• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga - Dwi Hastari Nugraheni BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga - Dwi Hastari Nugraheni BAB II"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner dalam mubaroq, 2009). Duvall (1986, dalam Efendi, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.

Keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagai berikut: keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal dalam rumah angga yang sama. Saat ini, definisi keluarga tradisional terbatas, baik dalam penerapannya maupun inklusivitasnya (U.S Bureau of the Cencus dalam Friedman, 2010).

(2)

individu merupakan bagiannya dan dikeluarga semua juga dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti (Suprajitno, 2012).

Keluarga menurut Friedman (2009), memberikan pandangan tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :

a. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, ikatan adopsi.

b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.

c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai suami dan istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak perempuan.

d. Keluarga bersama – sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2. Fungsi keluarga

Menurut Friedman (2010), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :

a. Fungsi afektif

(3)

kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain dilihat keluarga atau masyarakat.

2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.

(4)

aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi

Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

(5)

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : 1) Mengenal masalah.

2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.

3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit. 4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat. 5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat 3. Tipe dan Bentuk Keluarga

(6)

1. Tipe keluarga tradisional

a. Nuclear Family (Keluarga Inti). Terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.

b. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.

c. Single Parent family. Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak – anak yang masih bergantung kepadanya.

d. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.

e. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing – masing pernah menikah dan membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.

f. Three generation family. Suatu keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.

g. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam satu rumah.

(7)

2. Tipe keluarga non tradisional.

a. The unmarried teenage mother, Keluarga terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

b. The step parent family, keluarga dengan orang tua tiri. c. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian

darah yang hidup serumah.

d. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti – ganti pasangan tanpa menikah.

e. Gay and lesbian family, seseorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

f. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.

g. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.

(8)

i. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.

j. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

k. Gang, keluarga yang destruktif dari orang – orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

4. Tahap dan Tugas Perkembangan

Dalam setiap keluarga mempuntyai siklus kehidupan yang mempunyai tahapan – tahapan. Seperti individu yang mempunyai tahapan perkembangan dan pertumbuhan yang berturut – turut. Dalam keluargpun juga mengalami tahap perkembangan yang berturut – turut. Menurut Friedman (2010) tahap perkembangan keluarga adalah sebagai berikut :

a. Tahap 1 : (Beginning family)

Merupakan keluarga pemula perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal dan status lajang kehubungan baru yang intim.

b. Tahap II : (Child bearing family)

(9)

c. Tahap III : (Family with preschool)

Keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.

d. Tahap IV : (Family with children)

Keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun awal dari remaja.

e. Tahap V : (Family with teeneger)

keluarga dengan anak remaja yang di mulai ketika anak pertama memasuki umur 13 tahun berlangsung selama 6 sampai 7 tahun. Tahap ini bisa terjadi dengan singkat apabila anak meninggalkan lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga umur 19 atau 20 tahun.

f. Tahap VI : (Launching center family)

Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai denagan anak meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “ Rumah Kosong”.

g. Tahap VII : (middle age families)

(10)

h. Tahap VIII : (Keluarga usia lanjut)

Keluarga dalam masa pensiun dan lanjut usia diawali dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.

5. Struktur Keluarga

Menurut (Friedman, 2010), struktur keluarga terdiri atas: a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang bersifat terbuka dan jujur, selalu menyelesaikan konflik keluarga berpikiran positif, dan tidak mengulang – ulang isu dan pendapatan sendiri. Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi :

a. Karakteristik pengirim

1) Yakin dalam mengemukakan pendapat. 2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas. 3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik. b. Karakteristik penerima :

1) Siap mendengar.

2) Memberikan umpan balik. 3) Melakukan validasi. b. Struktur peran

(11)

status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami atau istri atau anak.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku seseorang kearah positif. Tipe struktur kekuatan antara lain :

1) Legitimate power/authority, Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak

2) Referent power. Seseorang yang ditiru. 3) Reword power. Pendapat ahli.

