-langkah model pembelajaran VAK yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap pelatihan, tahap penampilan hasil.

Pelaksanaan model pembelajaran VAK materi struktur bumi dalam pembelajarannya, siswa ikut serta untuk praktek atau berpartisipasi aktif dengan melakukan percobaan-percobaan secara langsung. Aly dan Eny Rahma (2010: 18) menjelaskan bahwa IPA adalah suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Peningkatan aktivitas guru sudah sesuai

(50)

dengan model pembelajaran VAK yang menyajikan pembelajaran berupa kegiatan nyata, siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran, memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk mengembangkan konsep dan keterampilan yang dimiliki siswa. Hal tersebut diupayakan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran VAK. Huda (2013: 287-288) menjelaskan model pembelajarann VAK yang meliputi Visual, Auditory, Kinesthetic.

5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

(51)

Tabel 4.23 Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

No. Siklus Skor rata-rata Kriteria

1. I 2,82 Baik

2. II 3,36 Sangat Baik

Histogram aktivitas siswa kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan dapat dilihat pada gambar 4.17 sebagai berikut:

Gambar 4.17 Histogram Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

Peningkatan aktivitas terlihat ketika siswa aktif dalam pembelajaran menggunakan model VAK. Siswa tidak hanya menggunakan satu modalitas yang dimiliknya tetapi lebih banyak mengunakan modalitas dengan mengkombinasikan gaya belajar sehingga pembelajaran akan lebih bermakana dan efektif. Huda (2013: 289) menjelaskan model pembelajaran Visual Auditory Kinestethic (VAK) merupakan salah satu tipe model berfikir dan berbasis masalah. Siswa melakukan beberapa kegiatan antara lain pada tahap Visual, siswa melakukan kegiatan melihat video pembelajaran dan mengamati gambar-gambar yang dipaparkan oleh guru

(52)

0

dalam menjelaskan materi. Tahap Auditory guru menjelaskan materi dengan ceramah, siswa melakukan kegiatan yaitu mendengarkan. Tahap Kinestethic yaitu guru melakukan demonstrasi dan siswa terlibat secara langsung dengan melakukan praktek percobaan dan permainan. Histogram peningkatan aktivitas siswa berdasarkan setiap indikatornya dapat dilihat pada tabel 4.24 berikut ini:

Tabel 4.24 Peningkatan Setiap Indikator Aktivitas Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

No. Siklus Indikator

A B C D E

1. I 2,96 3,04 2,77 2,54 2,8

2. II 3,62 3,63 3,29 3,02 3,23

Histogram peningkatan aktivitas siswa berdasarkan setiap indikatornya dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut ini

Gambar 4.18 Histogram Peningkatan Setiap Indikator Aktivitas Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kalimanah Wetan

Keterangan:

Indikator A : Keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran Indikator B : Memperhatikan penjelasan guru

Indikator C : Berperan aktif dalam pembelajaran

Indikator D : Menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti

(53)

Histogram 4.19 di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada setiap indikatornya. Indikator A yaitu Keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran terjadi peningkatan dari awalnya memperoleh rata-rata 2,96 dengan kriteria baik menjadi 3,62 dengan kriteria sangat baik. Peningkatan indikator A disebabkan karena pembelajaran yang menarik seperti penayangan video, media gambar dan kegiatan percobaan sehingga siswa menjadi antusias.

Peningkatan indikator B yaitu memperhatikan penjelasan guru pada siklus I memperoleh rata-rata 3,04 dengan kriteria baik, meningkat menjadi 3,63 pada siklus II dengan kriteria sangat baik. Peningkatan ini disebabkan karena guru ketika menjelaskan materi menyenangkan dan mudah dimengerti. Penggunaan media video, gambar merupakan salah satu faktor yang menarik perhatian siswa sehingga siswa memperhatikan penjelasan guru.

Indikator C yaitu berperan aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Siklus I memperoleh rata-rata 2,77 dengan kriteria cukup baik sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 3,29 dengan kriteria sangat baik. Peningkatan indikator C dikarenakan siswa sudah memiliki keberanian untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

(54)

kriteria cukup baik meningkat pada siklus II memperoleh nilai rata-rata menjadi 3,02 dengan kriteria baik. Peningkatan ini terjadi karena beberapa siswa sudah berani bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami.

