• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan - ARIS SUGENG MUJIARTO BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan - ARIS SUGENG MUJIARTO BAB II"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu suatu proses yang

berubah-ubah: pembentukan jaringan, pembesaran kepala, pembesaran kepala,

tubuh serta anggota badan lain seperti tangan, kaki; peningkatan yang drastis

dalam kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan otot-otot yang besar

maupun kecil, perkembangan hubungan sosial, pemikiran dan bahasa, serta

munculnya kepribadian (Behrman, et al, 1999).

Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan

kontinyu (berkesinambungan) dalam arti individu dari mulai lahir sampai mati”

(the progressive and continous change in the organism from birth to death). Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami

inividu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya

(maturation) yang berlansung secara sistematis, progresif, dan

berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis

(rohaniah)” (Yusuf, 2009).

Menurut Santrock, (2007) menyimpulkan Proses kognitif terdiri atas

perubahan intelegensi, kemampuan untuk mengerti dan menggunakan bahasa,

perkembangan pikiran yang membentuk sikap, kepercayaan, dan tingkah laku

individu. Gen yang diturunkan dari orang tua, pengalaman hidup, dan

lingkungan mempengaruhi perubahan yang terjadi dalam proses kognitif.

(2)

Mempelajari bagaimana ikut serta dalam suatu pembicaraan, permainan, dan

belajar saat akan menghadapi ujian, semuanya akan dilibatkan proses kognitif.

Menurut Yusuf (2009) istilah kepribadian merupakan terjemahan bahasa

inggris “personality”, sedangkan istilah “personality” secara etimologis berasal dari bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman kuno untuk

memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu.Sedangkan

yang dimaksud dengan “personare” adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan

satu bentuk gambaran manusia tertentu.Misalnya seorang pemurung, pendiam,

periang, peramah, pemarah, dan sebagainya.Jadi persona itu bukan pribadi

pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan

melalui topeng atau kedoknya yang dipakainya.

Kepribadian menurut Makmun (1996) adalah kualitas perilaku individu

yang tampak dalam melakukan penyesuain dirinya terhadap lingkungan secara

unik.Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek

kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku,

konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat

2) Tempramen yaitu disposisi reaktif seeorang cepat atau lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

3) Sikap, sambutan terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan

(3)

4) Stabilitas emosional yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap

rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tersinggung, marah, sedih dan

putus asa.

5) Reponsiblilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko

secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.

6) Sisiabilitas yaitu disposisi pribadi yangf brkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang

tertutup atau terbuka dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan bekembangnya

ketrampilan motorik, baik kasar maupun halus. Sekitar usia 3 tahun, anak

sudah dapat berjalan dengan baik, dan sekitar usia 4 tahun anak hampir

menguasai semua cara berjalan orang dewasa. Usia 5 tahun anak sudah

terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, seperti

maju dan mundur, berjalan cepat dan pelan-pelan, melompat dan berjingkrak,

berlari kesana kemari, memanjat, dan sebagainya yang semuanya dilakukan

dengan lebih halus dan bervariasi. Anak usia 5 tahun juga dapat melakukan

tindakan-tindakan tertentu secara akurat, seperti menyeimbangkan badan diatas

satu kaki,menangkap bola dengan baik, melukis, menggunting, dan melipat

(4)

B.Perkembangan Anak

Menurut Hurlock (1996) mengatakan pada umumnya orang berpendapat

bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang

kehidupan saat di mana individu relative tidak berdaya dan tergantung pada

orang lain. Bagi kebanyakan anak (young children) dalam uraian selajutnya digunakan kata “anak-anak” yang menunujuk pada pengertian anak yang masih

kanak-kanak masa kanak-kanak sering kali dianggap tidak ada akhrinya

sewaktu mereka tidak sadar menuggu saat didambakan yakni pengakuan dari

masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan orang-orang

dewasa. Masa kanak-kanak dimulai setelah masa bayi yang penuh

ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara

seksual.