4) Coercive power. Dipaksakan sesuai keinginan. 5) Informational power. Pengaruh melalui persuasi. 6) Affectif power. Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih. d. Nilai –nilai dalam keluarga

(12)

6. Struktur peran keluarga

Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

a. Peran formal keluarga

Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran keluarga (ayah – suami dll). Yang terkait dengan masing – masing posisi keluarga formal adalah peran terkait atau sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga membagi peran kepada keluarganya dengan cara yang serupa dengan cara masyarakat membagi perannya : berdasarkan pada seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya sistem tersebut. Beberapa peran membutuhkan ketrampilan atau kemampuan khusus : peran yang lain kurang kompleks dan dapat diberikan kepada mereka yang kurang terampil atau jumlah kekuasannya paling sedikit.

b. Peran informal keluarga

(13)

7. Proses dan strategi koping keluarga

Proses dan strategi koping keluarga berfungsi sebagai proses atau mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa koping keluarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh karena itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang mendasari yang memungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi keluarga yang diperlukan.

8. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai inti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno, 2008). Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2008) :

a. Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.

(14)

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

c. Pelaksanaan

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

d. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visit yang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.

e. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.

f. Kolaborasi

(15)

g. Fasilisator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat. h. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah. i. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

B. Konsep Penyakit

1. Hipertensi

Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Wijayaningsih, 2013).

(16)

Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak normal, batas yang dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun pada umumnya sistolik yang berkisar antar 140 – 190 mmHg dan diastolik antara 90 – 95 mmHg dianggap merupakan garis batas dari hipertensi (Riyadi, 2011).

Dari definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan hipertensi adalah : tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal yaitu 140/90 mmHg.

(17)

Tabel II.2

Definisi dan klasifikasi hipertensi menurut WHO-ISH, ESH-ESC, JNC 7 Klasifikasi tekanan

darah

Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik WHO-ISH

ESH-ESC

JNC-7 WHO-ISH

ESH-ESC

JNC-7 Optimal

Normal

Tinggi – normal Hipertensi kelas 1(ringan)

Cabang :

perbatasan

Hipertensi kelas 2 (sedang)

Hipertensi kelas 3 (berat)

Hipertensi sistolik terisolasi

Cabang :

perbatasan Pre-hipertensi Tahap 1 Tahap 2 < 120 < 130 130-139 140-159 140-149 160-179

≥ 180

≥ 140 140-149 <120 120-129 130-139 140-159 160-179

≥ 180

≥ 180

< 120 120-139 140-149 ≥160 < 80 <85 85-89 90-99 90-94 100-109

≥ 110 < 90 < 90 < 80 80-84 85-89 90-99 100-109 ≥110 < 90 < 80 80-89 90-99

≥ 100

(18)

2. Anatomi Fisiologi a. Anatomi jantung

Gambar II.1 anatomi jantung (Syaifuddin, 2011). b. Fisiologi jantung

(19)

Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi menerima darah dari atrium ka nan dan memompakannya ke paru-paru.ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh. Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang merupakan selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut endokardium(Syaifuddin, 2011).

1) Siklus jantung

(20)

mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah.

2) Curah jantung

Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit. Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.

3) Denyut jantung dan daya pompa jantung

(21)

hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung bisa mencapai 150x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit. Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga tidak teradi penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu lama, bisa menjadi edema (Syaifuddin, 2011).

3. Etiologi Hipertensi

Menurut Wijayaningsih 2013, penyebabnya hipertensi dibagi dalam 2 Golongan yaitu :

a. Hipertensi Primer / Essensial

Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.

b. Hipertensi Sekunder

Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.

(22)

c. Faktor genetic (keturunan) d. Kurang olah raga

e. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol f. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi 4. Patofisiologi

Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut serta menyebabkan peningkatan tekanan darah pada klien dengan hipertensi, dan peran mereka berbeda pada setiap individu. Diantara faktor – faktor yang telah dipelajari secara intensif adalah asupan garam, obesitas, resistensi insulin, sistem renin angiotensin, dan sistem saraf simpatis.