Indikator E yaitu bekerja sama dan berdiskusi bersama kelompok dengan baik terjadi peningkatan. Siklus I memperoleh nilai rata-rata 2,8 dengan kriteria baik meningkat pada siklus II memperoleh nilai rata-rata menjadi 3,23 dengan kriteria baik. Peningkatan indikator E karena siswa sudah saling bekerja sama saat mengerjakan tugas kelompok.

6. Hasil Wawancara

1. Hasil Wawancara Siswa

Wawancara yang dilakukan dengan Fifa diperoleh hasil bahwa

“sangat senang melakukan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran VAK. Fifa merasa terbantu adanya media video pembelajaran, media gambar serta adanya plastisin sehingga dapat memahami materi pelajaran. Fifa mebambahkan lebih memahami materi apabila dicontohkan secara langsung seperti membuat lapisan-lapisan matahari dan bumi dengan plastisin.”

Ashraf mengungkapkan hal yang dirasakan selama proses pembelajaran “senang dan lebih mengerti. Ashraf lebih mengerti pelajaran IPA apabila mempraktikkan sendiri seperti membuat lapisan bumi dan matahari dan adanya video proses terbentuknya bumi karena terdapatan urutan yang jelas. Ashraf juga sudah paham mengenai letak jauh dan dekatnya suatu lapisan bumi dan matahari.”

(55)

Nesa mengungkapkan “senang dan menjadi lebih paham karena terdapat video dan gambar serta penjelasan guru yang jelas. Nesa menambahkan dengan adanya permainan BINGO pelajaran lebih menyenangkan karena di dalam permainan BINGO terdapat pertanyaan yang harus dijawab siswa sehingga melalui permainan siswa dapat belajar materi pelajaran.”

Belajar akan lebih efektif apabila menggabungkan modalitas yang dimiliki siswa, sesuai dengan pendapat Suyatno (2009: 65) menjelaskan model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran efektif dengan memerhatikan ketiga hal (Visual, Auditory and Kinesthetic).

2. Hasil Wawancara Guru

Wawancara yang dilakukan dengan Ibu Suci mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil wawancara bersama guru kelas V memperoleh hasil, bahwa beliau memberikan pendapat:

“respon siswa menjadi aktif dan menyenangkan karena model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang memanfaat modalitas belajar yaitu visual, auditory dan kinesthetic yang di dalamnya terdapat pula permainan sehingga siswa aktif. Antusias terlihat saat pembelajaran dimulai. Model pemelajaran VAK merupakan mudah diterapkan”. Ibu Suci menambahkan pendapat bahwa penggunakan model VAK juga dapat meningkatkan aktivitas siswa daripada pembelajaran sebelumnya dan hasil belajarnya pun meningkat. Selama proses penggunaan model pembelajaran VAK tidak mengalami kesulitan.”

(56)

Gambar

tabel 4.3 bahwa  terjadi peningkatan pada setiap pertemuan.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Psikomotor Siswa Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotor Setiap Indikator
Tabel 4.6 Rekapitulasi Penilaian Observasi Aktivitas Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul : EVALUASI PANJANG ANTRIAN PADA LAYANAN. PINTU KELUAR TANPA ATAU

This research conducted by applying quasi experiment method with nonequivalent control group design where the experimental class and the control class were

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Pada hari ini Selasa tanggal Lima bulan Januari tahun Dua ribu enam belas (05-01-2016), kami Pokja ULP Kantor Polres Musi Banyuasin TA. 2016 telah melaksanakan proses

Upaya evaluasi harus senantiasa memperhatikan perkembangan situasi yang ada sehingga apabila diperlukan, organisasi harus juga melakukan berbagai penyesuaian baik

Contohnya seperti penelitian tentang PIMS (Profit Impact of Market Strategy) yang menggunakan 100 data dari 3.000 organisasi terkait menggunakan ROI (Return On

“IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas

bagai variabel intervening di Industri ekspedisi laut.Industri ekspedisi laut adalah perusahaan yang bergerak pada bidang jasa angkutan ekspedisi khususnya pada