Menurut Erikson (1963) mengatakan bahwa Dunia pra sekolah akan

mengenalkan anak kepada lingkungan di luar keluarga. Mereka akan bertemu

dengan anak lainnya dan orang dewasa. Rasa ingin tau akan menyebabkan

mereka menjelajahi lingkungan dengan aktif, membangun ketrampilan baru,

dan menjalin persahabatan baru. Anak prasekolah memiliki banyak energi yang

memungkinkan mereka melakukan banyak aktifitas. Rasa bersalah akan timbul

jika mereka merasa telah melangkahi batas kemampuannya dan jika merasa

telah bertingkah laku salah. Para anak yang menginginkan saudaranya

meninggal saat marah akan merasakan rasa bersalah jika saudara tersebut jtuh

sakit. Mereka harus mengetahui fakta bahwa rasa ingin tersebut tidak akan

(5)

keseimbangan antara inisiatif dan rasa bersalah dengan cara menginzinkan

mereka melakukan berbagai kegiatan sendiri sambil menetapkan batasan yang

tegas dan memberi petunjuk.

Dalam proses perkembangan pada anak setiap individu akan mengalami

siklus berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa tersebut dapat berlansung

secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan. Proses

percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Soetjiningsih (1998) fakor yang mempengaruhi perkembangan anak

yaitu:

1) Faktor herediter

Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai

dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor lain.

Termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku

bangsa.Faktor ini dapat ditentukan dengan intenitas dan kecepatan dalam

pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsanagan,

umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

2) Faktor lingkungan

Faktor lingkungn merupakan faktor yang memegang peranan penting

dalam menentukan tercapainya dan tidaknya potensi yang sudah

dimiliki.Termasuk faktor lingkungan meliputi prenatal yaitu lingkungan

yang masih dalam kandungan dan lingkunganpost natal yaitu lingkugnan

(6)

a) Lingkungan prenatal

Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi sampai

lahir yang meliputi gizi pada kawtu ibu hamil, lingkungan mekanis

seperti posisi janin dalam uterus, zat kimia atau toksin seperti

penggunaan obat-obatan, alcohol atau kebiasaan merokok ibu hamil,

hormonal seperti adanya hormone somatotropin, plasenta, tiriod, insulin

dan lain-lain yang berpengaruh pada pertumbuhan janin. Faktor

lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakn

pada organ otak janin. Infeksi dalam kandungan juga akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi, demikian juga

stress yang dapat mempengaruhi kegagalan tumbuh kembang. Faktor

imnunitas akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin

dapat menyebabkan abortus atau kern icterus.

b) Lingkungan postnatal

Selain faktor lingkungan intra uteri terdapat faktor lingkungan

setelah lahir yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak antara

lain:

a. Pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yng

penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan

yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari

luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana

(7)

b. Budaya lingkungan

Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

memahami atau mempersepsikan pola hidup sehat. Sebagai contoh

anak yang dalam usia tumbuh kembang membutuhkan makanan

yang bergizi karena terdapat adat atau budaya tertentu terdapat

makanan yang dilarang, sehngga hal tersebut akan mengganggu

atau mengambat masa tumbuh kembang.

c. Status sosial ekonomi

Hal ini dapat terlihat pada anak dengan sosial ekonomi

tinggi, tentunya pemenuhan kebutuhan gizi cukup baik

dibandingkan dengan anak sosial ekonominya rendah. Begitu juga

jika dilihat dari status pendidikan kelurga, mereka akan sulit

menerima arahan dalm pemenuhan gizi serta pelayanan kesehatan

lain yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

d. Nutrisi

Nurtisi merupakan komponen yang sangat penting dalam

menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Zat gizi

yang diperluksn seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,

vitamin, dan air.Apabila kebutuhan gizi tersebut tidak atau kurang

terpenuhi, maka dapat menghambat petumbuhan dan

perkembangan anak.

(8)

Iklim atau cuaca dapat berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada musim tertentu,

kebutuhsn gizi dapat muddah diperolrh ataup[un sebaliknya.