(23)

Ginjal bisa meningkatkan tekanan darah dan menghasilkan enzim renin yang memicu pembentukan hormon angiotensi dan pelepasan hormon aldosteron. Sistem saraf simpatis sementara waktu meningkatkan tekanan darah selama respon flight-or-flight atau reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar. Saraf simpatis juga meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, melepaskan hormon epinefrin yaitu (adrenalin) dan norepinefrin atau (nonadrenalin) yang merangsang jantung dan pembuluh darah. Ditambah lagi stress merupakan faktor pencetus meningkatnya tekanan darah dengan proses pelepasan hormon epinefrindan norepinerin(Yogiantoro, 2014).

5. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Tanda dan gejala Hipertensi menurut Pudiastusi (2011) antara lain : a. Penglihatan kabur karena kerusakan retina

b. Nyeri pada kepala c. Pusing

d. Gemetar/tremor

e. Mual muntah akibat meningkatnya tekanan intra kranial f. Lemas/kelelahan

g. Sesak nafas h. Gelisah

(24)

Menurut Padila (2012), penatalaksanaan Hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu a. Farmakologi

Obat diuretik, beta bloker seperti captropil,calsium channel bloker atau penghambat ACE di gunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

b. Non farmakologi 1) Diet

Diet rendah kolesterol dan asam lemak jenuh, penurunan BB, menghentikan rokok, diet rendah garam

2) Latihan fisik

Latihan fisik atau olahraga teratur dan terarah. 3) Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Meningkatkan pengetahuan dan pengelolaannya sehingga dapat mempertahankan hidup dan mencegah komplikasi.

4) Edukasi psikologi ∑ Teknik biofeedback

Digunakan mengatasi nyeri kepala dan migran, kecemasan dan ketegangan.

∑ Teknik relaksasi

(25)
(26)

7. Pathway Hipertensi

Faktor presdiposisi usia, jenis kelamin,stress, Genetik, merokok, alkohol, konsentrasi garam

Gambar II.2 pathway hipertensi

SUMBER : Modifikasi NANDA 2015, Friedman 2010, Yogiantoro 2014

Arteri tidak mengembang Beban kerja jantung

Perubahan situasi (stress) vasokontriksi HIPERTENSI Penyumbatan pembuluh darah ot ak Koping tidak efektif Informasi kurang Hambatan pemeliharaan Gangguan sirkulasi Modifikasi gaya hidup lingkungan Nyeri kronis Suplai O2 Ketidakmampuan keluarga modifikasi Resisten pembuluh darah otak Gangguan perfusi cerebral

Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik Memanfaatkan fasilitas kesehatan Edema Ketidakmampuan memanfaatkan ginjal Ketidakefektifan pemeliharaan Tidak mampu merawat anggota yang sakit Keluarga tidak mampu memutuskan Rangsangan saraf dan hormon Aktivitas saraf Denyut jantung Epinefrin dan norepinefrin Ketidakmampuan mengenal masalah

Retensi Na + Enzim renin

(27)

8. Fokus Intervensi

Fokus intervensi berdasarkan Nursing Interventins Classification (NIC) sebagai berikut :

a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurang mengenalterhadap masalah hipertensi

1) Keluarga mampu mengenal masalah :

a) Berikan materi pendidikan sesuai denga tingkat pengetahuan klien

b) Diskusikan dengan keluarga tentang penyakit

2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien a) Berikan informasi yang diminta klien

b) Dukung keluarga membuat keputusan c) Buat harapan untuk mengambil keputusan

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi a) Tingkatkan istirahat

b) Tingkatkan intake nutrisi c) Dukung pemberian perawatan

d) Gunakan demonstrasi / ulang demonstrasi partisipasif peserta didik, dan manipulasi bahan ketika mengajar ketrampilan psikomotorik

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah penyakit.

