• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran - Alif Septiana BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran - Alif Septiana BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu kegiatan dan perilaku seseorang yang sifatnya kompleks. Belajar adalah suatu proses sebuah kegiatan, dan bukan sebuah hasil atau tujuan. Kegiatan belajar sudah dilakukan manusia sejak awal untu memenuhi kebutuhan dan mengembangkan sebuah potensi diri. Menurut Hamalik (2009 : 36) belajar tidak hanya bagaiman seseorang mengingat sebuah informasi,akan tetapi jauh lebih luas dari mengingat yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut yaitu perubahan pada diri seseorang dari yang belum baik kearah yang jauh lebih baik. Dengan adanya perubahan pola perilaku yang terjadi pada diri seseorang menandakan telah terjadi proses belajar. Menurut Slameto (2010) belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan.

(2)

baik, dan aspek yang lain yang terdapat pada masing- masing individu. Sebagaimana Sudjana (2011) menyatakan belajar merupakan suatu hasil dari proses belajar yang dapat ditunjukan dari berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku, keterampilan dan kecakapan, kemampuan daya kreasi, daya penerimaan, dan aspek yang lainnya. Inti dari beberapa pendapat diatas mengenai belajar yaitu adanya perubahan perilaku seseorang yang bersifat permanen.

Hilgard & Gordon, 1975 dalam Hamalik (2009) menyatakan bahwa pada hakekatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu berkat pengalaman yang diperoleh secara berulang- ulang dan perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan- kecenderungan respon bawaan, kematangan dan keadaan temporer dari seseorang.Belajar merupakan kegiatan yang dilalukan oleh siswa dan disini guru berfungsi sebagai pembimbing siswa dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran menurut Hamalik (2009) yaitu suatu kondisi yang tersusun dari unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang semuanya saling mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran. Ciri-ciri pembelajaran yaitu adanya suatu rencana, kesalingketergantungan, dan tujuan. Tujuan utama sistem pembelajaran yaitu agar siswa belajar.

(3)

Biologi sebagai bagian cabang ilmu pengetahuan alam yang didalamnya mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkunganya. Menurut Van Clease (2004 : 9) ilmu pengetahuan alam merupakan suatu subyek bahasan yang berkaitan dengan kenyataan atau fakta dan teori-teori yang mampu menjelaskan fenomena alam. Maka dalam proses pembelajaran biologi dituntut mengajak siswa untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis. Dengan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung kelingkungan, membuat iklim pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan sebuah pengalaman yang tersendiri bagi siswa. Menurut Mariarti dalam Berliana (2013) menyatakan Ilmu pengetahuan alam sebagai proses penemuan dapat menjadi sebuah wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Fisher dalam Nugraha (2005 : 04) mengartikan sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dari pengunanaan metode-metode berdasarkan pada suatu pengamatan. pengembahgan pembelajaran sains akan menjadi suatu pendidikan yang baik jika kita mampu mengindividualisasikan sains pada anak secara baik menjadi bersifat pribadi melekat pada kehidupannya. Dengan demikian,sains bukan sekedar pengetahuan ilmiah (scientific knowledge ) tetapi juga sebagai human enterprice operational mental, keterampilan, strategi dan sebagainya yang

(4)

Susanto dalam Berliana (2013) mendefinisikan biologi sebagai suatu pengetahuan yang sistematis. Dalam hal ini biologi tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data dari hasil observasi dan eksperimen. Berdasarkan definisi tersebut hakekat materi biologi terdiri dari empat unsur utama yaitu sikap, prose, produk, dan aplikasi yang merupakan ciri materi biologi yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

2.3 Keterampilan Proses sains

2.3.1 Pengertian Keterampilan Proses

Depdikbud, 1986 b : 7 dalam Dimyati (2009) menyatakan keterampilan proses sains diartikan sebagai suatu wawasan atau suatu anutan pengemabagan keterampilan- keterampilan intelektual, social, dan fisik yang bersumber dari kemampuan – kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada pada masing- masing siswa. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang muncul dari sebuah latihan kemampuan-kemampuan seperti mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Keterampilan proses sains mempunyai tujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menyadari, memahami dan menguasai suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar (Rustaman, 2005).

(5)

1. Pendekatan keterampilan proses sebagai wahana penemuan, dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi siswa.

2. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan siswa, berperan pula menunjang pengembangan keterampilan proses pada diri siswa.

3. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta prinsip ilmu pengetahuan, apada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.

Nuryani & Andrian (1997 : 75) dalam Sri (2013) memaparkan keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh , mengembangkan, menerapkan konsep, dan teori- teori sains baik dalam bentuk keterampilan mental, keterampilan fisik maupun keterampilan social. Oleh karena itu, dengan adanya keterampilan proses sains maka potensi siswa dapat berkembang. Alasan- alasan lain yang mendasari bahwa keterampilan proses sains diperlukan yaitu dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang cepat, dengan dikembangnya keterampilan proses sains pada siswa maka akan membantu siswa dalam memahami teori biologi yang rumit dan abstrak, memacu siswa untuk mampu berfikir kritis dan berfikir ilmiah, adanya keterkaitan anatara pengembangan konsep dan sikap serta hasil nilai siswa.