Misalnya saat musim kemarau penyediaan air berssih sangat sulit,

terjadi gagal panen sehingga banyak anak yang kurang gizi.

f. Olahraga/latihan fisik

Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan

anak.Kerana dapat meningkatka sirkulasi darah sehingga suplai

oksigen keseluruh tubuh dapat teratur.Pada aspek sosial, anak

dapat dengan mudah melakukan interaksi dengan temannya sesuai

dengan jenis olahraganya.

g. Posisi anak dalam kelurga

Posisi anak dalam keluarga dapat mempengaruhi

perkembangan anak.Hal ini dapat dilihat pada anak pertama atau

tunggal, dalam asepk perkembangan secara umum kemampuan

intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang Karen sering

berinterkasi dengan orang dewasa, tetapi perkembangan

morotiknya kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi

dari saudara kandungnya.Demikian juga pada anak kedua atau

pertengahan, kemampuan beradaptasi anak lebih cepat dan mudah

tetapi perkembangan intelektualnya biasanya terkdang kurang

(9)

h. Status kesehatan

Anak dengan kondisi sehat dan sejahtera percepatan untuk

tumbuh kembang sanagt mudah, akan tetapi apabila kondisi status

kesehatan kurang maka akan terjadi perlambatan.

i. Faktor hormonal

Faktor hormonal yang berperan dam perkembangan anak

antara lain: somatotropin (growth hormone) yang berperan dalam

mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormone tiroid yang

menstimulasi metabolism tubuh, glukokortikoid yang berfungsi

menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk

memproduksi testosterone, dan ovarium untuk memproduksi

estrogen yang kemudian akan menstimulasi perkembangan seks

baik anak laiki-laki maupun perempuan.

j. Jenis kelamin

Anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan dengan anak

perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti kenapa demikian.

k. Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan

memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar misalnya

adanya sekolah yang tidak terlalu jauh buku-buku, dan suasana

(10)

l. Stress

Stress pada anak berpengaruh terhadap perkembangannya,

misalnya anak akan menarik diri, terlambat bicara, nafsu makan

menurun dan sebagainya.

m.Cinta dan kasih sayang

Anak memrlukan kasih saying dan perlakuan yang adil dari

orang tuanya, agar kelak kemudian hari menjadi anak yang tidak

sombong dan memberikan kasih saying yang diberikan berlebihan

akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian

anak. Akibatnya anak akan manja, kurang mandiri, pemboros,

sombong, dan kurang bisa menerima kenyataan.

n. Agama

Pengajaran agama harus ditanamkan sedin mungkin, karena

dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat

kebaikan dan kebijakan.

C. Perkembangan Bahasa Anak

Bahasa adalah sarana berkominikasi dengan orang lain. Dalam

pengertian ini tecakup semua cara untuk berkomunikasi, diaman pikiran

dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak

dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau

lukisan. Dengan bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya, sesame

manuisa, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan niali-nilai moral atau agama

(11)

Anak pra sekolah telah menguasai ketrampilan motorik halus dan

kasar, serta sudah mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi

baik secara verbal maun non verbal.selama tahap ini, anak terus

menghaluskan ketrampilan dan belajar dan belajar ketrampilan lain dalam

persiapannya agar dapat meluaskan dunianya ke lingkungan tetangga dan

sekolah (Achir, 1999).

Yusuf (2009) mengatakan bahwa untuk membantu perkembangan

bahasa anak atau kemampuan berkomunikasi maka orang tua dan guru

taman kanak-kanak seyogyanya memfasilitasi, memberi kemudahan, atau

peluang kepada anak dengan sebaiknya-baiknya. Berbagai peluang itu

diantaranya sebagai berikut :

a. Bertutur kata yang baik dengan anak.

b. Mau mendengarkan pembicaraan anak.

c. Menjawab pertanyaan anak (jangan meremehkannya).

d. Mengajak berdialog dalam hal-hal sederhana, seperti memelihara

kebersihan rumah, sekolah, dan memlihara kesehatan diri.

e. Ditaman kanak-kanak, anak dibiasakan untuk bertanya,

mengekspresikan keinginannya, mengahfal, dan melantukan lagu dan

puisi.