(28)

b) Demonstrasikan cara membuat obat tradisional dari sari belimbing untuk menurunkan tekanan darah.

c) Tentukan status ekonomi dan sumber daya keuangan d) Identifikasi faktor resiko

e) Rencanakan kegiatan pengurangan resiko

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk klien mendapat pengobatan

a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan yang memadai tentang kondisi kesehatan.

b) Lakukan rujukan c) Lakukukan konsultasi b. Ketidakefektifan manajemen terapeutik

1) Keluarga mampu mengenal masalah :

Berikan materi pendidikan sesuai denga tingkat pengetahuan klien 2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien

a) Berikan informasi yang diminta klien b) Dukung keluarga membuat keputusan c) Bangun harapan

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi a) Dorong keterlibatan keluarga secara tepat

b) Pengelolaan latihan fisik yang tepat

(29)

d) Berikan reinforcement positif atas jawaban yang benar.

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah penyakit.

a) Motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

b) Identifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan c) Rencanakan kegiatan pengurangan resiko

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk klien mendapat pengobatan

a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan yang memadai tentang kondisi kesehatan.

b) Tentukan sumber keuangan klien untuk pembayaran ke fasilitas kesehatan

c) Lakukan rujuk jika di perlukan

d) Konsultasi kesehatan kepada tim kesehatan

c. Hambatan Pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

1) Keluarga mampu mengenal masalah :

Berikan materi pendidikan sesuai denga tingkat pengetahuan klien 2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien

a) Berikan informasi yang diminta klien b) Bangun harapan

(30)

a) Dorong keterlibatan keluarga secara tepat

b) Menentukan perilaku dan pola gaya hidup bersih dan sehat klien

c) Tentukan yang mungkin dapat menghalangi melakukan pemeliharaan

d) Ajarkan klien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan lingkungan

e) Tentukan dampak dari perilaku dan pola hidup klien

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah penyakit.

a) Tentukan status pendidikan

b) Tentukan status ekonomi dan sumber daya keuangan c) Identifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan

d) Rencanakan kegiatan pengurangan resiko

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk klien mendapat pengobatan

a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan yang memadai tentang kondisi kesehatan.

Gambar

Tabel II.2
Gambar II.1 anatomi jantung (Syaifuddin, 2011).
Gambar II.2 pathway hipertensiSUMBER : Modifikasi NANDA 2015, Friedman 2010, Yogiantoro 2014

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan I, II dan III ini peneliti bertindak sebagai guru dan memandu siswa dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Question Student Have (QSH),

3fek penghambat sulfonamida dapat dinetralkan dengan memasok sel dengan metabolit yang normalnya membutuhkan asam folat untuk sintesisnya 9misalnya purin, asam amino tertentu;?

Panorama keindahan laut (sun rise) di sisi timur Kelurahan Serangan menjadi salah satu potensi untuk wisatawan menikmati momen di pagi hari. Yang diperlukan hanya lokasi

Penelitian terdahulu yang dilakukan Rahayu kariadinata, 2007 dalam Desain dan pengembangan perangkat lunak (software) pembelajaran matematika berbasis

1. Kampung Douwbo dan Syurdori adalah bagian dari Distrik Supiori Timur Kabupaten Supiori berdasrkan aspirasi murni dari masyarakat dan telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui jenis tumbuhan dan pemanfaatannya (2) untuk mengetahui bagian tumbuhan obat yang digunakan dan cara

Jika ia ingin memperoleh uang Rp2.500.000,00 pada bulan itu, maka ia harus dapat melakukan penjualan barang dalam bulan tersebut paling sedikit …A. Pada suatu kelas yang

Umpamanya, bakteri dengan kandungan protein yang tinggi (72% lebih) dapat dihasilkan terus-menerus dengan menggunakan methanol sebagai bahan mentah, dan