(6)
(7)

2.3.3. Keterampilan proses sains dan indikator

Berikut ini adalah jenis aspek keterampilan proses sains menurut Rustaman (2005) beserta indikatornya dalam pembelajaran.

1. Mengamati : Kemampuan mengumpulkan fakta, mencari persamaan dan perbedaan dengan menggunakan sebagian atau semua indra. Indikator : Menggunakan sebanyak mungkin indera untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap dan mencium, Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan dan memadai.

2. Menginterpretasi data : Kemampuan mencatat hasil pengamatan dan menyatakan pola hubungan atau kecenderungan gejala tertentu yang ditunjukkan oleh sejumlah data hasil pengamatan. Indikator : Mencatat setiap hasil pengamatan secara terpisah, Menghubung-hubungkan hasil pengamatan, Menemukan pola dari satu seri pengamatan, Membuat kesimpulan sementara

3. Meramalkan : Kemampuan memperkirakan atau mengemukakan apa

yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan pola keteraturan atau kecenderungan-kecenderungan gejala tertentu yang telah diketahui sebelumnya. Indikator : Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.

(8)

tertulis. Indikator : Menjelaskan hasil percobaan, Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas

5. Berhipotesis: Kemampuan membuat perkiraan atau jawaban sementara yang logis untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Indikator : Menyatakan hubungan antara dua variabel, Mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi

6. Merencanakan percobaan : Kemampuan menentukan obyek yang akan diteliti, alat dan bahan yang akan digunakan, menentukan variabel yang akan diamati dan diukur dan menentukan langkah-langkah percobaan yang akan ditempuh.Indikator : Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, Menentukan variabel yang terlibat dalam suatu percobaan, Menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, Menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, Menentukan cara dan langkah kerja

7. Menggunakan alat dan bahan : Kemampuan menggunakan alat dan

bahan serta mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan tersebut. Indikator : Menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman langsung, Menentukan alat dan bahan yang akan dipakai untuk digunakan dalam penelitian

8. Menerapkan konsep : Kemampuan menggunakan konsep yang telah

(9)

dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, Menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

9. Mengajukan pertanyaan : Kemampuan mengajukan pertanyaan yang meminta penjelasan dan menanyakan sesuatu hal yang berlatar belakang hipotesis. Indikator : Bertanya untuk meminta penjelasan tentang apa, mengapa, bagaimana, Bertanya tentang latar belakang hipotesis.

2.4 Model Pembelajaran

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan

Terbimbing)

Suryosubroto (2009) Guided discovery merupakan metode yang efektif untuk membuat variasi suasana pola pembelajaran kelas. Pembelajaran ini adalah pembelajaran kelompok, siswa diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan teman yang lain dan mengarahkan siswa pada kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan proses sain.

(10)
(11)

meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri dan ajeg sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

2.4.2 Langkah-langkah Pembelajaran Guided Discovery

Untuk mewujudkan pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing berjalan dengan efektif maka ada beberapa langkah-langkah yang mesti harus ditempuh yaitu sebagai berikut Markaban (2006) dalam Berliana (2013) :

1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan masalah harus jelas, hindari peryataan yang menimbulkan salah tafsir, sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

2. Dari data yang diberikan oleh guru, siswa menyususn , memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah yang hendak dituju, melalui pertanyaan- pertanyaan atau LKS. 3. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang

dilakukan.

4. Bila dipandang perlu konjektur yang telah dibuat siswa diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.

(12)

6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan itu benar.

2.4.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Guided Discovery

Berdasarkan Tim PPG Matematika (2006) dalam Slamet (2006) pembelajaran penemuan terbimbing memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu

a. Kelebihan Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.

2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari – menemukan).

3. Mendukung kemampuan problem solving siswa.

4. Memberikan wahana interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru.

5. Materi yang dipelajari dapat mencapai kemampuan yang tinggi,dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan kedalam proses menemukannya.

b. Kelemahan Pembelajaran Penemuan Terbimbing ( Guided Discovery)

1. Untuk materi tertentu membutuhkan waktu yang lama.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Sahabat MQ/ melihat geliat penggalangan akan adanya kemungkinan terjadi koalisi/ Dewan Pimpinan Pusat DPP Partai Demokrat tidak merisaukan pertumuan yang

pengetahuan bagi para siswi tentang manfaat vitamin E sebagai

beneficial under certain condition, and students’ background knowledge is.. important to be taken

37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU, bagaimanakah akibat atas gugatan-gugatan hokum oleh dan terhadap debitur pailit, bagaimanakah perlindungan hukum terhadap para

4.11 Model hubungan antara variabel persepsi guru geografi terhadap eksistensi MGMP (X1) dan partisipasi guru geografi dalam kegiatan MGMP (X2) dengan kompetensi

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIS SMA Negeri 6

Belajar bahasa Inggris tentang buah dan sayuran membantu anak-anak agar bisa bahasa Inggris dan mengetahui tentang buah-buahan dan sayuran agar mereka lebih mengerti lagi dan

• Fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga ke pemasok untuk memperoleh informasi harga barang dan syarat pembelian untuk memilih pemasok yang di tunjuk2.