Pada mulanya bahasa anak-anak bersifat egosentris, yaitu bentuk

bahasa yang lebih menonjol diri sendiri, bekisar pada minat, keluarga dan

miliknya sendiri.Menjelang akhir masa anak-anak, percakapan anak-anak

(12)

dipergunakan utnuk berhubungan, bertukar pikiran dan mempengaruhi

orang lain. Bentuk bahasa yang dipergunakan sering berupa pengaduan

atau keluhan, komentar buruk, kritikan dan pertanyaan.Ketika bahassa

anak berubah dari bahasa yang bersifat egosentris ke bahasa sosial, maka

terjadi penyatuan antara bahasa dan pikiran ini sangat penting bagi

pembentukan struktur mental atau koginitif anak (Desmita, 2010).

Menurut Desmita, (2010) suara pertama yang diucapkan oleh seorang

bayi yang baru lahir adalah tangisan. Menangis adalah salah satu cara

pertama bagi bayi berbicara dengan dunia luar. Melalui tangisan bayi

memberitahukan kebutuhannya kepada orang lain, seperti untuk

menghilangkan rasa lapar, lelah, pedih dan keadaan tubuh yang tidak

menyenangkan lainnya. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi

juga banyak mengelurkan suara-suara sederhana seperti merengek,

menjerit, menguap, mengeluh, batuk, bunyi mengarau, menggeram, dan

sebagainya. Kemudian pada usia kira-kira 1 hingga 6 bulan bayi mulai

menoceh, mengeluarksn suara seperti “goo-goo” dan “ga-ga”. Pada

pertengahan kedua tahun pertama perbendaharaan kata yang diterima bayi

mulai berkembang dan meningkat secara dramatis pada tahun kedua, dari

12 kata yang dipahami pada ulang tahun kedua. Pada usia kira-kira 9

sampai 12 bulan bayi memahami pelajaran, seperti “daah” ketika kita

mengucapkan selamat tinggal. Pada saat anak-anak berusia 18 samapi 24

bulan mereka biasanya mengucapkan pertanyaan yang terdiri dari dua

(13)

yang semakin pesat. Anak mengucapkan kalimat yang makin panjang dan

makin bagus, menunjukan panjang pengucapan rata-rata anak telah mulai

menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk. Sesekali ia

mengunakan kata perangkai, akhirnya timbulah anak kalimat.

Menurut Yusuf, (2010) tugas-tugas perkembangan bahasa dibagi

menjadi empat tugas pokok yang saling berkaitan. Apabila anak berhasil

menuntaskan tugas yang satu, maka berarti juga ia harus menuntaskan

tugas-tugas yang lainnya. Ke empat tugas itu adalah :

1. Pemahaman yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.

Bayi memehami bahasa orang lain bukan memahami kata-kata yang

diucapkannya, tetapui dengan memahami kegiatan / gerakan atau

gesture-nya (bahasa tubuhnya).

2. Pengembangan perbendaharaan kata, perkebndaharaan kata-kata anak

berkembang dimulai secara lambat pada usia dua tahun pertama,

kemudian mengalami tempo yang cepat pada usia pra-sekolah dan terus

meningkat setelah anak masuk sekolah.

3. Penyusunan kata menjadi kalimat, kemampuan menyusun

kata-kata menjadi kalimat pada umumnya berkembang sebelum usia dua

tahun. Bentuk kalimat pertama adalah kalimat tunggal (kalimat satu

kata) dengan disertai: “gesture” untuk menglengkapi cara berpikirnya.

Contohnya, anak menyebut “bola” sambil menunjuk bola itu dengan

(14)

Seiring dengan mengingkatnya usia anak dan keluasan pergaulannya,

tipe kalimat diucapkannya pun semakin panjan dan kompleks.

4. Ucapan adalah kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil

belajar melalui imitasi (peniruan) terhadap suara-suara yang didengar

anak dari orang lain (terutama orang tuannya). Pada usis bayi antara

11-18 bulan, pada umumnya mereka belum dapat berbiacara atau

mengucapkan kata-kata secara jelas, sehingga sering tidak dimengerti

maksudnya. Kejelasan ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar tiga

tahun.

Aram DM (1987) dan Towne (1983) dalam Soetjiningsih (1995),

mengatakan bahwa dicurigai adanya gangguan perkembangan kemampuan

bahasa pada anak, kalau diketemukan gejala-gejala sebagai berikut:

1. Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta

kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau samping

2. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi rekasi terhadap panggilan

namanya sendiri.

3. Pada umur 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap

kata-kata jangan, da-da dan sebagainya.

4. Pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut 10 kata tunggal.

5. Pada usia 21 bulan tidak member reaksi terhadap perintah (misalnya

duduk, kemari, berdiri).

(15)

7. Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang

terdiri dari 2 buah kata.

8. Setelah usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata yang

sangat sedikit atau tidak mempunyai kata-kata huruf Z pada frase.

9. Pada usiA 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota

keluarga.

10. Pada usia 36 bulan belum dapat mempergunkan kalimat-kalimat

sederhana.

11. Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan mengunakan kalimat

Tanya yang sederhana.

12. Pada usia 36 bulan ucapannya tidak dimengerti oleh orang di luar

keluarga.

13. Pada usia 3.5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (ca

untuk cat, ba untuk ban dan lain-lain).

14. Setelah berusia 4 tahun tidak lancar berbicara atau gagap.

15. Setelah usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan.

D.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak

Menurut Yusuf (2010), mengatakan faktor yang mempengaruhi

perkembangan bahasa anak adalah:

1. Status sosial ekonomi keluarga

Perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga

menunjukkan bahwa anak yang dari keluarga miskin mengalami

(16)

yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin

disebabkan perbedaan kecerdasan dan kesempatan belajar (keluarga miskin

diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya) dan pada

kelurga kelas rendah, kegiatan keluarga cederung rendah kurang

terorganisasi dari pada kelas menengah keatas. Pembicaraan antar kelurga

juga jarang-jarang karena kegiatannya berfokus pada pencarian pendapatan,

sehingga perkembangan bahasa anak kurang diperhatikan.

2. Hubungan keluarga

Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan

berkomunikasi dengan lingkungan kelaurga, terutama dengan ibu yang

mengajar, melatih dan memberikan contoh bahasa kepada anak. Hubungan

yang sehat antara ibu dengan anak (penuh perhatian dan kasih sayang dar

ibunya) memfasilitasi perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan

yang tidak sehat mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan atau

kelambatan dalam perkembangan bahasanya. Hubungan yang tidak sehat itu

bisa berupa sikap ibu yang kasar atau keras, kurang kasih sayang, atau

kurang perhatian untuk memberikan latihan dan contoh dalam berbahasa

yang baik kepada anak, maka perkembangan bahasa anak cenderung akan

mengalami stagnasi atau kelainan seperti: gagap dalam berbiacara, tidak

jelas dalam mengungkapkan kata-kata, merasa takut untuk mengungkapkan

pendapat dan berkata yang kasar atau tidak sopan. Menurut Hurlock (1996)

lingkungan yang pertama dan utama masa anak adalah lingkungan kelurga,

(17)

menentukan pola, sikap, dam perilakunya kelak dalam hubungan dengan

ibu. Meskipun pola ini akan berubah dangan semakin besarnya anak dan

meluasnya lingkungan, tetapi pola intinya cenderung tetap. Inilah sebabnya

mengapa hubungan keluarga yang dini merupakan unsure penting bagi

perkembangan anak.

3. Faktor kesehatan

Kesehatan merupakan faktor keluarga yang sangat mempengaruhi

perkembangn bahasa anak, terutama pada bahasa awal kehidupannya.

Apabila pada usia dua tahun pertama, anak mengalami sakit terus-menerus,

maka anak cenderung akan mengalami kelambatan atau kesulitan dalam

perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, untuk memelihara

perkembangan bahasa anak secara normal, orang tua perlu memperhatikan

konsidi kesehatan anak. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan

memberikan ASI, makanan yang bergizi, memelihara kebersihan tubuh anak

atau secara regular memeriksakan anak kedokter atau kepuskesmas.

4. Faktor intelegensi

Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat

intelegensinya.Anak yang perkembangan bahasanya cepat pada umumnya

mempunyai intelegensi normal atau diatas normal.Namun begitu tidak

semua anak yang mengalami kelambatan perkembangan bahasanya

dikategorikan anak yang bodoh (Lindgren, dalam E. Hurlock, 1956).

Selanjutnya, Hurlock mengemukakan hasil studi mengenai anak yang

(18)

yang dapat berbicara secara normal dan anak yang berada pada tingkat

intelektual yang paling rendah, mereka sangat miskin dalan berbahasanya.

5. Jenis kelamin

Pada tahun pertama usia anak tidak ada perbedaan dalam vokalisai

antara pria dan wanita. Namun mulai usia 2 tahun, anak wanita menunjukan

perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.

E.Lingkungan Keluarga

Lingkungan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal dan

dapat mempengaruhi perkembangan anak.Lingkungan internal yaitu genetik

(keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi, dan adnya

predisposisi atau resistensi terhadap penyakut. Lingkungan eksternal yaitu

status nutrisi, orng tua, saudara sekandung, masyarakat/kelompok sekolah,

kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua, agama, budaya,status

sosial ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan fisik/biologis baik rumah

maupun sanitasi lingkungan. Perkembangan anak sangat dipengaruhi

rangsangan terutama dari lingkungan eksternal yaitu lingkugnan yang aman,

peduli, dan kasih sayang (Supartini, 2004)

Yusuf, (2010) menyimpulkan hubungan ini dimaknai sebagai proses

pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan kelaurga,

terutama dengan ibu yang mengajar, melatih dan memberikan contoh bahasa

kepada anak. Hubungan yang sehat antara ibu dengan anak (penuh perhatian

dan kasih sayang dar ibunya) memfasilitasi perkembangan bahasa anak,

(19)

kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan bahasanya. Hubungan yang

tidak sehat itu bisa berupa sikap ibu yang kasar atau keras, kurang kasih

sayang, atau kurang perhatian untuk memberikan latihan dan contoh dalam

berbahasa yang baik kepada anak, maka perkembangan bahasa anak cenderung

akan mengalami stagnasi atau kelainan seperti: gagap dalam berbiacara, tidak

jelas dalam mengungkapkan kata-kata, merasa takut untuk mengungkapkan

pendapat dan berkata yang kasar atau tidak sopan. Menurut Hurlock (1996)

lingkungan yang pertama dan utama masa anak adalah lingkungan kelurga,

utamanya ibu. Hubungan antar kelurga mempunyai peran yang peting dalam

menentukan pola, sikap, dam perilakunya kelak dalam hubungan dengan ibu.

Meskipun pola ini akan berubah dangan semakin besarnya anak dan meluasnya

lingkungan, tetapi pola intinya cenderung tetap. Inilah sebabnya mengapa

hubungan keluarga yang dini merupakan unsure penting bagi perkembangan

anak

F. Status Ekonomi

Menurut yusuf, (2010) Perkembangan bahasa juga diepengruhi oleh status

sosial ekonomi, anak yang dari keluarga miskin mengalami keterlambatan

dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak yang berasal dari

keluarga yang lebih baik.Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan perbedaan

kecerdasan dan kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang

memperhatikan perkembangan bahasa anaknya) dan pada kelurga kelas rendah,

kegiatan keluarga cederung rendah kurang terorganisasi dari pada kelas

(20)

kegiatannya berfokus pada pencarian pendapatan, sehingga perkembangan

bahasa anak kurang diperhatikan.Maccoby & Mclody (Sifelman & Shaffer,

1995) telah membandingkan orang tua kelas menengah dan kelas atas dengan

kelas bawah atau pekerja. Hasilnya menunjukan bahwa orang tua kelas bawah

cenderung : sangat menekankan kepatuhan respek terhadap otoriter, lebih

keras, kurang memberikan alasan kepada anak, kurang bersikap hangat dan

member kasih sayang kepada anak.

G.Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan Susana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta ktrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU no 20 tahun

2003).

Pendidikan ialah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan

sikap dan bantuk-bentuk tingkah laku lainya di dalam masyarakat dimana ia

hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang

terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia

dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

kemampuan individu yang optimum (IKIP, 1991). Jenjang pendidikan di

indonesia meliputi :SD, SMP, SMA atau sederajat, S1, S2 dan S3.

Batas tuntas pendidikan di Indonesia menurut pemerintah yaitu pendidikan

(21)

banyak kaum perempuan yang hanya sampai jenjang SMP. Banyak dari kaum

perempuan yang memilih bekerja atau menikah di usia muda dari pada untuk

meneruskan pendidkan yang lebih tinggi.

Pendidikan yang di anggap rendah yaitu mereka yang sekolah sampai

pendidikan SMP dan tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak

hal-hal yang mempengaruhi kaum perempuan tidak meneruskan sekolah

meliputi:

1. Keadaan ekonomi orang tua yang masih rendah.

2. Niat mereka yang masih rendah.

3. Banyak dari mereka yang langsung memilih bekerja atau menikah di usia

muda.

4. Keadaan lingkungan yang tidak mendukung.

5. Serta sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang tinggi, maka orang tua

dapat menerima semua informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan

anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan

sebagainya.

H. ELM (Early Language Milestone)

ELM merupakan suatu skrining untuk mengukur perkembangan bahasa yang

baik, cepat untuk bahasa ekspresif, respetif, visual, sangat berguna pada masa

bayi, tidak menilai domain lain (Berhman, 1999). Skala ELM memberikan

(22)

dengan menggunakan format yang serupa dengan format DDST. Skala ELM

telah dinormakan pada sampel ras campuran anak-anak kelas menengah dan

telah divalidasidengan baik pada sampel beresiko rendah atau

tinggi.Pelaksanaannya memakan waktu2-3 menit kebanyakan dapat

dilengkapi dengan laporan orang tua. Sensivitas keterlambatan berbahasa dan

kognitif adalah tinggidibandingkan dengan baku emas uji diagnostic, uji ini

mengidentifikasi banyak anak bahkan sebelum orang tuanya melaporkan

adanya keprihatinan (Berhman, 1999). Dibawah ini adalah tabel

perkembangan bahasa anak yang dapat dijadikan pemeriksaan anak.

Tabel 1. Perkembangan bahasa anak 0-6 tahun

Usia Perkembangan bahasa anak

15 bulan Mengikuti perintah sederhana, dapat menamai objek yang familiar

(bola)

18 bulan Menamai gambar, mengidentifikasi satu atau lebih bagian tubuh

24 bulan Mengajukan 3 kata bersama (subjek, kata kerja, objek)

30 bulan Menyebut dirinya dengan sebutan “saya”, mengetahui nama

selengkapnya

36 bulan Mengetahui umur, jenis kelamin, menghitung 3 objek dengan

benar, mengulangi 3 angka atau kalimat 6 silabus

48 bulan Menghitung 4 penny dengan tepat, menceritakan pengalaman

60 bulan Memberi nama 4 warna, mengulangi kalimat 10 silabus,

menghitung 10 penny dengan benar.

(23)

I. Kerangka teori

Gambar1: Kerangka Teori perkembangan anak (Soetjiningsih 1995),

(24)

J. Kerangka konsep

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka dibentuk kerangka konsep

penelitian sebagai berikut:

Independent Dependent

Gambar2. Kerangka Konsep Penelitian

K. Hipotesis

Ada hubungan antara lingkungan keluraga, status ekonomi, tingkat

pendidikan orang tua terhadap perkembangan bahasa anak Hubungan

keluarga

Status ekonomi

Tingkat pendidikan

Gambar

adanya keprihatinan (Berhman, 1999). Dibawah ini adalah tabel perkembangan bahasa anak yang dapat dijadikan pemeriksaan anak

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode improve berbantuan komputer pada pembelajaran matematika terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

Dari skor rata-rata postes ini, simpulan yang dapat ditarik adalah model pembelajaran seminar Socrates lebih baik daripada model pembelajaran langsung da-

mendapatkan gaya impak, tegangan impak, serta energi impak akibat beban impak jatuh bebas pada helmet sepeda

Membagi sebuah jaringan ke dalam 7 buah layer memiliki keuntungan sebagai berikut: memecah komunikasi jaringan ke bagian yang lebih kecil atau sederhana,

[r]

Melalui identi- fikasi awal hambatan melaluipembelajaran bersama dengan guru PAUD Gugus 11 Arjowinangun untuk menemukenali faktor kegagalan pemahaman pada K13 PAUD dari

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada